• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVITALISASI TARI LANGKAH DUA BELAS DI DESA SUNGAI BUNGKOK KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT ARTIKEL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REVITALISASI TARI LANGKAH DUA BELAS DI DESA SUNGAI BUNGKOK KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT ARTIKEL PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

REVITALISASI TARI

LANGKAH DUA BELAS

DI DESA SUNGAI

BUNGKOK KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU

KALIMANTAN BARAT

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH :

DITA AMELIA

NIM. F1111131014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)

1

REVITALISASI TARI

LANGKAH DUA BELAS

DI DESA SUNGAI

BUNGKOK KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU

KALIMANTAN BARAT

Dita Amelia, Ismunandar,Asfar Muniir

Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP Untan Pontianak Email : dhitamelia.dm5@gmail.com

Abstract

The study was based on the disappearance of the Twelve Steps dance at Bungkok River Village, Kapuas District, Sanggau District, West Kalimantan. The objective of this research was to revitalize the Dance of Twelve at River Bungkok Village in order to live again among the people of Sungai Bungkok village environment. This research raised the problem that is about how the activities, the process of the activities, and results of the revitalization activities of the Twelve Steps in Bungkok River village, Kapuas Sub-district, Sanggau District, West Kalimantan. The result of this research was dissect the dance form of Twelve Steps by re-displaying the Twelve Steps dance using the accompaniment of the music and the costume ofthe dance in the village of Sungai Bungkok. The presence of local people who witnessed the performance of this Twelve dance, the researcherfelt that the revitalization was supported by the local community so it can be known in the village environment of Sungai Bungkok

.

Until now the Twelve Steps dance was still taught to other dancers friends in order to preserve one of the cultural traditions dance that is located in the village of Sungai Bungkok. This is what makes the researcherfelt that the research conducted by the researcher related to the revitalization of Twelve steps dance in Bungkok River village, Kapuas Sub-district, Sanggau District, West Kalimantan successful and running smoothly.

Keywords : revitalization, dance Step Twelve, Sanggau District

PENDAHULUAN

Mayoritas penduduk di Kabupaten Sanggau adalah suku Dayak, Melayu dan Tionghoa.Namun mayoritas terbanyak yaitu suku Melayu yang terdapat hampir diseluruh Kabupaten Sanggau.Kabupaten Sanggau memiliki beberapa kesenian yang masih berkembang hingga sekarang diantaranya yaitu, seni tari tradisional, seni musik gambus, serta seni hadrah.Salah satu seni yang banyak diminati oleh anak-anak di kabupaten sanggau yaitu seni tari tradisional.Hingga sekarang masyarakat

melayu masih mengenal Tari Jepin sebagai tari tradisional masyarakat melayu.

(3)

2 sebagai sebuah entrepot atau tempat penimbunan barang untuk di impor antar bangsa pada kurun ke-16.Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kreasi tari Jepin yang identik dengan budaya Melayu maupun dalam hal berpantun. Tari Jepin menurut masyarakat sekitar Kabupaten Sanggau sejak dahulu sebenarnya bermakna kan langkah. Namun, jika dihubungkan dengan bahasa Melayu Jepin berarti tari.Di kabupaten Sanggau sendiri Jepin masih diartikan sebagai langkah atau Tanak atau pergerakan kaki yang menghentak dengan riang dan lincah.

Menurut sejarahnya Jepin sendiri sejak dulu ditarikan dengan bernafaskan Islam dan untuk media dakwah.Hal ini diperkuat dengan adanya lantunan-lantunan pantun nasihat dalam musik iringan Jepin. Awal berkembangnya Jepin diwilayah nusantara dimulai sejak abad ke-13M yang dimana pada masa itu Jepin masuk di kerajaan wilayah Sumatera dan Kalimantan. Tarian tradisional ini bersifat edukatif sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu Zapin yang didendangkan. Fungsi Jepin ketika menjadi tarian istana masih sama dengan fungsi Jepin pada masa sekarang yaitu sebagai tarian hiburan yang ditarikan pada saat acara pernikahan, khitanan, selamatan, serta acara hajatan lainnya.Untuk menarikan tarian Jepin ini dulunya hanya penari laki-laki saja. Seiring dengan berkembangnya zaman, sekarang perempuan juga diperbolehkan untuk menarikan tari Jepin.

Musik pengiring Tari Jepin terdiri dari alat musik petik gambus saja, namun sekarang sudah dapat ditambahkan dengan rebana, gendang, dan alat musik barat seperti biola serta accordion. Tari jepin memiliki banyak jenis dan nama pada setiap wilayahnya. Khususnya dikabupaten Sanggau Jepin juga sudah berkembang dengan berbagai macam variasi dalam bentuk penyajian nya.Dasar-dasar gerak jepin di kabupaten Sanggau masih disebut dengan langkah. Terdapat dua belas langkah dasar Jepin yang masih asli di wilayah kota

Sanggau

.

Tari Langkah Dua Belas yang belum mengalami pengembangan atau belum dikreasikan untuk saat ini sudah jarang sekali ditarikan bahkan hampir tidak pernah ditarikan lagi pada acarahiburan maupun pernikahan. Hal ini karena tari tradisi kreasi lebih menarik perhatian anak-anak maupun kaum muda untuk belajar tari.Bukan hanya itu saja, sifat tari tradisional yang monoton atau berulang-ulang pada ragam gerak nya membuat anak cepat bosan dan tidak mau menarikan tari tradisional secara utuh ditambah lagi dengan durasi tarian nya yang cukup lama membuat kurang nya ketertarikan kaum muda pada tari tradisional.

Upaya yang akan peneliti lakukan agar tari Langkah Dua Belas tetap hidup dan berkembang yaitu peneliti mencoba merekontruksi gerak tari Langkah Dua Belas dengan cara merevitalisasikan tari tersebut sehingga dapat ditarikan dan dikenal masyarakat luas, khususnya masyarakat Melayu Kabupaten Sanggau. Peneliti akan membuat media tutorial tari Langkah Dua Belas sebagai bentuk revitalisasi berupa kaset/ DVD yang berisi video tari Langkah Dua Belas serta cara menggerakan setiap ragam gerak tari Langkah Dua Belas.

METODE PENELITIAN

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Peneliti menggunakan metode deskriptif karena dapat memecahkan berbagai masalah ilmu pengetahuan seperti menelusuri bentuk, proses, serta hasil kegiatan revitalisasi Tari Langkah Dua Belas sebagai usaha pelestarian seni di Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat dengan menelaah secara cermat dan teliti.

(4)

3 dilakukan untuk mencari fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Penelitian deskripsi (deskriptif) secara umum menurut Sanjaya (2013:61) terdiridari mengidentifikasi masalah, merumuskan dan membatasi masalah, melakukan studi pustaka, merumuskan hipotesis (jika diperlukan), mengembangan instrumen penelitian, menentukan subjek penelitian, melaksanakan penelitian atau mengumpulkan data, menganalisi data (menguji hipotesis kalau dianggap perlu), membahas hasil penelitian dan menarik kesimpulan, menyusun laporan dan mempublikasikannya.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan suatu data yang mengandung makna atau data yang sebenarnya yang ditemukan dilapangan yaitu mengenai Tari Langkah Dua Belas di Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat, serta data yang terkumpul berbentuk kata-kata dan dokumentasi, sehingga tidak menekankan pada angka.Sugiyono (2012:305) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. Pada penelitian ini, peneliti ikut berpartisipasi langsung di lapangan sehingga setelah melakukan observasi, peneliti bisa menemukan masalah yang jelas dan memperoleh laporan penelitian secara mendetail.

Borg and Gall (1988: 213) mengatakan bahwa “Qualitative research is much more difficult to do well than quantitative research because the data collected are usually subjective and the main measurement tool for collacting data is the investigator himself”.Maksud dari pernyataan diatas jelas bahwa penelitian kualitatif lebih sulit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, karena data yang dihasilkan berupa subyektif dan instrumen sebagai alat pegumpulan data itu sendiri.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan koreografi.Pendekatan koreografi yang

dikemukakan Sumandiyo (2011) yaitu

pendekatan penelitian yang meliputi tiga elemen dasar yakni gerak, ruang, dan waktu, serta membahas tiga aspek koreografi yakni bentuk, teknik, dan isi. Hal ini sangat membantu untuk menganalisis serta mengungkap persoalan koreografi sebagai sebuah teks tari.menggunakan pendekatan koreografi karena penelitian ini berhubungan dengan gerak tari yang akan direvitalisasi dan diharapkan pendekatan ini dapat digunakan untuk mengetahui teks koreografi Tari Langkaah Dua Belas secara keseluruhan baik dari ragam gerak dengan pengembangan dan variasi gerak yang dilakukan secara rampak serta desain pola lantai yang dikreasikan sesuai jumlah penari, iringan musik, tata rias dan busana, serta elemen dasar tari yang distrukturkan menjadi satu keutuhan bentuk koreografi Tari Langkah Dua Belas.

Peneliti memilih lokasi penelitian di Desa Sungai Bungkok, Kecamatan kapuas, Kabupaten Sanggau karena Tari Langkah Dua Belas berasal dan berkembang di sana. Narasumber dalam penelitian ini adalah Bapak Maulana 55 tahun, beliau merupakan seniman Tari Langkah Dua Belas di desa Sungai Bungkok, peran beliau dalam Tari Langkah Dua Belas yaitu tokoh pelestari dan penari Tari Langkah Dua Belas pada tahun 1970-an. Bapak M.Rivai Nafis 77 tahun, beliau merupakan seniman pengembang Musik Tari Langkah Dua Belas sejak masih muda hingga sekarang. Bapak Sunaryo 55 tahun, beliau merupakan Ketua Sanggar Segentar Alam yang pernah menjadi penari Tari Langkah Dua Belas dan masih aktif sebagai seniman tari di kabupaten Sanggau.

(5)

4 Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Kegiatan revitalisasi Tari Langkah Dua Belas di Desa Sungai Bungkok, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, bentuk kegiatan revitalisasi, proses kegiatan revitalisasi dan hasil kegiatan revitalisasi tari Langkah Dua Belas. Dalam bentuk kegiatan revitalisasi ini peneliti mulai degan bertemu dengan narasumber untuk megetahui ragam gerak tari Langkah Dua Belas. Setelah itu peneliti membuat kaset atau DVD tari Langkah Dua Belas yang dibantu oleh penari dan pemusik yang terlibat. Sedangkan dalam proses kegiatan revitalisasi, ada dua belas rangkaian proses yang dilakukan.

Proses tersebut dimulai dengan bertemu dengan tiga narasumber, pertemuan dengan ketua RT dan pengurus sanggar, pertemuan dengan penari dan pemusik Langkah Dua Belas, serta mengenalkan ragam gerak tari, pola lantai dan musik iringan tari Langkah Dua Belas kepada penari dan pemusik yang terlibat dalam proses kegiatan revitalisasi tari Langkah Dua Belas. Kemudian dilakukan pembuatan video tutorial, merekam ulang musik tari Langkah Dua Belas dan menampilkan kembali tari Langkah Dua Belas lengkap dengan musik iringan serta busana dan make up.

Dari dua langkah kegiatan tersebut, hasil kegiatan revitaliasi tari Langkah Dua Belasyang didapat yaitu struktur sajian tari

Langkah Dua Belas dan media tutorial yang dapat di implementasikan sebagai rancangan pembelajaran disekolah.

A. Sajian Tari Langkah Dua BelasDi Desa Sungai Bungkok, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Tari Langkah Dua Belas di Desa Sungai Bungkok, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilik dua belas langkah (ragam) gerak. Dalam Tari Langkah Duua Belas ragam gerak tidak memiliki nama ragam sehingga peneliti dan narasumber sepakat memberikan nama langkah 1,2,3,4 dan seterusnya terbagai menjadi gerak awal, gerak inti (tengah) dan gerak penutup. Gerak yang akan dideskripsikan merupakan gerak Tari Langkah Dua Belas yang diajarkan oleh bapak Maulana.

1. Gerak Tari, Desain Atas, Desain Lantai, dan Komposisi Kelompok Tari Langkah Dua Belas.

a. Gerak Awal.

Gerak awal Tari Langkah Dua Belas yaitu dimulai saat musik intro awal sebelum masuk pada syair, hitungan 1 dan 5 posisi badan sedikit direngkuh dengan tangan kanan ditekuk kearah samping kanan, tangan kiri ditekuk kearah depan dada.Telapak tangan menghadap kebawah. Jika dilihat dari depan bentuk tangan seperti membentuk huruf L.

(6)

5 Hitungan 2 dan 6 posisi badan level tinggi atau berdiri tegap dan posisi tangan kanan serta tangan kiri masih seperti hitungan 1 dan 5, yang membedakan posisi telapak tangan menghadap keatas.

Hitungan 3 dan 7 posisi badan sedikit direngkuh dengan tangan kanan ditekuk kearah depan dada, tangan kiri ditekuk

kearah samping kiri badan. Telapak tangan menghadap kebawah. Jika dilihat dari depan bentuk tangan seperti membentuk huruf L.

Hitungan 4 dan 8 posisi badan level tinggi atau berdiri tegap dan posisi tangan kanan serta tangan kiri masih seperti hitungan 3 dan 7, yang membedakan posisi telapak tangan menghadap keatas.

b. Gerak tengah (isi)

Gambar 2. Ragam Langkah 2 (a,b,c,d) Dilakukan Dengan Posisi Berdiri, Terdapat Perbedaan Pada Bagian Kaki

Pada bagian gerak tengah atau isi peneliti memberikan salah satu contoh ragam langkah yang terdapat dalam tari Langkah Dua Belas. Hal ini dikarenakan dari setiap ragam gerak atau setiap langkah memiliki lebih dari satu motif gerak dengan hitungan 1-8 setiap motifnya. Setiap perubahan langkah yang membuat berbeda yaitu gerak kaki penari. Sedangkan untuk posisi tubuh dan tangan terkesan sama.

Langkah pada ragam dua kembali mengulang ragam satu motif pertama hanya pada hitungan 1-4 saja. Perubahan ragam dimulai pada hitungan 5-8.Hitungan 5 posisi badan berdiri level tinggi, ujung kaki

kanan (kaki pointe) dihentakan kearah depan kanan. Kaki kiri diam ditempat sebagai tumpuan.

Hitungan 6 posisi badan berdiri level tinggi, ujung kaki kanan (kaki pointe) dihentakan kearah samping kanan.Kaki kiri diam ditempat sebagai tumpuan.

Hitungan 7 posisi badan berdiri level tinggi, ujung kaki kanan (kaki pointe) dihentakan kearah belakang kanan.Kaki kiri diam ditempat sebagai tumpuan.

Hitungan 8 posisi badan berdiri level tinggi, tumit kaki kanan dihentakan kearah depan kanan. Kaki kiri diam ditempat sebagai tumpuan.

c. Gerak penutup

Gerak penutup dilakukan saat musik iringan tari Langkah Dua Belas masuk pada bagian intro musik terakhir. Sembari menunggu bunyi lampas, penari melakukan

gerak penutup hingga musik berakhir. Pada akhir tarian, penari memberikan salam hormat kepada penonton, menunjukan akhir

(7)

6

Gambar 3. Gerak Penutup (a,b,c,d,e dalam hitungan 1-8)

Hitungan 1 dan 5 posisi badan berdiri level tinggi, kaki kanan melayang atau diangkat sedikit. Kaki kiri diam ditempat sebagai tumpuan.

Hitungan 2 dan 6 posisi badan berdiri level tinggi, kaki kanan diturunkan sejajar dengan kaki kiri. Kaki kiri diam ditempat.

Hitungan 3 dan 7 posisi badan berdiri level tinggi, kaki kiri melayang atau diangkat sedikit level sedang. Kaki kanan diam ditempat sebagai tumpuan.

Hitungan 4 posisi badan berdiri level tinggi, kaki kiri diturunkan sejajar dengan kaki kanan. Kaki kanan diam ditempat.

Hitungan 8 posisi badan duduk level rendah, kaki kanan dan kiri dilipat menjadi tumpuan. Posisi tangan kanandiletakan diatas kaki kanan.

2. Iringan Musik. Tari Langkah Dua Belas.

Iringan musik merupakan unsur pendukung yang sangat dibutuhkan dalam

sebuah tarian. Iringan musik memiliki dua jenis iringan yaitu iringan eksternal dan iringan vokal. Pada Tari Langkah Dua Belas iringan eksternal didapat dari tabuhan pemusik yaitu menggunkan rebana kecil,

marwas/beruas dan petikan

selodang/gambus. Tempo iringan musik eksternal pada sajian Tari Langkah Dua Belas, tempo pelan, tempo cepat kemudian tempo pelan, tempo cepat dan tempo pelan. Iringan vokal pada sajian Tari Langkah Dua Belas didapat dari nyanyian syair yang dilantunkan oleh pemusik.

3. Tema Tari Langkah Dua Belas.

Tema tari Langkah Dua Belas adalah menurut narasumber tercipta berdasarkan rasa kegembiraan yang dimana dalam tarian ini menunjukan rasa gembira dan kelincahan dalam melangkah atau menarisehingga tercipta lah ragam-ragam gerak yang masing-masing langkah nya banyak memainkan

kelincahan langkah kaki.

(8)

7 4. Tata Rias dan Tata Busana Tari

Langkah Dua Belas.

a. Tata rias dan Tata Busana penari laki-laki

Tata rias yang digunakan penari laki-laki Tari Langkah Dua Belas, menggunakan make up natural agar penari

tidak telihat pucat serta tata rias Tari Langkah Dua Belas, untuk menunjang penampilan di atas panggung. Busana yang digunakan yaitu baju teluk belangak, kain sarung atau corak insang dan kopiah hitam atau bisa juga menggunakan tanjak

Gambar 5. Tata rias dan Tata busana penari laki-laki

b. Tata rias penari perempuan.

Tata rias yang digunakan pada penari perempuan Tari Langkah Dua Belas, menggunakan foundation, bedak, pensil alis, eye shadow, shading lisptik, blush on (perona pipi), mascara/bulu mata, dan eyeliner. Alat-alat yang digunakan untuk

mempercantik penari, agar penari telihat lebih menarik diatas panggung, tata rias yang digunakan yaitu tata rias natural cantik.Busana yang digunakan yaitu baju kurung, kain songket atau kain corak insang, selempang dan tambahan hiasan kepala bersanggul lipat pandan.

(9)

8 5. Media tutorial.

Hasil dari kegiatan revitalisasi tari Langkah Dua Belas yang telah dilakukan selanjutnya yaitu pembuatan media tutorial yang dapat di implementasikan sebagai media bahan ajar di sekolah tingkat menengah atas. Media tutorial ini dapat membantu guru dan siswa dalam mengamati ragam gerak yang terdapat dalam tari Langkah Dua Belas.

6. Rancangan implementasi pembelajaran revitalisasi tari Langkah Dua Belas pada mata pelajaran seni budaya dengan pendekatan Discovery Learning.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah metode Discovery

Learning dan metode Drill. Metode

Discovery merupakan metode yang dimana siswa di tuntut untuk mampu mengasimilasi suatuu konsep atau teknik. Proses mental yang dimaksud antara lain yaitu siswa mengamati, mencerna, mengerti, menjelaskan serta membuat kesimpulan. Berdasarkan pada Kegiatan Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terkait, maka hasil dari penelitian revitalisasi tari Langkah Dua Belas di Desa Sungai Bungkok Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat, dapat di implemetasikan dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang ada di SMA kelas X semester 1.

Pembahasan

Tari Lagkah Dua Belas memiliki elemen utama pendukung sajian. Ragam gerak tari Langkah Dua Belas tidak memiliki nama ragam sehingga peneliti dan narasumber sepakat memberikan nama ragam dengan sebutan langkah 1,2,3,4 dan seterusnya. Terbagi menjadi gerak awal, gerak inti (tengah) dan gerak penutup. Gerak ini merupakan gerak asli yang belum di kreasikan, dari setiap ragam gerak memiliki perbedaan pada langkah kaki. Langkah 1

dilakukan secara berulang menghadap arah depan dan serong kiri, dengan posisi gerak yang telah di deskripsikan gerakan ini dilakukan sambil bberjalan dengan tempo pelan, tenaga pelan, ruang penari cukup luas dengan berjalan ke kiri, ke kanan, ke depan dan ke belakang. Di awali dengan intro musik awal yang di mulai oleh pemusik kemudian di ikuti oleh penari dalam posisi keluar panggung, kurang lebih hitungan 2 kali 8 dengan desain lantai vertikal. Kemudian pada syair pertama “lima rukun islam” penari menghadap kedepan penonton atau memulai ragam gerak langkah 1. Selanjutnya saat syair “rukun kedua” penari muli transisi dari langkah 1 menuju lanngkah 2. Perpindahan setiap langkah selalu diakhiri dengan musik lampas dari alat musik beruas dan lirik syair berganti hingga “rukun kelima”.

Desain lantai dan desain atas yang di deskripsikan merupakan desain yang masih asli dibuat oleh pencipta tari Langkah Dua Belas, desain yang digunakan merupakan desain-desain yang masih sangat sederhana. Tema yang ada juga berdsarkan rasa kegembiraan yang dimana dalam tarian ini menunjukan rasa gembira dan kelincahan dalam melanngkah atau menari sehingga terciptalah ragam-ragam gerak yang masing-masing langkah nya banyak memainkan kelincahan langkah kaki. Tata rias pada tari Langkah Dua Belas masih menggunakan tata rias natural atau make up cantik sehari-hari tanppa mempercantik wajah secara berlebihan. Busana yang digunakan masih merupakan busana tradisi melayu teluk belangak untuk laki-laki dan baju kurung untuk perempuan ditambah dengan selempang.

(10)

9

Dua Belas dapat diterapkan dalam

kurikulum 2013 tingkat Sekolah Menengah Atas semester ganjil.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan disimpulkan bahwa bentuk kegiatan revitalisasi tari Langkah Dua Belas dilakukan dengan beberapa kegiatan. Strukturnya dimulai dari observasi awal, proses latihan, hingga penampilan pembuatan video dan tutorial. Berbagai pihak juga banyak ikut terlibat dan membantu terlaksananya kegiatan revitalisasi tari Langkah Dua Belas ini. Tahap-tahap proses kegiatan revitalisasi tari Langkah Dua Belas di Desa Sungai Bungkok Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau telah cukup banyak memberikan hasil yangg meksimal dalam usaha merevitalisasi tari Langkah Dua Belas dapat menarik perhatian masyarakat sekitar Kabupaten Sanggau dengan bentuk penyajiannya yang masih terasa tradisi karena selama ini masyarakat lebih mengenal tari tradisi kreasi yang beragam dalam bentuk penyajiannya.

Saran

Demi mengembangkan dan melestarikan kebudayaan daerah khususnya tari Langkah Dua Belas, peneliti berharap kepedulian pemerintah dalam bidang kebudayaan untuk lebih memperhatikan, memperkenalkan, dan melestarikan tarian tradisi daerah untuk menjaga kebudayaan yang ada. Perlu kerjasama agar tari-tarian daerah khususnya tari Langkah Dua Belas dapat tetap bertahan hingga menjadi warisan untuk generasi-generasi muda selanjutnya. Peneliti berharap guru-guru seni lebih menggali tari-tari tradisional lokal agar dapat menjadi materi ajar sehingga pewarisan budaya dapat disalurkan kegenerasi muda dan menanamkan rasa memiliki bagi siswa di

sekolah sebagai penerus bangsa dan peneliti juga berharap peneliti-peneliti lain dapat menggali lebih dalam terkait seni-seni tradisi agar dapat menjadi materi ajar yang dapat diterapkan dalam pembelajaran disekolah.

DAFTAR RUJUKAN

Antiwi, Dwitya. 2014.

Revitalisasi Tari

Keroncong Sebagai Tari Ritual

Masyarakat Adat Dayak Salako

Garantukng

Sakawokng

Kelurahan

Bagak

Sahwa

Kecamatan Singkawang Timur

.

Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak.

FKIP Universitas Tangjungpura.

Depdiknas, 2008.

Kamus Besar Bahasa

Indonesia

(edisi keempat).

Jakarta

: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gulo, W. 2010.

Metodologi Penelitian

.

Jakarta : PT. Grasindo

Hawkins, Alma M. 2003.

Bergerak

Menurut Kata Hati Metoda Baru

dalam Menciptakan Tari

.

Jakarta :

Ford Foundation dan Masyarakat

Seni Pertunjukan Indonesia.

Hidajat, Robby. 2005.

Wawasan Seni

Tari dan Pengetahuan Praktis

Bagi Guru Seni Tari

. Malang :

Jurusan Seni dan Desain Fakultas

Sastra Universitas Negeri Malang.

Hidajat, Robby. 2008.

Seni Tari

Pengantar dan Praktek Menyusun

Tari Bagi Guru

.

Malang : Jurusan

Seni dan Desain Fakultas Sastra

Universitas Negeri Malang.

Maira, Irma K. 2016.

Revitalisasi Tari

Timang

Banjar

Di

Keraton

Kadriyah

Kota

Pontianak

Kalimantan Barat

.

Skripsi tidak

diterbitkan.

Pontianak.

FKIP

Universitas Tanjungpura.

(11)

10

Nopriyanti, Nita. 2014.

Analisis Sejarah

Tari Jepin Sengarong di Kabupaten

Sanggau Kalimantan Barat

. Skripsi

tidak diterbitkan. Pontianak. FKIP

Universitas Tanjungpura.

Nyoman,

Kuth

R.

2010.

Metode

Penelitian

.

Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Soedarsono. 1978.

Diktat Pengantar

Pengetahuan Tari dan Komposisi

Tari

. Yogyakarta : Akademi Seni

Tari Indonesia.

Soedarsono. 1992.

Pengantar Apresiasi

Seni

. Yogyakarta : Akademi Seni

Tari Indonesia.

Sugiyono.2010.

Metode

Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D

.

Bandung:

Alfabeta, CV.

Sumandiyo, Hadi Y. 2014.

Koreogarfi

(Bentuk-Teknik-Isi)

.

Yogyakarta :

Cipta Media.

Sumaryono, Suandana, Endo. 2006.

Tari

Tontonan

.

Jakarta:

Lembaga

Pendidikan Seni Nusantara.

Tomi, 2000.

Faradje’ : Ritual Bersih

Negeri dari segala marabahaya di

kalangan

masyarakat

Melayu

Kabupaten Sanggau

. Sanggau :

Bank Kalbar

Widaryanto, E.X. 2009.

Koreografi

.

Bandung : Jurusan Tari STSI

Bandung.

(12)

Gambar

Gambar 1. Ragam Gerak Awal  (a,b,c,d) Dilakukan Dengan Posisi Berdiri dan Sedikit Rengkuh
Gambar 2. Ragam Langkah 2 (a,b,c,d) Dilakukan Dengan Posisi Berdiri, Terdapat Perbedaan Pada Bagian Kaki
Gambar 3. Gerak Penutup (a,b,c,d,e dalam hitungan 1-8)
Gambar 6. Tata rias dan Tata busana penari perempuan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan secara parsial antara pengetahuan, keterampilan, motivasi, jarak tempat tinggal, dan fasilitas dengan kinerja

Pemberian deponering yang dilakukan oleh jaksa agung tidak sesuai dengan asas yang berlaku di KUHAP berakibat memberikan perbedaan dihadapan hukum yaitu sebagaimana dalam konsep

Kedua, Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Al Islam di SMA Muhammadiyah 2 Bukit Kecil Palembang, sudah melaksanakan dengan baik yang meliputi: kegiatan

Kampanye penggunaan antibiotik secara bijak merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas penggunaan antibiotik di kalangan

Peraturan pemerintah tahun 1982 tentang perlindungan upah dalam pasal 1: “ Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pekerjaan kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau

Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek .Cetakan pertama.. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses

Warnet Sata.net sebagai perusahaan yang menawarkan jasa, saat ini cukup bersaing ketat dengan perusahaan lain sehingga penulisingin mengetahui bagaimana kepuasan konsumen terhadap

Dengan menggunakan analisis deskriptif dan kuesioner terbuka, maka kesimpulan penelitian ini adalah: terlihat bahwa semua evaluasi penggunaan, keahlian pemakai,