• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANDA CINTA DUNIA CINTA DUNIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TANDA CINTA DUNIA CINTA DUNIA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TANDA CINTA DUNIA

Apakah kita termasuk orang yang cinta dunia ?

Apa ada bahayanya jika kita gila dunia ?

Ada 8 hal yang dicintai manusia, Alloh rinci dalam QS At Taubah ayat 24

Penjelasan : Ayat diatas menerangkan tentang orang yang mencintai dunia yaitu keluarga, harta,

bisnis, hingga rumah tempat tinggalnya.

Ayat diatas menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhabdalam kitab tauhid menunjukkan ancaman

bagi orang yang menjadikan 8 perkara duniawi tersebut lebih daripada agamanya.

Apa bahaya cinta dunia ?

1. Panjang angan – angan

2. Orang yang cinta dunia Lebih mengorbankan agama dan lebih memilih kekafiran

Hadis dari Abu Hurairah, Rosululloh bersabda :

“bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum dating fitnah seperti potongan malam yang

gelap, yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam

keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan

kafir. Ia menjual agamanya karena dari sedikit keuntungan dunia (HR Muslim)

3. Hati jadi lalai dari mengingat akhirat

Hadis dari Abu Musa Al asyari, Rosululloh bersabda : “ siapa yang begitu gila dengan

dunianya, maka itu akan memudaratkan akhiratnya. Siapa yang begitu cinta akhiratnya maka

itu akan mengurangi kecintaannya pada dunia. Dahulukan negeri yang akan kekal abadi dari

negeri yang akan fana”

Q.S Adzariyat ayat 10 – 11)

4. Orang yang cinta dunia akan menjadikan seseorang kurang mendapatkan kelezatan ketika

berdzikir

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan : dzikir bagi hati kedudukannya seperti makanan

untuk badan, ketika badan sakit tentu seseorang akan sulit merasakan lezatnya makanan.

5. Orang yang cinta dunia urusannya akan jadi sulit

Hadis dari Anas bin Malik , Rosululloh SAW bersabda : “ barang siapa yang niatnya adalah

untuk menggapai akhirat, maka Alloh akan memberikan kecukupan dalam hatinya. Dia akan

menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina

padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Alloh akan

menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, duniapun

tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya: (HR Tirmidzi )

Bagaimana agar kita tidak gila dunia ?

a) Belajar agama, luangkan waktu walau sesibuk apapun untuk mendalami ilmu Islam

b) Qonaah (nerimo) dengan yang sedikit, apa saja yang Alloh beri (mendahulukan ridho

Alloh daripada hawa nafsu, keluarga dan kepentingan dunia

c) Sabar dan haraplah kenikmatan yang begitu banyak di surge

Sikap yang seharusnya terhadap dunia :

Hadist dari Abu Hurairah, Rosululloh SAW bersabda : “ Dunia adalah penjara bagi orang

beriman dan surga bagi orang kafir “(HR Muslim)

(2)

TAFSIR AYAT PUASA ( AL BAQARAH:183-187)

مايصلا تايآ ريسفت

TAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG PUASA

Allah taala berfirman:

ٍماَيأأ ْنِم ٌةَدِعأف ٍرأفأس ىألأع ْوأأ اًضي ِرأم ْمُكْنِم أناأك ْنأمأف ٍتاأدوُد ْعأم اًماَيأأ أنوُقَتأت ْمُكَلأعأل ْمُكِلْبأق ْنِم أنيِذَلا ىألأع أبِتُك اأمأك ُماأيِصلا ُمُكْيألأع أبِتُك اوُنأمآ أنيِذَلا اأهُيأأ اأي أنوُمأل ْعأت ْمُتْنُك ْنِإ ْمُكأل ٌرْيأخ اوُموُصأت ْنأأ أو ُهأل ٌرْيأخ أوُهأف اًرْيأخ أع َوأطأت ْنأمأف ٍنيِكْسِم ُماأعأط ٌةأيْدِف ُهأنوُقي ِطُي أنيِذَلا ىألأع أو أر أخُأ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jia ia tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Al Baqarah: 183-184). Allah berfirman yang ditujukan kepada orang-orang yang beriman dari umat ini, seraya menyuruh mereka agar berpuasa. Yaitu menahan dari makan, minum dan bersenggama dengan niat ikhlas karena Allah ta'ala. Karena di dalamnya terdapat penyucian dan pembersihan jiwa. Juga

menjernihkannya dari pikiran-pikiran yang buruk dan akhlak yang rendah.

Allah menyebutkan, di samping mewajibkan atas umat ini, hal yang sama juga telah diwajibkan atas orang-orang terdahulu sebelum mereka. Dari sanalah mereka mendapat teladan. Maka hendaknya mereka berusaha menjalankan kewajiban ini secara lebih sempurna dibanding dengan apa yang telah mereka kerjakan.) lihat Tafsir Ibnu Katsir 1/313(.

Lalu Dia memberikan alasan diwajibkannya puasa tersebut dengan menjelaskan manfaatnya yang besar dan hikmahnya yang tinggi. Yaitu agar orang yang berpuasa mempersiapkan diri untuk bertaqwa kepada Allah, yakni dengan meninggalkan nafsu dan kesenangan yang dibolehkan, semata-mata untuk menta'ati perintah Allah dan mengharapkan pahala di sisi-Nya. Agar orang beriman termasuk mereka yang bertakwa kepada Allah, ta'at kepada semua petintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan dan segala yang diharamkan-Nya. (Lihat Tafsir Ayatul Ahkam, oleh Ash Shabuni, 1/192).

Ketika Allah menyebutkan bahwa Dia mewajibkan puasa atas mereka, maka Dia memberitahukan bahwa puasa tersebut pada hari-hari tertentu atau dalam jumlah yang relatif sedikit dan mudah. Di antara kemudahannya yaitu puasa tersebut pada bulan tertentu, di mana seluruh umat Islam melakukannya. Lalu Allah memberi kemudahan lain, seperti disebutkan dalam firman-Nya:

ر أخُأ ٍماَيأأ ْنِم ٌةَدِعأف ٍرأفأس ىألأع ْوأأ اًضي ِرأم ْمُكْنِم أناأك ْنأمأف “Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (Al-Baqarah: 184).

(3)

Dam firman Allah ta'ala:

ر أخُأ ٍماَيأأ ْنِم ٌةَدِعأف ٍرأفأس ىألأع ْوأأ اًضي ِرأم ْمُكْنِم أناأك ْنأمأف

“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (Al-Baqarah: 184).

Maksudnya seorang boleh tidak berpuasa ketika sedang sakit atau dalam keadaan bepergian, karena hal itu berat baginya. Maka ia dibolehkan berbuka dan mengqadha’nya sesuai dengan bilangan hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari lain.

Adapun orang sehat dan mukim (tidak bepergian) tetapi berat (tidak kuat) menjalankan puasa, maka ia boleh memilih antara berpuasa atau memberi makan orang miskin. Ia boleh berpuasa, boleh pula dengan syarat memberi makan kepada orang miskin untuk setip hari yang ditinggalkannya. Jika ia memberi makan lebih dari seorang miskin untuk setiap harinya, tentu akan lebih baik. Dan bila ia berpuasa, maka puasa lebih utama daripada memberi makanan. Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata: “karena itulah Allah berfirman: “dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” ( lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/214) .

Firman Allah ta'ala

ْنِم ٌةَدِعأف ٍرأفأس ىألأع ْوأأ اًضي ِرأم أناأك ْنأم أو ُهْمُصأيْلأف أرْهَشلا ُمُكْنِم أدِهأش ْنأمأف ِناأق ْرُفْلا أو ىأدُهْلا أنِم ٍتاأنِيأب أو ِساَنلِل ىًدُه ُنآ ْرُقْلا ِهيِف أل ِزْنُأ يِذَلا أناأضأمأر ُرْهأش أنوُرُكْشأت ْمُكَلأعأل أو ْمُكاأدأه اأم ىألأع أ َا اوُرِبأكُتِل أو أةَدِعْلا اوُلِمْكُتِل أو أر ْسُعْلا ُمُكِب ُدي ِرُي أو أرْسُيْلا ُمُكِب ُ َا ُدي ِرُي أرأخُأ ٍماَيأأ “(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kam mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagunggkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Al-Baqarah: 185).

Allah memberitahukan bahwa bulan yang di dalamnya diwajibkan bagi mereka berpuasa itu adalah bulan Ramadhan. Bulan di mana Al-Qur’an –yang dengannya Allah memuliakan umat Muhammad- diturunkan untuk pertama kalinya. Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai undang-undang serta

peraturan yang mereka pegang teguh dalam kehidupan. Di dalamnya terdapat cahaya dan petunjuk. Dan itulah jalan kebahagiaan bagi orang yang ingin menitinya. Di dalamnya terdapat pembeda antara yang hak dengan yang batil, antara petunjuk dengan kesesatan dan antara yang halal dengan yang haram.

Allah menekankan puasa pada bulan Ramadhan karena bulan itu adalah bulan diturunkannya rahmat kepada setiap hamba. Dan Allah tidak menghendaki kepada segenap hamba-Nya kecuali kemudahan. Karena itu Dia membolehkan orang sakit dan musafir berbuka puasa pada hari-hari bulan Ramadhan, ( lihat Tafsir Ayatul Ahkam, oleh Ash Shabuni, 1/92).

dan memerintahkan mereka menggantinya, sehingga sempurna bilangan satu bulan. Selain itu, dia juga memerintahkan memperbanyak dzikir dan takbir ketika selesai melaksanakan ibadah puasa, yakni pada saat sempurnanya bulan Ramadhan. Karena itu Allah berfirman:

(4)

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Al-Baqarah: 185).

Maksudnya, bila anda telah menunaikan apa yang diperintahkan Allah, taat kepada-Nya dengan menjalankan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan segala yang diharamkan serta menjaga batasan-batasan hokum-Nya, maka hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur karenanya ( lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/218 ) .

Lalu Allah berfirman:

أنوُدُش ْرأي ْمُهَلأعأل يِب اوُنِم ْؤُيْل أو يِل اوُبيِجأتْسأيْلأف ِناأعأد اأذِإ ِعاَدلا أة أوْعأد ُبيِجُأ ٌبي ِرأق يِنِإأف يِنأع يِداأبِع أكألأأأس اأذِإ أو “Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186)

Sebab turunnya ayat:

Diriwayatkan bahwa seorang Arab badui bertanya: wahai Rasulullah, apakah Tuhan kita dekat sehingga kita berbisik atau jauh sehingga kita berteriak (memanggil-Nya ketika berdoa?) Nabi r hanya terdiam, sampai Allah menurunkan ayat di atas. ( lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/219) .

Tafsiran ayat:

Allah menjelaskan bahwa diri-Nya adalah dekat. Ia mengabulkan doa orang-orang yang memohon, serta memenuhi kebutuhan orang-orang yang memohon, serta memenuhi kebutuhan orang-orang yang meminta. Tidak ada tirai pembatas antara diri-Nya dengan salah seorang hamba-Nya. Karena itu, seyogyanya mereka menghadap hanya kepada-Nya berdo’a dan merendahkan diri, lurus dan memurnikan ketaatan pada-Nya semata .Tafsir Ibnu katsir, 1/218.

Adapun hikmah penyebutan Allah akan ayat ini –yang memotivasi memperbanyak do’a- berangkaian dengan hukum-hukum puasa adalah bimbingan kepada kesungguhan dalam berdo’a, ketika bilangan puasa telah sempurna, bahkan setiap kali berbuka.

Anjuran dan Keutamaan Do’a:

Banyak sekali nash-nash yang memotivasi untuk berdo’a menerangkan fadhilah (keutamaan)nya dan mendorong agar suka melakukannya. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Firmannya Allah ta’ala:

مكل بجتسأ ينوعدا مكبر لاقو “Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu.” (Ghafir: 60).

Di dalamnya Allah memerintahkan berdo’a dan Dia menjamin akan mengabulkannya.

(5)

نيدتعملا بحي هنإ ةيفخو ا ًعرضت مكبر اوعدا “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al-A’raf: 55).

Maksudnya, berdoa kepada Allah dengan menghinakan diri dan secara rahasia, penuh khusyu’ dan merendahkan diri. “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Yakni tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas, baik dalam berdoa atau lainnya, orang-orang yang melampaui batas dalam setiap perkara. Termasuk melampaui batas dalam berdoa adalah permintaan hamba akan berbagai hal yang tidak sesuai untuk dirinya atau dengan meninggikan dan mengeraskan suaranya dalam berdoa.

Dalam shahihain, Al-Asy’ari berkata: “Orang-orang meninggikan suaranya ketika berdo’a” maka Rasulullah r bersabda:

(( ٌبْي ِرأق ٌعْيِمأس أن ْوُعْدأت ْيِذَلا َنِإ ,اًبِئاأغ أ أو َمأصأأ أن ْوُعْدأت أ ْمُكَنِإأف ْمُكِسُفْنأأ ىألأع ا ْوُعأب ْرا ُساَنلا اأهُيأأ )) “Wahai sekalian manusia, kasihanilah dirimu, sesungguhnya kamu tidak berdoa kepada Dzat yang tuli, tidak pula ghaib, sesungguhnya Dzat yang kamu berdoa padanya itu Maha Mendengar lagi Maha Dekat.”

1. Firman Allah ta'ala:

ءوسلا فشكيو هاعد اذإ رطضملا بيجي نمأ “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa

kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan?” (An-Naml: 62).

Maksudnya apakah ada yang bisa mengabulkan doa orang yang kesulitan, yang diguncang oleh berbagai kesempitan, yang sulit mendapatkan apa yang ia minta, sehingga tak ada jalan keluar dari keadaan yang mengungkunginya, selain Allah semata? Siapa pula yang menghilangkan keburukan (malapetaka), kejahatan dan murka, selain Allah semata?

1. Dari An-Nu’man bin Basyir dari Nabi, beliau bersabda:

.حيحص نسح ثيدح لاقو يذمرتلاو دواد وبأ هاور (( ُةأداأبِعلا أوُه ُءاأعُدلا )) “Doa adalah Ibadah.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi. At Tirmidzi berkata: hadits hasan shahih).

1. Dari Ubadah bin Ash Shamit t ia berkata: sesungguhnya Rasulullah r bersabda:

اًذِإ :ِم ْوأقلا أنِم ٌلُجأر ألاأقأف (( ٍمحأر ِةأعْي ِطأق ْوأأ ٍمْثِإِب ُعْدأي ْمألاأم اأهِلْثِم ِء ْوُسلا أنِم ُهْنأع أفأرأص ْوأأ اأهاَيِإ ُهاأتآ َ ِإ ٍة أوْعأدِب أا وُعْدأي ٌمِلْسُم ِض ْرألا ىألأع اأم)) .حيحص نسح ثيدح :لاقو يذمرتلا هاور ((ُرأثْكأأ ا )) :ألاأق ،ُرِثْكُن “Tidak ada seorang muslim yang berdoa kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Dia mengabulkannya, atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selama ia tidak meminta suatu dosa atau pemutusan kerabat.” Maka berkatalah seorang laki-laki dari suatu kaum: “kalau begitu, kita memperbanyak doa”. Rasulullah r bersabda: “Allah mengabulkan doa lebih banyak daripada yang kalian minta.” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan shahih). (Lihat kitab Riyadhus shalihin, hlm. 612 dan 622).

(6)

َنُهوُر ِشاأب أنناأف ْمُكْنأع اأفأع أو ْمُكْيألأع أباأتأف ْمُكأسُفْنأأ أنوُناأت ْخأت ْمُتْنُك ْمُكَنأأ ُ َا أمِلأع َنُهأل ٌساأبِل ْمُتْنأأ أو ْمُكأل ٌساأبِل َنُه ْمُكِئاأسِن ىألِإ ُثأفَرلا ِماأيِصلا أةألْيأل ْمُكأل َلِحُأ ْمُتْنأأ أو َنُهوُر ِشاأبُت أو ِلْيَللا ىألِإ أماأيِصلا اوُمِتأأ َمُث ِر ْجأفْلا أنِم ِد أو ْسلا ِطْيأخْلا أنِم ُضأيْبلا ُطْيأخْلا ُمُكأل أنَيأبأتأي ىَتأح اوُب أرْشا أو اوُلُك أو ْمُكأل ُ َا أبأتأك اأم اوُغأتْبا أو أنوُقَتأي ْمُهَلأعأل ِساَنلِل ِهِتاأيآ ُ َا ُنِيأبُي أكِلأذأك اأهوُبأرْقأت أف ِ َا ُدوُدُح أكْلِت ِِدِجاأسأمْلا يِف أنوُفِكاأع

“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isterimu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat Menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf

kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam, tetapi janganlah kamu campuri mereka itu sedang kamu beri’tikaf di masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (Al-Baqarah: 187).

Sebab turunnya ayat:

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Al-barra’ bin Azib bahwasanya ia berkata:

“Dahulu, para sahabat Nabi, jika seorang dari mereka berpuasa, dan telah datang waktu berbuka, tetapi ia tidur sebelum berbuka, ia tidak makan pada malam dan siang harinya hinga sore. Suatu ketika Qais bin Shirmah Al-Anshari dalam keadaan puasa, sedang pada siang harinya bekerja di kebun kurma. Ketika sedang datang waktu berbuka, ia mendatangi isterinya seraya berkata padanya: “Apakah engkau memiliki makanan?” ia menjawab: “tidak, tetapi aku akan pergi mencarikan

untukmu.” Padahal siang harinya ia sibuk bekerja, karena itu ia tertidur. Kemudian datanglah isterinya. Tatkala ia melihat suaminya ia berkata: “Engkau merugi” (karena aku tak mendapatkan makanan untukmu). Ketika sampai tengah hari, ia (Qais) pingsan. Maka hal itu diberitahukan kepada Nabi r, sehingga turunlah ayat ini:

“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isterimu.” Maka mereka sangat bersuka cita karenanya, kemudian turunlah ayat berikut:

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar ) ”Lihat kitab Ash Shahihul Musnad min Asbabin Nuzul, hlm, 9.(

Tafsiran ayat:

Allah ta'ala berfirman untuk memudahkan para hamba-Nya sekaligus untuk membolehkan mereka bersenang-senang (bersetubuh) dengan isterinya pada malam-malam bulan Ramadhan,

sebagaimana mereka dibolehkan pula ketika malam hari makan dan minum:

“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur denga isteri-isterimu.”

Rafats adalah bersetubuh dan hal-hal yang menyebabkan terjadinya. Dahulu, mereka dilarang melakukan hal tersebut (pada malam hari), tetapi kemudian Allah membolehkan mereka makan minum dan melampiaskan kebutuhan biologis, dengan bersenang-senang bersama isteri-isteri mereka. Hal itu untuk menampakkan anugerah dan rahmat Allah kepada mereka.

(7)

Ibnu Abbas berkata: “maksudnya para isteri merupakan ketenangan bagimu dan kamu pun merupakan ketenangan bagi mereka.”

Dan Allah membolehkan menggauli para isteri hingga terbit fajar. Lalu dia mengecualikan keumuman dibolehkannya menggauli isteri pada malam hari bulan puasa pada saat I’tikaf. Karena itu adalah waktu meninggalkan segala urusan dunia untuk sepenuhnya konsentrasi beribadah. Pada akhirnya Allah menutup ayat-ayat yang mulia ini memperingatkan agar mereka tidak melanggar perintah-perintah-Nya dan melakukan hal-hal yang diharamkan serta berbagai maksiat, yang semua itu merupakan batasan-batasan-Nya. Hal-hal itu telah Dia jelaskaan kepada para hamba-Nya agar mereka menjauhinya, serta taat berpegang teguh dengan syari’at Allah, sehingga mereka menjadi orang-orang yang bertakwa ) Tafsir Ayatil Ahkam, oleh Ash shabuni, 1/93.(

PELAJARAN DARI AYAT-AYAT TENTANG PUASA

1. Umat Islam wajib melakukan puasa Ramadhan.

2. Kewajiban bertakwa kepada Allah dengan melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

3. Boleh berbuka di bulan Ramadhan bagi orang sakit dan musafir.

4. Keduanya wajib mengganti puasa sebanyak bilangan hari mereka berbuka, pada hari-hari lain.

5. Firman Allah ta'ala:

أر أخُأ ٍماَيأأ ْنِم ٌةَدِعأف “Maka wajiblah mereka berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari lain.” Adalah dalil wajibnya mengqadha bagi orang yang berbuka pada bulan Ramadhan karena uzur, baik sebulan penuh atau kurang, juga merupakan dalil dibolehkannya mengganti hari-hari yang panjang dan panas dengan hari-hari yang pendek dan dingin atau sebaliknya.

1. Tidak diwajibkan berturut-turut dalam mengqadha puasa Ramadhan, karena Allah taala berfirman:

أر أخُأ ٍماَيأأ ْنِم ٌةَدِعأف “Maka wajiblah mereka berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari lain.” Tanpa mensyaratkan puasa berturut-turut. Maka, dibolehkan berpuasa secara berturut-turut atau secara terpisah-pisah. Dan yang demikian itu lebih memudahkan manusia.

1. Orang yang tidak kuat puasa karena tua atau sakit yang tidak ada harapan sembuh, wajib baginya membayar fidyah, untuk setiap harinya memberi makan satu orang miskin.

1. Firman Allah ta'ala:

(8)

Menunjukkan bahwa melakukan puasa bagi orang yang boleh berbuka adalah lebih utama, selama tidak memberatkan dirinya.

1. Di antara keutamaan Ramadhan adalah, Allah mengistimewakannya dengan menurunkan Al-Qur’an pada bulan tersebut sebagai petunjuk bagi segenap hamba dan untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya.

2. Bahwa kesulitan menyebabkan datangnya kemudahan. Karena itu Allah membolehkan berbuka bagi orang sakit dan musafir.

3. Kemudahan dan kelapangan islam, yang mana ia tidak membebani seseorang di luar kemampuannya.

4. Disyari’atkan mengumandangkan takbir pada malam Idul Fitri. Firman Allah ta'ala:

أنوُرُكْشأت ْمُكَلأعأل أو ْمُكاأدأه اأم ىألأع أ َا اوُرِبأكُتِل أو “Dan hendaklah kamu mengangungkan Allah (mengumandangkan takbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.”

1. Wajib bersyukur kepada Allah atas berbagai karunia dan taufik-Nya, sehingga bisa menjalankan puasa, shalat dan membaca Al-Qur’anul Karim, dan hal itu dengan mentaati-Nya dan meninggalkan maksiat terhadap-mentaati-Nya.

2. Anjuran berdoa, karena Allah memerintahkannya dan menjamin akan mengabulkannya. 3. Kedekatan Allah dari orang yang berdoa kepada-Nya berupa dikabulkannya doa, dan dari

orang yang menyembah-Nya berupa pemberian pahala.

4. Wajib memenuhi seruan Allah dengan beriman kepada-Nya dan tunduk mentaati-Nya. Dan yang demikian itu adalah syarat dikabulkannya doa.

5. Boleh makan dan minum serta melakukan hubungan suami isteri pada malam-malam bulan Ramadhan, hingga terbit fajar, dan haram melakukannya pada siang hari.

6. Waktu puasa adalah dari terbitnya fajar yang kedua, hingga terbenamnya matahari.

7. Disyari’atkan I’tikaf di masjid-masjid. Yakni di masjid untuk melakukan ketaatan kepada Allah dan melakukan totalitas ibadah di dalamnya. I’tikaf tidak sah, kecuali dilakukan di dalam masjid yang di situ diselenggarakan shalat lima waktu.

8. Diharamkan bagi orang yang beri’tikaf mencumbu isterinya. Bersenggama merupakan salah satu yang membatalkan I’tikaf.

9. Wajib konsisten dengan mentaati perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya. Allah ta'ala berfirman:

اأهوُب أرْقأت أف ِ َا ُدوُدُح أكْلِت

“Itulah larangan-larangan Allah maka kamu jangan mendekatinya.”

1. Hikmah dan penjelasan ini adalah terealisasinya takwa setelah mengetahui dari apa ia harus bertakwa (menjaga diri).

2. Orang yang makan dalam keadaan ragu-ragu tentang telah terbitnya fajar atau belum adalah sah puasanya, Karena pada dasarnya waktu malam masih berlangsung.

3. Disunnahkan makan sahur, sebagaimana disunnahkan mengakhirkan waktunya. 4. Boleh mengakhirkan mandi janabat hingga terbit fajar.

(9)

Manfaat puasa:

Puasa memiliki beberapa manfaat,ditinjau dari segi kejiwaan, sosial dan kesehatan, di antaranya: 1. Beberapa manfaat puasa secara kejiwaan adalah puasa membiasakan kesabaran,

menguatkan kemauan, mengajari dan membantu bagaimana menguasai diri, serta

mewujudkan dan membentuk ketakwaan yang kokoh dalam diri, yang ia merupakan hikmah puasa yang paling utama.

Firman Allah ta'ala:

أنوُقَتأت ْمُكَلأعأل ْمُكِلْبأق ْنِم أنيِذَلا ىألأع أبِتُك اأمأك ُماأيِصلا ُمُكْيألأع أبِتُك اوُنأمآ أنيِذَلا اأهُيأأ اأي “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183).

Catatan penting:

1. Dalam kesempatan ini, kami mengingatkan kepada para saudaraku kaum muslimin yang suka merokok. Sesungguhnya dengan cara berpuasa mereka bisa meninggalkan kebiasaan merokok yang mereka sendiri yakin akan bahayanya terhadap jiwa, tubuh, agama dan masyarakat, karena rokok termasuk jenis keburukan yang diharamkan dengan nash Al-Qur’anul Karim. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Hendaknya mereka tidak berpuasa (menahan diri) dari sesuatu yang halal, kemudian berbuka dengan sesuatu yang haram, kami memohon ampun kepada Allah untuk kami dan untuk mereka.

1. Termasuk manfaat puasa secara sosial adalah membiasakan umat berlaku disiplin, bersatu, cinta keadilan dan persamaan, juga melahirkan perasaan kasih sayang dalam jiwa orang-orang beriman dan mendorong mereka berbuat kebajikan. Sebagaimana ia juga menjaga masyarakat dari kejahatan dan kerusakan.

2. Sedang di antara manfaat puasa ditinjau dari segi kesehatan adalah ia membersihkan usus-usus, memperbaiki kinerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut.

3. Termasuk manfaat puasa adalah ia mematahkan nafsu. Karena berlebihan, baik dalam makan maupun minum serta menggauli isteri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan, enggan mensyukuri ni’mat serta mengakibatkan kelengahan.

4. Di antara manfaatnya juga adalah mengosongkan hati hanya untuk berfikir dan berzikir. Sebaliknya, jika berbagai nafsu syahwat itu dituruti maka ia bisa mengeraskan dan membutakan hati, selanjutnya menghalangi hati untuk berzikir dan berfikir, sehingga membuatnya lengah. Berbeda halnya jika perut kosong dari makanan, dan minuman, ia menyebabkan hati bercahaya dan lunak, kekerasan hati sirna, kemudian semata-mata dimanfaatkan untuk berzikir dan berfikir.

5. Orang kaya menjadi tahu seberapa ni’mat Allah atas dirinya. Allah mengarunianya ni’mat tak terhingga, pada saat yang sama banyak orang-orang miskin yang tak mendapatkan sisa-sisa makanan, minuman dan tidak pula menikah. Dengan terhalangnya dia dari ni’mat hal-hal tersebut pada saat-saat tertentu, serta rasa berat yang ia hadapi karenanya, itu akan mengingatkan dia kepada orang-orang yang sama sekali tak dapat menikmatinya. Ini akan mengharuskannya mensyukuri ni’mat Allah atas dirinya berupa serba kecukupan, juga akan menjadikannya berbelas kasih kepada saudaranya yang memerlukan, dan mendorongnya untuk membantu mereka.

6. Termasuk manfaat puasa adalah ia mempersempit jalan aliran darah yang merupakan jalan setan dalam diri anak Adam. Karena setan masuk kepada anak adam melalui jalan aliran darah. Dengan berpuasa, maka dia aman dari gangguan setan, kekuatan nafsu syahwat dan marah menjadi lumpuh. Karena itu Nabi r menjadikan puasa sebagai benteng untuk

(10)

mampu menikah untuk berpuasa dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. )Lihat kitab Lathaiful Maarif, oleh Iibnu Rajab, hlm.163(.

Keutamaan Orang yang Menuntut Ilmu

Beserta Dalilnya

ٍمِلْسُم ّلُك ىَلَع ٌةَضيِرَف ِمْلِعْلا ُبَلَط

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim". (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani

dalam Shahih wa Dha'if Sunan Ibnu Majah no. 224)

Orang yang Menuntut Ilmu Wajib 4 Perkara

Seperti hadits di atas bahwa ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu agama, dan menurut Ibnu Qayyim,

ada 4 ilmu agama yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, apa saja?

1.

Ilmu tentang pokok-pokok keimanan, yakni iman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya,

RasulNya dan hari akhir.

2.

Ilmu tentang syariat Islam. Di antara yang wajib adalah tentang hal-hal yang khusus dilakukan

sebagai seorang hamba, seperti ilmu wudhu, shalat, puasa, haji, zakat. Kita wajib untuk

memperlajari hal-hal yang berkaitan dengan ibadah-ibadah tersebut, misalnya tentang syarat,

rukun dan pembatalnya.

3.

Ilmu tentang lima hal yang diharamkan yang disepakati oleh para Rasul dan syariat

sebelumnya. Kelima hal ini disebutkan dalam firman Allah, "Katakanlah, Rabbku hanya

mengharamkan perbuatan keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan

dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan

Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan)

mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (Al A'raf: 33)

4.

Ilmu yang berkaitan dengan pergaulan seseorang dengan orang lain. Ilmu yang wajib menurut

jenis yang keempat ini berbeda-beda sesuai dengan perbedaan keadaan dan kedudukan

seseorang, juga sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Misalnya, seorang

pedagang wajib mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan perdagangan atau transaksi

jual beli. Jika kita mengetahui keutamaan ilmu ini, pasti akan semakin semangat untuk belajar

Islam. Di sini akan dijelaskan secara singkat beberapa keutamaan mempelajari ilmu agama.

(11)

Keutamaan Orang Menuntut Ilmu Syar'i beserta Dalilnya

1. Orang Menuntut Ilmu akan Dimudahkan Jalan Menuju Surga

Yang utama dan paling utama dari keutamaan orang yang mencari ilmu adalah dimudahkan jalannya

menuju Surga ketika di akhirat. Subhanallah, hal itu disebabkan karena dengan ilmu kita bisa

beribadah yang benar sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala pun akan menghantarkan kita ke

SurgaNya. Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda,

ِةَنَجلا ىَلِإ اًقيِرَط ُهَل ُ َا َلَهَس اًمْلِع ِهيِف ُسِمَتْلَي اًقيِرَط َكَلَس ْنَم

"Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya

menuju surga." (HR. Muslim).

Maka dari itu marilah kita bersemangat untuk menuntut ilmu Islam, jangan hanya mengejar dunia tapi

melalaikan akhirat. Kejarlah akhirat nisaya dunia akan mengikuti.

2. Yang Paling Takut kepada Allah Hanyalah Orang Berilmu

Allah berfirman dalam Qs. Fathir: 28

ءاملعلا هدابع نم ا ىاخي امنإ

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya adalah ulama..." (Fathir: 28)

Ayat di atas sangat jelas bahwa orang yang menuntut ilmu bisa lebih takut kepada Allah dibandingkan

orang yang enggan menuntut ilmu serta tidak tahu sama sekali ilmu agama Islam. Lalu mengapa

orang-orang yang berilmu menjadi orang yang paling takut kepada Allah?

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha

Mampu, Maha Mengetahui, Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia

mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah

sifat takutnya. (Tafsir Al Qur'an Al Azhim, 6: 308)

Selain itu para ulama salaf juga berkata,

فوخا ه ناك فرعا هاب ناك نم

"Barang siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah."

Itulah mengapa seorang pelajar dituntut untuk mengamalkan ilmunya bukan malah sekedar masuk

telinga kanan dan langsung keluar telinga kiri. Orang yang berilmu tapi tidak mengamalkannya akan

lebih besar pertanggung jawabannya di

yaumil akhir

(hari akhirat). Naudzubillah..

3. Keutamaan Orang Menuntut Ilmu Akan Mendapat Pahala yang Mengalir

Diantara keutamaan orang yang berilmu dan mau mengajarkan ilmunya adalah pahala akan terus

mengalir meskipun ia telah meninggal dunia. Maka jangan sampai kita menyia-nyiakan perkara yang

besar ini.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,

(12)

"Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali tiga hal, dari sedekah jariyah,

atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim no. 1631)

4. Dengan Ilmu Bisa Menghidupkan Hati yang Mati

Rasulullah memberikan permisalan orang yang berilmu seperti air hujan. Dalam sabdanya, dari Abu

Musa, Nabi shallallahualaihi wasallam bersabda:

"Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah bagai hujan yang

bermanfaat yang mengenai tanah.

Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan

rerumputan yang banyak.

Di antaranya juga ada tanah yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke dalamnya,

maka dengan genangan air tersebut Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga manusia

dapat mengambil air minum dari tanah ini.

Lalu manusia dapat memberi minum untuk hewan ternaknya dan dapat mengairi tanah pertaniannya.

Jenis tanah ketiga adalah tanah yang tidak bisa menampung dan tidak bisa menyerap air.

Itulah permisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat baginya ajaran yang Allah

mengutusku untuk membawanya. Dia mengetahui ajaran Allah dan dia mengajarkan kepada orang

lain.

Dan demikianlah orang yang tidak mengangkat kepalanya terhadap wahyu, dia tidak mau menerima

petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya."(HR. Bukhari dan Muslim)

Subhanallah, tidakkah kita menginginkan itu semua?

Baca juga: Adab Menuntut Ilmu dalam Islam yang Wajib Diketahui

5. Orang yang Berilmu adalah Orang yang Diberi Kebaikan oleh Allah

Apabila kita mampu mendalami ilmu-ilmu agama, maka pada hakikatnya kita telah dianugrahi

kebaikan yang melimpah oleh Allah.

Dari Mu'awiyah, Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda"

ِنيّدلا ىِف ُهْهّقَفُي اًرْيَخ ِهِب ُ َا ِدِرُي ْنَم

"Barangsiapa yang Allah hendaki mendapatkan semua kebaikan, niscaya Allah akan memahamkan dia

tentang ilmu agama." (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037).

(13)

KEUTAMAAN BERINFAK DI JALAN ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah

.

Allah telah memberikan rezki kepada manusia termasuk rezki berupa harta. Allah

berfirman :

“Innallaha huwar razzaaqu, dzulquwatil matiin”

Sungguh Allah, Dia

pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.

(Q.S az Dzaariyaat 58).

Bahkan seorang hamba ada yang mendapat rezki yang lebih dari hamba yang lainnya.

Begitu juga ada yang mendapat rizki kurang dari yang lain. Semua itu pastilah dengan

hikmah yang Mahasempurna dari sisi Allah Ta’ala.

Allah berfirman :

“Awalam ya’lamuu annallaha yabsuthur rizqa liman yasyaa-u wa

yaqdir. Inna fii dzaalika la-aayatin li qaumin yu’minuun”

Dan tidaklah mereka

mengetahui bahwa Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki dan

membatasinya (bagi yang Dia kehendaki) Sesungguhnya pada yang demikian itu

terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

(Q.S az Zumar 52).

Perintah untuk berinfak

Dengan kasih sayang-Nya, Allah menyuruh manusia untuk membelanjakan sebagian

rizkinya berupa harta di jalan Allah. Sungguh Allah memerintahkan dalam banyak ayat

al Qur an, diantaranya adalah Allah berfirman :

“Wa anfiquu fii sabiilillahi wa laa

tulquu bi aidiikum ilat tahlukati, wa ahsinuu. Innallaha yuhibbul muhsiniin.

Dan

infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (dirimu sendiri)

kedalam kebinasaan dengan tanganmu sendiri dan berbuat baiklah. Sungguh Allah

menyukai orang orang yang berbuat baik.

(Q.S al Baqarah 195).

Allah berfirman :

“Yaa aiyuhal ladziina aamanuu anfiquu mimmaa razaqnaakum min

qabli aiya’tiya yaumun laa bai’un fiihi walaa khullatun walaa syafaa-‘ah. Wal

kaafiruuna humuzh zhaalimuun”

Wahai orang orang yang beriman. Infakkanlah

sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak

ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang orang

kafir itulah orang yang zhalim.

(Q.S al Baqarah 254)

Keutamaan berinfak di jalan Allah.

Zakat, infak dan sadaqah dan yang semisalnya adalah salah satu amal shalih yang

utama dan akan mendapat balasan yang sangat banyak disisi Allah Ta’ala. Diantara

balasan dan keutamaannya adalah :

Pertama : Dibalas berlipat ganda.

(14)

tangkai. Pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang

Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas, Mahamengetahui.

(Q.S al Baqarah 261)

Allah berfirman :

“Wamaa anfaqtum min syai-in fa huwa yukhlifuhuu, wa huwa

khairur raaziqiin”

Dan apa saja yang kamu infaqkan, Allah akan menggantinya dan

Dialah pemberi rezki yang terbaik. (Q.S Saba’ 39).

Syaikh as Sa’di berkata : Maka janganlah kalian berpraduga salah bahwa berinfak itu

termasuk hal yang dapat mengurangi rezki. Bahkan Allah menjanjikan akan memberi

ganti untuk orang orang yang berinfak.

Kedua : Salah satu tanda orang bertakwa.

Ketahuilah bahwa tanda tanda orang yang bertakwa adalah sangat banyak dijelaskan

dalam al Qur an. Termasuk diantaranya adalah orang orang yang menginfakkan

hartanya di jalan Allah.

Allah berfirman :

“Alladzina yu’minuuna bil ghaibi wa yuqiimuunash

shalata

wa

mimmaa razaqnaa hum yunfiquun”

(Orang orang yang bertakwa, yaitu) mereka yang

beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki

yang kami berikan kepada mereka. (Q.S al Baqarah 2)

Ketiga : Jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sungguh sangatlah banyak jalan untuk bagi seorang hamba untuk mendekatkan dirinya

kepada Allah Ta’ala. Diantaranya adalah dengan banyak bersedekah. Allah

berfirman

:

“Alaa innahaa qurbatun lahum, sayudkhilu humullahu fi rahmatihii, innallahu

ghafuurur rahiim”.

Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu jalan bagi mereka untuk

mendekatkan diri (kepada Allah).

Kelak Allah akan memasukkan mereka kedalam

rahmat (surga) Nya. Sesungguhnya Allah Mahapengampun, Mahapenyayang. (Q.S at

Taubah 99)

Keempat : Harta tidak berkurang dengan sedekah.

Sangatlah banyak orang yang hartanya habis tersebab bisnisnya yang selalu rugi dan

berapa banyak pula orang hartanya habis karena judi ataupun musibah. Tapi tidaklah

pernah kita mendengar seseorang jatuh miskin karena kebanyakan berzakat, berinfak

dan bersedekah. Kenapa bisa demikian. Ya begitulah, karena Rasulullah telah

memberikan jaminan dalam sabda beliau :

“Maa naqasa maalu ‘abdin min

shadaqatin”

Harta seorang hamba tidak akan berkurang dengan sedekah. (H.R Imam

Ahmad dan Imam at Tirmidzi).

(15)

kalian merawat anak kudanya sehingga menjadi seperti gunung. (H.R Imam Bukhari

dan Imam Muslim dan yang lainnya. Lihat Shahih at Targhib wa at Tarhib).

Kelima : Sedekah menghilangkan panasnya kubur dan naungan pada hari

Kiamat.

Rasulullah bersabda :

“Innash shadaqata latuth-fi-u ‘an ahliha harral qubuur, wa

innamaa yastazhillul mu’miniinu yaumal qiyaamati fii zhilli shadaqatih”

Sesungguhnya sedekah itu memadamkan panasnya kubur bagi penghuninya dan

seorang mukmin hanya bernaung dibawah naungan sedekahnya pada hari Kiamat (H.R

ath Thabrani,

lihat at Targhib wa at

Tarhib)

Keenam : Mendatangkan pertolongan Allah

Sungguh kita sangat membutuhkan pertolongan Allah. Allahush Shamad, Allah tempat

kita bergantung. Diantara cara untuk mendapatkan pertlongan Allah adalah dengan

membantu orang lain termasuk membantu dengan harta. Ketahuilah bahwa balasan

kebaikan adalah kebaikan pula. Allah berfirman :

“Hal jazaa-ul ihsaani illal ihsaan”

Tidak ada balasan untuk kebaikan melainkan kebaikan (pula) Q.S ar Rahman 60.

Oleh karena itu maka seorang hamba yang selalu membantu atau berbuat baik kepada

saudaranya maka mereka akan mendapat bantuan dan pertolongan Allah Ta’ala

kapanpun dia butuhkan. Diantara perbuatan baik yang dapat dilakukan sorang hamba

adalah berinfak atau bersedekah kepada saudaranya yang membutuhkan. Sungguh ini

adalah pertolongan yang nyata dan Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik.

Rasulullah bersabda :

“Fa innamaa turzaquuna wa tunsharuuna bi dhu’afaa-ikum”

Sesungguhnya kalian diberi rezki dan ditolong karena menolong orang yang lemah

(ekonominya) diantara kalian. (H.R am Nasa’i, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Rasulullah bersabda :

“Wallahu fii ‘uunil ‘abdi maa kaanal ‘abdu fii ‘uuni”

Dan Allah

akan menolong hamba apabila hamba itu menolong saudaranya. (H.R Imam Muslim)

Infak paling utama adalah dengan harta yang sangat dicintai.

Allah berfirman : “

Lan tanaalul birra hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbuun, wa maa

tunfiquu min syai-in fa innallaha bihii ‘aliim”

Benar benar kamu tidak akan

memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai.

Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh Allah Mahamengetahui

.

(Q.S

Ali Imran 92).

Syaikh as Sa’idi berkata : Maksudnya kamu sekali kali tidak sampai dan tidak akan

mendapatkan kebajikan artinya sebuah kata yang menyeluruh tentang kebajikan yaitu

jalan yang menyampaikan ke surga “

sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang

kamu cintai”

dari

harta

kalian

yang

terbaik

dan

paling

istimewa

. Karena berinfak

dengan hal yang baik lagi disayangi oleh jiwa merupakan tanda paling besar dari

kelapangan jiwa dan sifatnya yang mulia, kasih sayangnya dan kelembutannya. Dan

juga merupakan tanda paling jelas tentang kecintaannya kepada Allah dan sikap

mendahulukan Allah atas kecintaan terhadap harta yang sangat dicintai oleh jiwa.

(Kitab Tafsir Karimir Rahman)

(16)

Dalam Kitab Tafsir al Azhar, Prof. DR Hamka berkata : Setelah ayat ini turun bukan

main besar pengaruhnya kepada para sahabat. Diantaranya adalah kepada Zaid bin

Haritsah. Setelah mengetahui ayat ini turun (dan memahami maknanya) Zaid datang

kepada Rasulullah dengan membawa kuda tunggangan miliknya dan kuda itu sangat

disenanginya. Lalu Zaid berkata : Ya Rasulullah aku ingin mengamalkan ayat ini. Inilah

kuda tungganganku yang sebagai engkau ketahui kuda ini adalah tunggangan yang

sangat aku senangi. Terimalah kuda ini sebagai sedekahku dan sudilah engkau

memberikannya kepada yang patut menerimanya.

Imam Ibnu Katsir berkata : Imam Ahmad meriwayatkan dari Ishaq bin Abdullah bin

Abu Thalhah, ia pernah mendengar Anas bin Malik berkata : Abu Thalhah adalah orang

yang paling kaya diantara orang orang Anshar di Madinah. Harta yang paling dia

senangi adalah Bairuha’ (yaitu suatu kebun) yang berhadapan dengan masjid (Nabawi).

Dan Rasulullah (pernah) memasukinya dan meminum air yang segar darinya. Kata

Anas ketika ayat ini turun Abu Thalhah berkata : Ya Rasulullah sesungguhnya Allah

berfirman :

Kamu sekali kali tidak tidak akan sampai kepada kebajikan (yang

sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai”

Sesungguhnya harta kekayaan yang paling aku sukai adalah Bairuha’ dan aku

bermaksud untuk menyedekahkannya yang dengannya aku berharap mendapat

kebaikan dan simpanan disisi Allah. Maka manfaatkanlah kebun itu ya Rasulullah

seperti apa yang ditunjukkan Allah kepada engkau.

(17)

12 Kesyirikan yang Dianggap Tradisi

Ketahuilah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati anda, di tengah-tengah masyarakat kita

masih banyak sekali praktek kesyirikan yang merusak bahkan membatalkan tauhid.

Perbuatan-perbuatan tersebut dilakukan oleh sebagian orang dengan dalih bahwa amalan tersebut adalah tradisi

dan adat-istiadat peninggalan leluhur. Padahal perbuatan tersebut adalah bentuk kesyirikan yang

membahayakan agama mereka. Di antara perbuatan-perbuatan tersebut adalah:

1. Tathayyur

Tathayyur adalah beranggapan sial dengan waktu tertentu, tempat tertentu, atau sesuatu yang dilihat,

didengar, atau diketahui. (Al-Qaulul Mufid)

Di sebagian daerah, penduduk membangun rumah menghadap arah tertentu. Mereka juga memulai

membangun dan menempatinya di hari tertentu, dengan keyakinan akan mendatangkan keberuntungan

dan menjauhkan kesialan. Ada pula yang tidak mau berdagang di hari tertentu dan melarang

pernikahan di bulan tertentu. Semua ini adalah bentuk tathayyur syirik, harus dijauhi oleh seorang

muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:

“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik.” (HR. Abu Dawud no. 3910, lihat al-Qaulul

Mufid)

2. Tamimah

Tamimah adalah sesuatu yang digantungkan pada seorang anak untuk menolak ‘ain atau musibah.

Sering kita melihat benda-benda yang digantungkan di rumah, mobil, toko, atau dipakaikan pada anak

dengan niat menolak bala. Semua ini termasuk jenis tamimah yang syirik. Orang yang melakukannya

terjatuh dalam kesyirikan. (Lihat al-Qaulul Mufid)

3. Tiwalah

Ia adalah sesuatu yang dibuat untuk membuat suami/seorang lelaki mencintai istrinya/seorang wanita

atau sebaliknya.

Adapun dublah (cincin yang dipakai oleh seseorang setelah menikah) dengan keyakinan bahwa selama

cincin emas tersebut dipakai maka pernikahannya akan tetap langgeng, ini adalah keyakinan yang

syirik, karena tidak ada yang bisa membolak-balikkan hati manusia selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Memakai cincin seperti ini minimal tasyabbuh (menyerupai) orang kafir, haram hukumnya. Bisa juga

terjatuh dalam kesyirikan, jika dia berkeyakinan bahwa cincin itu bisa menjadi sebab langgengnya

pernikahan. (Lihat al-Qaulul Mufid Syarah Kitabut Tauhid)

4. Jampi-jampi/mantra

Yang dimaksud adalah ruqyah (bacaan-bacaan) yang syirik, yang mengandung permintaan bantuan

kepada jin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang tiga hal di atas dalam hadits beliau:

(18)

Adapun ruqyah yang dibenarkan oleh syariat adalah yang memenuhi tiga syarat berikut: – Bacaan dari

Al-Qur’an, As-Sunnah, dan doa-doa yang baik.

– Menggunakan bahasa Arab dan dimengerti maknanya.

– Diyakini hanya semata-mata sebagai sebab, tidak bisa berpengaruh selain dengan kehendak Allah

Subhanahu wa Ta’ala. (Lihat Fathul Majid)

5. Perdukunan

Ini adalah musibah yang melanda banyak kaum muslimin. Banyak orang menjadi pelanggan dukun

dalam keadaan senang ataupun susah, padahal ancaman bagi dukun dan yang mendatanginya sangat

besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:

“Barangsiapa mendatangi dukun dan bertanya sesuatu, tidak akan diterima shalatnya selama empat

puluh malam.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lain, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:

“Barangsiapa mendatangi dukun dan bertanya sesuatu kemudian membenarkannya, dia telah

mengkufuri apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menegaskan bahwa mendatangi dukun

ada beberapa rincian hukum,

1. Datang dan bertanya kepadanya, maka tidak diterima shalatnya empat puluh hari.

2. Datang, bertanya kepadanya, dan membenarkan ucapannya, maka ia telah ingkar kepada apa yang

diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

3. Datang untuk membongkar kesesatannya, diperbolehkan. (Lihat al-Qaulul Mufid)

Adapun tentang kafirnya dukun, asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad al-Hakami menyebutkan sembilan

alasan kafirnya dukun. Di antara yang beliau sebutkan adalah bahwa seorang dukun telah menjadi wali

setan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya….” (Al-An’am: 121)

Padahal setan tidak akan menjadikam seorang menjadi wali selain seorang yang kafir. (Lihat Ma’arijul

Qabul hlm. 423-424)

6. Sembelihan untuk selagn Allah Subhanahu wa Ta’ala

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberitakan bahwa termasuk orang yang dilaknat

adalah seorang yang melakukan sembelihan untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:

“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Allah melaknat orang yang melaknat

(mencerca) dua orang tuanya. Allah melaknat orang yang melindungi pelaku pelanggaran syar’i. Dan

Allah melaknat orang yang mengubah-ubah batas tanah.” (HR. Muslim)

(19)

a. Larung (sedekah laut)

Di antara sembelihan syirik adalah sembelihan tahunan yang dipersembahkan untuk selain Allah

Subhanahu wa Ta’ala, baik untuk laut (sedekah laut), sungai, gunung, maupun yang lainnya.

b. Sembelihan untuk pengantin

Di sebagian tempat ada sebuah tradisi penyembelihan ketika ada pernikahan. Kedua mempelai

diperintahkan untuk menginjakkan kedua kaki mereka di darah sembelihan tersebut sebelum

memasuki rumahnya.

c. Sembelihan untuk rumah baru

Di sebagian daerah, ketika telah selesai membangun rumah, mereka menyembelih seekor hewan.

Sebagian mereka bahkan menanam kepala hewan tersebut di rumah barunya. Ini juga termasuk

sembelihan yang syirik.

d. Memenuhi keinginan jin yang masuk pada tubuh seseorang

Ketika ada orang kerasukan jin kemudian diruqyah, jin terkadang minta disembelihkan hewan untuk

dirinya. Jika terjadi hal demikian, permintaan jin itu tidak boleh ditunaikan, karena hal tersebut adalah

sembelihan untuk jin. (Lihat al-Qaulul Mufid, asy-Syaikh Muhammad al-Wushabi)

7. Kesyirikan di kuburan

Di antara perbuatan syirik yang dianggap biasa adalah perbuatan-perbuatan di pekuburan sebagai

berikut:

a. Berdoa kepada penghuni kubur

b. Nadzar untuk penghuni kubur

c. Isti’anah, meminta tolong kepada penghuni kubur

d. Isti’adzah, meminta perlindungan kepada penghuni kubur

e. Istighatsah, meminta dihilangkan bencana kepada penghuni kubur

Ketahuilah, semua hal di atas adalah kemungkaran yang harus diingkari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam berkata:

“Barangsiapa melihat kemungkaran hendaknya dia ubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, dengan

lisannya. Jika tidak mampu juga maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR.

Muslim) (Lihat Ma’ariful Qabul, Ighatsatul Lahafan, Tahdzirul Muslimin)

8. Mencari berkah dari benda-benda tertentu

Sebagian orang mencari berkah kepada pohon, kuburan, atau benda-benda yang mereka miliki, seperti

keris dan cincin.

Faedah

Tidak boleh bertabarruk (mencari berkah) dari diri sereorang, dengan tubuh atau bagian tubuh

seseorang tertentu, selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Seorang muslim tidak boleh mencari berkah dengan diri seseorang yang dianggap shalih, baik ludah,

rambut maupun bagian tubuh lainnya. Hal ini berdasarkan beberapa alasan.

(20)

b. Tidak ada seorang pun setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat yang meminta berkah

dengan bagian tubuh Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat lainnya. Seandainya

hal tersebut dibolehkan, niscaya akan dilakukan oleh orang-orang di zaman mereka.

c. Akan menyebabkan fitnah dan ujub (bangga diri) dari orang yang dimintai berkah. (Lihat Taisir

al-‘Azizil Hamid, hlm. 144-145)

9. Sihir

Sihir adalah satu amalan kufur yang harus dijauhi oleh seorang muslim. Seseorang yang belajar dan

mengajarkan sihir telah terjatuh dalam kekufuran.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka

mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan

sihir). Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada

manuria.” (Al-Baqarah: 102) (Lihat Ma’arijul Qabul hlm. 407-411)

10. Sedekah bumi

Sedekah bumi yaitu memberikan sesuguh/sesaji ketika hendak panen padi dan lainnya. Menurut

mereka, sesaji itu dipersembahkan untuk Dewi Sri. Ini pun termasuk bentuk kesyirikan.

11. Sesajen

Yakni memberikan sesuguh untuk karuhun ketika hendak melaksanakan acara tertentu.

12. Memberikan penghormatan dengan membungkuk

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Membungkuk ketika memberikan penghormatan adalah

perbuatan yang dilarang. Hal ini sebagaimana dalam riwayat at-Tirmidzi dari Nabi shallallahu ‘alaihi

wasallam, bahwa mereka bertanya tentang seseorang yang berjumpa dengan temannya lalu

membungkuk kepadanya. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Tidak boleh.”

Juga karena ruku dan sujud tidak boleh dilakukan selain untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, walaupun

hal ini menjadi bentuk penghormatan pada syariat sebelum kita, sebagaimana dalam kisah Yusuf

‘alaihis salam:

“Dan ia menaikkan kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Mereka (semuanya) merebahkan diri

seraya sujud kepada Yusuf. Yusuf pun berkata, “Wahai ayahku, inilah ta’bir mimpiku yang dahulu

itu.” (Yusuf: 100)

Adapun dalam syariat kita, bersujud tidak diperbolehkan selain untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.

(Lihat Majmu’ al-Fatawa, 1/259)

Ketahuilah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati anda, apa yang kami sampaikan hanyalah

sebagian amalan syirik yang ada di tengah-tengah masyarakat kita. Semuanya harus kita jauhi. Kita

juga harus memperingatkan umat Islam untuk menjauhi amalan-amalan syirik.

(21)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu

hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka

sesuatu keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”

(An-Nisa: 65)

Janganlah kita seperti orang-orang jahiliyah yang tidak mau beriman kepada Rasul shallallahu ‘alaihi

wasallam dengan alasan mengikuti nenek moyang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang

keadaan kaum musyrikin:

Apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan oleh Allah,” mereka menjawab,

“(Tidak), kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.”

(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu

pun dan tidak mendapat petunjuk? (al-Baqarah: 170)

Seorang muslim harus mendahulukan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas segala hal. Dia harus

mengutamakan syariat daripada hawa nafsu, adat-istiadat, dan pendapat akalnya. Allah Subhanahu wa

Ta’ala telah mencela orang yang lebih mendahulukan hawa nafsunya. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman:

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah

membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta

meletakkan tutupan atas penglihatannya? Siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah

(membiarkannya sesat)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (al-Jatsiyah: 23)

Mudah-mudahan tulisan yang ringkas ini bisa menjadi nasihat dan menjadi salah satu sebab

musnahnya praktik-praktik kesyirikan yang telah menyebar di negeri kita ini.

10 Manfaat Baca Al-quran Setiap Hari yang

Luar Biasa

Sebaik baiknya buku adalah Alquran yang didalamnya sarat dengan ilmu pengetahuan termasuk

moral, berprilaku baik, kejujuran, kebaikan dan lain lain. Membaca Alquran dapat mempengaruhi jiwa

dan pikiran agar selalu menjadi tenang. (baca :

fungsi al-quran

)

ads

Seorang muslim yang tidak pernah membaca Alquran sama saja seperti tubuh tidak sedang berbusana,

sungguh sangat memalukan dan tidak perlu ditiru karena Allah SWT tidak akan menyukainya.

Sesuai dengan hadits yang pernah diriwatkan oleh muslim yang dinyatakan oleh Abi ummah ra :

Baginda Rasullulah berkata bacalah olehmu alquran karena sesungguhnya akan menjadi pemberi

syafaat pada hari kiamat nanti untuk siapa saja yang membacanya.”

Inilah Manfaat Manfaat Baca Al-quran Setiap Hari serta

keajaiban al-quran di dunia

:

(22)

Membaca Alquran dapat menjadikan suasana sekitar menjadi lebih damai, tenang dan penuh dengan

keberkahan. Maka dari itu seseorang yang membaca Alquran akan mendapatkan pahala yang

berlipatganda dan kebaikan dari Allah SWT sebagai manusia yang soleh.

Seperti hadits riwayat dari yirmidzi bahwa :

“Barang siapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah maka seseorang akan mendapatkan

kebaikan satu kali. tetapi setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kalinya.”

2. Dapat memberikan derajat dan wibawa lebih baik

Membaca Alquran dapat membuat seseorang terlihat semakin bercahaya dan penuh wibawa. Kondisi

ini dapat membuat seseorang menjadi lebih disayangi , dihormati dan dihargai banyak orang.

Seperti hadits yang menyatakan:

“Orang orang yang hebat dalam membaca alquran akan selalu ditemani para malaikat pencatat yang

paling dimuliakan da taat pada Allah SWT dan orang orang yang terbata bata membaca Alquran

lalu bersusah payah mempelajarinya maka dia akan mendapatkan dua kali pahala,” (HR. Bukhari)”

3. Memperoleh rahmat dan lindungan oleh malaikat

Membaca Alquran dengan hati yang tenang dan sabar dapat mendatangkan rahmat dari Allah SWT

dan mendapatkan perlindungan dari para malaikat dari kejahatan yang terlihat maupun tidak terlihat.

Seperti hadits yang menyatakan :

” Ketika para kaum muslim berkumpul dimasjid masjid allah dan mereka membaca Alquran dan

memnpelajarinya, maka akan datang kepada mereka ketentraman , rahmat allah dan dilindungi

malaikat malaikat dan allah menyebut mereka dihadapan makhluk yang ada didekatnya.”

4. Memberikan syafaat ketika hari kiamat tiba

Membaca Alquran dapat mendatangkan kebaikan dan kemuliaan yang tidak pernah dibayangkan oleh

manusia sebelumnya bahkan juga terjadi pada hari kiamat dengan kemuliaan yang sangat besar.

Seperti hadits yang menyatakan bahwa :

“Bacalah bait Alquran karena sesuyngguhnya pada hari kiamat nanti akan datng memberikan syafaat

yang baik kepada pembacanya.” (HR. Muslim)”

5. Membuat seseorang menjadi berprilaku mulia

Membaca Alquran dengan hati yang tenang dan rasa yang bahagia dapat merubah seseorang yang

semula berprilaku tidak baik menjadi lebih baik.

Baginda Rasullulah SAW pernah bersabda :

“Sebaik baiknya manusia adalah yang membaca dan mempelajari Alquran serta mengajarkannya

pada orang lain.” (HR.Bukhari)”

(23)

Membaca Alquran dapat menenangkan pikiran dan batin serta

cara agar hati tenang

dan dapat pula

menjadikan rasa cinta terhadap Allah SWT, Terhadap semua nabi dan rasul serta para malaikat

menjadi lebih kuat .

Sesuai dengan firman Allah ta’ala yang dinyatakan jelas dalam surat Ara-ra’d pada ayat 28 :

“Orang orang yang beriman akan memiliki hati yanag tenang dan tenteram jika selalau ingta denagn

Allah SWT, maka ingatlah karena hanya dengan mengingatnya Allahlah, hatimu menjadi tenteram.”

7. Agar selamat duniat dan akhirat

Rajin membaca Alquran dengan hati yang ikhlas dapat menyelamatkan dirinya dari kejahatan yang

terlihat dan tidak terlihat dan kesengsaraan selama didunia dan akhirat, semua itu tewrwujud karena

Allah SWT melindunginya.

Baginda Rasullulah bersabda bahwa :

“Ibadah yang paling berkah dan istimewa adalah membaca dan mempelajari alquran serta

mengamalkannnya dalam kehidupan sehari hari bahkan pada tiap satu ayatnya yang telah dibaca

mengandung 10 kebaikan dan ajaran kebenaran didalamnya. “

8. Sebagai penyembuh penyakit pada tubuh

Bagi seseorang yang rajin dan membiasakan diri untuk membaca Alquran maka Allah SWT akan

melindunginya dari segala penyakit

Seperti 2 hadits yang menyatakan bahwa :

” Hendaknya kamu menggunakan jenis obat obatan seperti madu dan membaca alquran (HR. Ma’ud)

“Dan makanlah oleh kamu bermacam macam buah serta tempuhlah jalan jalan yang telah

ditetapkan pada tubuhmu dengan lancar .Ada madu yang bermacam macam jenisnya dijadikan

sebagai obat untuk manusia. Di alam semesta terdapat banyak tanda tanda kekuasaan Allah bagi

orang orang yang memikirkan hal itu.” (QS.An-naah 16 : 69)

9. Dapat menyembuhkan penyakit hati

Membaca Alquran dengan hati yang ikhlas dapat menhalau dan menyembuhkan penyakit hati yang

mencakup iri, dengki, senang membicarakan keburukan orang lain, merasa dendam dan lain lain.

Seperti hadits yang menyatkan bahwa :

“Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana besi yang menjadi berkarat karena tersentuh

air.” Lalu bagaimana agar hati ini tidak berkarat? tanya para sahabat, maka Rasullulah SAW

mengatakan ” Percayalah ..dengan membaca Alquran.” Jawabnya.

10. Memberikan kenikmatan pada kedua orangtua dihari kiamat

(24)

Seperti Rasullulah pernah bersabda :

(25)

Referensi

Dokumen terkait

pimpinan dapat memotivasi pegawai dengan motivasi positif yang merupakan pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif, dimana hal ini diarahkan pada usaha

Data dikumpulkan dengan menggunakan data primer, kemudian dilakukan pengumpulan data dengan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi

Remaja yang memiliki harga diri rendah cenderung bersikap positif terhadap perilaku seksual pranikah, jadi ketika menghadapi perilaku seksual pranikah akan menganggap bahwa

Solusi dari hal tersebut adalah dengan memecah atribut ‘address’ menjadi beberapa atribut [6], misalnya atribut ‘name’, ‘street’, dan ’zip’ pada kelas ‘Address’

Hal ini disebabkan oleh berbagai pertimbangan yaitu perilaku para narapidana sebagai akibat Ketidaktaatan pada peraturan atau tata tertib yang ada Lembaga

Untuk mengetahui distribusi tekanan dan kecepatan aliran fluida di dalam rumah pompa yang dioperasikan sebagai turbin.. Dapat mengetahui bentuk – bentuk (tampilan

Sebagian besar anak yang menderita TB paru adalah anak yang memiliki status gizi yang tidak normal dan terdapat pengaruh yang signifikan antara status gizi