KARAKTERISASI MORFOLOGI TANAMAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan keanekaragaman tanaman pisang berdasarkan karakterisasi morfologi dan hubungan kekerabatan dari berbagai tanaman pisang berdasarkan karakterisasi morfologinya. Penelitian ini dilakukan di 16 Kecamatan di Kabupaten Agam pada bulan Mei sampai bulan Agustus 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan survey langsung ke lapangan karena penelitian ini bersifat deskriptif. Hasil penelitian karakterisasi tanaman pisang di Kabupaten Agam yang telah diidentifikasi terdapat 20 jenis pisang yaitu: 1) pisang rotan, 2) pisang gadang, 3) pisang jantan, 4) pisang raja, 5) pisang raja sereh, 6) pisang manis, 7) pisang batu, 8) pisang tinalun, 9) pisang lidi, 10) pisang sirandah (dengan batang tinggi), 11) pisang sirandah (dengan batang rendah atau pisang ateng), 12) pisang manis rao, 13) pisang siraok, 14) pisang pinang, 15) pisang telur, 16) pisang mundam, 17) pisang susu, 18) pisang keling, 19) pisang pulut, dan 20) pisang timbago. Berdasarkan hasil dendogram dari 20 jenis pisang berdasarkan karakteristiknya, yang termasuk kekerabatan pisang yang terdekat dengan koefisien 0,92 adalah pisang manis dengan pisang keling, tingkat kemiripannya yaitu 92 %, dan yang termasuk kedalam koefisien 0,35 atau hubungan kekerabatan yang paling jauh yaitu pisang manis dan pisang keling dengan pisang pinang, tingkat kemiripannya hanya 35 %.
Kata kunci: Karakterisasi, morfologi, pisang, Kabupaten Agam
MORPHOLOGICAL CHARACTERIZATION OF BANANA CROP (Musa paradisiaca L.) AT AGAM MUNICIPALITY
ABSTRACT
The purpose of this experiment is to find out and get the banana crop diversity based on kinship and characterization of banana plants based on morphological. This experiment is carried out using direct survey because of the spaciousness of this experiment are descriptive. Characterization of banana plants experiment results in the
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 2
Pisang Manis with Pisang Keling, the level of similarity that is 92%, and it contains the coefficient of 0,35 or the most distan kinship is Pisang Manis and Pisang Keling with Pisang Pinang, only 35% similarity level.
Key Words: Characterization, morphology, banana, Agam Municipality.
PENDAHULUAN
Pisang merupakan komoditas buah yang sangat potensial dikembangkan
untuk menunjang ketahanan pangan. Hal ini karena pisang memiliki keunggulan
yang dibutuhkan, nutrisi, pelengkap, produktivitas dan kemampuan untuk
mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Produksi pisang
di Indonesia menduduki tempat kelima dunia dengan besaran 3,6 juta ton atau 5
persen dari produksi dunia (Departemen Pertanian, 2006). Tingkat produktivitas
pisang juga sangat tinggi dibandingkan sumber karbohidrat lainnya, sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras khususnya di
daerah rawan pangan.
Pisang memberikan kontribusi terhadap produksi buah nasional yang
mencapai 34% (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2012) yaitu 6.189.052 ton dari
16.348.456 ton produksi buah nasional. Sebaran daerah produksi pisang hampir di
seluruh wilayah di Indonesia, dengan sebaran produksi tertinggi berada di Pulau
Jawa, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah yaitu sebesar 5.108.377 ton atau
63,7% dari total produksi pisang nasional, sedangkan didaerah lainnya seperti
Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan sebesar 940.390 ton atau 19,3%,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara sebesar 6%, sisanya dari
Nusa Tenggara, Bali dan Kalimantan.
Sumatera Barat merupakan salah satu sentral pisang. Produksi pisang di
2010 yang hasilnya 137.348 ton, maka ditahun 2012 mengalami penurunan sebesar
36.823 ton. Penurunan produksi ini salah satunya disebabkan karena menurunnya luas
panen dan produktivitas. Tahun 2010 luas panen pisang seluas 2.134,38 ha turun
menjadi 2.129,34 hektar di tahun 2012. Begitupun halnya dengan produksi pisang,
dimana, pada tahun 2011 sebesar 1.64,64 kw/ha turun menjadi 15,43 kw/ha. Daerah
sentral pisang di Sumatera Barat, antara lain: Padang Pariaman (21,530 ton), 50 Kota
(30,774 ton), Tanah Datar (21,145 ton), Agam (26,487 ton), dan Pasaman (10,588 ton)
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat, 2012). Kabupaten
Agam merupakan salah satu daerah pengembangan dan sentra produksi pisang di
Sumatera Barat yang tersebar hampir diseluruh kecamatan (Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Agam, 2011).
Peningkatan produksi pisang tidak terlepas dari permasalahan teknik
budidaya yang belum intensif, dan serangan hama dan penyakit pada tanaman
pisang. Hama adalah organisme pengganggu dan merusak tanaman serta
menyebabkan kerugian ekonomis, sedangkan penyakit tumbuhan adalah proses
fisiologi tumbuhan yang terganggu (abnormal akibat faktor abiotik maupun biotik
secara terus menerus). Penyakit layu fusarium atau sering disebut penyakit
panama pada tanaman pisang disebabkan oleh Fusarium Oxysporum Cubense
(FOC). Penyakit ini merupakan penyakit paling berbahaya yang menyerang
tanaman pisang dengan kerugian lebih dari 35 %. Penyakit ini menular melalui
tanah, menyerang akar dan masuk kedalam bonggol pisang, dan merusak
pembuluh sehingga tanaman layu dan akhirnya mati (Kalshoven 2000).
Terbatasnya bibit pisang yang sehat dari kultivar unggul, dan beragam kultivar
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 4
2003). Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan
varietas unggul lokal yang memiliki tingkat ketahanan yang lebih tahan terhadap
hama.
Erosi genetik jenis pisang lokal yang serius akibat diintroduksinya varietas
unggul hasil pemuliaan, hal ini dapat mengancam kelestarian plasma nutfah jenis-jenis
pisang lokal, yang merusak ketahanan terhadap penyakit. Menurut Jones (1991) dan
Stover (1972), cit. Edison, Sutanto, Hermanto, dan Harahap (2001), kendala utama
pengembangan tanaman pisang unggul adalah penyakit Fusarium dan Sigatoka.
Fusarium menyerang hampir semua pisang unggul jenis Gross Michael di Amerika
latin yang menyebabkan musnahnya 50.000 ha tanaman pisang sampai pertengahan
abad 20. Bila hal ini dibiarkan terus menerus, tidak mustahil dunia ataupun daerah
akan kehilangan sumber daya genetik yang diperlukan untuk dipilih dan dirakit menjadi
varietas unggul.
Varietas unggul pisang diharapkan memiliki produktivitas tinggi, mutu baik,
umur genjah, tahan terhadap hama penyakit tertentu dan toleran terhadap cekaman
lingkungan. Untuk menghasilkan varietas unggul yang diinginkan diperlukan
keanekaragaman yang tinggi. Di Indonesia keanekaragaman pisang cukup tinggi,
namun belum banyak diketahui karakteristiknya. Untuk menunjang perakitan varietas
unggul pisang, baik untuk konsumsi segar maupun olahan, perlu dilakukan evaluasi
terhadap plasma nutfah yang ada. Informasi yang diperoleh dari evaluasi tersebut
selanjutnya dapat digunakan sebagai materi perbaikan karakter melalui program
pemuliaan tanaman.
Karakter marfologi dianggap masih belum cukup untuk mencari
mengevaluasi kekerabatan, namun karakterisasi secara morfologi merupakan
informasi awal yang diperlukan dalam upaya mencari karakter unggul dan
keragaman yamg ada masih di perlukan, (Santos et al., 2003)
Karakterisasi morfologi tanaman pisang sangat diperlukan sebagai
pendukung untuk perakitan varietas unggul melalui identifikasi sumber plasma
nutfah yang ada. Identifikasi adalah pengenalan terhadap suatu hal dengan
mengamati sifat–sifat khasnya yang dapat dibedakan secara visual mudah diamati
dengan mata biasa dan muncul pada semua kondisi lingkungan.
Kusumawati dan Syukriani (2008) telah melakukan identifikasi dan
karakterisasi morfologi genotipe tanaman pisang di Kecamatan IV Koto terdapat
15 jenis pisang, yaitu: 1) pisang sirandah, 2) pisang ateng, 3) pisang talua, 4)
pisang lidi, 5) pisang rajo sarai, 6) pisang kalek, 7) pisang batu, 8) pisang tinalun,
9) pisang rajo, 10) pisang gadang, 11) pisang tanduak, 12) pisang kota, 13) pisang
palapah, 14) pisang puluik, dan 15) pisang jantan. Mengingat luasnya
pengembangan pisang di Kabupaten Agam, hasil penelitian tersebut belum bisa
memberikan informasi yang lengkap terkait dengan penyebaran pisang di
Kabupaten Agam.
Berdasarkan uraian diatas, maka telah dilakukan penelitian mengenai
“Karakterisasi Marfologi Tanaman Pisang (Musa Paradisiaca L.) di Kabupaten
Agam”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan
keanekaragaman pisang berdasarkan karakterisasi morfologi dan untuk
mengetahui hubungan kekerabatan dari berbagai pisang berdasarkan karakterisasi
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 6
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini telah dilaksanakan dalam bentuk survey di Kabupaten Agam
Propinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini berlangsung dari bulan Mei sampai Agustus
2013.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanaman pisang.
Alat-alat yang digunakan meliputi: meteran, timbangan, label, color chart, kamera
digital Sony 16 MP, dan alat-alat tulis.
Penelitian ini dilakukan dengan survey langsung kelapangan karena
penelitian ini bersifat deskriptif. Pada daerah yang dijadikan sampel dilakukan
pengumpulan data baik dengan wawancara pada petani, mengamati dan mengukur
tanaman pisang yang dijadikan sampel yang telah memasuki fase generatif.
Pelaksanaan Penelitian
Survey Pendahuluan
Survey ini dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Agam, kemudian survey
langsung ke lapangan, selain juga diperoleh dari wawancara dengan masyarakat
yang ada di Kabupaten Agam. Pengambilan sampel dilakukan di setiap
kecamatan di Kabupaten Agam yang telah dilakukan survey.
Sampel dari setiap Kecamatan diberi label agar tidak terjadi pertukaran
data dari setiap daerah, Kecamatan Lubuk Basung ditandai dengan (KPA100),
Kecamatan Tanjung Mutiara (KPA101), Kecamatan Ampek Nagari (KPA 102),
Ampek Koto (KPA 105), Kecamatan Banu Hampu (KPA 106), Kecamatan
Sungai Pua (KPA 107), Kecamatan IV Angkat Candung (KPA 108), Kecamatan
Candung (KPA 109), Kecamatan Baso (KPA 110), Kecamatan Tilatang Kamang
(KPA 111), Kecamatan Kamang Magek (KPA 112), Kecamatan Palembayan
(KPA 113), Kecamatan Palupuah (KPA 114), Kecamatan Malalak (KPA 115).
Karakterisasi morfologi dilaksanakan berdasarkan pengamatan secara
kuantitatif terhadap tinggi tanaman, warna tepi tangkai daun, keadaan tepi tangkai
daun, ketegakkan daun, bentuk pangkal daun, bercak pada pangkal tangkai daun,
warna bercak tangkai daun, warna permukaan daun atas, warna permukaan daun
bawah, tipe kanal, warna kulit batang, permukaan batang, bercak pada batang
semu, untuk batang langsung diamati di lapangan. Sedangkan pengamatan secara
kuantitatif antara laina: lingkar bonggol batang, lebar daun, panjang tangkai daun,
panjang sayap daun, lebar sayap daun, berat per buah, dan panjang per buah.
Hasil pengamatan diberi skoring, yang disajikan pada Lampiran 2 (Sahrawat,
Sharma, dan Singhrot, 2004).
Pengamatan data dilakukan dengan pengumpulan data terhadap sampel dengan
melihat tabel penelitian/karakterisasi morfologi dan mengacu kepada Tjitrosoepomo
(1994) dan IPGRI, 1996.
Karakterisasi morfologi yang dideskripsikan berdasarkan survey
dilapangan, terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diberi
skoring dan kuantitatif diberi skoring berdasarkan ukuran tertentu. Data
karaktersiasi dianalisis menggunakan PC program Numerical Taxanomy System
(NTsys Versi. 2.2) dengan menggunakan program/metode Unweighted
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfologi Batang
Karakterisasi morfologi batang dari 20 jenis tanaman pisang menunjukkan
variasi. Hasil identifikasi karakterisasi morfologi batang tersebut disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Karakterisasi morfologi batang pisang
No Sampel Warna Batang
1 Pisang rotan Merah Kehijauan
(5RG 6/2)
Merah (10R 6/2) 86
2 Pisang gadang (Musa paradisiaca Robusta)
Kuning Kehijauan (5GY
7/2)
Merah (10R 6/2) 77
3 Pisang jantan (Musa paradisiaca Sapientum)
Kuning (5Y 6/4) Coklat (5YR 6/4) 73
4 Pisang raja sereh (Musa paradisiaca Silk) Kuning Kehijauan (5GY
8 Pisang tinalun Merah Kehijauan
(5RG 6/2)
Merah (10R 6/2) 115
9 Pisang sirandah bt tinggi (Musa acuminata, Dwafr cavendish)
12 Pisang pinang Merah Kehijauan
(5RG 6/2)
Coklat (5YR 6/4) 82
13 Pisang telur Merah Kehijauan
(5RG 6/2)
7/2) 19 Pisang timbago (Musa velutina) Merah Muda
Keunguan (5RP 6/2)
Merah (10R 6/2) 85
20 Pisang raja (Musa textila, Grindy) Merah (10R 6/2) Merah (10R 6/2) 75
Tabel 1 terlihat adanya variasi terhadap warna batang semu
masing-masing jenis pisang. Pengamatan dilakukkan dengan menggunakan Color Chart
ini secara garis besar menghasilkan 6 macam warna batang semu, pisang jantan
termasuk kedalam warna batang semu berwarna kuning (5Y 6/4), pisang gadang,
pisang raja sereh, pisang manis, pisang lidi, pisang manis rao, dan pisang pulut
termasukberwarna kuning kehijauan (5GY 7/2), pisang rotan, pisang tinalun,
pisang sirandah batang tinggi, pisang pinang, dan pisang telur berwarna merah
kehijauan (5RG 6/2), pisang batu, pisang mundam, pisang keling, dan pisang
siraok yang berwarna hijau (5G 7/4), pisang raja, dan pisang susuberwarna merah
(10R 6/2), pisang sirandah batang rendah dan pisang timbago berwarna merah
muda keunguan (5RP 6/2). Hasil dari penelitian Kusumawati dan Syukriani
(2008), terdapat empat jenis warna batang semu, yaitu: merah, kuning kemerahan,
kuning, dan hijau di Kecamatan IV Koto.
(a) ( b) (c) (d) (e) (f)
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 10
Gambar 1 menunjukkan variasi warna batang semu dari 20 jenis pisang
yang dilakukan identifikasi, secara garis besar terdapat 6 warna batang semu
pisang. Hal ini sesuai dengan pernyataan IPGRI (1996), warna batang semu jenis
pisang terdapat 6 warna batang semu.
Pengamatan terhadap warna bercak pada batang semu yang telah
dilakukan survey memiliki 3 variasi, yaitu pisang rotan, pisang gadang, pisang
raja, pisang tinalun, pisang siraok, pisang sirandah batang rendah, pisang timbago
berwarna merah, pisang telur berwarna keunguan, pisang jantan, pisang raja sereh,
pisang batu, pisang manis, pisang lidi, pisang sirandah batang tinggi, pisang manis
rao, pisang pinang, pisang mundam, pisang susu, pisang keling, dan pisang pulut
dan termasuk kedalam warna coklat. Hal ini sesuai dengan IPGRI (1996), dimana
warna bercak pada batang semu pisang memiliki tiga warna bercak.
(a) (b) (c)
Gambar 2. Warna bercak pada batang semu dari semua jenis pisang: (a) merah, (b) keunguan, (c) coklat. (Sumber : doc. Mezi:2013).
Pengamatan terhadap lingkar bonggol menunjukkan adanya variasi dari 20
jenis pisang, lingkar bonggol batang terbesar adalah pisang batu yaitu 110 cm,
sedangkan lingkar bonggol yang paling kecil adalah pisang lidi yaitu sebesar 60
cm.
Pengamatan terhadap karakter morfologi daun pisang meliputi ketegakkan
daun, warna tepi pelepah daun, bentuk tepi pelepah daun, bentuk pangkal daun,
tipe kanal, bercak pada pangkal pelepah daun, warna bercak pelepah daun, warna
permukaan atas daun, warna permukaan bawah daun, lebar daun, panjang tangkai
daun, panjang sayap daun, dan lebar sayap daun. Hasil pengamatan dan
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang
Menengah Hitam Bersayap dan menjepit batang Satu sisi membulat
Coklat tua Hijau Hijau sedang
2 Pisang gadang
Menengah Hitam Bersayap dan tidak menjepit batang Runcing dua sisinya
Menengah Hijau Bersayap dan menjepit batang Satu sisi membulat
Bersayap dan tidak menjepit batang Satu sisi membulat
Bersayap dan bergelombang Runcing dua sisinya
Coklat Hijau Hijau sedang
Runcing dua
Keterangan: KD (ketegakan daun), WTPD (warna tepi pelepah daun), KTPD (keadaan tepi pelepah daun), BPD (bentuk pangkal daun), TK (tipe kanal), BPPPD (bercak pada pangkal pelepah daun), WBPD (warna bercak pelepah daun), WPAD (warna permukaan atas daun), WPBD (warna permukaan bawah daun).
sirandah bt tinggi
keunguan kedaunya tepi tegak kecil man
11 Pisang manih rao
Menengah Merah muda keunguan
Bersayap dan tidak menjepit batang Membulat keduanya
Menengah Hijau Bersayap dan tidak menjepit batang Membulat keduanya
Lurus dengan tepi tegak
Bercak kecil
Coklat Hijau Hijau sedang
13 Pisang pinang
Menengah Merah muda keunguan
Bersayap dan tidak menjepit batang Satu sisi membulat
Bersayap dan bergelombang Satu sisi membulat
Tegak Hijau Bersayap dan menjepit batang Membulat
keduanya
Coklat Hijau Hijau sedang
16 Pisang
Menengah Hijau Bersayap dan tidak menjepit batang Membulat keduanya
Menengah Hijau Bersayap dan tidak menjepit batang Membulat keduanya
Terbuka dengan tepi tegak
Bercak kecil
Coklat Hijau Hijau sedang
19 Pisang pulut
Menengah Hitam Bersayap dan menjepit batang Runcing dua sisinya
Tepi menutup Bercak kecil
Coklat tua Hijau Hijau sedang
20 Pisang timbago
Menengah Merah muda keunguan
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Tabel 2 menunjukkan bentuk tepi pangkal daun (petiolus) pisang, secara
umum memperlihatkan ada 3 variasi, dilihat dari bentuk tepi pangkal pelepah
daun pisang. Variasi yang ada bila dikaitkan dengan jenis pisang yang ada, tepi
pelepah daun menjepit batang adalah pisang rotan, pisang jantan, pisang manih
rao, pisang mundam, pisang susu, dan pisang pulut, yang termasuk ke dalam tipe
tidak menjepit batang adalah pisang gadang, pisang raja, pisang raja sereh, pisang
batu, pisang lidi, pisang tinalun, pisang sirandah batang tinggi, pisang sirandah
batang tinggi, pisang manis rao, pisang siraok, pisang pinang, pisang sirandah
batang rendah, pisang keling, dan pisang timbago, yang termasuk ke dalam tipe
bergelombang adalah pisang manis, dan pisang telur. Hal ini sesuai dengan
IPGRI (1996), dimana bentuk dari tepi pelepah daun pisang terdapat tiga bentuk
tepi pangkal pelepah daun.
(a) (b) (c)
Gambar 3: Bentuk tepi pelepah daun dari semua jenis pisang yaitu: (a) bersayap dan menjepit batang, (b) bersayap dan tidak menjepit batang, (c) bersayap dan bergelombang. (Sumber : dok. Mezi:2013)
Warna tepi pelepah daun pisang di Kabupaten Agam juga terdapat variasi.
Hasil survey yang telah dilakukan terhadap 20 jenis pisang, pisang jantan, pisang
batu, pisang siraok, pisang mundam, pisang sirandah batang rendah, pisang
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 16
3/2), pisang rotan, pisang gadang, dan pisang pulut yang termasuk kedalam warna
hitam (N1), pisang raja, pisang raja sereh, pisang manis, pisang lidi, pisang
tinalun, pisang sirandah batang tinggi, pisang manis rao, pisang pinang, pisang
telur, pisang susu, dan pisang timbago termasuk kedalam warna merah muda
keunguan (5RP 6/2). Warna tepi tangkai daun dari IPGRI (1996) juga terdapat
tiga warna tepi pelepah daun.
Warna tepi pelepah daun pisang yang telah diidentifikasi dari 20 jenis
pisang, yang secara garis besar terdapat 3 variasi dari warna tepi pelepah daun
seperti disajikan pada Gambar 4.
(a) (b (c)
Gambar 4: Warna tepi pelepah daun dari semua jenis pisang: (a) hijau, (b) hitam, dan (c) merah muda keunguan. (Sumber : dok. Mezi:2013).
Bentuk pangkal daun yang telah diamati pada 20 jenis pisang terdapat 3
variasi, pisang batu, pisang tinalun, pisang sirandah batang tinggi, pisang manih
rao, pisang siraok, pisang pinang, pisang mundam, pisang sirandah batang rendah,
dan pisang keling yang termasuk kedalam bentuk pangkal daun yang membulat
keduanya, pisang rotan, pisang jantan, pisang raja sereh, pisang manis, dan pisang
telur yang termasuk kedalam bentuk daun satu sisi membulat, pisang gadang,
termasuk kedalam bentuk pangkal daun yang runcing dua sisinya. Pendapat
IPGRI (1996), bahwa bentuk pangkal daun dari tanaman pisang terdapat 3 variasi.
Hasil pengamatan bentuk pangkal daun dari semua jenis pisang yang telah
diidentifikasi terdapat 3 variasi yang disajikan pada Gambar 5:
Gambar 5: Bentuk pangkal daun dari semua jenis pisang: yaitu (a) membulat keduanya, (b) satu sisi membulat, dan (c) bentuk pangkal daun yang meruncing dua sisinya. (Sumber : dok. Mezi:2013).
Hasil pengamatan untuk tipe kanal tanaman pisang dari 20 jenis pisang
terdapat 4 kelompok besar. Gambar 6 menunjukan variasi bentuk tipe kanal,
pisang rotan, pisang talua, pisang mundam, pisang sirandah batang rendah yang
termasuk kedalam tipe terbuka dengan tepi yang melebar kesamping, pisang
jantan, pisang gadang, pisang sirandah batang tinggi, dan pisang keling termasuk
kedalam tipe terbuka dengan tepi yang tegak, pisang raja sereh, pisang manis,
pisang lidi, pisang tinalun, pisang manis rao, pisang siraok, pisang pinang, pisang
susu, dan pisang timbago yang termasuk kedalam tipe lurus dengan tepi tegak,
pisang raja, pisang batu, dan pisang pulut dengan tipe tepi menutup. Menurut
IPGRI (1996), tipe kanal dari jenis tanaman pisang memliki 5 variasi, yaitu:
terbuka dengan tepi yang melebar kesamping, terbuka dengan tepi yang melebar
dan tegak, lurus dengan tepi yang tegak, tepi menutup, dan tepi saling menutup.
( a
( a
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 18
Tipe kanal yang ada di Kabupaten Agam terdapat 4 tipe kanal dari 20 jenis pisang
yang telah dilakukan survey dan disajikan pada Gambar 6.
(a) (b) (c) (d)
Gambar 6: Tipe kanal pisang : (a) terbuka dengan tepi yang melebar kesamping, (b) terbuka dengan tepi yang tegak, (c) lurus dengan tepi yang tegak, dan (d) tepi menutup. (Sumber : dok. Mezi:2013).
Pengamatan terhadap bercak pada pangkal pelepah daun hanya terdapat 2
variasi. Pisang yang telah dilakukan survey memiliki 2 bercak pada pangkal
pelepah daun dari 20 jenis pisang, yaitu bercak besar dan bercak kecil seperti
Gambar 7, pisang rotan, pisang jantan, pisang gadang, pisang lidi, pisang tinalun,
pisang sirandah batang rendah, pisang manis rao, pisang pinang, pisang telur,
pisang mundam, pisang susu, pisang sirandah batang rendah, dan pisang timbago
jenis pisang yang memiliki bercak besar, sedangkan pisang raja, pisang raja sereh,
pisang batu, pisang manis, pisang siraok, pisang keling, dan pisang pulut memiliki
bercak kecil. Menurut IPGRI (1996), bercak pada pangkal pelepah daun pisang
terdapat 3 bentuk, yaitu: bercak besar, bercak kecil, dan tidak memiliki bercak.
Hasil penelitian terdapat 2 jenis bercak yang ada di Kabupaten Agam, yaitu
(a) (b)
Gambar 7. Bercak pada pangkal pelepah daun dari semua jenis pisang, yaitu (a) bercak besar dan (b) bercak kecil. (Sumber : dok. Mezi:2013). Warna bercak pada pelepah daun memiliki 3 variasi yang berbeda, yaitu
pisang raja sereh, pisang batu, pisang manis, pisang manis rao, pisang siraok,
pisang mundam, pisang keling warna yang termasuk kedalam warna coklat,
pisang rotan, pisang jantan, pisang gadang, pisang raja, pisang susu, dan pisang
pulut yang termasuk kedalam warna colat tua, pisang lidi, pisang tinalun, pisang
sirandah batang tinggi, pisang pinang, pisang telur, pisang sirandah batang rendah,
pisang timbago termasuk kedalam warna coklat kehitaman. Hal ini sesuai dengan
IPGRI (1996), warna bercak pada pelepah daun memiliki 3 variasi yang berbeda,
yaitu: coklat, coklat tua, dan coklat kehitaman, dan hasil identifikasi dari 20 jenis
pisang disajikan pada Gambar 8.
(a) (b) (c)
Gambar 8. Warna bercak pada pelepah daun dari semua jenis pisang: (a) coklat, (b) coklat tua, dan (c) coklat kehitaman. (Sumber : dok. Mezi:2013).
Warna permukaan atas daun juga memiliki perbedaan, walaupun tidak
terdapat variasi yang jelas, diantaranya: jenis pisang yang termasuk kedalam
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 20
warna hijau sedang (10G 4/2) adalah pisang jantan, pisang manis, pisang lidi,
pisang manis rao, pisang timbago/pisang merah, dan yang termasuk kedalam
warna hijau (5 GY 4/4) adalah pisang rotan, pisang raja, pisang raja sereh, pisang
batu, pisang tinalun, pisang sirandah batang tinggi, pisang siraok, pisang pinang,
pisang telur, pisang mundam, pisang susu, pisang sirandah batang rendah, pisang
keling, dan pisang pulut. Hasil pengamatan disajikan pada Gambar 9.
(a) (b) (c)
Gambar 9: Warna permukaan atas daun pisang yaitu: hijau kekuningan (a), hijau sedang (b), dan hijau (c). (Sumber : dok. Mezi:2013)
Warna permukaan bawah daun pisang juga tidak terdapat warna yang
begitu bervariasi, jenis pisang yang memiliki warna daun permukaan daun hijau
kekuningan (5GY 7/2) adalah pisang jantan, pisang gadang, pisang raja, pisang
raja sereh, pisang manis, pisang tinalun, pisang manis rao, dan pisang timbago,
pisang yang warna permukaan bawah daun berwarna hijau sedang (5 GY ¾)
adalah pisang rotan, pisang batu, pisang lidi, pisang sirandah batang tinggi, pisang
siraok, pisang pinang, pisang mundam, pisang susu, pisang sirandah batang
rendah, pisang keling, pisang pulut, dan yang berwarna merah keunguan (5RP
6/2) adalah pisang telur.
Warna permukaan daun tidak terdapat warna yang begitu bervariasi.
Warna daun pada umumnya berwarna hijau, dengan tingkat yang berbeda.
Pendapat Tjitrosoepomo (2001) warna daun suatu jenis tumbuhan dapat berubah
persediaan air dan makanan serta penyinaran. Begitu juga dengan hasil dari
penelitian Kusumawati dan Syukriani (2008) bahwa tidak terdapat warna yang
begitu bervariasi. Hasil pengamatan disajikan pada Gambar 10.
(a) (b) (c)
Gambar 10. Warna permukaan bawah daun pisang: hijau kekuningan (a), hijau sedang (b), dan merah keunguan (c). (Sumber : dok. Mezi:2013).
Tabel 3. Berat dan panjang buah beberapa jenis pisang di Kabupaten Agam
No Sampel Berat per
Buah (g)
Panjang per Buah (cm)
1 Pisang rotan 90 6
2 Pisang gadang (Musa paradisiaca Robusta) 130 16
3 Pisang jantan (Musa paradisiaca Sapientum) 95 9
4 Pisang raja (Musa textila, Grindy) 90 12
5 Pisang raja sereh (Musa paradisiaca Silk) 120 14,5
6 Pisang manis 80 14
7 Pisang batu (Musa brachycarpa Back) 75 7
8 Pisang lidi 16 14,5
9 Pisang tinalun 95 16
10 Pisang sirandah bt tinggi (Musa acuminata, Dwafr cavendish) 145 13
11 Pisang manis rao 60 9
12 Pisang siraok 75 9
13 Pisang pinang 65 9
14 Pisang telur 55 8
15 Pisang mundam 80 14
16 Pisang susu 45 11
17 Pisang sirandah bt rendah (Musa acuminata, Dwafr cavendish)
115 16
18 Pisang keling (Musa paradisiaca Colla) 70 15,5
19 Pisang pulut 80 13,5
20 Pisang timbago (Musa velutina) 75 11
Tabel 3 menunjukkan pengukuran dan berat buah pisang yang telah
dilakukan survey melihatkan variasi yang tinggi, pengukuran berat per buah
pisang yang memiliki buah yang paling berat adalah pisang sirandah batang tinggi
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 22
pisang lidi yaitu hanya 16 g. Untuk pengukuran panjang per buah yang memiliki
buah paling panjang diantara 20 jenis pisang adalah pisang keling yaitu 15,5 cm,
sedangkan buah pisang yang paling pendek adalah pisang rotan yaitu hanya 6 cm.
Tabel 4. Pengukuran daun tanaman pisang di Kabupaten Agam
Jenis Pisang
pernyataan Tjitrosoepomo (2001) dimana bentuk dan ukuran tangkai daun sangat
berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan
bentuknya dapat berbeda-beda.
Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan. Tanaman pisang
Produktivitas yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah
datar pada ketinggian dibawah 500 m dpl (Cahyono, 2002). Tanaman pisang
umumnya tumbuh dan berproduksi secara optimal di daerah yang memiliki
ketinggian antara 400-600 m dpl. Di dataran tinggi umur tanaman pisang dapat
berubah menjadi lama masa panennya dan kulitnya tebal.
Ketinggian tempat mempengaruhi jenis organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menyebabkan kondisi fisik dan
kimia yang berbeda. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah
tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah
tersebut lebih panas. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu dan intensitas
cahaya di tempat tersebut juga akan semakin berkurang (Goldsworthy dan Fisher,
1992).
Faktor lainnya adalah persilangan antara dua individu makhluk hidup,
keturunan dari hasil persilangan memiliki susunan perangkat gen dari dua induk
tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat aadaptasi atau
penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, faktor lingkungan juga turut
mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu disamping ditentukan
oleh faktor genetiknya (genotip).
Variasi genetik dapat terjadi karena perkawinan secara acak, mutasi alam,
dan mutasi buatan atau karena adanya faktor lingkungan berubah maka akan
terjadi perubahan di fenotip. Keanekaragaman pisang yang berasal dari mutasi
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 24
dilihat dari adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran individu-individu dalam
satu jenis (IPGRI 1996).
Hubungan Kekerabatan
Hasil analisis kekerabatan dengan menggunakan PC program Numerical
Taxanomy System (NTsys Versi. 2.2) dengan menggunakan program/metode
Unweighted Pair-Group Method Arithmatic (UPGMA), disajikan pada Gambar
24.
Setelah dilakukan analisis kekerabatan dengan menggunakan program
Unweighted Pair-Group Method Arithmatic (UPGMA), maka didapat dendogram
seperti disajikan pada Gambar 11.
Pisang rotan Pisang mundam Pisang pulut Pisang jantan Pisang raja Pisang gadang Pisang raja sereh Pisang batu Pisang tinalun
Pisang sirandah bt tinggi Pisang timbago
Pisang lidi
Pisang siraok Pisang susu Pisang manis Pisang keeling Pisang manis rao Pisang telur
Pisang sirandah bt rendah Pisang pinang
Untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson
tumbuhan dapat dilakukan dengan menentukan kesamaan antara takson tumbuhan
dan menggunakan sifat-sifat morfologi, karena sifat morfologis dapat digunakan
untuk pengenalan dan penggambaran keberadaan tingkat jenis. Jenis-jenis yang
berkerabat dekat mempunyai banyak persamaan antara satu jenis dengan yang
lainnya (Sasmita, 2006).
Pada Gambar 11 dapat dilihat hubungan kekerabatan masing-masing jenis
tanaman pisang. Pada klasifikasi ini akan ada penggabungan jenis tanaman yang
telah diidentifikasi dan terdapat 4 kelompok besar berdasarkan 12 kaarakter
morfologis yang diamati. Kelompok pertama terdiri dari pisang pinang dan
pisang sirandah batang rendah, kelompok kedua terdiri dari pisang talua, pisang
manih rao, pisang keling dan pisang manis, kelompok ketiga terdiri dari pisang
susu, pisang siraok, pisang lidi, pisang timbago, pisang sirandah batang tinggi,
pisang tinalun, pisang batu, dan pisang raja sereh, kelompok keempat terdiri dari
pisang gadang, pisang raja, pisang pulut, pisang mundam, dan pisang rotan.
Berdasarkan analisis kekerabatan, pada tingkat koefisien 0,84 terdapat 5 sampel
yang terdiri dari pisang lidi (8), pisang siraok (13), pisang manis (6), pisang keling
(18), dan pisang manis rao (12), pada koefisien 0,76 terdapat 4 sampel yaitu
pisang rajo sarai (5), pisang batu (7), pisang tinalun (8), dan pisang sirandah
batang rendah, pada koefisien 0,63 dengan tingkat kemiripan 71% terdapat 2
sampel yaitu pisang sirandah batang rendah (11), dan pisang timbago (20), pada
tingkat kemiripan 67 % terdapat 2 sampel yaitu pisang siraok (13), dan pisang
susu (17), dan pada tingkat kemiripan 64 % terdapat 3 sampel yaitu pisang keling
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 26
Koefisien 0,49 dengan tingkat kemiripan 61 % terdapat 3 sampel yaitu
pisang timbago/pisang merah (20), pisang lidi (9), dan pisang siraok (13), pada
tingkat kemiripan 59 % terdapat 7 sampel yaitu pisang rotan (1), pisang manis (6),
pisang pulut (19), pisang jantan (3), pisang raja (4), pisang sirandah batang tinggi
(10), dan pisang pinang (14), pada tingkat kemiripan 49 % terdapat 3 sampel yaitu
pisang mundam (16), pisang pulut (19), dan pisang jantan.
Koefisien 0,35 dengan tingkat kemiripan 47 % terdapat 4 sampel yaitu
pisang batu (7), pisang tinalun (8), pisang sirandah batang rendah (11), dan pisang
timbago/pisang merah (20), dengan tingkat kemiripan 46 % terdapat 8 sampel
yaitu pisang sirandah batang rendah (11), pisang timbago (20), pisang lidi (9),
pisang siraok (13), pisang susu (17), pisang manis (6), pisang tinalun (8), dan
pisang manis rao (12), dengan tingkat kemiripan 44 % terdapat 3 sampel yaitu
pisang jantan (3), pisang raja (4), dan pisang gadang, dengan tingkat kemiripan 41
% terdapat 9 sampel yaitu pisang raja (4), pisang gadang (2), pisang raja sereh (5),
pisang batu (7), pisang tinalun (8), pisang sirandah batang rendah (11), pisang
timbago (20), pisang lidi (9), dan pisang siraok (13), dan dengan tingkat
kemiripan 35 % terdapat 11 sampel yaitu pisang tinalun (8), pisang sirandah
batang rendah (11), pisang timbago/pisang merah (20), pisang lidi (9), pisang
siraok (13), pisang susu (17), pisang manis (6), pisang keling (18), pisang manis
rao (12), pisang telur (15), dan pisang sirandah batang tinggi.
Hubungan kekerabatan yang paling dekat terdapat pada pisang manis (6)
dengan pisang keling (18) dengan tingkat kemiripannya adalah 92 %, sedangkan
jenis pisang yang memiliki tingkat kekerabatan yang paling jauh adalah pisang
Hubungan kekerabatan pisang dari penelitian Kusumawati dan Syukriani (2008)
yang paling dekat adalah pisang gadang dengan pisang jantan, tingkat
kemiripannya yaitu 93,47 %, yang paling jauh adalah pisang sirandah batang
tinggi dengan pisang kalek, dengan tingkat kemiripannya hanya 53,92 %. Pisang
yang paling banyak dibudidayakan adalah pisang gadang, hampir seluruh petani
menanam pisang gadang karena permintaan terhadap pisang gadang masih tinggi,
disamping itu pisang gadang lebih tahan terhadap penyakit, walaupun ada
beberapa pisang gadang terserang penyakit layu, namun pengurangan jenis pisang
ini karena serangan hama tidak begitu besar.
Suratman et al (2000) dalam Nilasari, Heddy, dan wardiyati (2013)
menyebutkan koefisien keragaman digunakan untuk menduga tingkat perbedaan
antar spesies atau populasi pada karakter-karakter terpilih. Dari hubungan ini
dapat dianalisa, semakin jauh hubungan kekerabatan maka semakin tinggi tingkat
keragaman (nilai koefisien keragaman, 50-75%) dan semakin rendah tingkat
keseragamannya.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis tanaman pisang yang diamati terdapat 20 jenis pisang di Kabupaten
Agam.
2. Hubungan kekerabatan dari 20 jenis pisang di kabupaten Agam, memiliki
tingkat kekerabatan yang berbeda, hubungan kekerabatan dari karakterisasi
morfologi dengan tingkat kemiripan 92 % terdapat pada jenis pisang manis
dengan pisang keling (Musa paradisiaca Colla), sedangkan tingkat
Mezi Radiya Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang 1110005301053 (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Agam
Page 28
paradisiaca Colla) dengan pisang pinang, tingkat kemiripannya hanya 35
%.
Saran
Berdasarkan hasil yang dicapai, perlu dilakukan identifikasi terkait dengan ketahanan terhadap penyakit dari tanaman pisang.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012. Produksi buah-buahan di Indonesia
Cahyono. 2002. Pisang Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. 78 hal
Departemen Pertanian, 2006. Pusat Data dan Informasi Pertanian. http//www.deptan.go.id
Dinas Pertanian dan Hortikultura Sumatera Barat. 2012. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Hortikultura. Sumatera Barat. 145 hal.
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Agam. 2011. Sumatera Barat Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat. Hal 158.
Edison, H. S., A. Sutanto, C. Hermanto, dan D. Harahap. 2001. Karakterisasi beberapa sifat genotype plasma nutfah pisang. Buletin Plasma Nutfah Vol 7 No 2. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Depertemen Pertanian. hal 39-45.
Goldsworthy, P.R. dan N..M. Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropika. Alih bahasa Tohari dari The Physiology of Tropical Field Crop. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.874 hal.
IPGRI-INIBAP/CIRAD. 1996. Descriptor for Banana (Musa paradisiaca L.) sp). http.//www.inibap.org (didownload tanggal 20 maret 2013)
Kalshoven, L. G. E. 2000. Pest of Crops in Indonesia. Direvisi dan ditranslate oleh P. A. Vann der Lann. Ikhtiar Baru, Van Haeve Jakarta.
Nilasari, A.N., Heddy, S., dan Wardiyati, T. 2013. Identifikasi Keragaman Morfologi Daun Mangga (Mangifera indica L.) Pada Tanaman Hasil Persilangan Antara Varietas Arumanis 143 Dengan Podang Urang Umur 2 Tahun. [skripsi] Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.61 hal
Santos, E.A., M.M. Souza, A.P. Viana, AAF. Almeida, JCO. Freitas and PR.
Lawinsky. 2011. Multivariate analysis of morphological charateristics of two species of passion flower with ornamental potential and of hybrids between them. Gen. Mol. Res. 10 (4): 2457-2471.
Sasmita, D. 2006. Identifikasi dan Karakterisasi Morfologi Kuini (Mangifera odorata Griff.). [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang
Sinaga. 2003. Peranan Dan Manfaat Tanaman Pisang. Medan. 78 hal