• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (1)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup

Laporan tahun 1972 Komisi Internasional pengembangan pendidikan, dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang dikenal dengan istilah “Laporan Faure”, memuat rekomendasi pertama untuk perencanaan-perencanaan pendidikan, Rekomendasi dengan proposal yang disebut “pendidikan seumur hidup” akan diadaptasikan sebagai “master concept” untuk inovasi pendidikan di mata mendatang.rekomendasi ditujukan pada negara maju dan dan juga negara yang sedang berkembang. Sejak itu, gagasannya telah diterima dengan perhatian yang tinggi dan menjadi sangat terkenal dimana-mana.

Di Eropa, pendidikan seumur hidup belum dimengerti sepenuhnya, dan konsensus yang utuh mengenai sifat, rasional dan implikasinya belum ada. Lebih jauh, pendidikan seumur hidup kurang begitu terkenal didalam lingkungan pendidikan di luar Eropa. Konsekwensinya, bab ini memuat perkenalan ringkas beberapa prinsip utama pendidikan seumur hidup seperti yang dideskripsikan dalam literatur yang membahas tentang ini. Tujuan sub bab ini bukan untuk mereview literatur secara mendetail. Karena hal ini sudah dilakukan dalam publikasi seperti yang dikerjakan oleh Dave (1973). Apa yang dimaksud disini adalah untuk menyajikan gagasan pemikiran dasar, dan untuk menetapkan pengertian istilah “pendidikan seumur hidup” seperti yang dipergunakan dalam buku ini.1

Pendidikan Seumur Hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.2

Istilah “Pendidikan Seumur Hidup”/ ”Life-Long Education” (bukan “long life education”) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas

1 A. J. Croply, Pendidikan Seumur Hidup (suatu analisis psikologis), Usaha

Nasional, Surabaya, 1973,hal 28-29.

2 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (sebuah studi awal tentang

(2)

serta komprehensif . Konsep pendidikan seumur hidup sangat erat kaitannya dengan pemahaman waktu berlangsungnya pendidikan. Dan dapat dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita. Lahirnya konsep pendidikan seumur hidup adalah bagian dari keprihatinan pada dunia pendidikan yang ada, karena masih banyak masyarakat yang tidak bisa menikmati pendidikan pada dunia formal.3

Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas. Paradigma belajar seperti ini sangat harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.Belajar merupakan kewajiban semua umat manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin. Dengan belajar Kita dapat mengetahui apapun yang ada di dunia ini dalam rangka kemajuan individu atau universal. Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response) dari daya dalam diri manusia.4

Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan ialah tanggung jawab bersama atara keluarga, masyarakat dan pemerintah”. Hal ini berarti bahwa setiap manusia indonesia diharapkan selalu berkembang sepanjang hidup, dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip ini bahwa masa sekolah bukalah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, belainkan hanya dengan dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup.5

Menurut Stephens (1967) belajar dan mengajar adalah peristiwa wajar yang terjadi pada mahkluk manusia secara terus menerus berlangsung dengan cara spontan,

3 4

5 Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010,

(3)

bahkan tanpa disadari melakukannya. Dan pokok pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memilki kesempaatan sistematik, terorganisir untuk “instruction” studi dan “learning” disetiap kesempaatan sepanjang hidup mereka. Semua itu dengan tujuan menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh keterampilan baru untuk meningkatkan keahlian mereka untuk meningkatkan pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk meningkatkan kepribadian mereka, atau untuk beberapa tujuan lanjutan lainnya. Dalam rangka ini pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup, dalam istilah yang lebih luas “develooment”. Pendidikan seumur hidup berekaan denga prinsip pengorganisasian yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukannya fungsinya. Fungsinya adalah ”proses perubahan” yang menuntun perkembangan individu”.6

1.1 Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Dalam pendidikan seumur hidup dikenal ada 4 macam konsep kunci, yaitu : a) Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Sebagaimana sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman. Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dan usia yang paling tua dan adanya basis institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasarkan persekolahan konsensional.7

Intelerasi dasar antara persekolahan dengan belajar, kehidupan, dan pendidikan telah didiskusikan dan terperinci dalam pembicaraan terdahulu.

Sebagaimana Rasalullah saw bersabdah, yang artinya:

دحللا لا دهملا نم ملعلا بلطا

6

(4)

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”. b) Konsep belajar seumur hidup

Belajar seumur hidup adalah respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.

Istilah belajar merupakan kegiatan yang dikelola dari proses belajar mengajar yang terus menerus Belajar seumur hidup diartikan bahwa seseorang dapat belajar dan berkewajiban mengajar agar ia dapat ilmu baru dari mengajarkan ilmunya. Ilmu dapat diperoleh dari tidak hanya dari sekolah namun dari orang-orang yang perpengalaman dibidang tertentu.8 Sebagaimana Firman Allah dalam, Surah al Alaq 1- 5 yang artinya :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Diatelah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, dan Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

c) Konsep pelajar seumur hidup

Tampak bahwa seluruh orang adalah pelajar seumur hidup dalam pengertian tertentu, gterlepas dari cara-cara persekolahan yang diorganisasikan dalam masyarakat mereka. Istilah pendidikan seumur hidup akan digunakan untuk menyatakan orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema, dan terdorong tinggi sekali untuk belajar ditingkat seluruh usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru. Intelerasi pendidikan seumur hidup dapat dilihat kaitannya pada penyediaan system

(5)

pendidikan formal (berdasarkan tujuan pendidikan seumur hidup) yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang (pelajar seumur hidup), secara sadar dan sistematik merespon unruk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup (proses belajar seumur hidup).9

Belajar seumur hidup diartikan bahwa orang- orang yang sadar tentang dirinya sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema. Pelajar seumur hidup diartikan bahwa saat tiap nafas yang ia tarik dan hembuskan padanya ada kewajiban pada peningkatan cara menghadapi dunia. Hal itu akan diperoleh hanya dengan penambahan ilmu beserta pengalaman kehidupan.

ٍءاَََمِب ىَق ََْسُي ٍناَوْنِص ُرْيَغَو ٌناَوْنِص ٌليِخَنَو ٌع ْرَزَو ٍباَنْعَأ ْنِم ٌتاَنَجَو ٌتاَرِواَجَتُم ٌعَطِق ِضْررا ِفَو َنوُلِقْعَي ٍم ْوَقِل ٍتاَيي َكِلَذ ِف َنِإ ِلُأرا ِف ٍضْعَب ىَلَع اَهَضْعَب ُلِضَفُنَو ٍدِحاَو

Artinya :

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebunanggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”.

d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Kurikulum dalam hubungan ini, didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajaran seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajaran seumur hidup. Cara mengajar seharusnya dilaksanakaan berdasarkan prinsip pendidikan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup adalah filsafat atau ide, pelajar seumur hidup

(6)

dan belajar seumur hidup adalah hasil yang diharapkan, dan kurikulum yang membantu belajar seumur hidup adalah cara praktis yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.

Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk menyampaikan tujuan pendidikan dan megimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup.10

Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Arrahmanayat : 1-4: ُنَمْحَرلا

Artinya :“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al Qur'an, Dia menciptakan manusia,danMengajarnya pandai berbicara”.

Konsep pendidikan seumur hidup merubah pandangan terhadap pola pendidikan secara fundamental. Pendidikan tidak lagi berarti schooling melainkan jauh lebih luas, variatif dan lebih mendalam.

Pendidikan tidak berhenti dengan berakhirnya masa pendidikan formal di sekolah, melainkan merupakan proses yang bersifat “on-going, self-creating, continous and discontinous until death”. Pandangan terhadap Pendidikan seperti itu menjadi landasan yang kuat bagi konsepsi kita tentang pendidikan sosial.11

(7)

Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup,baik di dalam maupun di luar sekolah.12

Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi, antara lain :

a) Dasar Ideologi

Konsep pendidikan seumur hidup bagi umat Islam sudah ada, jauh sebelum orang-orang barat mengangkatnya. Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagai mana dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang berbunyi :

دحللا لا دهملا نم ملعلا بلطا Artinya: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.

Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.13

Bagi umat Islam nilai religi merupakan dasar utama dalam mendidik anak-anak. Dengan menanamkan nilai agama akan membantu terbentuknya sikap dan karakter yang positif hingga masa dewasa. Menuntut ilmu adalah wajib bagi seluruh umat islam, tiada batasan dan berlangsung seumur hidup.14

12 Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, Raja Grafndo Persada, Jakarta, hal 63-64. 13 Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.

(8)

b) Ekonomis

Cara yang paling efektif untuk keluar dari “Lingkaran Setan Kemelatan” yang menyebabkan kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang untuk :

1. Meningkatkan produktifitas

2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki 3. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan

dan sehat

4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.15

c) Sosiologis

Para orang tua dinegara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.16

c) Politis

Pada Pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang karena pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik,dan memahami fungsi pemerintah, DPR,MPR dan

(9)

lain-lain. Dengan demikian, maka inilah yang menjadi tugas pendidikan seumur hidup.

Di Indonesia konsepsi pendidikan seumur hidup mulai disosialisasikan kepada masyarakat melalui kebijakan Negara yaitu:

Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No.IV/ MPR / 1978 Tentang GBHN yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara lain :

1) Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang )

2) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian pendidikan ).17

Didalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya".18

d) Teknologis

Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana,teknisi dan pemimpin negara berkembang perlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka.19

17 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45. 18

(10)

e) Psikologis dan Pedagogi

Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep tehnik dan metode pendidikan. Akibatnya,tidak mungkin lagi mengejarkan ilmu seluruhnya kepada peserta didik. Karena itu,tugas pendidikan sekolah yang utama ialah yang mengajarkan bagaiman cara belajar,menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus menerus sepanjang hidupnya,memberikan keterampilan kepada peserta didik untuk secara tepat,dan mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.20

1.3 Karakteristik dan Faktor-faktor yang Mendorong Perlunya Pendidikan Seumur Hidup

a) KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

1. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan pendidikan seumur hidup.

2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses berlangsungnya sepanjang hidup.

3. Pendidikan seumur tidak diartikan sebagai pendidikan oeang dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan sebagainya).

(11)

4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun pola-pola pendidikan non formal, baik kegiatan-kegiatan belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insidental.

5. Rumah memainkan peranan pertama, peranan yang paling halus dan sangat penting dalam memulai proses belajar seumur hidup.

6. Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam system pendidikan seumur hidup. Mulai sejak anak mulai berinteraksi dengan masyarakat, dan terus berlanjut fungsi edukatifnya dalam keseluruhan hidup, baik dalam bidang professional maupun umum. 7. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan

pusat-pusat latihan tentu mempunyai peranan penting, tetapi semuanya itu hanya sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan seumur hidup. 8. Pendidikan seumur hidup menghendaki berkelanjutan dan

kebersambungannya dimensi-dimensi vertical dan longitudinal dari pendidikan.

9. Pendidikan seumur hidup juga menghendaki keterpaduan dimensi-dimensi horizontal dan kedalaman dari pendidikan dari setiap tahap hidup.

10. Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis, pendidikan seumur hidup adalah bersifar universal.

11. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan belajar, alat-alat, dan teknik-teknik belajar, serta waktu belajar.21

12. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah pendekatan yang dinamis tentang pendidikan yang membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan media belajar karena dan apabila perkembangan-perkembangan baru terjadi.

(12)

13. Pendidikan seumur hidup membolehkan adanya pola-pola dan bentuk-bentuk alternatif dalam memperoleh pendidikan.

14. Pendidikan seumur hidup mempunyai dua macam komponen besar, yaitu pendidikan umum dan pendidikan professional. Komponen tersebut tidaklah terpisah sama sekali anatara yang satu dengan yang lainnya, tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat interaktif.

15. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-fungsi adaptif dan inovatif dari individu dan masyarakat dan individu.

16. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan system pendidikan yang ada.

17. Tujuan akhir pendidikan adalah mempertakankan dan meningkatkan mutu hidup.

18. Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu : kesempatan, motivasi, dan edukabilitas.

19. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian semua pendidikan.

20. Pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk sebuah system keseluruhan dari semua pendidikan.22

b) Faktor Perlunya Pendidikan Seumur Hidup :

1. Keterbatasan kemampuan pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat antara lain dalam;

(13)

a) Banyak lulusan yang tidak dapat diserap dalam dunia kerja yanantara lain karena mutunyayang rendah.

b) Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah, karena pelajar tidak dapat belajar optimal.

c) Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efesien sehingga terjadi penghamburan pendidikan, yang terlihat dari adanya putus sekolah dan siswa yang mengulang.

Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan pendidikan luar sekolah.23

2. Perubahan Masyarakatdan Peranan-peranan social

Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat, dan dengan demikian perubahan-perubahan peranan-peranan social. Pendidikan dituntut untuk dapat membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan social sepanjang hidupnya.24

3. Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum Optimal

Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini adalah kelangkaan sumber yang mendukung pelaksanaannya pendidikan. Hal yang perlu dilakukan adalah :

a) Penghematan dan optimalisasi dalam pengunaan sumber daya yang telah tersedia bagi pendidikan.

b) Perlu digali sumber-sumber baru yang masih terpendam dalam masyarakat, yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancarkan dan meningkatkan proses pendidikan.

(14)

Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untuk pendidikan memerlukan kerja sama luas yang bersifat lintas sector, sehingga perlu penyelenggaraan pendidikan yang meluas.

4. Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang Pesat

Dalam zaman modern, Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan pesat karena memberikan manfaat kepada masyarakat banyak, sehingga perlu mendapat tempat yang wajar dalam penyelengaraan keseluruhan pendidikan.25

1. Kerangka Kerja Teoritis Pendidikan Seumur Hidup

1) Orientasi Umum

Secara teoritis PSH terdiri dari tiga aspek, yaitu : a. Hidup

b. Seumur Hidup c. Pendidikan 2) Hidup

Ada tiga komponen yang saling berhubungan, yang terdiri dari : a. Individu sebagai anggota masyarakat dengan mempunyai

karakteristik tertentu.26

b. Masyarakat, yang merupakan lingkungan hidup social, yang bentuknya dapat berupa kelompok-kelompok psikologis dan organisasi social.

(15)

c. Lingkungan fisik atau lingkungan alam tempat hidup (habitat) manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.

3) Seumur hidup

a. Perkembangan Kepribadian

Setiap individu manusia dalam pengalaman hidupnya mengelami perkembangan kepribadian yang mencakup perkembangan; fisik, mental, social, dan emosional.

b. Tahap-tahap Perkembangan

Setiap individu dalam perjalanan hidupnya, sejak lahir sampai mati mengalami tahap-tahap perkembangan: masa balita, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua. c. Peranan-peranan Umum dan Unik

Setiap individu melaksanakan peranan-peranan umum sebagai manusia dan peranan-peranan unik dalam menjalankan tugas-tugas khusus, misalnya sebagai guru, dokter, pengacara, pedagang, dan lain sebagiannya.27

4) Pendidikan

Pendidikan sebagai usaha mencapai perkembangan dan perubahan tingkah laku setiap individu melalui hidup, mencakup tiga komponen, yaitu :

a. Landasan-landasan Pendidikan, yaitu konsep-konsep sosiologis, ekonomik, politik, ekologis, demografis, fisiologis, biologis,, dan cabang-cabang ilmu lainnya, yang menjadi dasar pelaksanaan atau praktek pendidikan.

(16)

b. Cara-cara komunikasi, verbal-non verbal, dengan atau tanpa alat-alat bantu belajar-mengajar, yang digunakan dalam praktek pendidikan di sekolah atau diluar sekolah.

c. Isi pendidikan, yang berupa pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai yang menjadi nahan ajar dalam pendidikan. Bahan ajar dalam pendidikan berupa;

1) Stok Budaya, yang berupa ilmu, seni, dan cita-cita manusia.

2) Perkembangan pengetahuan baru dan yang lalu .

2. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Implikasi disini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.

Fungsi dan Tujuan Sekolah

a. Pendidikan sekolah ialah salah satu tangga dari keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hidup.

b. Pendidikan sekolah ialah pendidikan untuk mengembangkan semua aspek kepribadian, baik kognitifdan afektif maupun keterampilan.

c. Pendidikan sekolah merupakan suatu system terbuka.28

d. Pendidikan sekolah merupakan sekelompok paket belajar atau program belajar yang menyediakan jalur belajar dan pengalaman belajar, yang

(17)

memungkinkan siswa dapat menunggunakan hasil belajarnya untuk belajar sendiri dan menbina dirinya sendiri.

e. Tujuan sekolah tidak hanya menguasai bahan pelajaran, tetapi menggunakan apa telah dipelajari itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri kapanpun dan dimanapun juga, dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Seumur hidup mencapai kualitas hidup pribadi, social, dan profesional seoptimal mungkin.

Pendidikan sekolah hendaknya bertujuan agar siswanya :

1) Menyadari perlunya belajar seumur hidup dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya dalam masyarakat.

2) Meningkatkan kemampuan belajar atau educability. 3) Memperluas daerah belajar.

4) Memadukan pengalaman belajar disekolah dengan pengalaman diluar sekolah.29

Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Ananda W.P. Guruge, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam enam kategori, sebagi berikut:30

a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional

Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup karena relevansinya dengan kondisi yang ada pada negara-negara berkembang karena masih banyaknya penduduk yang buta huruf, melainkan juga sangat penting ditinjau dari implementasinya. Bahkan di negara yang sudah maju sekalipun di mana radio, film dan televisi telah menentang ketergantungan oang, akan bahan-bahan bacaan, namun membaa mash tetap merupakan cara yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan

29 M. Sardja Kadir, Pendidikan Seumur Hidup, Usaha Nasional, Surabaya, 1900, hal

56.

(18)

pengetahuan. Memang sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional, namun pengaruh jelata, misalnya para petani, disebabkan oleh pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pegetahuan baru ini dapat diperoleh terutama melalui bahan bacaan.

Jadi melek huruf fungsional itu saming merupakan isi program sekaligus juga merupakan sarana terlaksanya pendidikan seumur hidup. Oleh sebab itu realisasi baca tulis fungsional itu harus memuat dua hal, yaitu :

1) Memberikan kecakapan membaca-menulis-menghitung (3 M) yang fungsional bagi anak didik,

2) Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya itu.31

b. Pendidikan Vokasional

Pendidikan vokasional adalah sebuah pedidikan diluar sekolah bagi anak didik di luar batas usia sekolah, ataukah sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka apprentice-skip training, merupakan salah satu program penting dalam rangka pendidikan seumur hidup. Pada kebanyakan negara berkembang yang sistem pendidikan formal umumnya diambil dari negara barat (bekas jajahan seperti halnya Indonesia), out put pendidikan sekolah pada umumnya dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun. Sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah itu menjadi tenaga kerja yang produktif dan menjadi sangat penting.

Namun yang lebih penting, ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai. Kemajuan teknologi, tentang

(19)

otomatis (otomation), dan makin meluasnya industrialisasi menuntut pendidikan vokasional itu terus-menerus.32

c. Pendidikan Profesional

Apa yang berlaku bagi para pekerja dan buruh, berlaku pula bagi para profesional. Bahkan tantangana buat merka itu lebih besar dan kat. Mereka berusaha keras terus-menerus dan bergerak cepat agar tidak tertinggal oleh kemajuan.

Dalam setiap profesi hendaknya telah tercipta Built-in mechanism yang memungkinkan golongan profesional itu selalu mengikuti perubahan dan kemajuan dalam metode, perlengkpan, teknologi dan sikap profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari pendidikan seumur hidup.33

d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan

pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan merupakan konsekuensi penting daripada asas pendidikan seumur hidup. Abad ilmu pengetahuan penting daripada teknologi itu pengaruhnya telah menyusup dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat, seorang ibu rumah tangga yang bekerja dirumahnya dengan kompor listrik, mesin cuci listrik dna perkakas rumah tangga lainya yang serba elektronik itu bagaikan seorang sarjana yang bekerja di Laboratoriumnya. Semua itu mengandung konsekuensin perogram pendidikan yang terus menerus.34

e. Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan Politik 32 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.

(20)

Tidak asaja bagi warga negara biasa, melainkan para pemimpin masyarakat pun sangat membutuhkan pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan politik itu. Dalam alam pemerintahaan dan masyarakat yang demokratis, maka kedewasaan warga negara dan para pemimpinnya dalam kehidupan bernegara sangat penting. Untuk itu program pendidikan kewargaaan negara dan kedewasaan itu merupakan bagian yang penting dari pendidikan seumur hidup.35

f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu luang

Spesialisasi yang berlebih-lebiahn dalam masyarakat, bahkan yang tekah dimulai pada usia muda dlama program pendidikan formal di sekolah, membikin manusia menjdai pandanggan sempit pad abidangnya sendiri, buta kekayaan nialai-nilai kultural yang terkandung dalam warisan budaya masyarakat sendiri. Seorang yang disebut “education” harus mengalami dan menghargai sejarah, kesustraan, agama filsafat hidup seni dan musik bangsa sendiri. Sebab itu kultural dan pendiisian waktu bangsa sendiri. Sebab itu pendidikan kultural dan pengisian waktu seranggang secara kultural dan konstruktif merupakan bagian penting seumur hidup.36

C. ANALISIS DAN DISKUSI

1. Analisis

Dari pembahasana diatas, menurut kelompok kami pendidikan adalah sebuah proses pembentukan manusia seutuhnya, yang mancakup kemampuan mental, fisik, dan kepribadian atau watak bangsa. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem,

(21)

konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang terpelajar tetapi oleh semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya.

Penerapan cara berfikir menurut asas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah. Dimana tugas utama pendiidkan sekolah adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan seorang guru sebagai motifator, stimulator, dan petunjuk jalan anak didik dalam hal balajar, sedangkan sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pendidikan seumur hidup, maka semua orang secara potensial merupakan anak didik.

2. Diskusi

 Pertanyaan

1. P enjelasan lebih lanjut tentang 4 kunci pendidikan seumur hidup ? 2. Penjelasan dari hadist nabi muhammad SAW, tentang menuntut

(22)

3. Mengapa bisa ada pemikiran konsep pendidikan seumur hidup ? 4. Perbedaan dan persamaan tentang pemikiran pendidikan seumur

hidup dalam prespektif islam dan umum ?

5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup dan ciri orang yang sudah melakukan pendidikan seumur hidup !

6. Contoh lain dari sebuah dasar pemikiran politik selain penerapan pembelajaran PKN dalam sekolah itu apa ?

 Jawaban

1. Penjelasan 4 kunci pendidikan seumur hidup yaitu : a) Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Maksudnya yaitu jika sebagai konsep maka pendidikan seumur hidup itu dapat diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman. Dan interelasi dasar antara persekolahan dengan belajar, kehidupan, dan pendidikan telah didiskusikan dan terperinci dalam pembicaraan terdahulu.

b) Konsep belajar seumur hidup

Belajar seumur hidup adalah respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. Belajar seumur hidup diartikan bahwa seseorang dapat mengajarkan ilmunya. Ilmu dapat diperoleh tidak hanya dari sekolah namun dari orang-orang yang perpengalan dibidang tertentu.

c) Konsep pelajar seumur hidup

(23)

yang diorganisasikan dalam masyarakat mereka. Istilah pendidikan seumur hidup digunakan untuk menyatakan orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup.

d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup yang betul-betul telah menghasilkan pelajaran seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup. Dan kurikulum yang membantu belajar seumur hidup adalah cara praktis yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.

2. Maksud dari hadist nabi muhammad SAW tentang belajar dimulai dari buaian yaitu bahwa saat kita kecil, kita sudah diajari oleh ibu kita seperti apa wajah ayah kita, ibu kita, keluarga kita, lalu diajari bagaimana cara memanggil ayah kita, ibu kita, dan ketika kita akan mulai berjalan, ibu kita mengajarkan bagaimana cara belajar dengan baik. Sampai kita sudah mulai agak besar kita diajari ibu kita cara membaca, cara menulis dan lain-lain sampai kita besar dan sudah mulai bisa mengerti mana yang baik dan yang buruk untuk kita.

(24)

Development of Education (UNESCO). Istilah pendidikan seumur hidup (Life Long Integrated Education) tidak dapat diganti dengan istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya (Scope-nya) tidak persis sama, seperti istilah out of school education, continuing education, adult education, further education, recurrent education.

4. Banyak kesamaan dari pengertian pendidikan seumur hidup dalam persepektif islam dan umum sangatlah banyak sekali. Karena dari pengertian umum sendiri pendidikan seumur hidup sudah menganut sesuai dengan hadist nabi yaitu bahwa seseorang menuntuh itu/ belajar itu dimulai dari masih bayi sampai di meninggal (kontinu). Sedangkan perbedaan dari dua persepektif antara pengertian islam dan umum itu sendiri belum ada dalam sejarah pendidikan seumur hidup.

5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup adalah kita mulai dari diri kita sendiri, yaitu dengan cara menjadikan kita sebagai seseorang yang haus akan ilmu sehingga kita akan mengejar ilmu itu walaupun antara menuntut ilmu itu dibatasi dengan lautan api.

6. Yaitu dengan mengadakan pelatiahn kepemimpinan agar terdidik seorang pelajar itu menjadi seorang pemimpin.

D. KESIMPULAN

(25)

berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.

Implikasi konsep pendidikan seumur hidup adalah sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan, yang maksudnya adalah suatu yang merupakan tindakan lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan tetang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Beberapa implikasi dari konsep pendidikan seumur hidup mencakup sebagai berikut :

a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional b. Pendidikan Vokasional

c. Pendidikan Profesional

Referensi

Dokumen terkait