• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM (Aluminium Foil) K[Al(SO4)2 ] atau 2K[Al(SO4 )]2 .12H2O

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM (Aluminium Foil) K[Al(SO4)2 ] atau 2K[Al(SO4 )]2 .12H2O"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 W i d y a K u s u m a n i n g r u m (1112016200005)

PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM (Aluminium Foil)

K[Al(SO

4

)

2

] atau 2K[Al(SO

4

)]

2

.12H

2

O

Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu’nisah Awaliyah, Ummu

Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Air adalah komponen utama dalam kehidupan. Seiring berjalannya waktu air yang bersih dan jernih sulit didapatkan. Adanya banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia menjadi pemicu sulitnya mendapatkan air bersih. Air bersih dan jernih bisa didapatkan dengan melakukan proses penjernihan air dengan menggunakan tawas. Tawas bekerja dengan prinsip koloid yaitu koagulasi (pengendapan). Pembuatan tawas biasanya dengan aluminium. Aluminium yang mudah untuk didapatkan ialah aluminium foil. Tawas K[Al(SO4)2] atau 2K[Al(SO4)]2.12H2O dapat dibuat dengan aluminium foil atau kaleng bekas yang berbahan dasar aluminium, dengan memanfaatkan barang bekas yang sudah tidak digunakan ternyata dapat menjadi solusi bagi masalah krisis air bersih. Hasil dari pembuatan tawas ialah berhasil karena tawas dapat menjernihkan air selokan yang kotor.

Kata kunci: pembuatan tawas, Al, aluminium foil, rumus kimia tawas.

(2)

2 W i d y a K u s u m a n i n g r u m (1112016200005) I. PENDAHULUAN

Air adalah komponen utama dalam kehidupan. Seiring berjalannya waktu air yang bersih dan jernih sulit didapatkan. Adanya banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia menjadi pemicu sulitnya mendapatkan air bersih. Air bersih dan jernih bisa didapatkan dengan melakukan proses penjernihan air dengan menggunakan tawas. Tawas bekerja dengan prinsip koloid yaitu koagulasi (pengendapan). Pembuatan tawas biasanya dengan aluminium. Aluminium yang mudah untuk didapatkan ialah aluminium foil.

Aluminium (Al) adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 6590C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer ( G.Svehla, 1985: 266).

Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membebaskan belerang dioksida: 2Al+ 6H2SO4  2Al3+

+ 3SO42- + 3SO2 + 6H2O

Sebelum dilarutkan dengan asam sulfat pekat, aluminium dilarutkan dengan KOH. Reaksi yang terjadi adalah:

2Al + 2KOH + 6H2O  2K[Al(OH)4] + 3H2

(3)

3 W i d y a K u s u m a n i n g r u m (1112016200005)

Dari proses di atas membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)2.12H2O berwarna putih.

K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O  2K[Al(SO4)]2.12H2O

Kristal alum (tawas) yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan (Irma, http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2806/1995,diakses 1 April 2014).

II. ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

ALAT DAN BAHAN JUMLAH

Labu erlenmeyer 1 buah

Neraca o’haus 1 buah

Kertas saring 2 lembar

Gelas kimia 1 buah

Gelas ukur 1 buah

Corong 1 buah

Magnetic stirer 1 buah

Pipet tetes Disesuaikan

Pipet volumetrik 1 buah

Aluminium foil 2 gram

Larutan KOH 40 ml

6M Larutan H2SO4 30 ml

(4)

4 W i d y a K u s u m a n i n g r u m (1112016200005) Langkah kerja pembuatan tawas dari alumium foil:

1) Timbang aluminium foil sebanyak 2 gram. 2) Timbang kertas saring.

3) Masukkan 40 ml KOH kedalam lanu erlenmeyer, kemudian masukkan aluminium foil ke dalamnya.

4) Amati sampai gelembungnya tidak ada.

5) Setelah tidak ada gelembung, panaskan larutan dengan menggunakan magnetic stirer sampai tidak ada gelembung.

6) Saringlah dengan wadah gelas kimia dan dinginkan larutannya.

7) Setelah dingin, tambahkan 30 ml 6M Larutan H2SO4, sampai terbentuk kristal. Dan dinginkan pada ice bath. Apabila terbentuk kristal, cucilah dengan menggunakan etanol.

8) Diamkan selama 1 hari.

9) Lakukan pengujian terhadap tawas yang dibuat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perlakuan Pengamatan

40 ml KOH (tidak berwarna) + 2 gram Al Terdapat asap, gelembung gas H2, dan larutan berwarna hitam

Larutan dipanaskan

dengan magnetik stirer.

Terdapat asap, gelembung gas H2, dan terbentuk endapan hitam.

Menyaring larutan Filtrat tidak berwarna

Ditambahkan 30 ml 6M Larutan H2SO4 Terbentuk endapan kristal berwarna putih

Didiamkan selama 1 hari Kristal menjadi lebih padat Melakukan proses penjernihan air dengan

air selokan

Air menjadi jernih dan terbentuk endapan.

(5)

5 W i d y a K u s u m a n i n g r u m (1112016200005)

Tawas dibuat dari aluminium foil yang direaksikan dengan larutan KOH di dalam labu erlenmeyer. Pada saat terjadi reaksi, terdapat asap, gelembung gas H2 dan larutan menjadi berwarna hitam. Setelah lama-kelamaan gelembung gas H2 habis dan tidak lagi gas H2. Hal ini menunjukkan bahwa aluminium telah bereaksi dengan KOH. Persamaan reaksinya ialah:

2Al + 2KOH + 6H2O  2K[Al(OH)4] + 3H2

Kemudian larutan 2K[Al(OH)4] dipanaskan dengan magnetic stirer agar larutan lebih cepat mengendap, kemudian endapan disaring, didinginkan dan ditambahkan 30 ml larutan asam sulfat pekat. Saat ditambahkan asam sulfat, terbentuk endapan berwarna putih. Hal ini disebabkan oleh sifat kation Al yang membentuk endapan bila direaksikan dengan H2SO4 pekat dan selain bertujuan agar senyawa 2K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Persamaan reaksinya ialah: kristal yang terbentuk benar tawas. Proses pengujian mudah dan sederhana.

Untuk menjernihkan air, tawas dimasukkan ke dalam air kotor, misalnya air sungai yang warnanya cokelat sepanjang masa itu. Tawas melarut dan ion aluminiumnya membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan. Air sungai yang cokelat adalah koloid yang juga bermuatan. Ketika kedua koloid itu bertemu, akan saling mengadsorpsi; itulah sifat mereka. Karena kedua koloid itu berlawanan muatan, maka terjadilah gaya tarik menarik antara kedua muatan yang berbeda itu. Muatan yang berbeda akan segera menyatu dan terjadilah netralisasi muatan. Proses penetralan muatan ini akan berakibat terjadinya perlucutan muatan pada masing-masing koloid dan kedua koloid kehilangan muatannya (etna Rufiati, http://etnarufiati.guru-indonesia.net/artikel_detail-42943.html diakses 1 April 2014).

(6)

6 W i d y a K u s u m a n i n g r u m (1112016200005)

koagulasi (penggumpalan). Partikel-partikel yang terdapat pada air menjadi terpisah dan membentuk gumpalan sehingga air menjadi bersih. Dengan demikian proses pembuatan tawas dengan aluminium foil dikatakan berhasil. Karena terbukti dapat menjernihkan air yang kotor.

Akan tetapi terdapat satu kelompok praktikan yang melakukan proses pembuatan tawas sampai pada proses penyaringan dan pencucian dengan etanol. Tawas yang dibuat dengan proses tersebut menunjukkan hasil yang lebih baik dari tawas yang tidak disaring dan tidak dicuci dengan etanol. Tawas tersebut dapat menjadikan air lebih jernih dari tawas yang tidak melalui penyaringan dan pencucian. Perbedaan perlakuan cara pembuatan tawas dilakukan untuk membandingkan tawas mana yang memiliki kualitas yang baik.

Kristal alum (tawas) yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan (Irma, http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2806/1995, diakses 1 April 2014).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Tawas memiliki rumus kimia K[Al(SO4)2] atau 2K[Al(SO4)]2.12H2O

2) Tawas dapat dibuat dengan aluminium foil yang direaksikan dengan KOH dan H2SO4 (konsentrasi pekat).

3) Berdasarkan sifatnya, Aluminium (Al) dapat diendapkan dengan asam sulfat pekat sehingga membentuk kristal tawas.

(7)

7 W i d y a K u s u m a n i n g r u m (1112016200005)

V. DAFTAR PUSTAKA

Svehla, G.1985.BUKU TEKS ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN SEMIMIKRO EDISI KE LIMA.Jakarta: PT.Kalman Media Pustaka.

Ayuningtyas, Irma Fitria.Kandungan Aluminium dalam Kaleng Bekas dan

Pemanfaatannya dalam Pembuatan Tawas

.http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2806/1995,. Diakses 1 April 2014 Pukul 17:53 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Metoda Hybrid Analisis Kelas Laten dengan Biplot AKU adalah penggabungan dari dua metoda dimana Analisis Kelas Laten digunakan untuk mentransformasi matriks indikator

struktur antar lapis silika pada montmorillonit, dilakukan pengukuran kandungan Zr disajikan pada Tabel 1 dan hasil analisis luas permukaan spesifik padatan, volume pori serta

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kemungkinan terjadinya imigrasi lalat pengorok daun, waktu pelepasan parasitoid yang tidak tepat, jumlah

Turbin, pada operasi turbi yang dalam keadaan tunak dengan tidak ada perpindahan kalor dengan sekelilingnya, maka dari persamaannya dapat memberikan.   

Investments in the capital of banking, financial and insurance entities that are outside the scope of regulatory consolidation, net of eligible short positions, where the bank

Kedua , dari perspektif politik media sebagai sistem jaringan perilaku antar aktor dapat dikatakan bahwa dalam proses transisi menuju demokrasi khususnya dalam bidang media,

Orangnya disebut translator (penerjemah) dan interpreter (juru bahasa). Penerjemah melihat penerjemahan sebagai sebuah proses, tidak seperti pembaca yang melihatnya

Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi neraca, perhitungan rugi-laba dan labah di tahan, laporan perubahan posisi keuangan