• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intensifikasi Pembinaan Pustakawan dan P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Intensifikasi Pembinaan Pustakawan dan P"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Intensifikasi Pembinaan Pustakawan dan Pengelola Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Jawa Barat :

sebuah gagasan pemikiran1) Eka Kusmayadi2)

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jl. Ir. H. Juanda No 20 Bogor 16162

e-mail : e.kusmayadi@yahoo.com pembaca menunjukkan kondisi minat baca yang masih rendah di kalangan masyarakat Jawa Barat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca masyarakat, yaitu ketersediaan infrastruktur, kebutuhan informasi, literasi informasi masyarakat dan kinerja pustakawan/pengelola perpustakaan. Peningkatan peran pemerintah, lembaga swasta dan masyarakat dalam bentuk peningkatan kinerja yang lebih baik dari semua komponen tersebut sangat dibutuhkan. Peningkatan peran pustakawan dan pengelola perpustakaan di setiap kabupaten, kecamatan dan desa melalui kegiatan intensifikasi pembinaan dan pelatihan, sehingga mereka dapat meningkat wawasan dan motivasinya untuk mengembangkan peran perpustakaannya masing- masing. Pembinaan yang dilakukan kepada para kader pengelola perpustakaan dapat dilakukan melalui berbagai media atau multi channel. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat menggali semua potensi yang ada dalam lingkungannya, mengembangkan jenis layanan perpustakaan, berkoordinasi dan bekerja sama dengan berbagai stack holder di sekitarnya, sehingga pada akhirnya minat baca masyarakat di sekitarnya akan ditingkatkan.

Kata Kunci : Pustakawan; Pembinaan; Pelatihan; Minat Baca; Masyarakat.

PENDAHULUAN

(2)

Menurut Rahim (2005), pengertian minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Minat membaca seseorang sebaiknya ditanamkan sejak masih anak-anak atau saat dini, yaitu pada saat anak baru belajar membaca permulaan, atau bahkan pada saat anak baru mengenal sesuatu.

Kemudian Sumadi (dalam Sudiana, 2004) mengungkapkan bahwa minat baca adalah kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang untuk mau berbuat sesuatu terhadap membaca. Dalam minat baca, aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dibanding kognitif. Hal tersebut disebabkan oleh aspek afektif lebih besar peranannya dalam memotivasi tindakan daripada aspek kognitif dan aspek afektif yang sudah terbentuk cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibandingkan aspek kognitif.

Menurut Abu Ahmadi (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang adalah :

1. Pembawaan. Pembawaan seseorang akan menimbulkan dorongan dan semangat yang

tinggi dalam melaksanakan kegiatan membaca.

2. Latihan dan kebiasaan. Kegiatan merupakan hal paling utama yang harus dilakukan para

pembaca dan para pendidik.

3. Kebutuhan. Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian

terhadap objek tersebut.

4. Kewajiban. Dalam al’Quran surat Al’alaq sudah ditegaskan, bahwa membaca adalah sebuah perintah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada Nabi Muhammad SAW dan menjadi contoh bagi ummatnya.

5. Keadaan jasmani. Keadaan fisik setidaknya juga mempengaruhi minat baca. Jika kondisi jasmani terganggu kesehatannya, maka secara fisik yang bersangkutan tidak dapat beraktifitas banyak dan mengurangi minatnya. Namun hal ini, menurut penulis masih dapat diperdebatkan.

6. Suasana jiwa. Jiwa adalah daya hidup rohaniyah yang bersifat abstrak dan menjadi penggerak serta pengatur bagi segala perbuatan.

(3)

8. Kuat tidaknya rangsangan. Adanya rangsangan yang membangkitkan gairah dan memotivasi seseorang dapat menumbuhkkan semangat dan antusiasme, sehingga akan berpengaruh pada peningkatan minat seseorang.

Dari uraian di atas jelas, bahwa minat baca sangat erat hubungannya dengan masalah motivasi seseorang, kebutuhan informasi dan pembelajaran sepanjang hidup.

Upaya yang sudah banyak dilakukan

Upaya yang sudah dilakukan oleh beberapa lembaga pemerintah, masyarakat dan perseorangan antara lain :

1. Memperbaiki infrastruktur, misalnya melalui pembangunan perpustakaan, bantuan pengadaan koleksi, termasuk buku perpustakaan,

2. Meningkatkan aktivitas perpustakaan, misalnya dengan mengadakan lomba penulisan, promosi perpustakaan,

3. Membantu anggaran perpustakaan, misalnya dengan bantuan anggaran langsung dari pemerintah kepada perpustakaan.

4. Peningkatan peran stackholder, misalnya di sekolah dengan menugaskan kepada siswa. 5. Apresiasi kepada pengguna dan pengelola perpustakaan.

Kondisi Demografi

(4)

Gambar 1. Peta Jawa Barat

Tabel 1. Nama Kabupaten/Kota di Jawa Barat

(5)

27 Kota Tasikmalaya

(6)
(7)
(8)

Infastruktur Perpustakaan Dukungan Pemerintah

Dasar hukum yang dikeluarkan pemerintah sudah sangat terang melalui UU no 43 tahun 2007 tentang undang-undang perpustakaan. Di dalamnya sudah diatur masalah struktur organisasi, tugas dan fungsi serta pembiayaan yang harus disediakan oleh lembaga induknya terhadap keberadaan perpustakaan.

Demikian juga di sekolah, melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 25 tahun 2008, dimana setiap sekolah harus mempunyai tenaga pengelola perpustakaaan, jumlah koleksi minimal, tugas pokok dan penganggarannya, sehingga perpustakaan di sekolah dapat menunjang proses belajar mengajar di sekolahan secara efektif. Semua aturannya sudah cukup jelas dan gamblang.

Jumlah

Pada Tabel 3 dapat dilihat, bahwa jumlah perpustakaan yang ada di Jawa Barat terbanyak di Jawa Tengah sebanyak 4.150 buah. Sedangkan di Jawa Barat termasuk urutan ke-2 sebanyak 3.213 buah. Namun sayangnya, jumlah perpustakaan umum hanya 62 buah, yaitu urutan ke-4 di bawah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Padahal Perpustakaan umum lebih banyak menyentuh masyarakat umum dibandingkan dengan perpustakaan lain.

Tabel 3. Jumlah Perpustakaan di Indonesia Tahun 2012

Provinsi SekolahPerp. Perp.PT UmumPerp KhususPerp. Jumlah

Jawa Tengah 3.908 90 113 39 4.150

Jawa Barat 3.012 78 62 61 3.213

Jawa Timur 1.339 123 308 89 1.859

Dki Jakarta 1.039 119 20 136 1.314

Sulawesi Selatan 1.157 32 61 19 1.269

Bali 263 17 87 26 393

Lainnya 10.120 353 601 612 11.686

Total 20.838 812 1.252 982 23.884

(9)

Menurut Yusuf (2011), jumlah desa di Jawa Barat yang sudah mempunyai perpustakaan baru 3.473 buah atau kalau dihitung dari jumlah desa keseluruhan sebanyak 5.424 buah, baru mencapai 66,25%. Perpustakaan desa tersebut sebagian besar anggarannya dari program pusat yang dibiayai oleh APBN. Dengan demikian, maka keberadaan perpustakaan desa masih belum sesuai dengan harapan baik ditinjau dari sisi jumlah apalagi dari sisi kinerja sebuah perpustakaan. Dengan demikian, upaya terobosan yang dapat diharapkan masih rendah harapannya. Padahal perpustakaan desa inilah sebenarnya ujung tombak dari pengembangan minat baca yang sebenarnya. Karena perpustakaan ini langsung menyentuh masyarakat umum yang banyak.

Pengelolaan dan Aktivitas Perpustakaan Desa

Kalau dilihat dari segi aktivitas perpustakaan, kebanyakan perpustakaan desa ini masih berorientasi kepada pelayanan sirkulasi, yaitu peminjaman dan pengembalian koleksi saja. Padahal sebenarnya aktvitas perpustakaan akan sangat banyak sekali dapat diciptakan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain membantu masyarakat meningkatkan kemampuan literasi informasi, karena dengan meningkatnya keterampilan masyarakat, maka mereka akan dengan mudah mencari dan memenuhi kebutuhan informasi yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Pengaruh Teknologi Informasi

Seperti bidang yang lain, perpustakaan juga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perpustakaan dalam perjalanan sampai saat ini tidak dapat dipungkiri sudah banyak yang mengaplikasikan TIK untuk mendukung kinerja perpustakaan.

(10)

URAIAN MATERI

Berdasarkan uraian di atas, maka minat baca sangat banyak faktor yang mempengaruhinya, yaitu dasar hukum yang menaungi keberadaan perpustakaan, infrastruktur, kebutuhan masyarakat, anggaran perpustakaan, motivasi dan profesionalitas pustakawan. Upaya yang mensosialisaikan minat baca memang sudah dilakukan oleh beberapa lembaga. Namun kuantitasnya selama ini belum memadai dengan kebutuhan yang ada. Demikian juga bantuan-bantuan bahan pustaka ke perpustakaan-perpustakaan. Oleh karena itu, kita tidak dapat mengandalkan peningkatan minat baca ini akan tercapai hanya dengan menggunakan satu cara. Berbagai alternatif upaya harus dilakukan secara simultan oleh semua stack holder yang berhubungan, sehingga pada saatnya nanti minat baca dapat ditingkatkan pada masyarakat Jawa Barat. Hal tersebut mengingat masyarakat sangat bervariasi kebiasaan dan karakteristiknya. Upaya simultan tersebut dapat dilakukan apabila pustakawan tidak hanya meminta kepada pemerintah, namun harus aktif secara kreatif berusaha mencari dan menggali potensi yang ada di dalam masyarakatnya.

Dengan demikian, peningkatan minat baca masyarakat dengan memperhatikan basis lokal menjadi penting untuk diperhatikan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas para pustakawan, terutama yang ada di pedesaaan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola perpustakaan di desa memang merupakan sebuah investasi yang hasilnya sulit diperoleh secara instan. Namun hal tersebut perlu dilakukan mengingat desa adalah basis lokal yang kondisinya di setiap wilayah berbeda-beda dan membutuhkan penanganan yang berbeda. Dengan kata lain, diharapkan dengan meningkatnya profesionalisme para pustakawan akan meningkatkan motivasi dan kreativitas mereka yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat desa dengan segala keterbatasan yang ada. Keterbatasan nantinya tidak akan menjadi hambatan, namun justru menjadi tantangan buat mereka dan mereka akan berusaha memecahkan masalahnya. Sasaran yang diharapkan dengan meningkatnya profesinalisme mereka adalah membantu masyarakat dengan meningkatkan keterikatan antara perpustakaan dan pemustakanya. Karena masyarakat tidak akan pernah datang ke perpustakaan, kalau perpustakaan tidak memberikan manfaat terhadap masyarakat. Dengan demikian, pada akhirnya secara bertahap minat baca masyarakat desa dapat ditingkatkan.

(11)

Gambar 2. Sistem Peningkatan Minat Baca melalui Peningakatan Peran Pustakawan

Pembinaan yang dilakukan oleh BAPUSDA untuk para kader pengelola perpustakaan desa perlu dilakukan berkelanjutan dengan materi yang lebih komprehensip untuk diterapkan dalam masyarakat. Dengan bermodalkan keterampilan yang diperoleh, diharapkan kader tersebut mampu menggali dan mengkoordinasikan sumber daya yang ada dalam masyarakat, sehingga peran perpustakaan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.

PENUTUP

1. Peningkatan profesionalisme pustakawan memegang kunci utama dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat Jawa Barat.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa. Selayang pandang.

http://www.jabarprov.go.id/index.php/submenu/kelembagaan/perangkat_daerah/detail_ perangkat_daerah/21

Fuad Yusuf. 2012. Seluruh desa di Jawa Barat selayaknya mempunyai perpustakaan.

http://dprd.jabarprov.go.id/?m=seputar&t=news&id=829

Harian Seputar Indonesia - Rabu, 23 Februari 2011. Semua desa di Jawa Barat harus miliki perpustakaan.

Pendidikan Zaen. Tiori minat membaca. http://nenengdotme.wordpress.com/2012/01/01/tiori-minat-membaca/

Pengertian minat baca dalam http://www.psychologymania.com/2012/10/pengertian-minat-baca.html

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2008. PP Mendiknas no 25 tahun 2008 tentang perpustakaan.

Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Perpustakaan Nasional RI. 2012. Statistik Perpustakaan per Jenis Perpustakaan. Diakses 14 Juni 2013.

http://npp.pnri.go.id/npp/main/index.php?module=rptprop

Siregar, Ridwan. 2008. Upaya meningkatkan minat baca di sekolah. USU repository.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1750/1/08E00537.pdf

Statistik perpustakaan. Sumber : Database SIAK Provinsi Jawa Barat Tahun 2011

Wikipedia. Daftar kabupaten dan kota di Jawa Barat. http://i d.wikipedia.org/.../Daftar_

Gambar

Gambar 1. Peta Jawa Barat
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di Jawa Barat
Tabel 3. Jumlah Perpustakaan di Indonesia Tahun 2012
Gambar 2. Sistem Peningkatan Minat Baca melalui Peningakatan Peran Pustakawan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara peneliti dengan semua anggota kelompok Kapasan Dalam baik warga Jawa, Tionghoa maupun Madura mengakui bahwa mereka bisa menjaga hubungan yang rukun dengan

Faktor yang berasal dari sekolah dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab

Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan

(5) Salinannaskah asli Convention on Temporary Admission (Konvensi tentang Pemasukan Sementara) sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pensyaratan (reservation) dan

Dengan  menggunakan  struktur  kondisi  perulangan  seperti  source  code  di  atas  maka  ketika  program  di  load  maka  program  akan  menjalankan  perulangan 

Maka, dari penelitian ini didapatkan bahwa risiko bahaya yang ditimbulkan pada area proses pembuatan kaca pengaman antara lain yaitu : risiko ekstrim terdapat pada area

2.730.000,00 JUMLAH (Rp) Jombang, 30 October 2017 Pelaksana Kegiatan, ABDULLOH AFANDI JOHANES PAMUNGKAS Telah Diverifikasi Mengesahkan, BAMBANG SUIRMAN. KEPALA DESA

Perlakuan terhadap sinyal suara jantung abnormal sama dengan jantung normal, suara jantung berkemungkinan memiliki 16 hingga 24 cuplikan, penulis hanya mengambil 16 dari 24