TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH (Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Disusun oleh :
CANDRA TIKASARI 0900999
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PENERAPAN NILAI DASAR KODE ETIK BPK-RI TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH
(Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)
Oleh Candra Tikasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Candra Tikasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENGARUH PENERAPAN NILAI DASAR KODE ETIK BPK RI TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH
(Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat) Oleh:
Candra Tikasari 0900999
Dosen Pembimbing:
Dr. H. Memen Kustiawan, SE, M.Si, Ak Hj. Alfira Sofia, ST, MM
ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan pengaruh penerapan nilai dasar kode etik BPK RI yang dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme terhadap kinerja auditor pemerintah, sedangkan tujuannya adalah untuk menguji pengaruh penerapan nilai dasar kode etik BPK RI yang dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme terhadap kinerja auditor pemerintah. Metode penelitian ini menggunakan PLS (Partial Least Square), dengan bantuan software
Smart PLS. Variabel laten eksogen yang diteliti yaitu independensi, integritas, dan profesionalisme sedangkan kinerja auditor pemerintah sebagai variabel laten endogen.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan metode sampling jenuh.
Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah secara berurutan 28%, 55,9%, dan 21,8%, sedangkan independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja auditor pemerintah sebesar 99,2 %.
EFFECT OF APPLICATION VALUE CODE BPK GOVERNMENT PERFORMANCE AUDITOR
(Studies On Auditor BPK-RI Representative West Java Province)
By:
Candra Tikasari 0900999
Advisory lector:
Dr. H. Memen Kustiawan, SE, M.Si, Ak Hj. Alfira Sofia, ST, MM
ABSTRACT
This study describes the effect of the application of the basic value of BPK RI code of ethics is seen from the aspect of independence, integrity, and professionalism to the performance of the government auditor, while the goal is to test the effect of the application of the basic value of BPK RI code of ethics is seen from the aspect of independence, integrity, and professionalism to performance of government auditors. This research method using PLS (Partial Least Square), with the help of Smart PLS software. Exogenous latent variables were studied: independence, integrity, and professionalism, while the performance of the government auditors as endogenous latent variables.
The sample used in this study were all BPK auditors Representative of West Java Province by using saturated sampling method.
The results of this study indicate that the independence, integrity, and professionalism affect the performance of the government auditors respectively 28%, 55.9%, and 21.8%, whereas the independence, integrity, and professionalism jointly influence on the performance of the government auditor 99.2%.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Kegunaan Akademis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pemahaman ... 10
2.1.2 Penerapan...10
2.1.3 Nilai Dasar Kode Etik BPK-RI ... 11
2.1.4 Kinerja ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.1 Indikator kinerja auditor ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Independensi ... 14 2.1.5.1 Indikator Independensi auditor .. Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Integritas ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6.1 Indikator Integritas ... Error! Bookmark not defined.
2.1.7 Profesionalisme ... Error! Bookmark not defined.
2.1.7.1 Pengertian Profesionalisme ... Error! Bookmark not defined.
2.1.7.2 Konsep Profesionalisme ... Error! Bookmark not defined.
2.1.7.3 Indikator profesionalisme... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kerangka teoritis ... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Pengembangan Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Definisi Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... Error! Bookmark not defined.
3.2.6 Rancangan Analisis Data Dan Rancangan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
3.2.6.1 Rancangan Analisis Data ... 47
3.2.6.2 Rancangan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.1 BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat Error! Bookmark not defined. 4.1.1.2 Visi BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat Error! Bookmark not defined. 4.1.1.3 Misi BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.4 Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat Error! Bookmark not defined. 4.1.1.5 Dekripsi Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.6 Aktivitas Pemeriksaan BPK RI Perwakilan Jawa Barat .. Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.1 Karakteristik Responden ... .Error! Bookmark not defined. 4.1.2.2 Deskripsi Variabel ... 67
4.1.2.2.1 Deskripsi Variabel Independensi...67
4.1.2.2.2 Deskripsi Variabel Integritas...69
4.1.2.2.3 Deskripsi Variabel Profesionalisme...72
4.1.2.2.4 Deskripsi Variabel Kinerja...74
4.1.3 Analisis Data ... 78
4.1.3.1 Uji Kualitas Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.1.1 Uji validitas dan Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2.1 Menilai Outer Model atau Measurement Model Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2.2 Pengujian Model Struktural (Inner Model) ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.1 Hasil Pengujian Hipotesis 1 ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Hasil Pengujian Hipotesis 2 ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.3 Hasil Pengujian Hipotesis 3 ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.4 Hasil Pengujian hipotesis 4. ... 93
4.2 Pembahasan ... 94
4.2.1 Pembahasan Hasil Hipotesis 1 ... 94
4.2.2 Pembahasan Hasil Hipotesis 2 ... 95
vi
4.2.4Pembahasan Hasil Hipotesis 4 ... 99
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 101
5.2 Saran...102
DAFTAR PUSTAKA...103
LAMPIRAN...106
DAFTAR TABEL Tabel 2.1Hasil Penelitian Terdahulu ...31
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel-variabel...40
Tabel 4.1 Data Kuesioner...62
Tabel 4.2- 4.4 Rekapitulasi Hasil Jawaban Variabel Independensi ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5- 4.8 Rekapitulasi Hasil Jawaban Variabel Integritas .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9- 4.10 Rekapitulasi Hasil Jawaban Variabel Profesionalisme... 73
Tabel 4.11- 4.15 Rekapitulasi Hasil Jawaban Variabel Kinerja ... 75
Tabel 4.16 Result For Outer Loadings Independensi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.17 Cross Loading Independensi...81
Tabel 4.18 Composite Reliability dan AVE Independensi...81
Tabel 4.19 Result For Outer Loadings Integritas ... 82
Tabel 4.20 Cross Loading Integritas ... 83
Tabel 4.21 Composite Reliability dan AVE Integritas ... 83
Tabel 4.22 Result For Outer Loadings Profesionalisme ... 84
Tabel 4.23 Cross Loading Profesionalisme ... 85
Tabel 4.24 Composite Reliability dan AVE Profesionalisme ... 85
Tabel 4.25 Result For Outer Loadings Kinerja ... 86
Tabel 4.26 Cross Loading Kinerja ... 86
Tabel 4.27 Composite Reliability dan AVE Kinerja ... 87 Tabel 4.28 R-Square... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema kerangka Pemikiran...34
Gambar 2.2 Gambar Paradigma Penelitian...35
Gambar 3.1 Hipotesis 1...51
Gambar 3.2 Hipotesis 2...52
Gambar 3.3 Hipotesis 3...53
Gambar 3.4 Hipotesis 4...54
Gambar 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin . Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.5 Measurement Model Independensi ... 80
Gambar 4.6 Measurement Model Integritas ... 82
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) adalah lembaga
tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD
1945, BPK RImerupakan lembaga yang bebas dan mandiri serta dipercaya untuk
dapat mewujudkan good corporate & good governance dengan tugas memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia,
Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola
keuangan Negara. BPK RI dalam melakukan aktifitasnya mengacu pada Peraturan
BPK RI Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan
yang terdiri dari tiga nilai dasar kode etik yaitu Independensi, Integritas, dan
Profesionalisme.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan
Provinsi Jawa Barat merupakan perwakilan BPK RI yang memiliki kewenangan
untuk melakukan kontrol terhadap pengelolaan keuangan pemerintah di Provinsi
Jawa Barat. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan pengawasan
terhadap pengelolaan keuangan dan audit yang dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui apakah pengelolaannya telah memenuhi aspek ekonomis, efisiensi,
Auditor merupakan sebagai ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan semestinya di dukung dengan independensi, kemampuan, kemauan
dan pengalaman kerja yang memadai dalam pemeriksaan, serta ditunjang dengan
sensitivitas etika profesi auditor. Dalam kaitannya sebagai pemeriksa eksternal di
bidang keuangan negara, auditor BPK dalam melaksanakan tugasnya perlu
dilandasi dengan sikap, etika, dan moral yang baik sehingga auditor dapat
menjalankan tugas dan kewajibannya secara objektif. (Anderson dan Ellyson,
1986 dalam penelitian Marthadinata, 2011).
Auditor badan pemeriksaan keuangan (BPK) pada tahun 2010 tengah
mendapat sorotan dari masyarakat banyak yakni seperti kasus yang menimpa
auditor BPK Bagindo Quirono sebagai tersangka. Bagindo Quirono diindikasikan
telah menerima suap dari mantan pejabat Depnakertrans Bahrun Effendi sebesar
Rp 650.000.000 (Kompas.com). Tidak hanya itu adapun ditemukan fenomena
khusus yang terjadi di BPK RI Provinsi jawa barat.
Kasus korupsi yang melibatkan oknum BPK Perwakilan Provinsi Jawa
Barat, terjadi di Kota Bekasi. Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad telah
melakukan korupsi penggunaan dana APBD periode 2010 untuk melakukan
penyuapan demi memperoleh Adipura 2010, untuk kota terbersih. Untuk
mendapatkan Adipura tersebut Wali Kota Bekasi menyuap auditor BPK sebesar
Rp200 juta untuk memperoleh Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI
Perwakilan Jawa Barat (http://korupsi.vivanews.com).
Dengan mumculnya kasus KKN (korupsi,kolusi, dan nepotisme) tersebut,
3
lembaga independen mampu menjaga komitmennya untuk tidak terlibat dalam
KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dengan segala praktiknya seperti
penyalahgunaan wewenang, penyuapan, pemberian uang pelicin, pungutan liar,
kesalahan prosedur, pemberian imbalan atas dasar kolusi dan nepotisme serta
penggunaan uang negara untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Oleh
karenanya, dengan tuntutan tersebut auditor BPK RI mulai meningkatkan
kinerjanya. Hal ini dapat dilihat auditor yang mampu untuk menemukan dan
melaporkan temuan-temuan yang merugikan Negara.
Temuan BPK RI yang menemukan 333 kasus pelanggaran kepatuhan yang
dilakukan oleh 24 institusi keuangan milik Pemerintah Daerah dengan nilai
kerugian sebesar Rp560,41 miliar. Hal tersebut terungkap dalam Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester II/2011 Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam IHPS tersebut,
BPK melakukan pemeriksaan operasional terhadap 18 Bank Pembangunan
Daerah (BPD), lima Bank Perkreditan Rakyat, dan satu Badan Usaha Kredit
Pedesaan milik Pemerintah Daerah. Total temuan pemeriksaan operasional bank
daerah senilai Rp560,41 miliar, merupakan temuan kerugian keuangan
daerah/perusahaan, potensi kerugian keuangan, kekurangan penerimaan,
ketidakhematan, dan ketidakefektifan yang memiliki implikasi nilai rupiah
(bpk.go.id)
Temuan lain terjadi pada Pemkab Cianjur dimana Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) perwakilan Jawa Barat pada tahun 2011
memastikan tentang adanya penyalahgunaan wewenang serta sejumlah
daerah (WKDh) tahun anggaran 2007-2010. Kasus tersebut terjadi karena adanya
korupsi Mamin (Makan Minum)-Gate Pemkab Cianjur senilai Rp 6 miliar lebih.
Dengan tersangka yaitu Mantan Kepala Bagian Keuangan Pemkab Cianjur Edi
Iryana dan Kasubag Rumah Tangga Heri Khaeruman. Tim audit menemukan
beberapa penyimpangan serta pelanggaran mekanisme pencairan dana.
Penyimpangan tersebut diantaranya dibuat atas kondisi tidak sebenarnya, mulai
kuitansi, nota, dan faktur. Ada juga bukti penandatanganan SPK (Surat Perintah
Kerja-red.) fiktif karena uangnya cair tapi pelaksanaannya tidak ada (Pikiran
rakyat online).
Selain itu, temuan penyimpangan terjadi di Pemkab Karawang pada tahun
2012. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat menemukan
sejumlah projek pembangunan di Kabupaten Karawang dalam pelaksanaannya
banyak yang menyimpang dari ketentuan. Serta terdapat nilai sisa lebih
perhitungan anggaran (silpa) yang mencapai Rp 500 miliar hal tersebut bukanlah
sebuah prestasi, namun salah satu bentuk kegagalan dari Pemkab Karawang
dalam merealisasikan pembangunan dan Pemkab Karawang harus
mengembalikan pembayaran yang lebih karena pengerjaannya tidak sesuai spek
itu semuanya ditanggung oleh pihak ketiga sebagai rekanan dari Pemkab (Pikiran
rakyat online).
Sebagai konsekuensi profesional, auditor harus menjunjung tinggi kode
etik profesinya. Dengan memahami dan menerapakan kode etik profesi, maka
pelaksanaan kinerja profesional sesuai dengan tujuan penugasan sehingga kinerja
5
tidak hanya disebabkan oleh tuntutan masyarakat, namun disebabkan juga karena
auditor BPK RI, telah menerapakan kode etik yang mengatur etika profesi mereka
secara baik.
Independensi, integritas dan profesionalisme adalah nilai dasar kode atik
BPK. Kode etik auditor merupakan hal penting yang harus dipegang teguh oleh
seorang auditor. Jika Kode Etik yang mengatur etika profesi auditor tersebut telah
dilaksanakan dengan baik maka dapat dipastikan bahwa kinerja dari seorang
auditor pun akan meningkat.
Penelitian mengenai kode etik pernah dilakukan oleh Tantri febri arini
(2010) mengenai Pengaruh persepsi auditor internal atas kode etik terhadap
kinerja auditor internal pada BPKP perwakilan provinsi daerah istimewa
Yogyakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa Persepsi auditor internal atas kode
etik yang terdiri atas integritas, obyektivitas, kerahasiaan, dan Kompetensi secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor Internal. Secara parsial,
obyektivitas dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor
internal.
Selanjutnya, penelitian tentang kinerja auditor telah dilakukan sebelumnya
oleh Rio Elmansyah (2012) mengenai pengaruh independensi, komitmen
organisasi, Gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance terhadap
kinerja auditor pemerintah di BPK Perwakilan Provinsi Riau yang memberikan
kesimpulan Independensi, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan
pemahaman good governance berpengaruh positif terhadap kinerja auditor
Penelitian mengenai integritas yang dilakukan oleh Annisa rahmatika
salim (2011), mengenai pengaruh pengalaman kerja, independensi,
kompetensi dan integritas terhadap kualitas audit yang memberikan kesimpulan
Pengalaman kerja, Independensi, kompetensi, dan Integritas berpengaruh terhadap
kualitas audit. Selanjutnya penelitian yang berkaitan dengan profesionalisme
auditor pernah dilakukan oleh Abdillah pawitra (2010) mengenai analisis
pengaruh profesionalisme dan etika Profesi terhadap kinerja auditor badan
Pemeriksa keuangan republik Indonesia di Jakarta yang memberikan kesimpulan
Profesionalisme dan etika Profesi secara serempak berpengaruh sangat signifikan
terhadap kinerja auditor BPK, dan Secara parsial variabel profesionalisme
berpengaruh lebih dominan daripada variabel etika Profesi.
Melihat fenomena-fenomena yang terjadi diatas dan penjelasan yang
mendukung, maka dapat dikatakan bahwa kode etik auditor merupakan hal
penting yang harus dipegang teguh dan diterapkan oleh seorang auditor. Jika
Kode Etik yang mengatur etika profesi auditor tersebut telah diterapkan dengan
baik maka dapat dipastikan bahwa kinerja dari seorang auditor pun akan
meningkat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang kinerja
auditor eksternal dari sisi penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari
aspek independensi, integritas, dan profesionalisme melalui studi di BPK
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek
independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK
RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?
2. Apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek
integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI
Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?
3. Apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek
profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?
4. Apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek
independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh terhadap
kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah ingin mengkaji bagaimana interaksi
independensi, integritas, dan profesionalisme terhadap kinerja auditor pemerintah.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI
dilihat dari aspek independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor
2. Untuk mengetahui apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI
dilihat dari aspek integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor
pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?
3. Untuk mengetahui apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI
dilihat dari aspek profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja
auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?
4. Untuk mengetahui apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI
dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme
berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI
Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam
peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan untuk memberikan referensi
pengaruh penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi,
integritas dan profesionalisme auditor terhadap kinerja auditor pemerintah.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi Pemerintah, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan
saran serta dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam
meningkatkan kinerja auditor pemerintah di waktu yang akan datang.
2. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
kode etik yang ada di BPK RI Perwakilan Jawa Barat yang terdiri dari
9
3. Bagi penelitian lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi penelitian selanjutnya untuk lebih mengkaji
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun
pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2006:13) adalah sebagai
berikut : “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan
reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).”
Berdasarkan pernyataan di atas, objek yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah Independensi auditor, Integritas auditor, profesionalisme
auditor, dan kinerja auditor. Penelitian ini dilaksanakan pada BPK-RI
Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Definisi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) variabel Laten
Pengertian variabel Laten menurut Singgih (2011:7) yaitu : “Variabel
Laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung kecuali diukur
37
Variabel laten dapat berfungsi sebagai variabel eksogen maupun
endogen. Variabel eksogen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
independen. Pada model SEM, variabel eksogen ditunjukkan dengan anak
panah yang berasal dari variabel tersebut menuju variabel endogen.
Sedangkan, variabel endogen adalah variabel dependen yang dipengaruhi oleh
variabel independen (eksogen). Pada model SEM, variabel endogen
ditunjukkan dengan adanya anah panah menuju variabel tersebut (Singgih
2011:9)
2) Variabel Manifes
Pengertian variabel Manifes menurut Singgih (2011:7) yaitu :
“Variabel manifes adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan atau
mengukur sebuah variabel laten.
Berikut ini definisi dari masing – masing variabel adalah sebagai berikut :
1. Selain independensi sikap mental dan independensi penampilan, Mautz (1961) dalam penelitian Trisnaningsih (2007) mengemukakan bahwa
independensi auditor juga meliputi independensi praktisi (practitioner
independence) dan independensi profesi (profession independence).
Independensi praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi secara
individual untuk mempertahankan sikap yang wajar atau tidak
memihak dalam perencanaan program, pelaksanaan pekerjaan
verifikasi, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Independensi
profesi berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi
eksogen yang selanjutnya diberi notasi “X1”. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur independensi adalah gangguan pribadi,
gangguan ekstern, dan gangguan organisasi (SPKN BPK RI, 2007)
2. Integritas dapat diartikan pada sikap auditor yang mengharuskan untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan audit. Variabel ini pun termasuk ke dalam
variabel laten eksogen yang selanjutnya diberi notasi “X2”. Alat ukur
yang digunakan untuk mengukur integritas adalah sikap jujur, berani,
bijaksana dan tanggung jawab auditor dalam melaksanakan audit
(Menurut Sukriah (2009) dalam penelitian Ayuningtyas (2012).
3. Profesionalisme dapat diartikan sebagai tanggung jawab individu untuk berperilaku yang lebih baik dari sekedar mematuhi
undang-undang dan peraturan masyarakat yang ada. Variabel ini pun termasuk
ke dalam variabel laten eksogen yang selanjutnya diberi notasi “X3”.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur profesionalisme adalah
Persyaratan pendidikan berkelanjutan, dan persyaratan kemampuan
keahlian pemeriksa (SPKN BPK RI 2007)
4. Kinerja Auditor kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas adalah berkaitan dengan
mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil
kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu
adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan. Variabel ini
39
notasi “Y”. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah
produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas, dan
akuntabilitas (Agus Dwiyanto, 2006 : 50)
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Penjelasan variabel penelitian menurut Sugiyono (2009:59) yaitu :
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi
variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis
dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian
ini terdapat dua variabel.
Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi pemahaman nilai dasar
kode etik BPK RI yang dilihat dari aspek independensi, integritas, dan
profesonalisme. Secara lebih jelas gambaran kedua variabel tersebut dapat
Tabel 3.1
Operasional variabel - variabel
Variabel laten Variabel Manifes Skala
Independensi
(Variabel laten
eksogen)
1. Gangguan Pribadi
2. Gangguan Ektern
3. Gangguan organisasi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Integritas
(Variabel laten
eksogen)
1. jujur
2. berani
3. bijaksana
4. tanggung jawab
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Profesionalisme
(Variabel laten
eksogen)
1. Persyaratan pendidikan
berkelanjutan
2. Persyaratan kemampuan/
keahlian pemeriksa
Ordinal
Ordinal
Kinerja auditor
(Variabel laten
endogen)
1. Produktivitas
2. Kualitas layanan
3. Responsivitas 4. Responsibilitas 5. Akuntabilitas Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala
41
sebagai berikut : Skala pengukuran yang memberikan informasi tentang jumlah
relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu.
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi
berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen
pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi
pernyataan-pernyataan tipe skala likert.
3.2.3 Populasi dan Sampel 1) Populasi
Setiap penelitian tentunya akan dihadapkan dengan populasi karena dari
sanalah data yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian akan diperoleh.
Dengan kata lain populasi merupakan sumber data. Seperti apa yang dikemukakan
oleh Indriantoro dan Supomo (2002: 115) bahwa “populasi adalah sekelompok
orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”.
Sedangkan menurut Sudjana (1997: 6) “populasi adalah totalitas semua nilai yang
mungkin, hasil perhitungan atau pengukuran kualitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan kelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya.”
Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah dalam penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah auditor
pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan jumlah populasi secara
2) Sampel
Menurut Sugiyono (2005:73) menjelaskan mengenai sampel yaitu :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.
Adapun jenis sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling jenuh.
Sampling jenuh menurut Sugiyono adalah sebagai berikut :
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin memuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2008:96)
Berdasarkan pengertian di atas, maka sampel yang penulis ambil adalah
seluruh populasi auditor yang ada di BPK RI Perwakilan Jawa Barat.
3.2.4 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
mendatangi secara langsung ke kantor BPK RI Perwakilan Jawa Barat dan
memberikan kuesioner, yang berisi daftar pertanyaan terstruktur. Responden lalu
memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan opininya.
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya,
terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik
yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur
penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk
43
Teknik pengumpulan data pada Penelitian ini dilakukan dengan penelitian
lapangan. Penelitian lapangan yaitu penelitian secara langsung ke tempat
penelitian dengan maksud memperoleh data primer. Dalam hal ini, data primer
diperoleh melalui kuesioner.
Kuesioner adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Tujuannya untuk mendapatkan data primer yang berisi pertanyaan atau
pernyataan mengenai masalah yang akan diteliti.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pilihan ganda sebagai pilihan
jawaban bagi responden.
Keterangan :
a. Pilihan a untuk pernyataan sangat tidak setuju / sangat tidak
penting
b. Pilihan b untuk pernyataan tidak setuju / tidak penting
c. Pilihan c untuk pernyataan netral
d. Pilihan d untuk pernyataan setuju / penting
e. Pilihan e untuk pernyataan sangat setuju / sangat penting
Dalam penelitian ini, instrumen utama yang akan digunakan untuk
pengumpulan data adalah kuesioner. Prosedur dalam penyusunan kuesioner dan
pengumpulan data sebagai berikut :
1) Langkah-langkah penyusunan angket
a. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket
c. Membuat format kuesioner
d. Membuat petunjuk pengisian
2) Langkah selanjutnya adalah uji coba kuesioner. Uji coba ini dilakukan,
karena kuesioner belum merupakan kuesioner yang valid dan reliabel agar
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati kebenaran.
3.2.5 Instrumen penelitian
Pada suatu penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi,
karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti dan fungsinya sebagai
pembentukan hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data tergantung dari baik
tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Pengujian validitas dan reliabilitas
pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 14.0.
1. Pengujian Validitas
Uji validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument
pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Jika misalkan kita punya
alat ukur meteran, maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu
mengukur jarak suatu titik. Begitu juga misalkan kita menyusun kuesioner
kepuasan pelanggan, maka validitas kuesioner adalah sejauh mana kuesioner
ini mampu mengukur kepuasan pelanggan. Terdapat beberapa jenis validitas:
a. Validitas Konstruksi
Suatu kuesioner yang baik harus dapat mengukur dengan jelas kerangka
dari penelitian yang akan dilakukan. Jika misalkan kita akan mengukur
45
valid jika mampu menjelaskan dan mengukur kerangka konsep kepuasan
pelanggan.
b. Validitas isi
Validitas isi adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau
alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap kerangka konsep.
c. Validitas prediktif
Validitas prediktif adalah kemampuan dari kuesioner dalam memprediksi
perilaku dari konsep.
Untuk melakukan uji validitas, metode yang kita lakukan adalah
dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan atau pernyataan
dengan skor pertanyaan atau pernyataan secara keseluruhan. Tahap-tahap
yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian validitas adalah :
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Jadi
untuk menguji validitas suatu konsep, tahap awal yang harus dilakukan
adalah menjabarkan konsep dalam suatu definisi operasional.
2. Melakukan uji coba pada beberapa responden. Uji coba minimal
dilakukan terhadap 30 orang.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban
dengan skor total dari butir jawaban.
5. Koefisien korelasi buir-butir pertanyaan atau pernyataan ke 1 sampai
masing-masing total pertanyaan atau pernyataan adalah signifikan secara
statistik.
6. Dengan semua butir pertanyaan atau pernyataan yang berkorelasi positif
dengan konsep kepuasan pelanggan, maka kesimpulan yang bisa
diambil adalah bahwa kuesioner kepuasan pelanggan ini memiliki
instrumen yang valid. Uji korelasi yang digunakan adalah Korelasi
Product Moment, dengan syarat minimum suatu item dianggap valid
adalah nilai r ≥ 0,30
2. Pengujian Reliabilitas
Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap
berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Reliabilitas adalah ukuran
yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dengan menggunakan gejala
yang sama dilain kesempatan. Misalkan kita mempunyai kuesioner yang
mengukur kepuasan konsumen, maka hasil kuesioner tersebut akan sama jika
untuk mengukur kepuasan konsumen pada penelitian yang lain.
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Repeated Measure atau pengukuran berulang. Di sini pengukuran
dilakukan berulang-ulang pada waktu yang berbeda, dengan kuesioner
atau pertanyaan atau pernyataan yang sama. Hasil pengukuran dilihat
apakah konsisten dengan pengukuran sebelumnya.
2. One Shot. Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu,
kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan atau pernyataan
47
SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana
suatu kuesioner diaktakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar
dari 0,60.
1.2.6 Rancangan Analisis data dan rancangan pengujian hipotesis 3.2.6.1 Rancangan Analisis data
Rancangan analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Partial
Least Square (PLS). PLS merupakan metode alternatif analisis dengan Structural
Equation Modelling (SEM) yang berbasis variance Secara teknis SEM dibagi
dalam 2 (dua) kelompok yaitu SEM berbasis kovarian yang diwakili oleh LISREL
dan SEM variance atau sering disebut Component Based SEM yang
mempergunakan software SmartPLS dan PLS Graph. Perbedaan utama antara
Covariance Based SEM dan Component Based SEM dengan PLS (yang
selanjutnya akan disebut sebagai Variance based dengan PLS) adalah pada
Covariance Based SEM model yang dianalisis harus dikembangkan berdasarkan
pada teori yang kuat dan bertujuan untuk mengkonfirmasi model dengan data
empirisnya. Sedangkan Variance based dengan PLS lebih menitikberatkan pada
model prediksi sehingga dukungan teori yang kuat tidak begitu menjadi hal
terpenting.
Covariance Based SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang
hubungan kausalitas atau memberikan deskripsi mekanisme hubungan kausalitas
(sebab-akibat). Sedangkan Component Based SEM dengan PLS bertujuan
mencari hubungan linear prediktif antar variabel. Ghozali (2008) mengemukakan
lain : (1) terjadinya improper solution karena adanya nilai variance yang negatif
(Heywood case), (2) factor indeterminacy yang mengakibatkan program tidak
memberikan hasil analisis karena model unidentified, dan (3) Non-covergence
algorithm. Jika hal ini terjadi maka tujuan penelitian diturunkan, tidak lagi
mencari hubungan kausalitas antara variabel menjadi hubungan linear prediktif
optimal.
Selain itu juga pendekatan PLS adalah distribution free (tidak
mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori,
ordinal, interval dan rasio). PLS merupakan metode analisis powerfull karena
tidak didasarkan banyak asumsi, jumlah sampel kecil dan residul distribusi.
Berdasarkan keunggulan tersebut maka penelitian ini menggunakan
Component Based SEM dengan PLS sebagai alat pengolahan dan analisis data.
Berikut ini langkah-langkah menggunakan PLS adalah sebagai berikut :
1. Merancang model struktural atau inner model. Inner model merupakan
model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten atau bisa juga
dikatakan inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten
berdasarkan substantive theory.
2. Merancang model pengukuran atau outer model. Outer model merupakan
model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan
indikatoindikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model
mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel
49
3. Mengkontruksi diagram jalur dari tiap variabelnya.
4. Mengkonversi diagram jalur ke persamaan.
5. Pendugaan parameter yakni:
a. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten
b. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel
laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya
(loading)
c. Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi)
untuk indikator dan variabel laten.
d. Metode estimasi PLS: OLS dengan teknik iterasi.
e. Interaction variable
Pengukuran untuk variabel moderator, dengan teknik : menstandarkan
skor indikator dari variabel laten yang dimoderasi dan yang
memoderasi, kemudian membuat variabel laten interaksi dengan cara
mengalikan nilai standar indikator yang dimoderasi dengan yang
memoderasi.
f. goodness of fit yakni:
1) Outer model refleksif :
a) Convergent validity
Nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, untuk jumlah
b) Discriminant validity
Nilai AVE yang direkomendasikan adalah lebih besar dari 0.50.
Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
AVE = ∑
∑ ∑
c) Composite realibility
Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (ρc)
adalah ≥ 0.6, walaupun bukan merupakan standar absolut. Rumus
ρc adalah sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
2) Outer model formatif :
Outer model formatif dapat dievaluasi berdasarkan pada subtantive
contentnya yaitu dengan melihat signifikansi dari weight.
Sedangkan goodness of fit untuk inner model diukur dengan
menggunkan Q-Square predictive relevance.
Rumus Q-Square :
( )( )
Diman , ... adalah R square variabel endogen dalam
model interperetasi sama dg koefisien determinasi total pada
analisis jalur.
3.2.6.2 Rancangan Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus dibuktikan
51
variable atau lebih. (Masyhuri dan M Zainuddin, 2008:136). Sebelum dilakukan
pengujian hipotesis, maka harus diketahui Hipotesis Nol (Ho) dan Hipostesis
Alternatif (Ha).
Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :
Uji Hipotesis 1 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor
pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Diagram jalur hubungan antara variable-variabel indikator laten Independensi
terhadap Kinerja Auditor disajikan pada gambar 3.1 di bawah ini :
Gambar 3.1
Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :
H0 1:γ1 =0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Independensi
(ξ1 ), tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI
Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Ha 1:γ1≠0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Independensi
(ξ1 ), berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI Perwakilan
[image:34.595.93.529.240.625.2]Uji Hipotesis 2 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah
pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Diagram jalur hubungan antara variable-variabel indikator laten Integritas
terhadap Kinerja Auditor disajikan pada gambar 3.2 di bawah ini :
Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :
H0 2:γ2=0 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Integritas
(ξ2 ), tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI
Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Ha 2: γ2≠0 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Integritas
(ξ2 ), berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI
Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Uji Hipotesis 3 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor
pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Diagram jalur hubungan antara variable-variabel indikator laten profesionalisme
53
Gambar 3.3
Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :
H0 3:γ3=0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek
Profesionalisme (ξ3 ), tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor
(η1) di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Ha 3:γ3=0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek
Profesionalisme (ξ3 ), berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.
Uji Hipotesis 4 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh
terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan
Provinsi Jawa Barat
Diagram jalur hubungan antara variable-variabel indikator laten Independensi,
integritas, dan profesionalisme terhadap Kinerja Auditor disajikan pada gambar
Gambar 3.4
Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :
H0 4:γ= 0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Independensi,
Integritas, Profesionalisme (ξ3 ), tidak berpengaruh secara
bersama-sama terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI Perwakilan Provinsi
Jawa Barat.
Ha 4 :γ4≠0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek
Independensi, Integritas, Profesionalisme (ξ3 ), berpengaruh secara
bersama-sama terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI Perwakilan
55
Keterangan :
= Variabel Laten Eksogen Independensi
= Variabel Laten Eksogen Integritas
= Variabel Laten Eksogen Profesionalisme
= Indikator Independensi
= Indikator Integritas
= Indikator Profesionalisme
= Variabel Laten Endogen
= Indikator Kinerja Auditor
- = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen independensi
– = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen integritas
– = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen profesionalisme
- = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen independensi
- = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen integritas
- = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen profesionalisme
- = Kekeliruan pengukuran indikator variabel endogen kinerja auditor
= Koefisien pengaruh langsung variabel eksogen independensi terhadap kinerja
auditor
= Koefisien pengaruh langsung variabel eksogen integrita terhadap kinerja
auditor
= Koefisien pengaruh langsung variabel eksogen profesionalisme terhadap
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian yang ditetapkan
dan perumusan hipotesis, serta setelah dilakukan pembahasan yang didukung oleh
data dan teori yang relevan, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dan
mengajukan saran sebagai berikut :
1. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi
berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan
Provinsi Jawa Barat.
2. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek integritas
berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan
Provinsi Jawa Barat.
3. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek profesionalisme
berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan
Provinsi Jawa Barat. Namun masih terdapat juga auditor yang tidak
mengikuti mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL).
4. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi,
integritas, dan profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor
102
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa dimana
independensi, integritas, dan profesionalisme terbukti berpengaruh terhadap
kinerja auditor, maka penulis memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dan
dapat dijadikan masukan kepada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat maupun
sebagai pengembangan ilmu yaitu sebagai berikut :
1. kemampuan auditor seperti dalam hal kemampuan dalam mendeteksi
penyimpangan keuangan negara sebaiknya lebih ditingkatkan lagi.
Terlebih dalam bentuk pelatihan-pelatihan sebaiknya lebih ditingkatan.
untuk itu agar auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat lebih
banyak lagi yang mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL)
melalui keikutsertaan dalam seminar atau simposium dan
pelatihan-pelatihan telah yang ada.
2. Bagi peneliti selanjutnya :
a. Memperbesar jumlah sampel penelitian
b. Memperluas lokasi penelitian, tidak hanya auditor eksternal BPK RI
Perwakilan yang ada di Jawa Barat saja.
c. Melakukan pengujian lebih lanjut terhadap variabel dengan
memasukan variabel lain yang mempengaruhi kinerja auditor di
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvian A., et al. 2008. Auditing & Jasa Assurance. Jakarta: Erlamgga.
Ariyanto, Dodik. “Pengaruh Independensi, Kompetensi, Dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan BPK RI Provinsi Bali)”. Skipsi. Bali: Universitas Udayana.
Ayuningtyas. 2012. “Pengaruh pengalaman kerja, Independensi, obyektifitas, Integritas dan kompetensi Terhadap kualitas hasil audit (studi kasus pada auditor inspektorat Kota/kabupaten di jawa tengah)”. Skipsi. Semarang: Universitas Diponeogoro.
Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2007. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI No. 01, Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan RI.
_______ (2011). Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI No. 02, Tahun 2011 tentang Kode Etik badan Pemeriksa Keuangan. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan RI.
Bambang Sardjito, dan Osmad Muthaher. 2007. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Makasar, 26—28 Juli 2007.
Cahyasumirat, Gunawan. 2006. “Pengaruh Profesionalisme Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor, Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Internal Auditor PT.
Bank ABC)”. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.
Elman, Rio. 2011. “Pengaruh independensi, komitmen organisasi, Gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah (studi pada auditor di BPKP perwakilan provinsi Riau)”. Skripsi. Riau : Unversitas Riau.
104
Febri, tantri. 2010. “Pengaruh persepsi auditor internal atas kode etik terhadap kinerja auditor internal: Studi pada auditor di badan pengawasan keuangan dan Pembangunan perwakilan provinsi daerah istimewa Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sebelas Maret.
Ghozali, imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan
Partial least Square. Semarang : Badan Penerbit Undip.
Herawati dan Susanto. 2009. “Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Akuntan Publik”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.11 No.1.
Ifada dan M. Ja’far. 2005. “Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor terhadap Peranan Internal Auditor dalam Pengungkapan Temuan Audit”.
Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. Vol.7 No. 3.
Jenny Stewart and Nava Subramaniam. 2008. internal audit independence and objectivity: a review of current literature and opportunities for future research”.
Kristianto Purnomo. 2009. [Online]. Tersedia: http://www.kompas.com/. Hotml [03 Maret 2013].
Lestari dan Dwi. 2003. “Hubungan antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan
Keuangan”. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. Vol.2 No.1.
Mahd Ali Al- jabali, Osama Abdalmanam, dan Khalifeh N. Ziadat. 2011. Internal Audit And Its Role In Corporate Governance.
Manullang, Marthadinata Pratiwi. 2011. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat”. Skipsi. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.
Noveria. 2006. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Work Outcome
Audior Internal. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Bandung : UNPAD.
Nur Indriantoro, dan Bambang Supomo. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi & Manajemen edisi pertama”. Yogyakarta: BPFE.
Santoso, Singgih. 2011. “Structural Equation Modeling (SEM) konsep dan
aplikasi dengan Amos 18”. Jakarta : PT Alex Media Komputindo.
Sapariah, Rina Ani. “Pengaruh good governance dan independensi auditor terhadap kinerja Auditor dan komitmen organisasi (survey pada kantor akuntan publik di surakarta)”. Skipsi. Surakarta : STIE “AUB”
Sudjana. 1997. “Statistika II”. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. ”Metode Penelitian Bisnis cetakan ketujuh”. Bandung: CV Alfabeta.
Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha Inapty. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XII.
Sumardi. 2001. “Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Dan Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja (Studi Empiris :
Auditor BPKP)”. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.
Supomo, B. dan N. Indriantoro. 1998. “Pengaruh Struktur Dan Kultur Organisasional Terhadap Keefektifan Anggaran Partisipatif Dalam Peningkatan Kinerja Manajerial”. KELOLA. No. 18, Juli 1998.
Trisnaningsih, Sri. 2003. “Independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai mediasi pengaruh pemahaman good governance, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap Kinerja auditor”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Unhas makasar, 26-28 juli 2007.
UU No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pasal 4.
Usma, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbaisis Kurikulum.