Sistem Pengawasan
dalam Sistem Peradilan
Pidana Indonesia
Bentuk-bentuk sistem pengawasan
KUHAP menciptakan dua bentuk sistem
pengawasan dalam rangka mengontorl kinerja penegakan hukum di Indonesia, yaitu:
Pengawasan
built in control
Pengawasan Built in Control, yaitu pengawasan ini dilaksanakan berdasar struktural oleh masing-masing instansi menurut jenjang pengawasan (Span of
Control) oleh atasan kepada bawahan. Pengawasan
built in control merupakan pengawasan yang dengan sendirinya ada pada setiap struktur
organisasi jawatan. Misalnya Kepala Kejaksaan Negeri mengawasi seluruh satuan kerja dan para Jaksa yang ada dalam lingkungan kerjanya,
Pengawasan antar lembaga
Pengawasan antar lembaga dalam sistem peradilan pidana Indonesia tidak berbentuk secara vertikal, dalam artian pihak atau lembaga dalam proses selanjutnya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan pihak atau lembaga dalam proses yang lebih awal. Masing-masing lembaga tersebut berdiri masing-masing dengan garis koordinasi masing-masing yang tentunya diawasi oleh komisi pengawas masing-masing lembaga, namun dalam melaksanakan fungsinya, lembaga yang memeriksa perkara pada proses lebih awal mengkoordinasikan dengan
lembaga-lembaga lainnya yang pada gilirannya nanti akan memeriksa perkara tersebut sesuai dengan fungsinya
Sistem Pengawasan SPP Indonesia
Sistem pengawasan dalam sistem peradilan pidana merupakan bagian dari tertib administrasi. Apabila berbicara mengenai administrasi, maka terdapat dua macam pengertian administrasi.
Pertama, court administration, yang dalam hal ini berarti keadministrasian atau tertib administrasi yang harus
dilakukan berkaitan dengan jalannya kasus tindak pidana dari tahap penyelidikan sampai dengan tahap pelaksanaan putusan dalam sistem peradilan pidana.
Kedua, administration of justice yang dalam hal ini dapat berarti segala hal yang mencakup tertib hukum pidana
Court administration
dan
administration of justice
Dua makna yang terkandung di dalam pengertian administrasi peradilan tersebut sangat berkaitan erat dengan kesatuan tanggungjawab yudisial
(judicial responsibility) yang mengandung
beberapa dimensi pertanggungjawaban, yaitu tanggung jawab administrasi (administrative responsibility) dan tanggung jawab prosedural (procedural responsibility), yang menuntut
Pengawasan internal dan eksternal
Pengawasan dalam sistem peradilan pidana yang dianut oleh KUHAP sebagaimana diuraikan di atas, memiliki dua bentuk, yaitu pengawasan internal dan pengawasan eksternal. Pengawasan internal dimaksudkan untuk pengawasan dalam struktur masing-masing instansi, sedangkan pengawasan eksternal ditujukan pada pengawasan antar
Lembaga Pengawas Eksternal
Beberapa komisi pengawasan yang terpisah dari organisasi induk dalam sistem peradilan pidana diantaranya adalah:
1. Komisi Kepolisian;
2. Komisi Kejaksaan; dan 3. Komisi Yudisial
Lembaga-lembaga tersebut merupakan lembaga pengawasan yang bersifat independen dan