D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 92.1
KONSEP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM DITJEN
CIPTA KARYA
Rencana pembangunan infrastruktur permukiman disusun dengan yang
mengacu pada rencana tata ruang maupun rencana pembangunan, baik skala nasional
maupun skala provinsi dan kabupaten/ kota. Dengan memperhatikan kondisi eksisting,
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya juga mengacu pada
amanat pembangunan nasional dan amanat internasional seperti Agenda Habitat, Amanat
RIO +20, amanat Milenium Development Goals, dan amanat pembangunan internasional
lain. Pembangunan bidang Cipta Karya juga memperhatikan Isu-isu Strategis yang
mempengaruhi pembangunan pada suatu wilayah seperti lokasi rawan bencana alam,
dampak terjadinya perubahan iklim, faktor daya beli masyarakat akibat kemiskinan,
reformasi birokrasi, kepadatan penduduk khususnya pada kawasan perkotaan, serta
green economy. Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan melibatkan
unsur masyarakat dan stakeholder dari dunia usaha (swasta) supaya tercipta Permukiman
yang Layak Huni dan Berkelanjutan.
Penjabaran rencana pembangunan tersebut akan disusun secara sistematis
dengan berlandaskan pada rencana kerangka jangka menengah yang menjadi dasar pada
penjabaran rencana kerja bidang Cipta Karya, dan juga mengacu pada Rencana Strategis
(Renstra) Cipta Karya. Untuk itu, sesuai dengan yang telah digariskan pada Rencana
Strategis, diperlukan penyusunan rencana yang lebih teknis, yang didasarkan pada
skenario pemanfaatan dan perwujudan struktur dan pola ruang yang diwujudkan dalam
strategi pengembangan wilayah dan strategi pengembangan sektor. Rencana yang lebih
teknis tersebut disusun dalam kerangka jangka menengah dan dijabarkan pada tataran
kegiatan yang lebih rinci dari berbagai macam aspek, seperti rencana pendanaan, sumber
pendanaan dan kerangka pelaksanaannya. Dokumen perencanaan tersebut diwujudkan
dalam bentuk Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya.
ARAHAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9Gambar 2.1
Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Dalam pelaksanaannya nanti RPIJM Bidang Cipta Karya yang merupakan
perencanaan investasi jangka menengah, akan menjadi salah satu aspek yang
dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran atau rencana kerja tahunan, baik di tingkat
pusat maupun di tingkat provinsi dan Kabupaten/ kota. Dalam arti bahwa rencana
pembangunan dalam RPIJM tersebut harus tertuang dalam rencana kerja/RKP/RKPD.
Dengan demikian jelas bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya merupakan
perwujudan rencana dari berbagai macam kebijakan yang menyangkut pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan sistem perencanaan pembangunan
nasional yang berlaku Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyusunan Program bidang Cipta Karya
merupakan rangkaian aktivitas penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat
kabupaten/ kota sampai dengan provinsi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja
DJCK dan penanganan isu-isu strategis bidang Cipta Karya bersumber pada dokumen
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
SEB Pagu
Juli Agustus September Oktober November Desember
Konsolidasi
Dasar penyusunan program DJCK yaitu Renstra Kementerian PU 2010-2014
dan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kab/Kota bidang Cipta Karya.
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9Gambar 2.3
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
2.2
AMANAT PEMBANGUNAN NASIONAL
Amanat pembangunan nasional dimaksudkan sebagai suatu penduan dalam
perencanaan pembangunan. Adapun dalam amanat pembangunan nasional yang
dimaksudkan meliputi RPJP Nasional, RPJM Nasional, MP3EI, MP3KI, KEK dan Direktif
Presiden.
2.2.1 RENCANA PROGRAM JANGKA PANJANG NASIONAL (RPJPN)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumen
perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya
Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah
pembangunan nasional untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakupi kurun waktu
mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2025. Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005 – 2025, selanjutnya disebut RPJP Nasional, adalah dokumen
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 92005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus
menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia
usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan
arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh
pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan
lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.
2.2.1.1 VISI DAN MISI RPJPN TAHUN 2005 - 2025
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi
dalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia, dan amanat pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka Visi
Pembangunan Nasional tahun 2005-2025adalah :
“INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Mandiri : Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar
dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan
pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
Maju : Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya
memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan
yang tinggi.
Adil : Sedangkan Bangsa adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun,
baik antarindividu, gender, maupun wilayah.
Makmur : Kemudian Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi
seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti
penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.
Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8
(delapan) misi pembangunan nasional sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksiantar budaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan
memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan
landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan iptek melalui penelitian; pengembangan, dan penerapan menuju inovasi
secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang
hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis
keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun
keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam
negeri.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah
memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran
masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin
pengembangan media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan
masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya
hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan
memihak rakyat kecil.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun
kekuatan TNI hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani di
kawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan
profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat;
mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindakan kriminalitas; membangun
kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan
nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung
pertahanan dan kontribusi industry pertahanan nasional dalam sistem pertahanan
semesta.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah
meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara
menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/ daerah yang
masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis;
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam
berbagai aspek termasuk gender.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan
pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara
pemanfaaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan
dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang
serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya
konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan
yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan
kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan
keaneka ragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan
wawasanbahari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan
Indonesiaberorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
yangberwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologikelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan
kedaulatandan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu
denganmengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam
rangkamemperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen
Indonesiaterhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi internasional
danregional; dan mendorong kerja sama internasional, regional dan
bilateralantarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai bidang.
2.2.1.2 Arah Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025
Untuk mencapai tingkat kemajuan, kemandirian, serta keadilan yang
diinginkan, arah pembangunan jangka panjang selama kurun waktu 20 tahun
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 91.Wujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia, Bermoral, Beretika,
Berbudaya, Dan Beradab
a. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama
sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia,
memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna
mencapai kemajuan dalam pembangunan.
b. Pembangunan dan pemantapan jati diri bangsa ditujukan untuk mewujudkan
karakter bangsa dan sistem sosial yang berakar, unik, modern, dan unggul.
c. Budaya inovatif yang berorientasi iptek terus dikembangkan agar bangsa Indonesia
menguasai iptek serta mampu berjaya pada era persaingan global.
2.Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya-Saing
a. Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing
b. Memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju
keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi,
dan pelayanan di dalam negeri
c. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan
d. Membangun infrastruktur yang maju
e. Melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.
3.Mewujudkan Indonesia Yang Demokratis Berlandaskan Hukum
a. Penyempurnaan struktur politik yang dititikberatkan pada proses pelembagaan
demokrasi
b. Penataan peran negara dan masyarakat dititikberatkan pada pembentukan
kemandirian dan kedewasaan masyarakat serta pembentukan masyarakat madani
yang kuat dalam bidang ekonomi dan pendidikan.
c. Penataan proses politik yang dititikberatkan pada pengalokasian/representasi
kekuasaan
d. Pengembangan budaya politik yang dititikberatkan pada penanaman nilai-nilai
demokratis
e. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang ditekankan pada pencerdasan
masyarakat dalam kehidupan politik
f. Pembangunan hukum diarahkan pada makin terwujudnya sistem hokum nasional yang mantap bersumber pada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9hukum termasuk aparat hukum, sarana dan prasarana hukum; perwujudan
masyarakat yang mempunyai kesadaran dan budaya hukum yang tinggi dalam
rangka mewujudkan negara hukum; serta penciptaan kehidupan masyarakat yang
adil dan demokratis.
g. Pembangunan materi hukum diarahkan untuk melanjutkan pembaruan produk
hukum untuk menggantikan peraturan perundang-undangan warisan kolonial yang
mencerminkan nilai-nilai sosial dan kepentingan masyarakat Indonesia serta mampu
mendorong tumbuhnya kreativitas dan melibatkan masyarakat untuk mendukung
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional yang
bersumber pada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang mencakup perencanaan hukum, pembentukan hukum, penelitian
dan pengembangan hukum.
h. Pembangunan struktur hukum diarahkan untuk memantapkan dan mengefektifkan
berbagai organisasi dan lembaga hukum, profesi hukum, dan badan peradilan
sehingga aparatur hukum mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya secara
profesional.
i. Penerapan dan penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) dilaksanakan
secara tegas, lugas, profesional, dan tidak diskriminatif dengan tetap berdasarkan
pada penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM), keadilan, dan
kebenaran, terutama dalam penyelidikan, penyidikan, dan persidangan yang
transparan dan terbuka dalam rangka mewujudkan tertib sosial dan disiplin sosial
sehingga dapat mendukung pembangunan serta memantapkan stabilitas nasional
yang mantap dan dinamis
j. Peningkatan perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum yang
tinggi terus ditingkatkan dengan lebih memberikan akses terhadap segala informasi
yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan akses kepada masyarakat terhadap pelibatan
dalam berbagai proses pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan nasional
sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan menghayati hak dan
kewajibannya sebagai warga negara
k. Penuntasan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan aparatur negara dicapai
dengan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat,
lini pemerintahan, dan semua kegiatan; pemberian sanksi yang seberat-beratnya
kepada pelaku penyalahguna kewenangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9pengawasan internal, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat; serta
peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan pemahaman
para penyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip ketatapemerintahan yang baik.
4.Mewujudkan Indonesia Yang Aman, Damai Dan Bersatu
a. Keamanan nasional diwujudkan melalui keterpaduan pembangunan pertahanan,
pembangunan keamanan dalam negeri, dan pembangunan keamanan sosial yang
diselenggarakan berdasarkan kondisi geografi, demografi, sosial, dan budaya serta
berwawasan nusantara.
b. Pembangunan pertahanan yang mencakup sistem dan strategi pertahanan, postur
dan struktur pertahanan, profesionalisme TNI, pengembangan teknologi pertahanan
dalam mendukung ketersediaan alutsista, komponen cadangan, dan pendukung
pertahanan diarahkan pada upaya terus-menerus untuk mewujudkan kemampuan
pertahanan yang melampaui kekuatan pertahanan minimal agar mampu
menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keselamatan bangsa serta keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat yang
tersebar dan beragam termasuk pulau-pulau terluar, wilayah yurisdiksi laut hingga
meliputi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan landasan kontinen, serta
ruang udara nasional. Selanjutnya, kemampuan pertahanan tersebut terus
ditingkatkan agar memiliki efek penggentar yang disegani untuk mendukung posisi
tawar dalam ajang diplomasi.
c. Sistem dan strategi pertahanan nasional secara terus menerus disempurnakan
untuk mewujudkan sistem pertahanan semesta berdasarkan kapabilitas pertahanan
agar secara simultan mampu mengatasi ancaman dan memiliki efek penggentar.
d. Postur dan struktur pertahanan diarahkan untuk dapat menjawab berbagai
kemungkinan tantangan, permasalahan aktual, dan pembangunan kapabilitas
jangka panjang yang sesuai dengan kondisi geografis dan dinamika masyarakat.
e. Peningkatan profesionalisme Tentara Nasional Indonesia dilaksanakan dengan tetap
menjaga netralitas politik dan memusatkan diri pada tugas-tugas pertahanan dalam
bentuk operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang melalui
fokus pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan alutsista.
f. Peningkatan kondisi dan jumlah alutsista setiap matra dilaksanakan menurut validasi postur dan struktur pertahanan untuk dapat melampaui kebutuhan kekuatan
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9g. Pemantapan komponen cadangan dan pendukung pertahanan Negara dalam
kerangka basis strategi teknologi, dan pembiayaan terus ditingkatkan dalam proses
yang bersifat kontinyu maupun terobosan.
h. Perlindungan wilayah yurisdiksi laut Indonesia ditingkatkan dalam upaya melindungi
sumber daya laut bagi kemakmuran sebesar-besarnya rakyat
i. Pembangunan keamanan diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme Polri
beserta institusi terkait dengan masalah keamanan dan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban
masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan masyarakat.
j. Peningkatan profesionalisme Polri dicapai melalui pembangunan kompetensi
pelayanan inti, perbaikan rasio polisi terhadap penduduk, pembinaan sumber daya
manusia, pemenuhan kebutuhan alat utama, serta peningkatan pengawasan dan
mekanisme kontrol lembaga kepolisian.
k. Peningkatan profesionalisme lembaga intelijen dan kontra intelijen dalam mendeteksi, melindungi, dan melakukan tindakan pencegahan berbagai ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan yang berpengaruh terhadap kepentingan
keamanan nasional
5.Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan Berkeadilan
a. Pengembangan wilayah diselenggarakan dengan memerhatikan potensi dan peluang
keunggulan sumberdaya darat dan/atau laut di setiap wilayah, serta memerhatikan
prinsip pembangunan berkelanjutan dan daya dukung lingkungan
b. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat
tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di
sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa
mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih ditekankan pada
pertimbangan keterkaitan mata-rantai proses industri dan distribusi.
c. Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah
tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan
berkembang secara lebih cepat dan dapat mengurangi ketertinggalan
pembangunannya dengan daerah lain.
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9outward looking sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas
ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga
e. Pembangunan kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil diseimbangkan
pertumbuhannya dengan mengacu pada sistem pembangunan perkotaan nasional.
f. Pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan dikendalikan dalam suatu sistem
wilayah pembangunan metropolitan yang kompak, nyaman, efisien dalam
pengelolaan, serta mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan
g. Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah ditingkatkan, terutama di luar Pulau Jawa, sehingga diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai ‘motor
penggerak’ pembangunan wilayah-wilayah di sekitarnya maupun dalam melayani
kebutuhan warga kotanya
h. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan kegiatan
ekonomi di wilayah perdesaan didorong secara sinergis (hasil produksi wilayah
perdesaan merupakan backward linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan) dalam suatu ‘sistem wilayah pengembangan ekonomi’
i. Pembangunan perdesaan didorong melalui pengembangan agroindustri padat
pekerja, terutama bagi kawasan yang berbasiskan pertanian dan kelautan;
peningkatan kapasitas sumber daya manusia di perdesaan khususnya dalam
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya; pengembangan jaringan infrastruktur
penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota kecil terdekat
dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi yang saling
komplementer dan saling menguntungkan; peningkatan akses informasi dan
pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi; pengembangan
social capital dan human capital yang belum tergali potensinya sehingga kawasan
perdesaan tidak semata-mata mengandalkan sumber daya alam saja; intervensi
harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke produk pertanian, terutama
terhadap harga dan upah.
j. Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan
di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat
sinergis, serasi, dan berkelanjutan.
k. Menerapkan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif, serta melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas tanah dengan menerapkan
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9l. Kapasitas pemerintah daerah terus dikembangkan melalui peningkatan kapasitas
aparat pemerintah daerah, kapasitas kelembagaan pemerintah daerah, kapasitas
keuangan pemerintah daerah, serta kapasitas lembaga legislatif daerah.
m.Peningkatan kerja sama antardaerah akan terus ditingkatkan dalam rangka
memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitif setiap daerah;
menghilangkan ego pemerintah daerah yang berlebihan; serta menghindari
timbulnya inefisiensi dalam pelayanan publik.
n. Sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian
pangan nasional dengan mengembangkan kemampuan produksi dalam negeri yang
didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan
kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu,
keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber
pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal.
o. Koperasi yang didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya, baik
produsen maupun konsumen di berbagai sektor kegiatan ekonomi sehingga menjadi
gerakan ekonomi yang berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan
sosial dan ekonomi masyarakat.
p. Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan kesejahteraan sosial juga
dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat
yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal
di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
q. Pembangunan kesejahteraan sosial dalam rangka memberikan perlindungan pada
kelompok masyarakat yang kurang beruntung disempurnakan melalui penguatan
lembaga jaminan sosial yang didukung oleh peraturan-peraturan perundangan,
pendanaan, serta sistem nomor induk kependudukan (NIK)
r. Sistem perlindungan dan jaminan sosial disusun, ditata, dan dikembangkan untuk
memastikan dan memantapkan pemenuhan hak-hak rakyat akan pelayanan sosial
dasar.
s. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya
t. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi u. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan, perlindungan, dan
pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap dengan mengutamakan prinsip
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 96.Mewujudkan Indonesia Yang Asri Dan Lestari
a. Mendayagunakan Sumber Daya Alam yang Terbarukan
b. Mengelola Sumber Daya Alam yang Tidak Terbarukan
c. Menjaga Keamanan Ketersediaan Energi
d. Menjaga dan Melestarikan Sumber Daya Air
e. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Kelautan
f. Meningkatkan Nilai Tambah atas Pemanfaatan Sumber Daya Alam Tropis yang Unik
dan Khas
g. Memerhatikan dan Mengelola Keragaman Jenis Sumber Daya Alam yang Ada di
Setiap Wilayah
h. Mitigasi Bencana Alam Sesuai dengan Kondisi Geologi Indonesia
i. Mengendalikan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
j. Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup k. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Mencintai Lingkungan Hidup
7.Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat
Dan Berbasiskan Kepentingan Nasional
a. Membangkitkan wawasan dan budaya bahari
b. Meningkatkan dan menguatkan peranan sumber daya manusia di bidang kelautan
c. Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset, dan hal-hal
terkait di dalamnya, termasuk kewajiban-kewajiban yang telah digariskan oleh
hukum laut United Nation Convention on the Law Of Sea (UNCLOS) 1982
d. Melakukan upaya pengamanan wilayah kedaulatan yurisdiksi dan asset Negara
Kesatuan Republik Indonesia
e. Mengembangkan industri kelautan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan
f. Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut
g. Meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di kawasan pesisir dilakukan dengan
mengembangkan kegiatan ekonomi produktif skala kecil yang mampu memberikan
lapangan kerja lebih luas kepada keluarga miskin.
8.Mewujudkan Indonesia Yang Berperan Aktif Dalam Pergaulan Internasional
a. Peranan hubungan luar negeri terus ditingkatkan dengan penekanankan pada
proses pemberdayaan posisi Indonesia sebagai negara, termasuk peningkatan
kapasitas dan integritas nasional melalui keterlibatan di organisasi-organisasi
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9hubungan luar negeri dengan memaknai secara positif berbagai peluang yang
menguntungkan bagi kepentingan nasional yang muncul dari perspektif baru dalam
hubungan internasional yang dinamis.
b. Penguatan kapasitas dan kredibilitas politik luar negeri dalam rangka ikut serta
menciptakan perdamaian dunia, keadilan dalam tata hubungan internasional, dan
ikut berupaya mencegah timbulnya pertentangan yang terlalu tajam di antara
negara-negara yang berbeda ideologi, dan sistem politik maupun kepentingan agar
tidak mengancam keamanan internasional sekaligus mencegah munculnya kekuatan
yang terlalu bersifat hegemonik-unilateralistik di dunia.
c. Peningkatan kualitas diplomasi di fora internasional dalam upaya pemeliharaan
keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanan kekayaan sumber daya
alam, baik daratan maupun lautan, serta antisipasi terhadap berbagai isu baru
dalam hubungan internasional yang akan ditangani dengan parameter utamanya
adalah pencapaian secara optimal kepentingan nasional.
d. Peningkatan efektivitas dan perluasan fungsi jaringan kerjasama yang ada demi membangun kembali solidaritas Association of South East Asian Nation (ASEAN) di
bidang politik, ekonomi, kebudayaan, dan keamanan menuju terbentuknya
komunitas ASEAN yang lebih solid.
e. Pemeliharaan perdamaian dunia melalui upaya peningkatan saling pengertian politik
dan budaya, baik antarnegara maupun antarmasyarakat dunia serta peningkatan
kerja sama internasional dalam membangun tatanan hubungan dan kerja sama
ekonomi internasional yang lebih seimbang.
f. Penguatan jaringan hubungan dan kerja sama yang produktif antar aktor-aktor
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 92.2.2 RENCANA PROGRAM JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)
RPJM Nasional sebagaimana termaktub dalam Peraturan Presiden nomor 5
Tahun 2010 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Presiden hasil Pemilihan
Umum tahun 2009. RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan
umum, program Kementerian/ Lembaga dan lintas Kementerian/ Lembaga, kewilayahan
dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja
yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJM Nasional sesuai dengan Perpres No. 05 Tahun 2010berfungsi sebagai :
a. Pedoman bagi Kementerian/ Lembaga dalam menyusun Rencana Strategis
Kementerian/ Lembaga;
b. Bahan penyusunan dan perbaikan RPJM Daerah dengan memperhatikan tugas
pemerintah daerah dalam mencapai sasaran Nasional yang termuat dalam RPJM
Nasional;
c. Pedoman Pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah.
Dalam kurun waktu lima tahun mendatang (2010-2014), tantangan
pembangunan tidaklah semakin ringan. Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi
untuk mencapai perwujudan masyarakat Indonesia yang sejahtera di tengah persaingan
global yang meningkat, yaitu :
Pertama, capaian laju pertumbuhan ekonomi sekitar 6% selama periode 2004 -
2008 belum cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat Indonesia yang
sejahtera.
Kedua, percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan
ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk Indonesia (inclusive
growth).
Ketiga, untuk mengurangi kesenjangan antardaerah, pertumbuhan ekonomi
harus tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah-daerah yang masih
memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi.
Keempat, untuk mengurangi kesenjangan antarpelaku usaha, pertumbuhan
ekonomi yang tercipta harus dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya
dan lebih merata ke sektor-sektor pembangunan, yang banyak menyediakan
lapangan kerja.
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9 Keenam, pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai
dimensi. Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas membutuhkan tambahan
kuantitas dan perbaikan kualitas infrastruktur.
Ketujuh, sumber pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan
harus berasal dari peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas sangat
ditentukan oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia, utamanya dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kedelapan, keberhasilan proses pembangunan ekonomi tergantung pada kualitas
birokrasi
Kesembilan, demokrasi telah diputuskan sebagai dasar hidup berbangsa. Dewasa
ini pelaksanaan demokrasi telah mengalami kemajuan. Harus diakui, sebagian
masih demokrasi procedural
Kesepuluh, dalam sistem yang demokratis, hukum harus menjadi panglima.
Penegakan hukum secara konsisten, termasuk pemberantasan korupsi, dapat
memberikan rasa aman, adil, dan kepastian berusaha. Banyak upaya perbaikan
sistem hukum yang sudah dibenahi
2.2.2.1 VISI DAN MISI RPJMN TAHUN 2010 – 2014
Kerangka Visi Indonesia 2014 adalah :
“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN”
Dengan penjelasan sebagai berikut :
Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan
sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa.Tujuan penting ini dikelola
melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya,
bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh
masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
Usaha-usaha Perwujudan visi Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi
pemerintah tahun 2010-2014 sebagai berikut :
Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
2.2.2.2 AGENDA PEMBANGUNAN
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2009-2014,
ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2009-2014, yaitu:
Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi
Agenda IV : Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi
Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan
2.2.2.3 SASARAN PEMBANGUNAN
Sasaran utama pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional RPJMN 2010-2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1.
Sasaran Utama Pembangunan RPJMN 2010-2014
No Pembangunan Sasaran
I. Sasaran Pembangunan Kesejahteraan Rakyat
1. Ekonomi
a. Pertumbuhan ekonomi Rata-rata 6,3 – 6,8 persen pertahun
Sebelum tahun 2014 tumbuh 7%
b. Inflasi Rata-rata 4 - 6 persen pertahun
c. Tingkat Pengangguran (terbuka) 5 - 6 persen pada akhir tahun 2014 d. Tingkat Kemiskinan 8 - 10 persen pada akhir tahun 2014
2. Pendidikan
Status Awal 2008 Target 2014 a. Meningkatnya rata-rata lama sekolah
penduduk berusia 15 tahun ke atas (tahun)
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9No Pembangunan Sasaran
b. Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas (persen)
5,97 4,18
c. Meningkatnya APM SD/SDLB/MI/Paket A (persen)
95,14 96,00
d. Meningkatnya APM SMP/SMPLB/MTs/ Paket B (persen)
72,28 76,00
e. Meningkatnya APK SMA/SMK/ MA/Paket C (persen)
64,28 85,00
f. Meningkatnya APK PT usia 19-23 tahun (persen)
21,26 30,00
g. Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan
antarwilayah, gender, dan sosial ekonomi, serta antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat
3. Kesehatan
Status Awal 2008 Target 2014 a. Meningkatnya umur harapan hidup (tahun) 70,7 72,0 b. Menurunnya angka kematian ibu
melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
228 118
c. Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
34 24
d. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (persen)
18,4 < 15
4. Pangan
a. Produksi Padi Tumbuh 3,22 persen per tahun
b. Produksi Jagung Tumbuh 10,02 persen per tahun
c. Produksi Kedelai Tumbuh 20,05 persen per tahun
d. Produksi Gula Tumbuh 12,55 persen per tahun
e. Produksi Daging Sapi Tumbuh 7,30 persen per tahun
5. Energi
a. Peningkatan kapasitas pembangkit Listrik 3.000 MW pertahun
b. Meningkatnya rasio elektrifikasi Pada tahun 2014 mencapai 80 persen
c. Meningkatnya produksi minyak bumi Pada tahun 2014 mencapai 1,01 juta barrel perhari
d. Peningkatan pemanfaatan energy panas bumi
Pada tahun 2014 mencapai 5.000 MW
6. Infrastruktur
a. Pembangunan Jalan Lintas Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara
b. Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9No Pembangunan Sasaran
c. Penuntasan pembangunan Jaringan Serat Optik di Indonesia Bagian Timur
Selesai sebelum tahun 2013
d. Perbaikan sistem dan jaringan transportasi d 4 kota besar (Jakarta, Bandung,
Surabaya, dan Medan)
Selesai tahun 2014
II. Sasaran Pembangunan Demokrasi
1. Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia 1) Semakin terjaminnya peningkatan iklim politik kondusif bagi
berkembangnya kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang dengan
peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum;
2) Meningkatnya kinerja lembaga-lembaga demokrasi, dengan indeks rata-rata 70 pada akhir tahun 2014; 3) Menyelenggarakan pemilu tahun
1. Tercapainya suasana dan kepastian
keadilan melalui penegakan hukum (rule of law) dan terjaganya ketertiban umum.
1) Persepsi masyarakat pencari
sebesar 5,0 yang meningkat dari 2,8 pada
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 92.2.2.4 PRIORITAS NASIONAL
Visi dan Misi pemerintah 2009-2014, dirumuskan dan dijabarkan lebih
operasional ke dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah
diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sebelas Prioritas Nasional di
bawah ini bertujuan untuk sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan negara di
masa mendatang.
Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk
menjamin implementasi dari 11 prioritas nasional yaitu :
(1) reformasi birokrasi dan tatakelola;
(2) pendidikan;
(3) kesehatan;
(4) penanggulangan kemiskinan;
(5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur;
(7) iklim investasi dan usaha; (8) energi;
(9) lingkungan hidup dan bencana;
(10)daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta
(11)kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
2.2.3 MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN
EKONOMI INDONESIA (MP3EI)
Sesuai dengan Perpres No.32 Tahun 2011, dalam rangka pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan untuk melengkapi
dokumen perencanaan guna meningkatkan daya saing perekonomian nasional yang lebih
solid, diperlukan adanya suatu masterplan percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi Indonesia yang memiliki arah yang jelas, strategi yang tepat, fokus dan terukur
maka perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan melengkapi dokumen
perencanaan.
Penjelasan umum koridor ekonomi :
1. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sumatera dengan tema “Sentra Produksi dan
pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional” adalah kelapa sawit, batu bara,
karet, dan besi baja. Selain itu ada tambahan satu kegiatan, yaitu pengembangan
kawasan strategis nasional yaitu pembangunan jembatan selat sunda.
2. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Jawa dengan tema “Pendorong Industri dan
Jasa Nasional” adalah industri makanan dan minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, alutista, telematika, migas, pariwisata, besi baja, dan sektor lain.
3. Koridor Ekonomi Kalimantan adalah sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasl
Tambang dan Lumbung Energi Nasional.
4. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Bali-Nusa Tenggara dengan tema “Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional” adalah: pariwisata, peternakan,
dan perikanan.
5. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sulawesi dengan tema “Pusat Produksi dan
Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas, dan Pertambangan Nasional” adalah pariwisata, perikanan, dan peternakan.
6. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Maluku-Papua dengan tema “Pusat
Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan pertambangan Nasional” adalah
pertanian tanaman pangan, tembaga, nikel, migas, dan perikanan.
2.2.4 MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN
KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI)
Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009 mendesain
program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia
(MP3KI).Program ini langsung menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan
ekstrim di Indonesia.Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk
mengimbangi rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi, mendorong
percepatan pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim investasi, mempercepat dan
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9investasi dengan swasta, ketahanan energi, ketahanan pangan, reformasi birokrasi dan
tata kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi teknologi.
Fokus kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama,
penanggulangan kemiskinan eksisting Klaster I, berupa bantuan dan jaminan/perlindungan sosial. Lalu di Klaster II adalah pemberdayaan masyarakat,
Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan Klaster IV adalah program prorakyat. Kedua, transformasi perlindungan dan bantuan sosial. Ketiga, pengembangan livelihood, pemberdayaan, akses berusaha & kredit, dan
pengembangan kawasan berbasis potensi lokal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram dibawah ini:
Gambar 2.4
Fokus kerja MP3KI
Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu :
TAHAP 1 (Periode 2013-2014)
Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% -10% pada tahun
2014;
Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan
kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN” DI KANTONG
-KANTONG KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU, SERTA PERBAIKAN SASARAN
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9 Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk
membangun keterkaitan dengan MP3EI;
Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .
TAHAP 2 (Periode 2015 –2019)
Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;
Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal
coverage;
Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja; Penguatan sustainable livelihood.
TAHAP 3 (Periode 2020-2025)
Pemantapan system penanggulangan kemiskinan secara terpadu; Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.
Gambar 2.5
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 92.2.5 KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan
dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas
tertentu. Kawasan Ekonomi Khusus dikembangkan untuk mempercepat pengembangan
ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional
dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi
nasional.
Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional,
diperlukan peningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki
keunggulan geoekonomi dan geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untuk
memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki
nilai ekonomi tinggi. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan
daerah dan sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan
ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan.
Sesuai Undang-undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus,
fungsi KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan,
jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan
telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas
satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan ekspor, logistik, industri,
pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan untuk
ekspor dan untuk dalam negeri.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK
adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu
kawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/ kota dalam
pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber
daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan
pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan.
Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yang terdiri atas
Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi.Dewan Kawasan
membentuk Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakan pelayanan,
pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK.Kegiatan usaha di KEK dilakukan
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saing
agar lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal, yang
berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, dan
fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, dan
ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat diberikan pada Zona di
dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2.2.6 DIREKTIF PRESIDEN PROGRAM PEMBANGUNAN BERKEADILAN
Melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 Tentang
Program Pembangunan Yang Berkeadilan, seluruh Badan/Lembaga negara, Gubernur dan
Kepala Daerah (Bupati/Walikota) untuk dapat mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing, dalam rangka
pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan sebagaimana termuat
dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, yang meliputi program :
1. Pro rakyat;
2. Keadilan untuk semua (justice for all);
3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals - MDG’s).
Dalam rangka pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud diatas :
1. Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:
a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
b. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;
c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan
kecil;
2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
a. Program keadilan bagi anak; b. Program keadilan bagi perempuan;
c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan; d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;
e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;
f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.
3. Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium, memfokuskan pada:
a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
d. Program penurunan angka kematian anak;
e. Program kesehatan ibu;
f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;
g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;
h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.
2.3 PERATURAN PERUNDANGAN PEMBANGUNAN BIDANG PU/CIPTA
KARYA
2.3.1 UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan
kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun
manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif.
Pemerintah perlu berperan lebih dalam pertumbuhan dan pembangunan
wilayah yang kurang memperhatikan keseimbangan bagi kepentingan masyarakat
berpenghasilan rendah mengakibatkan kesulitan masyarakat untuk memperoleh rumah
yang layak dan terjangkau.
Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan untuk :
a. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman
b. mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang
proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai
dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi
MBR;
c. meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan
perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di
kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan;
d. memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9f. menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
Alat ukur pencapaian keluaran/ output penyelenggaraan infrastruktur kawasan
permukiman kumuh adalah meningkatnya kualitas lingkungan permukiman kumuh di
kawasan perkotaan dengan cara pengembalian fungsi kawasan permukiman sehingga
dapat meningkatkan nilai tambah kawasan permukimannya dan menjadi bagian penting
dalam pengembangan kota secara keseluruhan.
Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan
permukiman kumuh baru mencakup:
a. ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi;
b. ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum;
c. penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum; dan
d. pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah.
Sesuai Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman, penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh wajib memenuhi
persyaratan:
a. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah
provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/ kota;
b. kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan;
c. kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan
dan tidak membahayakan penghuni;
d. tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan;
e. kualitas bangunan; dan
f. kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
2.3.2 UNDANG-UNDANG NO. 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN
GEDUNG
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan
produktivitas, dan jati diri manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan bangunan gedung
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal,
berjati diri, serta seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.
Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang.Oleh
karena itu dalam pengaturan bangunan gedung tetap mengacu pada pengaturan
penataan ruang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan
bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif
dan teknis bangunan gedung, serta harus diselenggarakan secara tertib.
Undang-undang tentang Bangunan Gedung mengatur fungsi bangunan
gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk
hak dan kewajiban pemilik dan pengguna bangunan gedung pada setiap tahap
penyeleng-garaan bangunan gedung, ketentuan tentang peran masyarakat dan
pembinaan oleh pemerintah, sanksi, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk :
1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjaminkeandalan
teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan;
3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung;
Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh asas
kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dengan
lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang berperikemanusiaan dan berkeadilan.
Masyarakat diupayakan untuk terlibat dan berperan secara aktif bukan hanya dalam
rangka pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung untuk kepentingan mereka
sendiri, tetapi juga dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan bangunan gedung dan
tertib penyelenggaraan bangunan gedung pada umumnya.
Perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran penyedia jasa
konstruksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi baik
sebagai perencana, pelaksana, pengawas atau manajemen konstruksi maupun jasa-jasa
pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji teknis bangunan gedung. Oleh
karena itu, pengaturan bangunan gedung ini juga harus berjalan seiring dengan
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9Dengan diberlakukannya undang-undang ini, maka semua penyelenggaraan
bangunan gedung baik pembangunan maupun pemanfaatan, yang dilakukan di wilayah
negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat, serta
oleh pihak asing, wajib mematuhi seluruh ketentuan yang tercantum dalam
Undang-undang tentang Bangunan Gedung.
Dalam menghadapi dan menyikapi kemajuan teknologi, baik informasi
maupun arsitektur dan rekayasa, perlu adanya penerapan yang seimbang dengan tetap
mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik
arsitektur dan lingkungan yang telah ada, khususnya nilai-nilai kontekstual, tradisional,
spesifik, dan bersejarah.
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung
mempunyai hak:
a. mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana teknis bangunan
gedung yang telah memenuhi persyaratan;
b. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan perizinan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau lingkungan yang dilindungi
dan dilestarikan dari Pemerintah Daerah;
d. mendapatkan insentif sesuai dengan peraturan perundangundangan dari Pemerintah
Daerah karena bangunannya ditetapkan sebagai bangunan yang harus dilindungi dan
dilestarikan;
e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari Pemerintah Daerah;
f. mendapatkan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundangundangan apabila
bangunannya dibongkar oleh Pemerintah Daerah atau pihak lain yang bukan
diakibatkan oleh kesalahannya.
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung
mempunyai kewajiban:
a. menyediakan rencana teknis bangunan gedung yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan fungsinya;
b. memiliki izin mendirikan bangunan (IMB);
c. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan rencana teknis yang
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9d. meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas perubahan rencana teknis
bangunan gedung yang terjadi pada tahap pelaksanaan bangunan mengetahui tata
cara/proses penyelenggaraan bangunan gedung;
b. mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan intensitas bangunan pada
lokasi dan/atau ruang tempat bangunan akan dibangun;
c. mendapatkan keterangan tentang ketentuan persyaratan keandalan bangunan
gedung;
d. mendapatkan keterangan tentang ketentuan bangunan gedung yang laik fungsi;
e. mendapatkan keterangan tentang bangunan gedung dan/atau lingkungan yang harus
dilindungi dan dilestarikan memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsinya;
f. memelihara dan/atau merawat bangunan gedung secara berkala;
g. melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan
gedung;
h. melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas kelaikan fungsi bangunan gedung. i. memperbaiki bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik fungsi;
j. membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik fungsi dan tidak dapat
diperbaiki, dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatannya, atau tidak memiliki izin
mendirikan bangunan, dengan tidak mengganggu keselamatan dan ketertiban umum.
Pengaturan dalam undang-undang ini juga memberikan ketentuan
pertimbangan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Indonesia yang sangat
beragam. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah terus mendorong, memberdayakan
dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi ketentuan dalam
undang-undang ini secara bertahap sehingga jaminan keamanan, keselamatan, dan
kesehatan masyarakat dalam menyelenggarakan bangunan gedung dan lingkungannya
dapat dinikmati oleh semua pihak secara adil dan dijiwai semangat kemanusiaan,
kebersamaan, dan saling membantu, serta dijiwai dengan pelaksanaan tata pemerintahan
yang baik.
2.3.3 UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR
Air merupakan salah satu sumber kehidupan mutlak untuk mahkluk
hidup.Ketersediaan dan kebutuhan harus seimbang untuk menjamin keberlanjutan
sumber daya air.Kelebihan air terutama di musim hujan di suatu tempat bisa menjadi
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9kemarau juga menimbulkan masalah, yaitu timbulnya bencana kekeringan.Keberadaaan,
ketersediaan, kebutuhan dan penggunaan sumber daya air tergantung dari banyak aspek
yang saling mempengaruhi saling memberikan dampak baik yang positif maupun negatif.
Sejarah terbitnya Undang-Undang Sumber Daya Air ini merupakan suatu proses yang
cukup panjang. Ada yang pro maupun ada yang kontra untuk diterbitkan. Isu-isu timbul
selama proses penerbitannya, antara lain privatisasi, ekspor air, peningkatan fungsi
ekonomi dan berkurangnya fungsi sosial yang akan menimbulkan kerugian bagi
masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa air merupakan kepentingan semua
pihak (water is everyone's business).
Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin meningkat mendorong
lebih menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai dan fungsi sosialnya.Kondisi
tersebutberpotensi menimbulkan konflik kepentingan antarsektor, antarwilayah dan
berbagai pihak yang terkait dengan sumber daya air. Di sisi lain, pengelolaan sumber
daya air yang lebih bersandar pada nilai ekonomi akan cenderung lebih memihak kepada
pemilik modal serta dapat mengabaikan fungsi sosial sumber daya air. Berdasarkan
pertimbangan tersebut undang-undang ini lebih memberikan perlindungan terhadap
kepentingan kelompok masyarakat ekonomi lemah dengan menerapkan prinsip
pengelolaan sumber daya air yang mampu menyelaraskan fungsi sosial, lingkungan hidup,
dan ekonomi.
Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi
perseorangan dan pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi dijamin oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah. Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut termasuk hak untuk
mengalirkan air dari atau ke tanahnya melalui tanah orang lain yang berbatasan dengan
tanahnya. Pemerintah atau pemerintah daerah menjamin alokasi air untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut dengan
tetap memperhatikan kondisi ketersediaan air yang ada dalam wilayah sungai yang
bersangkutan dengan tetap menjaga terpeliharanya ketertiban dan ketentraman.
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air harus sesuai
dengan prinsip hukum pengelolaan sumber daya alam yang menyebutkan bahwa
pengelolaan sumber daya alam harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip:
1. Good governance principle,
2. Subsidiary principle,
D O K U M E N R P I 2 J M
B I D A N G C I P T A K A R Y A K a b u p a t e n T a n g e r a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 94. Priority use principle,
5. Prior appropriation principle,
6. Sustainable development principle,
7. Good sustainable development governance,
8. Principle of participatory development.
Pengaturan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air
oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota didasarkan pada
keberadaan wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu :
a. wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan/atau wilayah sungai
strategis nasional menjadi kewenangan Pemerintah.
b. wilayah sungai lintas kabupaten/ kota menjadi kewenangan pemerintah provinsi; c. wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah kabupaten/ kota menjadi
kewenangan pemerintah kabupaten/ kota;
Di samping itu, undang-undang ini juga memberikan kewenangan pengelolaan
sumber daya air kepada pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain sepanjang
kewenangan yang ada belum dilaksanakan oleh masyarakat dan/atau oleh pemerintah di
atasnya. Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air tersebut
termasuk mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas peruntukan, penyediaan,
penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dengan tetap dalam
kerangka konservasi dan pengendalian daya rusak air.
Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan tetap memperhatikan
fungsi sosial sumber daya air dan kelestarian lingkungan hidup. Pengusahaan sumber
daya air yang meliputi satu wilayah sungai hanya dapat dilakukan oleh badan usaha milik
negara atau badan usaha milik daerah di bidang pengelolaan sumber daya air atau kerja
sama antara keduanya, dengan tujuan untuk tetap mengedepankan prinsip pengelolaan
yang selaras antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup, dan fungsi ekonomi sumber