• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ardhi PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DALAM PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ardhi PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DALAM PE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DALAM PENERPAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

(LIFE-LONG EDUCATION)

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Sepanjang Hayat yang dibina oleh Bapak Nurhadi

Oleh: Ardhi Kurniawan

100141400179

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“Pendidikan Seumur Hidup” (“long life education”) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.

Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.

Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam pelbagai bentuk kelembagaan belajar.

Holistik memiliki arti lebih mengarah kepada pengutuhan atau penyempurnaan. Manusia selalu berusaha uintuk mencapai titik kesempurnaan dalam segala hal, namun seberapa besar usahapun kita tidak akan sampai pada kesempurnaan itu. Karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta Alam.

Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia. Karena hidup manusia itu bukan hanya individu dalam dirinya saja tapi juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar generasi dan kehidupan secara universal..

Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response) dari daya dalam diri manusia. Dalam belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan berlangsungnya kesinambungan antar generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankan hidup dan menghindari pengrusakan hidup. Belajar berarti menghargai hidup kita.

(3)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah konsep pendidikan seumur hidupitu ? 2. Apakah hakikat pendidikan seumur hidup itu ?

3. Bagaimana implikasi pendidikan seumur hidup bagi masyarakat ? C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan seumur hidup. 2. Untuk mengetahui hakikat pendidikan seumur hidup.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan seumur hidup merupakan gagasan yang universal. Konsep pendidikan seumur hidup memandang pendidikan sebagai satu sistem yang menyeluruh yang di dalamya terkandung prinsip-prinisp penggorganisasian untuk pengembangan pendidikan.

Terjadinya perubahan yang begitu cepat terhadap kehidupan manusia dan keadaan jaman lebih-lebih dengan timbulnya gejala globalisasi yang seolah-olah sudah tidak mengenal batas ruang, waktu dan tempat ini merupakan tantangan tersendiri bagi manusia. Oleh karena itu untuk bisa bertahan dan menguasai nasib sendiri dalam kehidupan peranan pendidikan atau belajar sepanjang hayat diperlukan oleh setiap orang. Dalam hal ini belajar sepanjang hayat menjadi alat untuk membangun keseimbangan antara belajar dan bekerja, adaptasi yang terus-menerus untuk sejumlah pekerjaan dan untuk pelaksanaan kewarganegaraan yang aktif.

(5)

B. Hakikat Pendidikan Seumur Hidup

Belajar merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal.

Redja Mudyahardjo menjelasakan bahwa hidup (life) mempunyai tiga komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya, yaitu individu; masyarakat; dan lingkungan fisik. Perjalanan manusia seumur hidup (lifelong) mengandung perkembangan dan perubahan yang juga mencakup tiga komponen yakni ;

1. Tahap-tahap perkembangan individu, meliputi; masa balita, masa kanak-kanak, masa sekolah, masa remaja, dan masa remaja;

2. Peranan-peranan sosial yang umum dan unik dalam kehidupan, yang berbeda-beda di setiap lingkungan hidup; dan

3. Aspek-aspek perkembangan kepribadian, meliputi; fisik, mental, sosial, dan emosional.

Pendidikan sepanjang hayat (PSH) atau pendidikan seumur hidup yang secara operasional sering pula disebut pendidikan sepanjang raga (long life education) bukanlah sesuatu yang baru. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Jelasnya tidak ada batas usia yang menunjukan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar. Jika seorang petani yang sudah tua berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru dalam bercocok tanam, pemberantasan hama, dan pemasaran hasil yang lebih menguntungkan, itu adalah pertanda bahwa belajar itu tidak dibatasi usia. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan tantangan alam sekitar, yang selalu berubah.

(6)

C. Implikasi Pendidikan Seumur Hidup Dalam Kehidupan Masyarakat Sehari-hari

Adapun implikasi konsep seumur hidup pada sasaran pendidikan, Ananda W.P. Guruge juga mengklasifikasikan dalam enam kategori. Masing-masing kategori tersebut adalah sebagai berikut :

a. Para buruh dan petani

Mereka dengan pendidikan sangat rendah atau bahkan tanpa pendidikan samasekali merupakan golongan terbesar penduduk dinegara-negara yang sedang berkembang. Mereka pada umumnya masih hidup dalam suasana tradisional yang dikuasai oleh tahayul, tabu, dan kebiasaan-kebiasaan hidup yang menghambat kemajuan.

Cara hidup tradisional ini merupakan hambatan-hambatan psiologik bagi pembangunan. Bagi golongan pendidik ini program pendidikan barulah mempunyai arti, apabila program tersebut :

1) Menolong meningkatkan produktifitas mereka, baik itu dicapai melalui pengajaran berbagai keterampilan baru maupun melalui pemberian metode-metode bertani yang baru, yang memungkinkan untuk memperbaiki kehiduan mereka.

2) Mendidik merea agar dapat memenuhi kewajiban sebagai warga Negara dan sampai kepala keluarga. Sehingga mereka menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.

3) Membarri jalan kepada mereka untuk dapat mengisi waktu senggangnya dengan kegiatan-kegiatan yang produktif dan menyenangkan sehingga mereka menjadi lebih berarti.

Golongan buruh dan petani inilah yang terutama membutuhkan program baca tulis fungsional (fungsional literary). Mereka pasti akan menyadari manfaat program itu apabila ketiga hal tersebut benar-benar diperhatikan.

b. Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya.

Golongan remaja yang menganggur karna tidak mendapatkan pendidikan dan keterampilan atau yang unser-employed karna kurangnya bakat dan kemampuannya, memerlukan pendidikan vokasional yang kkhusus. Demi perkembangan pribadinya, mereka perlu pula diberi pendidikan cultural dan kegiatan-kegiatan yang kreatif.

Namun golongan yang terpenting bagi goloongan anak didik ini ialah pendidikan yang bersifat remedial

(7)

pendidikan remedial yang diberikan kepadanya harus dapat menarik, merangsang dan relevan dengan kebutuhan hidupnya.

c. Para pekerja yang berketerampilan

Meskipun golongan ini sama halnya dengan golongan lainnya, memerlukan pendidikan kewargaan Negara dan pendidikan untuk meningkatkan waktu senggang secara produktif, namun golongan ini memerlukan program khusus. Bagi golongan pekerja yang berketerampilan ini, program yang disediakan untuknya harus mempunyai dua maksud, yaitu:

1) Program itu harus mampu menyelamatkan mereka dari bahaya keusangan pengetahuannya dan otomasi, kepada mereka perlu diberikan latihan-latihan baru untuk mendapatkan keterampilan baru.

2) Program itu harus membuka jalan bagi mereka untuk naik jenjang dalam rangka promosi kedudukan yang lebih baik. Program semacam ini tidak semata-mata bersifat vokasional dan teknik, melainkan merupakan peningkatan atas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki agar mereka dapat mentangan-tantangan hari depan mereka.

d. Golongan technisians dan tradisionals

Program pendidikan seumur hidup itu terlebih sangat besar peanannya bagi golongan itu. Mereka ummumnya menduduki poisi penting dalam masyarakat. Kemajuan masyarakat banyak tergantung pada golongan ini. Agar mereka tetap berperan dalam masyarakatnya, maka mereka harus senantiasa memperbarui dan menambah pengetahuan dan keterampilannya. Untunglah pada umumnya golongan ini telah memiliki kebiasaan dan motivasi yang kuat dalam self learning.

e. Para pemimpin dalam masyarakat

Pra pemimpin dalam masyarakat (golongan politik, agama, social, dsb.) perlu selalu memperbaiki ide-idenya agar mereka dapat tetap berfungsi memimpin masyarakat sesuai dengan gerak kemajuan dan pembangumnan. Mereka harus mensistensikan pengetahuan dan berbagai macam keterampilan/keahlian, karena tendensi spesialisasi dalam masyarakat sekarang menjadi semakin llama semakin jauh. KKemampuan mensistensikan itu tidak diperoleh dari pendidikan sekolah biasa. Sebab itu program pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut perlu diadakan.

f. Golongan anggota masyarakat yang sudah tua

(8)

Mungkin pendidikan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga karna belum pernah memperolehnya ketika masih muda. Program pendidikan itu terlebih untuk memenuhi dorongannya untuk mengetahui hal-hal yang baru, jadi tidak laggi penting dilihat dari kegunaan dan keuntungnan materiilnya.

Dengan uraian mengenai pendidikan seumur hidup (long life education) ini mudah-mudahan konsep kita tentang pendidikan social dapat dipandang dalam konteks yang lebih luas.

(9)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Dari data titer antibodi AI H5 ayam layer yang mendapat program vaksinasi tiga kali dan vaksinasi awal dimulai setelah ayam berumur ≥4 minggu terlihat lebih ekonomis,

Rogers (1981:18) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain untuk

Hasil : Kadar LDL serum pada kelompok perokok lebih tinggi dibandingkan dengan pada kelompok bukan perokok, namun pada uji statistik, menunjukkan tidak terdapat hubungan

Kerusakan yang disebabkan oleh korosi celah biasanya dibatasi pada satu logam di wilayah lokal dalam atau dekat dengan permukaan yang bergabung.... Mekanisme Crevice Corrosion :

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Untuk blok rigid, sebuah kontak dalam UDEC dapat terjadi pada setiap sudut yang berinteraksi dengan sudut atau sisi dari blok lain.. Sedangkan pada

Suatu penelitian survei atau survei bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi tersebut..

Panduan Penulisan Disertasi, Usulan Penelitian Disertasi, dan Naskah Kualifikasi Program Studi Doktor Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga 2016 Bagian 5: