• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian - Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian - Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1.1Kerangka Penelitian

Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka

penelitian sebagai berikut:

Skema 3.1: Kerangka penelitian tentang persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia

keterangan: = variabel yang diteliti Persepsi lansia

Pelayanan posyandu lansia:

1. Kegiatan di posyandu lansia 2. Penampilan kerja

(performance) petugas kesehatan

di posyandu lansia

3. Fasilitas di posyandu lansia

(2)

3.2 Defenisi Operasional

(3)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN 4.1Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2007).

4.2Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah lansia seluruh lansia yang mengikuti

posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, yaitu sebanyak 969 orang lansia

pada bulan Januari-Oktober 2012. 4.2.2 Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus slovin, yaitu:

N 969

n= = = 90

(4)

Keterangan: N = Besar populasi

n = Besar sampel

d =Tingkat kepercayaan

Teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan adalah purposive

sampling,yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara

populasi sesuai dengan kriteria yang diperlukan oleh peneliti. kriteria sampel

dalam penelitian ini adalah lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat

yang berusia > 50 tahun,lansia yang mau menjadi responden penelitian, kooperatif, orientasi baik (tempat, orang, waktu), mampu melihat dan membaca dengan baik sertamampu berbahasa Indonesia dengan baik.

4.3Lokasi Penelitian dan Waktu Peneltian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di posyandu lansia dalam wilayah kerja

Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Puskesmas

Tarok posyandu lansia sudah dilaksanakan sejak tahun 2007. Untuk meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pelayanan di posyandu lansia sehingga meningkatkan kualitas hidup lansia dalam wilayah kerja Puskesmas

(5)

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian inidilaksanakan pada bulan Februari-April 2013.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari Dekan Fakultas

Keperawatan USU dan permintaan izin kepada Kepala Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat

untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan izin, barulah melakukan penelitian yang menekankan masalah etika yang meliputi:

4.4.1 Lembar Persetujuan (Inform Consent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria dan disertai judul penelitian serta

manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa tetapi menghormati hak-hak subjek.

4.4.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi subyek, lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

(6)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. 4.5Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibagi menjadi 2 bagian. Bagian yang pertama yaitu

data demografi yang berisi nomor responden, umur, jenis kelamin, pendidikandan suku. Bagian kedua yaitu kuesioner berisi sejumlah pertanyaan

yang dapat digunakan untuk mengetahui persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia, yang diukur melalui 3 aspek, yaitu: kegiatan di posyandu lansia sebanyak 6 pernyataan yaitu pernyataan no 1-6, penampilan kerja

(performance) petugas kesehatan di posyandu lansia sebanyak 8 pernyataan

yaitu pernyataan no 7-14 dan fasilitas di posyandu lansia sebanyak 5

pernyataan yaitu pernyataan no 15-19.

Dalam penelitian ini, peneliti menilai jawaban responden pada kuesioner dengan menggunakan skala Likert dimana responden diminta untuk

memberikan tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.

Skor sangat setuju (ss) = 4, setuju (s) = 3, kurang setuju (ks) = 2, dan tidak setuju (ts) = 1.

Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (2001) adalah:

Rentang P =

(7)

P merupakan panjang kelas dengan rentang 57 dan 3 kategori kelas untuk

menilai persepsi lansia, maka didapatkan panjang kelasnya adalah 19. Menggunakan nilai P = 19 dengan nilai terendah adalah 19 sebagai batas bawah kelas, maka persepsi lansia dapat dikategorikan dengan interval

sebagai berikut: Persepsi baik yaitu 57-76, Persepsi cukup baik yaitu 38-56, dan Persepsi kurang baik yaitu 19-37.

4.6Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin pengambilan data kepada begian pendidikan Fakultas Keperawatan USU pada

tanggal 7Februari 2013. Kemudian surat permohonan izin pelaksanaan penelitian yang diperoleh dikirimkan ke Dinas Kesatuan BangsaKota

Payakumbuh selanjutnya setelah mendapatkan persetujuan dikirimkan ke tempat penelitian Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan

memberikan kuesioner yang mengidentifikasi Persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh

Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat.Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan melakukan pendekatan kepada calon responden dengan memperkenalkan diri untuk menjelaskan

maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan selama ±10 menit. Kemudian calon responden tersebut diminta untuk menandatangani surat

(8)

maka responden dipersilahkan untuk menjawab kuisioner yang dibacakan

peneliti dan pengumpulan data dimulai. Setelah responden selesai menjawab semua pernyataan, peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban responden dan memberikan kode nomor kuisioner setiap responden dan mulai

menganalisis data yang diperoleh sama penelitian dalam jangka waktu ± 1 minggu.

4.7Validitas dan Reabilitas Instrumen

4.7.1 Validitas Instrumen

Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument

dikatakan valid jika instrument itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Uji validitas berupa

validitas isi pada tanggal 6 Februari 2013 dan tidak di uji dengan sistem komputerisasi.Uji validitas instrument pada penelitian ini dilakukan oleh dosen yang ahli di bidang Keperawatan Gerontikdi Departemen Jiwa dan

Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.7.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrument adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran yang dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda. Reliabilitas menunjukkan banyaknya variansi atau perbedaan yang

(9)

berulang-ulang. Reliabilitas pengukuran juga menunjukkan kapasitas individu

mempertahankan posisi relatifnya dalam kelompok. Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah cronbach alpha. Kemudian pengolahan datanya dihitung dengan menggunakan sistem komputerisasi. Uji reliabilitas

pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada 30 orang lansia di yang tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Tarok

Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, yaitu di Koto Nan Ampek Payakumbuh.Suatu kuesioner dikatakan reliable jika nilainya lebih dari 0,70. Hasil dari uji reliabilitas instrument pada

penelian ini mempunyai nilai 0,889.

4.8Analisa Data

Analisa data menggunakan analisa desktiptif, yaitu analisa yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dan karakteristik demografi responden.Dianalisa dengan mean, median, standar deviasi,

(10)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai

persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, yaitu lansia yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Penyajian hasil analisa data

penelitian ini meliputi data demografi dan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten

Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

5.1.1Karakteristik Demografi

Hasil penelitian tentang karakteristik responden adalah lansia yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 orang dan perempuan sebanyak 69 orang . Pendidikan responden meliputi tidak sekolah 2 orang, SD 21 orang, SMP 19

orang, SMA 30 orang dan Perguruan Tinggi 18 orang. Umur responden meliputi 50-54 Tahun sebanyak 22 orang , 55-59 tahun sebanyak 32 orang, 60-64 tahun sebanyak 25 orang, dan 65-69 orang sebanyak 11 orang. Sedangkan untuk suku,

(11)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik data demografi persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. (n=90)

Karakteristik Responden Jumlah Persentase(%) Jenis Kelamin

5.1.2 Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia

Berdasarkan hasil penelitian bahwa persepsi lansia tentang pelayanan

posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner yang

(12)

Hasil penelitian mengenai persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia

diketahui, sebanyak 7 orang (7,8%) termasuk kategori cukup dan 83 orang (92,2%) termasuk kategori baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Persepsi Lansia tentang Pelayanan Posyandu Lansia

Variabel n %

Persepsi Lansia tentang Pelayanan posyandu lansia Baik

Cukup Kurang

83 7 0

92,2 7,8 0,0

Jumlah 90 100

5.2 Pembahasan

5.2.1 Persepsi tentang Pelayanan Posyandu Lansia

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan yaitu sebanyak 69 orang. Menurut Erliawati (2005) menyatakan bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.

Menurut tingkat pendidikan, pendidikan responden mayoritas SMA yaitu sebanyak 30 orang. Menurut Lapau (2007), pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Selain itu Thoha (2008) juga menyatakan

(13)

Berdasarkan umur responden, mayoritas responden berusia 55-59 tahun yaitu

sebanyak 32 orang. Menurut Azhari (2002) menyatakan bahwa umur merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi seseorang dalam pemakaian jasa pelayanan kesehatan.

Tujuan umum dari posyandu lansia adalah meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kegiatan posyandu lansia yang mansiri dalam masyarakat. Tujuan khususnya

meliputi: meningkatnya kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatn lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek

pengobatan dan pemulihan serta berkembangnya posyandu lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan (Depkes

RI, 2003).

Pembentukan posyandu lansia pada prinsipnya harus didasarkan atas inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk lansia. Ada beberapa

pendekatan yang digunakan dalam pembentukan posyandu lansia, misalnya mengembangkan kelompok-kelompok yang telah ada seperti kelompok arisan lansia,

kelompok pengajian, kelompok senam lansia dan lain-lain (Depkes RI, 2004).

Kemampuan institusi menciptakan kebutuhan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan keragaman pelayanan mempengaruhi

(14)

Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan, seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya.

Berdasarkan hasil wawancara, responden membutuhkan posyandu lansia

sebagai salah satu sarana untuk menjaga kesehatan. Selain dapat memeriksakan kesehatan secara gratis, dengan menghadiri kegiatan posyandu pengetahuan tentang

kesehatan meningkat.Hal inilah yang menjadi dasar pembentukan sikap dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia. Alasan lain responden ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia karena

posyandu lansia memberikan tempat untuk berinteraksi sehingga menambah wawasan baru dan semangat karena adanya perasaan senasib dengan sesamanya.

Petugas kesehatan terutama kader posyandu mempunyai peranan sentral dalam program integrasi di masyarakat dalam konsep posyandu yaitu pelayanan dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh masyarakat. Agar penampilan kerja petugas

kesehatan posyandu dapat meningkat maka kemampuan dan motivasi kerja petugas kesehatan merupakan prasyarat untuk meraih prestasi kerja yang optimal.

Performanceatau penampilan kerja adalah hasil interaksi antara kemampuan dan

motivasi.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh

(15)

(Kristiani, 2006). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yaitu petugas kesehatan di

posyandu ramah, memberi motivasi, mendengar keluhan, sabar, cekatan, perhatian, dan selalu menjawab pertanyaan lansia.

Kader posyandu dipilih oleh pengurus posyandu lansia dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu lansia atau bilamana sulit mencari kader dari anggota posyandu

lansia dapat diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader (Depkes RI, 2005).

Peningkatan kualitas petugas kesehatan posyandu baik melalui peningkatan pengetahuan teknis kesehatan maupun keterampilan, khususnya keterampilan

manajemen pengelolaan posyandu berperan besar dalam upaya peningkatan fungsi posyandu. Disamping itu pemberian motivasi kepada petugas kesehatan posyandu mempunyai dampak yang positif guna memacu semangatdan gairah kerja posyandu

lansia.

Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa petugas kesehatan yang ada di

posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tarok telah memberikan pelayanan yang baik terhadap lansia. Mereka ramah dalam memberikan pelayanan, selalu mendengarkan keluhan lansia, sabar dalam memberikan pelayanan serta cekatan

(16)

Untuk persepsi tentang fasilitas di posyandu lansia, menurut teori Green

dalam Notoatmojo (2003) dimana faktor ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Fasilitas sarana dan prasarana mendukung ikut berperan serta membentuk

terjadinya perilaku seseorang/masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan fasilitas untuk mendukung

perilaku tersebut.

Fasilitas kesehatan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat pemanfaatan posyandu. Kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan merupakan salah

satu fungsi yang mempengaruhi seseorang dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (Azhari, 2002)

Pelayanan kesehatan di posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau

ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di puskesmas (Depkes RI, 2003).

Menurut Azwar (2006), tuntutan kesehatan berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, dengan demikian perkembangan teknologi harus selalu diperhatikan agar kegiatan pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan

(17)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan,tingkat fasilitas kesehatan

dinyatakan baik karena pada umumnya responden menyatakan bahwa dengan adanya fasilitas di posyandu lansia meliputi: tempat pelaksanaan posyandu lansia yang bersih dan sejuk, adanya alat penimbang dan pengukur tinggi badan, adanya

tensimeter, tersedianya Kartu Menuju Sehat (KMS), serta tersedianya obat-obatan. Namun untuk meja dan kursi yang tersedia di posyandu belum memadai untuk

pelaksanaan posyandu lansia. Namun hal ini tidak menghambat dalam pelaksanaan posyandu lansia. Teras rumah yang luas dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan posyandu.

Dari hasil penelitian dapat dilihat 83 responden (92.2%) mempunyai persepsi yang baik tentang pelayanan posyandu lansia, sedangkan 7 responden (7,8%)

mempunyai persepsi yang cukup baik tentang pelayanan posyandu lansia, namun pelayanan di posyandu lansia harus tetap ditingkatkan agar semakin banyak lansia yang datang ke posyandu lansia.

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak semua calon responden dapat diyakini untuk mengisi kuesioner. Disini peneliti telah berusaha meyakinkan

calon responden, namun ada sebagian calon responden yang tetap tidak bersedia untuk menjadi responden penelitian. Selain itu jarak antar posyandu lansia yang cukup jauh, membuat peneliti sedikit kesulitan dalam mengumpulkan data. Namun

(18)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Dari data demografi menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih

banyak dari pada laki-laki, pendidikannya rata-rata SMA, usia responden terbanyak di usia 55-59 tahun, dan seluruh responden bersuku minang.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunujukkan bahwa persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia di Puskesmas Tarok Kecamatan payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, terdapat 83

responden (92,2%) memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan posyandu lansia, sedangkan 7 responden (7,8%) mempunyai persepsi yang cukup baik

terhadap pelayanan posyandu lansia.Namun pelayanan di posyandu lansia masih butuh ditingkatkan agar semakin banyak lansia yang hadir di posyandu lansia.

6.2 Saran

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

(19)

2. Bagi Petugas Kesehatan di Posyandu Lansia

Diharapkan kerjasama antara kader posyandu dengan masyarakat untuk meningkatkan keragaman kegiatan posyandu yang dapat meningkatkan

kualitas hidup lansia serta disesuaikan dengan kebutuhan lansia dan potensi masyarakat setempat, seperti program olahraga yakni senam usila atau gerak

jalan santai, program peningkatan keterampilan dan program kunjungan rumah (home care) bagi lansia yang tidak mampu berjalan sendiri ke posyandu lansia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi informasi dan sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Selain itu hendaknya peneliti selanjutnya juga harus mencari

Gambar

Tabel 5.1  Distribusi frekuensi karakteristik data demografi persepsi lansia

Referensi

Dokumen terkait

kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia, bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi yang baik terhadap posyandu lansia, Hal ini disebabkan sebagian

Gambar 4.1 Desain Penelitian Pengaruh Senam Kaki terhadap Nilai Ankle Brachial Index pada Lansia dengan Hipertensi di Banjar Tulang Ampiang Wilayah Kerja Puskesmas Denpasar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA DALAM PROGRAM PAMSIMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO TINGGI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2012..

Hubungan Usia dengan Kemandirian Lansia Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90 orang reponden di wilayah kerja Puskesmas Lampasi, diperoleh bahwa responden Lanjut

Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yaitu bagaimana pelaksanaan perjanjian pemborongan peningkatan jalan Payakumbuh-Suliki- Kototinggi kabupaten Lima Puluh

Berdasarkan hasil nilai p < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara lama menderita DM dengan kualitas hidup pada lansia yang bertempat tinggal di wilayah

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien lansia yang terdaftar di posyandu lansia Kakaktua wilayah kerja puskesmas Pelambuan sebanyak 60 orang dengan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dukungan keluarga responden terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas sungai duren dinilai dalam