• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH e commerce e-commerce e-commerce e-commerce

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH e commerce e-commerce e-commerce e-commerce"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PASAR SEKURITAS

Disusun oleh :

Sarah Shahnaz (2014521428)

UNIVERSITAS TINGGI ILMU EKONOMI IPWI JAKARTA

FAKULTAS MANAJEMEN

DOSEN

(2)

Daftar isi

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

Bab 2 Pasar Sekuritas

A. Pengertian Sekuritas B. Jenis-jenis Sekuritas

C. Sekuritas syariah dan sekuritas konvensional D. Peraturan perdagangan sekuritas

E. Pembahasan Penerapan e-commerce di UMKM F. Keuntungan UMKM Menggunakan e-commerce

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan B. Saran Penulis

Daftar Pustaka

Bab 1

PENDAHULUAN

(3)

Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat

terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di bidang keuangan dan

perbankan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa

perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus

memberikan konsribusi yang besar bagi perkembangan perekonomian negara kita.

Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional,

memiliki peranan yang penting dalam menumbuh kembangkan perekonomian nasional.

Dukungan sektor swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas

perekonomian nasional demikian pun di Indonesia, ternyata pasar modal masih didominasi

oleh pemodal asing. Idealnya, dalam pasar modal perlu ada keseimbangan antara pemodal

asing dengan pemodal lokal.

Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual

dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan

perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau

organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan kegiatan

yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual modal adalah

perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk keperluan usahanya

1.B Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah agar mahasiswa lebih memahami dan

mendalami pokok bahasan yang berjudul pasar modal khususnya tentang pengertian pasar

modal, Jenis pasar modal, Pelaku dalam pasar modal, Instrumen pasar modal, Lembaga yang

terkait dengan pasar modal, Fungsi pasar modal, Masalah-masalah yang dihadapi dalam

(4)

Bab 2

PASAR SEKURITAS

2.A Pengertian Sekuritas

Sekuritas adalah suatu bentuk kepemilikan berupa secarik kertas yang berisikan

bentuk kepemilikan untuk mendapatkan bagian dari suatu kekayaan ataupun prospek atas

perusahaan yang menerbitkan sekuritas itu dan juga apapun kondisi yang bisa melaksanakan

hak tersebut.

Sementara maksud dari penilaian sekuritas itu sendiri adalah proses dari penentuan nilai

terhadap sekuritas.

2.B Kunci sukses dalam e-commerce

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya

mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal,

pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik,

jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang

termasuk:

1. Menyediakan harga kompetitif

2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.

3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.

(5)

5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.

6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.

7. Mempermudah kegiatan perdagangan.

Penggunaan dan manfaat e-Commerce dalam bisnis di sebuah Perusahaan:

Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan

memperlihatkan bahwa e-Commerce dapat memberikan manfaat :

1. Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang menyebutkan bahwa manfaat penggunaan

e-Commerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru dikemukakan oleh Hamill da Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan Novak, 2000. Digunakannya

e-Commerce memungkinkan perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari pasar domestik maupun pasar luar negeri.

2. Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey,

1997 di industri perbakan menemukan bahwa dengan adanya layanan ebanking membuat

nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan mendapatkan pelanggan baru

yang berasal dari bank-bank yang bertahan dengan teknologi lama.

3. Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-Commerce memungkinkan perusahaan

dapat meningkatkan layanan dengan melakukan interkasi yang lebih personal sehingga dapat

memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Studi yang

menyebutkan bahwa penggunaan ecommerce dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu

(6)

4. Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey,

1997 menemukan bahwa adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan

layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu

perusahaan tersebut.

2.C Peluang dan Tantangan E-Commerce

Perkembangan internet berdampak pada perubahan cara organisasi merancang,

memproses, memproduksi, memasarkan, dan menyampaikan produk. Lingkup persaingan

yang semakin luas juga menuntut integrasi dan koordinasi anatara departemen sistem

informasi, pemasaran, layanan pelanggan, dan departemen-departemen lainnya dalam

organisasi. Beraneka raga peluang pemanfaatan internet yang bisa diekploitasi meliputi:

· Sumber baru untuk informasi pasar

· Individualized marketing

· Cara baru menjalin relasi online dengan pelanggan dan membangun citra merk;

· Peluang baru bagi distribusi produk dan komunikasi pemasaran;

Proses penyampaian produk secara digital via internet diperkirakan akan semakin marak

dalam berbagai sektor bisnis, terutama untuk program perangkat lunak, surat kabar, tiket

pesawat, perbankan, asuransi, pendidikan, dan lain-lain

Sekalipun ada banyak sekali daya pikat e-business (terutama yang berbasis internet), masih

ada sejumlah tantangan atau keterbatasan yang harus diatasi. Sebuah survey yang dilakukan

oleh majalah internetweek pada tahun 1998 mengungkap sejumlah faktor non teknis yang

menghambat perkembangan e-business.

(7)

hambatan eksternal yang di hadapi UKM dalam menyelengarakan e-commorce adalah

lingkungan ekonomi yang kurang menguntungkan, tinggi nya biasa ICT dan masalah

keamanan.

Sedangkan hambatan internal yang di hadapi oleh UKM dalam penyelengaraan e-commorce

yaitu, kurangnya komunikasi internal mengenai infrastuktur di dalam tubuh UKM, kurangnya

kesadaran akan ICT, kurangnya pengetahuan akan ICT baik di managemen maupun pekerja,

kurangnya dukungan finansial, kurangnya nilai tambah untuk ICT dalam menjalankan bisnis.

Secara umum, isu-isu utama yang menjadi sumber penghambat terbesar dalam pelaksanaan

e-commorce di sektor UKM adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran akan pentingnya nilai e-commorce. Kebanyakan UKM di negara

berkembang tidak melakukan e-commorce atau menggunakan internet dalam menjalankan

bisnis nya karena mereka gagal melihat beberapa besar manfaat yang akan mereka dapatkan

ketika menjalankan commorce untuk bisnis mereka. Banyak yang berfikir bahwa

e-commorce hanya cocok untuk perusahaan besar dimana terdapat biaya tambahan untuk

penggunaan ICT dan investasi yang di tanamkan tidak akan membawa keuntungan besar Bari

perusahaan.

2. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan dalam bidang ICT. Pelaku bisnis memegang

peran penting dalam pengembangan e-commorce. Namun kemampuan sumber daya manusia

yang menguasai ICT di negara-negara berkembang masih terbatas. Kurangnya kemampuan

SDM ICT di antara pelaku UKM merupakan kunci utama mengapa e-commorce sulit

berkembang. Selain itu, masih ada pemikiran diantara UKM, apakah mereka dapat

mengambil keuntungan yang signifikan ketika mereka menjalankan bisnis dengan

e-commorce mengingat UKM memiliki keterbatasan dalam bidang design, distribusi,

(8)

3. Masalah finansial. Biaya merupakan masalah yang penting. Investasi awal melakukan

perubahan dari cara konvensional ke penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara

proporsional bagi UKM terasa lebih berat jika di bandingkan dengan perusahaan-perusahaan

besar. Tingginya biaya hardware dan akses internet menjadi penghalang Utama untuk

melakukan e-commorce. Di hadapian dengan masalah anggaran, UKM harus sering sekali

mempertimbangkan berapa tambahan biaya ICT yang harus di keluarkan dan kapan investasi

tersebut akan kembali.

4. Infrastuktur. Salah satu hambatan utama adalah masih kurangnya infrastuktur yang ada.

Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk secara bertahap membangun infrastuktur yang baik

dan terprogram sehingga secara bertahap dan mulai dapat dikenalkan dengan internet sebagai

salah satu hasil dari perkembangan teknologi Informasi dengan biaya termurah dan

terjangkau.

5. Security. Masalah keamanan membuat orang takut untuk melakukan transaksi. Persepsi

merupakan masalah utama mengapa masih banyak orang yang takut untuk melakukan hal

tersebut. Selain itu, ketidakmengertian merupakan penghambat lain sehingga masih banyak

orang yang takut melakukan transaksi secara online.

6. Privasi dan masalah keamanan lain yang terkait. Keamanan merupakan alasan yang

sering di gunakan mengapa individu atau perusahaan tidak terkait dengan e-commorce dan

menggunakan internet untuk melakukan transaksi bisnis. Terdapat beberapa alasan terkait

mengapa hal tersebut dapat terjadi. Diantara nya karena timbul isu-isu negatif yang muncul

kepermukaan seperti penggelapan pajak, privasi dan anonimitas (tidak beridentitas),

penipuan, dan tanggung jawab hukum pada kartu kredit. Di banyak negara, pembayaran

secara langsung lebih banyak di pilih tidak hanya masalah keamanan, tetapi karena takut

(9)

uang yang di miliki nya). Selain itu, banyak yang khawatir terhadap perlindungan hukum

yang di peroleh jika terjadi penipuan.

2.E Pembahasan Penerapan e-commerce di UMKM

Implementasi e-Commerce menuntut pergeseran paradigma secara fundamental, dari

yang semula marketplace yang menekankan interaksi secara fisik antara penjual dan pembeli

menjadi marketspace yang mengandalkan transaksi elektronik. Dalam traditional

marketplace, lalu lintas informasi, produk/jasa, dan pembayaran bersifat fisik (location based). Dengan kata lain, model bisnis yang berlaku adalah geographic business model. Sebaliknya, dalam dunia virtual marketplace, aliran informasi produk, proses komunikasi

antara produsen dan konsumen, distribusi barang/jasa dan transaksi berlangsung dalam dunia

maya/virtual.

E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang

menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik

dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. M.

Suyanto (2003) mengatakan, e-Commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa

digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web internet (Shim,

Qureshi, Siegel, 2000) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi

melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, king, Chung, 2000). Kalakota dan

Whinston (1997) mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif berikut:

1. Dari perspektif komunitas, e-Commerce merupakan pengiriman informasi,

produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana

(10)

2. Dari perspektif proses bisnis, e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju

otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

3. Dari perspektif layanan, e-Commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan

perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan

mutu barang dan ketepatan pelayanan.

4. Dari perspektif on line, e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produkdan

informasi di internet dan jasa on line lainnya. E-Commerce bisa beragam bentuknya

tergsntung pada tingkat digitalitas produk/ layanan untuk dijual dan sebagainya. Phillip

Kotler (2000) mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Strategi

menurut Phillip Kotler adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan

organisasi dan melakukan misinya. Program merupakan peran aktif yang didasari rasional

yang dimainkan oleh manajemen dalam merumuskan strategi perusahaan/ organisasi.

Sedangkan perspektif selanjutnya strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan

terhadap lingkungannya sepanjang waktu (James A.F. Stoner 1991).

Membangun dan mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce bukanlah merupakan

sebuah proses atau program “instant”, namun merupakan suatu sistem yang perlahan-lahan

berkembang terus-menerus sejalan dengan perkembangan perusahaan. Tidak sedikit

perusahaan-perusahaan besar yang memilih jalan evolusi dalam memperkenalkan dan

mengembangkan Commerce di perusahaannya. Mengimplementasikan sebuah sistem

(11)

perubahan yang ada akan mendatangkan berbagai permasalahan, terutama yang berhubungan

dengan budaya kerja dan relasi dengan rekanan maupun pelanggan (Fingar, 2000):

 Sistem E-Commerce melibatkan arsitektur perangkat lunak dan perangkat keras yang

akan terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga strategi

pengembangan dan penerapannya-pun akan berjalan seiring dengan siklus hidup

perusahaan; dan

 Mengembangkan sistem E-Commerce secara perlahan dan bertahap secara tidak

langsung menurunkan tingginya resiko kegagalan implementasi yang dihadapi

perusahaan.

Hal pertama yang baik untuk dilakukan adalah menyamakan visi E-Commerce diantara

seluruh manajemen perusahaan melalui berbagai pendekatan formal maupun informal.

Jajaran Direksi dan Manajemen Senior harus memiliki visi yang jelas dan tegas, dan

dipahami oleh seluruh perangkat perusahaan untuk menghasilkan persamaan persepso di

dalam perkembangan implementasi E-Commerce. Visi yang jelas juga diharapkan akan

mengurangi berbagai hambatan-hambatan atau resistansi yang mungkin timbul karena tidak

didukungnya program tersebut oleh jajaran manajemen atau staf perusahaan yang ada.

Mensosialkan visi E-Commerce di perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti

pelatihan formal, diskusi/rapat bulanan, seminar, diskusi dan tanya jawab, dan lain

sebagainya. Visi E-Commerce ini harus pula disosialkan di kalangan rekanan bisnis dan para

pelanggan, karena walau bagaimanapun mereka semua akan merupakan bagian yang secara

langsung atau tidak langsung akan memiliki pengaruh dalam pengembangan dan

(12)

Langkah berikutnya adalah melakukan koordinasi antara berbagai pihak yang akan

membangun sistem E-Commerce bersama perusahaan terkait. Pihak-pihak tersebut misalnya:

rekanan bisnis (seperti pemasok dan distributor), vendor teknologi informasi, pelanggan,

bank (penyedia jasa kartu kredit), pihak asuransi, dan lain sebagainya. Tujuan dari koordinasi

ini adalah pengembangan sebuah kerangka kerja sama yang disepakati bersama, sehingga

dalam perjalanan implementasinya, E-Commerce tidak mendapatkan gangguan yang berarti.

Seluruh pihak-pihak dalam “konsorsium” ini harus menyadari bahwa mereka semua berada

dalam sebuah ekosistem E-Commerce, dimana sistem yang ada baru akan berjalan secara

baik jika masing-masing komponennya memiliki kinerja yang baik sesuai dengan fungsinya

masing-masing.

Tahap berikutnya merupakan sebuah fase yang cukup sulit, karena diperlukan suatu

pemahaman yang baik terhadap apa yang disebut sebagai metoda pendekatan sistem (system

thinking). Penggabungan proses bisnis beberapa perusahaan dengan menggunakan kerangka

E-Commerce tidak sekedar menghubungkan satu divisi dengan divisi lain dengan

menggunakan perangkat telekomunikasi dan komputer, tetapi lebih jauh merupakan suatu

usaha membentuk sistem bisnis yang lebih besar dan luas (internetworking). Pemahaman

mengenai perilaku sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai komponen arsitektur yang saling

terkait dan terintegrasi merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh mereka yang

bertanggung jawab terhadap sistem tersebut. Tahap ini memiliki tujuan untuk mengadakan

suatu analisa terhadap hal-hal pokok berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar bisnis setelah

lingkungan kerjasama baru antar perusahaan terbentuk, seperti:

 Menentukan model bisnis yang akan diterapkan di dalam E-Commerce;

(13)

 Menyusun kebijakan atau peraturan pembelian melalui internet bagi pelanggan;

 Membagi tugas dan tanggung jawab antar berbagai pihak yang berkerja sama;

 Mengusulkan pembagian biaya dan keuntungan dari model bisnis baru tersebut; dan

lain sebagainya.

Setelah media infrastruktur E-Commerce selesai dibangun, tahap berikutnya adalah

menentukan proyek percontohan atau proyek awal (pilot project) yang akan diuji coba dan

diimplementasikan. Prinsip “don’t run before you can walk” merupakan pedoman pemikiran

yang biasa dipergunakan dalam skenario implementasi teknologi informasi secara evolusi ini.

Diharapkan dari pilot project ini dapat dilihat seberapa “feasible” konsep-konsep model

bisnis yang telah dirancang dapat memenuhi objektif yang dikehendaki. Berdasarkan hasil

evaluasi dan fakta yang terjadi selama pilot project dirancang dan diimplementasikan,

berbagai perbaikan konsep dilakukan dan dimatangkan.

Hal terakhir dalam siklus yang harus dilakukan adalah pembentukan tim penanggung jawab

program pengembangan dan implementasi E-Commerce. Hampir semua pengembangan

sistem E-Commerce dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proyek (project

management), dimana tim terkait harus berhadapan dengan portofolio program-program

pengembangan E-Commerce yang beragam dan bertahap. Yang harus diperhatikan oleh

manajemen perusahaan adalah suatu kenyataan bahwa tim penanggung jawab pengembangan

dan implementasi E-Commerce tidak hanya harus terdiri dari mereka yang memiliki

kompetensi dan keahlian yang memadai, tetapi mereka haruslah merupakan pekerja-pekerja

waktu penuh (full time); atau dengan kata lain, mereka tidak boleh terpecah fokusnya untuk

(14)

Di dalam perkembangannya, inisiatif-inisiatif baru akan terjadi, dan secara natural akan

kembali ke siklus analisa kesempatan bisnis e-Commerce (inter-enterprise assessment).

Dalam kerangka inilah evolusi secara perlahan-lahan akan terjadi dan e-Commerce akan

berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.

2.F Keuntungan UMKM Menggunakan E-Commerce

Ada sejumlah alasan mengapa perusahaan memasang iklan di internet. Alasan

pertama karena para penonton televisi mulai berpindah ke internet. Oleh karena itu media

iklan harus mengikutinya dengan asumsi bahwa tujuan periklanan manapun adalah untuk

menjangkau target audiensnya secara efektif dan efisien. Para pengiklan mengakui bahwa

mereka harus melakukan penyesuaian perencanaan pemasarannya untuk terus mengejar

peningkatan jumlah orang yang menghabiskan waktu didepan komputer on line, karena

biasanya dia meninggalkan media yang lain. Alasan lain mengapa periklanan pada

e-Commerce berkembang demikian pesat adalah:

1. Iklan dapat di update setiap waktu dengan biaya minimal, oleh karena itu iklan iklan di

intenet selalu bisa tampil baru.

2. Iklan dapat menjangkau pembeli potensial dalam jumlah yang sangat besar dalam

hitungan global.

3. Iklan on line kadang-kadang lebih murah dibandingkan iklan televisi, Koran atau radio.

4. Iklan pada e-Commerce dapat secara efisien menggunakan konvergensi teks, audio,

grafik dan animasi.

(15)

6. Iklan di internet dapat dibuat interaktif dan dibidikkan ke kelompok-kelompok tertentu

atau perorangan.

Tujuan periklanan harus ditetapkan berdasarkan keputusankeputusan sebelumnya mengenai

pasar sasaran, penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran. Perusahaan yang sudah bonafit

serta menerapkan teknologi yang ada sangat membutuhkan pemasaran yang jaringannya luas.

Maka cocok jika menggunakan e-Commerce yang merupakan salah satu sarana pemasaran

yang jangkauannya luas bakan sampai seluruh dunia. Beberapa keunggulan e-Commerce

dapat dipegang oleh perusahaan yang tidak memaksakan kekuatan potensialnya dengan

memahami keunggulan perdagangannya untuk konsumen maupun untuk dunia bisnis.Data

dan Fakta saat ini penggunaan teknologi Internet begitu pesat, ini sangat mendorong

kemajuan dari E-Commerce. Hal ini juga terjadi pada pengguna di Indonesia. Dengan

dukungan dari berbagai situs web jejaring sosial, blog, Portal, Forum, dll.

Bab 3

Penutup

3.A Kesimpulan

Dengan menggunakan e-Commerce kita dapat memperoleh beberapa keuntungan

yang meliputi layanan konsumen dan citra perusahaan menjadi baik, menemukan partner

bisnis baru, proses menjadi sederhana dan waktu dapat dipadatkan, dapat meningkatkan

produktivitas, akses informasi menjadi cepat, penggunaan kertas dapat dihindari, biaya

transportasi berkurang dan fleksibilitas bertambah.

(16)

Faktor kepercayaan merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan

e-commerce terlebih di UMKM ini. Oleh karena itu dibutuhkan tiga faktor utama dalam rangka

membangun dan mempertahankan kepercayaan, yaitu kepuasan pelanggan, reputasi dan

itikad baik pemasok, serta pengakuan dari pihak ketiga.

Daftar Pustaka

-

https://jurnalinspiration.wordpress.com/2012/02/03/e-commerce-sebagai-solusi-pemasaran- bagi-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm/

-

http://pl701.ilearning.me/2014/03/01/hambatan-masalah-tantangan-yang-dihadapi-ukm-dalam-e-commerce-3/

Referensi

Dokumen terkait

o Petugas perpustakaan UMP mema- hamikebutuhan pengunjung perpus- takaan.Variabel ini berada pada kuadran A, artinya variabel ini diang- gap penting oleh mahasiswa

Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting tidak hanya dalam menyatukan berbagai perbedaan budaya, melainkan juga mendorong perkembangan budaya di Indonesia.. Kelahiran

Kompetensi pendidik merupakan sesuatu yang utuh, sehingga proses pembentukannya tidak bisa dilakukan dengan instan karena pendidik merupakan profesi yang akan

Hasil uji reliabilitas, baik variabel variabel produk, harga, promosi dan tempat sebagai variabel bebas maupun keputusan konsumen membeli Bingka Khatulistiwa di

Diawali dengan itikat semangat kebersamaan dalam meningkatkan kesejahteraan serta sadar akan semua kebutuhan yang tidak mungkin selamanya bisa dipenuhi oleh

Hasil dari penelitian dengan menggunakan secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel EVA dan MVA berpengaruh terhadap variabel return saham terbukti dari nilai t

Dalam proses pembimbingn praktikan berkonsultasi dangan guru kelas dan guru pamong berkaitan dengan RPP yang telah dibuat.Selanjutnya tugas guru pamong dan guru kelas

Hasil koefisien determinasi menunjukan pengaruh bauran pemasaran terhadap variasi naik turunnya keputusan konsumen membeli mobil Honda pada Honda Daya Motor di Kota Pontianak