• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MADINAH KEBUMEN TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MADINAH KEBUMEN TAHUN 2014"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MADINAH KEBUMEN

TAHUN 2014

Akhmat Yunus

Jl. Tentara Pelajar No. 48 Kompleks Islamic Centre Kebumen Jawa Tengah 54315 Email: akhmatyunus17@gmail.com

Abstract: The emergence of the phenomenon of moral degradation in 2010 among the general public as well as in education begin much talked about character education. Many media and education experts, and community leaders recommended that character education is eff ective immediately. The basic reason for the character education used as the basis for forming a national development vision is to realize public morals, moral, ethical, cultural, and based on the philosophy of Pancasila. This study aims to explain the implementation of character education in the learning process in SDIT Al-Madinah Kebumen and identify constraints implementation of character education in learning, and provide solutions that done to solve the problems. This study included

fi eld research in the SDIT Al-Madinan Kebumen in 2013. The subject of research from the Principal and Elementary School Teacher in SDIT Al-Madinah Kebumen. Data collected through observation, interviews, and documentation. Data analysis performed in this study is an interactive model of data analysis techniques with encounters between data collection, data reduction, data presentation and verifi cation of data. The research concludes that the implementation of character SDIT Al-Madinah Kebumen in the learning process has the advantage of adding the value of faith and the character-based monotheism conducted through three stages: (1) Phase formulation character which teachers formulate a list of 18 characters in SDIT Al - Madina Kebumen and distribution character, (2) Phase understanding of the character, namely schools and KKG organizes workshops that discuss the character that has been agreed on the list of characters and character distribution, (3) The planning stage of implementation of character education. Constraints Implementation of Character Education in Learning SDIT Al-Madinah Kebumen 2014 is the sequence of learning much so reducing in the implementation of character education, a lack of understanding of teachers to the formulation of the foundation of monotheism theme, the lack of cooperation between teachers and pupils, diff erences in parenting between home and schools, and the lack of support the behavior of people living environment of students. Solutions are formulated is the development of a maximum of two characters in each lesson, designing learning activities fun and appreciation for pupils, schools conduct coordination meetings, evaluation, and training for teachers, schools carry out the forum event class and memorandum communication relating to equalization understanding of the program, school organize parent training programs are more eff ective, in organizing the school community education programs, such as training stages of child development and the principle of caring.

(2)

Abstrak: Munculnya fenomena degradasi moral pada tahun 2010 di kalangan masyarakat awam maupun di dunia pendidikan mulai banyak dibicarakan tentang pendidikan karakter. Banyak media dan pakar pendidikan, maupun tokoh masyarakat memberikan rekomendasi agar pendidikan karakter segera diberlakukan. Alasan mendasarnya karena pendidikan karakter digunakan sebagi landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk menerangkan implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di SD IT Al-Madinah Kebumen dan mengidentifi kasi kendala implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran, serta memberikan solusi yang dilakukan untuk memecahkan kendala. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan di SD IT Al-Madinah tahun 2013. Subjek penelitian dari Kepala Sekolah dan Guru SD IT Al-Madinah Kebumen. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif dengan menginteraksikan antara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifi kasi data. Hasil penelitian bahwa implementasi pendidikan karakter SD IT Al-Madinah dalam proses pembelajaran memiliki kelebihan yaitu menambahkan nilai keimanan dan merupakan karakter berbasis tauhid yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu (1) Tahap perumusan karakter yaitu guru merumuskan daftar 18 karakter SD IT Al-Madinah dan sebaran karakter, (2) Tahap pemahaman karakter, yaitu sekolah mengadakan workshop dan KKG yang membahas karakter yang sudah disepakati dalam daftar karakter dan sebaran karakter, (3) Tahap perencanaan implementasi pendidikan karakter. Kendala Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di SD IT Al-Madinah Kebumen Tahun 2014 adalah adanya runtutan pembelajaran yang banyak sehingga mengurangi kefokusan dalam penerapan pendidikan karakter, kurangnya pemahaman guru terhadap rumusan landasan tauhid tema, kurangnya kerjasama antara guru dan murid, perbedaan pola asuh antara rumah dan sekolah, dan kurang mendukungnya perilaku masyarakat lingkungan tempat tinggal murid. Solusi yang dirumuskan adalah pengembangan maksimal 2 karakter dalam setiap pembelajaran, merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan apresiasi bagi murid, sekolah melaksanakan rapat koordinasi, evaluasi, dan pembinaan bagi guru, sekolah melaksanakan acara forum kelas dan nota komuninasi berkaitan dengan penyamaan pemahaman program, sekolah menyelenggarakan program pelatihan orangtua yang lebih efektif, sekolah menyelenggaran program edukasi masyarakat, misalnya pelatihan tahapan perkembangan anak dan prinsip kepengasuhan.

Kata Kunci: implementasi; pendidikan karakter; proses pembelajaran.

PENDAHULUAN

Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) telah menegaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kereatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

(3)

Soekarno, Presiden RI pertama mengemukakan pentingnya membangun jati diri bangsa dan jati diri bangsa dibangun melalui pembangunan karakter bangsa atau apa yang disebut Bung Karno sebagai national and character building. Para pendiri bangsa (founding fathers) Indonesia bersepakat bahwa membangun jati diri atau membangun karakter bangsa mesti dilaksanakan secara berkesinambungan dari kemajemukan masyarakat Indonesia.2 Namun

akhir-akhir ini pendidikan di Indonesia tengah dihadapkan pada fenomena degradasi moralitas anak bangsa khususnya generasi muda. Menurut Agus Wibowo, carut-marutnya moralitas anak bangsa bisa kita amati dalam kehidupan sehari-hari. Contoh paling sederhana adalah ketika berlalu-lintas, di mana bukan hanya hilangnya ketaatan pada rambu-rambu atau aturan yang ada, tetapi juga sudah sirnanya toleransi dan sopan-santun antar sesama pengguna jalan.3

Munculnya fenomena degradasi moral tersebut pendidikan karakter mulai banyak dibicarakan di kalangan masyarakat awam maupun di dunia pendidikan sejak tahun 2010. Banyak media dan pakar pendidikan, maupun tokoh masyarakat memberikan rekomendasi agar pendidikan karakter segera diberlakukan. Alasan mendasarnya, karena pendidikan karakter digunakan sebagi landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.4 Endah Sulistyowati

mengatakan ada 2 (dua) faktor utama yang menjadi permasalahan bangsa Indonesia dalam wacana pembentukan

2012), hlm. 3.

2 http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/03/ pendidikan-karakter-bangsa-248297.html

diakses pada tanggal 24 September 2014

3 Agus Wibowo, Pendidikan karakter berbasis sastra,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm 8. 4 Endah sulistyowati, Ibid., hlm. 1.

karakter bangsa, di antaranya: 1). Bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 2). Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa.5

Pendidikan dianggap sebagai solusi untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.6 Ironisnya

ketika kita memperhatikan kondisi bangsa saat ini. Bukan sebuah kesalahan jika kita mengatakan bangsa kita ini tengah mengalami krisis multidimensi yang berkepanjangan. Banyak yang mengatakan bahwa masalah terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah terletak pada aspek moral. Bukti yang dapat kita lihat adalah banyaknya berita dari mulai tentang tawuran antar pelajar, kasus penggunaan narkoba di kalangan pelajar atau remaja, kasus-kasus asusila yang dilakukan oleh remaja bahkan hingga kasus pembunuhan terhadap orang tua yang pelakunya adalah remaja berpakaian seragam. Secara langsung hal ini merujuk kepada pemahaman kita akan tujuan pendidikan tadi yaitu untuk membentuk moral atau akhlak manusia yang lebih baik.

Laporan tahunan Character Education Partnershipmenyebutkan bahwa pendidikan karakter bagi sekolah bukan lagi sebagai sebuah opsi, tetapi suatu keharusan yang tak terhindarkan. Menindak lanjuti Intruksi Presiden Nomor 01 Tahun 2010 tentang Budaya Karakter Bangsa, Kewirausahaan, dan ekonomi kreatif serta Inpres No. 06 Tahun 2009 tentang ekonomi kreatif, Depdiknas menyelenggarakan rintisan program yang mengaplikasikan nilai-nilai karakter

5 Endah sulistyowati, Ibid,, hlm.5-7

(4)

budaya bangsa, kewirausahaan dan ekonomi kreatif.7

Tahun 2013 merupakan fi nal dari

perbincangan tentang pendidikan karakter, hal itu terbukti dengan gencarnya pemerintah dan rakyat Indonesia untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan: mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA/MA), hingga perguruan tinggi. Melalui pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam pembelajaran, diharapkan krisis degradasi karakter atau moralitas anak bangsa ini bisa segera teratasi. Lebih dari itu, diharapkan di masa yang akan datang terlahir generasi bangsa dengan ketinggian budi pekerti atau karakter. Itulah ancangan mulia pemerintah dan rakyat kita, yang patut didukung oleh segenap elemen.8

Pendidikan yang dilaksanakan SD IT Al-Madinah bersumber pada fi loso

pendidikan Islam, yakni syumuliyah, yang berarti proses pendidikan yang mengarahkan murid pada pengembangan seluruh potensi diri, sehingga menjadi hamba Allah yang mampu mengatur dunia sebagai wakil Allah (khalifatullah). Berlandaskan fi loso ini, murid akan

menjalani proses pengembangan diri yang menyeluruh sekaligus memiliki arah hidup yang benar, yakni menerapkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-harinya.

SD IT Al-Madinah memiliki mott o yang mencerminkan pentingnya keunggulan karakter yang menyeluruh. Mott o tersebut berbunyi Excellent with Integral Character, yangdalam Bahasa Indonesia dapat diartikan unggul dengan karakter yang menyeluruh / utuh. Karakter yang berusaha ditanamkan

7 Buny Buya htt p://bunybuya.blogspot.com/

diakses tanggal 30-10-2013 pukul 01.39 WIB

8 Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm.10

kepada peserta didik adalah karakter

Ilahiyah.bahwa karakter berasal dari Allah.Sebagaimana fi rman Allah SWT

dalam Surat Al-‘Araf ayat 172:

ۡمِهِروُهُظ

نِم

َمَداَء

ٓ ِنَب

ۢنِم

َكُّبَر

َذَخَأ

ۡذ

ُتۡسَلَأ

ۡمِهِسُفن

َ

أ

ٰٓ َ َ

ۡمُهَدَهۡشَأَو

ۡمُهَتَّيِّرُذ

َمۡوَي

ْاوُلوُقَت

ن

َ

أ

ۚٓاَنۡدِهَش

ٰ َلَب

ْاوُلاَق

ۖۡمُكِّبَرِب

١٧٢

َيِلِفَٰغ

اَذٰ َه

ۡنَع

اَّنُك

اَّنِإ

ِةَمٰ َيِقۡلٱ

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”9

Sabda Rosulullah SAW yang artinya “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan

trah (Islam), maka kedua orang

tuanyalah yg menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi.”10 Maknanya,

murid mempunyai karakter yang mulia seluruh potensi diri murid berkembang dengan ukuran unggul, melebihi rata-rata. sehingga, murid bukan hanya mampu bertahan hidup, tapi memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitarnya.

Rintisan implementasi Kurikulum 2013 di Kabupaten Kebumen, ada 9 Sekolah Dasar (SD) yang ditunjuk pemerintah sebagai pilot project. Kreteria yang dijadikan standar adalah SD tersebut merupakan SDSN (Sekolah Dasar Standar Nasional) dan telah terkareditasi A. Dari 9 SD tersebut, 1 SD berstatus swasta, yakni SD IT Al-Madinah. Melihat lebih dalam, SD IT Al - Madinah sudah memiliki kepercayaan di masyarakat,hal ini bisa terlihat dari jumlah murid yang relatif besar, yakni 361 murid. Dalam

9 Al Qur’an dan Terjemahnya, (Madinah : Mujamma’ Al Malik Fahd : 1993) , hlm l 250

(5)

penerimaan murid baru di awal tahun Ajaran,banyak calon murid yang ditolak karena kuota yang di terima terbatas. Cakupan tempat tinggal murid hingga 20 km. Latar belakang profesi orangtua murid juga beragam, kebanyakan dari kalangan pegawai negeri sipil dan wirausaha.

Animo orang tua murid begitu tinggi. Hal ini karena SD IT Al-Madinah memiliki program pendidikan yang holistik, yakni seperangkat program pendidikan yang menyentuh dan mengembangkan berbagai potensi yang ada pada peserta didik, baik aspek spiritual, emosional, intelektual, maupun fi sik.Ada juga

beberapa program yang ditambahkan sebagai respon perkembangan situasi

eksternal.Menyambut Kurikulum 2013 yang memberikan penekanan pada kewirausahaan, misalnya, SD IT Al-Madinah mulai merintis program pendidikan yang menguatkan kewirausahaan. Pelaksanaan program-program pendidikan inipun melalui proses pengelolaan atau menejemen yang standar, yakni proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Perencanaan

dan pengorganisasian dilaksanakan di awal tahun ajaran.Kemudian, pelaksanaan dan pengawasan dilaksanakan di tengah tahun ajaran.Terakhir, evaluasi dilaksanakan di pergantian tahun ajaran. Tujuannya, sebagai landasan pergantian di tahun ajaran berikutnya.

Hasil yang dicapai dari program penerapan pendidikan karakter yang berbasis akhlak ini baik.Dalam pelaksanaan shalat, misalnya, murid dapat shalat dengan tenang tanpa suara, melakukan gerakan dengan mantap, dan berdzikir di akhir shalat.Kepada guru, murid juga bersikap baik, ditandai dengan berkata lembut, bersuara proporsional, dan menghindari kata jorok.Demikian pula kepada sesama teman, murid bersikap baik, ditandai minimnya kekarasan di sekolah, penggunaan bahasa yang sopan,

serta adanya solidaritas saling menolong antarteman. Permasalahan yang masih perlu diselesaikan adalah masih adanya sejumlah murid yang belum nampak karakter baiknya, terutama karakter yang mengarah pada nilai-nilai keislaman. Indikasi yang dapat dilihat antara lain ada beberapa anak, 1 sampaqi 4 anak dalam pelaksanaan dzikir ba’da shalat yang belum baik, perilaku harian masih belum standar dari sopan santun, serta prestasi akademik yang masih berada di bawah rata-rata kelas.

Penelitian perlu diadakan lebih lanjut agar mampu menganalisa permasalahan sejumlah murid tersebut serta mengarah kepada rekomendasi-rekomendasi solusi. Sebagai upaya ke arah tersebut, Peneliti memilih judul “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran di SD IT Al-Madinah Kebumen Tahun 2014”. Adapun rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan yaitu: 1) Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di SD IT Al-Madinah Kebumen tahun 2014?. 2) Apa kendalaimplementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di SD IT Al-Madinah Kebumen tahun 2014 dan solusi yang dilakukan untuk memecahkan kendala tersebut?

Penelitian tentang implementasi Pendidikan karakter dalam pembelajaran di SD IT Al-Madinah tahun 2014 dengan tujuan sebagai berikut: 1) Menerangkan implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di SD IT Al-Madinah Kebumen. 2) Mengidentifi kasi kendala

implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di SD IT Al - Madinah Kebumen dan solusi yang dilakukan untuk memecahkan kendala .

(6)

masyarakatnya11. Sedangkan karakter

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.12 Menurut T.

Ramli dalam Heri Gunawan (Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya) mengatakan pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.13

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penerapan nilai-nilai moral pada peserta didik melalui ilmu pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan implementasi nilai-nilai tersebut, baik terhadap diri sendiri, sesama, lingkungan, bangsa dan negara maupun Tuhan Yang Maha Esa, kebangsaan sehingga menjadi manusia yang memiliki akhlaqul karimah. Ratna Megawangi berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada lingkungannya.

Marzuki dalam Agus Wibowo, karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.14 Imam Ghozali dalam Heri

Gunawan menganggap bahwa karakter

11 Agus Wibowo, Pendidikan karakter berbasis sastra,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2013), hlm 2

12 DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan ke-4. (Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm.623.

13 Heri Gunawan. Pendidikan Karakter konsep dan implementasinya. (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 24

14 Agus Wibowo. Ibid., hlm. 13

lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.15 Karakter adalah kualitas mental

atau kekuatan moral, akhlak atau budi pekerti yang merupakan kepribadian khusus yang harus melekat kepada diri manusia.16

Abdullah Nashih Ulwan berpendapat bahwa yang dimaksud dengan pendidikan akhlak (karakter) adalah sejumlah prinsip-prinsip akhlak dan nilai-nilai moral yang harus ditanamkan kepada anak-anak, agar bisa dijadikan kebiasaan oleh anak-anak sejak usia dini lalu meningkat baligh dan perlahan-lahan beranjak dewasa .

Seorang anak yang sejak kecil tumbuh diatas iman kepada Allah, dan terdidik untuk selalu takut kepada kepada-Nya, merasa diawasi oleh-Nya, berasandar kepada-Nya, memohon pertolongan kepadanya, dan berserah diri kepada-Nya dalam setiap keadaan, niscaya ia akan mengembangkan potensi.17

Pendapat Marzuki dalam Agus Wibowo, karakter identik dengan akhlak dan PendapatImam Ghozali dalam Heri Gunawan menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, Pendapat inilah yang akan dipakai penulis dalam memaknai karakter, karena sesuai dengan pendapat penulis bahwa makna karakter yang sesuai bagi ummat Islam adalah akhlak.

1. Implementasi Pendidikan karakter dalam pembelajaran

Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan orientasi pendidikan.

15 Heri Gunawan. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya,(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 3

16 LilikHendrajaya dkk.Pendidikan Karakter, Kerangka, Metode, dan Aplikasi untuk Pendidikan dan Profesional,(Jakarta: Baduose Media, 2012), hlm. 27

(7)

Pola pembelajarannya dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai moral tertentu dalam diri anak yang bermanfaat bagi perkembangan pribadinya sebagai makhluk individual sekaligus sosial18

Implementasi pendidikan karakter melalui orientasi pembelajaran di sekolah lebih ditekankan pada keteladanan dalam nilai pada kehidupan nyata, baik di sekolah maupun di wilayah publik.19

Nilai-nilai karakter yang ditanamkan kepada anak-anak adalah nilai-nilai universal yang mana seluruh agama, tradisi dan budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut yang selanjutnya dituangkan dalam kurikulum dan kegiatan anak-anak di sekolah.20

Integrasi nilai karakter dalam mata pelajaran di sekolah dilakukan ke dalam Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai yang terdapat dalam standar isi.21Selanjutnya,

Kompetensi Dasar yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dikembangkan pada silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajar (RPP).22

METODE PENELITIAN

Ditinjau dari jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (fi eld research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik tentang keadaan objek penelitian adapun pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan pada data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati, yaitu mendeskripsikan secara cermat tentang karakter, implementasi

18 Doni A. Koesoema, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Grasindo, 2007), hal. 18

19 Acep Hermawan, Implementasi Pendidikan Karakter, htt p://www.klik-galamedia.com, diakses pada 12 Mei 2012

20 Abdullah Nasih Ulwan. Ibid., hlm l.92.

21 Endah Sulistyowati. Lock Cit., hlm. 59

22 Ibid.,

pendidikan karakter dalam pembelajaran di SD IT Al-Madinah tahun 2014.

Peneliti memilih subyek penelitian atau informan yang memang memiliki kemampuan dan sangat terkait dengan masalah yang akan diteliti. Sehingga dalam hal ini yang akan menjadi subyek penelitian atau informan adalah: a). KepalaSD IT Al-Madinah Kebumen, b). Guru SD IT Al-Madinah Kebumen. Data yang akan digali dari subyek penelitian ini terdiri dari data utama yang berupa kata-kata dan tindakan (primer), dan data tambahan yang berupa dokumen-dokumen (skunder). Sehingga beberapa sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diambil melalui wawancara dan observasi, sedangkan data skunder diambil dari dokumen tertulis.23 Pengumpulan data

dilakukan pada natural sett ing (kondisi alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara dan dokumentasi. Jenis atau macam teknik pengumpulan data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:24

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif dengan menginteraksikan antara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifi kasi data. Ada empat cara yang

dilakukan dalam melakukan teknik analisa data, yaitu pengumpulun data, reduksi data, penyajian, dan verifi kasi

data. Proses verifikasi data pada

penelitian ini bahwa peneliti mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukannya dan kemudian data tersebut perlu diverifi kasi. Analisis data

kualitatif ini merupakan upaya berulang terus menerus dan terjalin hubungan

23 Suharsimi Arikunto, Ibid., hlm.. 115

(8)

yang saling terkait antara kegiatan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Apabila sekiranya kesimpulan yang diambil dirasa kurang maka akan dilakukan pengambilan data kembali dengan pengumpulan

data tambahan melalui kegiatan yang sama. Verifi kasi data pada penelitian ini

menggunakan model Analisis Data Miles dan Huberman yang ditunjukkan oleh bagan Gambar 1.

Gambar 1. Komponen Analisis Data Model Interaktif25

25 Sutopo, H.B.,Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian, (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2002), hal. 187

1. Keabsahan Data

a. Triangulasi Data, yaitu mengecek keabsahan (validitas) data dengan mengkonfi rmasikan data yang telah

ada dengan data yang diperolah dari sumber data untuk memastikan keabsahan data yang ada. Dari kepala sekolah dan guru, dilakukan pada saat pelaksanaan diskusi balikan setelah pelaksanaan tindakan dan dengan data yang dijaring melalui lembaran observasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru itu sendiri. Sedangkan dari siswa, dilakukan dengan melakukan wawancara dengan beberapa orang siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. Dari orang tua, dilakukan pada saat ada pertemuan antara orang tua siswa dengan kepala sekolah dan guru.

b. Audit Trail, yaitu pengecekan keabsahan temuan penelitian,

beserta prosedur penelitian yang telah diperiksa keabsahannya dengan mengkonfi rmasikan kepada

sumber data pertama (kepala sekolah dan guru). Selain itu, peneliti juga mengkonfi rmasikan dan

mendiskusikan temuan penelitian tersebut dengan siswa dan orang tua siswa. Melakukan pengecekan bersama apakah masih ada kekeliruan dalam penelitian tersebut apabila ada kesalahan atau data yang didapat dirasa kurang maka peneliti kembali melakukan penelitian menggunakan metode seperti awal.

c. Kecukupan referensi, tahap ini merupakan sebuah defi nisi mengenai

(9)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. ImplementasiPendidikan Karakter di SDIT Al-Madinah Kebumen Tahun 2014

Berdasarkan penjelasan dari Kepala Sekolah, SD IT Al-Madinah merancang berbagai kegiatan ,untuk menumbuhkan karakter di Sekolah. SD IT Al-Madinah memiliki dua kegiatan di sekolah, yaitu Kegiatan pembelajaran dan kegiatan pengembangan diri seperti upacara bendera, Jum’at bersih, tarbiyah pagi, tarbiyah siang, halaqoh makan, dan tarbiyah sore.1Kegiatan pembelajaran,

upacara bendera, Jum’at bersih, tarbiyah pagi, tarbiyah siang, halaqoh makan, dan tarbiyah sore adalah kegiatan-kegiatan yang penelitiketahui berdasarkan pemaparan dari kepala SD IT Al-Madinah, ternyata masih banyak.Kegiata penunjang yang lain sebagai upaya menumbuhkan karakter siswa, seperti yang terdapat pada dokumen yang diberikan oleh Waka Urusan Kemuridan yang berisi kegiatan- kegiatan siswa di sekolah adalah: 1) Tarbiyah Pagi, 2) Bermain bebas, 3) Makan snack bersama, 4) Halaqoh makan siang, 5) Sholat dhuhur berjamaah, 6)Halaqoh Sholat Dhuhur; 7) Sholat ashar berjamaah, 8) Tarbiyah Sore, 9) Sholat Dhuha dan 10) Kajian dhuha, 11) Jumat bersih, 12) Jasadiyah, dan 13) Training Toilet. Tumbuhnya karakter pada peserta didik tidak bisa dilihat secara langsung setelah penanaman karakter selesai, namun karakter akan terlihat setelah mereka mulai menginjak masa dewasa.

2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran

Karakter SD IT Al-Madinaht terdiri atas 18 karakter dan dirumuskan oleh

1 Wawancara dengan Fu’ad Fakhrudin selaku kepala SD IT Al - Madinah, Senin 1 April 2014

sekolah dengan mengacu pada karakter yang muncul di dalam Alquran dan hadits. Kedelapan belas karakter SD IT Al Madinah adalah: ikhsan, hormat, jujur, bersih, kasih sayang, sabar, syukur, ikhlas, disiplin, tanggung jawab, khusu’, rajin, berfikir positif, ramah,

rendah hati, istiqomah, taqwa, dan qonaah. Kedelapanbelas karakter SD IT Al - Madinah di atas dikembangkan bersama karakter Dinas dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah menjelaskan bahwa mula-mula sekolah merumuskan 18 Karakter SD IT Al-Madinah, melalui rapat kerja tim. Tahap berikutnya adalah perencanaan dan pelaksanaan implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.

SD IT Al-Madinah benar-benar mempersiapkan perencanaan penanaman karakter, yang disepakati dalam suatu Rapat Kerja Dewan Guru. SD IT Al-Madinah menetapkan karakter yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran selama tahun pelajaran tertentu. SD IT Al-Madinah berupaya menerapkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran, dengan tiga tahap. Tahap pertama, SD IT Al-Madinah memfasilitasi pemahaman karakter bagi guru dengan mengadakan workshop dan KKG yang membahas karakter yang sudah disepakati dalam sebaran karakter.

Kedua, guru memodifi kasi silabus

(10)

3. Kendala Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di SDIT Al-Madinah Kebumen Tahun 2014 dan Solusinya

Kendala Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di SDIT Al-Madinah Kebumen Tahun 2014 dan solusinya, yaitu sebagai berikut:

a. Kendala dan solusi berkaitan dengan banyaknya runtutan kegiatan pembelajaran yang dirumuskan.

b. Berkaitan dengan kendala ini, guru berpendapat bahwa adanya runtutan pembelajaran yang banyak akan mengurangi kefokusan dalam penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Solusi dari kendala tersebut, yaitu merumuskan pengembangan maksimal 2 karakter dalam setiap 1 kali pembelajaran, sehingga guru bisa fokus mengamati perkembangan karakter.

c. Kendala dan solusi berkaitan pemahaman guru tentang rumusan landasan tauhid tema. Guru SD IT Al - Madinah merasakan bahwakurangnya pemahaman guru terhadap rumusan landasan tauhid tema akan mengurangi kedalaman pengembangan karakter yang diikat oleh tema tersebut. Solusinya, sekolah mengadakan workshop landasan tauhid tema dikaitan dengan pendidikan karakter.

d. Kendala dan solusi berkaitan dengan kerjasama antara guru dan murid. Salah satu guru di SD IT Al-Madinah merasakan bahwa kerjasama antara guru dan murid masih dirasakan kurang. Dalam pembelajaran satu hari mulai pukul 07.00 sampai dengan sore hari terjadi konsentrasi dan semangat yang semakin berkurang. Solusi dari kendala ini adalah guru merancang kegiatan pembelajaran aktif, menarik, dan menyenangkan, dengan tetap berpedoman pada ketercapaian tujuan pembelajaran.

e. Kendala dan solusi berkaitan

dengan keistiqamahan guru Kepala SD IT Al - Madinah berpendapat bahwa beberapa guru masih belum cukup istiqamah guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter. Solusi dari kendala keenam adalah dengan melaksanakan rapat koordinasi, evaluasi, dan pembinaan bagi guru.

f. Kendala dan solusi berkaitan dengan kerjasama antara guru dan orangtua Kepala SD IT Al-Madinah merasakan masih kurangnya kerjasama antara guru dan orangtua. Solusi kendala ini adalah melaksanakan acara forum kelas dan nota komuninasi berkaitan dengan penyamaan pemahaman program.

g. Kendala dan solusi berkaitan dengan perbedaan pola asuh antara rumah dan sekolah. Kepala SD IT Al-Madinah mengatakan bahwa salah satu kendala implementasi pendidikan karakter adalah perbedaan pola asuh antara rumah dan sekolah. Solusi kendala kedelapan adalah menyelenggarakan program pelatihan orangtua yang lebih efektif.

h. Kendala dan solusi berkaitan dengan kurang mendukungnya perilaku masyarakan lingkungan tempat tinggal murid. Kepala SD IT Al - Madinah merasakan bahwa kendala imlementasi pendidikan karakter juga berasal dari kurang mendukungnya perilaku masyarakat lingkungan tempat tinggal murid. Solusi dari kendala ini adalah menyelenggaran program edukasi masyarakat, misalnya pelatihan tahapan perkembangan anak dan prinsip kepengasuhan.

PENUTUP

(11)

yang dilakukan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut: 1). Tahap perumusan karakter, yaitu guru merumuskan daftar 18 karakter SD IT Al-Madinah dan sebaran karakter. 2). Tahap pemahaman karakter, yaitu sekolah mengadakan workshop dan KKG yang membahas karakter yang sudah disepakati dalam daftar karakter dan sebaran karakter. 3). Tahap perencanaan implementasi pendidikan karakter, meliputi: a). Guru memodifikasi silabus menjadi silabus

berkarakter, dengan cara menuliskan atau menambahkan karakter yang akan dikembangkan selama 1 semester dari silabus; d). Guru menuliskan karakter yang akan dikembangkan saat membuat RPP, sehingga membentuk RPP berkarakter; c). Guru merumuskan langkah pembelajaran yang mengembangkan karakter dan menuliskan nama karakternya di belakang kalimat langkah pembelajaran. Sedangkan kendala implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di SD IT Al-Madinah Kebumen Tahun 2014 adalah adanya runtutan pembelajaran yang banyak sehingga mengurangi kefokusan dalam penerapan pendidikan karakter, kurangnya pemahaman guru terhadap rumusan landasan tauhid tema, kurangnya kerjasama antara guru dan murid, perbedaan pola asuh antara rumah dan sekolah, dan kurang mendukungnya perilaku masyarakat lingkungan tempat tinggal murid. Solusi yang dirumuskan adalah pengembangan maksimal 2 karakter dalam setiap pembelajaran, merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan apresiasi bagi murid, sekolah melaksanakan rapat koordinasi, evaluasi, dan pembinaan bagi guru, sekolah melaksanakan acara forum

kelas dan nota komuninasi berkaitan dengan penyamaan pemahaman program, sekolah menyelenggarakan program pelatihan orangtua yang lebih efektif, sekolah menyelenggaran program edukasi masyarakat, misalnya pelatihan tahapan perkembangan anak dan prinsip kepengasuhan.

SARAN

Bagi Kepala Sekolah. Kepala Sekolah disarankan untuk: 1) mengadakan workshop landasan tauhid tema dikaitan dengan pendidikan karakter; 2) melaksanakan rapat koordinasi, evaluasi, dan pembinaan bagi guru. 3) melaksanakan acara forum kelas dan nota komuninasi berkaitan dengan penyamaan pemahaman program; 4) menyelenggarakan program pelatihan orangtua yang lebih efektif; 5) menyelenggarakan program edukasi masyarakat, misalnya pelatihan tahapan perkembangan anak dan prinsip kepengasuhan.

Bagi Guru. Guru disarankan untuk: 1) merumuskan pengembangan maksimal 2 karakter dalam setiap pembelajaran, untuk meningkatkan kefokusan pengamatan perkembangan karakter; 2) Guru merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan apresiasi bagi murid.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Misri, Mahmud, 2011. Mausu’ah min Akhlaaqir Rosul (Ensiklopedi Akhlaq Muhammad). Jakarta: Pena Pundi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Badan Penelitian dan Pengembangan Puskur Kemendiknas, 2010. Bahan Pelatihan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.Jakarta : Kemendiknas. Departemen Pendidikan Nasional.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

Keempat.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Buny Buya. htt p://bunybuya.blogspot.com/ diakses tanggal 30-10-2013

Daryanto S.S. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: APOLLO

Dharmalana, Konsep Pendidikan Karakter, htt p://dharmalana.blogspot.com, diakses

pada 16 Oktober 2013

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya. Bandung: Alfabeta

Haryanto.htt p://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/, diakses

pada 6 November 2013

Hendrajaya, Lilik dkk. 2012. Pendidikan Karakter, kerangka, metode, dan aplikasi untuk

pendidikan dan profesional. Jakarta: Baduose Media Jakarta.

Hermawan, Acep, Implementasi Pendidikan Karakter, htt p://www.klik-galamedia.com,

diakses pada 12 Mei 2012

Ilyas, Yunahar. 2012. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam

Kementerian Agama Republik Indonesia.2010. Bukhara Al-Quran Tajwid & Terjemah.

Bandung: Syaamil Quran

Koesoema, Doni A. 2007, Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Lena, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan,htt p://www.uny.

ac.id, diakses pada 12 Mei 2012.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa. 2011. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis PAIKEM. Semarang:

RaSAIL.

Purnomo, Dony, Pengertian PendidikanKarakter, htt p://www.yudinet.com, diakses pada

16 oktober 2013

Samino. 2011. ManajemenPendidikan Spirit Keislaman dan Keindonesiaan, Surakarta: Fairuz Media

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(13)

Ulwan, Nasih Abdullah. 2013. Tarbiyatul Awlad (Pendidikan Anak Dalam Islam). Jakarta: Khatulistiwa Press.

Gambar

Gambar 1. Komponen Analisis Data Model Interaktif25

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Data yang diterima dan dikirim lewat user akan masuk ke sistem yang telah terintegrasi dengan perangkat Arduino dan wemos d1 mini sebagai pusat kendali dari seluruh

Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pada pengolah data yang akhirnya dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai

Akan dibukt ikan bahwa x ≤ 12 sehingga panj ang maksimum dari garis t inggi segit iga ABC adalah 12.. Kont radiksi dengan

Mahasiswa memiliki ketrampilan belajar sehingga dapat menjelaskan konsep- konsep matriks dan operasinya serta penerapannya. Mahasiswa dapat memodelkan masalah-masalah nyata ke

Berdasarkan hasil identifikasi pemangku kepentingan menunjukkan bahwa terdapat 18 pemangku kepentingan yang terlibat dalam perumusan kebijakan fiskal hijau di

Nah menurut kalian, bagaimana petualangan Kak Arko, Kak Lolita dan para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dalam menelusuri jejak-jejak kehidupan manusia prasejarah

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa variabel lingkungan pemasaran memberikan pengaruh signifikan terhadap strategi pasar sebagai mediator dengan kinerja pemasaran.. Bagi