SURAT
KETERANGAN
FISKAL
(TAX CLEARANCE)
DASAR HUKUM
UU. 6 th. 1983 sttd UU 28 th 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
UU. 7 th. 1983 sttd UU 36 th 2008 tentang
Pajak Penghasilan
UU. 8 th. 1983 sttd UU 42 th 2009 tentang
Pajak Pertambahan Nilai dan PPn BM
UU. 12 th. 1985 sttd UU 12 th 2000 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan
PPn BM
DASAR HUKUM
Kepres 80 th 2003 sttd Peraturan Presiden 70
th 2012
tentang PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak : SE -
17/PJ./2007 2009
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER - 44/PJ./2013 tentang Tata Cara
Pemberian Surat Keterangan Fiskal dalam
Rangka Pengadaan Barang dan/atau Jasa
untuk Keperluan Instansi Pemerintah
Pasal 19 Kepres 80/2006
a. Memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk menjalankan usaha/kegiatan
sebagai penyedia barang/jasa
;
Ayat (1) Persyaratan penyedia barang/jasa dalam
pelaksanaan pengadaan adalah sbb:
Penjelasan Ayat (1) huruf a:
Yang dimaksud dengan memenuhi ketentuan
perundang-undangan untuk menjalankan
usaha/kegiatan sebagai penyedia barang/jasa
antara lain peraturan perundang-undangan di
Pasal 19 Pepres 70/2012
Huruf a. Memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/ usaha
Ayat (1) Persyaratan penyedia barang/jasa dalam
pelaksanaan pengadaan adalah sbb:
Huruf l. Memiliki NPWP dan telah memenuhi
kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT
Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh
Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh
Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi PKP) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun
Surat Keterangan Fiskal :
surat yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak yang berisi data
pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak untuk masa dan tahun pajak
tertentu.
SKF dipergunakan untuk memenuhi persyaratan
bagi yang bersangkutan pada saat hendak
melakukan penawaran pengadaan barang dan
atau jasa untuk keperluan Pemerintah.
(pasal 2 Per 44/PJ/2013)
SKF diberikan kepada Wajib pajak yang
mengajukan permohonan Wajib
memenuhi persyaratan :
1. Tidak sedang dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; dan
2. Tidak mempunyai Utang Pajak baik di Kantor Pelayanan Pajak tempat Kantor Pusat terdaftar maupun di Kantor Pelayanan Pajak tempat Kantor Cabang terdaftar, kecuali dalam hal Wajib Pajak
mendapatkan ijin untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak, mengajukan keberatan, atau
mengajukan banding sebagaimana di atur dalam Undang-Undang KUP
3. Telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk tahun pajak terakhir dan
Persyaratan (lanjutan :
4. Mengisi formulir permohonan dengan dilampiri :
a. Fotokopi SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak terakhir beserta fotokopi tanda terima pelaporan; dan fotokopi SSP dalam hal terdapat pembayaran; dan/atau fotokopi surat persetujuan mengangsur atau menunda
pembayaran pajak yang terutang, dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan menunda atau
mengangsur pembayaran pajak yang terutang
b. fotokopi SPPT dan STTS Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Pajak terakhir, dalam hal kewenangan
pemungutannya berada di DJP;
c. fotokopi SPT Masa untuk 3 (tiga) Masa Pajak terakhir beserta fotokopi bukti pelaporan dan SSP, dalam hal
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan Surat Keterangan Fiskal Kepada Kantor Pelayanan Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar.