Implikasi merupakan akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow up dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup (Mulyadi,2015:16).
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relevansinya yang ada pada negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang buta huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio, mengakses internet dari pada membaca. Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan masyarakat.
misalnya petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuanpengetahuan baru pada mereka
Realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:
1) Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung yang fungsional bagi anak didik
2) Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.
b. Pendidikan Vokasional.
Pendidikan vokasi merupakan perguruan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Program pendidikannya meliputi Diploma: D1/Ahli Pratama, D2/Ahli Muda, D3/Ahli Madya dan D4/Sarjana Terapan yang setara dengan program pendidikan akademik strata 1.Â. Adanya pendidikan vokasi dapat menciptakan sumber daya yang siap kerja karena pada pendidikan ini lebih mengedepankan ilmu praktik yang bisa langsung diterapkan di dunia kerja sehingga tidak buang-buang waktu untuk menguasai ilmu yang spesifik. mahasiswa lulusan vokasi akan diberikan keterampilan khusus yang menjadi bekalnya di masa depan yaitu pengalaman kerja. Mereka juga akan menyandang gelar vokasi atau gelar ahli madya saat sudah selesai menyelesaikan studi. Vokasi memiliki peranan yang sangat penting Dalam Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja di Era Global sehingga generasi muda saat ini harus dapat bersaing dan terus mengembangkan diri dengan yang lain.
Selain itu, juga dituntut dapat menguasai perkembangan teknologi dan memiliki nilai jual lebih dari orang lain serta menjaga nasionalisme dan etika. kebutuhan dunia industri terhadap tenaga kerja muda, cekatan, dan terampil sangatlah tinggi. Bukan hanya itu, dunia industri juga membutuhkan tenaga kerja dengan sikap dan softskill yang baik, siap dengan perubahan, inovatif serta memiliki daya tahan tinggi(Joseph Teguh santoso, 2022).
c. Pendidikan Profesional.
Realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built in Mechanism yang memungkinkan golongan professional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi profesional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
d. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.
Era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinyu (lifelong education). Pendidikan merupakan suatu faktor pendukung dalam peningkatan pembangunan ekonomi dikarenakan pendidikan dapat menciptakan suatu pola pikir pembaharuan (inovasi) dan dapat menggunakan teknologi sebagai landasan dari pembelajaran on line untuk nantinya bisa menghasilkan tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan kemandirian dan menjadi sumbangan dalam peningkatan pembangunan ekonomi (Umar Maya Putra, 2015: 122). Dengan pendidikan anggota masyarakat dari berbagai golongan usia mereka mampu mengikuti perubahan social dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.
e. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Selain tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa, maupun pemimpin pemerintahan di negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara.
Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontinyu dalam konteks ini merupakan konsekuensinya (Jannah, 2013:13)
f. Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang
Orang terpelajar hendaknya memahami tentang agama, sejarah, kesusastraan, falsafah hidup, seni dan musik bangsa sendiri. Pengetahuan tersebut dapat memperkaya hidupnya serta memungkinkannya untuk mengisi waktu senggangnya dengan menyenangkan. Oleh karena itu pendidikan kultural dalam pengisian waktu senggang secara konstruktif akan merupakan bagian penting pendidikan seumur hidup (Aziz, 2013:109).