• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keseimbangan Bagian II Model Ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Keseimbangan Bagian II Model Ke"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Gabriel Nazarrio

Tugas Makro V , Resume bab II, Keseimbangan Keynesian

Analisis Keseimbangan

Bagian II : Model

(2)

MODEL KESEIMBANGAN

KEYNESIAN

Pembahasan model Keynesian penting karena:

Lebih memudahkan pemahaman tentang perilaku

ekonomi makro.

(3)

1.

Pentingnya Sisi Permintaan Agregat

2.

Model Keseimbngan Tertutup 2 Sektor

3.

Model Keseimbangan tertutup 3 Sektor

4.

Model Perekonomian 4 Sektor ( terbuka )

5.

Uang Tingkat Bunga dan Keseimbangan

(4)

4

Pentingnya Sisi Permintaan Agregat

Model keseimbangan keynesian sangat berbeda dengan

model klasik tentang faktor yang dominan yang dianggap

memengaruhi keseimbangan ekonomi. Model klasik sangat

mementingkan sisi penawaran agregat, sedangkan keynesian

justru sangat mementingkan sisi permintaan agregat

Menurut Keynes, penyebab ambruknya perekonomian barat

kapitalis 1929-1933 adalah tidak stabilnya sektor swast.

Karena itu untuk mmperkuaat perekonomian dibutuhkan

campur tangan pemerintah, tetapi tidak dalam proses

(5)

5

a. Komponen komponen Permintaan

Agregat

Y = C + I + G + ( X – M )

C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah

X = Ekspor

M = Impor

(6)

6

b. Total Pengeluaran Agregat

AE = C + I + G + ( X – M )

C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah

X = Ekspor

M = Impor

Total Pengeluaran Agregat (AE) = C+I+G+(X-M)

Aggregate Expenditure = C0 + bY + I0 + G0 + (X0 – M0)

Persamaan ini dapat disederhanakan menjadi: AE = A + bY

Dimana A merupakan total pengeluaran otonomus

(7)

7

Pengeluaran Agregat

Y = C + I + G + ( X – M )

C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah

X = Ekspor

M = Impor

(8)

8

c. Pendapatan Nasional dalam

Keseimbangan

Y = C + S

C = Konsumsi

S = Tabungan

Perekonomian dikatakan berada dalam keseimbangan jika

pengeluaran agregat = pendapatan nasional. Tingkat

output (Y atau PDB) yg tercapai pada kondisi

keseimbangan dikenal sebagai pendapatan nasional dalam

keseimbangan atau output keseimbangan yang

(9)

9

(10)

10

(11)

11

Model Keseimbangan Perekonomian

tertutup

Model 2 Sektor

Hanya terdiri dari rumah tangga dan perusahaan

sehingga AE = C+I

Keseimbangan tercapai jika AE = Pendapatan

Nasional

Y* = AE (C0+I0+bY*)

Y* = A/(1-b)

Model 3 Sektor

(12)

12

Kasus 11.1

Misalkan C = 100 + 0.8Y dan I0 = 200

Maka AE = C+I = 100 + 0.8Y + 200

Besarnya Y* dapat dihitung dg menyamakan Y dan AE

Y* = 300 + 0.8Y*

Y* - 0.8Y* = 300

0.2Y* = 300

Y* = 1.500

Besarnya output keseimbangan Y* adalah 1.500 yang terdiri atas

konsumsi dan investasi. Besarnya konsumsi pada posisi

keseimbangan adalah:

(13)

13

PERKEMBANGAN JUMLAH PESERTA S1 & S2 STAR MENURUT

INSTANSI

Program S2 Program S1

(14)

Julina, SE. M.Si 1.500

1.500

Dampak Perubahan Pengeluaran Investasi

terhadap Output Keseimbangan Y= C+S

C= 100+0.8Y

(15)

15

Efek Multiplier

Kasus sebelumnya menunjukkan bahwa perubahan

pengeluaran otonomus (A) menyebabkan perubahan Y*

berlipat ganda.

Penambahan atau pengurangan investasi sebesar 50

menyebabkan penambahan atau pengurangan Y* sebesar

250.

Setiap perubahan 1 unit pengeluaran akan menyebabkan

perubahan Y sebanyak 5 kali lipat atau

Δ

Y*/

Δ

A = 5.

Efek ini disebut

Efek Multiplier

.

(16)

M

ODEL

3 S

EKTOR

AE = C + I + G

= C0 + bY + I0 + G0

= A + bY dimana A = C0 + I0 + G0 Kasus 11.4

Misalkan pengeluaran pemerintah adalah G = 300 maka pengeluaran agregat Menjadi:

AE = 100 + 0.8Y* + 200 + 300 = 600 + 0.8Y* Y* = 3.000

(17)

Kondisi Keseimbangan Perekonomian Tertutup 3

Sektor Y= C+S

C= 100+0.8Y

I = 200 G = 300

AE = C+I+G = 600+0.8Y

3.000 3.000

I = 200

(18)

D

AMPAK

P

ERUBAHAN

P

ENGELUARAN

P

EMERINTAH

Kasus 11.5. Anggap pengeluaran otonomus pemerintah bertambah sebesar 100 sehingga G0 = 400

AE = 100 + 0.8Y* + 200 + 400 = 700 + 0.8Y* Y* = 700 + 0.8Y*

(19)

M

ODEL

K

ESEIMBANGAN

P

EREKONOMIAN

T

ERBUKA

(M

ODEL

4 S

EKTOR

)

AE = C+I+G+(X-M) = C+I+G+NX = C0 + bY + I0 + G0 + (X0 – M0)

= A + bY dimana A = C0 + I0 + G0 + NX

Kasus 11.6 merupakan pengembangan kasus sebelumnya dengan menambahkan data X = 75 dan M = 25

AE = 100 + 0.8Y + 200 + 300 + (75-25) = 650 + 0.8Y 0.2Y* = 650

(20)

Julina, SE. M.Si

Kondisi Keseimbangan Perekonomian Tertutup 3

Sektor Y= C+S

C= 100+0.8Y

(21)

D

AMPAK

S

URPLUS

N

ERACA

P

ERDAGANGAN

●Dengan menggunakan model efek pelipatgandaan akan terlihat bahwa bila

terjadi ΔNX > 0, output keseimbangan (Y*) akan meningkat beberapa kali lipat sesuai besarnya angka pengganda. Sebaliknya jika neraca perdagangan memburuk dimana ΔNX < 0, output keseimbangan akan berkurang dengan cepat pula.

●Misalnya sekarang ΔNX = 50, maka secara teoritis output keseimbangan

akan naik sebesar 250.

●AE = 100 + 0.8Y* + 200 + 300 + 100

= 700 + 0.8Y* Y* = 3.500

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden yang selalu memanfaatkan jamban paling banyak yaitu responden yang memiliki dukungan keluarga baik dalam pemanfaatan

Jutaan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat secara langsung mahupun tidak langsung dalam penyediaan Pelan Strategik Kebajikan Haiwan Kebangsaan (NAWSP) ini, khususnya

Jika ingin mengembangkan aplikasi sistem informasi online STMIK STIKOM Bali berbasis android dan ingin menggunakan desain interface dibawah ini secara total

atau pengelolaan dalam membuat perencanaan demi tujuan pendidikan yang berkualitas, budaya ini sengat memberikan motivasi karna budaya ini mampu memberikan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesejahteraan Keluarga.. Dosen

BEBAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA SMA SESUAI GAYA BELAJAR PADA PRAKTIKUM KLASIFIKASI ANGIOSPERMAE MELALUI MEDIA VIRTUAL.. Universitas Pendidikan Indonesia

Adanya kegiatan di luar jam pelajaran merupakan salah satu bentuk faktor pendukung pembelajaran bagi anak didik. Begitu pula di PPHM Asrama Putri Sunan Pandanaran ini

Nasution (2012, hlm. 38) yang terkait dengan hubungan S dan R, yaitu belajar sebagai suatu bentuk perubahan tingkah laku. 1) Law of effect hubungan S dan R