BAB III
KERANGKA PENELITIAN
1.1Kerangka Penelitian
Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka
penelitian sebagai berikut:
Skema 3.1: Kerangka penelitian tentang persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia
keterangan: = variabel yang diteliti Persepsi lansia
Pelayanan posyandu lansia:
1. Kegiatan di posyandu lansia 2. Penampilan kerja
(performance) petugas kesehatan
di posyandu lansia
3. Fasilitas di posyandu lansia
3.2 Defenisi Operasional
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN 4.1Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2007).
4.2Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia seluruh lansia yang mengikuti
posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, yaitu sebanyak 969 orang lansia
pada bulan Januari-Oktober 2012. 4.2.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus slovin, yaitu:
N 969
n= = = 90
Keterangan: N = Besar populasi
n = Besar sampel
d =Tingkat kepercayaan
Teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan adalah purposive
sampling,yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi sesuai dengan kriteria yang diperlukan oleh peneliti. kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat
yang berusia > 50 tahun,lansia yang mau menjadi responden penelitian, kooperatif, orientasi baik (tempat, orang, waktu), mampu melihat dan membaca dengan baik sertamampu berbahasa Indonesia dengan baik.
4.3Lokasi Penelitian dan Waktu Peneltian 4.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di posyandu lansia dalam wilayah kerja
Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Puskesmas
Tarok posyandu lansia sudah dilaksanakan sejak tahun 2007. Untuk meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pelayanan di posyandu lansia sehingga meningkatkan kualitas hidup lansia dalam wilayah kerja Puskesmas
4.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian inidilaksanakan pada bulan Februari-April 2013.
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari Dekan Fakultas
Keperawatan USU dan permintaan izin kepada Kepala Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan izin, barulah melakukan penelitian yang menekankan masalah etika yang meliputi:
4.4.1 Lembar Persetujuan (Inform Consent)
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria dan disertai judul penelitian serta
manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa tetapi menghormati hak-hak subjek.
4.4.2 Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi subyek, lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. 4.5Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibagi menjadi 2 bagian. Bagian yang pertama yaitu
data demografi yang berisi nomor responden, umur, jenis kelamin, pendidikandan suku. Bagian kedua yaitu kuesioner berisi sejumlah pertanyaan
yang dapat digunakan untuk mengetahui persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia, yang diukur melalui 3 aspek, yaitu: kegiatan di posyandu lansia sebanyak 6 pernyataan yaitu pernyataan no 1-6, penampilan kerja
(performance) petugas kesehatan di posyandu lansia sebanyak 8 pernyataan
yaitu pernyataan no 7-14 dan fasilitas di posyandu lansia sebanyak 5
pernyataan yaitu pernyataan no 15-19.
Dalam penelitian ini, peneliti menilai jawaban responden pada kuesioner dengan menggunakan skala Likert dimana responden diminta untuk
memberikan tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.
Skor sangat setuju (ss) = 4, setuju (s) = 3, kurang setuju (ks) = 2, dan tidak setuju (ts) = 1.
Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (2001) adalah:
Rentang P =
P merupakan panjang kelas dengan rentang 57 dan 3 kategori kelas untuk
menilai persepsi lansia, maka didapatkan panjang kelasnya adalah 19. Menggunakan nilai P = 19 dengan nilai terendah adalah 19 sebagai batas bawah kelas, maka persepsi lansia dapat dikategorikan dengan interval
sebagai berikut: Persepsi baik yaitu 57-76, Persepsi cukup baik yaitu 38-56, dan Persepsi kurang baik yaitu 19-37.
4.6Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin pengambilan data kepada begian pendidikan Fakultas Keperawatan USU pada
tanggal 7Februari 2013. Kemudian surat permohonan izin pelaksanaan penelitian yang diperoleh dikirimkan ke Dinas Kesatuan BangsaKota
Payakumbuh selanjutnya setelah mendapatkan persetujuan dikirimkan ke tempat penelitian Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan kuesioner yang mengidentifikasi Persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh
Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat.Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan melakukan pendekatan kepada calon responden dengan memperkenalkan diri untuk menjelaskan
maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan selama ±10 menit. Kemudian calon responden tersebut diminta untuk menandatangani surat
maka responden dipersilahkan untuk menjawab kuisioner yang dibacakan
peneliti dan pengumpulan data dimulai. Setelah responden selesai menjawab semua pernyataan, peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban responden dan memberikan kode nomor kuisioner setiap responden dan mulai
menganalisis data yang diperoleh sama penelitian dalam jangka waktu ± 1 minggu.
4.7Validitas dan Reabilitas Instrumen
4.7.1 Validitas Instrumen
Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument
dikatakan valid jika instrument itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Uji validitas berupa
validitas isi pada tanggal 6 Februari 2013 dan tidak di uji dengan sistem komputerisasi.Uji validitas instrument pada penelitian ini dilakukan oleh dosen yang ahli di bidang Keperawatan Gerontikdi Departemen Jiwa dan
Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4.7.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrument adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran yang dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda. Reliabilitas menunjukkan banyaknya variansi atau perbedaan yang
berulang-ulang. Reliabilitas pengukuran juga menunjukkan kapasitas individu
mempertahankan posisi relatifnya dalam kelompok. Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah cronbach alpha. Kemudian pengolahan datanya dihitung dengan menggunakan sistem komputerisasi. Uji reliabilitas
pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada 30 orang lansia di yang tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Tarok
Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, yaitu di Koto Nan Ampek Payakumbuh.Suatu kuesioner dikatakan reliable jika nilainya lebih dari 0,70. Hasil dari uji reliabilitas instrument pada
penelian ini mempunyai nilai 0,889.
4.8Analisa Data
Analisa data menggunakan analisa desktiptif, yaitu analisa yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dan karakteristik demografi responden.Dianalisa dengan mean, median, standar deviasi,
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai
persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, yaitu lansia yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Penyajian hasil analisa data
penelitian ini meliputi data demografi dan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten
Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
5.1.1Karakteristik Demografi
Hasil penelitian tentang karakteristik responden adalah lansia yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 orang dan perempuan sebanyak 69 orang . Pendidikan responden meliputi tidak sekolah 2 orang, SD 21 orang, SMP 19
orang, SMA 30 orang dan Perguruan Tinggi 18 orang. Umur responden meliputi 50-54 Tahun sebanyak 22 orang , 55-59 tahun sebanyak 32 orang, 60-64 tahun sebanyak 25 orang, dan 65-69 orang sebanyak 11 orang. Sedangkan untuk suku,
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik data demografi persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. (n=90)
Karakteristik Responden Jumlah Persentase(%) Jenis Kelamin
5.1.2 Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia
Berdasarkan hasil penelitian bahwa persepsi lansia tentang pelayanan
posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner yang
Hasil penelitian mengenai persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia
diketahui, sebanyak 7 orang (7,8%) termasuk kategori cukup dan 83 orang (92,2%) termasuk kategori baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia
Variabel n %
Persepsi Lansia tentang Pelayanan posyandu lansia Baik
Cukup Kurang
83 7 0
92,2 7,8 0,0
Jumlah 90 100
5.2 Pembahasan
5.2.1 Persepsi tentang Pelayanan Posyandu Lansia
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 69 orang. Menurut Erliawati (2005) menyatakan bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.
Menurut tingkat pendidikan, pendidikan responden mayoritas SMA yaitu sebanyak 30 orang. Menurut Lapau (2007), pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Selain itu Thoha (2008) juga menyatakan
Berdasarkan umur responden, mayoritas responden berusia 55-59 tahun yaitu
sebanyak 32 orang. Menurut Azhari (2002) menyatakan bahwa umur merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi seseorang dalam pemakaian jasa pelayanan kesehatan.
Tujuan umum dari posyandu lansia adalah meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kegiatan posyandu lansia yang mansiri dalam masyarakat. Tujuan khususnya
meliputi: meningkatnya kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatn lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek
pengobatan dan pemulihan serta berkembangnya posyandu lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan (Depkes
RI, 2003).
Pembentukan posyandu lansia pada prinsipnya harus didasarkan atas inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk lansia. Ada beberapa
pendekatan yang digunakan dalam pembentukan posyandu lansia, misalnya mengembangkan kelompok-kelompok yang telah ada seperti kelompok arisan lansia,
kelompok pengajian, kelompok senam lansia dan lain-lain (Depkes RI, 2004).
Kemampuan institusi menciptakan kebutuhan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan keragaman pelayanan mempengaruhi
Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan, seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya.
Berdasarkan hasil wawancara, responden membutuhkan posyandu lansia
sebagai salah satu sarana untuk menjaga kesehatan. Selain dapat memeriksakan kesehatan secara gratis, dengan menghadiri kegiatan posyandu pengetahuan tentang
kesehatan meningkat.Hal inilah yang menjadi dasar pembentukan sikap dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia. Alasan lain responden ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia karena
posyandu lansia memberikan tempat untuk berinteraksi sehingga menambah wawasan baru dan semangat karena adanya perasaan senasib dengan sesamanya.
Petugas kesehatan terutama kader posyandu mempunyai peranan sentral dalam program integrasi di masyarakat dalam konsep posyandu yaitu pelayanan dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh masyarakat. Agar penampilan kerja petugas
kesehatan posyandu dapat meningkat maka kemampuan dan motivasi kerja petugas kesehatan merupakan prasyarat untuk meraih prestasi kerja yang optimal.
Performanceatau penampilan kerja adalah hasil interaksi antara kemampuan dan
motivasi.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh
(Kristiani, 2006). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yaitu petugas kesehatan di
posyandu ramah, memberi motivasi, mendengar keluhan, sabar, cekatan, perhatian, dan selalu menjawab pertanyaan lansia.
Kader posyandu dipilih oleh pengurus posyandu lansia dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu lansia atau bilamana sulit mencari kader dari anggota posyandu
lansia dapat diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader (Depkes RI, 2005).
Peningkatan kualitas petugas kesehatan posyandu baik melalui peningkatan pengetahuan teknis kesehatan maupun keterampilan, khususnya keterampilan
manajemen pengelolaan posyandu berperan besar dalam upaya peningkatan fungsi posyandu. Disamping itu pemberian motivasi kepada petugas kesehatan posyandu mempunyai dampak yang positif guna memacu semangatdan gairah kerja posyandu
lansia.
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa petugas kesehatan yang ada di
posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok telah memberikan pelayanan yang baik terhadap lansia. Mereka ramah dalam memberikan pelayanan, selalu mendengarkan keluhan lansia, sabar dalam memberikan pelayanan serta cekatan
Untuk persepsi tentang fasilitas di posyandu lansia, menurut teori Green
dalam Notoatmojo (2003) dimana faktor ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Fasilitas sarana dan prasarana mendukung ikut berperan serta membentuk
terjadinya perilaku seseorang/masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan fasilitas untuk mendukung
perilaku tersebut.
Fasilitas kesehatan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat pemanfaatan posyandu. Kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan merupakan salah
satu fungsi yang mempengaruhi seseorang dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (Azhari, 2002)
Pelayanan kesehatan di posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di puskesmas (Depkes RI, 2003).
Menurut Azwar (2006), tuntutan kesehatan berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, dengan demikian perkembangan teknologi harus selalu diperhatikan agar kegiatan pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan,tingkat fasilitas kesehatan
dinyatakan baik karena pada umumnya responden menyatakan bahwa dengan adanya fasilitas di posyandu lansia meliputi: tempat pelaksanaan posyandu lansia yang bersih dan sejuk, adanya alat penimbang dan pengukur tinggi badan, adanya
tensimeter, tersedianya Kartu Menuju Sehat (KMS), serta tersedianya obat-obatan. Namun untuk meja dan kursi yang tersedia di posyandu belum memadai untuk
pelaksanaan posyandu lansia. Namun hal ini tidak menghambat dalam pelaksanaan posyandu lansia. Teras rumah yang luas dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan posyandu.
Dari hasil penelitian dapat dilihat 83 responden (92.2%) mempunyai persepsi yang baik tentang pelayanan posyandu lansia, sedangkan 7 responden (7,8%)
mempunyai persepsi yang cukup baik tentang pelayanan posyandu lansia, namun pelayanan di posyandu lansia harus tetap ditingkatkan agar semakin banyak lansia yang datang ke posyandu lansia.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak semua calon responden dapat diyakini untuk mengisi kuesioner. Disini peneliti telah berusaha meyakinkan
calon responden, namun ada sebagian calon responden yang tetap tidak bersedia untuk menjadi responden penelitian. Selain itu jarak antar posyandu lansia yang cukup jauh, membuat peneliti sedikit kesulitan dalam mengumpulkan data. Namun
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Dari data demografi menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih
banyak dari pada laki-laki, pendidikannya rata-rata SMA, usia responden terbanyak di usia 55-59 tahun, dan seluruh responden bersuku minang.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunujukkan bahwa persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, terdapat 83
responden (92,2%) memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan posyandu lansia, sedangkan 7 responden (7,8%) mempunyai persepsi yang cukup baik
terhadap pelayanan posyandu lansia.Namun pelayanan di posyandu lansia masih butuh ditingkatkan agar semakin banyak lansia yang hadir di posyandu lansia.
6.2 Saran
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
2. Bagi Petugas Kesehatan di Posyandu Lansia
Diharapkan kerjasama antara kader posyandu dengan masyarakat untuk meningkatkan keragaman kegiatan posyandu yang dapat meningkatkan
kualitas hidup lansia serta disesuaikan dengan kebutuhan lansia dan potensi masyarakat setempat, seperti program olahraga yakni senam usila atau gerak
jalan santai, program peningkatan keterampilan dan program kunjungan rumah (home care) bagi lansia yang tidak mampu berjalan sendiri ke posyandu lansia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi informasi dan sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Selain itu hendaknya peneliti selanjutnya juga harus mencari