• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hutan Tanaman Industri Distrik Penyabung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hutan Tanaman Industri Distrik Penyabung"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PROGRAM MANAGEMENT TRAINING

2015

Oleh :

BERTO DIONISIUS NAIBAHO

NIK. 105266

DISTRIK SUNGAI PENYABUNGAN

REGION PALEMBANG

(2)

MAKALAH PROGRAM MANAGEMENT TRAINING 2015 Oleh: Berto Dionisius Naibaho1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Secara garis besar, kawasan hutan ini dibagi berdasarkan fungsinya yaitu hutan produksi, hutan konservasi, dan hutan lindung. Salah satu fungsi hutan sebagai kawasan produksi adalah sebagai hutan yang digunakan untuk memproduksi hasil hutan baik kayu maupun non kayu.

Hutan tanaman industri

pemerintah. Legalitas ini disebut dengan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK).

Jenis tanaman yang dibudidayakan di Distrik Sungai Penyabungan (DSP) adalah Acacia crassicarpa. Tanaman Acacia crassicarpa

merupakan salah satu jenis yang dikembangkan untuk hutan tanaman industri (HTI) di Indonesia. Jenis ini termasuk cepat tumbuh dan mudah tumbuh pada kondisi lahan yang rendah tingkat kesuburannya, seperti pada lahan marginal dengan pH rendah, tanah berbatu serta tanah yang telah mengalami erosi (Leksono dan Setyaji

(3)

Manokwari, Fak-fak) dan Irian Jaya Bagian Selatan (Merauke, Erambu dan Muting). Tumbuh pada ketinggian 30-130 m di atas permukaan laut dengan curah hujan yang bervariasi antara 1.000 mm - 4.500 mm/tahun (Leksono, 1996). Pembibitan tanaman ini mudah dilakukan dengan cara generatif.

Kegiatan-kegiatan kegiatan yang terkait dengan membangun sebuah HTI seperti perencanaan, persemaian, penanaman, perawatan, dan pemanenan.

Untuk mendapatkan hasil yang berkelanjutan maka hutan harus dikelola secara lestari. Pengelolaan hutan yang lestari melingkupi ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga ahli dalam membangun HTI yang

diharapkan nantinya dapat mengelola hutan yang lestari di Indonesia.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui rangkaian kegiatan-kegiatan dalam mengelola HTI. 2. Monitoring kegiatan peserta

management training 2015

1.3 Manfaat

1. Memberikan gambaran pengelolaan hutan tanaman industri di Indonesia

II. METODOLOGI 2.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan on job training peserta dilakukan di Distrik Sungai Penyabungan (DSP) selama 6 bulan dari tanggal 28 Mei 2015 sampai 5 November 2015.

II.2 Metodologi pelaksanaan

(4)

Nursery & Environmental, dan 6 minggu dibagian Plantation and Production serta Forest Protection. Adapun metode pendekatan :

1. Metode Observasi 2. Metode Wawancara 3. Studi Pustaka 4. Dokumentasi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Planning & Survey

Perencanaan adalah kegiatan mengidentifikasi pekerjaan yang akan dilakukan untuk mengaktualisasikan nilai potensial sumberdaya hutan bagi kemanfaatan manusia yang meliputi penjelasan tentang rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, teknik-teknik yang akan digunakan dan penetapan jadwal pelaksanaannya (Santosa 2010).

Data & Informasi Perencanaan (Stenzel dan Walbridge 1985): (1) Peta-peta: meliputi peta topografi, peta pohon, peta potensi hutan, peta geologi, peta-peta penyebaran satwa dan tumbuhan yang dilindungi, koridor satwa, tempat-tempat yang dilindungi, peta kadaster, peta tanah, dan lain sebagainya. (2) Photo udara

dan citra landsat. (3) Catatan survey tanah. (4) Catatan survey trace jalan. (5) Data potensi kayu. (6) Data biaya-biaya yang relevan. (7) Data ketersediaan dan keragaman alat dan mesin pemanenan. (8) Kebijakan dan peraturan/perundangan yang berkaitan baik kebijakan perusahaan, maupun kebijakan dan peraturan/perundangan pemerintah.

Tipe-tipe lahan yang ditanam di Distrik Sungai Penyabungan ada 3 yaitu: (1) Ex-HTI adalah areal yang akan ditanam untuk rotasi berikutnya, jarak tanam 3 x 2 m dengan kebutuhan bibit 1666 btg/ha. (2) Ex- Belukar adalah areal yang tidak memiliki tanaman pohon (D< 20 cm), jarak tanam 3 x 2.5 m dengan kebutuhan bibit 1333 btg/ha. (3) Replanting adalah areal yang ditanam ulang dikarenakan bencana, mis: areal terbakar, kebanjiran dll.

(5)

Kunci kegiatan operasional HTI di lapangan agar dapat dilaksanakan adalah Rencana Kerja Tahunan (RKT). RKT ini memuat izin/target tanaman, tebangan dan produksi (SK dan peta RKT). RKT ini juga berfungsi sebagai legalitas kegiatan di lapangan. RKT tebang DSP 2015 seluas 3012.7 ha dengan tonase 390909 ton dengan lokasi penebangan berada di estate A, E, dan G. sedangkan RKT tanam DSP 2015 seluas 6960 ha ynag berada di estate A, E, F, G, M, dan L.

Berikut ini adalah grafik phasing tebang dan tanam DSP 2015.

Grafik 1. Phasing tebang dan phasing tanam

Phasing tebang dan tanam setiap bulannya berbeda. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu prestasi kerja kontraktor, ketersediaan alat dan tenaga kerja, akses/infrastruktur,

banyaknya hari libur pada bulan tersebut. Actual tebang dari bulan Januari – Juni 2015 adalah 159313 ton, sedangkan phasing untuk bulan Juli – Desember 2015 sebesar 218095.6 ton. Actual tanam DSP 2015 untuk Belukar seluas 23.7 ha, Ex-HTI 1322.6 ha, Replanting seluas 22.8 ha. Phasing Juli – Desember 2015 untuk Ex-HTI seluas 1202.9 ha, Replanting seluas 578.8 ha.

Rencana Kerja Bulanan (RKB) disusun percaturwulan. RKB ini memuat kegiatan establish

dan maintenance. Kegiatan

establish meliputi (1)

Harvesting: extraction dan

hand over area (HOA). (2)

(6)

pupuk dasar (base fertilizer), dan sulam. Sedangkan kegiatan maintenance adalah (1) singling (3-4 bulan). (2)

weeding 1 (2 bulan). (3)

weeding 2 (4 bulan). (4)

weeding 3 (6 bulan). (5)

weeding 4 ( 12 bulan). (6) pupuk susulan 1 (4 bulan).

Survey adalah kegiatan penyelidikan atau pemeriksaan suatu tempat dengan cara melakukan pengukuran terhadap obyek-obyek di dalamnya. Gambar 1 menunjukkan alur survey.

Gambar 1. Alur survey

Alat-alat survey yang digunakan diantaranya adalah kompas (sunto), global positioning system (GPS), theodolit, clinometer. Macam-macam kegiatan survey yang telah diikuti oleh peserta di DSP adalah survey pengukuran HOA, OA, water level, audit kanal,

pengukuran parit tersier, survey rencana areal kompartemen baru, dan pengukuran fire break.

.2. Nursery & Environmental .2. 1 Nursery

Persemaian adalah tempat yang dipergunakan untuk menyemaikan benih dengan perlakuan teknis selama jangka waktu tertentu. Persemaian dapat menghasilkan bibit yang memenuhi persyaratan umur, ukuran, dan pertumbuhan yang cukup tinggi untuk ditanam di lapangan.

Pemilihan lokasi persemaian diantaranya areal atau lokasi strategis, ketersediaan sumber air dan media, dan kondisi areal bebas dari banjir. Persemaian di DSP dikelola oleh kontraktor.

Kegiatan-kegiatan di persemaian adalah (1) Persiapan media tanam. (2) Persiapan benih. (3) Penaburan. (4) Pemeliharaan. (5) Seleksi bibit siap tanam. (6) pengangkutan bibit.

(7)

dengan derajat kematangan hemik-saprik (coklat-coklat kehitaman). Metode pembuatan media: (1) Pengayakan gambut dengan cara manual dengan lobang ayakan 0.5 – 1 cm. (2) Persiapan polytube dan potray. (3) Pencampuran pupuk dasar dengan media menggunakan molen. Pupuk dasar yang digunakan antara lain: multicote 7 kg/m3, dolomit

6kg/m3, TSP 1.5 kg/m3, dan

Trichoderma 1 kg/m3. (4) Pengisian

media. 1 m3 media dapat mengisi

10000 tube dan 4000 polybag.

Tahapan persiapan benih dimulai dengan perendaman benih dengan H2SO4 98% selama 12 menit (sesuai dengan label). Cuci dengan air bersih sebanyak 5 – 6 kali sambil buang benih yang mengapung (jelek). Rendam benih dengan air bersih selama satu malam (14 – 18 jam) dan diberikan campuran fungisida (dithane) dalam 1 kg benih diberikan 2 gr fungisida. Setelah itu dicuci kembali sebanyak 3 – 5 kali lalu dilakukan penyeleksian benih. Benih dikering anginkan sebelum penaburan.

Setelah persiapan benih telah dilakukan selanjutnya adalah penaburan. Sebelum benih ditabur

terlebih dahulu dilakukan pemadatan media lalu dilakukan penyiraman. Penugalan media dilakukan dengan kedalaman 0.5 – 1 cm. Setelah benih dimasukkan tutup lubang secara merata dengan media gambut. Pelabelan dilakukan di setiap bedeng yang memuat tanggal tabur, jenis, no seedlot, dan jumlah tanaman.

Pemeliharaan ada 4 yaitu penyiraman, pemupukan, penyiangan, dan hama penyakit. Penyiraman dilakukan 2 kali/hari dengan durasi pada umur 1 – 15 hari 20 menit media basah lembab, 16 – 35 hari 20 menit media basah lembab, 36 – 60 hari 30 menit media basah, dan > 60 hari 30 menit media basah. Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan dengan melihat kondisi cuaca. Penyiraman dilakukan pagi hari sekitar 07.00 WIB – 09.00 WIB dan sore hari sekitar jam 15.00 WIB – 17.00 WIB.

(8)

dilakukan penyiraman selama 10 – 15 menit.

Penyiangan dilakukan setiap saat, dari awal tanam sampai bibit siap dipindahkan kelapangan. Penyiangan dilakukan dengan cara manual.

Seleksi bibit bertujuan untuk memacu pertumbuhan batang, meningkatkan kekompakan akar, dan mengurangi penyebaran penyakit. Selain itu seleksi juga bertujuan dilakukan saat tanaman berumur 45 – 50 hari. Perlakuan potray 1 isi 2 kosong .

Hama yang dominan pada nursery DSP adalah belalang, sedangkan penyakit yang dominan adalah Xantomonas sp dan

Phaeotrichocornis sp. Penyebab penyakit dipersemaian secara umum disebabkan oleh: (1) Cekaman karena kelebihan atau kekurangan air, pemupukan tidak tepat, media tumbuh yang tidak cocok dan iklim.

(2) Media, air, dan tabung tidak steril. (3) Jarak antar bibit terlalu dekat. (4) Hujan lebat dan percikan irigasi yang kuat.

Bibit yang telah berumur 75 – 120 hari akan dipilih sebagai calon bibit siap tanam dengan mengacu pada standar benchmarking seedling quality. Parameter bibit siap tanam tersaji pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Standar PQI bibit Acacia sp September 2015

Sebelum pengangkutan bibit sebaiknya disiram dulu secara 5000 bibit/ ± 50 potray.

3.2.2 Environmental

(9)

kerjasama internasional dan untuk memfasilitasi pertukaran barang dan jasa.

ISO 14001 merupakan suatu standarisasi system manajemen lingkungan yang dirancang, dilaksanakan dan bekerja untuk mengendalikan dampak lingkungan penting dan untuk mencapai kesesuaian dengan peraturan serta mempertahankan dan meningkatkan perbaikan system manajemen lingkungan secara terus menerus.

Iso bersifat sukareala namun memiliki manfaat apabila dilaksanakan antara lain: (1) merupakan alat penting untuk melakukan perbaikan-perbaikan kinerja lingkungan. (2) Memenuhi peraturan perundangan. (3) penghematan biaya. (4) Permintaan customer. (5) Investasi dan asuransi. (6) Akses kepasaran lebih mudah. (7) Image masyarakat terhadap citra perusahaan menjadi baik.

Tiap perusahaan HTI menyediakan lokasinya sebagai Kawasan Plasma Nutfah (KPPN) berdasarkan Kepmenhut No375/Kpts-II/1998 tentang pengelolaan dan pemanfaatan kawasan pelestarian plasma nutfah di

hutan produksi. Areal KPPN DSP seluas 5817.59 ha. Pada areal ini terdapat binatang yang dilindungi antara lain gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan rusa (Cervus unicolor).

III.3 Plantation & Production, Forest Protection

3.3.1 Plantation

Persiapan lahan (land clearing) pada areal belukar, ex-HTI, dan replanting menggunakan alat excavator PC 120. Spreading

dilakukan pada areal ex-belukar dan replanting jika sampahnya tidak banyak. Jika spreading tidak dapat dilakukan maka dibuat jalur kotor dengan lebar 3 m dan jalur bersih 12 m. Untuk areal ex-HTI spreading

dilakukan. Untuk mengurangi resiko lahan bnjir maka dibuat parit tersier dengan jarak 125 m ( untuk daerah

peat land).

(10)

tepat waktu. Untuk areal gambut sst bias saja tidak dilakukan jika kondisi lahan bersih dari gulma. Herbisida yang digunakan adalah Amonium glufasinat dengan dosis 2 ltr/ha.

Penanaman adalah proses kegiatan pekerjaan mulai dari pemancangan ajir, pembuatan lubang, seleksi bibit dan tanam. Tahapan penanaman dimulai dengan penentuan titik tanam dengan jarak 3 x 2 m. Kemudian buat lubang tanam dengan kedalaman ± 20 cm, dengan catatan tugal harus lebih besar dari tempat bibit (tube atau polibag). Sebelum di tugal terlebih dahulu sampah-sampah di titik tanam dibersihkan kemudian tanahnya dipadatkan dengan cara menekan tanah di titik tanam selebar 3 telapak kaki. Selanjutnya adalah penanaman bibit. Metode tanam yang baik dan benar adalah bibit tegak lurus, ditanam dengan kedalaman leher akar 5 cm.

Penyulaman (blanking) dilakukan saat tanaman berumur 1 bulan. Sasaran blanking adalah bibit yang rusak dan mati, bibit yang

Pupuk lanjutan (additional fertilizing) dilakukan pada saat umur tanaman 3 – 4 bulan. Jarak lubang pupuk 2/3 lebar tajuk dengan kedalaman 15 – 20 cm. Dosis pemakaian pupuk NPK pada areal gambut adalah 16:16:16 100gr/btg. Aplikasi pupuk dengan cara ditugal.

(11)

fungisida kemudian diolesin dengan meliputi kegiatan perencanaan pemanenan, pembukaan wilayah hutan dan kegiatan pemanenannya itu sendiri. Tujuan harvesting adalah (1) Memproduksi kayu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik/mill (wood production). (2) Menyiapkan lahan untuk kegiatan penanaman (ready for plant area).

Berikut ini adalah alur pemanenan di DSP yaitu: (1) microplanning, (2) pre-harvest (slashing), (3) felling, (4) delimbing, (5) pre-bunching & cut to length, (6) extraction to TPn, (7) loading to sampan besi, (8) canal transport, (9) unloading at TPK, (10) loading to truck, (11) transport to mill.

Micro planning merupakan perencanaan secara detail dalam 1 compartement dengan mem-perhatikan aspek-aspek lingkungan (konservasi) sebelum melakukan kegiatan pemanenan dan digambarkan dalam satu peta kerja.

Pre-harvest (imas) adalah kegiatan pembersihan areal yang akan ditebang yaitu dengan menebas gulma dan anakan kayu berdiameter < 6 cm dengan menggunakan parang. Piringan imas selebar 50 cm, rata kandas tanah.

Felling (tebang) merupakan kegiatan penebangan kayu dengan menetukan arah rebah tebangan dan disertai dengan teknik penebanganyang benar, dimana tunggul yang tersisa 5 cm dari banir akar.

Pemotongan cabang (delimbing/topping) merupakan kegiatan pemotongan cabang dan ranting serta ujung (tajuk) yang tidak memenuhi syarat. Dampak tidak melakukan Delimbing adalah (1) Mudah patah saat pengupasan. (2) Lost produksi tinggi. (3) Penyumbatan pada mesin mill.

Pengumpulan pohon (bunching) merupakan kegiatan pengumpulan pohon yang telah ditebang di kanan-kiri jalur sarad/extraction.

(12)

dengan ukuran 2,4 m. Ukuran sortimen terbaru mulai oktober 2015 adalah 4 m.

Extraction merupakan kegiatan pengumpulan kayu produksi dari lahan ke tumpukan TPn dengan menggunakan sampan darat lalu ditarik alat excavator. Pengumpulan hasil sortimen dengan mengunakan sampan darat

Stacking merupakan kegiatan penyusunan kayu di TPn untuk memudahkan pemuatan kayu ke sampan besi. Maksimal tinggi tumpukan 3 meter.

Loading merupakan kegiatan pemindahan kayu ke sampan basi untuk di bawah ke TPK. Kapasitas pengangkutan 20-25 ton/sampan

Towing merupakan penarikan perahu dengan menggunakan tugboat. Spesfikasi tugboat mesin 45 pk yang dapat menarik 15 timbulnya api. Tiga unsur itu adalah api, bahan bakar dan oksigen.

Peralatan mesin pemadan terdiri dari pompa dan aksesorisnya. Pompa dibagi menjadi 3 bagian yaitu peralatan mesin berat, ringan, dan patrol. Jenis peralatan mesin berat yang digunakan antara lain: (1) Tohatsu V 75 GS. (2) Tohatsu VC 82 ASE. (3) Shiboura SF 756 MZ. Jenis peralatan mesin ringan antara lain: (1) Tohatsu V20 D2DS. (2) Shiboura TF 516 SH. Jenis peralatan mesin patroli adalah mini striker dan robin (Honda).

Aksesoris pelengkap mesin pompa antara lain: (1) selang ukuran 2.5 inch dan 1.5 inch. (2) Bridging ukuran 2.5 inch dan 1.5 inch. (3) Connect 2.5 inch dan 1.5 inch. (4) Nozzle (gun) assault tipe 4863 dan POK tipe 2095 dan 2060.

(13)

Kegiatan-kegiatan HTI mulai dari perencanaan sampai pemanenan saling terikat satu sama lain. Dimana untuk mendapatkan hasil kayu yang maksimal harus didukung dari semua pihak yang berperan dalam pengelolaan HTI. Untuk mendapatkan hasil kayu yang maksimal maka SOP (Standar Operasional Prosedur) yang berlaku di perusahaan harus benar-benar berjalan di setiap kegiatan-kegiatan pengelolaan HTI.

DAFTAR PUSTAKA

Leksono, B. 1996. Eksplorasi benih

Acacia spp. dan Eucaliptus pellita F. Muell di Merauke

Irian Jaya. Buletin Becariana. Universitas Cendrawasih. Jayapura

Leksono,B dan Setyadi. 2003. Teknik Persemaian dan Informasi Benih Acacia mangium. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi alam. Yogyakarta

Santosa, G. 2006. Powerpoint Mata Kuliah Pemanenan. Bogor

(14)
(15)
(16)
(17)

Gambar

Grafik 1. Phasing tebang dan phasing tanam

Referensi

Dokumen terkait

Learning Award adalah suatu sistem untuk memotivasi orang-orang yang memberikan sharing pengetahuan dan pengalaman kepada rekan kerja yang lain. Atas

konsentrasi dan lama perendaman kayu sengon dalam ekstrak daun sirsak berpengaruh tidak nyata terhadap serangan rayap tanah. Daya Hambat Perasan

Adopsi teknologi perangkap kuning (Yellow Trap) baik di Kabupaten sambas mupun di kabupaten Ponorogo masih sangat rendah. Menurut keterangan petani responden,

Untuk udara sebagai fluida kerja pendingin, diperlukan masukan data berupa: Temperatur udara sekitar 82,4 oF = 28 oC Ketinggian permukaan laut 1473,85 ft = 449,23 m Cp udara =

Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, pengemasan dan penandaan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 39 Peraturan Menteri

Promosi penjualan adalah suatu aktivitas dan atau materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual atau produsen, yang dapat

Penelitian ini menggunakan data yang berkaitan dengan pengalokasian Rencana Bisnis Anggaran (Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten Lamongan). Data yang digunakan untuk