• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hasil Pengkajian Manajemen Pela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Hasil Pengkajian Manajemen Pela"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A. Analisis Hasil Pengkajian Manajemen Pelayanan Keperawatan di Ruang Paru RSUD Sungai Dareh

1. Pengkajian Manajemen Pelayanan Keperawatan

Berdasarkan wawancara dengan kepala seksi keperawatan tanggal 26 Mei 2017, diketahui bahwa masih banyak permasalahan yang ditemui dalam penerapan manajemen keperawatan, baik dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian, dimana fungsi manajemen tersebut belum dilaksanakan secara optimal. Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Mei 2017 yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan aspek manajemen keperawatan melalui pendekatan terhadap aspek manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan. Pengkajian manajemen meliputi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengawasan dan fungsi pengendalian. Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah studi literatur dengan membaca laporan ruangan dan laporan hasil praktek manajemen sebelumnya yang berkaitan dengan manajemen, kemudian dikonfirmasi dengan masalah-masalah yang dikemukakan oleh responden, konfirmasi dilakukan melalui observasi, wawancara, penyebaran angket. Responden yang terlibat dalam pengisian kuesioner sebanyak 8 orang perawat pelaksana dan 1 orang kepala ruangan. Responden berasal dari ruang paru RSUD Sungai Dareh

Observasi dilakukan dengan melihat ada tidaknya visi dan misi rumah sakit, ruangan dan bidang keperawatan, struktur organisasi ruangan, SOP/SAK, ketersediaan format dokumentasi asuhan keperawatan dan menilai dokumentasi proses keperawatan.

2. Analisis Hasil Pengkajian Manajemen diruangan Paru a. Fungsi Perencanaan

1) Visi, Misi Organisasi

Wawancara, menurut Kepala ruangan sampai saat ini belum ada visi, misi, filosofi diruangan Paru, karena belum ada perintah dari atasan untuk membentuk hal tersebut.

(2)

Kuesioner, perawat pelaksana menunjukkan pengetahuan yang kurang (85,5%) dalam bekerja berdasarkan visi dan misi keperawatan.

2) Struktur Organisasi dan Rentang Kendali

Wawancara, menurut Kepala ruangan sampai saat ini belum ada struktur organisasi dan rentang kendali

Observasi, hasil pengamatan di ruang Paru tidak terlihat struktur organisasi dan rentang kendali

3) Peraturan organisasi

Wawancara, menurut kepala bidang keperawatan Rumah sakit sudah memiliki peraturan yang merujuk ke kemenkes, tetapi dalam pelaksanaannya belum maksimal

Observasi, belum ada uraian peraturan kepegawaian

Kuesioner, persepsi perawat pelaksana menunjukkan kategori baik (90%).

b. Pengorganisasian 1) Struktur Organisasi

Wawancara, menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa struktur ketenagaan yang ada sudah dibentuk 2 tim sebagai penerjamaan dari konsep MPKP diruangan.

Observasi : belum adanya struktur organisasi yang di pasang di dinding ruangan nurse station.

Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori cukup baik (78,3% & 82 %),

2) Pengorganisasian Perawatan klien

Wawancara : menurut Kepala ruang didapatkan data bahwa metode penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim, dengan membentuk dalam ruangan 2 tim

(3)

kamar, perawat pelaksana langsung bertanggung jawab kepada kepala ruangan, tidak bertanggung jawab kepada ketua tim. Dan pada struktur organisasi di ruangan sudah menunjukkan penerapan metode tim.

Kuesioner : Persepsi perawat ruang menunjukkan katagori cukup baik (75%) dalam bekerja berdasarkan metode modifikasi tim-primer.

3) Uraian tugas

Wawancara : Menurut Kepala ruangan setiap perawat sudah mempunyai uraian tugas masing-masing bagi tiap tenaga keperawatan. Batas wewenang dan tanggung jawab perawat cukup jelas dengan dibuat job discription dimasing-masing ruangan.

Observasi : Diruangan sudah ada buku uraian tugas perawat sesuai perannya. Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana dan kepala ruang menunjukkan katagori baik (86 % & 76 %).

4) Metode penugasan

Wawancara : menurut Karu didapatkan informasi bahwa penghitungan jumlah tenaga sudah disesuaikan dengan rasio klien tetapi menggunakan standart minimal dengan rumus Gillis.

Observasi : jumlah perawat masih kurang dengan dinas rincian dinas sebagai berikut Pagi = 2, Siang = 2, malam 2, libur = 2 dan cuti 2. Untuk dinas pagi ditambah 1 kepala ruang, 1 wakil kepala ruang dan 1 ketua tim.

Kuesioner : Persepsi Perawat pelaksana mengenai penghitungan tenaga dengan kategori cukup (74 %)

c. Fungsi pengarahan

1) Motivasi kepada perawat

(4)

Masalah : -2) Komunikasi

Wawancara : menurut Kasubdepwat didapatkan informasi bahwa jalur komunikasi dilakukan secara bottum up dan top down. Asuhan keperawatan yang didokumentasikan diberitahukan pada saat timbang terima pasien dan ditindaklanjuti oleh perawat yang bertugas pada shift berikutnya.

Observasi : komunikasi antara staff esuai dengan jalur. Pada saat timbang terima pasien di ruangan, dilaporkan tindakan yang telah dilakukan dan yang akan dilanjutkan oleh perawat pada shift berikutnya.

Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan katagori baik (97,5%).

3) Pendelegasian

Wawancara : Menurut Karu didapatkan informasi bahwa pendelegasian diruangan masih belum ada tetapi dilakukan hanya dengan cara lesan.

Observasi : Format pendelegasian diruangan tidak ada

Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana menunjukkan kategori cukup baik (74 %).

d. Fungsi pengendalian

1) Program pengendalian mutu

Wawancara : Menurut Karu sudah ada tim pengendalian mutu, tetapi pelaksanaan gugus kendali mutu masih belum optimal.

Observasi: Belum ada sistem pelaporan dan pencatatan kegiatan pengendali mutu dan belum ada struktur kerja dan format pengendalian diruangan.

Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana dan kepala ruang menunjukkan kategori cukup baik (73 % & 62 %).

2) Pelaksanaan SOP dan SAK

(5)

unit rawat inap diadakan revisi ulang dan saat ini yang sudah berjalan adalah ruang Jiwa.

Observasi : SOP dan SAK sudah ada.

Kuesioner : Persepsi Perawat Pelaksana dan kepala ruang menunjukkan kategori baik (86 % & 86 %).

ANALISIS SWOT

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Perumusan visi dan misi ruangan belum ada

Belum ada terlihat struktru organisasi ruangan dan rentang kendali

Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi tim-primer. Rasio jumlah perawat belum sesuai dengan tingkat ketergantungan klien. Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam penerapan metode MPKP.

MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN YANG MUNCUL 1. Perumusan visi dan misi ruangan belum ada

2. Belum ada terlihat strukturr organisasi ruangan dan rentang kendali

3. Belum optimalnya pelaksanaan

metode modifikasi tim-primer.

(6)

PRIORITAS MASALAH

No Masalah Manajemen A B C D E F G H I J K L M N

1 Perumusan visi dan misi ruangan belum ada 1 1 1 4 5 5 4 4 3 4 4 4 40 2 2 Belum ada terlihat struktur organisasi

ruangan dan rentang kendali

1 1 1 3 5 5 4 4 3 3 3 3 36 3

3 Pelaksanaan MPKP belum optimal: - Post confrence belum dilakukan - Ronde Keperawatan

- Pendelegasian belum sesuai MPKP

3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 42 1

4 Pelaksanaan dan PPI di ruangan paru belum 100 %

(7)

POA (PLANNING OF ACTION)

No Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu Pj Nara Sumber

1 Desiminasi Ilmu tentang MPKP :

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Gagasan fiqh kebijakan yang basis pemikirannya antara lain nilai-nilai maqashid syari'ah, kemaslahatan, keadilan dan lain-lain, adalah sesuatu yang memang sudah semestinya,

Mahasiswa dapat mengenali bentuk dan morfologi sel dan koloni mikroorganisme Dapat memindahkan biakan dari satu media ke media lain secara aseptis. Mampu melakukan pengamatan

Berdasarkan keterangan di atas maka unsur khusus yang memberatkan yang terdapat di dalam Pasal 374 KUHP telah terpenuhi karena terdakwa dengan menggunakan jabatan yang dimiliknya

Salah usaha mempertahankan hubungan baik tersebut yaitu dengan adanya pembentukan dan pemeliharaan citra baik organisasi di mata publik, yaitu agar publik tetap percaya dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas lulusan ditinjau dari sudut pandang mahasiswa dan

bewarna merah yang bisa diartikan sebagai keberanian, membara, dan penuh nafsu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa desain restaurant pizza hut memiliki arti untuk

Padahal di DKI Jakarta Sendiri, terdapat 3(tiga) Instansi Badan Narkotika Nasional yaitu Badan Narkotika Nasional Pusat, Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta,

beradaptasi dengan job description, lingkungan kerja, rekan kerja dan para atasannya tetapi dirinya juga harus selalu beradaptasi dengan pelanggan yang berbeda karakter dan