• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENGARUH STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA TODDLER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 PENGARUH STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA TODDLER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN

SOSIAL ANAK USIA TODDLER

Aris Dwi Cahyono Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri

Usia toddler merupakan masa emas perkembangan seorang anak, sehingga penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi dan ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia pada kemudian hari dan akan mengakibatkan hambatan dalam perkembangan pada usia selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stimulasi orang tua teradap perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn.Wonorejo, Ds. Semanding, Kec. Pagu, Kab. Kediri Tahun 2012.

Desain penelitian ini termasuk korelasi dengan pendekatan cross sectional, populasi 27 responden yang diambil dengan tehnik sampling purposive sampling terdapat 25 sampel dengan kriteria inklusi. Dengan analisis data menggunakan analisa korelasi dengan chi-square dengan bantuan software komputer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara stimulasi orang tua dan perkembangan sosial anak toddler tidak terdapat hubungan dan pengaruh. Hal itu dibuktikan dengan nilai chi-square hitung < nilai chi square tabel, yang berarti tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.

Dari hasil penelitian tersebut disarankan para orang tua terutama ibu lebih sering meluangkan waktu untuk memberikan stimulasi perkembangan. Semakin baik dan seringnya pemberian stimulasi pada anak maka akan baik pula proses perkembangan anak sehingga tidak terhambat atau terganggu proses perkembangannya.

Kata Kunci : Stimulasi Orang Tua, Perkembangan Sosial, Anak Usia Toddler

Latar Belakang

Perkembangan sosial yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan (Soetjiningsih, 1995). Perkembangan sosial sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya (Dian Adriana, 2011). Hurlock menjelaskan bahwa pada anak usia 2-5 tahun adalah masa penting dari keseluruhan tahap perkembangan. Pada tahap ini terjadi proses peletakan dasar struktur perilaku kompleks yang dibangun sepanjang dalam kehidupan anak. Hal inilah menyebabkan anak mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial di sekelilingnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak memegang peran penting dalam meningkatkan perkembangan sosial anak usia dini. Hal ini disebabkan, karena hampir 80% waktu dalam kehidupan sehari-hari anak digunakan untuk bermain, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan keluarga (Admin, 2012).

Perkembangan sosial dan dasar –dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan atau penyimpangan sekecil apapun bila tidak

terdeteksi, apalagi tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak. Perkembangan sosial anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya. Sementara itu, lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak (Dian Adriana, 2011). Sementara dampak yang bisa terjadi apabila perkembangan sosial anak tidak berkembang sesuai dengan tahapan umurnya akan berpengaruh pada emosional anak, yang memicu anak untuk bersikap introvert, sikap tersebut akan membentuk anak yang bersifat individualis dan tidak percaya diri serta mengarah ke sikap menutup diri (Mahmud, 2012). Pada saat ini salah satu tugas yang dihadapi orang tua adalah memperkenalkan anak kepada kelompok teman sebayanya. Orang tua menginginkan anaknya berinteraksi sedini mungkin dengan teman-teman sebayanya agar memperoleh kemampuan untuk dapat bergaul dengan mereka (Didi Tarsidi, 2007).

(2)

balita di Jawa Timur di tetapkan 80% , tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% (Bejo Net Community, 2010). Serta berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012 diketahui bahwa 10 ibu (100 %) memberikan stimulasi dengan sering. Dengan melakukan observasi tingkah laku anak, hasil yang didapatkan adalah ada 3 anak (30%) yang saat istiraahat tidak bermain dengan temannya, hanya duduk dengan ibunya dan saat proses pembelajaranpun anak hanya diam, tidak mau sambil bermain dengan temannya yang lain dan tampak takut dengan orang yang sebelumnya belum pernah mereka lihat. Sedangkan 7 anak (70%) yang lain mau bermain dalam kelas dan saat pelajaran tanpa takut dengan orang yang baru mereka lihat.

Salah satu faktor yang mempengaruhi baik tidaknya perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya yaitu kurangnya stimulasi. Orang tua memiliki peran penting dalam optimalisasi perkembangan seorang anak. Orang tua harus selalu memberikan rangsang / stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan. Stimulasi ini harus di berikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, metode bermain dan lain-lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal. Kurangnya stimulasi dari orang tua dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan anak (Dinkes, 2009).

Untuk mendukung perkembangan sosial anak, tindakan yang harus dilakukan oleh perawat adalah memberikam motivasi kepada para orang tua atau pengasuh agar memperhatikan tumbuh kembang anaknya, khususnya perkembangan sosial misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada para orang tua atau pengasuh tentang dampak yang akan terjadi bila tidak memperhatikan tumbuh kembang anak. Ada beberapa stimulasi yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain : mengajak anak saat melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, atau mengelap kaca dan ajak anak untuk melakukannya bersama, ajarkan anak unutk menggunakan sendok dan belajar untuk makan sendiri, bebaskan anak untuk memilih dan menggunakan baju yang ia inginkan, dan ajarkan anak untuk bermain dengan teman sebaya unutk membina rasa kebersamaan dan bersosialisasi

Stimulasi Orang Tua terhadap Perkembangan Sosial Anak di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Apakah ada Pengaruh Stimulasi Orang Tua terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri?”

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Stimulasi Orang Tua dengan Perkembangan Sosial Anak Usia Toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi stimulasi yang diberikan orang tua kepada anak usia toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri.

b. Mengidentifikasi perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri.

c. Menganalisa pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD “Bunga Mulia” Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri.

Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan “cross sectional” yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

Variabel penelitian ini adalah stimulasi orang tua pada anak usia toddler sebagai variabel independen dan variabel dependen adalah tingkat perkembangan sosial anak usia toddler.

(3)

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian orang tua dan anak PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri yang berjumlah 25 anak.

Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti.

Uji satistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah ujichi - squareyaitu uji statistic yang bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel – variabel kategorik.

Hasil Penelitian

a. Pemberian stimulasi perkembangan sosial orang tua anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri

Hasil penelitian mengenai pemberian stimulasi orang tua anak usia toddler terbagi menjadi 4 kategori diantaranya baik sekali, baik, cukup, kurang yang dapat dilihat pada diagram sebagai berikut :

Diagram 1. Pemberian Stimulasi Perkembangan Sosial Orang Tua Anak Usia Toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012.

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa dari 25 responden sebagian besar responden memberikan stimulasi yang baik sekali sebanyak 12 orang (48%). Artinya mayoritas resonden di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri mempunyai karakteristik baik sekali dalam pemberian stimulasi.

b. Perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri

Hasil penelitian mengenai perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri terbagi menjadi 3 kategori diantaranya normal, meragukan, dan penyimpangan yang dapat dilihat pada diagram sebagai berikut :

Diagram 2. Perkembangan Sosial Anak Usia Toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012.

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 25 responden terdapat 20 responden (80%) mempunyai perkembangan sosial normal dan 2 responden (8%) mempunyai perkembangan sosial meragukan dan 3 responden (12%) termasuk dalam perkembangan penyimpang. Artinya mayoritas resonden di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri mempunyai perkembangan sosial anak usia toddler yang normal.

c. Pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri

(4)

Tabel 1. Tabulasi Silang Pengaruh Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012.

Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa dari 25 respoden terdapat 11 responden (44%) yang perkembangan sosialnya normal dan pemberian stimulasi baik sekali. Sedangkan yang mempunyai perkembangan sosial penyimpangan dan pemberian stimulasi cukup ada 2 responden (8%).

Tabel 2 Hasil Uji Statistik dengan chi-square

Pengaruh Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 5.792a 4 .215 Likelihood Ratio 6.366 4 .173 Linear-by-Linear Association 3.830 1 .050 N of Valid Cases 25

a. 7 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .40.

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai chi-square hitung adalah 5.792 dan nilai chi-square tabel adalah 9.49. Karena 5.792 < 9.49, dapat disimpulkan maka H0 diterima. Sedangkan nilai signifikansi dari uji ini

H0 diterima. Dari kedua hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan social anak usia toddler.

Pembahasan

1. Pemberian stimulasi perkembangan sosial orang tua anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 25 responden sebagian besar responden memberikan stimulasi yang baik sekali sebanyak 12 orang (48%) dan sebagian kecil responden memberikan stimulasi cukup sebanyak 5 orang (20%). Ini berarti sebagian besar responden di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri sudah memberikan stimulasi yang baik sekali.

Menurut Aqila Putri (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memberikan stimulasi perkembangan kepada anaknya, diantaranya adalah pekerjaan, pendidikan, waktu, status ekonomi, dan lingkungan. Faktor – faktor ini saling berkaitan dan saling berpengaruh satu sama lain, sehingga bila salah satu faktor diatas tidak terlaksana dan terencana dengan baik maka bisa mengganggu aspek pemberian stimulasi.

Sedangkan faktor yang menyebabkan kurangnya stimulasi adalah kurangnya waktu yang berkualitas dalam stimulasi dan intensitas stimulasi yang kurang kepada anak. Selain waktu yang berkualitas faktor lain yang dapat mempengaruhi pemberian stimulasi oleh orang tua diantaranya usia atau kematangan serta pengalaman ibu, pekerjaan, pendidikan, sosial ekonomi, sarana dan prasarana, serta lingkungan.

Dalam hal ini stimulasi yang diberikan kurang disebabkan karena pendidikan dari ibu yang masih belum mengerti bagaimanakah cara yang baik dan benar dalam memberikan stimulasi sosial kepada anaknya, karena responden adalah masyarakat yang tinggal di desa dan dasarnya adalah seorang ibu–ibu, akses yang digunakan guna mendapatkan informasi terutama adalah televise dan apa yang diajarkan oleh orang tua dari ibu tersebut atau bisa berdasarkan dengan pengalaman yang ada. Sosial ekonomi seorang

No

Sekali Baik Cukup Kurang Jumlah

(5)

ibu dan kelengkapan sarana prasarana guna memberikan stimulasi yang baik kepada anak. Sarana prasarana seperti alat – alat permainan sebenarnya dapat memanfaatkan apa yang ada dirumah seperti alat – alat untuk membersihkan rumah, anak diajarkan untuk melakukan aktifitas membantu bersih – bersih, itupun sebenarnya sudah merupakan stimulasi guna membentuk kepribadian dan kebiasaan yang baik untuk anak. Lingkungan orang tua mempengaruhi pemberian stimulasi karena lingkungan yang ada biasanya mempertahankan kebiasaan atau cultural dan kebudayaan yang berkembang di masyarakat, untuk menyekolahkan anak di PAUD pun masih belum terlalu memasyarakat karena hal tersebut dipandang pemborosan biaya. Padahal di lingkungan sekolah, anak dapat mendapatkan stimulasi tambahan selain di rumah untuk mencapai perkembangan yang normal.

Untuk itu para orang tua terutama seorang ibu yang lebih sering bersama dengan anak diharapkan memberikan stimulasi dengan baik dan sering untuk mencapai perkembangan anak yang norml dan baik untuk tahap perkembangan anak yang selanjutnya, serta lebih banyak mencari sumber informasi untuk mendapatkan cara stimulasi yang sesuai dengan usia anak.

2. Perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012

Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 25 responden terdapat 20 responden (80%) mempunyai perkembangan sosial normal, 2 responden (8%) mempunyai perkembangan sosial yang meragukan dan 3 responden (12%) mempunyai perkembangan yang tergolong penyimpangan karena anak menolak dilakukan stimulasi perkembangan sosial oleh orang tuanya. Tetapi mayoritas responden di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds.Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri mempunyai perkembangan sosial anak usia toddler yang normal.

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial dipengaruhi juga oleh penmberian fasilitas oleh keluarga dan lingkungan dimana anak berkembang (Hamdani, 2007).

Perkembangan sosial merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan seorang anak. Perkembangan sosial akan berjalan dengan normal apabila orang tua memberikan fasilitas, kebebasan dan pengertian kepada anak dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya, orang yang lebih tua dan lingkungannya. Apabila seorang anak mengalami keterlambatan perkembangan sosial kemungkinan disebabkan karena adanya pembatasan sosiaisasi dari orang tua atau pengekangan dan pola asuh yang kurang tepat sehingga seorang anak merasa takut untuk melakukan sosialisasi dengan teman sebayanya, hal trsebut dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan pada aspek sosial maupun aspek yang lainnya.

(6)

anak untuk bermain dengan teman–teman sebayanya sangatlah penting, karena dapat memupuk rasa sosialisasi dan empati dengan orang lain.

Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan seorang anak akan berjalan sesuai dengan mestinya apabila diimbangi dengan pemberian kebebasan, pengertian dan fasilitas oleh orang tua dengan baik, begitu pula sebaliknya. Untuk itu bagi orang tua diharapkan lebih banyak meluangkan waktu kepada anaknya sehingga pemberian stimulasi bisa diberikan kepada anak secara rutin agar perkembangan anak dapat terkontrol dengan baik pula. Kemudian untuk petugas kesehatan agar bisa memberikan penyuluhan tentang perkembangan dan pertumbuhan serta stimulasi guna meningkatkan kesadaran orang tua dalam memberikan stimulus pada anak.

3. Pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan sosial anak usia toddler di PAUD Bunga Mulia Dsn. Wonorejo Ds. Semanding Kec. Pagu Kab. Kediri tahun 2012

Dari hasil penelitian dari 25 respoden terdapat 11 responden (44%) yang perkembangan sosialnya normal dan pemberian stimulasi baik sekali. Sedangkan yang mempunyai perkembangan sosial penyimpangan dan pemberian stimulasi cukup ada 2 responden (8%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan nilai chi-square hitung adalah 5.792 dan nilai chi-square tabel adalah 9.49. Karena 5.792 < 9.49, dapat disimpulkan maka H0 diterima. Sedangkan nilai signifikansi dari uji ini adalah 0.215, sedangkan probabilitas normal (α=0,05). Karena nilai signifikansi >α dapat disimpulkan maka H0 diterima. Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan social anak usia toddler.

Menurut Baskoro (2008) semua orang tua terutama yang mempunyai anak usia 1 – 3 tahun, sebaiknya memberikan stimulasi perkembangan sosial dengan baik karena usia ini adalah usia emas dalam perkembangan anak dan demi meningkatkan perkembangan anak. Menurut Mahmud (2012) perkembangan sosial sangat mempengaruhi perkembangan emosional seorang anak disaat ia dewasa kelak. Apabila perkembangan sosial anak tidak

Pemberian stimulasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang ibu karena semakin kita rajin melakukan stimulasi pada anak maka akan meningkatkan perkembangan anak sehingga para ibu tidak perlu khawatir dan tidak perlu memberikan asupan makanan lain untuk meningkatkan perkembangan anak. Untuk itu para orang tua khususnya seorang ibu harus lebih banyak meluangkan waktu pada anak untuk bermain bersama. Penyebab dari tidak adanya hubungan antara stimulasi orang tua terhadap perkembangan sosial anak adalah faktor eksternal yang ada pada anak terutama lingkungan dari si anak tersebut. Dalam hal ini anak telah dapat bersosialisasi dengan baik tanpa harus diajari oleh orang tuanya, karena seorang anak mampu belajar degan sendirinya. Hal lain yang dapat mempengaruhinya adalah lingkungan sekolah anak. Di sekolah, anak diajarkan untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya, sehingga anak akan mulai bersosialisasi dengan caranya sendiri dalam berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya.

Selain itu, hal yang berperan dalam ketidak adanya hubungan antara pemberian stimulasi terhadap perkembangan sosial anak adalah media yang digunakan kepada anak seperti tontonan dari televisi yang sering di tonton oleh anak. Dari televisi, anak sering mencontoh apa yang dilakukan anak seusianya dalam hal ini, orang tua berpran dalam memberikan pengawasan dan memilihkan acara yang sesuai dan memberikan pelajaran kepada anak. Sebaiknya tidak membiarkan anak menonton televisi sendirian, ditakutkan jika anak menonton acara – acara untuk dewasa. Dalam memberikan kebebasan kepada anak untuk menonton televisi sebaiknya batasi waktunya, dan hanya izinkan anak menonton di jam–jam acara untuk anak – anak. Lingkungan sekolah dan lingkungan bermain di rumah juga mempengaruhi, karena dilingkungan sekolah, anak telah diajarkan cara untuk bersosialisasi dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua dan memberikan kemampuan untuk mandiri dirumah maupun di sekolah.

(7)

seperti memberikan contoh cara berbicara dengan sopan dan baik, cara yang baik dalam bersosialisasi dengan teman maupun degan orang yang lebih tua dan memiihkan acara televisi yang sesuai untuk mendukung perkembangan seorang anak, karena seorang anak yang berusia 1 – 3 tahun merupakan masa mencontoh apa yang dilihatnya sehari – hari. Maka dari itu orang tua harus mampu membimbing anak agar tidak terjerumus atau masuk dalam sosialisasi lingkungan yang kurang baik. Kondisikan lingkungan yang baik, aman dan nyaman untuk anak bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Untuk itu para orang tua hanya perlu memberikan pengawasan kepada anak dalam hal anak berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain. Orang tua memegang peranan dalam memilahkan mana hal yang baik dan yang tidak untuk dilakukan anak.

Kesimpulan

1. Stimulasi perkembangan sosial dengan kriteria baik sekali sebanyak 12 responden (48%) dan sisanya memberikan stimulasi dengan kriteria cukup sebanyak 5 responden (20%).

2. Perkembangan sosial yang normal yaitu 80% dari total responden dan perkembangan sosial yang penyimpangan yaitu 12% dari total responden. 3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa antara

stimulasi orang tua dan perkembangan sosial anak tidak terdapat hubungan daan pengaruh, yang dibuktikan dengan hasil uji chi-square dengan nilai Chi-Square hitung < nilai Chi-Square (5.792 < 9.49) dan nilai signifikansi 0.215 >α (α=0,05). Dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

Saran

1. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai penelitian dasar dengan variabel yang lebih rinci tentang perkembangan anak yang meliputi perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa dan perkembangan sosial.

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai wacana untuk menambah referensi agar dapat melakukan stimulasi tambahan bagi anak selain pemberian stimulasi oleh orang tua dirumah.

3. Bagi Responden

Disarankan agar orang tua terutama ibu lebih sering meluangkan waktu untuk memberikan stimulasi untuk perkembangan sosial sehingga anak dapat berkembang dengan normal dan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2012). Sosialisasi pada Anak. http: //admin03.blogspot.com (download : 15 September 2012)

Adriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta : Salemba Medika Aqilaputri. (2009). Faktor yang Mempengaruhi

Stimulasi. http: //aqilaputri.blogspot.com (download : 15 September 2012)

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rhineka Cipta

Baraja. (2007). Pemberian Stimulasi Pada anak. http: //rumahfahima.blogspot.com (download : 18 September 2012)

BeJo. (2010). Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi. http://bejocommunity.blogspot.com (download : 20 September 2012)

Depkes RI. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Depkes RI

Didi Tarsidi. (2007). Peran Orang Tua dalam Perkembangan Kompetensi Sosial Anak. http://www.d-tarsidi.blogspot.com (download : 13 September 2012)

Dinkes. (2009). Stimulasi Tumbuh Kembang Anak. http://www.dinkes.go.id (download : 18 September 2012)

Feverish. (2011). Peran Ibu dalam Keluarga. http:// BundaInBiz.blogspot.com (download : 26 September 2012)

Ghanest. (2012). Pengaruh Stimulasi Orang Tua. http://ghanest.blogspot.com (download : 13 September 2012)

(8)

Handayani. (2010). Pengertian Modus. http://www.eccyhandayani.blogspot.com

(download : 19 Oktober 2012)

Hidayat, Alimul Aziz. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, Alimul Aziz. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika Hilalah, Nur. (2010). Definisi Perkembangan Sosial.

http://id.shvoong.com (download : 26 September 2012)

Mahmud. (2012). Pembelajaran Sosialisasi dan

Emosional. http:

//mahmud09-kumpulanmakalapsikitri.blogspot.com (download 2 Mei 2013)

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Pengertian. (2011). Pegertian Orang Tua. http: //pengertiandefinisi.com (download :13 September 2012)

Pengertian. (2011). Pengertian Toddler. http: //pengertiandefinisi.com (download : 13 September 2012)

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Suherman. (2000). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC

Gambar

Tabel 2Hasil Uji Statistik denganchi-squarePengaruh Stimulasi Orang Tua TerhadapPerkembangan Sosial  Anak Usia Toddlerdi PAUD Bunga Mulia Dsn

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh penulis langsung dari objek penelitian yaitu Salon Muslimah Ummi dengan cara wawancara dan kuesioner untuk memperoleh

Debt to Equity Ratio menurut Sawir (2005 ) adalah: “Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan

Variabel Nilai Reliabilitas Cut off value Keterangan Kepuasan 0,824 0,700 Reliabel Kepercayaan 0,703 0,700 Reliabel Mutu Pelayanan 0,813 0,700 Reliabel Kesetiaan

dalam kumpulan huruf yang bersifat geseran berbeza dengan pandangan moden seperti yang telah dijelaskan. Walaupun terdapat huruf yang berkongsi makhraj dan sifat dan ada yang

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap media sosial sebesar 0,489 dan memiliki

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, bahwa faktor-faktor kejahatan penelantaran bayi adalah karena pelaku merasa malu dan tidak mau bertanggung jawab terhadap

Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.bahan makanan yang didenan

641, 647 (2002) (“[D]ifferent members of the Court use the term ‘investment-backed expectations’ to refer to different standards in regulatory takings.”); Zach Whitney,