• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cinnamon - Efek Fungistatis dan Fungisidal Ekstrak Kayu Manis Terhadap Candida albicans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cinnamon - Efek Fungistatis dan Fungisidal Ekstrak Kayu Manis Terhadap Candida albicans"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cinnamon

Cinnamon atau yang dikenal luas sebagai kayu manis merupakan salah satu bahan rempah-rempahan yang sudah banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat sejak jaman dahulu kala. Kegunaan kayu manis secara umum hanyalah sekedar penambah cita rasa atau aroma saja. Sedikit yang tahu bahwa kayu manis mempunyai banyak kegunaan, salah satunya sebagai fungisid.

2.1.1 Sejarah Kayu Manis

(2)

2.1.2 Cinnamonum Burmanii

Cinnamonum burmanii merupakan varietas kayu manis yang asli berasal dari Indonesia. Klasifikasi tanaman tersebut adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Laurales Famili : Genus :

Spesies : Cinnamomum burmannii9

(3)

2.1.3 Kegunaan Cinnamon (Kayu manis)

Cinnamon secara umum digunakan oleh masyarakat sebagai penambah rasa dan aroma makanan dan minuman, tetapi sedikit yang mengetahui bahwa cinnamon mempunyai berbagai keunikan dan kegunaan. Beberapa kegunaan kayu manis adalah sebagai berikut :

1. Sebagai tonik otak : Kayu Manis bersifat aromaterapi dan karenanya bertindak sebagai tonik otak yang baik. Ini membantu dalam menghilangkan ketegangan saraf dan menunda kepikunan. Penelitian di Wheeling Jesuit University di AS telah membuktikan bahwa aroma kayu manis memiliki kemampuan untuk meningkatkan aktivitas otak . Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr P. Zoladz menemukan bahwa orang yang diberikan dengan kayu manis meningkatkan kemampuan pada bagian kognitif seperti proses perhatian, memori virtual, memori tindakan, dan respon visual-motorik.

10,11

2. Mengurangi kolesterol : Penelitian di Pakistan, menemukan bahwa konsumsi teratur kayu manis secara teratur dapat menurunkan kadar LDL 10-26% tetapi tidak menurunkan kadar HDL.

3. Meningkatkan sirkulasi darah: Komponen kayu manis yang bernama cinnamaldehyde amat berguna untuk mencegah pembekuan darah, sehingga aliran darah lancar dan terhindar dari resiko serangan stroke. Sirkulasi darah yang baik juga menjamin suplai oksigen ke sel-sel tubuh dan meningkatkan aktivitas metabolik menjadi lebih tinggi.

(4)

otot dan sendi sehingga kayu manis dianjurkan untuk arthritis. Hal ini juga membantu dalam menghilangkan sakit kepala yang disebabkan oleh cuaca dingin. 5. Mengurangi infeksi: Karena kemampuan antijamur, antibakteri, antivirus dan

antiseptik kayu manis, kayu manis juga efektif pada infeksi eksternal maupun internal. Penelitian menunjukkan bahan ini membantu dalam menghancurkan kuman dalam kandung empedu dan bakteri pada infeksi Staphylococcus.

6. Mencegah penyakit jantung: Kayu manis diyakini memiliki kandungan kalsium dan serat yang memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa penambahan sedikit kayu manis dalam makanan membantu penyembuhan pasien yang menderita penyakit arteri koroner dan tekanan darah tinggi.

7. Mencegah kanker kolon: Kayu manis kaya akan serat, hal ini juga meningkatkan kesehatan usus dan dengan demikian mengurangi risiko usus kanker .

8. Sebagai penyegar mulut: Kayu manis digunakan sebagai salah satu bahan permen karet karena merupakan penyegar mulut yang baik dan dapat menghilangkan bau mulut .

9. Bahan baku parfum: Kayu manis memiliki aroma yang menyegarkan dan secara luas digunakan dalam pembuatan parfum.

(5)

pencernaan, mual muntah, sakit perut, diare dan perut kembung. Karena bersifat karminatif, kayu manis sangat membantu dalam menghilangkan gas dari perut dan usus.

11.Mengurangi masalah pernapasan: Kayu manis dapat membantu pasien yang mengalami gangguan pernafasan seperti pasien flu dan gangguan pada tenggorokan. 12.Membantu proses menyusui: Dipercaya bahwa kayu manis membantu dalam sekresi

ASI, sehingga dapat mempermudah proses menyusui .

13.Membantu program diet: Kayu manis mengandung serat yang mengakibatkan rasa lapar tidak akan muncul dengan cepat.

2.1.4 Komponen Aktif Cinnamon

Cinnamon memiliki beberapa zat aktif seperti:

Eugenol merupakan turuna

12

1. Eugenol (10%)

dikenal dengan nama13 Ia dapat dikelompokkan

(6)

eugenol dengan seng oksida (ZnO) dipakai dalam restorasi. Turunan lainnya dipakai sebagai penyera pembuatan dapat menyebabkan diare, muntah-muntah, kehilangan kesadaran, pening, peningkatan detak jantung, dan bersifat hepatotoxic.

2. Linalool

Linalool merupakan golongan alkohol terpena alami. Bahan ini banyak dijumpai pada beberapa jenis tumbuhan dati golonga Menurut penelitian Akio Namakura, mencium aroma linalool dapat mengurangi stress dan menormalkan gen-gen manusia yang kelelahan, oleh karena itu, linalool banyak digunakan dalam memproduksi pewangi. Selain sebagai pewangi, linalool juga digunakan sebagai anti serangga.

3. Cinnamaldehyde (75%)

Cinnamaldehyde(C9H8O) atau yang disebut 3-phenylprop-2-enal (IUPAC)

(7)

yang didanai perusahaan permen karet Wrigleys yang dilakukan di Universitas Illinois di Chicago, menemukan bahwa permen karet yang mengandung cinnamaldehyde dapat mengurangi pertumbuhan bakteri terutama yang berada di bagian belakang lidah hingga mencapai 50 %. Walaupun memiliki banyak kegunaan, cinnamaldehyde ternyata dapat mengakibatkan iritasi kulit dan mengakibatkan keracunan apabila dihirup dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu yang terlalu lama.17

2.1.5 Cara Kerja Zat Aktif Cinnamon

Zat aktif ekstrak kayu manis dapat bersifat fungisidal dan fungistatis terhadap

Candida albicans karena zat-zat aktif kayu manis dapat menghentikan proses sintesa dinding sel, serta mengubah dinding sel secara stuktural yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas sehingga terjadi perubahan tekanan dalam sel jamur tersebut. Perubahan tersebut akan mengakibatkan organ-organ dalam sel jamur semakin membesar dan pecah, akibat lainnya ialah zat-zat asing dapat masuk dan merusak struktur internal sel.

Candida albicans adalah jamur yang bersifat patogen oportunistik yang

ditemukan dalam konsentrasi rendah pada rongga mulut normal, yaitu 200 sel/cc saliva.

18,19

2.2 Candida albicans

20

(8)

ditemui dalam rongga mulut.22 Candida albicans juga banyak dijumpai pada daerah

genital, kulit dan kuku manusia. Sistematika Candida albicans adalah sebagai berikut: 6 Divisio : Mycota (fungi)

Subdivisio : Eumycotina Classis : Deuteromycetes

Ordo : Pseudosaccharomycetales Familia : Cryptococaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

Gambar 2. Koloni Candida albicans secara makroskopis dan mikroskopis

Dalam media agar atau setelah 24 jam dengan temperatur 37°C, spesies Candida

(9)

molekular yang hampir sama dengan jamur golongan saccharomyces.23 Candida albicans jugameragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas;

menghasilkan asam dari sukrosa dan tidak bereaksi dengan laktosa. Peragian karbohidrat ini membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya (C. Krusei,

C. Parapsilosis, C. Stellatiodea, C. Tropicalis, C. Pseudotropicalis, dan C. gullermondi), yang kadang-kadang juga merupakan anggota flora normal manusia dan kadang-kadang terlibat dalam penyakit. 6

Secara mikroskopis, Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk berbeda yaitu sel tunas yang akan menjadi blastospora dan membentuk germ tube yang akan menghasilkan psudohifa. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang mempengaruhinya. Blastospora berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 μ x 3-6 μ hingga 2-5,5 μ x 5-28 μ .

Komposisi primer terdiri dari glukan, manan dan khitin. Manan dan protein berjumlah sekitar 15,2-30 % dari berat kering dinding sel, β-1,3-D-glukan dan β–1,6-D-glukan sekitar 47-60 %, khitin sekitar 0,6-9 %, protein 6-25 % dan lipid 1-7 %. Dalam bentuk ragi, kecambah dan miselium, komponen-komponen ini menunjukkan proporsi yang

24

Dinding sel Candida albicans berfungsi sebagai pelindung dan juga sebagai target dari beberapa antimikotik. Dinding sel berperan pula dalam proses penempelan dan kolonisasi serta bersifat antigenik.Fungsi utama dinding sel tersebut adalah memberi bentuk pada sel dan melindungi sel ragi dari lingkungannya.Candida albicans

(10)

serupa tetapi bentuk miselium memiliki khitin tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan sel ragi. 24

Segal dan Bavin (1994) memperlihatkan bahwa dinding sel Candida albicans terdiri dari lima lapisan yang berbeda yaitu:

Gambar 3. Lapisan dinding sel Candida albicans

Membran sel Candida albicans seperti sel eukariotik lainnya terdiri dari lapisan fosfolipid ganda. Membran protein ini memiliki aktifitas enzim seperti manan sintase, khitin sintase, glukan sintase, ATPase dan protein yang mentransport fosfat. Terdapatnya membran sterol pada dinding sel memegang peranan penting sebagai target antimikotik dan kemungkinan merupakan tempat bekerjanya enzim-enzim yang berperan dalam sintesis dinding sel. 24

Fibrillar layer

Mannoprotein

B-Glucan

B Glucan-khitin

Mannoprotein

(11)

Transisi Candida albicans dari non patogen menjadi patogen dipengaruhi oleh faktor host dan dari Candida albicans itu sendiri, faktor-faktor Candida albicans yang mengakibatkan terjadinya patogenesis adalah sebagai berikut: 25

1. Kemampuan Candida albicans untuk melakukan perlekatan / adhesi

Salah satu kunci dari virulensi Candida albicans adalah kemampuannya untuk melakukan perlekatan ke permukaan host. Komponen Candida yang berperan dalam perlekatan disebut dengan adhesin.26,27 Pada permukaan rongga mulut, perlekatan yang kuat dapat mencegah sistem pembersihan rongga mulut yang berupa aliran saliva dan penelanan. Candida albicans dapat melekat di jaringan epitel oral maupun pada biomaterial seperti permukaan gigi tiruan.

2. Kemampuan berubah bentuk

Setelah melekat di permukaan rongga mulut, spesies Candida selain C.Glabrata, memiliki kemampuan untuk berubah bentuk menjadi bentuk filamen yang dapat memperkuat penetrasi ke jaringan epitel dan menambah resistensi terhadap kemampuan fagositosis oleh sistem imunitas tubuh.

3. Enzim Hidrolitik

Penghancuran jaringan host oleh Candida albicans dapat dilakukan oleh beberapa enzim yang disebut enzim hidrolitik. Enzim hidrolitik yang banyak ditemukan pada Candida albicans adalah Secreted Aspartyl Proteinase (SAPs) dan Phopolipase (PLs).28 Enzim-enzim ini dapat merusak atau melisis protein pada bagian ekstraselluler host sehingga respon pertahanan host akan berkurang.

Beberapa faktor host yang dapat mempengaruhi patogenesis dan pertumbuhan

(12)

1. Gangguan imunitas

Mekanisme pertahanan tubuh dari serangan jamur merupakan gabungan dari berbagai faktor. Pada pasien dengan gangguan imunitas, seperti pada pasien yang mengalami malnutrisi sehingga terjadi defisiensi imunitas, penggunaan imunosuppresi, pada pasien terapi radiasi, pada pasien dengan usia lanjut, dan pada pasien yang menjalani transplantasi organ terjadi penurunan pada sistem kerja dan jumlah dari sel limfosit dan fagosit, sehingga pertumbuhan dan tingkat infeksius Candida albicans

menjadi bertambah.30

2. Pemakaian gigi tiruan

Salah satu faktor terpenting dalam peningkatan jumlah Candida albicans dalam rongga mulut ialah pemakaian gigitiruan. Ketika gigi tiruan dipakai pada waktu makan, akan terbentuk suatu lapisan yang disebut plak gigi turuan, pada beberapa pasien yang kurang mengerti mengenai kesehatan rongga mulut, pasien tersebut akan memakai terus menerus gigi tiruannya tanpa dilepas dan dibersihkan. Adanya lapisan plak gigi tiruan tersebut akan mempermudah perlekatan Candida albicans ke gigi tiruan. Perlekatan tersebut tidak hanya akan memudahkan bertambah cepat dan banyaknya kolonisasi

Candida albicans pada gigi tiruan, tetapi juga mempermudah penetrasi Candida albicans ke mukosa mulut yang mengakibatkan denture stomatitis. 31

3. Saliva

Aliran saliva secara terus menerus sangat penting dalam mencegah kolonisasi

Candida albicans pada rongga mulut. Aliran saliva yang terus menerus akan

(13)

bertambahnya kadar glukosa saliva juga berpengaruh terhadap pertumbuhan Candida albicans. Pada suatu percobaan invitro di Amerika, ditemukan bahwa glukosa dapat menambah jumlah Candida albicans di rongga mulut. 32

4. Leukemia dan Limphoma

Penyakit leukimia dan limphoma dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem fagosit dan limfosit. Hal ini dapat juga mengakibatkan kerusakan pada neutrofil sehingga aktivitas anti mikrobanya terganggu. Aktivitas pertahanan primer ini akan mengakibatkan tubuh menjadi sangat rentan terhadap invasi mikroba yang sebenarnya adalah flora normal, salah satunya adalah Candida albicans sehingga prevalensi stomatitis akan meningkat. 33

2.3 Denture Stomatitis

Denture stomatitis adalah istilah untuk menjelaskan perubahan-perubahan patologik pada jaringan di bawah gigi tiruan dalam rongga mulut yang ditandai dengan adanya eritema dibawah gigi tiruan lengkap atau sebagian, baik dirahang atas maupun dirahang bawah. Keadaan ini biasa ditemukan pada pengguna gigi tiruan yang tidak melepas dan membersihkan gigi tiruannya dalam jangka waktu yang lama. 32

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisa keragaman terhadap sabun transparan dengan konsentrasi gel lidah buaya 5, 10, 15, dan 20% pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan

اكأرقي.. 24 طبض ةاعارم عم عومسم توصب ءكرقت١اب ات٢لاخ ئراقلا قطني تيلا يى هذى .هانعم مهفك ءكرقت١ا ةءارقلا سكع ةءارق ةتماص انهلأ كيرحتب ةرجفتٟا

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang dituangkan dalam karya ilmiah berbentuk skripsi tentang: “Pengaruh

The systematic height errors of the ZY3 DSM, based on orientation by bias correction with affine transformation, against the reference DSM from IGN (figure 2) are obvious – in

Pada saat membuat fungsi SELECT, clausa SELECT dapat digunakan lebih dari

Switch yang dalam penelitian ini menggunakan relay dihubungkan ke rectifier dengan menyambungkan pin NO ke jalur masuk dari antena, dan ground dari relay ke jalur

Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membuat prototipe sistim pengukuran unsur-unsur klimatologi, khususnya dalam kesempatan ini adalah, suhu dan kelembaban