• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penentuan Kadar Fe dengan spektr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Penentuan Kadar Fe dengan spektr"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LABORATURIUM INSTRUMEN ANALITIK SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2016/2017

PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETRI

Penentuan Kadar Besi (Sp. Spektronik-20)

Dosen Pembimbing : Dra. Ari Marlina, M.Si

Oleh :

Ulfa Siti Nurjanah 151431029

Vini Risma Jelita 151431030

Wilda Putri Silpia 151431031

Wini Fitriyani 151431032

Kelompok 8

2A – Analis Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

(2)

A. Tujuan

membuat kurva untuk memperjelas panjang gelombang maksimum mengulangi langkah sebelumnya hingga didapatkan panjang

gelombang maksimal

mengganti standar 3 dengan blanko dan mengatur panjang gelombang yang baru berjeda 10 dengan nilai sebelumnya mengganti kuvet blanko dengan standar 3 dan melihat display

transmitan yang ditunjukan

memasukkan Blanko dan mengatur hingga jarum tepat pada angka 100 dengan menggunakan rotator sebelah kanan

mengatur panjang gelombang dengan memutar rotator di dekat display

mengatur hingga jarum berada pada garis nol pada rotator sebelah kiri

(3)

menguji sampel

mengulangi langkah sebelumnya hingga semua larutan standar teruji, lalu membuat kurva kalibrasi

mengganti blangko dengan standar berikutnya dan membaca angka yang ditunjukan display

mengganti standar dan meletakkan blanko dan mengatur hingga jarum pada angka 100 lagi

mengganti blanko dan meletakkan kuvet standar 1 pada kolom yang dilewati sumber cahaya, lihat angka yang ditunjukan

display

meletakkan blangko dan mngatur jarum pada angka transmitan 100

(4)
(5)

2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

3. Kalibrasi Larutan Standar

Konsentrasi (ppm) Absorban %Transmitan Transmittan

0 0 100 1

0,2 0,0555 88 0,88

0,4 0,1611 69 0,69

0,6 0,2007 63 0,63

0,8 0,2291 59 0,59

1 0,2441 57 0,57

2 0,4948 32 0,32

3 0,6989 20 0,2

4 0,9586 11 0,11

5 1,2218 6 0,06

4. Penentuan Kadar Sampel

Volume Sampel Absorban %Transmitan Transmitan

5 ml 0,9031 12,5 0,125

10 ml Tidak terbaca

Panjang gelombang (nm) Absorbansi Transmitan %Transmitan

550 0,1079 0,78 78

540 0,1549 0,7 70

530 0,1972 0,635 63,5

520 0,2291 0,59 59

510 0,2441 0,57 57

500 0,2403 0,575 57,5

490 0,2328 0,585 58,5

480 0,2255 0,595 59,5

470 0,2146 0,61 61

(6)

F. Pengolahan Data

440 460 480 500 520 540 560 0

Kurva Kalibrasi Pada ʎmaks 510 nm

(7)

X = 0,87540,2346

X = 3,7315 x Faktor Pengenceran

X = 3,7315 x 10 penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorpsi. Pastikan larutan yang akan diuji berwarna karena metode spektroskopi sinar tampak berdasarkan penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan berwarna.

Hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan larutan standar Fe(II) 100 ppm, dari pengenceran larutan induk Fe(II) 1000 ppm. Pada 10 labu takar dengan konsentrasi Fe (II) 0 ppm; 0,2 ppm; 0,4 ppm; 0,6 ppm; 0,8 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm; 5 ppm. Selain larutan deret standar, dilakukan juga preparasi sampel A dan B. Ketika pengujian absorbansi, yang teruji dengan alat spektronic 20 adalah komplek Fe(II) yang stabil, maka agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat maka harus dipastikan semua ion Fe dalam bentuk ion Fe(II). Maka dari itu, baik larutan standar dan larutan sampel ditambahkan hidroksilamin hidroklorida, yang

bertujuan untuk mereduksi Fe(III) menjadi Fe(II).

Ditambahkan Na-asetat 10% yang bertujuan untuk menjaga pH larutan sekitar pH 6-9. pH ini berkaitan dengan pembentukan senyawa kompleks, jika pH terlalu basa dikhawatirkan akan terbentuk endapan Fe(OH)2 sedangkan jika pH terlalu asam dikhawatirkan tidak terbentuk komplek dari Fe(II). Tahap selanjutnya adalah penambahan 1,10 – Fenantrolin 0,1% yang merupakan ligan dalam pembentukan komplek Fe(II) fenantrolin. Pembentukan komplek tersebut ditandai dengan perubahan warna pada larutan deret standar menjadi merah bata.

(8)

sendiri adalah mengukur serapan pereaksi yang digunakan untuk analisis kadar Fe(II) sehingga jumlah serapan Fe(II) sendiri adalah nilai

absorbansi larutan standar atau sampel dikurangi serapan pereaksinya. Sehingga absorbansi yang didapat pada pengukuran ini adalah serapan untuk Fe (II) dalam sampel. Selain itu juga larutan blanko digunakan untuk kalibrasi alat dengan tujuan untuk menghilangkan efek refleksi akibat pancaran sinar radiasi menuju larutan. Setiap pergantian pengukuran panjang gelombang selalu diukur terlebih dahulu larutan blanko.

Langkah selanjutnya adalah memilih panjang gelombang maksimum pada larutan standar Fe(II) 0,8 ppm. Semakin besar panjang gelombang maka akan semakin besar absorbansinya. Tapi dalam kondisi tertentu, absorbansi akan kembali turun saat bertambahnya panjang gelombang. Sehingga didapatkan panjang gelombang maksimumnya adalah 510 nm. Pengukuran absorbansi deret standar dimulai dari konsentrasi yang terendah hingga tertinggi. Setelah diperoleh nilai absorbansi dari masing-masing konsentrasi, kemudian data tersebut diplotkan kedalam grafik kurva kalibrasi. Dari grafik tersebut diperoleh persamaan garis y = 0,2346x + 0,0277.

Berdasarkan data hasil pengukuran terhadap sampel diperoleh absorbansi sampel A sebesar 0,9031 sedangkan absorban sampel B tidak terbaca. Sehingga didapatkan konsetrasi sampel A dengan pengenceran 10 kali memiliki kadar besi sebesar 37,315 ppm.

(9)

3. Vini Risma Jelita (151431030)

Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar besi menggunakan spektrofotometer "Spectronic-20". Larutan yang digunakan harus berwarna agar serapannya besar. Oleh karena itu larutan besi ditambahkan zat pengompleks orto phenantrolin agar membentuk larutan yang memiliki warna sangat kuat dan kestabilan yang relatif lama, selain itu juga dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang gelombang tertentu. Selain direaksikan dengan orto phenantrolin juga direaksikan dengan hidroksilamin hidroklorida 10%, fungsi dari penambahan hidroksilamin hidroklorid adalah untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ serta mempertahankannya tetap dalam keadaan Fe2+, sehingga Fe2+ menjadi lebih stabil. dan Na-asetat untuk menjaga pH larutan agar tetap asam karena pada pH yang asam juga larutan dapat menyerap sinar tanpak standar dari larutan induk Fe3+ 1000 ppm dengan konsentrasi 0, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, 1, 2, 3, 4 dan 5 ppm. Kemudian dilakukan pengukuran panjang gelombang maksimum menggunakan larutan 1 ppm. Sebelum dn setiap mengganti larutan yang diukur dilakukan pengaturan skala %T pada posisi 100% menggunakan larutan blanko. Fungsinya adalah untuk mengurangi faktor kesalahan yang mungkin terjadi selama pengukuran. Berdasarkan kurva antara panjang gelombang dengan absorbansi diperoleh panjang gelombang maksimumnya yaitu 510 nm.

(10)
(11)

4. Wilda Putri Silpia (151431031)

Penentuan konsentrasi besi pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan spectronic-20 yang merupakan instrumen spektrofotometer dengan rentang panjang gelombang antara 340-600 nm (sinar tampak), instrumen ini hanya dapat mengukur transmitan atau absorbansi dari larutan sampel yang berwarna. Sehingga untuk larutan sampel yang tidak berwarna maka harus dikomplekskan menjadi berwarna.

Sebelum melakukan penentuan konsentrasi sampel, maka harus dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum dari deret larutan standar yang telah dibuat yaitu 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1; 2; 3; 4; dan 5 ppm. Pada larutan standar ini ditambahkan pereaksi-pereaksi yaitu 0,5 ml Hidroksilamin hidroklorid 10%, 5 ml Na-asetat 10%, dan 5 ml orto-fenantrolin. Laritan besi merupakan larutan yang tidak berwarna, sehingga harus dibuat berwarna terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukurannya dengan spektrofotometer. Fungsi dari penambahan hidroksilamin hidroklorid adalah untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ serta mempertahankannya tetap dalam keadaan Fe2+, sehingga Fe2+ menjadi lebih stabil. Untuk membuat larutan menjadi berwarna ditambahkan orto-fenantrolin, sehingga terbentuk senyawa kompleks dari Fe2+ berwarna merah. Senyawa kompleks yang terbentuk ini sangat stabil, dan juga memiliki intensitas warna kompleks yang tidak terpengaruh oleh pH (pada selang pH 2-9). Selain itu, orto-fenatrolin dapat bereaksi secara selektif dengan larutan, mampu menghasilkan absorbtivitas molar yang besar, sehingga larutan dapat ditentukan dengan menggunakan panjang gelombang tertentu. Sedangkan penambahan Na-asetat bertujuan untuk mempertahankan pH agar tetap stabil pada selang 6-9. Berikut persamaan reaksinya.

2Fe3+ + 2NH4OH + 2OH- 2Fe2+ + N2 + 4H2O

Fe2+ + 3C12H8N2 [(C12H8N2)3Fe]2+ Kompleks merah

(12)

mewakili dari keseluruhan panjang gelombang masing-masing larutan standar yang telah dibuat. Panjang gelombang maksimum merupakan panjang gelombang ketika terjadi pengukuran serapan cahaya maksimum oleh senyawa yang dianalisis. Pada pengukuran ini, didapat kurva spektrum yang menunjukkan panjang maksimum yang didapat. Pada pengukuran yang telah dilakukan, panjang gelombang maksimum yang didapat adalah 510 nm.

(13)

5. Wini fitriyani (151431032)

Pada praktikum kali ini, kami melakukan pengujian konsentrasi Fe yang terdapat dalam cuplikan. Dalam praktikum penentuan konsentrasi Fe, digunakan metode spektrofotometri menggunakan alat Spectronic – 20. Pada preparasi sampel, sampel yang digunakan berasal dari larutan induk Fe 1000 ppm. Pada spektrofotometri visible ini, larutan yang diuji hendaklah mempunyai komponen warna sehingga dapat terbaca oleh alat. Larutan induk Fe 1000 ppm tidak memiliki warna atau bening, namun setelah dibuat deret larutan standar dan dari setiap masing-masing standar, ditambahkan larutan Otopenatrolin menghasilkan warna kompleks orange. Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan (pH 6-8). Karena reaksi ini hanya dapat berlangsung pada pH tertentu, maka di tambahkan larutan Na-asetat 10% agar pH larutan tetap terjaga.

Kami membuat deret standar dengan konsentrasi 0, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, 1, 2, 3, 4 dan 5 ppm beserta blangko. Larutan blanko yang digunakan adalah pereaksi yang digunakan (tanpa sampel atau larutan Fe). Fungsi dari blanko sendiri adalah mengukur serapan pereaksi yang digunakan untuk analisis kadar Fe sehingga jumlah serapan Fe sendiri adalah nilai absorbansi larutan standar atau sampel (mengandung pereaksi dan Fe) dikurangi serapan pereaksinya. Larutan blangko harus selalu memiliki transmitansi 100% sehingga dapat berfungsi untuk mengkalibrasi ulang pada setiap kali pengukuran akan dilakukan.

Pengukuran Larutan standar dan sampel harus menggunakan λmaks. Oleh karena itu sebelum melakukan pengukuran dicari terlebih dahulu λmaks dari Fe. λmaks dicari menggunakan larutan standar konsentari tengah yaitu 1 ppm. Saat mencari panjang gelombang maksimum dilakukan pengukuran transmitan dari λ 460 nm – λ 550 nm. Pada λ 510 nm, transmitansi yang dihasilkan lebih kecil dari yang lainnya menandakan bahwa λ maksimum terjadi pada λ 510 nm.

(14)

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh beberpa kesimpulan diantaranya : 1. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh adalah 510 nm yaitu

panjang gelombang ketika terjadi pengukuran serapan cahaya maksimum oleh senyawa yang dianalisis .

2. Sampel dengan pengenceran 10 kali memiliki kadar besi sebesar 37,315 ppm.

3. Sampel dengan pengenceran 5 kali terlalu pekat sehingga nilai %T nya tidak terbaca.

4. Nilai koefisien determinan (R2) dari kurva kalibrasi yaitu sebesar 0,9961, yang menandakan bahwa pengukuran baik.

I. Daftar Pustaka

`Marlina, Ari, dkk. TT. “Petunjung Praktikum Spektrofotometri”. Bandung: Politeknik Negeri Bandung

Panji, Tri. 2012. “Teknik Spektroskopi”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Robert A. 1960. “Spwktronik 20”. Humboldt State Collage.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam akad ij ᾱrah ‘alᾱ al-‘amal harus dengan jelas para pihak menyepakati bentuk jasa yang akan dilakukan, termasuk penjelasan spesifikasi pekerjaan bila itu

Andaikata (quod non) putusan lembaga arbitrase dapat dibatalkan tanpa melalui proses pidana dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap, maka lembaga pengadilan umum yang

[r]

Dari hasil penelitian di lapangan, data pengamatan di analisis dengan uji jarak berganda Duncan pada jenjang nyata 5% menunjukan bahwa penggunaaan macam varietas

Selain Assurance (Jaminan) dan Empathy (Perhatian) yang memang sangat mempengaruhi kepuasan wajib pajak, tidak dapat dilupakan juga ketiga variabel lainnya dalam

Bagian latar belakang masalah akan membahas mengenai dasar dilakukannya penelitian mengenai pengaruh ketertarikan investor asing dan kepemilikan institusional

Dari hasil karakterisasi untuk daya serap terhadap metilen biru diperoleh arang aktif terbaik adalah arang yang diaktivasi dengan aktivator Na 2 CO 3 5%... JOM FMIPA

Ketidakadilan dan diskriminasi gender merupakan kondisi kesenjangan dan ketimpangan atau tidak adil akibat dari sistem dan struktur sosial dimana baik perempuan maupun