• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDI KAN KEWARGANEGARAAN Disus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENDIDI KAN KEWARGANEGARAAN Disus"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen pengampuh :

Ronald Frasyaigu M.Pd

Disusun oleh:

1.Meisya Putri

2.Nahdina Ramadhani

FKIP (PGSD)

(2)

KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih sayang-Nya dan memberikan waktu kepada penulis untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Kewarganegaraan yang berjudul “Rule of Law” Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah tentang ulasan mengenai Rule of Law ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas semester Genap mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh mengenai pengertian, konsep dasar Rule of Law.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran baik secara tertulis ataupun secara lisan, agar penulis bisa mengembangkan ilmu pengetahuannya, khususnya memahami tentang Kewarganegaraan pada materi Rule of Law.

Langsa, April 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Perumusan Masalah...1

C. Tujuan Penulisan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Latar Belakang Rule of Law...2

B. Pengertian Law of Law...3

C. Prinsip-prinsip Rule of Law...4

D. Pelaksanaan Rule of Law...6

E. Dinamika pelaksanaan Rule of Law di Indonesia...7

F. Konsep Rule of Law bagian terpenting dalam negara hukum...9

G. Hubungan antara Konstitusi dan Rule of Law Indonesia...11

BAB III PENUTUP...13

A. Kesimpulan...13

B. Saran...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari hukum, mulai dari norma, nilai, tata krama, hingga hukum perundang-undangan dalam peradilan. Sayangnya hukum di Negara Indonesia masih kurang dalam proses penegakkannya, terutama penegakkan hukum di kalangan pejabat-pejabat dibandingkan dengan penegakkan hukum dikalangan menengah ke bawah. Hal ini terjadi karena di Negara kita, hukum dapat dibeli dengan uang. Siapa yang memiliki kekuasaan, dia yang memenangkan peradilan. Dengan melihat kenyataan seperti itu, pembenahan peradilan di Negara kita dapat dimulai dari diri sendiri dengan mempelajari norma atau hukum sekaligus memahami dan menegakkannya sesuai dengan keadilan yang benar. Dalam bahasan ini dibahas supaya keadilan dapat ditegakkan, maka akan terkait semua aspek yang ada didalamnya yang mempengaruhi dan menjadi penentu apakah keadilan dapat ditegakan.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian Rule of Law? 2. Apa konsep dasar Rule of Law? 3. Apa prinsip dasar Rule of Law?

4. Bagaimana hubungan Rule of Law dengan Negara? 5. Bagaimana hubungan Rule of Law dengan Konstitusi?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu pengertian Rule of Law

2. Agar mengetahui konsep dasar Rule of Law 3. Untuk mengetahui prinsip dasar Rule of Law

4. Untuk mengetahui hubungan Rule of Law dengan Negara

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Latar Belakang Rule of Law

Latar belakang kelahiran Rule of Law

1. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan pemerintahan Negara

2. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional 3. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara hukum.

Rule of law adalah doktrin hukum yang muncul pada abad ke-19, seiring dengan negara konstitusi dan demokrasi. Rule of Law adalah konsep tentang common law, yaitu seluruh aspek negara menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule by the law, bukan rule by the man.

Unsur-unsur rule of law menurut A.V. Dicey terdiri dari 1. Supremasi aturan-aturan hukum.

2. Kedudukan yang sama didalam menghadapi hukum.

3. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan pengadilan.

Paham rule of law di Inggris diletakan pada hubungan antara hukum dan keadilan, di Amerika di letakan pada hak-hak asasi manusia, dan di Belanda paham rule of law lahir dari paham kedaulatan Negara, melalui paham kedaulatan hukum untuk mengawasi pelaksanaan tugas kekuatan pemerintah. Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi seluruh masyarakatnya, khususnya keadilan social.

Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut rule of law adalah:

Adanya perlindungan konstitusional

1. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak. 2. Pemilihan umum yang bebas.

3. Kebebasan untuk menyatakan pendapat

(6)

Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan oleh “kenyataan”, apakah rakyat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil, baik sesama warga Negara maupun pemerintah. Untuk membangun kesadaran di masyarakat maka perlu memasukkan materi instruksional Rule of Law sebagai salah satu materi di dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

B. Pengertian Rule Of Law

Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggaraan negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan undangan dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan itulah yang sering diistilahkan dengan Rule of Law. Misalnya gerakan revolusi Perancis serta gerakan melawan absolutisme di Eropa lainnya, baik dalam melawan kekuasaan raja, bangsawan maupun golongan teologis. Oleh karena itu menurut Friedman, antara pengertian negara hukum atau rechtsstaat dan Rule of Law sebenarnya saling mengisi (Friedman, 1960: 546). Berdasarkan bentuknya sebenarnya Rule of Law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal.

Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam masyarakat termasuk negara mendasarkan pada Rule of Law. Dalam hubungan ini pengertian Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara. Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechsstaat atau Rule Of Law. Rechsstaat atau Rule Of Law itu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Oleh karena itu, konstitusi dan negara hukum merupakan dua lembaga yang tidak terpisahkan.

(7)

kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilakukan menurut Undang-Undang Dasar atau constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis (democratische rechtsstaat) Asshid diqie, 2005: 69-70).

Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu :

a. Pengertian Secara formal (in the formal sense)

Rule of Law diartikan sebagai kekuasaan hukum yang terorganisasi (organized public power).

Misalnya : Negara.

b. Pengertian secara hakiki /materi (ideological sense)

Rule of Law terkait dengan penegakan rule of law karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law).

Rule of law terkait erat dengan keadilan sehingga rule of law harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat. Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan system peraturan dan prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.

C. Prinsip–Prinsip Rule of Law

1. Prinsip–Prinsip Rule of Law Secara Formal

Di Indonesia, prinsip–prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan :

a. Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,…karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan ”peri keadilan”;

b. …kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, ”adil” dan makmur; c. …untuk memajukan ”kesejahteraan umum”,…dan ”keadilan social”;

d. …disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indoensia itu dalam suatu ”Undang-Undang Dasar Negara Indonesia”;

e. ”…kemanusiaan yang adil dan beradab”;

(8)

Dengan demikian, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat, terutama keadilan social. Penjabaran prinsip-prinsip Rule of law secara formal termuat di dalam pasal – pasal UUD 1945, yaitu :

a. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3);

b. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggaraakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat 1) c. Segala warga Negara bersamaan kedudukanya didalam hokum dan pemerintahan,

serta menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1)

d. Dalam Bab X A Tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal, antara lain bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama dihadapan hukum (pasal 28 D ayat 1);

e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2).

2. Prinsip–Prinsip Rule of Law secara Hakiki

Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) erat kaitannya dengan (penyelenggaraan menyangkut ketentuan-ketentuan hukum) “the enforcement of the rules of law” dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law. Berdasarkan pengalaman berbagai Negara dan hasil kajian, menunjukan keberhasilan “the enforcement of the rules of law” bergantung pada kepribadian nasional setiap bangsa (Sunarjati Hartono: 1982). Hal ini didukung kenyataan bahwa rule of law merupakan institusi social yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budayanya yang khas pula.

(9)

Prinsip-prinsip Rule of Law :

a. Berkaitan erat dengan the enforcement of the Rule of Law

b. Keberhasilan the enforcement of the rule of law tergantung pada kepribadian nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)

c. Rule of law mempunyai akar sosial dan akar budaya Eropa (Satdjipto Rahardjo, 2003)

d. Rule of law juga merupakan suatu legalisme, aliran pemikiran hukum, mengandung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan negara. e. Rule of law merupakan suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).

D. Pelaksanaan Rule of Law

Agar pelaksanaan rule of law bisa berjalan dengan yang diharapkan, maka:

a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap bangsa.

b. Rule of law yang merupakan intitusi sosial harus didasarkan pada budaya yang tumbuh dan berkembang pada bangsa.

c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan social, gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakan secara adil juga memihak pada keadilan.

Untuk mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004), yang memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan lain. Asumsi dasar hokum progresif bahwa ”hukum adalah untuk manusia”, bukan sebaliknya. Hukum progresif memuat kandungan moral yang kuat. Arah dan watak hukum yang dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan kekayaan yang dimiliki bangsa yang bersangkutan atau “back to law and order”, kembali pada hukum dan ketaatan hukum negara yang bersangkutan itu. Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Ada pengakuan dan perlindungan hak asasi.

2. Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh kekuasaan atau kekuatan apapun.

(10)

Contoh: Indonesia adalah salah satu Negara terkorup di dunia (Masyarakat Transparansi Internasional: 2005).

Beberapa kasus dan ilustrasi dalam penegakan rule of law antara lain: a. Kasus korupsi KPU dan KPUD

b. Kasus illegal logging

c. Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA) d. Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika

e. Kasus perdagangan wanita dan anak.

E. Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law di Indonesia

Dalam Proses Penegakan hukum di Indonesia di lakukan oleh lembaga penegak hukum yang terdiri dari:

1. Kepolisian

fungsinya memelihara keamanan dalam negeri. Yang memiliki tugas pokok yaitu: a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

b. Menegakan Hukum.

c. Memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. wewenang kepolisian adalah sebagai berikut:

d. Mengawasi aliran yang menimbulkan perpecahan dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

e. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan.

g. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat.

h. Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya.

i. Memberikan izin melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam.

2. Kejaksaan

wewenang dan tugas kejaksaan a. Melakukan penuntutan

(11)

kekuatan hukum tetap.

c. melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan putusan pidana masyarakat, putusan pidana pengawasan, dan keputusa lepas bersyarat.

d. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang. e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan dan dalam pelaksanaannya

dikoordinasikan dengan penyidik.

3. KPK( komisi Pemberantasn Korupsi)

KPK di tetapkan dengan UU no 20 tahun 2002 dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi.

Tugas KPK

a. berkoordinasi dengan instansi lain yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi

b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.

c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.

e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara. wewenang KPK

f. Melakukan pengawasan, penelitian, penelaahan, terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenang dengan pemberantasan tindak korupsi.

g. Mengambil alih penyidikan dan penuntutan terhadap pelaku tindak korupsi yang sedang dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaan.

h. Menetapkan system pelaporan dalam kegiatan pemberantasan korupsi.

i. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi. j. hanya menangani perkara korupsi yang terjadi setelah 27 Desember 2002.

k. peradilan tindak pidana korupsi tidak bisa berjalan dengan landasan hukum UU KPK.

4. Badan peradilan

1) Mahkamah Agung (MA) merupakan puncak kekuasaan kehakiman di Indonesia. MA mempunyai kewenangan:

(12)

b. Menguji peraturan perundang- undangan di bawah undang-undang terhadap Undang-undang

c. Kewnangan lain yang ditentukan undang-undang.

2) Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan lembaga peradilan pada tignkat pertama dan terakhir:

a. Menguji undang-undang terhadap UUD 1945

b. Memutuskan sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945

c. Memutuskan pembubaran parpol

d. Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum

3) Peradilan Tinggi dan Negeri merupakan peradilan umum di tingkat provinsi dan kabupaten. Fungsi kedua peradilan tersebut adalah menyelenggarakan peradilan baik pidana dan perdata di tingkat kabupaten, dan tingkat banding di peradilan tinggi. Pasal 57 UU No. 8 tahun 2004 menetapkan agar peradilan memberikan prioritas peradilan terhadap tindak korupsi, terorisme, narkotika atau psikotropika pencucian uang, dan selanjutnya, tindak pidana.

F. Konsep Rule Of Law bagian terpenting dalam negara hukum

Munculnya demokrasi konstitusional sebagai suatu program dan sistem politik yang konkrit pada akhir abad ke-19, dengan gagasan, dimana pemerintah yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warganegaranya. Konstitusi tertulis secara tegas menjamin hak-hak asasi dari warga negara, adanya pembagian kekuasaan. Perumusan yuridis dari prinsip-prinsip ini dikenal dengan istilah Rechtsstaat dan Rule of Law.

(13)

Pemikiran Plato tentang cita negara hukum ini lama dilupakan orang, dan baru pada awal abad ke-17 timbul kembali di Barat yang merupakan reaksi terhadap pemikiran kekuasaan absolut, terutama sekali pada kekuasaan raja yang sewenang-wenang. Sedangkan istilah negara hukum itu sendiri baru muncul pada abad ke-19.

Gagasan mengenai perlunya pembatasan kekuasaan pemerintah serta adanya jaminan atas hak-hak asas dari warga negara mendapat perumusan yang yuridis. Ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant dan Friedrich Julius Stahl memakai istilah

Rechtsstaat, sedang ahli-ahli hukum Anglo Saxon seperti A.V. Dicey memakai istilah Rule of Law.

Menurut Friedrich Julius Stahl negara hukum secara formal memiliki:

1. Hak asasi manusia; 2. Pembagian kekuasaan;

3. Wetmatigheid van bestuur, atau pemerintahan berdasarkan peraturanperaturan; 4. Peradilan tata usaha dalam perselisihan.

Dari keempat unsur utama negara hukum formal yang dikemukakan Stahl ini dapatlah disimpulkan bahwa negara hukum bertujuan untuk melindungi hak-hak azasi warga negaranya dengan cara membatasi dan mengawasi gerak langkah dan kekuasaan negara dengan undang-undang. Sedangkan A V. Dicey mengemukakan unsur-unsur Rule of Law dalam Introduction to Study of the Law of the Constitution, mencakup:

1. Supremasi aturan-aturan hukum (Supremacy of Law); tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang (absence of arbitary power), dalam arti bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum.

2. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (Equality before the Law). Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa, maupun untuk pejabat.

3. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang (di negara lain oleh undang-undang dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan.

(14)

negara-negara hukum, penyelenggaraan negara-negara oleh pemerintah yang berubah, kegiatan negara-negara telah menyebar untuk mengatur berbagai pokok persoalan kehidupan bernegara, negara hukum klasik berubah menjadi negara ke sejahteraan modern (wefare state).

Dari rumusan konsep Rule Of Law baik yang klasik maupun yang dinamis hasil Konres ICJ tahun 1965 di Bangkok, di katakan bahwa konsep Rule Of Law dalam kaitannya dengan negara hukum memang sangat identik dan tak dapat dipisahkan karena maksud dasar dari Rule Of Law itu sendiri adalah penyelenggaraan negara berdasarkan demokrasi konstitusi,yang dengan tegas adanya keharusan untuk menjamin hak-hak asasi warga negaranya, persamaan di depan hukum, dan pengawasan atas jalannya pemerintahan.

G.

Hubungan antara konstitusi dan Rule of Law Indonesia

UUD adalah konstitusi dan pancasila sebagai Rule of Law. Penegakan

Rule of Law di Indonesia tergantung lima faktor saling terkait yaitu:

1. Faktor Hukumnya.

Dalam hal ini yang berlaku adalah undang undang dalam arti materiil, yaitu peraturan tertulis yang berlaku umum dan dibuat oleh penguasa pusat maupun penguasa daerah yang sah.

2. Faktor Penegak Hukum.

Ruang penegakan Hukum itu luas karena mencakup keterlibatan pihak-pihak yang langsung dan tidak langsung yang terlibat dalam bidang

penegakan Rule of Law .

3. Faktor Sarana atau Fasilitas

Tanpa adanya sarana atau fasilitas yang memadai, maka tidaklah mungkin penegakkan hukum akan berlangsung dengan baik dan bila tidak memadai fasilitas atau sarana maka mustahil penekan hukum akan mencapai tujuannya.

4. Faktor Masyarakat

Seorang penegak hukum harus mengenal stratifkasi sosial atau pelapisan masyarakat yang ada disuatu lingkungan beserta tatanan status atau kedudukan dan peran yang ada.

(15)

Kebudayaan Hukum mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku maka nilai nilai merupakan konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik dan buruk.

Yang dimaksud faktor disini adalah sebab kedua warganegara bersedia untuk taat kepada konstitusi. Faktor tersebut adalah :

1. Aspek Hukum

Mengikat, karena ditetapkan oleh Badan atas nama rakyat yang berwenang mem bentuk hukum yg di dalamnya terkandung ketentuan sanksi yg diatur lebih lanjut dalam UU organik (KC.Wheare-Positivisme). Sedangkan Zippellius dengan berdasarkan konsep Negara Hukum (Rechtstaat) dikatakan bahwa konstitusi merupakan alat untuk mem batasi kekuasaan, krn di dlmnya terkandung jaminan HAM, pembagian kekuasaan, penye lenggaraan negara berdasar UU, dan pengawasan yudisial. Ini berarti antara pemahaman negara hukum dan konstitusi adalah sama

2. Aspek Politik

Karena hukum itu merupakan produk politik, sehingga setiap produk hukum merupakan kristalisasi pemikiran atau proses politik. Menurut Mulyana W. Kusuma, dikatakan bahwa hukum merupakan sarana kekuasaan politik dengan indikasi negara sebagai suatu organisasi kekuasaan mempunyai kompetensi untuk mencip takan keadaan dimana rakyat dpt memenuhi ke butuhannya dg maksimal.

3. Aspek Moral

(16)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rule of law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia karena akan mewujudkan keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang ada di dalamnya yaitu orang-orang yang jujur tidak memihak dan hanya memikirkan keadilan tidak terkotori hal yang buruk. Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan oleh “kenyataan”, apakah rakyat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil, baik sesame warga Negara maupun pemerintah. Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu: Pertama, pengertian secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi (organized public power), misalnya negara. Kedua, secara hakiki/materiil (ideological sense), lebih menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945. Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal UUD 1945.Strategi pelaksanaan pengembangan rule of law perlu dikembangkan hukum progresif (Sajipto Rahardjo : 2004) yang memihak pda keadilan bukan pada kekuasaan.

(17)

1. Sebagai warga Negara Indonesia kita tetap harus menjunjung tinggi rasa keadilan agar tercipta Negara yang harmonis, dengan tetap menekankan pengembanganya sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah termuat dalam pasal-pasal UUD 1945 2. Sebaiknya, hak dan kewajiban kita sebagai warga negara senantiasa kita berikan

kontribusi bagi negara.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang diterima konsumen dapat membentuk sikap positif maupun negatif yang akhirnya akan menentukan niat konsumen untuk membeli kembali prosesor AMD

bahwa dengan adanya perkembangan teknologi dalam Sistem Informasi Manajemen Perpajakan Daerah dalam kegiatan pemungutan pajak dapat dilakukan secara elektronik dan

4.1.2 Upaya Pemimpin Dalam Menciptakan Gaya Kepemimpinan Inovatif Yang Optimal Dalam Meningkatkan Efektivitas Organisasi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dan hibah. Keenam : Dalam menentukan premi, berdasarkan Fatwa DSN, maka dapat dilakukan dalam bentuk sebagai berikut: 1). Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad

Konsep dasar yang digunakan dalam pengembangan kawasan ini yaitu perencanaan lanskap agrowisata yang berbasis ecovillage yang memadukan antara potensi aktivitas

 Algoritma UCS lebih baik dalam hal menentukan lintasan terpendek karena algoritma UCS akan memilih lintasan (path) yang memiliki biaya terendah dibandingkan dengan

Penggunaan small sided games dapat dilaksanakan dalam sekolah dengan kondisi lahan yang sempit, dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan

Therapeutic Community (TC) dalam mengubah perilaku, membentuk perilaku sesuai dengan nilai dan norma masyarakat, kemampuan penyesuaian diri.secara emusional, peningkatan kemampuan