Landasan Pengembangan dalam Kurikulum
Azizah Nur Alifah (1501177)
Pendidikan Bahasa Jepang/ FPBS
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam kurikulum sendiri. Menurut Hornby c.s dalam “The Advance Learner’s Dictionary of Current English” (Redja Mudyahardjo, 2001:8) mengemukakan arti landasan sebagai berikut, “Foundation...that on which an idea or belief rest; an underlying principle’s as the foundations of religious belief; the basis or starting point...”, yang artinya landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari, contohnya seperti landasan kepercayaan agama, dasar atau titik tolak. Robert S. Zeis (1976) mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum, yaitu: Philosophy and the nature of knowledge, society, and culture, the individual, and learning theory. Selain itu, Tyler (1988) mengemukakan pendapatnya yang berkaitan dengan aspek yang melandasi suatu kurikulum, yaitu “Use of philosophy, studies of learners, suggestion from subject specialist, studies of contemporary life, and use of psychology of learning.”
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Landasan filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
2. Landasan psikologis, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
3. Landasan sosial budaya, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
4. Landasan ilmiah dan teknologi, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil riset dan aplikasi ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Daftar Pustaka