• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Peg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Peg"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Outline Proposal Penelitian

Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di

Kantor Dinas Kecamatan Sumbang

Disusun Oleh : Lio Permana

F1B013037

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, masalah kinerja merupakan sebuah tugas bagi pemerintahan yang harus diperbaiki. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banyumas, sampai ahir bulan september 2014 perhitungan indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik masih berada pada angka 68,48 %. Tentunya hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kinerja dan Pengawasan pegawai dalam pelayanan publik yang masih kurang. Berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dari tahun 2005 hingga Agustus 2014, banyak pegawai negeri sipil (PNS) terlibat kasus korupsi. Hal itu disebutkan Direktur Jenderal (Dirjen) Otda Kemendagri, Djohermansyah Djohan. Menurutnya, data yang dimiliki Kemendagri sebanyak 1.221 orang PNS terjerat kasus hukum. Rendahnya kinerja pegawai negeri sipil kerena tersangkut kasus korupsi menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Azwar Abu Bakar (2014) adalah karena lemahnya sistem pengawasan intern dan terbatasnya jumlah aparatur pengawas.

Pengawasan merupakan sebuah aspek penting dalam manajemen aparatur negara agar segala tugas, fungsi, dan program-program yang dijalankan pemerintah dapat berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi pengawasan juga sangat berpengaruh terhadap kinerja karena dalam proses pengawasan dapat mengendalikan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu agar aparatur atau pegawai pemerintahan dapat mencapai kinerja yang baik maka diperlukan fungsi pengawasan yang baik pula. Telah di jelaskan dalam Ketetapan Nomor IX/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Negara yang bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, maka Pengawasan merupakan aspek penting dalam manajemen kepegawaian, melalui Sosialisasi Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/46/M.PAN/4/2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintah ditegaskan bahwa pengawasan merupakan salah satu unsur terpenting dalam rangka peningkatan Pendayagunaan Aparatur Negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah danpembangunan menuju terwujudnya pemerintah yang bersih dan berwibawa.

(3)

bidang control pengawasan, dapat ditingkatkan kapasitasnya dalam rangka membangun infrastruktur birokrasi yang lebih kompetitif.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis ingin memilih judul “Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kabtor Dinas Kecamatan Sumbang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana metode pengawasan berjalan di kantor dinas Kecamatan Sumbang?

2. Bagaimana hasil kinerja pegawai di kantor dinas Kecamatan Sumbang?

3. Berapa besar pengaruh metode pengawasan yang diterapkan terhadap kinerja Pegawai negeri sipil di kantor dinas Kecamatan Sumbang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk sebagai berikut :

a. Mengetahui bagaimana metode pengawasan berjalan di kantor dinas Kecamatan Sumbang.

b. Mengetahui Bagaimana hasil kinerja pegawai di kantor dinas Kecamatan Sumbang.

c. Mengetahui seberapa besar pengaruh metode pengawasan yang diterapkan terhadap kinerja Pegawai negeri sipil di kantor dinas Kecamatan Sumbang. 2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi kinerja pegawai negeri sipil, sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya disiplin ilmu Administrasi Negara serta bagi penelitian lainnya yang sejenis.

(4)

Manfaat yang diperoleh bagi pembaca dapat memberikan wawasan dan sumber pemikiran tentang pengawasan dan kinerja dalam telaah ilmu administrasi negara. Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap instansi tekait dalam upaya penarikan kebijakan tentang pengawasan dan kinerja.

D. Telaah Pustaka

1. Kinerja Pegawai

Konsep kinerja menurut Rue dan Byars (1980), diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau “The degree of accomplishment” atau dengan kata lain kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi.

Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa melalui kinerja, tingkat pencapaian organisasi dapat diketahui. Pencapaian atas tujuan tujuan organisasi tersebut kemudian dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai baik/buruknya kinerja organisasi.

Osborne dalam Quade (1990) berpendapat bahwa kinerja sebagai tingkat pencapaian misi organisasi. Dapat dikatakan bahwa misi organisasi merupakan lankah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi (visi). Semakin banyak misi yang dilakukan, maka semakin bagus kinerja dari organisasi yang bersangkutan. Begitu juga sebaliknya, kinerja organisasi dikatakan buruk apabila hanya sedikit misi yang dilakukan oleh organisasi tersebut.

Kusriyanto (1986) menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh pekerja atau pegawai negeri sipil dalam bidang pekerjaannya, menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu. Dengan kata lain Kusriyanto mengemukakan kinerja dapat dinilai melalui kriteria-kriteria tertentu yang digunakan sebagai tolok ukur dalam mengukur keberhasilan atau kesuksesan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dimana pekerjaan tersebut kemudian akan dievaluasi oleh pimpinan.

2. Pengawasan

(5)

Sedangkan pengertian pengawasan menurut Abdul Halim (2002:145) yaitu : “pengawasan adalah suatu proses kegiatan penilaian terhadap objek pengawasan kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan fungsi objek pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang telah ditetapkan”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengawasan bukan berupa pemeriksaan tetapi pengawasan yang lebih mengarah untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan..

Menurut Manullang (1996:127), Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan.

Pengawasan didalam administrasi atau manajemen negara menurut Hadari Nawawi (1993:24) dapat dibedakan dalam berbagai macam sebagai berikut :

a. Pengawasan Fungsional, yang dilakukan oleh aparatur yang ditugaskan melaksanakan pengawasan seperti BPKP, Irjenbang, Irjen Departemen dan aparat pengawasan fungsional lainnya di Lembaga Pemerintahan Non Departemen atau Instansi Pemerintah lainnya. ORMAS, Individu dan Anggota masyarakat pada umumnya.

e. Pengawasan Melekat, yakni pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pengawasan terhadap knerja pegawai negeri sipil.

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dari pengawasan terhadap knerja pegawai negeri sipil.

(6)

1. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah.

Pengukuran kinerja mencakup :

1) Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat pencapaian) dari masing-masing kelompok.

2) Tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat pencapaian) dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan.

sumber : www.setneg.go.id

Prof. Dr. Payaman J. Simanjuntak (2011) berpendapat bahwa tolak ukur dalam evaluasi kinerja adalah sebagai berikut :

a. Sasaran/target sebagaimana telah dinyatakan.

b. Standar umum sesuai dengan ketetapan atau pedoman resmi atau konsesus. nasional atau internasional.

c. Standar yang telah ditetapkan secara khusus sebelumnya. d. Uraian tugas/jabatan.

e. Misi dam tugas pokok unit atau organisasi.

Dengan demikian baik buruknya kinerja dapat dilihat dari tercapainya kelima hal tersebut.

Prinsip penilaian kinerja dapat dipelajari dari tulisan Bernardine dan Russel (1999). Dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan penilaian kinerja, terdapat 4 hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu (a) aspek yang dinilai, (b) proses pengukuran, (c) penentuan pihak yang menilai, (d) penentuan pihak yang dinilai.

Didalam proses penilaian pengukuran kinerja terdapat beberapa pilihan yang harus dibuat, yaitu jenis skala pengukuran, jenis-jenis instrumen penilaian, pengawas tingkat kesalahanpencatatan untuk hambatan prestasi situasional, dan seluruh metode peengukuran skor.

(7)

Menurut Prof. Dr. H. Hadari Nawawi (1993) pengawasan melekat dapat diartikan sebagai pelaksanaan fungsi kontrol dalam manajemen/administrasi dapat diartikan sebaai berikut :

a. Pengawasan melekat adalah pross pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang silakukan secara berdaya dan berhasil guna oleh pimpinan unit atau organisasi kerja terhadap semua fungsi komponen untuk mewujudkan kerja dilikngkungan masing-masing, agar secara terus menerus berfungsi secara maksimal dalam melaksanakan tugas pokok yang terarah pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Pengawasan melekat adalah pross pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang silakukan secara berdaya dan berhasil guna oleh pimpinan unit atau organisasi kerja terhadap sumber sumber kerja untuk mengetahui kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekukarangannya, agar dapat diperbaiki atau disarankan untuk diperbaiki oleh pimpinan yang berwenang pada jenjang yang lebih tinggi, demi tercapainya tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

3. Macam-macam pengawasan

Ada empat macam dasar penggolongan jenis pengawasan (Manullang,1996:131) yakni :

a. Waktu pengawasan

Berdasarkan bila pengawasan dilakukan, maka macam-macam pengawasan itu dibedakan atas :

1) Pengawasan preventif, dimaksudkan pengawasan dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan, kesalahan atau deviation. Jadi diadakan tindakan pencegahan agar jangan terjadi kesalahan-kesalahan di kemudian hari.

2) Pengawasan repressif, dimaksudkan pengawasan setelah rencana dijalankan, dengan kata lain diukur hasil-hasil yang dicapai dengan alat pengukur standar yangtelah ditentukan terlebih dahulu.

(8)

Berdasarkan objek pengawasan dapat dibedakan atas pengawasan di bidang-bidang sebagai berikut: (1) produksi, (2) keuangan, (3) waktu, dan (4) manusia dengan kegiatan-kegiatannya.

c. Subjek pengawasan

Bilamana pengawasan itu dibedakan atas dasar penggolongan siapa yang

mengadakan pengawasan, maka pengawasan itu dapat dibedakan atas : 1) Pengawasan intern

Dengan pengawasan intern dimaksud pengawasan yang dilakukan oleh atasan dari petugas bersangkutan. Oleh karena itu, pengawasan semacam ini disebut juga pengawasan vertikal atau formal. Disebutkan ia sebagai pengawasan formal karena yang melakukan pengawasan itu adalah orang-orang berwenang.

2) Pengawasan ekstern.

Suatu pengawasan disebut pengawasan ekstern, bilamana orang-orang yang melakukan pengawasan itu adalah orang-orang di luar organisasi bersangkutan Pengawasan jenis terakhir ini lazim pula disebut pengawasan sosial (social control) atau pengawasan informal.

.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis kualitatif deskriptif sebagai metode untuk menjelaskan bagaimana pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai negeri sipil. Penelitian kualitatif menurut Moelong (2011: 4) adalah penelitan yang bermaksud untuk memahami fenomena yang di alamioleh sunjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara menyeluruh dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata atau bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

(9)

Lokasi dari penelitian ini adalah Kantor Dinas Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Alasan memilih lokasi ini adalah karena faktor geografis

3. Populasi Sampel

Menurut Erwan dan Dyah (2007:37) populasi adalah semua individu/unit-unit yang menjadi target penelitian.Pada penelitian ini menggunakan metode yang dipakai dalam pengambilan responden adalah metode sensus, dimana seluruh populasi yang ada diambil sebagai respoden. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 pegawai negeri sipil di kantor dinas Kecamatan Sumbang.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana tindakan pegawai dalam melakukan pelayanan publik seltelah dilakukan pengawasan, dan melihat bagaimana pengawasan mempengaruhi kinerja pegawai. Jenis observasi yang digunakan adalah observer as observer. Menurut Moloeng (2011:177) Observasi jenis observer as observer dilakukan dengan cara peneliti bebas mengamati seca jelas subyeknya dari belakang kaca sefangkan subjeknya sama sekali tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan sebagai penunjang data dalam observasi. Menurut Sutopo (1998:210) dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada, dapat berupa surat, memorandum, agenda, laporan-laporan peristiwa tertulis dan dokumen-dokumen administrasi.

c. Kuisioner

Kuisioner dilakukan untuk memberi data tentang kepuasan masyarakat terhadap kinerja pegawai negeri sipil setelah dilakukannya metode pengawasan pada pegawai.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa inferensi, dengan maksud agar dapat menarik kesimpulan bagaimana pengawasan mempengaruhi kinerja pegawai negeri sipil.

(10)

kesimpulan (generalisasi), setidaknya ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh analisa interfensi, yaitu :

 Memperkirakan karakteristik populasi yang di dasarkan dari data sampel.

 Memperkirakan apakah perbedaan antar sampel mungkin terjadi dalam suatu populasi.

 Memperkirakan apakah pola hubungan yang ditermukan dalam sampel dapat terjadi atau ditemukan dalam populasi.

6. Teknik Validitas dan Realibitas

Triangulasi adalah teknik pengasaan keabsahan dengan pemanfaatan suatu yang lain di luar data ini untuk kepentingan pengecekan sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Menurut Patton (dalam Moleong, 2011) teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber dang triangulasi metode. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil kuisioner. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

(11)

Daftar Pustaka

Moleong, Lexi J., 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Purwanto, Erwan Agus, Ph.D. Sulistyastuti, Dyah Ratih, Msi. 2007. Metode penelitian kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Gava Media. Yogyakarta.

Simanjuntak, Payaman J., 2011. Manajemen & Evaluasi Kinerja edisi tiga.. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Nawawi, Hadari., 1993. Pengawasan Melekat di Lingkungan Aparatur Pemerintah.. Erlangga. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Page | 5 Jenis Data Cara Memper oleh Data Pengambil an Data Alat survey yang diguna kan Analisi s penumpa ng angkot  Lama Waktu Tunggu Survey langsung dengan cara

Geopolitik Dan Wawasan Nusantara Materi PKn kelas XI SMK

Saat ini Yang akan datang Mulai Klasifikasi Pengukuran

perlakuan frekuensi pemberian pakan alami udang kecepe memberikan pengaruh sangat nyata (highly significant) terhadap pertumbuhan panjang mutlak benih ikan

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena segala rahmat, hidayah dan karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga mampu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain.. © Liring Kartika

CATATAN 1 Pada umumnya kebijakan mutu konsisten dengan kebijakan menyeluruh organisasi dan menyediakan kerangka kerja bagi penetapan sasaran mutu. CATATAN 2 Prinsip manajemen mutu

Panduan baru manajemen Penyakit Ginjal Kronis (PGK) yang telah dikembangkan oleh The Canadian Society of Nephrology menyebutkan bahwa PGK ditandai dengan GFR (