• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KESEHATAN M (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KESEHATAN M (3)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KESEHATAN MENTAL ANAK Oleh:

Jumiyati

Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah IAIN Metro Lampung

Abstrak

Setiap orang tua mengingikan anaknya menjadi orang yang berkepribadian yang baik,sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak,dan harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Kepribadia orang tua,merupakan unsure-unsur pendidikan yang secara tidak langsung akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh.

(2)

Abstract

The child is a person who is still clean and sensitive to stimuli from the environment. Children's mental health is the fit between all aspects of psychology and owned by a child to be developed optimally so that individuals are able to do life in accordance with the demands or values that apply individually, groups and society so that the healthy both mentally and socially.

Parenting to children is a child-rearing activity related to how to care for children in everyday life. Pattern of love is an effort to strengthen the inner relationship between parents and children. Parenting is an effort to care for children's activities aimed at sharpening and stimulating all the abilities that children have and bring up their talents.

(3)

A. Pendahuluan

Keluarga merupakan satu hal terpenting dalam pengasuhan anak karena anak dibesarkan dan didik oleh keluarga. Orang tua merupakan cerminan yang bisa dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya dalam keluarga. Oleh karena itu setiap pola pengasuhan harus memberikan rasa nyaman tetapi juga diperkuat dengan batasan norma-norma yang menghindarkan anak pada perilaku menyimpang. Batasan tersebut sejatinya bukan bermaksud membuat anak terkengkang namun justru membuat anak merasa terlindungi. Misalnya dengan selalu mendampingi anak ketika menonton acara televise dan mengarahkanya agar tidak terjerumus melihat hal-hal yang tidak harus dilihat. Jika pola asuh anak belum terpenuhi secara baik dan benar, kerap kali akan memunculkan masalah dan konflik, baik didalam diri anak itu sendiri maupun antara anak itu sendiri maupun antara anak dengan orang tuanya,maupun terhadap lingkungannya.

Keluarga sebagai sebuah lembaga pendidikan yang paling pertama dan utama. Keluarga diharapkan senantiasa berusaha menyediakan kebutuhan, baik biologis maupun psikologis bagi anak., setra merawat dan mendidiknya. Keluarga diharapkan mampu menghasilkan anak-anak yang dapat tumbuh menjadi pribadi,serta mampu hidup ditengah-tengah masyarakat. Sekaligus dapat menerima dan mewarisi nilai-nilai kehidupan dan kebudayaan. Menurut Selo Soemarjan keluarga adalah sebagai kelompok inti,sebab keluarga adalah masyarakat pendidikan pertama dan bersifat alamiah. Dalam keluarga anak dipersiapkan untuk menjalani tingkatan-tingkatan perkembangan sebagai bekal ketika memasuki dunia orang dewasa,bahasa, adat istiadat dan seluruh isi kebudayaan,seharusnya menjadi tugas yang dikerjakan keluarga dan masyarakat didalam mempertahankan kehidupan oleh keluarga.1

Factor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Dalam hal ini termasuk peran ayah dan ibu. Peran ini meliputi hal-hal seperti mengasuh dan menjaga anak,memberikan efeksi dan perlindungan,memberikan rangsangan yang baik dan memberi pendidikan yang baik bagi si anak. Ayah dan ibu seharusnya bahu-membahu dalam mengasuh anak. Tugas seorang ayah secara tradisional adalah melindungi keluarga (protection) dan mencari nafkah (breadwinning) namun kemudian diperluas dengan hal-hal yang menyangkut child management dan pendidikan. Ayah biasanya menegakan disiplin bagi anaknya. Melalui otoritas dan disiplin ayah merangsang orientasi realitas anak. Ayah membebankan tugas pada setiap anggota keluarga, jadi ia mendidik anak unruk melihat hidup secara realistis. Sedangkan ibu dengan kecenderungan untuk memberikan kesenangan pada keinginan anak merupakan pendorong bagi anak-anaknya.2

Sesuai dengan pendapat Hurlock (1978) bahwa orang yang paling penting bagi anak adalah orang tua,guru, dan teman sebaya (peer group). Melalui merekalah anak mengenal sesuatu

1 Selo Soemarjan, Sosiologi Suatu Pengantar,(Yogyakarta: Gajah Mada Press,1962),hlm.127.

(4)

positif dan negative. Anak mulai belajar dan meniru apa yang dilihatnya, terutama adalah perilaku orang tua sebab keluarga merupakan salah satu pembentuk karakter anak dan kesehatan mental anak. Pola asuh keluarga sangat penting bagi kesehatan mental anak dan perkembangan anak. Dengan demikian anak harus diasuh dengan pola pengasuhan yang baik, yaitu dengan mengenalkan agama, mengajarkan disipli, berprilaku jujur, suka menolong dan hal-hal yang positif harus diajarkan orang tua kepada anak sedini mungkin. Hal tersebut dilakukan agar tertanam atau terinternalisasi dalam jiwa anak (Hurlock,1978:23).

Pada era globalisasi seperti ini banyak dampak pada masyarakat,baik dampak positif maupun dampak negative. Dampak positifnya adalah memudahkan dalam mncari informasi,hiburan, dan juga pengetahuan,tetapi dampak negatifnya berkaitan dengan perilaku dan tata kerama anak yaitu seorang anak cenderung meniru budaya barat. Seorang anak bisa berprilaku demikian karena mereka melihat atau menyaksikan tayangan televise yang kurang edukatif dan kurangnya pengawasan orang tua,sehingga anak tidak selektif memilih tayangan televise. Oleh karena itu orang tua patut dan seharusnya senantiasa mengawasi dan mengasuh anak dengan baik dan benar.

Kesalahan dalam pengasuhan pola anak juga dapat membawa dampak ketika dewasa nanti. Seorang anak akan terauma bila pengasuhan dikeluarganya dengan cara memaksa (koersif). Lain halnya jika anak selalu dipenuhi permintaanya oleh orang tua. Pola demikian akan membuat mereka menjadi pribadi yang manja. Oleh karena itu orang tua harus bisa menerapkan pola pengasuhan yang fleksibel namun tetap bisa menanamkan nilai positif kepada anak.3

B. Pembahasan

1. Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga

Anak terus berkembang baik secara fisik maupun psikis untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan anak dapat terpenuhi bila orang tua dalam memberikan pengasuhan dapat mengerti,memahami dan memperlakukan anak sesuai dengan tingkat perkembangan fisik anak,disamping menyediakan fasilitas bagi pertumbuhan fisiknya. Hubungan orang tua dengan anak ditentukan oleh sika, perasaan,dan keinginana terhadap anaknya sikap tersebut diwuwujudkan dalam pola asuh orangtua didalam keluarga.4

3 Hurlock, Perkembangan Anak (Jakarta:Erlangga,1997),hlm 64.

(5)

Pola asuh orang tua merupakan pola interaksi antara anak dan orang tua selama anak dalam pengasuhan. Didalam kegiatan pengasuhan, hal ini tidak hanya berarti bagaimana orang tua memperlakukan anak, tetapi juga cara orang tua mendidik,membimbing,mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat yang berlaku pada umumnya.

Kohn dalam Krisnawati (1986:87) menyebutkan bahwa pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberi aturan-aturan, hadiah maupun hukuman,cara orang tua menunjukan otoritas dan juga cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan kepada anaknya.sehubungan dengan pola asuh ini, Baumrid dalam Stiwart & Koch (1983:96) membagi pola asuh dalam tiga kecenderungan yakni:

1. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter merupakan pengasuhan yang dilakukan dengan cara memaksa,mengatur,dan bersifat keras. Orang tua menuntut anaknya agar mengikuti semua kemauan dan perintahnya berdampak pada konsekuensi hukuman atau sanksi.

Pola asuh otoriter dapat memberikan dampak negative pada perkembangan psikologis anak. Anak kemudian cenderung tidak dapat mengendalikan diri dan emosi bila berinteraksi dengan orang lain. Bahkan tidak kreatif, tidak percaya diri, dan tidakmandiri. Pola pengasuhan ini akan menyebabkan anak menjadi stress, depresi dan trauma. Oleh karena itu tipe pola asuh otoriter tidak dianjurkan.

2. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif dilakukan dengan memberikan kebebasan terhadap anak melakukan apapun sesuka hatinya. Sedangkan orang tua kurang pedeli terhadap perkembangan anak.pengasuhan yang didapat anak cenderung dilembaga formal atau sekolah. Pola asuh semacam ini dapat mengakibatkan anak menjadi egois karena orang tua cenderung memanjakan anak dengan materi. Keegoisan tersebut akan menjadi penghalang hubungan antara sang anak dengan orang lain (syafie,2002:24). Pola pengasuhan anak yang seperti ini akan menghasilkan anak-anak yang kurang memiliki kompetensi social karena adanya control diri yang kurang.

3. Pola Asuh Demokratis

(6)

lingkungan dan mampu berprestasi dengan baik. Pola pengasuhan ini dianjurkan bagi orang tua.5

2. Fungsi Keluarga Dalam Menerapkan Pola Pengasuhan Anak

Berdasarkan pendekatan sosio-kultural keluarga memiliki fungsi sebagai berikut: a. Fungsi Biologis

Secara biologis, keluarga menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan ,sandang,dan papan dengan syarat-syarat tertentu. Menurut pakar pendidikan William Bennett (dalam Megawangi,2003), keluarga merupakan tempat yang paling awal (primer) dan efektif untuk menjalanikan fungsi Departemen kesehatan,pendidikan dan kesejahteraan. Berkain dengan pola tersebut dibidang kesehatan,peran orang tua yang harus dilakukan adalah: 1) memberitahukan pada anak untuk mengurangi mengonsumsi makanan instan atau cepat saji. 2) mengajarkan anak untuk rutin berolahraga.3) menyeimbangkan sayuran dan buah untuk gizi dan kesehatan anak.4) menerapkan untuk menjaga kebersihan.

b. Fungsi Pendidikan

Keluarga diajak untuk mengkondisikan kehidupan keluarga sebagai “instusi”pendidikan,sehingga terdapat proses saling berinteraksi antara anggota keluarga. Keluarga melakukan kegiatan melalui asuhan,bimbingan dan pendampingan, serta teladan nyata untuk mengontrol pola pergaulan anak.

c. Fungsi Relegius

Para orang tua dituntut untuk mengenalkan,bimbingan,member teladan dan melibatkan seluruh anggota keluarga untuk mengenal akidah-akidah agama dan perilaku beragama. Sebagai keluarga hendaknya melakukan sholat berjamaah dirumah untuk mengembangkan dan meningkatkan kerelegiusan anak dalam beribadah.

d. Fungsi Perlindungan

Fungsi perlindungan dalam keluarga adalah untuk menjaga dan memelihara anak dan anggota. Keluarga melindungi anggota keluarganya dalam hal apapun. Misalnya, melindungi anak untuk tidak berpengaruh negative dari lingkungan maupun untuk senantiasa menjadikan keluarga sebagai perlindungan bila anak mengalami suatu masalah.

e. Fungsi Sosialisasi

Para orang tua dituntut untuk mempersiapkan anak untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, kalau tidak mau disebut warga Negara kelas satu. Dalam melaksanakan fungsi ini, keluarga berperan sebagai penghubung antara kehidupan anak dengan kehidupan social dan norma-norma social,sehingga kehidupan

(7)

disekitarnya dapat dimengerti oleh anak, sehingga pada gilirannya anak berpikir dan berbuat positif didalam dan terhadap lingkungannya.

f. Fungsi Kasih Sayang

Keluarga harus dapat menjalankan tugasnya menjdi lembaga intraksi dalam ikatan batin yang kuat antara anggotanya,sesuai dengan status dan peranan social masing-masing dalam kehidupan keluarga itu. Ikatan batin yang dalam dan kuat ini, harus dapat dirasakan oleh setiap anggota keluarga sebagai bentuk kasih sayang. Dalam suasana yang penuh kerukunan,keakraban,kerjasama dalam menghadapi berbagai maslah dan persoalan hidup.

g. Fungsi Ekonomi

Fungsi ini menunjukan bahwa keluarga merupakan kesatuan ekonomis. Aktivitas dalam fungsi ekonomis berkaitan dengan pencarian nafkah,pembinaan usaha dan perencanaan anggaran biaya,baik penerimaan maupun pengeluaran biaya keluarga.

h. Fungsi Rekreatif

Suasana rekreatif akan dialami oleh anak dan anggota keluarga lainnya apabila dalam kehidupan keluarga itu terdapat perasaan damai,jauh dari ketegangan batin,dan pada saat-saat tertentu merasakan kehidupan bebas dari kesibukan sehari-hari.(Megawangi,2003:12).6

3. Peranan Orang Tua Terhadap Mental Anak

Seorang anak mendapat pelajaran atau pendidikan yang pertama dan utama adalah dalam lingkup keluarga. Seorang bayi yang lahir kedunia ini masih murni,polos dan belum mengerti apa-apa. Bagaikan sebuah kertas putih yang bersih, polos belum ada coretan-coretan diatasnya. Dalam mengasuh dan mendidik sang anak, sekolah bukan satu-satunya tempat pembelajaran, diluar sekolah anak-anak mendapatkan banyak pengetahuan yang sebagian besar didapat dari orang tuanya. Perkembangan mental anak sangat penting dalam perkembangan jiwa anak dan perkembangan sangat dipengaruhi oleh peran orang tua. Orang tua sangat berperan untuk mengarahkan perkembangan dengan baik dan optimal.

Orang tua sebaiknya mampu memberikan kegiatan yang menyenangkan dan menghindari atau sedikit mungkin adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada diri sikecil, karena ketidakmampuan sikecil mengatasi ketidakpercayaanya itu dapat mempengaruhi mental sikecil. Orang tua juga harus dapat memenuhi kebutuhan sikecil dengan penuh perhatian dan tanggap. Jika semuanya bisa terpenuhi dengan baik akan tumbuh kemampuan rasa percaya pada diri sendiri dan juga kepada orang lain. Sebaliknya jika

(8)

kebutuhan si anak tidak terpenuhi atau tidak dilalui dengan baik,akan timbul rasa ketidak percayaan anak menjadi pesimis dan mental anak pun akan terganggu.7

Untuk lebih memahami peranan orangtua terhadap pendidikan mental anak berikut akan diuraikan mengenai perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun mental anak. Namun, perubahan fisik maupun mental yang terjadi pada usia dini sangat berfariasi. Perkembangan fisik dan mentalantara usia dini dan dewasa sanagt berbeda karena pada usia dini pengaruh dari luar lebih sedikit sedangkan pada usia pada usia dewasa pengaruh ligkungan luar cenderung lebih dominan.

Contohnya :

a. Mutu gizi yang dikonsumsi anak tergantung sepenuhnya pada orang tua karena selera/keinginan akan jenis makanan tertentu belum Nampak,sedangkan pada orang dewasa mutu gizi yang dikonsumsi tergantung pada kesukaannya pada makanan tertentu. Bisa jadi makanan yang disukai (es permen dan mie) tidak cukup bergizi untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Kesukaan makanan ini dipengaruhi oleh iklan imedia massa atau karena pengaruh pergaulan.

b. Perkembangan mental pada anak hanya ditentukan oleh keluarga,sedangkan pada usia dewasa pengaruh global sangat dominan seperti TV,radio,internet dan film. Bagi anak usia 0-6 tahun perhatian keluarga sejak dini dalam merawat dan mengarahkan anak sangat menentukan mental anak dimasa mendatang. Sedangkan adegan kekerasan yang ditampilkan mlalui layar televise tentu dapat dicerna oleh anak usia dini sehingga menimbulkan pengaruh mental yang tidak baik.8

Begitu pula dalam kaitan pandangan pedagogis. Keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan dengan maksud untuk saling menyempurnakan.selain itu keluarga menjadi tempat untuk mendidik anak agar pandai,berpengalaman, berpengetahuandan berprilaku dengan baik. Orang tua harus memahami dengan baik kewajiban dan tanggung jawab sebagai orang tua. Macam-macam perkembangan anak usia dini ialah sebagai berikut:

a. Perkembangan jasmani

Perkembangan jasmani merupakan merupakan dasar dalam perkembangan mental anak. Maksudnya perkembangan mental dapat berkembang dengan baik apabila perkembangan fisik juga baik.

7 Chairinniza Graha,Keberhasilan Anak Ditangan Orang Tua,(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2008),hlm 17-18

(9)

Perkembangan jasmani dan rohani sangat erat kaitannya,begitu juga dengan perkembangan akal,erat hubungannya dengan perkembangan jasmani. b. Perkembangan kognitif

Kognitif sering kali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir perkembangan kognitif menunjukan perkembangan dari cara berpikir anak. Kemampiuan anak mengkordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan sebagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan. Cara belajarnya melalui inisiatif pengalaman dan juaga pembiasaan belajar dari pengalaman. Disini anak anak akan belajar terus mengenai hal-hal tertentu hingga menjadi suatu perilaku yang baru bagi anak agar kesehatan mentanya terpenuhi.

c. Perkembangan bahasa

Selama masa awal, masa kanak-kanak, anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan karena dua hal. Pertama, belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam bersosialisasi. Kedua,belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Untuk meningkatkan komunikasi anak-anak harus menguasai dua tugas pokok yang merupakan unsure penting dalam berbicara. Pertama,mereka harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain dan kedua, mereka harus meningkatkan kemampuan berbicaranya sehingga dapat dimengerti orang lain.

d. Perkembangan emosi dan social

Selama awal masa dini emosi anak sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidak seimbangan karena anak ”keluar dari focus” dalam arti ia mudah terbawa ledak-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Pada masa ini perkembangan mental anak memperoleh keselamatan semaksimal mungkin untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan menjadi terbelakang dalam perkembangan mental inilah anak memerlukan bantuan yang intensif,terencana yang tepat.

Perkembangan social biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku didalam masyarakat dimana anank berada. Tingkah laku social adalah sesuatu yang dipelajari, bukan sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan social seorang anak diperoleh selain diproses kematangan juga melalui kesempatan belajar respons terhadap tingkah laku anak.

(10)

Potensi keagamaan terhadap seorang anak telah ada sejak dalam kandungan bahwa dalam tabiat manusia terdapat kesiapan alamiah untuk mengenal allah dan mengesakan/nya pengakuan terhadap kedudukan allah sebagai tuhan tertanam kuat dalam fitnahnya, tinggal bagaimana pengembangan serta pemeliharaan potensi (perasaan religious) yang ada pada anak tersebut, maka disinilah peran para pendidik dalam mengembangkan kegamaan anak. Dalam kehidupan manusia memiliki potensi beragama bahkan potensi tersebut sudah dianggap sebagai kebutuhan spiritual manusia. Menurut Jalaludin, potensi bawaan (agama) tersebut memerlukan perkembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap lebih-lebih pada usia dini.9

Secara umum ayah dan ibu memiliki peran yang sama dalam pengasuhan anak-anaknya. Namun, ada sedikit perbedaan dalam sentuhan dari apa yang ditampilkan oleh ayah dan ibu (ferauli,2009).

Peran ibu, antara lain menumbuhkan perasaan sayang cinta melalui kasih sayang dan kelembutan seorang ibu, menumbuhkan kemampuan berbahasa dngan baik kepada anak, mengajarkan anak perempuan berprilaku sesuai jenis kelaminnya dan baik. Peran ayah antara lain menumbuhkan rasa percaya diri dan berkompeten kepada anak,menumbuhkan untuk anak mampu berprestasi,mengajarkan anak untuk tanggung jawab.

Sudah menjadi tugas orang tua untuk memberi anak penngalaman yang dibutuhkan anak agar kecerdasannya berkembang sempurna. Masing-masing orang tua tentu memiliki pola asuh yang berbeda. Oleh karena itu keterlibatan ibu dalam mengasuh dan membesarkan anak sejak masi bayi dapat membawa pengaruh positif maupun negative bagi perkembangan anak dimasa yang akan datang. Perbedaan cara mengasuh ayah dan ibu tidak menjadi penghalang dalam mengurusi anak,tetapi akan menjadikan saling melengkapi kekurangan masing-masing dan menjalankan perannya dengan baik dan efektif. Kemudian akan menjadikan anak mempunyai kepribadian yang baik dan keluarga akan menjadi harmonis dan sejahtera.10

4. Pola Pengasuhan Orang Tua Terhadap Anak

Menurut Harun Al Rasyid (dalam jurnal Ma`ruf Asmani,2009) pemberian pengasuhan pada anak usia dini diakui sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia. Periode ini hanya datang sekali serta tidak dapat diulang

9 Theo Riyanto, Pendidikan Pada Usia Dini,(Jakarta:Grasindo,2004),hlm 69-72

(11)

lagi, sehingga stimulasi dini salah satunya adalah pola pengasuhan anak yang baik bersifat mutlak diperlakukan agar perkembangan si anak terpenuhi terutama mental anak yang sangat penting.11

Lalu, pola pengasuhan yang bagaimana yang diperlakukan? Tentu saja pengasuhan yang tidak sekedar mengejar target merawat,membimbing atau untuk mengejar keinginan masyarakat/orang tua,seperti kemampuan anak dalam membaca,menulis dan berhitung secara maksimal; tetapi pendidikan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ana. Pengasuhan bagi anak telah berkembang lua, baik dinegara maju maupun dinegara yang sedang berkembang. Berbagai macam program pengasuhan dengan berbagai pengembangannya anak ini dikembangkan oleh pemerintah,swasta maupun masyarakat. Minat mengembangkan pengasuhan anak sebenarnya bersumber dari lima macam pemikiran yaitu:

a. Meningkatkan tuntutan terhadap pengasuhan anak dari para ibu yang bekerja,yang berasal dari berbagai tingkatan social ekonomi.

b. Adanya perhatian yang dikaitkan dengan produktivitas,persaingan yang bersifat internasional,permintaab tenaga kerja yang bersifat global,kesempatan kerja yang luas.

c. Pandangan bahwa pengasuhan anak sebagai sesuatu kekuatan utama guna membantu para ibu untuk meningkatkan kualitasnya, baik sebagai ibu maupun sebagai sumber daya manusia pada umumnya,sehingga dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja.

d. Adanya hasrat untuk meningkatkan kualitas anak terutama bagi mereka yang orang tuanya kurang beruntung,antara lain yang kurang mampu memasukan anak ketaman kanak-kanak.

e. Program untuk anak usia dini mempunyai dampak positif yang panjang terhadap peningkatan kualitas perkembangan anak.

Manusia lahir kedunia dan tumbuh serta berkembang menjadi besar dan dewasa melalui perjalanan waktu,pengalaman pergaulan denagan sesame manusia,alam sekitar dan pendidikan tentunya. Kemudian bekerja dan kemudian melakukan pernikahan yang melahirkan generasi baru yang baik,itulah siklus kehidupan manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Manusia tidak bisa terlepas dari itu semua karena manusia sudah mempunyai jalan dan garis sendiri-sendiri.12

11 Jamal Ma`ruf Asmani,menejemen pendidikan anak usia dini,(Yogyakarta:Diva Press,2009),hlm 21

(12)

C. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pola asuh orang tua terhadap kesehatan mental anak sangatlah penting karena dapat mempengaruhi dan membentuk kepribadian atau karakter anak. Mental anak tentu saja bergantung pada pola asuh orang tua terhadap anaknya. Ada tiga pola asuh yaitu pola asuh otoriter,pola asuh permisif,dan pola asuh demokratis. Dari tiga pola asuh tersebut yang paling baik dan cocok untuk diterapkan dalam pengasuhan anak adalah pola asuh demokratis. Pola asuh ini bersifat demokratis. Orang tua memahami dan menghargai keadaan anak sehingga anak akan merasa nyaman,bersikap mandiri, cerdas,dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dengan baik dan yang utama memiliki keperibadian yang baik.

Keluarga mempunyai fungsi dalam pengasuhan anak yaitu fungsi biologis,fingsi pendidikan,fungsi religious,fungsi perlindungan,fungsi sosialisasi,fungsi kasih sayang,fungsi ekonomis,dan fungsi rekreasi yang akan berperan penting dalam pengasuhan anak. Keluarga juga memiliki peranan dalam pengasuhan anak yaitu menegtahui tahap-tahap perkembangan anak untuk mengasuhnya sesuai dengan bakatdan keinginan anak. Namun, pola pengasuhan ayah dan ibu mempunyai perbedaan dan hal ini tidak membuat orang tua menjadi sulit dalam mengasuh anak, melainkan menjadi suatu hal melainkan untuk melengkapi kekurangan masing-masing dalam mengasuh anak menjadi lebih fleksubel dan efektif.

Begitu pula dalam kaitan pandangan pedagogis. Keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan dengan maksud untuk saling menyempurnakan.selain itu keluarga menjadi tempat untuk mendidik anak agar pandai,berpengalaman, berpengetahuandan berprilaku dengan baik. Orang tua harus memahami dengan baik kewajiban dan tanggung jawab sebagai orang tua. Macam-macam perkembangan anak usia dini ialah Perkembangan jasmani, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan emosi dan social, perkembangan jiwa spiritual anak.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Selo Soemarjan,1962,Sosiologi Suatu Pengantar.Gajah Mada Press,Yogyakarta Reni Akbar-Hawadi, 2003,Psikologi Perkembangan Anak.PT Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta

Hurlock,1997, Perkembangan Anak,Erlangga,Jakarta

Muazar Habibi,2018,Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini,CV Budi Utama,Yogyakarta Ahmad Susanto,2015,Bimbingan & Konseling.Prenadamedia Group,Jakarta

Djiwandono,Sri Esti Wuryani,2005,Konseling Dan Terapi Dengan Anak Dan Orang Tua,PT Grasindo,Jakarta

Chairinniza Graha,2008,Keberhasilan Anak Ditangan Orang Tua,PT Elex Media Komputindo,Jakarta Danis Widya Astuti-Retno Widyani,2007,Perkembangan Anak,Erlangga,Jakarta

Theo Riyanto,2004,Pendidikan Pada Usia Dini,Grasindo,Jakarta

Syafei,M Sahlan,2002,Bagaimana Anda Mendidik Anak,Ghalia Indonesia,Bogor

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antara citra merek, kualitas produk dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian sepeda motor matic Yamaha

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yaitu siswa telah mengalami peningkatan lebih baik dalam hasil belajarnya, dibandingkan pada waktu

Website menampilkan informasi data yang dikirimkan oleh data logger Untuk menjamin kesesuaian informasi yang disediakan oleh website dengan kondisi aktual data sensor

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh perbedaan konsentrasi detergen terhadap frekuensi bukaan operkulum dan kelangsungan hidup ikan mas yang terpapar

Audit TI adalah serangkaian pengujian yang dirancang untuk memastikan adanya pengendalian yang cukup atau memadai, untuk memberikan suatu tingkatan kepastian tertentu bagi

Penurunan jumlah persentase total nitrogen air wadah budidaya diduga disebabkan oleh adanya mikroorganisme dalam perairan yang dapat memanfaatkan total nitrogen

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium untuk menentukan besarnya daya hambat perasan buah belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi L) terhadap

Analisis akan relasi pragmatis dari suatu ornamen dan ragam hias dengan cara bekerjanya dalam sistem tanda sebagai bahasa rupa dari berbagai sampel dari era