• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Independensi, Kompetensi, Pengalaman Kerja, Pendidikan, Perbedaan Gender, dan Integritas Auditor terhadap Profesionalisme Auditor Bpk RI Perwakilan Provinsi Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Independensi, Kompetensi, Pengalaman Kerja, Pendidikan, Perbedaan Gender, dan Integritas Auditor terhadap Profesionalisme Auditor Bpk RI Perwakilan Provinsi Jambi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, PENDIDIKAN, PERBEDAAN GENDER, DAN INTEGRITAS AUDITOR

TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

Oleh :

Jimmy Mardi Siregar

Pembimbing : Desmiyati dan Sem Paulus

Faculty Economics of Riau University, Pekanbaru, Indonesia Email : jimmysiregarbm182@gmail.com

The Influences of Independency, Competency, Work Experience, Education, Gender Difference, And Auditor Integrity To the Professionalism of BPK RI’s

Auditors Who Worked In A Auditing Firm Representative Jambi Province ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of the influence of independency, competency, work experience, education, gender difference, and auditors integrity to professionalism of BPK RI’s auditors especially those who are working in auditing firm representative Jambi province. Professional auditor is the auditor who acknowledges its responsibility towards society, the responsibility of the client, the responsibility towards colleagues included to behave respectable, though this is a personal sacrifice. Methods of data collection in this study is a method of questionnaire instruments that are delivered directly to the auditing firm representative Jambi province though the people work who work in community relations. Population in this study is BPK RI’s auditors who worked in a auditing firm representative Jambi province. The entire population to be sampled by the researches. The number of samples used in this study were 33 people who worked in auditing firm representative Jambi province. Methods of analysis is conducted with a multiple regression analysis version 20,00 for windows. The results for testing that has been done. Practical regression F ( F Test ) showed that the auditor’s competency, education, and integrity had a influences toward auditor professionalism. Analysis using the coefficient of determination ( R2 ) found that the contribution of the influence of the independent variable on the dependent variable is 81,3 % while the remaining 18,7% is influenced by other variables not included in this study.

Keywords : Professionalism, Independency, Competency, and Auditors Integrity. PENDAHULUAN

Negara Indonesia ialah Negara yang memililik peraturan perundang – undangan. Salah satu Undang – Undang tersebut mengatur tentang keuangan Negara. Keuangan

Negara tersebut tertera hak dan kewajiban negara. Salah satunya Undang–Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban

(2)

negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Keuangan Negara yang baik ialah keuangan Negara yang memiliki sistem pengelolaan. Sistem pengelolaan keuangan Negara di indonesia diatur pada alinea ke IV Pembukaan Undang–Undang Dasar 1945 dibentuk pemerintahan negara yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang. Pemerintahan tersebut dibentuk oleh hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang yang perlu dikelola dalam suatu pengelolaan keuangan negara.

Kedudukan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) sebagai lembaga yang bebas dan mandiri dipertegas dalam ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (TAP MPR RI) Nomor X/ MPR/2001 tentang pelaksanaan putusan MPR RI oleh lembaga– lembaga tinggi negara pada Sidang Tahunan MPR RI tahun 2001 dan Nomor VI/MPR/2002 tentang laporan pelaksanaan putusan MPR RI lembaga tinggi negara pada sidang tahunan MPR RI tahun 2002.

Auditor dalam melaksanakan proses audit dengan sikap profesionalismenya dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti penelitian Jayanti (2011), menyatakan bahwa profesionalisme dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengalaman. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini, menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh terhadap profesionalisme auditor. Semakin tinggi independensi auditor, maka semakin tinggi profesionalisme auditor tersebut. Hal ini bertolak

belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunasti (2009) yang menyimpulkan bahwa independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme.

Selain independensi, variabel lain yang mempengaruhi profesionalisme adalah kompetensi. Penelitian yang dilakukan oleh Gunasti (2009) dan Anggraini (2011) menyatakan bahwa kompetensi

berpengaruh terhadap

profesionalisme auditor. Penelitian Kurnia (2011) yang menyatakan bahwa kompetensi tidak mempengaruhi profesionalisme auditor. Selain independensi dan kompetensi ada faktor lain yang bisa mempengaruhi profesionalisme auditor yaitu pengalaman. Jayanti (2011) melakukan penelitian pengalaman kerja auditor terhadap profesionalisme yang menyimpulkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengalaman seorang auditor maka profesionalisme semakin rendah.

Pendidikan juga dapat mempengaruhi profesionalisme seorang auditor. Lukman (2012) dan Jayanti (2011) melakukan penelitian tendtan pendidikan auditor terhadap profesionalisme. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa pendidikan

berpengaruh terhadap

profesionalisme auditor. Sedangkan penelitian Ranti (2013) menyimpulkan bahwa pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profesionalisme auditor.

Selain independensi, kompetensi, pengalaman, pendidikan, variabel lain yang mempengaruhi profesionalisme ialah perbedaan gender. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2012) juga

(3)

menyimpulkan bahwa peran gender mempengaruhi profesionalisme seorang auditor. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Fadilla (2010) menyimpukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat profesionalisme seorang auditor berdasarkan perbedaan gender. Tahar (2012) menyimpulkan bahwa diskriminasi gender berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profesionalisme auditor.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Okinawa (2012) ,

yang berjudul “ Pengaruh Penerapan

Etika Profesi terhadap Peningkatan

profesionalisme auditor “. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa etika memiliki pengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor. Sedangkan integritas, objektivitas, independensi, dan kompetensi tidak memiliki pengaruh terhadap profesionalisme auditor

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah : 1) Apakah independensi berpengaruh terhadap profesionalisme auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi? 2) Apakah berpengaruh terhadap profesionalisme auditor BPK RI Pewakilan Provinsi Jambi? 3) Apakah pengalaman kerja

berpengaruh terhadap

profesionalisme auditor BPK RI Perwakilan Provinsi jambi? 4) Apakah pendidikan berpengaruh terhadap profesionalisme auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi? 5) Apakah perbedaan gender

berpengaruh terhadap

profesionalisme auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi? 6) Apakah integritas berpengaruh terhadap profesionalisme auditor BPK RI Perwakilan Provinsi jambi.

Tujuan penelitian ini ialah : 1)

Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh independensi terhadap profesionalisme auditor, 2) Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kompetensi terhadap profesionalisme auditor, 3) Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pengalaman kerja terhadap profesionalisme auditor, 4) Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pendidikan terhadap profesionalisme auditor, 5) untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh perbedaan gender terhadap profesionalisme auditor, 6) Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh integritas terhadap profesionalisme auditor.

TELAAH PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Profesionalisme Auditor

Arens (2011) memberikan pengertian profesionalisme adalah berarti bertanggung jawab untuk berperilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab secara individu dan ketentuan dalam peraturan dan hukum di masyarakat. Seorang akuntan publik dalam hal ini dipercaya dan dapat diandalkan dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Bekerja secara profesional berarti bekerja dengan menggunakan keahlian khusus menurut aturan dan persyaratan profesi. Karena itu setiap pekerjaan yang bersifat profesional, memerlukan suatu sarana berupa standar sebagai pedoman atau pegangan bagi seluruh anggota profesi tersebut.

Oleh karena itu, setiap auditor BPKP diharapkan dapat memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh badan pengawas

(4)

keuangan dan pembangunan (BPKP), agar tidak terjadi hal-hal yang bisa

membuat auditor BPKP

mendiskreditkan profesinya. Independensi

Makna independensi dalam pengertian umum ialah tidak tergantung atau tidak dikendalikan orang lain, bertindak atau berpikir sesuai dengan kehendak hati, bebas dari pengendalian orang lain, Arens (2011).

Arens (2011:74) menyatakan bahwa nilai Auditing sangat bergantung pada persepsi publik akan independensi yang dimiliki auditor. Auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak dapat diduga Memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Independensi dalam audit berarti Mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam pengujian audit, evaluasi atas hasil Pengujian dan penertiban laporan audit.

Kompetensi

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan serta kemampuan yang yang dibutuhkan untuk pekerjaan pekerjaan non rutin, FW Messier at al (2005).

Kompetensi auditor berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan audit secara objektif, cermat, dan seksama. Selain pengetahuan dan pengalaman, kompetensi juga dihubungkan dengan keterampilan saat melakukan audit. Ketiga hal ini harus dijaga agar auditor bisa memberikan jasa profesional. Auditor juga harus bisa menghindarkan diri mereka dari pemberian jasa yang tidak memiliki

nilai kompetensi dan melakukan audit dengan standar teknis dan profesi.

Pengalaman Kerja

Gunasti (2009), menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas ( job ).

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik melalui pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada pola tingkah laku yang lebih tinggi. Dalam pernyataan standar auditing nomor 1 dinyatakan

bahwa “audit harus dilaksanakan

oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan

teknis yang cukup sebagai auditor”.

Pendidikan

Pendidikan menurut IAPI (2011) didefinisikan Sebagai:

1) Keahlian dan keterampilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman atau pengetahuan, pemahaman teoritis, atau praktis dari suatu subjek.

2) Apa yang dikenal dalam bidang tertentu atau secara total fakta, dan informasi atau

3) Kesadaran atau keakraban diperoleh pengalaman fakta atau situasi.

Standar umum auditing mengemukakan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sehingga dalam melakukan auditing diperlukan pendidikan formal. Tingkat pendidikan yang memadai, akan mempermudah

(5)

seorang auditor dalam menjalankan profesinya dengan seefektif dan seefisien mungkin.

Perbedaan Gender

Pengertian gender menurut Mosse (2007) adalah penggolongan gramatikal terhadap kata benda dan kata lain yang berkaitan dengannya yang secara garis besar berhubungan dengan dua jenise kelamin. Istilah gender dalam studi sosial mengacu pada pada perbedaan laki – laki dan perempuan, tanpa konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis.

Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembeda (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat (Mosse, 2007).

Integritas

Menurut Mulyadi (2010), integritas adalah unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk mewujudkan apa yang telah disanggupinya dan diyakini kebenarannya ke dalam kenyataan. Auditor yang berintegritas adalah auditor yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan apa yang telah diyakini kebenarannya tersebut ke dalam kenyataan (Mulyadi, 2010). Integritas merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan auditor dalam berbagai hal, jujur, dan berterus terang batasan kerahasiaan objek pemeriksaan.

Hipotesis

Gambar 1

Model Kerangka Pemikiran

Sumber : Data Olahan, 2016. METODE PENELITIAN

Untuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang aktif bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jambi dengan total 33 auditor. Peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 33 kuisioner sehingga peneliti memiliki 33 responden dan secara keseluruhan menjadi sampel dalam penelitian ini. Alasan menjadikan semua populasi menjadi sampel atau menggunakan metode sensus adalah karena elemen populasi relatif sedikit (Indriantoro dan Supomo, 2011).

Teknik pengumpulan data primer pada penelitian ini dengan cara membagikan kuesioner kepada auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan provinsi Jambi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

Independensi Kompetensi Pengalaman Kerja Pendidikan Perbedaan Gender Integritas Profesionalisme Auditor

(6)

regresi berganda dengan rumus sebagai berikut :

Y= a + b1X1i + b2X2i + b3X3i + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Keterangan: Y =Profesionalisme auditor a = Konstanta b = Koefisien regresi e = Error X1 = Independensi X2 = Kompetensi X3 = Pengalaman kerja X4 = pendidikan X5 = perbedaan gender X6 = Integritas

Definisi Operasional Variabel a. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan sikap auditor untuk melaksanakan audit sesuai dengan pedoman audit, menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam pelaksanaan dan pelaporan auditnya

b. Independensi

Independensi auditor akan diukur melalui 3 gangguan yang dapat menyebabkan independensi auditor BPK terganggu, yaitu dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi.

c. Kompetensi

Kompetensi merupakan proses berkesinambungan antara pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.

d. Pengalaman Kerja

Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerja yang juga akan meningkatkan profesionalitas.

e. Pendidikan

Pendidikan pada penelitian ini merupakan tingkat pendidikan, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, pengembangan teknik dan metode audit, evaluasi pendidikan dan pelatihan.

f. Perbedaan Gender

Gender adalah penggolongan gramatikal terhadap kata benda dan kata lain yang berkaitan dengannya yang secara garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin.

g. Integritas

Auditor yang berintegritas adalah auditor yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan apa yang telah diyakini kebenarannya tersebut ke dalam kenyataan.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Statistic descriptive

Tabel 1 Statistik Deskriptif

Sumber : Data Olahan, 2016. Hasil Uji Validitas Data

Profesionalisme auditor yang diukur dengan menggunakan 20 item pertanyaan seluruhnya dinyatakan valid, Independensi yang diukur dengan menggunakan 7 item pertanyaan seluruhnya dinyatakan valid, Kompetensi auditor yang diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan seluruhnya dinyatakan valid, Pengalaman auditor yang

Model N Min Max Mean Std.

Deviation Y 32 24,00 89,00 75,1563 11,61509 X1 32 15,00 35,00 27,0625 3,28179 X2 32 6,00 24,00 18,5313 2,95105 X3 32 9,00 20,00 15,5938 2,07690 X4 32 12,00 20,00 16,0313 1,67495 X5 32 22,00 64,00 40,3125 9,39608 X6 32 34,00 70,00 56,5625 6,68140 Valid N 32

(7)

diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan seluruhnya dinyatakan valid, Pendidikan auditor yang diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan seluruhnya dinyatakan valid, Perbedaan gender yang diukur dengan menggunakan 19 item pertanyaan seluruhnya dinyatakan valid, Integritas yang diukur dengan menggunakan 14 item pertanyaan seluruhnya dinyatakan valid,

Hasil Uji Reliabilitas

Untuk mengukur uji reliabilitas ini dengan melakukan uji

statistik Cronbach alpha (α)

Tabel 2 Uji Reliabilitas

Sumber : Data Olahan, 2016. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas untuk penelitian ini dilakukan menggunakan statistik Kolmogrof – Smirnov.

Tabel 3 Uji Normalitas Data

Sumber : Data Olahan, 2016. Berdasarkan uji Kolmogorov-smirnov diperoleh nilai signifikansi > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data bebas uji normalitas data. Hasil Uji Multikolinearitas

Dalam mendeteksi apakah ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi, maka dapat digunakan nilai tolerance dan variance inflation Factor (VIF).

Tabel 4

Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics Toleranc e VIF (Constant) Independensi ,300 3,329 Kompetensi ,262 3,810 Pengalaman Auditor ,342 2,926 Pendidikan ,504 1,983 Perbedaan Gender ,596 1,678 Integritas ,378 2,644

Sumber : Data Olahan, 2016. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa VIF tidak lebib dari 10 dan nilai dan nilai – nilai tolerance kurang dari 0,10 maka model tersebut dapat dikatakan bebas dari multikolinieritas,

Hasil Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini, uji autokorelasi di lakukan dengan uji Durbin – Watson (D – W)

Variabel Keterangan

Profesionalisme auditor Reliabel

Independensi Reliabel

Kompetensi Reliabel

Pengalaman auditor Reliabel

Pendidikan Reliabel

Perbedaan gender Reliabel

Integritas Reliabel Model Unstandarized Residual N 32 Normal Parametersa,,b Mean 75,1563 Std.Deviation 4,514 Most Extreme Differences Absolute 0.137 Positive 0,053 Negative -0,137 Kolmogorov-Smirnov Z 0.778 Asym. Sig. (2-tailed) 0,581

(8)

Tabel 5 Uji Autokerelasi

Sumber : Data Olahan, 2016. Diketahui nilai Durbin Watson terletak antara – 2 dan 2 = - 2 < 1,726 < 2. Dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukannya autokorelasi dalam model regresi. Hasil Uji Hetereskedastisitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas

Sunber : Data Olahan, 2016.

Dari grafik scatterplot di atas terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak serta penyebarannya terletak di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis

Berikut adalah hasil analisis regresi berganda yang diolah dengan program SPSS.

Tabel 6

Hasil Analisis Regresi Model Unstandardized coefficients T Sig

B Std. Error Constan IX1 X2 X3 X4 X5 X6 -10,897 0,809 1,662 0,476 -0,293 -0,071 0,592 16,103 0,502 0,597 0,744 0,759 0,124 0,220 -0,677 1,612 2,784 0,641 2,386 -0,574 2,695 0,505 0,120 0,010 0,527 0,013 0,571 0,012 Sumber : Data Olahan, 2016.

Dari hasil uji regresi tersebut, persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Y= 10,897 + 0,809X1+ 1,662X2 + 0,476X3+ 0,293X4+ 0,071X5 + 0,592X6 + e

Diketahui nilai t tabel pada taraf signifikansi 5 % ( 2 – tailed ) dengan persamaan berikut :

t tabel = n – k – 1 : alpha/2 = 32 – 6 – 1 : 0,05/2 = 25 : 0,025 = 1,000 Keterangan : n : jumlah

k : jumlah variabel bebas 1 : konstan

Pengaruh Independensi Auditor Terhadap profesionalisme Auditor

Dari hasil perhitungan SPSS tidak 20,0 for windows, diperoleh nilai hitung thitung 1,612 < ttabel 2,057, ttabel ( α = 0,05 dan df = 78 ). Dan signifikansi sebesar 0,120 lebih

besar dari α = 0,05.

Dari data tersebut dapat disimpulkan, independensi auditor tidak berpengaruh terhadap profesionalisme, sehingga hipotesis satu ditolak. Artinya semakin tinggi independensi auditor tidak akan membuat profesionalismenya semakin tinggi atau independensi yang dimiliki seorang auditor tidak menjadi jaminan membuat profesionalismenya semakin tinggi, Model Durbin-Watson

(9)

Pengaruh Kompetensi Terhadap Profesionalisme Auditor

Dari hasil perhitungan SPSS 20,0 for windows, diperoleh nilai thitung 2,784 > ttabel 2,057, ttabel (

α = 0,05 dan df = 30 ) dan

signifikansi sebesar 0,010 lebih kecil

dari α = 0,05. Dari data tersebut bisa

disimpulkan bahwa kompetensi

berpengaruh terhadap

profesionalisme auditor, sehingga hipotesis 2 diterima.

Hal ini disebabkan karena kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan – pekerjaan non – rutin, IAI 2011.

Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Profesionalisme Auditor Dari hasil perhitungan SPSS 20,0 for window diperoleh nilai thitung 0,641 < ttabel 2,057, ttabel (

α = 0,05 dan df = 30 ) dan

signifikansi sebesar 0,527 lebih besar

dari α = 0,05. Dari data tersebut,

dapat disimpulkan bahwa Pengalaman auditor tidak

berpengaruh terhadap

profesionalisme auditor.

Artinya Semakin tinggi pengalaman auditor tidak membuat profeionalisme auditor tersebut semakin tinggi. Hal ini juga disebabkan karena auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa keuangan Perwakilan provinsi Jambi memiliki masa kerja yang belum terlalu lama.

Pengaruh Pendidikan Terhadap Profesionalisme Auditor

Dari hasil perhitungan SPSS 20,0 for window, diperoleh nilai thitung 2,386 > ttabel 2,057, ttabel

(α = 0,05 dan df = 30 ) dan

signifikansi sebesar 0,013 lebih kecil

dari α = 0,05.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan

berpengaruh terhadap

profesionalisme auditor. Dengan kata lain, semakin tinggi pendidikan

auditor akan membuat

profesionalisme auditor semakin tinggi.

Pengaruh perbedaan gender terhadap profesionalisme auditor

Hasil perhitungan SPSS 20,0 for windows, diperoleh nilai t hitung

0,574 < ttabel 2,057, ttabel ( α = 0,05

dan df = 30 ) dan signifikansi

sebesar 0,571 lebih besar dari α =

0,05.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan gender tidak berpengaruh terhadap profesionalisme auditor. Dengan kata lain, semakin tinggi perbedaan gender tidak akan membuat profesionalisme auditor semakin tinggi.

Paham feminisme bisa menjadi alasan kuat perbedaan gender tidak mempengaruhi profesionalisme. Feminisme adalah suatu paham yang mengatakan bahwa laki – laki dan perempuan adalah sama. Salah satu paham feminisme yang terkenal adalah paham feminisme liberal. Feminisme liberal berpandangan bahwa kaum perempuan harus mempersiapkan dirinya untuk dapat mensejajarkan kedudukannya dengan laki – laki dengan cara mengambil berbagai kesempatan yang menguntungkan serta mengenyam pendidikan.

Pengaruh Integritas terhadap profesionalisme auditor

hasil perhitungan SPSS 20,00 for windows, diperoleh nilai thitung

(10)

2,695 > t tabel 2,057, t tabel ( α =

0,05 dan df = 30 ) dan signifikansi

sebesar 0,012 lebih kecil dari α =

0,05.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa integritas

berpengaruh terhadap

profesionalisme auditor. Dengan kata lain, semakin tinggi integritas auditor maka semakin tinggi profesionalisme seorang auditor.

Uji Pengaruh Simultan ( Uji F ) Uji F dilakukan dengan melihat probabilitasnya. Pengujian dengan melihat probabilitas yaitu probabilitasnya lebih kecil dari taraf signifikansi ( 5 % ) maka model diterima.

Besarnya Fhitung atau probabilitas dapat dilihat dalam tabel ANOVA. Berikut adalah hasil uji F yang diolah dengan program SPSS :

Tabel 7 Uji F Model Sum of Squares F Sig. 1 Regression 3550,548 23,420 ,000b Residual 631,670 Total 4182,219

Sumber : Data Olahan, 2016. Dari data hasil pengolahan pada tabel 4.7, diketahui F hitung sebesar 23,43 dengan tingkat signifikansi 0,000. F tabel dapat diperoleh sebagai berikut :

F tabel = n – k – 1 : k = 32 – 6 – 1 : 6 = 25 : 6 = 4,1667 Keterangan : n = jumlah sampel k = jumlah variabel 1 = konstan

Dengan demikian dapat diketahui bahwa F hitung ( 23,42 ) > F tabel ( 4,1667 ) dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya adalah variabel independen secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil uji koefisien Determinase (R2)

Berikut adalah hasil pengolahan koefisien determinasi R2 yang diolah dengan program SPSS.

Tabel 8

Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate 1 ,921a

,849 ,813 5,02661 Sumber : Data Olahan, 2016.

Diketahui nilai adjust R square sebesar 0,813. Artinya adalah bahwa sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 81,3%, sedangkan sisanya sebesar 18,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah di BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi.

2) Kompetensi auditor berpengaruh terhadap profesionalisme auditor. 3) Pengalaman auditor tidak

berpengaruh terhadap profesionalisme auditor.

(11)

4) Pendidikan auditor berpengaruh terhadap profesionalisme auditor. 5) Perbedaan gender auditor tidak

berpengaruh terhadap profesionalisme auditor.

6) Integritas auditor berpengaruh terhadap profesionalisme auditor. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti ajukan adalah :

1) Untuk peneliti selanjutnya mengukur profesionalisme auditor sebaiknya tidak hanya menggunakan persepsi auditor saja, tetapi juga menggunakan persepsi dari pihak – pihak lain. Seperti atasan auditor sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

2) Penelitian selanjutnya dapat memperluas objek penelitian ini dengan menambahkan auditor lainnya. Salah satunya ialah auditor – auditor yang bekerja di KAP ( Kantor Akuntan Publik ). 3) Penelitian selanjutnya perlu

ditambahkan metode wawancara langsung saat pengambilan data untuk menghindari kemungkinan responden tidak objektif dalam pengisian kuesioner. Dan penelitiian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang mempengaruhi profesionalisme auditor. Seperti objektivitas, skeptisme, motivasi auditor, hirarki jabatan, struktur fungsional kecerdasan intelektual dan emosional, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Ni Wayan Devi. 2011. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Akuntan Public Terhadap Profesionalisme

Akuntan Public. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional, Jawa Timur.

Arens, A. 2011. Jasa audit dan assurance pendekatan terpadu (adaptasi Indonesia) Jakarta: Salemba Empat. Fadilla, Cahyaningtyas. 2010.

Perbedaan Tingkat profesionalisme Auditor berdasarkan Gender pada KAP di Kota Malang. Skripsi, Jurusan Akuntansi, FE, UM Gunasti. 2009. Auditors’ experience,

competency, and their independency As the influencial factors in professionalism. Journal of Economics, Business and Accountancy Ventura Volume 13, No. 3, December 2010, pages 253 – 264

Accreditation No.

110/DIKTI/Kep/2009.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba empat : Jakarta.

Indriantoro, Nur dan bambang Supomo. 2011. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama : BPFE Yogyakarta.

Jayanti, A.A Ayu Sinta. 2011. Pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman kerja pada profesionalisme. Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi bali . Skripsi Akuntansi Fakultas

(12)

Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar.

Kurnia Rahayu. 2010. Auditing, Konsep dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu. Lukman, kadir. 2012. Pengaruh

tingkat pendidikan dan pengalaman terhadap profesionalisme auditor pada inspektorat provinsi Gorantalo. Skripsi, Program studi S1 Akuntansi, Fakultas ekonomi dan bisnis, Universitas Gorantalo. Denpasar

Messier, F.W, V.S Glover, dan F.D Prawitt. 2005. Jasa Audit dan Assurance : Suatu Pendekatan Sistematis. Edisi 4 buku 1 dan 2. Salemba empat : Jakarta.

Mosse, Julia Cleves. 2007. Gender dan Pembangunan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Mulyadi. 2010. Auditing. Buku 1 edisi 6. Jakarta : Salemba empat.

Okinawa, Sali. 2012. Pengaruh penerapan etika profesi terhadap peningkatan profesionalisme auditor pada

kantor BPKP Provinsi Sumatera Utara, Skripsi

Jurusan akuntansi

pemerintah, fakultas ekonomi. Universitas negeri Medan, Sematera Utara. Ranti, dwi. 2013. Pengaruh etika,

pendidikan dan pengalaman terhadap profesionalisme auditor internal dengan motovasi sebagai variabel intervening (studi pada inspektorat jendral kementrian perdagangan Republik Indonesia). Skripsi Akuntansi Universitas Islam Negeri, Jakaerta.

Tahar, fahriah. 2012. Pengaruh diskriminasi gender dan pengalaman terhadap profesionalitas auditor. Skripsi Jurusan akuntasni

Fakultas Ekonomi

Universitas Hasanuddin. Makasar.

Undang–Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara

Yanti, Lilik.2012. Pembentukan Self Control Dalam Perspektif Nilai Multikultural”. MUDARISSA, Vol 4. (No. 1). ISSN. 2085. 2061.

Gambar

Tabel 2  Uji Reliabilitas
Gambar 2  Uji Heteroskedastisitas

Referensi

Dokumen terkait

Setelah menganalisa perubahan dan perbandingan ketiga rasio likuiditas dari laporan keuangan dua perusahaan PT Alam Sutera Realty Tbk dan PT Bukit Serpong Damai

Jumlah pintu masuk Indonesia yang besar, seperti: bandara, pelabuhan, batas darat dan perairan, serta garis pantai yang sangat panjang, menjadikan perairan Indonesia

Hasil peneliitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Esni (2005), tentang faktor stres orang tua selama perawatan anak di rumah sakit, didapatkan hasil

Dalam penelitian ini ditemukan empat tema, antara lain pengenalan menyusui sejak dini untuk bayi BBLR, pemberian MPASI dini sebagai alternatif dalam meng- atasi kesulitan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara gravida dengan terjadinya preeklampsia.Apabila dilihat

Koefisien Determinasi (R²) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam

Dalam proses produksi CPO dan kernel akan dihasilkan limbah. Limbah tersebut terdiri dari: 1) Limbah padat yang berupa jajang kosong, serabut, dan cangkang buah kelapa sawit