TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL (1) PERTEMUAN 3
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
•
Mahasiswa mampu menjelaskan Perbedaan
random dan non random sampling
•
Mahasiswa mampu menguraikan dan
menjelaskan teknik pengambilan sampel Non
Random
yang terdiri dari1)Sampel Pertimbangan
(Purposive/judgmental)
2)Sampel berjatah
(Quota)
3)Sampel seadanya
(Incidental/Convenience)
4)Snow Ball Sampling
Sampel Random vs Non Random
Random/ Probability Sampling
Semua elemen di populasi memiliki probabilitas/ kesempatan untuk dipilih sebagai sampel
Dapat merepresentasikan populasi dan hasilnya dapat digeneralisasikan ke populasi
Non Random/ Non Probability Sampling
Tidak semua elemen di populasi memiliki
probabilitas/ kesempatan untuk dipilih sebagai sampel
(1)
Purposive/judgmental sampling (
Sampel
Pertimbangan)
• Pemilihan sampel dengan cara menentukan proses
seleksi bersyarat atau sesuai tujuan
• Peneliti memilih responden berdasarkan pada
pertimbangan subyektif dan praktisbahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian
• Sampel ditentukan oleh peneliti yang telah mengenal
betul populasi yang akan ditelitisampel tsb mungkin representatif untuk populasi yang diteliti
• Peneliti telah memastikan bahwa responden
(1)
Purposive/judgmental sampling (
Sampel
Pertimbangan)
• Contoh :
• meneliti tentang pendapat ibu tentang pemberian ASI dan susu formula, dipilih ibu-ibu yang pernah memberikan ASI dan pernah pula memberikan susu formula kepada bayinya atau ibu yang pendidikannya cukup sehingga dapat
memberikan keterangan yang lebih akurat.
• Pasien hipertensi dengan kebiasaan merokok yang tempat tinggalnya di perkotaan
• Penelitian ttg elektabilitas calon kepala daerah. Sampel adalah keluarga sendiri, orang yang satu organisasi,
(2) Quota Sampling (
Sampel
berjatah)
•
Sampel yang akan diambil ditentukan oleh
pengumpul data dan sebelumnya telah
ditentukan jumlah yang akan diambil
•
Kalau jumlah tersebut sudah dicapai, si
pengumpul data berhenti
•
Teknik sampel ini adalah bentuk dari
sampel distratifkasikan secara
(2) Quota Sampling (
Sampel
berjatah)
• Contoh
• Misalnya, di sebuah kantor terdapat populasi pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang tidak secara acak. Pengumpulan data dilakukan
(3)Incidental/Convenience Sampling (
Sampel
seadanya )
• Sampel tersebut tidak terencana (kebetulan) dan
penggambaran hasil dari pengumpulan data tersebut tidak didasarkan pada suatu metode baku
• Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan
orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal
orang tersebut.
• Cara ini merupakan cara termudah untuk menarik
sampel namun, juga sekaligus merupakan cara yang paling lemah.
• Pada cara ini sampel diambil tanpa sistematika
tertentu, sehingga jarang dapat dianggap dapat
(3) Incidental/Convenience Sampling (
Sampel
seadanya )
•
Dengan sebutan lain “man on the street” or
“person on the street”
•
Sering dilakukan oleh program berita televisi
untuk mendapatkan opini publik yang cepat
(walaupun tidak representatif)
(3) Incidental/Convenience Sampling (
Sampel
seadanya )
• Contoh:
• Peneliti ingin mengetahui tentang sanitasi makanan di kantin esa unggul. Dilakukan Interview pada setiap orang yang ditemui di kantin
(4) Snow Ball Sampling
• Pemilihan sampel dengan cara menanyakan referensi beberapa orang responden, yang kriterianya sesuai dengan obyek
penelitian
• Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya.
• Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel.
• Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.
• Biasanya dilakukan pada populasi yang tersembunyi (Pengguna Narkoba, Gay, Waria, ODHA, dll)
(4) Snow Ball Sampling
• Contoh :
• seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian
melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa
mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya.
(5) Sampling Jenuh
•
Pemilihan sampel dimana semua anggota
populasi dijadikan sebagai sampel