• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

63 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

1.1 Profil Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Samban 02 didirikan pada tahun 1981. Dibangun dengan menggunakan dana Inpres. Gedung sekolah didirikan di atas tanah milik desa.

SD Negeri Samban 02 berdiri pada keadaan lingkungan dan sosial masyarakat sangat terbatas, terutama pada sektor pertanian. Sekarang sudah ada peningkatan. Sebagian besar siswa berasal dari dusun Karangjoho sehingga jumlah siswa sangat terbatas.

SDN Samban 02 yang berada di Desa Samban Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, tepatnya di sebelah selatan krajan Samban berbatasan didusun Kerban Kelurahan Harjosari.

Sekolah ini memiliki 6 Ruang Kelas, 1 ruang guru, 1 Ruang Kepala Sekolah, 1 Ruang Perpustakaan, 1 Dapur, 1 Ruang Dapur , dan 7 WC.

(2)

64

serta lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan sarana dan prasarana serta sumber daya yang ada meskipun belum sepenuhnya sempurna SDN Samban 02 berusaha untuk meningkatkan kinerja guna meningkatkan prestasi dan mutu untuk mewujudkan visi dan misi sekolah agar tercapai secara optimal. Berikut visi dan misi SD Negeri Samban 02:

a) Visi

Menjadi warga negara berbudi pekerti luhur, cerdas dalam bertindak, terampil dan kreatif. b) Misi

1) Meningkatkan pendidikan keimanan dan pendidikan karakter.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3) Meningkatkan kompetensi pendidik dan peserta didik.

4) Meningkatkan kerjasama antara sekolah dan masyarakat.

(3)

65 1.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan studi dokumen, langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis dokumen yaitu berupa Juknis BOS tahun 2017 guna mengetahui apakah ada kesenjangan antara standar dengan pelaksanaannya serta melakukan pembahasan terkait dengan desain, instalasi, proses, produk serta analisis manfaat biaya dari program BOS di SD Negeri Samban 02.

1.2.1 Evaluasi Desain Program BOS dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri Samban 02

Tahap pertama dari evaluasi ini adalah mengetahui desain program yang mencakup definisi, proses dan aktivitas serta tujuan program.

1. Gambaran Tahap Desain Program BOS Di Sekolah

(4)

66

Adapun hasil wawancara terhadap narasumber tersebut adalah sebagai berikut:

“Program BOS yaitu program untuk pembiayaan

sekolah, kemudian tujuannya yaitu untuk

pembiayaan sekolah, termasuk proses kegiatan belajar mengajar. Sasaran targetnya yaitu untuk semua murid. Program ini sangat penting diterapkan. Dana BOS juga digunakan untuk pemenuhan SPM. Dana BOS digunakan untuk proses pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, lomba untuk siswa, kemudian pelatihan-pelatihan

termasuk pelatihan guru, KKG untuk

meningkatkan mutu pendidik. Dana BOS juga berperan besar dalam pemenuhan SPM karena sumber utama keuangan sekolah dari dana BOS”.

(Wawancara dengan Bendahara SD Negeri

Samban 02, 18 Desember 2017)

Hal yang sama juga disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Samban 02:

“Program BOS merupakan program pemerintah, dana dari pemerintah untuk kelangsungan dan kelancaran pendidikan. Tujuan pokoknya untuk

kelancaran pendidikan. Kemudian sasaran

program terutama anak didik. Besar dana yang diterima pertahun persiswa adalah Rp. 800.000.

program BOS sangat penting diterapkan

disekolah, karena BOS merupakan satu-satunya sumber dana untuk kelangsungan pendidikan. BOS sangat terkait dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena untuk memenuhi SPM sumber dana juga dari BOS. Kemudian ditunjang

dengan program-program unggulan sekolah

seperti kegiatan ekstrakurikuler drumband,

(5)

67 yaitu untuk meningkatkan penjaminan mutu sekolah.”

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh komite sekolah SD Negeri Samban 02:

“Program BOS maknanya bahwa karena sekolah

wajib dibiayai oleh pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu pemerintah wajib memberi bantuan kepada sekolah baik negeri maupun swasta. Tujuan pokoknya untuk penyelenggaraan pendidikan, tetapi faktualnya angka tersebut baru memenuhi dalam tingkat layanan, untuk bicara mutu masih sangat kurang (keseimbangan

kognitif, afektif dan psikomotorik) artinya

penyelenggaraan BOS masih perlu ditingkatkan. Sasaran program ini adalah warga sekolah baik negeri maupun swasta. Untuk memenuhi SPM, program BOS ini perlu ditingkatkan. Untuk memenuhi SPM sekolah diterjemahkan dalam RKAS dengan sumber dana dari BOS. Program unggulan sekolah yaitu membangun pendidikan karakter untuk memenuhi 8 standar pendidikan, pendidikan dibidang agama, prestasi akademik maupun non akademik. Untuk strategi saya berbicara mutu pendidikan di Samban 02 saya planning 6 tahun, diantaranya membangkitkan motivasi orang tua dan siswa, membangun suatu kebanggaan, menata sistem manajerial sekolah, ketercukupan kebutuhan-kebutuhan dasar anak maupun guru, menciptakan lingkungan sekolah sehat, meningkatkan prestasi akademik ditahun ke 4 yaitu menambah tambahan jam belajar mulai kelas 4 dengan maksud di kelas 6 siap menghadapi ujian”.

(6)

68

“Program BOS merupakan program pemerintah yang diberikan oleh sekolah dasar negeri/swasta untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah. Tujuan pokoknya sudah diatur oleh kementrian pendidikan yaitu membebaskan pungutan biaya

operasional sekolah bagi peserta didik,

meringkankan beban biaya operasional sekolah bagi peserta didik, membebaskan pungutan peserta didik yang orangtuanya tidak mampu.

Sasaran programnya yaitu warga sekolah

sehingga kegiatan sekolah dibiayai oleh BOS, harapannya dana bisa mencukupi operasional sekolah. Besar dana yang diterima persiswa pertahun Rp 800.000. dengan dana BOS baru sebagian saja SPM yang terpenuhi, sehingga sekolah masih perlu sumber dana lain melalui dana sumbangan yang tidak mengikat, di Samban 02 mendapat dana sumbangan kesehatan dari Cocacola, dan sumbangan dari masyarakat yang mampu untuk membeli drumband, sumbangan ini bersifat suka rela dan tidak memaksa”.

(7)

69 sehingga penting untuk diterapkan. Program ini berperan sebagai sumber dana utama dalam memenuhi SPM sekolah dengan ditunjang berbagai macam program unggulan sekolah baik dibidang akademik maupun non akademik. Namun untuk peningkatan mutu, sekolah masih membutuhkan dukungan dana dari pihak lain, sehingga sekolah bekerja sama dengan perusahaan setempat dan memperoleh sumbangan berupa dana untuk peningkatan mutu sekolah.

2. Analisis Tingkat Kesesuaian Desain Program Dengan Standar

(8)

70

1. Definisi program BOS: program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana wajib belajar.

2. Tujuan program BOS: meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu, dan berperan dalam mempercepat pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP).

3. Sasaran program BOS meliputi Satuan Pendidikan SD/SDLB, SMP/SMPLB/SMPT, SD-SMP Satu Atap, SMA, dan SMK baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat di seluruh provinsi Indonesia yang sudah terdata dalam system Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah. Besar dan yang diterima di jenjang Sekolah Dasar sebesar Rp 800.000 persiswa pertahun.

(9)

71 1. Definisi program BOS maknanya karena

pendidikan wajib dibiayai oleh pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu pemerintah wajib memberi bantuan kepada sekolah baik negeri maupun swasta. Sehingga pemerintah memberi bantuan dana melalui program BOS yang merupakan program pemerintah yang diberikan oleh sekolah dasar negeri/swasta untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah.

2. Tujuan program BOS adalah untuk membebaskan pungutan biaya operasional sekolah bagi peserta didik, meringkankan beban biaya operasional sekolah bagi peserta didik, membebaskan pungutan peserta didik yang orangtuanya tidak mampu. Dana BOS juga digunakan untuk pemenuhan SPM. 3. Sasarannya adalah seluruh warga sekolah.

(10)

72

(11)

73 dan fasilitas yang memadai. Termasuk kompetensi staf yang ada di sekolah, pemahaman terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku.

1.2.2 Evaluasi Instalasi Program BOS dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri Samban 02

Tahap kedua pada evaluasi ini adalah instalasi, dimana dalam kegiatan ini rancangan program digunakan sebagai standar untuk mempertimbangkan langkah-langkah operasional program. Pada tahap instalasi, data diperoleh dari hasil wawancara dari beberapa narasumber kemudian di cek kebenaran datanya melalui studi dokumen.

1. Gambaran Tahap Instalasi Program BOS Di Sekolah

Gambaran tahap instalasi didapat dari data hasil wawancara dengan beberapa narasumber. Berikut hasil wawancara dengan bendahara SD Negeri Samban 02:

(12)

74

besar bekerja sebagai buruh. Untuk alokasi dana juga digunakan SPM sesuai dengan aturan dan patokan yang berlaku. Kebutuhan yang dapat

diidentifikasi diantaranya lomba, media

pembelajaran, pelatihan, alat peraga, kit IPA, buku. Dari guru setiap kelas mengusulkan kebutuhannya masing-masing untuk dianggarkan dan dibuat RKAS juga dibuat sesuai dengan juknis”.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Samban 02:

“BOS tidak kembali kepada anak berupa uang, jadi

BOS digunakan untuk pembiayaan GTT, PTT, lomba, peralatan mengajar dll. Alokasi dana BOS digunakan untuk operasional sekolah melalui pembuatan RKAS, jadi pembelajaan dari dana BOS berdasarkan pada RKAS. Kemudian kebutuhan-kebutuhan yang dapat diidentifikasi yaitu mengacu pada 8 standar pendidikan dan sesuai dengan juknis BOS. RKAS dibuat bersama-sama meliputi

guru-guru kelas, bendahara, kepala sekolah,

kemudian dibantu oleh operator, dan disahkan dan diawasi oleh komite sekolah”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pengawas sekolah, yang menyatakan bahwa:

“Biaya BOS sangat membantu sekolah, masyarakat utama di wilayah Bawen penghasilannya tergolong menengah kebawah sehingga sangat membantu masyarakat. RKAS yang dibuat harus sesuai dengan juknis BOS. Subjek yang terlibat dalam pembuatan RKAS adalah kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Dibuat pertahun anggaran setiap bulan Januari, ada anggaran perubahan dibulan Juni.

(13)

75 BOS, bahwa program sesuai dengan keadaan sosial ekonomi keadaan sasaran target yaitu warga sekolah. Rancangan program BOS di SD Negeri Samban 02 dilakukan dengan menyusun Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan mengacu pada pemenuhan SPM dan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). RKAS dibuat secara bersama-sama artinya kesepakatan antara guru kelas, kepala sekolah dan komite.

(14)

76

kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ulangan dan ujian, pembelian bahan habis pakai, langganan daya dan jasa, perawatan sekolah dan sanitasi sekolah, pembayaran honorarium bulanan termasuk GTT dan PTT yang tidak lebih dari 15% namun pada kenyataannya masih kurang sehingga dipenuhi melalui sumbangan dari masyarakat, selanutnya pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan melalui workshop, pelatihan, seminar dll, pembiayaan pengelolaan sekolah, pembelian dan perawatan perangkat computer, biaya lainnya seperti peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah dan peralatan UKS dan obat-obatan. Berdasarkan data hasil observasi diperoleh skor total 108 dari 36 item aspek yang diamati, sehingga didapat rerata 3,00 dimana hasil rerata tersebut menunjukkan pada komponen pembiayaan di SD Negeri Samban 02 yang telah diatur dalam juknis BOS berada pada kriteria sangat baik.

2. Analisis Tingkat Kesesuaian Instalasi Program Dengan Standar

(15)

77 perencanaan yang dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan program kurang sesuai dengan Juknis BOS tahun 2016. Dalam komponen pembiayaan sudah sesuai dengan Juknis BOS 2016 yang di dalamnya dijelaskan bahwa komponen yang dapat dibiayai oleh dana BOS antara lain: 1) pengembangan perpustakaan; 2) kegiatan penerimaan peserta didik baru; 3) kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler; 4) kegiatan ulangan dan ujian; 5) pembelian bahan habis pakai; 6) langganan daya dan jasa; 7) perawatan sekolah/rehab ringan dan sanitasi sekolah; 8) pembayaran honorarium bulanan; 9) pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan; 10) pembiayaan pengelolaan sekolah; 11) pembelian dan perawatan perangkat komputer; dan 12) biaya lainnya seperti peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah dan peralatan UKS dan obat-obatan. RKAS yang telah dibuat harus disahkan oleh pihak terkait yaitu bendahara, kepala sekolah dan komite sekolah. Hal ini sudah sesuai dengan juknis BOS.

(16)

78

diluar perencanaan ketika awal pembuatan RKAS. Kemudian terdapat kendala yang bersifat teknis yang diungkapkan oleh operator bahwa format RKAS tiap tahun berubah-ubah. Hal ini dapat diatasi dengan berkoordinasi dengan Tim BOS setempat tentang kendala yang dihadapi. Kembali lagi menurut teori Edward bahwa SDM terkait kuaifikasi staf harus sesuai jadi tahu apa yang harus dilakukan dalam implementasi program, kemudian faktor komunikasi antara pelaksana program sangat dibutuhkan agar kendala-kendala selama pelaksanaan program dapat diminimalisir dan mengurangi kesalahpahaman antar pihak.

(17)

79 Dan kemudian pihak sekolah akan memperbaiki dan menajalan sesuai dengan perbaikan tersebut.

1.2.3 Evaluasi Proses Program BOS dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri Samban 02

Evaluasi proses pelaksanaan BOS di SD Negeri Samban 02 mencakup prinsip pelaksanaan program BOS, ketercapaian SPM sekolah, partisipasi masyarakat, dan pengawasan terhadap pelaksanaan program.

1. Gambaran Proses Pelaksanaan Program BOS Di Sekolah

(18)

80

orangtua siswa dan alumni. Untuk kesesuaian antara dana yang diterima dengan kebutuhan sekolah adalah relatif, yaitu bergantung pada rencana untuk setiap tahun pembelajaran. Ketika rencana yang dianggarkan banyak maka dana BOS yang diterima tidak dapat mencukupi kebutuhan sekolah, sedangkan ketika rencana yang dianggarkan tidak terlalu banyak maka dana BOS yang diterima dapat sesuai atau mencukupi kebutuhan sekolah. Kecukupan kebutuhan operasional sekolah juga bergantung pada jumlah siswa pertahun, karena jumlah dana yang diterima harus sesuai dengan jumlah siswa padahal kebutuhan tidak menentu tergantung pada program yang dibuat. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan bendahara yang dibantu oleh operator yang menjelaskan bahwa:

“Berbeda tahun, berbeda anggaran dan berbeda pula jumlah peserta didik yang diterima sekolah. Misalnya anggaran tahun sekian banyak tetap

murid yang diterima sedikit, atau bahkan

sebaliknya sehingga dapat mempengaruhi

kebutuhan sekolah”.

(19)

81 Kabupaten/Kota eks Karesidenan Semarang pada bidang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah pada pembatasan jumlah siswa yang sesuai standar proses yang menekankan total BOS yang diterima sementara biaya operasional tidak mutlak bersifat “biaya variabel”. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kebutuhan sekolah.

(20)

82

laporan yaitu SPJ, hal ini juga diperkuat dari studi dokumen bahwa SPJ sudah dibuat. Kemudian dari inspektorat juga ada peninjauan. Ketika evaluasi dana BOS tidak ada temuan-temuan terkait penyalahgunaan dana karena sistemnya transparan dan sudah sesuai dengan rencana anggaran dan di SD ini apabila ada anggaran, ada pembelanjaan pasti ada barang. Kepala sekolah menyampaikan bahwa:

“Komite sekolah sangat berperan dan berpartisipasi

dalam pelaksanaan BOS. Komite sekolah

mempunyai impian-impian yang tinggi, sehingga pihak sekolah harus menyusun program-program sesuai dengan impian bapak komite. Bentuk

partisipasi komite sekolah diantaranya ikut

membimbing, memberi dorongan dan pengawasan terhadap pelaksanaan BOS”.

(21)

83 Kendala dalam pelaksanaan BOS di SD Samban 02 adalah keterlambatan pencairan dana BOS. Sehingga akan mempengaruhi operasional sekolah, dalam hal ini sekolah menyiasati dengan meminjam dana dari tabungan atau perseorangan. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala UPTD bahwa:

“Memang akhir-akhir ini tidak sesui dengan juklak

dan juknis BOS yang di dalamnya menyatakan bahwa H-sekian dana akan cair di awal bulan (triwulan), tetapi pada kenyataannya sering cair pada akhir triwulan. Untuk menyiasati kekurangan dana sekolah bisa meminjam dana tabungan siswa, atau meminjam dana di Koperasi Pengawai Negeri (KPN) dan BUKP sehingga lahan koperasi itu

menjadi lahan untuk mengcover kekurangan dana”.

Terkait pelaksanaan program sudah menjadi kebijakan sekolah dalam memecahkan masalah dan kendala terkait dana BOS, mencari solusi yang tidak menyimpang dari peraturan yang berlaku.

(22)

84

Berdasarkan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2015 tentang Juknis BOS Tahun 2016 yang digunakan sebagai standard:

1. Pendataan: satuan pendidikan melakukan pendataan dan memasukkan data ke dalam Dapodikdasmen secara online.

2. Tahap Penyaluran Dana, terdiri dari dua tahap. Tahap pertama yaitu mekanisme penyaluran di tingkat pusat ke daerah. Tahap kedua penyaluran dari daerah ke satuan pendidikan, melalui rekening sekolah.

3. Waktu Penyaluran Dana

Dana BOS disalurkan dari pusat ke daerah secara triwulan. Berikut bagan tahap pendataan untuk pencairan dana BOS berdasarkan Juknis BOS tahun 2016:

Gambar 4.1

(23)

85 Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa penyaluran dana BOS dilakukan secara triwulan dengan ketentuan:

1. Triwulan 1 yaitu pada bulan Januari-Maret. Dilakukan paling lambat pada minggu ketiga bulan Januari.

2. Triwulan 2 yaitu pada bulan April-Juni. Dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan April.

3. Triwulan 3 yaitu pada bulan Juli-September. Dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan Juli. 4. Triwulan 4 yaitu pada bulan

(24)

86

berdiskusi dengan pihak UPTD. Masalah ini sudah keluar dan tidak sesuai dengan juklak dan juknis BOS tahun 2016. Sehingga perlu diatasi dan dicari solusi dari masalah tersebut. Karena dalam juknis BOS dijelaskan bahwa waktu penyaluran dana dilakukan setiap 3 bulan sekali, yaitu pada periode Januari Maret, periode April Juni, periode Juli September dan pada periode Oktober Desember. Sedangkan menurut UPT, dana sering cair pada akhir triwulan. Misalnya pada periode Oktober Desember, dana cair sekitar akhir bulan Desember.

(25)

87 bimbingan serta sosialisasi terkait kebijakan baru terkait implementasi program BOS di sekolah melalui rapat rutin.

Secara umum, pada proses pelaksanaan program BOS terkait:

1) Prinsip pelaksanaan sudah sesuai dengan peraturan yaitu Juknis BOS yang didalamnya menjelaskan bahwa prinsip pelaksanaan program BOS harus memperhatikan efisiensi, efektifitas, akuntabel, transparansi dan kemanfaatan. karena hal tersebut sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Tim Manajemen BOS ditingkat sekolah dimana komitmen daripada pelaksana program yang harus sesuai dengan peraturan.

2) Ketercapaian SPM sekolah belum seluruhnya tercapai, menurut peraturan tingkat keberhasilan SPM sekolah harus mencapai 100%. Berdasarkan studi dokumen, SPM di SD Negeri Samban 02 masih ada beberapa indikator yang belum tercapai.

(26)

88

jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan oleh karena itu diperlukan pengawasan terhadap pelaksanaan program.

4) Pengawasan terhadap pelaksanaan program harus secara berjenjang dan berkala. Pengawasan di sekolah sudah sesuai dengan juknis BOS tahun 2016 yaitu pengawasan dilakukan secara terpadu dan berkala, hal ini juga diperkuat dari hasil studi dokumen tentang hasil perhitungan SPM yang didalamnya tercantum kunjungan dan monitoring oleh pengawas secara berkala. Pengawas juga melakukan kunjungan lapangan secara langsung dengan datang langsung kesekolah dalam rangka pembimbingan dan monitoring.

1.2.4 Evaluasi Produk Program BOS dalam Rangka Pemenuhan SPM di SD Negeri Samban 02

Evaluasi produk berkaitan dengan hasil yang telah dicapai dari program BOS yang dilaksanakan di SD Negeri Samban 02.

(27)

89 Berdasarkan data wawancara dari beberapa narasumber. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh bendahara dan kepala sekolah kemudian dibantu oleh operator dan diawasi oleh guru. Beberapa program yang sudah tercapai selama pelaksanaan program BOS ini bermacam-macam diantaranya pembangunan WC/toilet, pembelian drumband, membuat taman, mushola. Terkait dengan kemajuan siswa dalam bidang prestasi yakni siswa telah mengkuti semua bidang lomba dimana sumber dananya dari BOS. Hal tersebut diperkuat dengan data hasil dokumentasi daftar sarana dan prasarana sekolah yang terdiri dari barang inventaris tidak bergerak yaitu barang inventaris yang tidak dapat dipindahkan dan barang inventaris bergerak (terlampir). Berkaitan dengan pencapaian prestasi siswa baik dibidang akademik dan nonakademik diperkuat dengan data hasil studi dokumen (terlampir).

(28)

90

kemudian literasi membaca selama 15 menit, dimana hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi kognitif siswa serta afektif karena melatih kedisiplinan siswa. Sehingga diharapkan dapat mengalami kemajuan dibidang akademik. Untuk sistem pelaporan SPM sekolah dilakukan secara online dan diminta oleh dinas. Kekuatan dan kelemahan dari program ini yaitu karena BOS merupakan sumber dana utama bagi sekolah sehingga menjadi kekuatan bagi sekolah untuk melaksaakan pendidikan. Sedangkan untuk kelemahannya yaitu laporan harus sesuai dengan RKAS, namun biasanya ada kebutuhan mendadak yang harus dicukupi. Sehingga kesulitan dalam menyesuaikan laporan dengan RKAS.

(29)

91 Kecamatan Bawen, laporan SPM ini harus dibuat sesuai dengan keadaan sekolah yang sebenarnya. 2. Analisis Tingkat Kesesuian Produk Dengan

Standar

(30)

92

Namun untuk pencapaian mutu yang mangacu pada SPM belum seluruhnya tercapai hal ini dilihat dari perhitungan SPM sekolah (terlampir). Pada aspek kurikulum pada indikator yang berbunyi “pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif” belum memenuhi SPM dan masih dalam tahap mempunyai rencana.

Adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan masyarakat dan perusahaan, mutu di SD Samban 02 mulai mengalami peningkatan yaitu pada program sekolah sehat dalam bentuk Program Pola Hidup Bersih dan Sehat yang didanai oleh PT Cocacola.

Sehingga secara umum produk yang berkaitan dengan peningkatan mutu yang didanai oleh BOS belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

(31)

93 Pada tahap ini, peneliti berusaha menganalisis manfaat biaya serta dampak sosial ekonomi orangtua siswa.

1. Gambaran Manfaat Biaya Program BOS Di Sekolah

Setelah program BOS dilaksanakan. Berdasarkan wawancara dengan orangtua siswa bahwa:

“Program BOS sangat membantu orangtua siswa karena orangtua tidak dipungut biaya lagi untuk sekolah. Karena masyarakat daerah sini sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh di pabrik, jadi dapat diakatakan bahwa penghasilannyaa menengah kebawah, jadi dengan adanya BOS ini sangat meringankan orangtua siswa, karena untuk membeli buku, peralatan sekolah, untuk pembelajaran itu dibiayai oleh BOS sehingga orangtua tidak dipungut biaya lagi”.

(32)

94

kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tidak hanya bermanfaat bagi orangtua siswa, namun implementasi dari program ini juga bermanfaat bagi warga sekolah, siswa, guru, kepala sekolah. 2. Analisis Kesesuaian Manfaat Biaya Dengan

Standar

Manfaat bagi siswa yaitu meringankan beban biaya pendidikan siswa. Bagi guru dengan adanya dana ini, dapat mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan untuk upah/gaji bagi guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap dana BOS ini sangat berguna, dan akan mendukung pencapaian SPM sekolah. Dimana anggaran dana BOS yang dialokasikan untuk GTT dan PTT tidak lebih dari 15% dari seluruh dana yang diterima oleh sekolah. Di SD Negeri Samban 02 gaji untuk GTT dan PTT tidak lebih dari 15%. Manfaat biaya ini sudah sesuai dengan juknis dan standar yang telah ditetapkan.

1.3 Pembahasan Penelitian

(33)

95 belajar 6 tahun yang secara resmi dicanangkan pada tahun 1984, kemudian dilanjutkan dengan program wajib belajar 9 tahun yang dimulai pada tahun 1994 dimana menjelang akhir tuntasnya program wajib belajar 9 tahun, menurut Gumono (2010) fokus pembangunan pendidikan yang dilaksanakan pemerintah sekarang ini sudah mulai bergeser pada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan. Oleh karena itu sekarang ini mutu pendidikan sekarang ini lebih ditekankan dari pada akses pemerataan dan perluasan pendidikan. Dalam penelitian ini berusaha menggali informasi mengenai implementasi BOS dalam rangka pencapaian SPM dimana SPM merupakan tolok ukur kinerja pelayanan satuan pendidikan.

(34)

96

terealisasikan yang kemudian diambil keputusan sesuai kebijakan program.

Sehingga dalam penelitian ini, informasi di dapat dari hasil wawancara dari beberapa sumber sebagai pelaksana program, dari data hasil observasi dan studi dokumen. Kemudian data dianalisis berdasarkan teknik analisis data . Hasil analisis data yang diperoleh digunakan untuk menilai kelayakan, efektifitas, efisiensi, dan ketercapaian program BOS dalam pemenuhan SPM.

Penelitian ini menggunakan model evaluasi kesenjangan, dimana tujuannya mengetahui kesenjangan yang terjadi pada setiap komponen program. Berikut akan dibahas kesenjangan yang terjadi berdasarkan model evaluasi kesenjangan yang terdiri dari desain, instalasi, proses, produk dan manfaat biaya.

(35)

97 operasional sekolah. Sehingga sudah jelas bahwa pemerintah telah bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu ikut membiayai operasional sekolah. Sasaran dari program ini adalah seluruh warga sekolah sehingga penting untuk diterapkan. Program ini digunakan untuk membiayai ketercapain Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mengacu pada tercapainya 8 Standar Nasioanal Pendidikan (SNP). Dana BOS ini sangat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan ditunjang dengan program-program unggulan sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan layanan mutu pendidikan.

(36)

98

Tujuan ini sudah sesuai dengan juknis BOS, karena dalam juknis BOS juga menjelaskan bahwa selain untuk meringankan dan membebaskan pungutan biaya operasional sekolah bagi peserta didik, secara umum tujuan BOS ini adalah juga berperan dalam mempercepat pencapaian SPM dan pencapaian SNP. Mengingat sekarang ini pembangunan pendidikan yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan, maka para pelaku pendidikan khususnya guru, kepala sekaolah dan tenaga pendidik lainnya harus mengetahui hal tersebut, sehingga diharapkan kedepannya akan lebih berkomitmen dan berupaya dalam peningkatan mutu pendidikan.

(37)

99 melainkan sumbangan dana secara sukarela. Sekolah juga bekerja sama dengan pihak lain seperti dari beberapa industri yang ada di wilayah tersebut, sehingga bantuan dana yang diberikan kepada sekolah dapat digunakan untuk peningkatan mutu sekolah.

(38)

100

program-program yang akan dilaksanakan dan alokasi sumbangan yang diberikan.

(39)

101 digunakan semaksimal mungkin melalui perwujudan program-program yang bermutu dan tentunya di dukung oleh SDM yang memadai.

1.3.2 Pembahasan Evaluasi Instalasi Program BOS dalam Pemenuhan SPM di SD Samban 02

Berdasarkan hasil penelitian bahwa instalasi mencakup rancangan program yang digunakan sebagai standar untuk mempertimbangkan langkah-langkah operasional program. Dalam perencanaan tersebut sekolah membuat Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang dibuat oleh guru, bendahara, kepala sekolah dan komite. RKAS dibuat setiap awal tahun anggaran yaitu bulan Januari. Sehingga program sekolah jelas terencana, dimana RKAS dijadikan standar dalam kegiatan operasional program BOS di SD Samban 02. Dalam RKAS juga tercantum anggaran dan pemelanjaan dalam rangka pemenuhan SPM.

(40)

102

(41)

103 dibuat dengan pelaksanaan sebenarnya disaat dilaksanakannya program. Kemudian pengawasan juga dilakukan saat penyesuaian RKAS terhadap program untuk semester berikutnya. Hal ini dilakukan karena terkadang ada program atau kegiatan mendadak artinya program tersebut belum ada sejak RKAS dibuat pada awal tahun anggaran, sehingga perlu adanya penyesuaian RKAS terhadap program yang diawasi dan terkontrol sehingga program berjalan dengan efektif dan efisien. Selain itu faktor sumber daya manusia juga sangat diperlukan dalam mendukung tercapainya tujuan program yang diterjemahkan melalui RKAS dan dipertanggungjawabkan melalui SPJ, termasuk pemahaman materi dan teknik pembuatan laporan-laporan yang diperlukan.

(42)

104

SMP 6 Bintan sudah berjalan dengan baik, pelaksanaan program BOS sudah cukup efektif, efisiensi karena adanya upaya pembuatan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RKAS).

Hal tersebut juga sejalan dengan teori kebijakan oleh Edward bahwa faktor yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi dari implementasi kebijakan program adalah faktor sumber daya. Faktor sumber daya meliputi staf yang terdiri dari guru sebagai bendahara sekolah, kemudian kepala sekolah sebagai penanggungjawab dan juga komite sekolah. Dar ketiga subjek tersebut sudah sesuai dengan kualifikasi hal ini dapat dilihat pada lampiran perolehan data SPM sekolah, karena kualifikasi tersebut juga merupakan indikator dalam pencapaian SPM sekolah.

(43)

105 Namun ada kesenjangan yang terjadi antara RKAS yang telah dibuat dengan pelaksanaan sebenarnya, kesenjangan yang terjadi ini karena adanya kegiatan yang mendadak diluar prediksi ketika awal tahun RKAS dibuat. Sehingga sekolah harus berusaha menyesuaikan RKAS yang dibuat dengan pelaksanaan yang sebenarnya dan tentunya melibatkan pengawas agar tidak terjadi penyalahgunaan dana. Kendala yang diahadapi yakni format pelaporan yang berbeda setiap tahunnya sehingga sulit untuk menyesuaikannya. Hal ini dapat diatasi dengan ikut serta dalam rapat atau pelatihan dari Dinas maupun Tim BOS di daerah setempat yang merupakan bentuk dari proses komunikasi antar pelaksana program, sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman antar pelaksana program. Kemudian struktur birokrasi yang jelas akan meminimalisir perbedaan asumsi diantara para pelaksana.

(44)

106

(45)

107 Indikator ketercapaian SPM di SD Negeri Samban 02 dapat dilihat dalam laporan perhitungan SPM sekolah yang dilaporkan kepada dinas pendidikan secara online. Beberapa Indikator SPM tersebut mencakup: 1) sarana dan prasarana; 2) pendidikan dan tenaga kependidikan; 3) kurikulum; 4) penjaminan mutu pendidikan; 5) penilaian pendidikan; dan 6) manajemen sekolah. Pada aspek 1, 2, 4, 5 dan 6 berdasarkan indikator SPM di SD Negeri Samban 02 sudah memenuhi SPM. Namun pada aspek kurikulum pada indikator yang berbunyi “pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang

efektif” belum memenuhi SPM dan masih dalam

tahap mempunyai rencana.

(46)

108

ini diperkuat dari data hasil wawancara dengan orangtua siswa yang mengungkapkan bahwa ketika rapat sekolah, orangtua siswa sering memberi bantuan seikhlasnya (berisfat sukarela) untuk mendukung pembelajaran di sekolah. Sehingga dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat terhadap sekolah baik.

Hasil penelitian proses ini mengalami kesenjangan pada ketepatan pencairan dana BOS. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah bahwa dana sering terlambat cair. Hal ini diperkuat oleh pendapat dari kepala UPTD bahwa memang akhir-akhir ini dana BOS sering datang terlambat, bahkan datang saat akhir triwulan. Hal ini jelas mempengaruhi terhadap pemenuhan kebutuhan sekolah. Sehingga sekolah harus mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang harus segera terpenuhi. Alternatif tersebut dilakukan dengan meminjam uang tabungan, meminjam uang milik pribadi, atau bisa juga meminjam kepada koperasi seperti yang telah diungkapkan pada wawancara dengan kepala UPTD.

(47)

109 dan efisiensi implementasi sebuah program. Faktor struktur birokrasi yang kurang baik, karena tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (Juknis BOS), dimana dana yang seharusnya sudah cair menurut periode pencairan dana BOS dalam Juknis tetapi mengalami keterlambatan. Hal ini perlu adanya komunikasi dan pengawasan yang baik antar para pelaksana kebijakan tersebut.

(48)

110

siswa di SD Negeri Samban 02 lebih unggul dibidang prestasi non akademik. Sehingga untuk lebih lanjut, pihak sekolah harus terus meningkatkan prestasi dibidang akademik.

Pada evaluasi produk ini juga mencakup laporan pertanggungjawaban BOS yang dibuat setiap akhir triwulan yang kemudian dievaluasi serta diawasi oleh komite dan pengawas sekolah. Berdasarkan perhitungan dari data observasi, pembiayaan komponen kegiatan yang dibiayai oleh dana BOS di SD Negeri Samban 02 diperoleh rerata skor 3,02 artinya alokasi pembiayaan dari program BOS di SD negeri Samban 02 berada pada kriteria baik.

Untuk mengetahui ketercapaian tujuan program di SD Samban 02 juga dapat dilihat dari komponen yang terdapat dalam program sekolah terkait pengelolaan BOS untuk pemenuhan SPM berdasarkan laporan SPM sekolah tahun 2016, mencakup aspek:

1. Kurikulum

(49)

111 sudah menerapkan RPP yang disusun berdasarkan silabus. Namun pemerintah Kabupaten/Kota hanya memiliki rencana dan belum melaksanakan untuk membantu dan mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran efektif. Hal ini karena ketentuan dari Dinas Pendidikan setempat bahwa Sekolah masih dalam proses sosialisasi dan pelatihan untuk menerapkan kurikulum pembelajaran 2013 sehingga belum melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013.

2. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Semua indikator dalam aspek Pendidikan dan Tenaga Kependidikan sudah memenuhi SPM, dapat dilihat pada laporan SPM (terlampir), yang mencakup kualifikasi dan ketersediaan staf dan guru serta penyelenggaraan pembelajaran di sekolah. Kemudian dalam RKAS juga memuat pendanaan tenaga pendidik yang dibiayai oleh dana BOS adalah Guru Tidak Tetap (GTT)/honorer dan Pegawai Tidak Tetap (PTT). 3. Penilaian Pendidikan/Evaluasi Pembelajaran

(50)

112

memenuhi SPM. Meliputi pengembangan dan dan penerapan program penilaian pendidikan dimana hal ini juga dibiayai oleh dana BOS misalnya untuk pelatihan pengembangan program penilaian berdasarkan kurikulum yang berlaku.

4. Sarana dan Prasarana

Semua indikator sarana dan prasarana di SD Negeri Samban 02 sudah memenuhi SPM, hal ini dapat dilihat dalam laporan SPM sekolah (terlampir).

5. Penjaminan Mutu Sekolah

Penjaminan mutu sekolah dilakukan melalui kunjungan pengawas, supervisi dan pembinaan. Supervisi oleh kepala sekolah terhadap guru, dan laporan hasil ujian kepada dinas pendidikan. Semua indikator tersebut juga sudah memenuhi SPM.

6. Manajemen Sekolah

Sekolah juga sudah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dapat dilihat juga dalam laporan SPM.

(51)

113 1) Komunikasi: kurangnya komunikasi terhadap

para pelaksana kebijakan sehingga terdapat kendala dalam penyampaian keputusan kebijakan terkait dengan format RKAS yang setiap tahunnya berubah. Hal ini tentu akan mempengaruhi produk program yang akan dicapai oleh sekolah.

2) Sumber daya sudah sesuai dengan kualifikasi namun masih terkendala dalam jumlah dana yang diterima setiap tahun dihitung berdasarkan jumlah siswa yang diterima. 3) Komitmen pelaksana program sudah baik,

karena pihak sekolah juga bertanggungjawab dengan membuat perencanaan, melaksanakan program dengan baik dan mempertanggungjawabkannya. Sehingga harapan kedepan melalui rencana 6 tahunan akan dilaksanakan dengan baik seperti yang sudah diungkapkan oleh komite sekolah pada hasil wawancara.

(52)

114

dengan prosedur. Pelaksanaan sebenarnya di sekolah, pencairan dana tidak sesuai dengan standar prosedur karena sering mengalami keterlambata. Sehingga ini akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil produk mutu di sekolah.

1.3.5 Pembahasan Evaluasi Analisis Manfaat Biaya Program BOS dalam Pemenuhan SPM di SD Samban 02

(53)
(54)

116

pemerintah sudah mulai bergeser pada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan.

Gambar

Gambar 4.1 Tahap Pendataan Untuk Pencairan Dana BOS

Referensi

Dokumen terkait

As Rajagopal (2001) has shown, the television serial Ramayana – a wildly popular program based on the eponymous epic screened from January 1987 to July 1988 – is a

tugas akhir yang berjudul Analisis Laporan Keuangan pada Toko Bhineka Jaya di Denpasar dapat ditarik kesimpulan jika diihat dari segi rasio likuiditas, Toko

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melim pahkan Rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Jika salah satu premis adalah proposisi partikular dan premis yang lain adalah proposisi negatif maka tidak dapat ditarik kesimpulan.. Term predikat pada kesimpulan harus

xxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxx

Mengingat metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistic, maka rumusan hipotesis alternatif perlu terlebih dahulu dirubah menjadi hipotesis nol (Ho)

Implikasi bagi guru bimbingan dan konseling (konselor) yaitu dapat memanfaatkan dan menerapkan program intervensi dengan menggunakan teknik sosiodrama yang telah

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh