• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOKOH PENDIDIKAN INDONESIA DAN RELEVANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TOKOH PENDIDIKAN INDONESIA DAN RELEVANSI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TOKOH PENDIDIKAN INDONESIA DAN RELEVANSINYA (BUYA HAMKA)

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Ilmu Pendidikan dan Belajar Mandiri)

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U

Disusun Oleh :

DWI PARTINI / S881408004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP MINAT UTAMA PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, hidayah, dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas individu mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan dan Belajar Mandiri dengan baik. Makalah ini berjudul “Tokoh Pendidikan Indonesia Dan Relevansinya ”. Makalah ini berisi tentang pendapat salah satu tokoh pendidikan yaitu Buya Hamka .

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan dan Belajar Mandiri yaitu Bapak Prof. Dr. H. Soegiyanto, S.U. Kami sepenuhnya sadar, penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa arahan, bimbingan dan petunjuk dari beliau.

Kami berharap penyusunan makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi atau bahan bacaan bagi semua pihak yang ingin mempelajari tentang tokoh pendidikan di Indonesia. Kami sepenuhnya sadar, makalah ini masih jauh dari sempurna dan membutuhkan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kami sangat senang menerima saran dan kritik dari semua pihak.

Surakarta, November 2014

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul……… i

Kata Pengantar……… ii

Daftar Isi……….……… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah……….…… 2

C. Tujuan……… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemikiran HAMKA mengenai pendidikan………...… 3 B. Relevansi pendapat HAMKA dengan pendidikan maas kini…………..… 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……… 8

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan sudah sepatutnya menentukan masa depan suatu negara. Bila visi pendidikan tidak jelas, yang dipertaruhkan adalah kesejahteraan dan

kemajuan bangsa. Visi pendidikan harus diterjemahkan ke dalam sistem

pendidikan yang memiliki sasaran jelas, dan tanggap terhadap

masalah-masalah bangsa. Karena itu, perubahan dalam subsistem pendidikan

merupakan suatu hal yang sangat wajar, karena kepedulian untuk

menyesuaikan perkembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Sudah seyogyanya sistem pendidikan tidak boleh jalan di tempat, namun setiap

perubahan juga harus disertai dan dilandasi visi yang mantap dalam menjawab

tantangan zaman.

Pendidikan di Indonesia sedikit banyak mendapat pengaruh dari para

tokoh pendidikan terdahulu. Ada beberapa konsep pendidikan menurut

tokoh-tokoh pendidikan tersebut yang ternyata masih relevan dengan kondisi

sekarang. Namun ada pula yang telah mengalami beberapa pembaharuan untuk

menyesuaikan perkembangan zaman. Salah satu tokoh pendidikan indonesia

(5)

2

peran buya hamka, dan bagaimana relevansinya dengan pendidikan masa kini

maka akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam topik ini diantaranya :

1. Bagaimana pemikiran HAMKA mengenai pendidikan?

2. Bagaimana relevansi pendidkan menurut HAMKA dengan pendidikan masa kini?

C. TUJUAN

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan dan Belajar Mandiri, tugas ini juga bertujuan untuk :

1. Mengetahui pemikiran HAMKA mengenai pendidikan

(6)

BAB II

yaitu : pertama, pendidikan jasmani, yaitu pendidikan untuk pertumbuhan dan kesempurnaan jasmani serta kekuatan jiwa dan akal. Kedua, pendidikan ruhani, yaitu pendidikan untuk kesempurnaan fitrah manusia dalam ilmu pengetahuan dan pengalaman yang didasarkan kepada agama. Kedua unsur jasmani dan ruhani tersebut memiliki kecenderungan untuk berkembang, dan untuk menumbuh kembangkan keduanya adalah melalui pendidikan karena pendidikan merupakan sarana yang paling tepat dalam menentukan perkembangan secara optimal kedua unsur tersebut.

2. Pengertian dan Tujuan Pendidikan

(7)

4

kedua pengertian tersebut sebetulnya hanya pada maknanya saja, namun secara esensi ia tidak membedakannya. Kedua kata tersebut memuat makna yang integral dan saling melengkapi dalam rangka mencapai tujuan yang sama. Sebab, setiap proses pendidikan, di dalamnya terdapat proses pengajaran. Tujuan dan misi pendidikan akan tercapai melalui proses pengajaran. Demikian pula sebaliknya, proses pengajaran tidak akan banyak berarti apabila tidak dibarengi dengan proses pendidikan.

Adapun tujuan pendidikan menurut Hamka memiliki dua dimensi; bahagia di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai tujuan tersebut manusia harus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu beribadah. Oleh karena itu segala proses pendidikan pada akhirnya bertujuan agar dapat menuju dan menjadikan anak didik sebagai abdi Allah yang baik.

3. Materi Pendidikan

(8)

5

Amal dan akhlak (dalam pandangan Hamka), ternyata bahwa ilmu tidaklah cukup hanya dibarengi dengan iman, namun harus pula dibarengi dengan amal, kerja atau usaha. Baginya, ilmu yang tidak diikuti dengan amal perbuatan tidak berguna bagi kehidupan. Ilmu yang baik akan membekas ke luar diri individu dan orang lain. Ilmu pengetahiuan harus diamalkan dan agama Islam adalah agama ilmu sekaligus amal.

Keadilan (dalam pandangan Hamka) berarti tegak di tengah, Dan secara lebih lengkap Hamka menjelaskan keadilan sebagai pertahanan tambah bagi manusia dan menumbuhkan kepercayaan pada dirinya serta mempunyai pegangan hidup yangbenar.

5. Kurikulum Pendidikan

(9)

6

B.

RELEVANSI

PENDAPAT HAMKA DENGAN PENDIDIKAN MASA KINI

Pendidikan merupakan proses pembelajaran kepada peserta didik (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan peserta didik tersebut. Islam memandang peserta didik sebagai makhluk Allah dengan segala potensinya yang sempurna sebagai khalifah fil ardh dan terbaik diantara makhluk lainnya. Kelebihan manusia tersebut bukan hanya sekedar berbeda susunan fisik, tetapi lebih jauh dari itu, manusia memilki kelebihan pada aspek psikisnya. Kedua aspek manusia tersebut memiliki potensinya masing-masing yang sangat mendukung bagi proses aktualisasi diri pada posisinya sebagai makhluk yang mulia. Dengan potensi fisik dan psikis, atau dengan kata lain potensi material dan spiritual tersebut menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang terbaik.

(10)

7

(11)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasar uraian pada pembahasan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1.

Hakekat pendidikan bagi Hamka bertujuan untuk membentuk kepribadian manusia yang luhur. Pendidikan dan pengajaran sangatlah berbeda secara makna. Pendidikan mengarah kepada pengembangan values (nilai-nilai) sedangkan pengajaran hanya pada aspek transfer of knowledge. Untuk dapat mewujudkan itu semua diperlukan wahana yakni dengan diwujudkan lewat pendidikan berasrama.

(12)

9

DAFTAR PUSTAKA

Suyitno. 2009. Tokoh-Tokoh Pendidikan Dunia (dari dunia timur, timur tengah dan barat). UPI : Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan

bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 1 Ayat 32 Peraturan Pemerintah

bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 1 Ayat 32 Peraturan Pemerintah

Bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 1 Ayat 32 Peraturan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II tentang dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan pasal 2 menjelaskan

Bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 1 Ayat 32 Peraturan

bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 1 Ayat 32

Bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 1 Ayat 32 Peraturan