• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf (731-798M) dan Abu Ubaid (154-224H)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf (731-798M) dan Abu Ubaid (154-224H)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf (731-798M) dan Abu Ubaid

(154-224H)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dan akan dipresentasikan pada

mata kuliah “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”

Dosen Pengampu :

1.

Dr. Euis Amalia, M.Ag

2. Cecep Maskanul Hakim, M.Ec

Disusun oleh:

Prilla Kurnia Ningsih, Lc

SEMESTER I

JURUSAN MAGISTER EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

(2)

2

BAB I

PENDAHULUAN

Kehadiran ekonomi Islam di era kekinian, t elah membuahkan hasil dengan banyak diw acanakan kembali ekonomi Islam dalam t eori-t eori, dan diprakt ikkannya ekonomi Islam di ranah bisnis modern sepert i halnya lembaga keuangan syariah bank dan non bank. Ekonom i Islam yang t elah hadir kembali saat ini, bukanlah suat u hal yang t iba-t iba dat ang begit u saja.

Ekonom i Islam sebagai sebuah cet usan konsep pemikiran dan prakt ik t elah hadir secara bert ahap dalam periode dan fase t ert ent u. M emang ekonomi sebagai sebuah ilm u maupun akt ivit as dari manusia unt uk memenuhi kebut uhan hidupnya adalah sesuat u hal yang sebenarnya memang ada begit u saja. Karena upaya memenuhi kebut uhan hidup bagi seorang manusia adalah suat u fit rah.

Pemikiran ekonom i Islam sebenarnya sudah diaw ali sejak M uhammad SAW dipilih menjadi seorang Rasul. Rasulullah SAW mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut berbagai hal yang berkait an dengan penyelenggaraan hidup bermasyarakat , yang kemudian dilanjut kan oleh penggant inya, Khulafaur Rasyidin sert a khalifah selanjut nya dalam menat a ekonom i negara. Sist em ekonomi Islam t elah t erbent uk secara berkala sebagai sebuah subyek int erdisipliner sesuai dengan paradigma Islam. Di dalam t ulisan-t ulisan para pengamat , Al-Qur’an, ahli hukum/ syariah, sejaraw an, sert a filosof, sosial, polit ik, sert a moral. Sejumlah cendekiaw an Islam t elah memberikan kont ribusi yang sangat berharga sejak berabad-abad yang lampau.

Permasalahannya adalah bagaimana dit emukan kembali jejak-jejak pemikiran munculnya konsep ekonomi Islam secara t eorit is dalam bent uk rum usan yang mampu diaplikasikan sebagai pedoman t indakan yang berujung pada rambu halal-haram at au berprinsip syariat Islam. Kelangkaan t ent ang kajian pemikiran ekonom i dalam Islam sangat t idak mengunt ungkan karena, sepanjang sejarah Islam, para pemikir dan pemimpin m uslim sudah mengembangkan berbagai gagasan ekonominya sedemikian rupa, sehingga t erkondisikan mereka dianggap sebagai para pencet us ekonomi Islam sesungguhnya.

(3)

3

BAB II

PEMBAHASAN

A.RIWAYAT HIDUP

1. Biografi Abu Yusuf (113-182H)

Nama lengkapnya Ya’qub ibn Ibrahim ibn Sa’ad ibn Husein al-Anshori.Beliau

lahir di kuffah pada t ahun 113 H dan w afat pada t ahun 182H.1 Abu Yusuf berasal dari

suku Bujailah, salah sat u suku bangsa arab. Keluarganya disebut anshori karena dari

pihak ibu masih memiliki hubungan dengan kaum anshar

.

2

Dibesarkan di kot a kufah dan Baghdad yang pada masa it u merupakan pusat

kegiat an pemikiran dan int elekt ual islam paling dinamis. Beliau berguru pada salah

seorang ulama besar kenamaan yait u nu’man bin t sabit yang dikenal dengan nama abu

hanifah, pendiri madzhab hanafi. Beliau belajar pada imam abu hanifah selama 17

t ahun. Begit u int ensnya hubungan pribadi dan int elekt ual ini membuat imam abu

yusuf (w . 182/ 798) mengambil met ode dan cara berfikir gurunya it u dan t urut

menyebarkan paham fikihnya selama hidup

.

3

Beliau dikenal sebagai orang yang memiliki ket ajaman pikiran, cepat mengert i,

dan sangat cepat menghafal hadit s. M urid-muridnya yang sangat t erkenal adalah

imam ahmad bin hanbal(pendiri madzhab hanbali), imam yahya bin ma’in (seorang

ulama hadit s yang sangat t ersohor), dan yahya bin adam (seorang ulama yang menulis

karya ilm iah kit ab al-kharraj juga.4 Abu yusuf menimba berbagai ilmu kepada banyak

ulama besar, sepert i Abu M uhammad At ho bin as-Saib Kufi,Sulaiman bin M ahran

Al-A’masy, Hisyam bin Urw ah, M uhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila, M uhammad

bin Ishaq bin Yassar bin Jabbar, dan Al-Hajjaj bin Art hah.5

1

Abdul Aziz Dahlan (ed), Ensiklopedi hukum islam, (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), cet. Ke-1, h.16

2

Ikhwan Abiding basri, MA, menguak pemikiran ekonomi ulama klasik, hal 27

3

Ibid, hal 28

4

Ir H. Adimarwan Azwar Karim, SE, M.B.A, M.A.E.P, 2004. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

5

(4)

4

Beliau t ermasuk ulama yang banyak menggunakan ra’yu (pendapat ) sepert i

yang menjadi ciri khas dari Fiqih Hanafiyah. Beliau dapat menempat kan kekuat an ra’yu

it u dalam perspekt if hadit s. Keunikan beliau yang mampu memadukan dua aliran ini

membuat nya t erkenal sebagai seorang ulama ahli ra’yu dan hadit s. Kedudukan yang

unik ini sebenarnya sulit dicapai t anpa kepenguasaan ilmu yang memadai baik dari

hadit s maupun ra’yu.6 Beliau seorang alim yang sangat dihormat i oleh berbagai

kalangan, baik ulama, penguasa maupun masyarakat umum. Tidak jarang berbagai

pendapat nya dijadikan acuan dalam kehidupan bermasyarakat . Sebagai salah sat u

bent uk penghormat an dan pengakuan pemerint ah at as keluasan dan kedalaman

ilmunya, khalifah dinast i Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid, mengangkat Abu Yusuf sebagai

ket ua M ahkamah Agung (qadhi al-qudhah)

.

7

Ket ika Abu Yusuf memangku jabat an sebagai Qadhi al Quddah, beliau dimint a oleh

ar-Rasyid unt uk menulis buku umum yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam

administ rasi keuangan. Buku t ersebut kemudian dikenal dengan nama kit ab al-kharraj.

Beliau t elah menet apkan t eori ekonomi yang sesuai dengan syariat islam.8

B.Karya Abu Yusuf

Salah sat u karya Abu Yusuf yang sangat monument al adalah KIit ab al-Kharraj

(buku t ent ang perpajakan). Kit ab yang dit ulis oleh Abu Yusuf ini bukanlah kit ab

pert ama yang membahas masalah al-Kharaj at au perpajakan. Para sejarahw an muslim

sepakat bahw a orang pert ama yang menulis kit ab dengan mengangkat t ema al-Kharraj

adalah M u’aw iyah bin Ubaidillah bin Yasar (W. 170 H), seorang Yahudi yang memeluk

agama Islam dan menjadi sekert aris khalifah Abu Abdillah M uhammad al-M ahdi

(158-169 H/ 755-785 M ). namun sayangnya, karya pert ama di bidang perpajakan dalm islam

t ersebut hilang dit elan zaman.

Penulisan kit ab al-Kharraj karya Abu Yusuf didasarkan pada perint ah dan

pert anyaan khalifah Harun ar-Rasyid mengenai berbagai persoalan perpajakan. Dengan

demikian, kit ab al-Kharraj ini mempunyai orient asi birokrat ik karena dit ulis unt uk

6

Ir H. Adimarwan Azwar Karim, SE, M.B.A, M.A.E.P, 2004. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

7

Ir H. Adimarwan Azwar Karim, SE, M.B.A, M.A.E.P, 2004. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

8

(5)

5

merespon permint aan khalifah Harun ar-Rasyid yang ingin menjadikannya sebagai

buku pet unjuk administ rasi dalam rangka mengelola lembaga bait ul mal dengan baik

dan benar, sehingga Negara dapat hidup makmur dan rakyat t idak t erdzalimi.

Sekalipun berjudul al-Kharaj, kit ab t ersebut t idak hanya mengandung

pembahasan t ent ang al-Kharaj saja, melainkan juga meliput i berbagai sumber

pendapat an Negara lainnya, sepert i Ghanimah, Fai, Kharraj, ushr, jizyah, dan shadaqah,

yang dilengkapi dengan cara-cara bagaimana m engumpulkan sert a mendist ribusikan

set iap jenis hart a t ersebut sesuai dengan syari’ah Islam berdasarkan dalil-dalil naqliyah

(al-Qur’an dan Hadist ).9

Kharaj adalah pajak at as t anah at au bumi yang pada aw alnya dikenakan t erhadap

w ilayah yang dit aklukkan melalui perang at aupun karena pemilikan mengadakan

perjanjian damai dengan pasukan muslim.

Ghanimah adalah segala sesuat u yang dikuasai oleh kaum m uslim dari hart a orang

kafir melalui peperangan. Hart a t ersebut biasanya berupa uang, senjat a,

barang-barang dagangan, bahan pangan, dan lainnya. Pemasukan dari ghanimah t et ap ada

dan menjadi bagian pent ing dalam keuangan publik. Akan t et api, karena sifat nya yang

t idak rut in, maka pos ini dapat digolongkan sebagai pemasukan yang t idak t et ap bagi

Negara. Abu Yusuf mengat akan jika ghanimah didapat sebagai hasil pert empuran

dengan pihak musuh ,10 maka harus dibagikan sesuai dengan paduan dalam al-qur’an,

surat al-anfal ayat 41.

Pembagian khumus ini memberikan 1/ 5 at au 20% dari t ot al rampasan unt uk

Allah dan Rasul-Nya sert a orang-orang miskin dan kerabat . Sedangkan sisanya adalah

saham bagi mereka yang ikut peperangan.11

Ir H. Adimarwan Azwar Karim, SE, M.B.A, M.A.E.P, 2004. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

10

Abu Yusuf ,op.cit. h. 88

11

DR. Euis Amalia, M.Ag. sejarah pemikiran ekonomi islam, hal. 120

12

(6)

6

Usyr adalah zakat at as hasil pert anian dan bea cukai yang dikenakan kepada pedagang

muslim maupun non muslim yang melint asi w ilayah Daulah Islamiyah, yang dibayar

hanya sekali dalam set ahun. Unt uk pengelolaan zakat pert anian dit ent ukan sebagai

berikut , jika pengelolaan t anah menggunakan t eknik irigasi dit ent ukan 5 persen dan

jika pengelolaan t anah menggunakan t eknik irigasi t adah hujan dit ent ukan 10 persen.

Bea cukai unt uk pedagang muslim dikenakan 2,5 persen sedangkan unt uk orang-orang

yang dilindungi dikenakan 5 persen.

Jizyah adalah pajak yang dibayarkan oleh orang non muslim yang hidup di negara dan

pemerint ahan Islam sebagai imbalan at as perlindungan hukum, kemerdekaan,

keselamat an jiw a dan hart a mereka.

Beberapa karya t ulisan beliau yang berpengaruh besar dalam memperbaiki sist em

pemerint ahan dan peradilan sert a penyebaran madzhab hanafi. Beberapa diant ara

karyanya adalah sebagai berikut :13kit ab al-at sar, kit ab ikht ilaf abi hanifah w a ibn abi

laila, kit ab ar-radd ‘ala siyar al-Auza’I, dan kit ab al-kharraj.

C.Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf

Dengan lat ar belakang sebagai seorang fuqaha beraliran ahl ar-Ra’yu, Abu

Yusuf Cenderung memaparkan berbagai pemikiran Ekonom inya dengan menggunakan

perangkat analisis qiyas yang didahului dengan melakukan kajian yang mendalam

t erhadap al-Qur’an, hadist Nabi, at sar Shahabi, sert a prakt ik para penguasa yang

shalih. Landasan pemikirannya, sepert i yang t elah disinggung, adalah mew ujudkan

kemaslahat an umum. Pendekat an ini membuat berbagai gagasannya lebih relevan dan

mant ap.

Kekuat an ut ama pemikiran Abu Yusuf adalah dalam masalah keungan publik.

Dengan daya observasi dan analisisnya yang t inggi, Abu Yusuf menguraikan masalah

keuangan dan menunjukkan beberapa kebijakan yang harus diadopsi bagi

pert umbuhan ekonom i dan kesejaht eraan rakyat . Terlepas dari berbagai prinsip

13

(7)

7

perpajakan dan pert anggungjaw aban Negara t erhadap kesejaht eraan rakyat nya, ia

memberikan beberapa saran t ent ang cara-cara memperoleh sumber pembelanjaan

unt uk pembangunan jangka panjang sepert i membangun jembat an dan bendungan

sert a menggali saluran-saluran besar dan kecil.

1.Negara dan Aktivitas Ekonomi

Dalam pandangan Abu Yusuf, t ugas ut ama penguasa adalah mew ujudkan serta

menjamin kesejaht eraan rakyat nya. Ia selalu menekankan pent ingnya memenuhi

kebut uan rakyat dan mengembangkan berbagai proyek yang berorient asi kepada

kesejaht eraan umum. Dengan mengut ip pernyat aan Umar bin Khat t ab, ia

mengungkapkan bahw a sebaik-baik penguasa adalah mereka yang memerint ah demi

kemakmuran rakyat nya dan seburuk-buruk penguasa adalah mereka yang memerint ah

t et api rakyat nya malah menemui kesulit an.

Abu Yusuf menyat akan bahw a Negara bert anggungjaw ab unt uk memenuhi

pengadaan fasilit as infrast rukt ur agar dapat meningkat kan produkt ifit as t anah,

kemakmuran rakyat sert a pert umbuhan ekonom i. Ia berpendapat bahw a semua biaya

yang dibut uhkan bagi pengadaan proyek publik, sepert i pembangunan t embok dan

bendungan, harus dit anggung oleh Negara.

Namun demikian, Abu Yusuf menegaskan bahw a jika proyek t ersebut hanya

mengunt ungkan suat u kelompok t ert ent u, biaya proyek akan dibebankan kepada

mereka sepant asnya. Pernyat aan ini t ampak t elihat ket ika ia mengoment ari proyek

pembersihan kanal-kanal pribadi.

Persepsi Abu Yusuf t ent ang pengadaan barang-barang publik muncul dalam

t eori konvensional t ent ang keuangan publik. Teori konvensional mengilust rasikan

bahw a barang-barang sosial yang bersifat umum harus disediakan secara umum oleh

Negara dan dibiayai oleh kebijakan anggaran. Akan t et api, jika manfaat barang-barang

publik t ersebut diint ernalisasikan dan mengonsumsinya berlaw anan dan mungkin

menghalangi pihak yang lain dalam memanfaat kan proyek t ersebut , maka biaya akan

dibebankan secara langsung.14

14

(8)

8

Dalam hal pert anian, lebih jauh Abu Yusuf cenderung menyet ujui bila negara

mengambil bagian dari hasil yang dilakukan oleh para penggarap daripada menarik

sew a dari lahan pert anian yang digarap. M enurut nya, cara ini lebih adil dan t ampaknya

akan memberikan hasil produksi yang lebih besar dengan memberikan kemudahan

dalam memperluas t anah garapan. Dengan kat a lain beliau lebih merekomendasikan

penggunaan sist em muqasamah (proposional t ax) at au pajak proporsional pada hasil

pert anian dari pada sist em misahah (fixed t ax)adalah t idak adanya ket ent uan apakah

pajak dikumpulkan dalam jum lah uang at au barang t ert ent u.

Abu Yusuf merekomendasikan t arif yang berbeda dengan mempert imbangkan

syst em irigasi yang digunakan. Tarif yang dit et apkan olehnya adalah15

Prinsip-prinsip yang jelas tent ang pajak yang berabad-abad kemudian dikenal

oleh para ahli ekonomi sebagai ‘canons of t axat ion’. Banyak sudut dalam perpajakan

yang menurut beliau akhirnya dijadikan sebagai prinsip yang harus dijalankan. Akan

t et api, Abu Yusuf menent ang keras pajak pert anian. Ia menyarankan supaya pet ugas

pajak diberi gaji. Tindakan mereka harus selalu diaw asi unt uk mencegah t erjadinya

penyelew engan-penyelew engan sepert i korupsi dan prakt ek penindasan.

Abu Yusuf adalah seorang yang t ulus dan baik hat i dan sungguh-sungguh

menginginkan t erhapusnya penindasan, t egaknya keadilan dan t erw ujudnya

kesejaht eraan rakyat . Inilah bent uk simpat i Abu Yususf dan keinginan yang t ulus yang

beliau coba sampaikan kepada para penguasa. Pemenuhan pelayanan publik, dalam

cakupan inilah beliau mendesak para penguasa yang merupakan bagian dari t it ik t ekan

pemikirannya yait u t anggung jaw ab negara. Pemikiran-pemikiran yang diilhami oleh

semangat keislaman ini memiliki kont ribusi besar dalam menet ukan kew

ajiban-kew ajiban penguasa, st at us Bait ul M aal, prinsip-prinsip perpajakan dan hubungan

pert anian kondusif unt uk kemajuan sosial.

2.Teori Perpajakan

15

(9)

9

Dalam hal perpajakan Abu Yusuf t elah melet akkan prinsip-prinsip yang jelas

yang berabad-abad kemudian dikenal oleh para ahli ekonomi sebagai canons of

t axat ion. Kesanggupan membayar, pemberian w akt u yang longgar bagi pembayar

pajak dan sent ralisasi pembuat an keput usan dalam administ rasi pajak adalah

beberapa prinsip yang dit ekankannya.16

Subjek ut ama Abu Yusuf adalah perpajakan dan t anggung jaw ab ekonomi dari

Negara. Sumbanganya t erlet ak pada pembukt ian keunggulan pajak berimbang

t erhadap sist em pungut an t et ap at as t anah, keduanya dit injau dari segi pandangan

dan keadilan. Dalam pembahasannya ia juga menunjuk pada lain-lain perat uran

perpajakan, kemampuan unt uk membayar, suat u pert imbangan unt uk memudahkan

para w ajib pajak dalam menent ukan w akt u pungut an dan caranya sert a pemusat an

pengambilan keput usan dari adm inist rasi pajak.

3.M ekanisme Harga

Berbeda dengan pemahaman saat it u yang berangapan bila t ersedia sedikit

barang maka harga akan mahal dan sebaliknya, Abu Yusuf menyat akan, t idak ada

bat asan t ert ent u t ent ang murah dan mahal yang dapat dipast ikan. Hal t ersebut ada

yang mengat urnya. Prinsipnya t idak bisa diket ahui. M urah bukan karena melimpahnya

makanan, demikian juga mahal t idak disebabkan kelangkaan makanan. M urah dan

mahal merupakan ket ent uan Allah. Kadang-kadang makanan berlimpah, t et api t et ap

mahal dan kadang-kadang makanan sangat sedikit t et api murah. (Abu Yusuf, kit ab

al-kharaj Beirut : Dar al-M a’rifah,1979, hlm.48 ).

Dari pernyat aan t ersebut , Abu Yusuf t ampaknya menyangkal pendapat umum

mengenai hubungan t erbalik ant ara penaw aran dan harga. Pada kenyat aannya, harga

t idak bergant ung pada penaw aran saja, t et api juga bergant ung pada kekuat an

permint aan. Karena it u peningkat an at au penurunan harga t idak selalu berhubungan

dengan penurunan at au peningkat an produksi.17 Abu Yusuf menegaskan bahw a ada

16

M. Nejatullah siddiqi, recent works on history of economic thought in islam: A Survey, dalam abul hasan m.sadeq dan aidit ghazali (ed.),readings in Islamic economic thought, Selangor darul ehsan: longman Malaysia,1992 hlm. 37-38

17

(10)

10

variabel lain yang mempengaruhi, t et api dia t idak menjelaskan secara rinci. Bisa jadi,

variabel it u adalah pergeseran dalam perm int aan at au jumlah uang yang beredar

dalam suat u negara, at au penimbunan dan penahanan barang, at au semua hal

t ersebut .18 Pat ut dicat at bahw a Abu Yusuf menuliskan t eorinya sebelum Adam Smit h

menulis The Wealt h Of Nat ion.

Abu Yusuf t ercat at sebagi ulama t eraw al yang mulai menyinggung mekanisme

pasar. Ia misalnya memperhat ikan peningkat an dan penurunan produksi dalam

kait annya dengan perubahan harga.

Fenomena yang t erjadi pada masa Abu Yusuf adalah, ket ika t erjadi kelangkaan barang

maka harga cenderung akan t inggi, sedangkan pada saat barang t ersebut melimpah,

maka harga cenderung unt uk t urun at au lebih rendah. Dengan kat a lain, pemahaman

pada zaman Abu Yusuf t ent ang hubungan ant ara harga dan kuant it as hanya

memerhat ikan kurva Demand. Fenomena umum inilah yang kemudian dikrit isi oleh

Abu Yusuf.

Poin cont roversial dalam anallisis ekonom i Abu Yusuf ialah pada masalah

penngendalian harga (t as’ir). Ia menent ang penguasa yang menet apkan harga.

Argumennya didasarkan pada hadist Rasulullah SAW.

“ Pada masa Rasulullah SAW; harga-harga melambung t inggi. Para sahabat mengadu

kepada Rasulullah dan memint anya agar melakukan penet apan harga. Rasulullah SAW

bersabda, t inggi rendahnya harga barang merupakan bagian dari ket ent uan Allah, kit a

t idak bias mencampuri urusan dan ket et apanNya” .

Pent ing diket ahui, para penguasa pada periode it u um umnya memecahkan

masalah kenaikan harga dengan menambah supply bahan makanan dan mereka

menghindari cont rol harga. Kecenderungan yang ada pada dalam pem ikiran ekonom i

islam adalah membersihkan pasar dari prakt ek penimbunan, monopoli, dan prakt ek

korup lainnya, dan kemudian membiarkan penent uan harga kepada kekuat an

permint aan dan penaw aran. Abu Yusuf t idak dikecualikan dalam hal kecenderungan

ini.19

18

Ibid, hal. 252

19

(11)

11

D. RIW AYAT HIDUP

BIOGRAFI ABU UBAID (155-224 H)

Abu Ubaid bernama lengkap Al-Qasim bin Sallam bin M iskin bin Zaid Al-Haraw i

Al-Azadi Al-Baghdadi. Ia lahir pada t ahun 150 H di kot a Harrah, Khurasan, sebelah

barat laut Afghanist an ayahnya ket urunan Byzant ium yang menjadi maula suku Azad.

Set elah memperoleh ilmu yang memadai di kot a kelahirannya, pada usia 20 t ahun, Abu

Ubaid pergi berkelana unt uk menunt ut ilmu ke berbagai kot a, sepert i Kufah, Basrah,

Baghdad. Ilmu-ilmu yang dipelajarinnya ant ara lain mencakup ilmu t at a bahasa Arab,

qira’at , t afsir, hadis, dan fiqih.

Pada t ahun 192 H, Tsabit ibn Nasr ibn M alik, Gubernur Thugur di masa

pemerint ahan Khalifah Harun Al-Rashid, mengangkat Abu Ubaid sebagai qadi (hakim)

di Tarsus hingga t ahun 210 H. Set elah it u, penulis kit ab al-Amw al ini t inggal di Baghdad

selama 10 t ahun. Pada t ahun 219 H, set elah berhaji, ia menet ap di M ekkah sampai

w afat nya 224 H. 20

Selama menjabat qadi di Tarsus, ia sering menangani berbagai kasus

pert ahanan dan perpajakan sert a menyelesaikannya dengan baik. Karena sering t erjadi

pengut ipan kat a-kat a Amr dalam kit ab al-Amw al, t ampaknya, pemikiran-pemikiran

Abu Ubaid dipengaruhi oleh Abu Amr Abdurrahman ibn Amr Al-Aw za’i, sert a

ulama-ulama Suriah lainnya semasa ia menjadi qadi di Tarsus.

Berbeda halnya dengan Abu Yusuf, Abu Ubaid t idak menyinggung t entang

masalah kelemahan sist em pemerint ahan sert a penanggulangannya. Dalam hal ini,

fokus perhat ian Abu Ubaid t ampaknya lebih t ert uju pada permasalahan yang berkait an

dengan st andar et ika polit ik suat u pemerint ahan daripada t eknik efisiensi

pengelolaannya.

Pandangan-pandangan Abu Ubaid mengedepankan dominasi int lekt ualit as islam

yang berakar dari pendekat annya yang bersifat holist ic dan t eologis t erhadap

kehidupan manusia di dunia dan akhirat , baik yang bersifat individual maupun sosial.

Berdasarkan hal t ersebut , Abu Ubaid berhasil menjadi salah seorang

cendekiaw an muslim t erkemuka pada aw al abad ket iga Hijriah (abad kesembilan

20

(12)

12

M asehi) yang menet apkan revit alit as sist em perekonomian berdasarkan Al-Qur’an dan

Hadis melalui reformasi dasar-dasar kebijakan keuangan dan int it usinya. 21

B. Kitab Al-Amw al

Beliau menulis buku yang berjudul Al-Amw al yang membahas t ent ang keuangan

publik/ kebijakan fiskal secara komperhensip.22 Di dalamnya dibahas secara mendalam

t ent ang hak dan kew ajiban negara, pengumpulan dan penyaluran zakat , khums,

kharaj, fai dan sebagai sumber penerima negara yang lain. Selain berisi t ent ang sejarah

ot ent ik t ent ang kehidupan perekonomian negara Islam pada masa Rasulullah Saw . 23

Tiga bagian pert ama dari kit ab Al-Am w al meliput i beberapa bab yang

membahas penerimaan fai. Dalam hal ini, w alaupun menurut Abu Ubaid juga

mencakup pendapat an negara yang berasal dari jizyah, kharaj dan ushr, t et api ushr

dibahas dalam bab shadaqah. Sebaliknya, ghanimah (hart a rampasan perang) dan

fidyah (t ebusan unt uk t aw aran perang), yang t idak t ermasuk dalam definisi t ersebut ,

dibahas bersama dengan fai.

Pada bagian keempat , sesuai dengan perluasan w ilayah Islam di masa klasik,

kit ab al-Amw al berisi pembahasan mengenai pert ahanan, administ rasi, hukum

int ernasional, dan hukum perang. Set elah bagian kelima membahas t ent ang dist ribusi

pendapat an fai’, bagian keenam kit ab t ersebut membahas t ent ang iqt a, ihya al-maw at ,

dan hima. Dua bagian t erakhir ini, masing-masing didedikasikan unt uk membahas

khums dan shadaqah.

Dari penelaahan singkat t ersebut , t ampak bahw a kit ab al-Amw al secara khusus

memfokuskan perhat iannya pada masalah keuangannya pada keuangan publik (public

finance) sekalipun mayorit as mat eri yang ada di dalamnya membahas permasalahan

administ rasi pemerint ahan secara um um. Kit ab al-Amw al menekankan beberapa isu

mengenai perpajakan dan hukum pert anahan sert a hukum administ rasi dan hukum

int ernasional.

Disamping seorang ahl al-hadis, Abu Ubaid juga merupakan seorang ahl al-ra’y.

Dalam set iap isu, Abu Ubaid selalu mengacu pada hadis-hadis sert a int erpret asi dan

21

Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam , Bandung: Pustaka Setia, 2011 h.174

22

Ely Masykuroh, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Pada Teori Ekonomi Mikro Islam , Ponorogo: STAIN Press, 2008, h.42

23

(13)

13

pendapat para ulama yang t erkait , kemudian m elakukan krit ik t erhadapnya dengan

melakukan evaluasi t erhadap kekuat an at aupun kelemahannya. Sebagaimana ulama

lainnya, al-Qur’an dan hadis merupakan referensi ut ama Abu ubaid dalam menarik

kesimpulan hukum suat u perist iw a.24

C. PEM IKIRAN EKONOM I ABU UBAID

1. Filosofi Hukum dari Sisi Ekonomi

Jika isi kit ab al-Amw al dievaluasi dari sisi filosofi hukum, akan t ampak bahw a Abu

Ubaid menekankan keadilan sebagai prinsip ut ama. Bagi Abu Ubaid,

pengimplement asian dari prinsip ini akan membaw a kesejaht raan ekonomi dan

keselarasan sosial. Pada dasarnya, Abu Ubaid m emiliki pendekat an yang berimbang

t erhadap hak-hak individu, publik, dan negara, jika kepent ingan individu berbent uran

dengan kepent ingan publik, ia akan berpihak kepada kepent ingan publik.

Abu Ubaid menyat akan bahw a zakat t abungan dapat diberikan kepada negara

at aupun langsung kepada para penerimanya, sedangkan zakat komodit as harus

diberikan kepada pemerint ah dan jika t idak, maka kew ajiban agama diasumsikan t idak

dit unaikan. Abu Ubaid juga menekankan bahw a perbendaharaan negara t idak boleh

disalahgunakan at au dimanfaat kan oleh penguasa unt uk kepent ingan pribadinya.

Dengan kat a lain, perbendaharaan negara harus digunakan unt uk kepent ingan publik.

Ket ika membahas t ent ang t arif at au persent asi unt uk kharaj dan jizyah, ia

menyinggung t ent ang pent ingnya keseimbangan ant ara kekuat an finansial penduduk

non-M uslim yang dalam t erminologi finansial modern disebut sebagai capacit y t o pay

dengan kepent ingan dari golongan M uslim yang berhak menerimanya. Kaum M uslim in

dilarang menarik pajak t erhadap t anah penduduk non-M uslim melebihi dari apa yang

diperbolehkan dalam perjanjian perdamaian.

Abu Ubaid menekankan kepada pet ugas pengumpul kharaj, jizyah, ushur, at auzakat

unt uk t idak menyiksa masyarakat , dan di lain sisi masyarakat agar memenuhi

kew ajiban finansialnya secara t erat ur dan sepant asnya. Dengan perkat aan lain, Abu

24

(14)

14

Ubaid berupaya unt uk menghent ikan t erjadinya diskrim inasi at au favorit isme,

penindasan dalam perpajakan sert a upaya penghindaran pajak (t ax evasion).

2. Dikotomi Badui-Urban

Pembahasan mengenai dikot omi badui-urban dilakukan Abu Ubaid ket ika menyorot i

alokasi pendapat an fai. Abu ubaid menegaskan bahw a, kaum badui bert ent angan

dengan kaum urban (perkot aan). Demikianlah adalah apa–apa yang dilakukan oleh

kaum urban:

a. Ikut t erhadap keberlangsungan Negara dengan berbagi kew ajiban administ rat if

dari semua kaum m uslim in.

b. M emelihara dan memperkuat pert ahanan sipil melalui mobilisasi jiw a dan

hart a mereka.

c. M enggalakkan pendidikan dan pengajaran melalui proses belajar-mengajar

al-Qur’an dan sunnah sert a penyebaran keunggulannya.

d. M emberikan kont ribusi t erhadap keselarasan sosial melalui pembelajaran dan

penerapan hudud.

e. M emberikan cont oh universalisme Islam dengan shalat berjamaah

Singkat nya , di samping keadilan, Abu Ubaid membangun suat u negara islam

berdasarkan administ rasi, pert ahanan, pendidikan, hukum , dan kasih sayang.

Karakt erist ik t ersebut di at as hanya diberikan oleh Allah Sw t . Kepada kaum urban

(perkot aan). Kaum badui yang t idak memberikan kont ribusi sebesar yang t elah

dilakukan kaum urban, t idak bisa memperoleh manfaat pendapat an fai sebanyak kaum

urban. 25

3. Kepemilikan dalam Konteks Kebijakan Perbaikan Pertanian

Abu ubaid mengakui adanya kepemilikan pribadi dan kepemilikan publik. dalam

hal ini kepemilikan menurut pem ikiran Abu Ubaid adalah mengenai hubungan anat ara

kepemilikan dengan kebijakan perbaikan pert anian. Secara implisit Abu Ubaid

mengemukakan bahw a kebijakan pemerint ahan, sepert i iqt a’ t anah gurun dan

deklarasi resmi t erhadap kepemilikan individual at as t anah t andus yang disuburkan,

sebagai insent if unt uk meningkat kan produksi pert anian. M aka t anah yang diberikan

25

(15)

15

dengan persyarat an unt uk diolah dan dibebaskan dari kew ajiban membayar pajak, jika

dibiarkan menganggur selama t iga t ahun bert urut -t urut , akan didenda dan kemudian

dialihkan kepemilikannya oleh penguasa. Bahkan t anah gurun yang t ermasuk hima

pribadi dengan maksud unt uk direklamasi, jika t idak dit anam i dalam periode yang

sama, dapat dit empat i oleh orang lain melalui proses yang sama.

Dalam pandangan Abu Ubaid, sumber daya publik, sepert i air, padang rumput ,

dan api t idak boleh dimonopoli sepert i hima (t aman pribadi). Seluruh sumber daya ini

hanya dapat dimasukkan ke dalam kepemilikan negara yang akan digunakan unt uk

memenuhi kebut uhan masyarakat . 26

4. Reformasi distribusi zakat

Abu Ubaid sangat menent ang pendapat yang menyat akan bahw a pembagian hart a

zakat harus dilakukan secara merat a di ant ara delapan kelom pok penerima zakat dan

cendrung menent ukan suat u bat as t ert inggi t erhadap bagian perorangan. Bagi Abu

Ubaid, yang paling pent ing adalah memenuhi kebut uhan-kebut uhan dasar, seberapa

pun besarnya, sert a menyelamat kan orang-orang dari bahaya kelaparan.

Abu Ubaid mengindikasikan adanya t iga kelompok sosio-ekonomi yang t erkait

dengan st at us zakat , yait u:

a. Kalangan kaya yang t erkena w ajib zakat

b. Kalangan menengah yang t idak t erkena w ajib zakat , t et api juga t idak berhak

menerima zakat .

c. Kalangan menerima zakat

Berkait an dengan dist ribusi kekayaan melalui zakat , secara umum, Abu Ubaid

mengadopsi prinsip ” bagi set iap orang adalah menurut kebut uhannya masing-masing” .

Lebih jauh, ket ika membahas kebijakan penguasa dalam hal jumlah zakat (at au pajak)

yang diberikan pada para pengumpulnya (amil), pada prinsipnya, dia lebih cenderung

pada prinsip “ bagi set iap orang adalah sesuai dengan haknya” .27

26

Ibid., 255-256

27

(16)

16

5. Fungsi Uang

Pada prinsipnya, Abu Ubaid mengakui adanya dua fungsi uang, yakni sebagi st andar

nilai pert ukaran (st andard of exchange value) dan media pert ukaran (medium of

exchange). Dalam hal ini, ia menyat akan:

“ Adalah hal yang t idak diragukan lagi bahw a emas dan perak t idak layak unt uk

apapun kecuali keduanya menjadi harga dari barang dan jasa. Keuntungan yang paling

t inggi yang dapat diperoleh dari kedua benda ini adalah penggunaanya unt uk membeli

sesuat u (infaq).”

Pernyat aan Abu Ubaid t ersebut menunjukkan bahw a ia mendukung t eori

konvensional mengenai uang logam, w alaupun sama sekali t idak menjelaskan

mengapa emas dan perak t idak layak unt uk apapun kecuali keduanya menjadi harga

dari barang dan jasa. Abu Ubaid merujuk pada kegunaan umum relat if st abil nilai dari

kedua benda t ersebut dibandingkan dengan komodit as yang lainnya. Jika kedua benda

t ersebut jika digunakan sebagai komodit as, nilai dari keduannya akan dapat

berubah-ubah pula, karena dalam hal t ersebut keduanya akan memainkan dua peran yang

berbeda, yakni barang yang harus dinilai at au sebagai st andar penilaian dari

barang-barang lainnya. Abu Ubaid secara implisit mengakui t ent ang adanya fungsi uang

sebagai penyimpan nilai (st ore of value) ket ika m embahas jumlah t abungan m inim um

t ahunan yang w ajib t erkena zakat . 28

28

(17)

17

BAB III

PENUTUP

KESIM PULAN

Uraian singkat pemikiran Abu Yusuf diat as memperlihat kan perhat iannya yang

besar pada sist em perekonomian yang semakin berkembang. Dan t anpa kehilangan jat i

dirinya, beliau mengedapankan nilai-nilai moral dan sosial yang merupakan salah sat u

implement asi dari pemahaman keislaman yang begit u mendalam. Kit ab Al-Kharaj

karyanya merupakan salah sat u lit erat ur dan bahan rujukan bagi para pemikir

sesudahnya maupun pemikir-pem ikir kont emporer dalam menyusun kembali sist em

islam yang sempurna dari sisi ekonomi.

Bukan hal yang must ahil jika dikemudian hari t erbent uk sist em ekonomi islam

yang ut uh yang merupakan hasil dari para pemikir ekonom i islam klasik maupun

kont emporer. Dengan t et ap berbasis pada syari’at ( al-Quran dan as-Sunnah ). Past inya

disana kit a akan melihat sosok Abu Yusuf menjadi salah sat u bagian pent ing yang

t ercat at dengan t int a emas sejarah peradaban islam.

Abu Ubaid merupakan seorang ahli hukum , ahli ekonomi Islam, ahli hadit s dan

ahli bahasa Arab (ahli nahw u). Dari beberapa lit erat ur yang ada mengat akan bahw a

Abu Ubaid hidup semasa Daulah Abbasiyah mulai dari Khalifah al M ahdi (158/ 775 M ).

Karyanya yang terbesar dan t erkenal adalah Kit ab Al-Amw al. Kit ab dari Abu Ubaid ini

merupakan suat u karya yang lengkap yang berbicara seput ar keuangan negara dalam

Islam. Bila dilihat dari sisi masa hidupnya yang relat if dekat dengan Rasulullah saw ,

w aw asan pengetahuannya sert a isi, format , dan met odologi Kit ab al-Amw al, Abu

Ubaid pant as disebut sebagai pem impin dari Pemikir Ekonomi M azhab Klasik.

Pandangan-pandangan Abu Ubaid merefleksikan perlunya memelihara dan

mempert ahankan hak dan kew ajiban masyarakat , menjadikan keadilan sebagai prinsip

ut ama dalam menjalankan roda kebijakan pemerint ah, sert a menekankan rasa

(18)

18

menyat akan bahw a pemerint ah w ajib memberikan jaminan st andar kehidupan yang

layak bagi set iap individu dalam sebuah masyarakat muslim. Abu Ubaid mengat akan

bahw a penerimaan negara (fai', khumus, shadaqah dan zakat ) w ajib dikelola negara

(19)

19

DAFTAR PUSTAKA

1.

DR. Euis Amalia, M.Ag. sejarah pemikiran ekonomi islam

2.

Ir H. Adimarwan Azwar Karim, SE, M.B.A, M.A.E.P, 2004. Sejarah

Pemikiran Ekonomi Islam

3.

Abdul Aziz Dahlan (ed), Ensiklopedi hukum islam, (Jakarta : PT. Ichtiar

Baru Van Hoeve, 1996), cet. Ke-1

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan tersebut mahasiswa dapat bertukar pikiran dan berdiskusi tentang bagaimana kiat-kiat menjadi mahasiswa berprestasi dan alur pemilihan mahasiswa

Jumlah yang diperakukan itu dan perb~zaan dengan jumlah yang Ielah dibayar terse but akan menjadi bayaran terakhir klien kepada kontraktor atau pun hutang yang perlu

Mesin injeksi yang diperkirakan cukup untuk dipasang mold hasil rancangan tersebut adalah mesin BESTON1400 S Series 140 ton dengan memperhatikan kecukupan dari clamping force,

Melihat pertambahan unit usaha baru di Kota Padang pada tahun 2015 mengindikasikan bahwa inovasi produk memiliki prospek yang cukup potensial dalam perkembangan sektor

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk

Laporan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Peserta Sistem Ujian Online Program Studi Non Pendidikan Dasar di UPBJJ- UT

Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang sekang sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuah planet sing

Siswa memberikan respon terhadap pembelajaran yang menggunakan inkuiri terbimbing berkategori baik, karena 57% siswa sangat setuju dan 43 siswa setuju bahwa siswa merasa