• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modifikasi MODIFIKASI PATI SINGKONG PREG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Modifikasi MODIFIKASI PATI SINGKONG PREG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MODIFIKASI PATI SINGKONG PREGELATIN SEBAGAI BAHAN

PEMBAWA CETAK LANGSUNG

Helmy Yusuf1), Achmad Radjaram2), Dwi Setyawan3)

ABSTRACT

MODIFICATION OF CASSAVA STARCH AS A CO-PROCESS TABLET VECHILES

The influence of L-HPC LH 11 in Pregelatin Cassava starch as a coprocess material have been investigated to create a new tablet excipient. The suspension of Pregelatin Cassava starch was prepared in condition 55°C for 70 minutes. The length of the heating time was determined by optimising upon sol iod reaction. The colour intensity was measured by spectrophotometer UV-Vis. The concentrations of L-HPC LH 11 were 0% (PP1), 5% (PP2) and 10% (PP3) respectively. Particles reduction was using oscillating granulator with speed of 20 rpm mesh 28. X-Ray diffraction showed declining of crystalline peak of pregelatin cassava starch. Physical characteristics of Granules has also been determined to know whether it has fulfilled the standard requirements or not to produce good tablets. The tests consist of moisture content (MC) test, particle size determination, fluidity, repose angle, appearance and taped density and compressibility. The MC test result is 9,81% - 10,28%. The percentage of fines particle are 5,10% (PP1); 14,10% (PP2) and 27,90% (PP3) respectively. For fluidity test, the results are 14,63 g/s (PP1); 8,86% g/s (PP2) and 10,29% (PP3). Repose angle results are 29,27° (PP1); 31,76° (PP2) and 30,93° (PP3). For compressibility test, the results are 11,48% (PP1); 16,33% (PP2) and 22,30% (PP3). In addition, compactibility test showed that the more higher the percentage of L-HPC LH 11, the harder the tablets produced. The dilution potency test which was using parasetamol as drug model, showed that the tablet hardness reduced with the higher concentration of parasetamol. But, the friability was increased with the higher concentration of parasetamol, and from the experiment, it can be concluded that the vehicle could load parasetamol up to 30%.

Keywords: Cassava starch, pregelatin, modification, direct compression

(2)

PENDAHULUAN

Salah satu sumber hayati yang banyak terdapat di Indonesia dan potensial untuk dikembangkan serta digunakan dalam industri farmasi adalah pati-patian. Indonesia sangat kaya akan jenis tanaman penghasil pati-patian seperti singkong. Saat ini pemanfaatan singkong sebagai tanaman penghasil pati hanya sekitar 10% dari total pemanfaatan singkong sebagai bahan makanan dan industri lain. Dengan teknologi proses produksi yang digunakan petani atau industri kecil selama ini, pati singkong belum dapat memenuhi kebutuhan dan persyaratan di industri farmasi (Rismana, 2004; Ostertag, 2001).

Pati singkong sudah sejak lama diproduksi di berbagai daerah di Indonesia, akan tetapi hanya sebagian kecil saja yang diproduksi dengan kualitas pharmaceutical grade. Selain itu pati singkong memiliki manfaat yang besar untuk bahan makanan, maka pemanfaatannya dalam bidang farmasi terabaikan (Anwar, 2001; Sriroth et al., 2002).

Pati yang sering digunakan di industri farmasi ada dua macam yaitu pati alami dan pati termodifikasi. Pati dalam bentuk alami (native starch) adalah pati yang dihasilkan dari sumber umbi-umbian dan belum mengalami perubahan sifat fisik dan kimia atau diolah secara kimia-fisika. Pati ini banyak digunakan di industri makanan dan farmasi sebagai bahan pengisi (filler) dan pengikat (binder) dalam pembuatan tablet, pil dan kapsul. Namun, pati ini mempunyai dua keterbatasan besar dalam membentuk tablet yang baik, yaitu tidak mempunyai daya alir (fluiditas) dan kompaktibilitas. Oleh karena itu pati jenis ini belum banyak dipakai dalam formula tablet cetak langsung (Rismana, 2004; Ostertag, 2001).

Agar pati singkong dapat diolah menjadi bahan pembantu formulasi cetak langsung, salah satu teknologi yang dapat dilakukan adalah modifikasi pati menjadi bentuk pregelatin. Pada umumnya modifikasi pati menjadi pati pregelatin dapat dilakukan dengan cara pemanasan suspensi pati dalam air (LIPI, 2000; Rowe et al., 2003). Pati pregelatin telah tersedia di pasaran, namun selama ini hanya dibuat dari pati jagung kentang dan padi.

(3)

dari 5% amilosa, 15% amilopektin, dan 80% pati tak termodifikasi. Secara fisik pati pregelatin berupa serbuk hablur, berwarna putih, tidak berbau dan mempunyai rasa yang lemah, tidak beracun dan juga tidak mengiritasi. Sifat pati pregelatin yang larut air memungkinkan penambahannya dalam bentuk kering sebagai pengikat tablet. Pati pregelatin mempunyai viskositas yang lebih rendah dibandingkan pati. Viskositas yang rendah akan mempermudah distribusi bahan pengikat tersebut ke dalam masa tablet (Rowe et al, 2003). Pada pati singkong, dari hasil modifikasi dapat dihasilkan tepung singkong pregelatin yang memiliki kelebihan, antara lain mempunyai aliran fluida yang baik, mempunyai kapasitas dilusi tinggi, bersifat swalubrikasi, memiliki kemampuan sebagai penghancur tablet dan dapat mempercepat pelepasan zat aktif yang sukar larut dalam air (Rismana, 2004).

Penggunaan pati singkong pregelatin sebagai bahan pembuatan tablet cetak langsung memiliki beberapa keuntungan antara lain mempunyai kemampuan sebagai penghancur tablet, dapat mempercepat kecepatan pelepasan zat aktif yang sukar larut dalam air. Namun penggunaannya masih terbatas sebagai bahan pengikat pada proses granulasi basah sebab dalam keadaan kering daya ikatnya masih rendah (Rismana, 2004; Anwar, 2001). Hal ini menyebabkan tablet mempunyai kekurangan yaitu kerapuhan tablet yang belum memenuhi persyaratan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka perlu ditambah dengan bahan pengikat agar daya ikat pati singkong pregelatin dapat ditingkatkan sehingga mempunyai daya kompaktibilitas yang baik. Salah satu bahan pengikat yang dapat digunakan sebagai bahan pembawa cetak langsung adalah turunan selulose (Banker and Anderson, 1994).

Low-substitued hydroxypropyl cellulose (L-HPC) merupakan salah satu turunan selulosa yang mempunyai daya ikat sebaik daya disintegrannya. . L-HPC adalah nama dagang dari Hidroksi propilselulosa yang diproduksi oleh Shin-Etsu Chem. Co. Ltd. Japan. Rumus molekulnya adalah (C8H18O8)n dengan bobot molekul antara 30.000-1.250.000. Nama kimianya selulosa 2-hidroksipropil eter.

L-HPC dibagi lagi menjadi beberapa tipe berdasarkan kadar hidroksi propilnya dan ukuran partikel rata-rata. Pembagian tipe L-HPC tercantum dalam Tabel 1.

Tabel 1. Tipe-tipe L-HPC

Ukuran

partikel Rendah

Kandungan hidroksi

propoksil Tinggi

LH-11

LH-22 LH-21 LH-20

Kasar

(4)

Hidroksi propilselulosa tersubstitusi rendah merupakan suatu bahan yang tidak larut dalam air tetapi mengembang, tidak larut dalam pelarut organik dan tidak mengembang dalam pelarut organik, larut dala 10% NaOH menghasilkan arutan yang kental. Tipe-tipe L-HPC dengan ukuran rata-rata semakin besar mempunyai derajat pengembangan yang semakin tinggi. L-HPC mempunyai kemampuan mengikat sebaik sifat pengembangannya sebagai disintegran.

Tablet dengan L-HPC mempunyai kecenderungan semakin besar ukuran partikel rata-rata L-HPC yang digunakan semakin singkat waktu hancurnya. Sedangkan Tablet dengan L-HPC dengan ukuran partikel rata-rata semakin kecil semakin tinggi kekerasannya. Dalam penelitian ini digunakan L-HPC LH-11 dengan kadar hidroksi propilnya 10%-12,9% dan ukuran partikel rata-rata 50

μm. L-HPC LH-11 berbentuk spheris dan berserat. L-HPC LH-11 sebagai bahan pengikat dengan mekanisme interlocking antara bahan pembawa dengan serbuk L-HPC. Jika jumlah L-HPC yang digunakan ditingkatkan maka akan menyebabkan penurunan kecepatan alir bahan pembawa.L-HPC digunakan sebagai bahan pengikat dan disintegran dalm formulasi sediaan tablet. Kelebihan dari L-HPC adalah daya kompaktibilitas dan sifat alirannya yang baik sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembawa cetak langsung. L-HPC ada beberapa macam yang dibedakan sesuai dengan jumlah substituen. L-HPC LH 11 mempunyai kadar hidroksi propil 10%-12,9% dan ukuran partikel rata-rata 50 μm dengan kadar dalam formulasi tablet 2%-5%. L-HPC LH 11 mempunyai kelebihan mencegah terjadinya capping pada pembuatan tablet (Shin-Etsu, 1997).

Sifat alir pati pregelatin dapat ditingkatkan dengan mengubah bentuk serbuk pati. Pengubahan secara fisika tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan oscillating granulator sehingga pati pregelatin berbentuk granul. Pengeringan pati pregelatin dilakukan dengan menggunakan lemari pengering. Ada beberapa keuntungan dari penggunaan lemari pengering, biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah, dan pengoperasiannya mudah. Bahan obat yang digunakan sebagai model adalah parasetamol karena sifat alir dan kompresibilitasnya yang jelek, sehingga diharapkan dengan adanya penambahan bahan pembawa cetak langsung pati singkong pregelatin asi dapat memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas.

(5)

BAHAN DAN METODE

Bahan penelitian yang digunakan adalah singkong, parasetamol (PT. Coronet Crown), L-HPC LH-11 (Shin-Etsu Chem. Co. Ltd. Japan), Magnesium stearat (PT. Coronet Crown), Cab-O-Sil (PT. Coronet Crown).

Alat penelitian yang digunakan antara lain alat-alat gelas, alat pengering (Heraeus), alat pengayak granul (Retsch vibrator tipe 3D), alat pencampur (thumbling mixer), alat tabletasi (Hidraulic press Graseby Specac), alat uji kekerasan tablet (erweka TBH-220), alat uji kerapuhan tablet (Erweka TAP), alat uji waktu hancur (erweka Disintegrator tipe ZT-501),Electronic Moisture Balance (Ohauss MB-45), neraca analitik (Chyo), seperangkat alat uji sifat alir granul, spektrofotometer FTIR (Jasco FT-IR/5300), spektrofotometer UV – Vis (Cary 50 conc), Stopwatch, timbangan gram.

Pembuatan pati singkong pregelatin dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pati singkong yang telah diidentifikasi disuspensikan dalam air dengan konsentrasi 42% b/b. Suspensi dipanaskan pada 55°C sambil diaduk dengan kecepatan 50 rpm selama 70 menit. Pati pregelatin yang diperoleh dibagi menjadi tiga bagian, PP1 tanpa penambahan L-HPC LH 11, PP2 ditambahkan L-HPC LH 11 sebesar 5%, PP3 ditambahkan L-HPC LH 11 10%. Kemudian dikeringkan dengan tray drier pada suhu 35°C sampai kandungan lengas antara 9 – 11%. Suspensi yang telah kering dimilling dengan mesh 25, kecepatan 50 rpm.

Identifikasi Pati Pregelatin (a) Organoleptis: serbuk halus, berwarna putih sampai putih kekuningan, (b) Mikroskopis: granul dengan bentuk tidak beraturan, bewarna putih sampai putih kekuningan, transparan dan ada tanda silang pada bagian hitam, (c) Kembangkan 0,5 g dalam 2 ml air tanpa pemanasan + 0,05 ml larutan iod. Campuran akan terlihat warna merah ungu sampai biru, dan (d) Difraktometer sinar-X

(6)

r

= . Bobot jenis nyata yang didapat

merupakan rata-rata dari tiga penentuan.

(d) Pemeriksaan bobot jenis mampat granul pati pregelatin dapat dilakukan dengan cara serbuk dalam gelas ukur 100,0 ml (pemeriksaan bobot jenis nyata), diketuk-ketuk dengan alat untuk menentukan bobot jenis mampat sampai terdapat volume konstan. Bobot jenis mampat dapat dihitung sebagai berikut. Bobot jenis mampat g ml

ketap

= . Bobot jenis mampat, yang didapat

merupakan rata-rata dari tiga kali pengukuran.

(e) Pemeriksaan kompresibilitas granul pati pregelatin dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

(f) Pemeriksaan waktu alir dan sudut diam, dilakukan dengan metode corong (Cartensen, 1977). Sebanyal 10 gram granul dimasukkan ke dalam corong dimana bagian bawah corong ditutup. Waktu alir adalah waktu yang diperlukan oleh granul untuk megalir mulai dari dibukanya penutup bawah corong sampai habis.

Sudut diam diukur dari kerucut yang dibentuk oleh massa granul, dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

α = sudut diam h = tinggi kerucut (cm) r = jari-jari kerucut (cm)

Kecepatan alir granul yang baik jika lebih kecil dari 10 g/dt, dengan sudut diam antara <25o – 40o (Carstensen, 1977).

Untuk mengetahui kompaktibilitas pati pregelatin maka dilakukan uji kopaktibilitas dengan menggunakan alat hydrolic press. Pemeriksaan kompaktibilitas granul pati pregelatin dilakukan dengan cara ditimbang 650 mg pati pregelatin. Ditambahkan 6,5 mg magnesium stearat kemudian dicampur dengan tumbling mixer selama 5 menit. Dicetak menggunakan alat pencetak tablet hidrolik pada tekanan 1 ton; 1,5 ton; 2 ton selama 5 menit.

Pencetakan dilakukan pada masing-masing formula dengan replikasi tiga kali untuk setiap tekanan sesuai. Kemudian dilakukan pengukuran kekerasan masing-masing tablet yang dihasilkan.

(7)

adalah pati singkong pregelatin saja dan pati singkong pregelatin dengan penambahan L-HPC LH 11 5% dan 10%.

Tabel 2. Perbandingan Pati Singkong Pregelatin dan Parasetamol

Komposisi

I : Perbandingan pati pregelatin : parasetamol = 90 : 10 II : Perbandingan pati pregelatin : parasetamol = 80 : 20 III : Perbandingan pati pregelatin : parasetamol = 70 : 30 IV : Perbandingan pati pregelatin : parasetamol = 60 : 40 V : Perbandingan pati pregelatin : parasetamol = 50 : 50

Berat tablet masing-masing yang dibuat adalah 657,8 mg sebanyak 50 tablet.

Uji potensial pengeceran pati pregelatin dilakukan dengan tahapan pencampuran bahan, pemeriksaan mutu fisik massa cetak (sifat alir, sudut dian dan kadar lengas), pencetakan dan pemeriksaan mutu fisik tablet (kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur).

Pemeriksanaan Mutu Fisik Tablet Kekerasan tablet

Pemeriksaan kekerasan tablet dilakukan dengan alat Tablet Hardness Tester (Erweka TBH-220) dengan cara alat Hardness Tester Erweka TBH-220 diset sesuai dengan diameter tablet dan jumlah tablet yang diuji. Saat tablet pecah, pada alat akan tertera kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan kP.

Kerapuhan tablet

Pemeriksaan kerapuhan tablet dilakukan menggunakan alat uji kerapuhan tablet (Erweka TAP), dengan cara ambil 10 tablet, kemudian tablet dijepit dengan pinset, dibersihkan dengan hati-hati dengan kuas, kemudian ditimbang. Tablet tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alat penguji kerapuhan. Jalankan alat dengan kecepatan 25 putaran per menit selama 4 menit. Tablet dikeluarkan dari alat dan dibersihkan dengan kuas secara hati-hati. Timbang tablet tersebut. Kemudian hitung prosentase kekurangan bobotnya. Nilai kerapuhan tablet yang diperbolehkan adalah <1% (Izza et al., 2000).

Pemeriksaan waktu hancur

(8)

dalam tabung basket disusul dengan cakra penuntun. Basket dimasukkan ke dalam gelas beker berukuran satu liter yang berisikan air sulung dengan suhu 37°C ± 2°C sebagai media. Alat dihentikan setelah tablet hancur sempurna. Waktu yang dibutuhkan akan tertera pada alat. Persyaratan untu waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 15 menit (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Analisis data

Untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pengikat L-HPC LH 11 dengan konsentrasi 5% dan 10% dalam pati singkong pregelatin sebagai bahan pembawa cetak langsung di setiap formula, dilakukan analisis statistik menggunakan ANOVA dua arah dengan program statistik SPSS 10.00

Kemudian dihitung harga F, apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (Ho = tidak perbedaan bermakna penambahan L-HPC LH 11 5% dan 10% dalam pati singkong pregelatin, Ha = terdapat perbedaan bermakna pada penambahan L-HPC LH 11 5% dan 10% dalam pati pregelatin). Analisis dilanjutkan dengan cara uji HSD (Honestly Significant Difference Test) untuk mengetahui formula yang manakah yang memberikan perbedaan.

Analisis statistik dilakukan pada hasil pemeriksaan mutu fisik tablet yang meliputi kekerasan tablet, kerapuhan tablet dan waktu hancur. Analisis statistik dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil identifikasi dan uji mutu fisik pati singkong pregelatin dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Pati Singkong Pregelatin

Pemeriksaan Hasil Pengamatan Pustaka*

1. Organoleptis Serbuk halus, berwarna putih

Serbuk halus, berwarna putih sampai putih kekuningan 2. Mikroskopis Granul dengan bentuk

tidak beraturan, berwarna putih sampai putih kekuningan, transparan dan ada tanda silang pada bagian hitam

Granul dengan bentuk tidak beraturan, berwarna putih sampai putih kekuningan, transparan dan ada tanda silang pada bagian hitam 4. Difraktometer sinar-X Difraktogram sinar-X dapat

(9)

Untuk mengetahui perubahan derajat kristalisasi pati singkong pregelatin dilakukan dengan difraktometer sinar-X. Difraktogram sinar-X pati singkong dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Difraktogram sinar-x pati singkong

Gambar 2. Difraktogram sinar-x pati singkong pregelatin

Dari hasil difraksi sinar-X pati singkong dan pati singkong pregelatin (Gambar 1 dan 2) menunjukkan adanya penurunan puncak difraktogram pati singkong pregelatin.

(10)

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Pati Singkong Pregelatin *)

Pemeriksaan PP1 PP2 PP3 Kecepatan alir (g/dtk) 14.63 ± 0.38 8.86 ± 0.11 10.39 ± 0.19

Sudut diam (o) 27.70 ± 0.10 31.76 ± 0.35 30.93 ± 0.80 Bobot jenis mampat (g/ml) 0.61 ± 0.00 0.49 ± 0.00 0.44 ± 0.00 Bobot jenis nyata (g/ml) 0.54 ± 0.00 0.41 ± 0.00 0.34 ± 0.00

Kadar lengas (%)**) 9.92 9.81 10.28

Keterangan:

*) : pemeriksaan dilakukan tiga kali replikasi ± standar deviasi **) : pemeriksaan dilakukan satu kali

PP1 : pati singkong pregelatin

PP2 : pati singkong pregelatin dengan penambahan 5% L-HPC LH 11 PP3 : pati singkong pregelatin dengan penambahan 10% L-HPC LH 11

Hasil pemeriksaan kadar lengas (Tabel 4) diperoleh harga 9,81%-10,28%. Kadar lengas granul yang diperoleh sesuai persyaratan, terbukti dengan sifat alir granul yang baik dan tidak lengket pada saat dilakukan rekompresi serta tidak menyebabkan crapping dan mudah dikeluarkan dari ruang kompresi.

Hasil pemeriksaan distribusi granul (Gambar 3) diperoleh jumlah fines untuk PP1 sebesar 5,10%; PP2 sebesar 14,10%; PP3 sebesar 27,90%.

Hasil pemeriksaan evaluasi kecepatan alir granul (Tabel 3). Kecepatan alir granul yang baik jika lebih besar dari 10 g/detik (Siregar, 1992) sehingga dapat dikatakan bahwa granul PP2 tidak memenuhi kriteria tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan kecepatan alir antara lain bentuk partikel. Bentuk partikel yang tidak seragam akan menyebabkan kecepatan alir menurun. Untuk meningkatkan kecepatan air, pengeringan suspensi pati singkong pregelatin dapat digunakan metode spray drying. Dengan menggunakan metode ini akan diperoleh serbuk yang seragam dan berbentuk spheris. Pada pemeriksaan kecepatan alir granul yang diujikan sebesar 30 g. Hal ini disebabkan karena keterbatasan skala penelitian.

Hasil pemeriksaan sudut diam granul, menunjukkan semua jenis pati singkong pregelatin memenuhi syarat yang ditentukan yaitu <25o-40o. Hal ini berkaitan dengan kecepatan alir, semakin besar kecepatan alir semakin kecil sudut diam.

(11)

Gambar 3. Hasil pemeriksaan distribusi ukuran granul pati singkong pregelatin

Hubungan penambahan L-HPC LH 11 dalam pati singkong pregelatin terhadap persen kompresibilitas dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Kurva hubungan penambahan L-HPC LH 11 dalam pati singkong pregelatin terhadap persen kompresibilitas

Dari hasil pemeriksaan persen kompresibilitas diperoleh harga untuk PP1 sebesar 11,48%; PP2 sebesar 16,33% dan untuk PP3 sebesar 22,30%. Semakin kecil persen kompresibilitas maka semakin baik kecepatan alirnya.

(12)

Gambar 5. Kurva hubungan tekanan terhadap kompaktibilitas pati singkong pregelatin Pada pemeriksaan kompaktibilitas yang diperoleh, menunjukkan semakin besar tekanan dan kadar L-HPC LH 11 yang digunakan semakin besar kekerasan tablet. Hal ini dapat disebabkan dengan semakin tingginya kadar L-HPC LH 11 daya ikat granul semakin kuat sehingga pada saat dicetak juga menghasilkan tablet yang semakin keras.

Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik tablet

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap massa cetak, kemudian ditimbang 658 mg sesuai dengan formula uji potensial pengenceran dan dicetak dengan alat penekan hidrolik dengan tekanan 2 ton. Tablet yang dihasilkan, dilakukan pemeriksaan mutu fisik tablet yang meliputi kekerasan tablet, kerapuhan tablet dan waktu hancur.

Hasil pemeriksaan kekerasan dan kerapuhan tablet pati singkong pregelatin dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.

Gambar 6.

(13)

Gambar 7.

Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet pati singkong pregelatin

Keterangan:

K 1 : Komposisi 1 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 90 : 10 K 2 : Komposisi 2 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 80 : 20 K 3 : Komposisi 3 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 70 : 30 K 4 : Komposisi 4 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 60 : 40 K 5 : Komposisi 5 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 50 : 50

Hasil pemeriksaan kekerasan dan kerapuhan tablet pati singkong pregelatin – 5% L-HPC LH 11 dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.

Gambar 8.

Hasil pemeriksaan kekerasan tablet pati singkong pregelatin – 5% L-HPC LH 11

Gambar 9.

Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet pati singkong pregelatin – 5% L-HPC LH 11

Keterangan:

(14)

Hasil pemeriksaan kekerasan dan kerapuhan tablet pati singkong pregelatin – 10% L-HPC LH 11 dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11.

Gambar 10.

Hasil pemeriksaan kekerasan tablet pati singkong pregelatin – 10% L-HPC LH 11

Gambar 11.

Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet pati singkong pregelatin – 10% L-HPC LH 11

Keterangan:

K 1 : Komposisi 1 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 90 : 10 K 2 : Komposisi 2 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 80 : 20 K 3 : Komposisi 3 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 70 : 30 K 4 : Komposisi 4 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 60 : 40 K 5 : Komposisi 5 dengan perbandingan pati pregelatin : Parasetamol = 50 : 50

Profil perbandingan hasil pemeriksaan kekerasan dan kerapuhan tablet pati singkong pregelatin, pati singkong pregelatin – 5% L-HPC LH 11 dan pati singkong pregelatin – 10% L-HPC LH 11 dapat dilihat pada Gambar 12 dan 13.

(15)

Gambar 13.

Perbandingan hasil pemeriksaan kerapuhan tablet tiap jenis pati singkong pregelatin

Keterangan:

PP1 : Pati singkong pregelatin PP2 : Pati singkong pregelatin dengan penambahan L-HPC LH 11 sebesar 5% PP3 : Pati singkong pregelatin

dengan penambahan L-HPC LH 11 sebesar 10%

Hasil pemeriksaan kekerasan tablet pada menunjukkan kecenderungan penurunan kekerasan tablet pada peningkatan kadar parasetamol. Hal ini disebabkan karena sifat parasetamol yang tidak kompresibel sehingga menyebabkan penurunan kekerasan tablet.

Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet menunjukkan semakin besar harga kerapuhan tablet pada penambahan parasetamol. Semua formula pada pati singkong pregelatin tidak memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 1% (Izza and Khawla, 2004).

Analisis Data Penelitian. Dari hasil analisis statistik kekerasan tablet menunjukkan harga signifikan kekerasan tablet adalah 0.00 (kurang dari α = 0,05). Hasil analisis statistik anova dua arah dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga signifikan kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata dengan adanya penambahan L-HPC LH 11 dalam pati singkong pregelatin dan kadar parasetamol yang digunakan. Hal ini mempunyai arti terdapat perbedaan bermakna dari penambahan L-HPC LH 11 dan komposisi uji potensial pengenceran. Untuk mengetahui manakah yang memberikan perbedaan bermakna, analisa dilanjutkan dengan uji HSD. Analisa dengan uji HSD menunjukkan semua komposisi dan jenis pati singkong pregelatin memberikan perbedaan bermakna.

(16)

Pemeriksaan waktu hancur tablet diperoleh hasil hasil hasil kurang dari 0,5 menit pada semua formula tiap jenis pati singkong pregelatin. Hal ini sesuai dengan sfatt hidroksi propil tersubstitusi rendah yang mempunyai sifat pengikatan sebaik pengembangannyasebagai disintegran. Hal ini menyebabkan semakin tinggi kadar hidroksi propil selulose tersubstitusi rendah yang mengembang dalam waktu yang sama, sehingga waktu hancur tablet relatif semakin cepat. Dari hasil penelitian ini tidak dapat ditentukan secara pasti waktu hancur tablet karena media uji keruh sehingga waktu hancur tablet tidak diketahui secara tepat. Dari hasil pemeriksaan waktu hancur memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit (Klancke, 2003). Dari hasil pemeriksaan mutu fisik tablet diatas menunjukkan bahwa pati singkong pregelatin yang ditambahkan L-HPC LH 11 sebesar 5% dan 10% mampu menghasilkan tablet yang baik dengan kadar bahan aktif (parasetamol) sampai 30%.

Simpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa Penambahan L-HPC LH 11 sebesar 5% dan 10% dapat meningkatkan kompaktibilitas dan daya disintegran pati singkong pregelatin sebagai bahan pembawa cetak langsung sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai kekerasan dan waktu hancur yang baik. Kemudian penambahan L-HPC LH 11 sebesar 5% dan 10% dalam pati singkong pregelatin mampu menghasilkan tablet yang baik dengan kadar bahan aktif (parasetamol) sampai 30%.

Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan untuk dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengembangan formulasi tablet cetak langsung menggunakan pati singkong pregelatin sebagai bahan pembawa.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, E., 2001. Usaha Peningkatan Mutu Pati Singkong Dan Pembuatan Derivatnya Sebagai Bahan Pendukung Dalam Industri Farmasi : Karakterisasi Pregelatinized Amylum, Badan Litbang Kesehatan in : http://digilib.litbang. depkes.go.id/go.php?id=jkpkbbpk-gdl-grey-1999-effionora-132-pati

Banker, GS and Anderson, NR.1994. Tablet. Dalam : Lachman,L., Lieberman, HA., and Kanig, JL. Teori Dan Praktek Farmasi Industri, 3rd ed. Jakarta : UI Press.

Carstensen, J.T., and Chan, P.C., 1997. Flow Rate And Repose Angles Of Wet Processed Granulations, J. Pharm.Sci., Vol 66, p.1235-1238

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, hal. 650-651.dan 1086-1087.

(17)

Klancke, J., 2003. Dissolution of ODT, J. Dissolution Technologies

LIPI, 2000. Tepung Tapioka dalam : http://www.warintek.net/tepung_tapioka .htm

Ostertag, C., 2001. World Production and Marketing of Starch in Cassava Flour and Starch : Progress and Research and Development dalam http://www/fao.org/docrep/X5032E08.GIF

Rismana, E., 2004. Modifikasi Pati untuk Farmasi dalam : www.pikiran-rakyat.com/cetak/0504/06cakrawala/lainnya03.htm

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Weller, P.J., 2003. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fourth edition. London : The Pharmaceutical Press

Shin Etsu Chemical Company. 1997. Product Bulletin., Cellulose Division. Japan Sriroth, K., Piyochomwan, K., Sangseethong, K., and Oates, C., 2002.,

Gambar

Tabel 1. Tipe-tipe L-HPC
Tabel 2. Perbandingan Pati Singkong Pregelatin dan Parasetamol
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Pati Singkong Pregelatin
Gambar 1. Difraktogram sinar-x pati singkong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wijayanto (2001) menyebutkan bahwa kontribusi tersebut sebesar 52 %. Selanjutnya, disebutkan bahwa dari nilai kontribusi tersebut, kontribusi terbesar diberikan oleh pendapatan

Dari hasil uji statistic diperoleh p value sebesar 0,004 ( lebih kecil dri alpha ) yang berarti yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

7 adalah penyebaran informasi dan pengetahuan tentang konsep budidaya padi dengan vermicompost (kascing) dan budidaya cacing tanah sebagai bahan pasokan pupuk

Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Kinerja SKPD Kecamatan Randuagung Tahun 2019 adalah sebagai pedoman / acuan dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pH larutan buffer sebagai pengekstrak yang menghasilkan ekstrak zat warna dengan absorbansi tinggi, mendapatkan waktu

Dengan demikian semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik posisi perusahaan yang berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk menutupi investasi yang

karena sesuatu penyakit atau oleh kehamilan, persalinan dan nifas. c) Ibu risiko tinggi ( High Risk Mother ) adalah faktor ibu yang dapat mempertinggi risiko kematian

kembali diperintah oleh seorang penguasa yang masih ka.fir (Armando Cortesao: 188). Penguasa yang masih kafir ini dalam berita Portugis tidak diterangkan secarajelas.