VII - 1
Laporan Akhir
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
7.1.1 Kondisi Eksisting
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman
terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan
permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
Dalam pengembangan perumahan dan permukiman nantinya harus memperhatikan tipologi
wilayah yang ada di Kabupaten Pamekasan. Secara umum, tipologi kawasan yang ada di Kabupaten
Pamekasan ada 3 (tiga), yaitu:
1. Kawasan pertanian/pegunungan. Kawasan ini tumbuh dan berkembang karena tuntutan lahan
mata pencaharian. Cirinya adalah bahwa masyarakat yang mempunyai mata pencaharian sejenis
dan tempat kerja yang berdekatan mengelompok membentuk sebuah kampung. Secara spesifik
angka pertumbuhan penduduk sangat rendah karena kenaikanjumlah penduduk banyak ditentukan
dari angka kelahiran, sedangkan angka kepadatan penduduk juga relatif rendah. Kondisi rumahnya
umumnya kurang hingga sedang (dinding semi permanen, lantai tanah, atap genteng), kepadatan
bangunan rendah hingga sedang, prasarana dan sarana dapat dikatakan masih kurang. Potensi
terhadap pengembangan kawasan perumahan sangat kecil, sedangkan lahan kosong yang
tersedia masih luas untuk dikembangkan.
2. Kawasan perkotaan. Kawasan perkotaan ditandai dengan angka kepadatan penduduk yang
relatiflebih tinggi dari kawasan lainnya, kondisi rumah umumnya sudah baik, kepadatan bangunan
sedang hingga tinggi, prasarana dan sarana lengkap dan bahkan sebagai penyangga daerah
sekitarnya. Potensi terhadap pengembangan kawasan perumahan sangat besar, sedangkan lahan
VII - 2
Laporan Akhir
3. Kawasan potensial, Kawasan potensial terdapat pada daerah-daerah yang mempunyai
kecenderungan perkembangan yang pesat dan umumnya terletak pada posisi strategis. Kawasan
ini berkembang/terbentuk karena potensi strategis kawasannya (terletak pada jaringan jalan utama)
regional serta cepat berkembang. Hal tersebut terlihat dari angka pertumbuhan penduduk yang
terus meningkat, angka kepadatan penduduk yang relatif tinggi, kondisi rumah umumnya sudah
baik, kepadatan bangunan sedang hingga tinggi, prasarana dan sarana dapat dikatakan cukup dan
terus melengkapi. Potensi terhadap pengembangan kawasan perumahan sangat besar,
sedangkan lahan kosong yang tersedia masih memungkinkan untuk pengembangan tersebut.
Kabupaten Pamekasan belum memiliki dokumen rencana kawasan permukiman sehingga
rencana kawasan permukiman dilihat pada RTRW Kabupaten Pamekasan 2010-2030. Kawasan
permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan. Rencana
pengembangan kawasan permukiman berdasarkan RTRW Kabupaten Pamekasan 2010-2030 sebesar
± 17.181,59 Ha yang tersebar di kawasan perdesaan dan perkotaan. Kawasan permukiman perdesaan
seluas ± 1.249 Ha dan kawasan permukiman perkotaan seluas ± 5.022 Ha.
Berdasarkan Profil Kumuh Kabupaten Pamekasan, terdapat 7 (tujuh) kawasan permukiman
kumuh perkotaan yang tersebar di 7 (tujuh) kelurahan wilayah Kecamatan Pamekasan, yaitu Kelurahan
Barurambat Kelurahan Gladak Anyar, Kelurahan Jungcangcang, Kelurahan Nyalabudaya, Kelurahan
Panempan, Kelurahan Parteker, Kelurahan Patemon. Luas keseluruhan kawasan permukiman kumuh
perkotaan tersebut pada tahun 2014 ini adalah sebesar 60,91 Ha. Sebaran kawasan permukiman
kumuh perkotaan di Kabupaten Pamekasan adalah sebagai berikut.
Tabel 7.1
Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan di Kabupaten Pamekasan
No Kawasan Kelurahan Kecamatan Luas (Ha)
1 Baturambat Baturambat Pamekasan 26,35
2 Gladak Anyar Gladak Anyar Pamekasan 5,58
3 Jungcangcang Jungcangcang Pamekasan 10,09
4 Nyalabu Daya Nyalabu Daya Pamekasan 10,41
5 Panempan Panempan Pamekasan 5,82
6 Parteker Parteker Pamekasan 1,44
7 Patemon Patemon Pamekasan 1,22
VII - 3
Laporan Akhir
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Pamekasan
antara lain:
1. Kawasan-kawasan permukiman yang terdapat di lahan-lahan ilegal dengan kondisi lingkungannya
yang tidak sehat (berindikasi kumuh)
2. Masih terdapat angka kemiskinan dan banyak penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni
sehingga munculnya permukiman yang cenderung kumuh
3. Pada kawasan tertentu kepadatan penduduk cukup tinggi dan keterbatasan sarana prasarana
pendukung khususnya sanitasi dan air bersih serta fasilitas publik yaitu ruang terbuka
Sedangkan tantangan dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Pamekasan antara
lain:
1. Keberadaan perumahan dan permukiman yang berada di bantaran sungai yang rawan berpotensi
bencana mengakibatkan rumah penduduk selalu direndam banjir jika turun hujan dan debit air
sungai naik
2. Kepadatan penduduk yang tinggi pada permukiman yang padat memunculkan kerawanan
kebakaran
3. Permukiman kepadatan tinggi yang menimbulkan masalah sanitasi
7.1.2 Sasaran Program
Sasaran program pengembangan permukiman di Kabupaten Pamekasan antara lain sebagai
berikut:
1. Tersedianya produk pengaturan bidang pengembangan permukiman sebagai acuan pelaksanaan
pengembangan permukiman
2. Terciptanya kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak, aman, nyaman, sehat
tertib dan teratur
3. Terciptanya kualitas kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan untuk mencapai kondisi
sosial ekonomi masyarakat yang lebih baik
4. Terpenuhinya pelayanan infrastruktur yang memadai bagi kawasan permukiman perkotaan dan
perdesaan
Berdasarkan sasaran program tersebut maka program-program yang dibutuhkan di Kabupaten
VII - 4
Laporan Akhir
1. Penyusunan dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP)
2. Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
3. Peningkatan kualitas permukiman perkotaan
4. Peningkatan kualitas permukiman perdesaan
Matriks sasaran program pengembangan permukiman di Kabupaten Pamekasan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 7.2
Matriks Sasaran Program Pengembangan Permukiman Kabupaten Pamekasan
No Uraian Sasaran Program Total Luas
Kawasan (Ha)
Sasaran Program (Tahun)
2017 2018 2019 2020 2021
1 Penyusunan dokumen
RP2KPKP
- - 1 dokumen - - -
2 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
60,91 Ha 26,35 Ha 26,08 Ha 8,48 Ha - -
3 Peningkatan kualitas permukiman perdesaan potensial (Kawasan Agropolitan Rupanandur)
15.004 Ha - 4.800 Ha 2.894 Ha 4.343 Ha 2.967 Ha
Sumber: Hasil Analisa, 2016
7.1.3 Usulan Kebutuhan Program
Rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor
pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya adalah sebagai berikut.
Tabel 7.3
Matriks Usulan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman Kabupaten Pamekasan
No Kegiatan Pengembangan
Permukiman
Total Luas Kawasan (Ha)
Sasaran Program (Tahun)
2017 2018 2019 2020 2021
1 Penyusunan dokumen
RP2KPKP
- - 1 dokumen - - -
2 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
1. Kawasan Baturambat 26,35 Ha 26,35 Ha - - - -
3 Peningkatan kualitas permukiman perdesaan potensial (Kawasan Agropolitan Rupanandur)
1. Kecamatan Waru (8 desa) 4.800 Ha - 4.800 Ha - - -
2. Kecamatan Pakong (12 desa)
VII - 5
Laporan Akhir
No Kegiatan Pengembangan
Permukiman
Total Luas Kawasan (Ha)
Sasaran Program (Tahun)
2017 2018 2019 2020 2021 3. Kecamatan Pegantenan
(10 desa)
4.343 Ha - - - 4.343 Ha -
4. Kecamatan Kadur (4 desa) 2.967 Ha - - - - 2.967 Ha
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Usulan dan prioritas program pengembangan permukiman Kabupaten Pamekasan tahun
2017-2021 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.4
Usulan dan Prioritas Program Pengembangan Permukiman Kabupaten Pamekasan
No Usulan Kegiatan Lokasi Tahun Volume Satuan Biaya
(Rp 000.000)
1 Penyusunan dokumen RP2KPKP Kabupaten
Pamekasan
2018 1 Laporan 800
2 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
Kawasan Baturambat
2017 26,35 Ha 13.175
3 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
Kawasan Gladak Anyar
2018 5,58 Ha 2.290
4 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
Kawasan Jungcangcang
2018 10,09 Ha 5.045
5 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
Kawasan Nyalabu Daya
2018 10,41 Ha 5.020
6 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
Kawasan Panempan
2019 5,82 Ha 2.910
7 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
Kawasan Parteker
2019 1,44 Ha 720
8 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
Kawasan Patemon
2019 1,22 Ha 610
9 Peningkatan kualitas permukiman perdesaan potensial (Kawasan Agropolitan Rupanandur)
Kecamatan Waru (8 desa)
2018 8 Desa 5.000
10 Peningkatan kualitas permukiman perdesaan potensial (Kawasan Agropolitan Rupanandur)
Kecamatan Pakong (12
desa)
2019 12 Desa 5.000
11 Peningkatan kualitas permukiman perdesaan potensial (Kawasan Agropolitan Rupanandur)
Kecamatan Pegantenan
(10 desa)
2020 10 Desa 5.000
12 Peningkatan kualitas permukiman perdesaan potensial (Kawasan Agropolitan Rupanandur)
Kecamatan Kadur (4
desa)
2021 4 Desa 5.000
VII - 6
Laporan Akhir
7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1 Kondisi Eksisting
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan di
perkotaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 13 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung
merupakan peraturan yang mengatur mengenai ketentuan yang mengatur berbagai aspek
penyelenggaraan Bangunan Gedung meliputi aspek fungsi Bangunan Gedung, aspek persyaratan
Bangunan Gedung, aspek hak dan kewajiban pemilik dan Pengguna Bangunan Gedung dalam
tahapan penyelenggaraan Bangunan Gedung, aspek Peran Masyarakat, aspek pembinaan oleh
pemerintah, aspek sanksi, aspek ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.
Peraturan daerah ini bertujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan Bangunan Gedung yang
berlandaskan pada ketentuan di bidang penataan ruang, tertib secara administratif dan teknis,
terwujudnya Bangunan Gedung yang fungsional, andal, yang menjamin keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan bagi pengguna, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya.
Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal,
kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Isu strategis penataan bangunan dan lingkungan yang ada di Kabupaten Pamekasan saat ini
antara lain:
1. Kepadatan penduduk dan bangunan yang ada di Kabupaten Pamekasan pada kawasan tertentu
termasuk dalam kategori padat, bahkan di beberapa bagian kota menjadi kurang tertata dengan
baik, sehingga terkesan menjadi kawasan kumuh
2. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
3. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan
4. Daerah permukiman yang menempati daerah sempadan sungai
Penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Pamekasan terdapat beberapa
permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:
1. Penataan Permukiman
VII - 7
Laporan Akhir
b. Masih rendahnya dukungan pemkab dalam pembangunan lingkungan permukiman yang
diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas
lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM
c. Bangunan perdanganan (ruko) belum bersinergi dengan identitas kawasan
d. Banyaknya bangunan yang tidak sesuai dengan peraturan bangunan yang berlaku di
Kabupaten Pamekasan
2. Penyelenggaran Gedung dan Bangunan Negara
a. Banyak bangunan belum dilengkapi prasarana dan sarana hidran kebakaran
b. Perawatan gedung masih belum optimal
3. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau
a. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana olah raga
4. Kapasitas Kelembagaan Daerah
a. Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan
b. Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah
dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan
Pariwisata budaya di Kabupaten Pamekasan yang diarahkan pengembangannya sebagai
kawasan wisata terdiri atas:
1. Wisata karapan sapi di Kecamatan Pamekasan
2. Sisa bangunan Candi di Desa Candi Burung Kecamatan Proppo
3. Wisata kontes Sapi Sonok di Kecamatan Waru
4. Makam Ronggosukowati (Raja Islam I Pamekasan) di Kelurahan Kolpajung Kecamatan
Pamekasan
5. Makam Syeikh Gozali di Desa Sotabar Kecamatan Pasean
6. Makam Ghung Seppo – Gatotkaca di Kelurahan Kolpajung Kecamatan Pamekasan
7. Makam Syekh Abdul Manan (Batu Ampar) terletak di Desa Pangbatok Kecamatan Proppo
8. Makam Joko Tarub di Desa Montok Kecamatan Larangan
9. Vihara di Desa Polagan Kecamatan Galis
Untuk wisata alam di Kabupaten Pamekasan pengembangannya diarahkan pada:
1. Desa Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan yaitu wisata Api Tak Kunjung Padam
VII - 8
Laporan Akhir
3. Desa Proppo Kecamatan Proppo yaitu wisata tanah lapis
4. Kecamatan Batumarmar yaitu wisata Lembah Sembir
5. Desa Montok Kecamatan Larangan yaitu wisata Pantai Talang Siring
6. Desa Batu kerbuy Kecamatan Pasean yaitu wisata Pantai Batu Kerbuy
7.2.2 Sasaran Program
Sasaran program penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Pamekasan antara lain
sebagai berikut:
1. Terwujudnya bengunan gedung, termasuk bangunan gedung negara yang fungsional dan
diselenggarakan secara tertib
2. Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan dan terbukanya aksesibiltas masyarakat
Berdasarkan sasaran program tersebut maka program-program yang dibutuhkan di Kabupaten
Pamekasan dalam penataan bangunan dan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
2. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran( (RISPK)
3. Pengembangan Sarana dan Prasarana Revitalisasi Kawasan
4. Pengembangan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Matriks sasaran program penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Pamekasan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.5
Matriks Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Pamekasan
No Uraian Sasaran
Program
Sasaran Penanganan
Sasaran Program (Tahun)
2017 2018 2019 2020 2021
1 Penyusunan RTBL 3 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan - -
2 Penyusunan RISPK 1 Laporan - 1 Laporan - - -
3 Pengembangan Sarana
dan Prasarana Revitalisasi Kawasan
4 Kawasan - 1 Kawasan 1 Kawasan 1 Kawasan 1 Kawasan
4 Pengembangan Sarana
dan Prasarana RTH
8 Kawasan 1 Kawasan 3 Kawasan 3 Kawasan 1 Kawasan -
Sumber: Hasil Analisa, 2016
7.2.3 Usulan Kebutuhan Program
Rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor
VII - 9
Laporan Akhir
Tabel 7.6
Matriks Usulan Kebutuhan Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Pamekasan
No
Kegiatan Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Satuan
Sasaran Program (Tahun)
2017 2018 2019 2020 2021
1 Penyusunan RTBL
1. Kawasan Strategis 1 Laporan 1 Laporan
2. Kawasan Objek Wisata Talangsiring
1 Laporan 1 Laporan
3. Kawasan Pusaka Makam Ronggosukowati dan Batu Ampar
1 Laporan 1 Laporan
2 Penyusunan RISPK 1 Laporan 1 Laporan
3 Pengembangan Sarana dan Prasarana Revitalisasi Kawasan 1. Kawasan Pusaka Makam
Ronggosukowati
1 Kawasan 1 Kawasan
2. Kawasan Pusaka Makam Batu Ampar
1 Kawasan 1 Kawasan
3. Kawasan Objek Wisata Dlang Dling
1 Kawasan 1 Kawasan
4. Kawasan Destinasi Wisata Talang Siring
1 Kawasan 1 Kawasan
4 Pengembangan Sarana dan Prasarana RTH 1. Kawasan Kumuh
Baturambat
1 Kawasan 1 Kawasan
2. Kawasan Pademawu 1 Kawasan 1 Kawasan
3. Kawasan Kumuh Gladak Anyar
1 Kawasan 1 Kawasan
4. Kawasan Kumuh Jungcangcang
1 Kawasan 1 Kawasan
5. Kawasan Kumuh Nyalabu Daya
1 Kawasan 1 Kawasan
6. Kawasan Kumuh Panempan
1 Kawasan 1 Kawasan
7. Kawasan Kumuh Parteker
1 Kawasan 1 Kawasan
8. Kawasan Kumuh Patemon
1 Kawasan 1 Kawasan
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Usulan dan prioritas program penataan bangunan dan lingkungan Kabupaten Pamekasan
tahun 2017-2021 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.7
Usulan dan Prioritas Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Pamekasan
No Usulan Kegiatan Lokasi Tahun Volume Satuan Biaya
(Rp 000.000)
1 Penyusunan RTBL Kawasan Strategis
Kabupaten Pamekasan
VII - 10
Laporan Akhir
No Usulan Kegiatan Lokasi Tahun Volume Satuan Biaya
(Rp 000.000)
2 Penyusunan RTBL Kawasan Objek Wisata
Talangsiring
2018 1 Laporan 800
3 Penyusunan RTBL Kawasan Pusaka
Makam Ronggosukowati dan Batu Ampar
2019 1 Laporan 800
4 Penyusunan RISPK Kabupaten Pamekasan 2018 1 Laporan 500
5 Pengembangan Sarana dan
Prasarana Revitalisasi Kawasan
Kawasan Pusaka Makam Ronggosukowati
2018 1 Kawasan 2.000
6 Pengembangan Sarana dan
Prasarana Revitalisasi
Kawasan Kawasan Pusaka Makam Batu
Ampar
2019 1 Kawasan 2.000
7 Pengembangan Sarana dan
Prasarana Revitalisasi
Kawasan Kawasan Objek Wisata Dlang
Dling
2020 1 Kawasan 2.000
8 Pengembangan Sarana dan
Prasarana Revitalisasi
Kawasan Kawasan Destinasi Wisata Talang
Siring
2021 1 Kawasan 2.000
9 Pengembangan Sarana dan
Prasarana RTH
Kawasan Pademawu 2017 1 Kawasan 5.000
10 Pengembangan Sarana dan
Prasarana RTH
Kawasan Kumuh Baturambat
2017 1 Kawasan 5.000
11 Pengembangan Sarana dan
Prasarana RTH
Kawasan Kumuh Gladak Anyar
2018 1 Kawasan 5.000
12 Pengembangan Sarana dan
Prasarana RTH
Kawasan Kumuh Jungcangcang
2018 1 Kawasan 5.000
13 Pengembangan Sarana dan
Prasarana RTH
Kawasan Kumuh Nyalabu Daya
2018 1 Kawasan 5.000
14 Pengembangan Sarana dan
Prasarana RTH
Kawasan Kumuh Panempan
2019 1 Kawasan 5.000
15 Pengembangan Sarana dan
Prasarana RTH
Kawasan Kumuh Parteker
2019 1 Kawasan 5.000
16 Pengembangan Sarana dan
Prasarana RTH
Kawasan Kumuh Patemon
2019 1 Kawasan 5.000
Sumber: Hasil Analisa, 2016
7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
7.3.1 Kondisi Eksisting
PDAM Kabupaten Pamekasan memiliki 1 BNA dan 6 unit IKK yang dapat melayani 7
kecamatan dari total 13 kecamatan yang ada. Prosentase penggunaan sumber air minum penduduk
VII - 11
Laporan Akhir
Tabel 7.8
Pelayanan Air Minum Penduduk Kabupaten Pamekasan
No Sumber air Prosentase
1 PDAM 14,42%
2 HIPPAM 0,22%
3 WSLIC 9,50%
4 Sumur Gali 51,57%
5 Sumur Bor 11,20%
6
Lain-lain (terminal air,
penampung air hujan & mata air terlindung)
3,88%
Total 90,79% Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Pelayanan air minum penduduk Kabupaten Pamekasan terbesar melalui sumur gali dengan
prosentase sebesar 51,57%, sedangkan pelayanan air minum dari PDAM Kabupaten Pamekasan
merupakan tingkat pelayanan tertinggi kedua dengan prosentase sebesar 14,42%. Pelayanan melalui
HIPPAM memiliki tingkat pelayanan terkecil dengan prosentase sebesar 0,22%. Selain melalui sumur
dan PDAM, pelayanan air minum di Kabupaten Pamekasan menggunakan terminal air, penampung
hujan dan mata air terlindung sebagai sarana penyediaan air minum dengan prosentase sebesar
3,88%.
A. SPAM Ibukota Kabupaten
Sistem penyediaan air minum Ibukota Kabupaten terdiri menjadi dua jenis jaringan, yaitu jaringan
perpipaan dan jaringan non perpipaan. PDAM Kabupaten Pamekasan berkontribusi dalam
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan. Sedangkan pada jaringan non perpipaan,
pemenuhan kebutuhan air minum di Kabupaten Pamekasan dilakukan dengan pemanfaatan air
tanah dalam maupun pemanfaatan penampungan air hujan.
1. Jaringan Perpipaan
Sistem pelayanan air minum PDAM untuk Kabupaten Pamekasan sebagai berikut:
a. Air dari sumur bor (produksi) dipompa langsung ke jaringan distribusi
b. Air dari sumur bor (produksi) dipompa ke elevated reservoir kemudian dialirkan secara
gravitasi ke pelanggan
c. Air dari sumur produksi dipompa ke ground reservoir, kemudian dipompa ke jaringan
distribusi
Sumber-sumber air yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku pada sistem penyediaan air
VII - 12
Laporan Akhir
baik. Unit air baku merupakan unit yang berperan dalam mengambil air baku dari sumber dan
menyalurkannya ke unit pengolah air.
Hingga saat ini, sebagian besar unit di PDAM Kabupaten Pamekasan, menggunakan sumber
air baku dari air tanah dalam. Potensi air tanah untuk setiap sumur bor yang dikelola oleh
PDAM Kabupaten Pamekasan, diperkirakan mempunyai kapasitas antara 5-60 l/dt. Air tanah
ini dieksploitasi melalui sumur bor, kemudian dipompa ke jaringan distribusi. Sumber air tanah
yang dimanfaatkan di Kabupaten Pamekasan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.9
Sumber Air Tanah yang dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Pamekasan
No BNA/IKK Jenis/Nama Sumber Kapasitas Sumber (l/dt) Kualitas dan Kuantitas
1 BNA Pamekasan SB Nyamplong II 45 Baik Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Sistem produksi air PDAM Kabupaten Pamekasan terdiri dari instalasi sumur bor yang
dipompakan ke reservoir (tendon air) dan didstribusikan ke pelanggan. Instalasi sumur bor
yang digunakan memiliki kapasitas desain/terpasang pada tahun 2013 mencapai 7.383.037,50
m3/tahun dan belum semuanya dapat dimanfaatkan. Kapasitas yang digunakan PDAM
Kabupaten Pamekasan hanya sebesar 3.750.813 m3/tahun atau sebesar 50,80% dari
kapasitas terpasang. Besarnya kapasitas terpasang dan kapasitas produksi selama 24 jam
VII - 13
Laporan Akhir
Tabel 7.10
Kapasitas terpasang dan produksi PDAM Kabupaten Pamekasan
No Nama BNA/IKK Jenis/Nama Sumber
Kapasitas yang digunakan PDAM selama 24 jam (l/detik)
Sumber Terpasang Terpakai
1 BNA Pamekasan
6 IKK
Larangan-Blumbungan
MA. Blumbungan 10 10 7,5
SB. Tentenan 7,5 7,5 1,09
7 IKK Pasean SB. Tlontoraja 7,5 7,5 7,5
Total 365 297,5 205,5
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Kapasitas reservoir pelayanan saat ini sekitar 2.600 m3 atau sekitar 15,92% dari kebutuhan
hari maksimum. Hal ini masih jauh di bawah standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.18 tahun 2007, yaitu ditetapkan minimal 20%. Reservoir dengan
kapasitas terbesar adalah Ground Reservoir Trasak yang digunakan untuk pelayanan Kota
Pamekasan. Hal ini menandakan konsumsi air di kota pamekasan sangat besar. Kapasitas
Ground Reservoir Trasak sebesar 1500 m3. Sedangkan hanya tujuh reservoir yang masih
berfungsi dari seluruh total 12 reservoir yang tersebar di seluruh Kabupaten Pamekasan.
VII - 14
Laporan Akhir
Tabel 7.11
Kapasitas Reservoir Eksisting
No Lokasi Kapasitas (m3) Tahun Konstruksi Keterangan
1 Kota Pamekasan
Ground Reservoir Blumbungan 50 1987 Tidak Berfungsi
Ground Reservoir Larangan 50 1983 Tidak Berfungsi
4 IKK Pasean 50 2013
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Kapasitas produksi PDAM Kabupaten Pamekasan selama 3 tahun terakhir mengalami
penurunan. Kapasitas terpasang yang pada tahun 2013 masih mencapai 358 liter/detik, pada
tahun 2015 mengalami penurunan hingga kapasitasnya sebesar 297,5 liter/detik. Penurunan
ini juga terjadi pada kapasitas yang dioperasikan serta operasi produksi dan distribusi yang
dijalankan oleh PDAM Kabupaten Pamekasan. Sedangkan selama tiga tahun terakhir, PDAM
Kabupaten Pamekasan tidak pernah melakukan pembelian air untuk didstribusikan. Hal ini
menandakan bahwa air yang di produksi oleh PDAM Kabupaten Pamekasan suduh cukup
untuk melayani daerah pelayanannya tanpa melakukan pembelian supply air tambahan dari
luar. Sedangkan total air yang di produksi dan didistribusikan oleh instalasi PDAM Kabupaten
Pamekasan per tahun tidak mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2013 dan 2014.
Kapasitas produksi PDAM Kabupaten Pamekasan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.12
Kapasitas Produksi PDAM Kabupaten Pamekasan
No Uraian Tahun 2015
(Bulan Juni) Tahun 2014
Tahun
2013 Tahun 2012
VII - 15
Laporan Akhir
No Uraian Tahun 2015
(Bulan Juni) Tahun 2014
Tahun
2013 Tahun 2012
2 Kapasitas Dioperasikan ( l/dt ) 205,5 237 237 360
3 Kapasitas Menganggur ( l/dt ) 92 103 103 0
4 Operasi Produksi ( Jam/hari ) 13 13 12 12
5 Operasi Distribusi ( Jam/hari ) 13 13 12 12
6
Jumlah Produksi :
- Produksi Instalasi PDAM (m3/tahun) 303.212 3.196.369 3.478.032 3.478.032
- Pembelian Air Disitribusikan (m3/tahun) 0 0 0 0
7 Jumlah Air didistribusikan (m3/tahun) 303.212 3.196.369 3.478.032 3.478.032
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Sistem jaringan perpipaan di PDAM Kabupaten Pamekasan secara umum terdiri dari sistem
perpipaan perkotaan dan sistem perpipaan ranting, dimana kedua sistem tersebut memiliki
mekanisme yang berlainan. Sistem perpipaan yang ada di perkotaan merupakan sistem
perpipaan yang terinterkoneksi antara unit produksi Trasak, Sumber Nyamplong, Sumber
Bila’an serta Sumber Tattangoh. Namun sistem perpipaan yang terinterkoneksi tersebut belum
memberikan pelayanan yang merata kepada semua pelanggan di perkotaan. Hal ini
dikarenakan sistem jaringan perpipaan tersebut belum terkoneksi secara penuh, sehingga
penyediaan air dari beberapa unit produksi masih terpecah menjadi beberapa daerah
pelayanan.
Sedangkan sistem jaringan perpipaan yang ada di ranting pada umumnya bersifat radial.
Sistem radial merupakan sistem transmisi air secara langsung dari unit produksi ke konsumen
dengan sistem perpipaan yang bersifat memanjang (branch). Kelemahan dari sistem ini adalah
secara langsung terganggunya sistem distribusi ke semua pelanggan apabila terdapat
gangguan pada sistem transmisinya. Sebagian besar pelanggan tidak berada pada satu
kelompok wilayah, namun terdiri dari kelompok-kelompok wilayah pelanggan yang satu sama
lain berjarak relative jauh. Sehingga tidak jarang dalam pengoperasiannya harus diadakan
pengaliran agar mendapatkan mutu pelayanan secara optimal. Ada beberapa sistem transmisi
yang dengan terpaksa dilakukan tapping guna melayani beberapa pelanggan. Hanya saja bila
pengaturan sistem ini kurang baik dalam pengaturannya, maka model pelayanan ini terkadang
akan menimbulkan polemik atau masalah.
Sistem Jaringan distribusi PDAM Kabupaten Pamekasan yang da di kota adalah merupakan
VII - 16
Laporan Akhir
pelayanan yang merupakan pembangunan peninggalan jaman Belanda dan wilayah pelayanan
yang terbangun masih belum terkoneksi secara optimal, maka masih terdapat pandangan
bahwa pelayanan air bersih di Kota Pamekasan ini masih berupa sistem yang terdiri dari
sub-sub sistem yang secara fisik tidak terhubung secara penuh. Namun semua sistem tersebut
memberikan pelayanan secara bersama-sama dengan waktu dan jam operasi yang sama juga.
Dalam memenuhi kebutuhan air minum di area pelayanan, distribusi air PDAM Kota
Pamekasan dilengkapi dengan Grand Reservoir. Reservoir ini digunakan untuk menampung
air dari sumur bor. Air yang tertampung dalam reservoir ini akan didistribusikan ke area
pelayanan dengan menggunakan sistem gravitasi dan sistem pompa. Kapasitas reservoir yang
ada memiliki daya tampung sebesar 1.500 m3. Ground Reservoir ini terletak di desa Trasak
dan saat ini masih berfungsi dan dalam kondisi baik.
Sistem Pelayanan BNA Kota Pamekasan dilakukan dengan sistem pemompaan. Pada sumur
Bor Trasak I, air yang telah ditransmisi kan grand reservoir didistribusikan ke pelanggan kota
dengan menggunakan pipa ACP diameter 12”. Untuk sumur bor Nyamplong II, cara
pendistribusiannya dengan menggunakan pipa ACP diameter 10” menuju menara kota yang
mempunyai daya tampung 250 m3. Sumur bor yang lain seperti sumur bor banyubulu, sumur
bor kowel, sumur bor sentol I, sumur bor sentol II sistem pendistribusiannya dengan
menggunakan pipa PVC diameter bervariasi antara 3” sampai 8”.
Dalam melayani penduduk Kabupaten Pamekasan, PDAM Kabupaten Pamekasan memiliki
sistem pelayanan yang terbagi dalam beberapa jaringan Sambungan Rumah, hidran air dan
terminal air. Saat ini tingkat pelayanan PDAM Kabupaten Pamekasan mencakup 12,52%. Dari
13 kecamatan hanya 7 kecamatan saja yang mampu dilayani oleh PDAM Kabupaten
Pamekasan. Jumlah penduduk terlayani air bersih dan prosentase pelayanan tiap daerah
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.13
Area Pelayanan PDAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015
VII - 17
Jumlah 827.400 119.295 14,42
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Total jumlah sambungan rumah(SR) pelanggan PDAM Kabupaten Pamekasan sebanyak
10.987 buah dengan perincian 10.269 SR pelanggan domestik, 718 SR non domestik. Unit
dengan pelayanan sambungan rumah terbanyak terletak pada Unit Pamekasan dengan total
sambungan rumah domestik sebesar 4.950 pelanggan dan sambungan pelanggan non
domestik sebesar 485 pelanggan.
Wilayah cakupan pelayanan dari masing-masing unit produksi adalah sebagai berikut.
Tabel 7.14
Pelayanan BNA Kota Pamekasan
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
1 Barurambat Kota Terlayani Pamekasan
2 Kolpajung Terlayani Pamekasan
3 Jungcangcang Terlayani Pamekasan
4 Gladak Anyar Terlayani Pamekasan
5 Bugih Terlayani Pamekasan
6 Teja Timur Terlayani Pamekasan
7 Kangenan Terlayani Pamekasan
8 Patemon Terlayani Pamekasan
9 Kowel Terlayani Pamekasan
10 Parteker Terlayani Pamekasan
11 Toronan Terlayani Pamekasan
12 Nyalabu Laok Terlayani Pamekasan
13 Laden Terlayani Pamekasan
14 Bettet Belum Terlayani Pamekasan
15 Nyalabu Dayu Belum Terlayani Pamekasan
16 Jalmak Panenpaan Belum Terlayani Pamekasan
17 Panempaan Belum Terlayani Pamekasan
18 Teja Barat Belum Terlayani Pamekasan
VII - 18
Laporan Akhir
Tabel 7.15
Pelayanan Unit Pademawu
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
1 Murtajih Terlayani Pademawu
2 Pademawu Barat Terlayani Pademawu
3 Pademawu Timur Terlayani Pademawu
4 Bunder Terlayani Pademawu
5 Tanjung Terlayani Pademawu
6 Padelegan Terlayani Pademawu
7 Majungan Terlayani Pademawu
8 Sentol Terlayani Pademawu
9 Barurambat Timur Terlayani Pademawu
10 Pagagan Belum Terlayani Pademawu
11 Dasok Terlayani Pademawu
12 Lawangan Daya Terlayani Pademawu
13 Jarin Belum Terlayani Pademawu
14 Prekbun Belum Terlayani Pademawu
15 Baddurih Belum Terlayani Pademawu
16 Sopa'ah Belum Terlayani Pademawu
17 Buddih Belum Terlayani Pademawu
18 Lemper Belum Terlayani Pademawu
19 Durbuk Belum Terlayani Pademawu
20 Budagan Belum Terlayani Pademawu
21 Sumedangan Belum Terlayani Pademawu
22 Tambung Belum Terlayani Pademawu
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Tabel 7.16 Pelayanan Unit Tlanakan
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
1 Gugul Terlayani Tlanakan
2 Tlanakan Terlayani Tlanakan
3 Bukek Terlayani Tlanakan
4 Branta Pesisir Terlayani Tlanakan
5 Ambat Terlayani Tlanakan
6 Larangan Slampar Terlayani Tlanakan
7 Panglegur Terlayani Tlanakan
8 Larangan Tokol Terlayani Tlanakan
VII - 19
Laporan Akhir
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
10 Branta Tinggi Terlayani Tlanakan
11 Tlesah Terlayani Tlanakan
12 Terrak Belum Terlayani Tlanakan
13 Dabua Belum Terlayani Tlanakan
14 Manggar Belum Terlayani Tlanakan
15 Bandaran Belum Terlayani Tlanakan
16 Kramat Belum Terlayani Tlanakan
17 Taro'an Belum Terlayani Tlanakan
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Tabel 7.17 Pelayanan Unit Galis
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
1 Galis Terlayani Galis
2 Polagan Terlayani Galis
3 Bulay Terlayani Galis
4 Lembung Terlayani Galis
5 Pandan Terlayani Galis
6 Poteh Belum Terlayani Galis
7 Tobungan Belum Terlayani Galis
8 Artodung Belum Terlayani Galis
9 Pagendingan Belum Terlayani Galis
10 Konang Belum Terlayani Galis
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Tabel 7.18 Pelayanan Unit Proppo
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
1 Tatangoh Terlayani Proppo
2 Badung Terlayani Proppo
3 Srambah Terlayani Proppo
4 Pangbatok Terlayani Proppo
5 Campur Terlayani Proppo
6 Jambringin Terlayani Proppo
7 Proppo Terlayani Proppo
8 Panglemah Terlayani Proppo
VII - 20
Laporan Akhir
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
10 Panguraian Terlayani Proppo
11 Bila'an Terlayani Proppo 12 Lenteng Terlayani Proppo
13 Panaguan Terlayani Proppo
14 Samatan Terlayani Proppo
15 Banyubulu Terlayani Proppo
16 Pangtonggal Belum Terlayani Proppo
17 Gro'om Belum Terlayani Proppo
18 Rang Perang Laok Belum Terlayani Proppo
19 Rang Perang Daya Belum Terlayani Proppo
20 Klampar Belum Terlayani Proppo
21 Karang Anyar Belum Terlayani Proppo
22 Candi Burung Belum Terlayani Proppo
23 Batukalangan Belum Terlayani Proppo
24 Pagurayan Belum Terlayani Proppo
25 Kodik Belum Terlayani Proppo
26 Toket Belum Terlayani Proppo
27 Tlangoh Belum Terlayani Proppo
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Tabel 7.19
Pelayanan Unit Larangan-Blumbungan
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
1 Larangan Luar Terlayani Larangan
2 Panaguan Terlayani Larangan
3 Tentenan Timur Terlayani Larangan
4 Tentenan Barat Terlayani Larangan
5 Blumbungan Terlayani Larangan
6 Trasak Terlayani Larangan
7 Peltong Terlayani Larangan
8 Grujukan Belum Terlayani Larangan
9 Dukuh Timur Belum Terlayani Larangan
10 Montok Belum Terlayani Larangan
11 Taraban Belum Terlayani Larangan
12 Kaduara Barat Belum Terlayani Larangan
VII - 21
Laporan Akhir
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
14 Lancar Belum Terlayani Larangan
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
Tabel 7.20 Pelayanan Unit Pasean
No Desa Terlayani/
Belum Terlayani Kecamatan
1 Tlontoraja Terlayani Pasean
2 Sotobar Belum Terlayani Pasean
3 Bindang Belum Terlayani Pasean
4 Dempo Barat Belum Terlayani Pasean
5 Batu Kerbuy Belum Terlayani Pasean
6 Tegangser Daya Belum Terlayani Pasean
7 Dempo Timur Belum Terlayani Pasean
8 Sana Tengah Belum Terlayani Pasean
9 Sana Daya Belum Terlayani Pasean
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
2. Jaringan Non Perpipaan
Selain dari sistem perpipaan, masyarakat Kabupaten Pamekasan memenuhi kebutuhan akan
air minum dari sumber lain, misalnya dari sumur gali (SGL), sumur pompa tangan (SPT).
Masyarakat menggunakan air dari sumur gali dengan menggunakan timba atau pompa listrik
dan sumur gali dengan menggunakan pompa tangan (SPT). Di beberapa wilayah, masyarakat
menggunakan sumur gali sebagai sumber utama pemenuhan kebutuhan air minum.
Di Kecamatan Pamekasan jumlah sarana air bersih non perpipaan terdiri Sumur pompa dan
sumur gali baik pribadi maupun umum. Belum tersedia data mengenai kondisi fisik bangunan
sumur yang ada apakah sumur yang ada sudah dibangun/dilengkapi sesuai standart yang
ditetapkan (dilengkapi dengan saluran penyalur air limbah (SPAL), dinding sumur kedap air,
lantai sumur diplester sehingga lantai kedap air, jarak ke lokasi pencemar minimal 10 m dan
lain-lain
Selain itu, masyarakat di Kabupaten Pamekasan juga memiliki alternatif lain dalam memenuhi
kebutuhan air minumnya. Sarana lain yang dapat dimanfaatkan antara lain mata air terlindung,
VII - 22
Laporan Akhir
diseluruh kecamatan, sarana tersebut cukup layak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
air minum masyarakat Kabupaten Pamekasan.
Tabel 7.21
Rincian Penyediaan Air Minum Non Perpipaan
No Lokasi
Kecamatan Nama Desa
VII - 23
Laporan Akhir
No Lokasi
Kecamatan Nama Desa
Modul Jumlah KK
37 Palengaan Palengaan Sumur Gali Terlindung 4024 4024 58.70%
38 Palengaan Palengaan Sumur Gali Dengan Pompa 4024 4024 60.89%
39 Palengaan Palengaan Mata Air Terlindung 10 10 10.94%
40 Palengaan Palengaan Penampung Air Hujan 4 4 0.01%
41 Pegantenan Pegantenan Sumur Gali Terlindung 650 650 7.12%
42 Pegantenan Pegantenan Sumur Gali Dengan Pompa 2613 2613 22.14%
43 Pegantenan Pegantenan Mata Air Terlindung 205 205 2.24%
44 Pegantenan Bul. Haji Sumur Gali Dengan Pompa 3204 3204 55.00%
58 Batumarmar Batumarmar Sumur Gali Terlindung 2397 2397 14.63%
59 Batumarmar Batumarmar Sumur Gali Dengan Pompa 3452 3452 21.08%
60 Batumarmar Batumarmar Sumur Bor Dengan Pompa 415 415 2.53%
61 Pasean Pasean Sumur Gali Terlindung 11132 11132 62.88%
Sumber : RISPAM Kabupaten Pamekasan Tahun 2015-2035
B. SPAM IKK
1. BNA Kota Pamekasan
Kebutuhan air minum di BNA Kota Pamekasan dipenuhi dari sumber air dari air tanah dalam
atau dari sumur bor. BNA Kota Pamekasan dalam pemenuhan kebutuhan air minum di daerah
pelayanannya menggunakan tujuh buah sumur bor yang tersebar di beberapa desa, antara
VII - 24
Laporan Akhir
a. Sumur Bor Trasak I
Sumur Bor Trasak I terletak di Desa Trasak, Kecamatan Larangan. Sumur bor ini memiliki
debit kapasitas sumber sebesar 60 L/detik. Kedalaman Sumur bor ini mencapai 90 meter.
Pada sumur bor ini menggunakan pompa submersible dengan tipe Pompa SP. 210-5.
Sumur Bor Trasak I dalam kondisi baik dan masih beroperasi hingga saat ini.
b. Sumur Bor Nyamplong II
Sumur Bor Nyamplong II terletak di Desa Toronan, Kecamatan Pamekasan. Sumur bor ini
memiliki debit kapasitas sumber sebesar 45 L/detik. Kedalaman Sumur bor ini mencapai
80 meter. Pada sumur bor ini menggunakan dua pompa submersible dengan tipe Pompa
SP. 210-3 dan Pompa SP. 125-7. Masing-masing pompa memiliki kapasitas debit
pengambilan sebesar 45 L/detik.
c. Sumur Bor Banyubulu
Sumur Bor Banyubulu terletak di Desa Banyubulu, Kecamatan Proppo. Sumur bor ini
memiliki debit kapasitas sumber sebesar 20 L/detik. Kedalaman Sumur bor ini mencapai
80 meter. Pada sumur bor ini menggunakan pompa submersible dengan tipe Pompa SP.
77-6 dengan kapasitas debit pengambilan sebesar 20 L/detik.
d. Sumur Bor Kowel
Sumur Bor Kowel terletak di Desa Kowel, Kecamatan Pamekasan. Sumur bor ini memiliki
debit kapasitas sumber sebesar 7,5 L/detik. Kedalaman Sumur bor ini mencapai 112
meter. Pada sumur bor ini menggunakan pompa submersible dengan tipe Pompa SP. 45-3
dengan kapasitas debit pengambilan sebesar 7,5 L/detik.
e. Sumur Bor Sentol I
Sumur Bor Sentol I terletak di Desa Sentol, Kecamatan Pademawu. Sumur bor ini memiliki
debit kapasitas sumber sebesar 20 L/detik. Kedalaman Sumur Bor Sentol I mencapai 80
meter. Pada sumur bor ini menggunakan pompa submersible dengan tipe pompa SP.
77-6. Pemanfaatan sumur bor ini sebagai sumber air untuk BNA Pamekasan baru dilakukan
pada tahun 2000.
f. Sumur Bor Sentol II
Sumur Bor Sentol II terletak di Desa Sentol, Kecamatan Pademawu. Sumur bor ini memiliki
debit kapasitas sumber sebesar 20 L/detik. Kedalaman Sumur Bor Sentol II mencapai 80
77-VII - 25
Laporan Akhir
7. Pemanfaatan sumur bor ini sebagai sumber air untuk BNA Pamekasan baru dilakukan
pada tahun 2003.
g. Sumur Bor Samatan
Sumur Bor Samatan terletak di Desa Samatan, Kecamatan Proppo. Sumur bor ini memiliki
debit kapasitas sumber sebesar 10 L/detik.
Pada PDAM BNA Kota Pamekasan ini tidak menggunakan unit/bangunan pengolahan. Air
baku yang berasal dari sumur bor langsung ditransmisikan ke ground reservoir maupun
menara kota dengan menggunakan pompa submersible. Kemudian air tersebut langsung
masuk ke jaringan distribusi yang ada. Berdasarkan laporan Operasional Produksi dan
Distribusi PDAM Bulan Juni 2015, BNA Pamekasan dapat memproduksi air sebesar 139.860
m3 dan total jumlah air terjual sebesar 104,314 m3.
Sistem transmisi yang digunakan adalah pemompaan dari sumur bor di tampung ke ground
reservoir. Kapasitas reservoir yang ada memiliki daya tamping sebesar 1500 m3. Ground
reservoir ini terletak di Desa Trasak dan saat ini masih berfungsi dengan baik. Pipa transmisi
yang digunakan terdiri dari material ACP, DCIP, GI dan PVC dengan diameter 100 mm – 350
mm. Pompa sumur bor yang digunakan adalah jenis pompa submersible. Berikut merupakan
spesifikasi pompa yang digunakan.
a. Sumur Bor Trasak I, Q= 60 L/detik, H=90 m, Pompa SP. 210-5
b. Sumur Bor Nyamplong II, Q1= 45 L/detik dan Q2 = 45 L/detik, H=90 m, Pompa SP. 210-3
dan Pompa SP. 125-7
c. Sumur Bor Banyubulu, Q= 20 L/detik, H=80 m, Pompa SP. 77-6
d. Sumur Bor Kowel, Q= 7,5 L/detik, H=112 m, Pompa SP. 45-3
e. Sumur Bor Sentol I, Q= 20 L/detik, H=80 m, Pompa SP. 77-6, pemasangan pada tahun
2000
f. Sumur Bor Sentol II, Q= 20 L/detik, H=80 m, Pompa SP. 77-7, pemasangan pada tahun
2003
PDAM BNA Kota Pamekasan melayani 13 desa dari 18 desa yang ada di wilayah Kecamatan
Pamekasan. Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM BNA Pamekasan sekitar 70.11%
dari total jumlah penduduk Kecamatan Pamekasan atau sekitar 64.950 jiwa terlayani oleh
PDAM BNA Kota Pamekasan dari 92.627 jiwa jumlah total penduduk Kecamatan Pamekasan.
VII - 26
Laporan Akhir
pelanggan tersebut terdiri dari jenis sambungan domestik dan non domestik. Jumlah
pelanggan terbesar adalah pelanggan domestik (rumah tangga) mencapai 91,1%, sambungan
non domestik mencapai 8,9%. Sedangkan selama kurun waktu 4 tahun terakhir (tahun
2012-2015), jumlah pelanggan yang dilayani BNA Kota Pamekasan mengalami peningkatan,
terutama pada pelanggan domestik atau rumah tangga.
Tingkat kehilangan air pada Unit Pamekasan berdasarkan laporan Operasional Produksi dan
Distribusi PDAM Bulan Juni 2015 sebesar 25,4% atau 35.546 m3. Deteksi kebocoran di
jaringan distribusi sampai saat ini belum pernah dilakukan dan laporan kebocoran saat ini
masih berdasarkan laporan penduduk.
Tingkat konsumsi air pada Unit BNA Pamekasan dapat ditentukan dengan mengekivalensikan
volume air yang terjual per bulan (m3/bulan) ke dalam volume liter air yang terjual tiap orang
per hari (liter/orang/hari). Volume air yang terjual tiap bulan pada jenis sambungan domestik
yang terlayani oleh unit BNA Kota Pamekasan sebesar 104.314 m3/bulan. Jumlah jiwa yang
telayani oleh unit BNA Kota Pamekasan sebanyak 64.950 orang. Maka volume air yang terjual
tiap orang per bulan dapat diperoleh dengan pembagian antara nilai volume air per bulan
dangan jiwa terlayani, dan diperoleh nilai sebesar 1,61 m3/orang/bulan. Lalu tingkat konsumsi
air tersebut diekivalensikan ke dalam satuan liter/orang/hari dan diperoleh nilai tingkat
konsumsi sebesar 53,54 liter/orang/hari (loh).
2. IKK Proppo
Sumber air yang digunakan PDAM unit Proppo terdiri dari
a. Sumur Bor Tatangoh
Unit proppo menggunakan sumber air baku dari Sumur Bor Tatangoh yang berada di Desa
Tatangoh yang dibangun pada tahun 1997. Kapasitas terpasang pada sumur bor ini
sebesdar 20 L/detik. Sumur Bor Tatangoh menggunakan pompa submersible tipe SP. 77-5
dengan spesifikasi debit/kapasitas pengambilan 20 L/detik dan kedalaman 96 m.
b. Sumur Bor Pangbatok
Sumur yang terletak di Desa Pangbatok ini merupakan sumur bor yang tergolong baru
karena sumur ini dibangun pada tahun 2003. Sumur bor ini mampu memproduksi air
sebanyak 20 L/detik. Pada sumur ini digunakan pompa submersible tipe SP. 210-3 dengan
VII - 27
Laporan Akhir
c. Sumur Bor Bila’an
Sumur Bor Bila’an dibangun pada tahun 1987 dan hanya mempunyai kapasitas yang kecil
yaitu sebesar 7,5 L/detik. Sumur bor ini mempunyai kedalaman sekitar 87 m dengan
menggunakan pompa submersible tipe SP. 16-7.
Pada PDAM unit Proppo ini tidak menggunakan unit/bangunan pengolahan. Air baku yang
berasal dari sumur bor langsung ditransmisikan dengan menggunakan pompa submersible.
Kemudian air tersebut langsung masuk ke jaringan distribusi yang ada. Berdasarkan laporan
Operasional Produksi dan Distribusi PDAM Bulan Juni 2015, unit Proppo dapat memproduksi
air 21.050 m3 dan air terjual sebesar 7.762 m3.
Sistem transmisi yang digunakan ketiga sumber air yang berupa sumur bor menggunakan
sistem pemompaan. Pemompaan dari sumur bor langsung masuk ke jaringan distribusi yang
ada dengan operasional produksi sekitar 10 jam. Jaringan distribusi menggunakan sistem
pemompaan dengan menggunakan pipa distribusi DCIP berdiameter 125-250 mm dan PVC
berdiameter 50-200 m.
PDAM unit Proppo melayani 14 desa dari 27 desa yang ada di wilayah Kecamatan Proppo.
Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM unit Proppo sekitar 4,95% dari jumlah total
penduduk atau sekitar 3.860 jiwa terlayani oleh PDAM unit Proppo dari 78.049 jiwa jumlah total
penduduk Kecamatan Proppo. Total jumlah pelanggan yang ada di Unit Proppo adalah
sebanyak 405 pelanggan, pelanggan tersebut terdiri dari jenis sambungan domestik dan non
domestik. Jumlah pelanggan terbesar adalah pelanggan domestik (rumah tangga) mencapai
95,5%, sambungan non domestik mencapai 4,5%. Sedangkan selama kurun waktu 4 tahun
terakhir (tahun 2012-2015), jumlah pelanggan yang dilayani IKK Proppo mengalami fluktuasi.
Pada tahun 2012, jumlah pelanggan yang dilayani sebanyak 415. Jumlah pada tahun 2012
merupakan yang terbanyak selama 4 tahun terakhir. Pada tahun 2013 dan 2014, jumlah
pelanggan mengalami penurunan dari tahun 2012 yaitu sebanyak 403 dan 402 sambungan.
Kemudian pada tahun 2015, jumlah pelanggan kembali mengalami kenaikan menjadi
sebanyak 405.
Tingkat kehilangan air pada Unit Proppo berdasarkan laporan Operasional Produksi dan
Distribusi PDAM Bulan Desember 2006 sebesar 63,1% atau 13,228 m3. Deteksi kebocoran di
jaringan distribusi sampai saat ini belum pernah dilakukan dan laporan kebocoran saat ini
VII - 28
Laporan Akhir
Tingkat konsumsi air pada Unit Proppo dapat ditentukan dengan mengekivalensikan volume air
yang terjual per bulan (m3/bulan) ke dalam volume liter air yang terjual tiap orang per hari
(liter/orang/hari). Volume air yang terjual tiap bulan pada jenis sambungan domestik yang
terlayani oleh unit Proppo sebesar 7.762 m3/bulan. Jumlah jiwa yang telayani oleh unit Proppo
sebanyak 3.860 orang. Maka volume air yang terjual tiap orang per bulan dapat diperoleh
dengan pembagian antara nilai volume air per bulan dangan jiwa terlayani, dan diperoleh nilai
sebesar 2,01 m3/orang/bulan. Lalu tingkat konsumsi air tersebut diekivalensikan ke dalam
satuan liter/orang/hari dan diperoleh nilai tingkat konsumsi sebesar 67,03 liter/orang/hari (loh).
3. IKK Tlanakan
Sumber air yang digunakan PDAM unit Tlanakan terdiri dari:
a. Sumur Bor Bukek I
Unit Tlanakan menggunakan sumber air baku dari Sumur Bor Bukek I yang berada di Desa
Bukek yang dibangun pada tahun 1979. Kapasitas terpasang pada sumur bor ini sebesdar
5 L/detik. Sumur Bor Tatangoh menggunakan pompa submersible tipe SP. 16-4 dengan
spesifikasi debit/kapasitas pengambilan 5 L/detik dan kedalaman 120 m.
b. Sumur Bor Bukek II
Sumur Bor Bukek II ini berada di Desa Bukek, Kecamatan Tlanakan dan memiliki
kapasitas debit sebesar 10 L/detik.
c. Sumur Bor Bukek IV
Sumur yang terletak di Desa Bukek ini merupakan sumur bor yang tergolong baru karena
sumur ini dibangun pada tahun 2003. Sumur bor ini mampu memproduksi air sebanyak 20
L/detik. Pada sumur ini digunakan pompa submersible tipe SP. 77-5 dengan kedalaman
115 m.
d. Sumur Bor Bukek III
Sumur Bor Bukek III dibangun pada tahun 1983 dan hanya mempunyai kapasitas sebesar
15 L/detik. Sumur bor ini mempunyai kedalaman sekitar 115 m dengan menggunakan
pompa submersible tipe SP. 45-7.
e. Sumur Bor Bukek V
Sumur Bor Bukek V dibangun pada tahun 1979 dan hanya mempunyai kapasitas sebesar
5 L/detik. Sumur bor ini mempunyai kedalaman sekitar 110 m dengan menggunakan
VII - 29
Laporan Akhir
f. Sumur Bor Bukek VI
Sumur Bor Bukek VI ini berada di Desa Bukek, Kecamatan Tlanakan. Sumur bor ini
memiliki kapasitas debit sebesar 15 L/detik.
Pada PDAM unit Tlanakan ini tidak menggunakan unit/bangunan pengolahan. Air baku yang
berasal dari sumur bor langsung ditransmisikan dengan menggunakan pompa submersible.
Kemudian air tersebut langsung masuk ke jaringan distribusi yang ada. Berdasarkan laporan
Operasional Produksi dan Distribusi PDAM bulan Juni 2015, unit Tlanakan dapat memproduksi
air 69.876 m3 dan air terjual sebesar 45.119 m3.
Sistem transmisi yang digunakan keempat sumber air yang berupa sumur bor tersebut
menggunakan sistem pemompaan. Pemompaan dari sumur bor langsung masuk ke jaringan
distribusi yang ada dengan operasional produksi sekitar 12 jam. Jaringan distribusi
menggunakan sistem pemompaan dengan menggunakan pipa distribusi GI berdiameter
30-150 mm dan PVC berdiameter 50-30-150 mm.
PDAM unit Tlanakan melayani 11 desa dari 17 desa yang ada di wilayah Kecamatan Tlanakan.
Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM unit Tlanakan sekitar 29,56% dari jumlah total
penduduk atau sekitar 18.180 jiwa terlayani oleh PDAM unit Tlanakan dari 61.496 jiwa jumlah
total penduduk Kecamatan Tlanakan. Total jumlah pelanggan yang ada di Unit Tlanakan
adalah sebanyak 2.064 pelanggan, pelanggan tersebut terdiri dari jenis sambungan domestik
dan non domestik. Jumlah pelanggan terbesar adalah pelanggan domestik (rumah tangga)
mencapai 96% dan sambungan non domestik mencapai 4%. Sedangkan selama kurun waktu
4 tahun terakhir (tahun 2012-2015), jumlah pelanggan yang dilayani IKK Tlanakan mengalami
peningkatan, terutama pada pelanggan rumah tangga.
Tingkat kehilangan air pada Unit Tlanakan berdasarkan laporan Operasional Produksi dan
Distribusi PDAM Bulan Juni 2015 sebesar 35,4% atau 24.757 m3. Deteksi kebocoran di
jaringan distribusi sampai saat ini belum pernah dilakukan dan laporan kebocoran saat ini
masih berdasarkan laporan penduduk.
Tingkat konsumsi air pada Unit Tlanakan dapat ditentukan dengan mengekivalensikan volume
air yang terjual per bulan (m3/bulan) ke dalam volume liter air yang terjual tiap orang per hari
(liter/orang/hari). Volume air yang terjual tiap bulan pada jenis sambungan domestik yang
terlayani oleh unit Tlanakan sebesar 45.119 m3/bulan. Jumlah jiwa yang telayani oleh unit
VII - 30
Laporan Akhir
diperoleh dengan pembagian antara nilai volume air per bulan dangan jiwa terlayani, dan
diperoleh nilai sebesar 2,48 m3/orang/bulan. Lalu tingkat konsumsi air tersebut diekivalensikan
ke dalam satuan liter/orang/hari dan diperoleh nilai tingkat konsumsi sebesar 82,73
liter/orang/hari (loh).
4. IKK Galis
Sumber air yang digunakan PDAM unit Galis adalah sumur bor yang berada di Desa Bulay,
Kecamatan Galis yang dibangun pada tahun 1987. Kapasitas terpasang sumur bor sebesar 7,5
L/detik. Pada Sumur Bor Bulay digunakan pompa submersible tipe SP. 16-6 dengan spesifikasi
debit/ kapasitas produksi 7,5 L/detik dan kedalaman 80 m.
Pada PDAM unit Galis ini tidak menggunakan unit/bangunan pengolahan. Air baku yang
berasal dari sumur bor langsung ditransmisikan dengan menggunakan pompa submersible.
Kemudian air tersebut langsung masuk ke jaringan distribusi yang ada. Berdasarkan laporan
Operasional Produksi dan Distribusi PDAM Bulan Juni 2015, unit Galis dapat memproduksi air
sebesar 7.560 m3 dan air terjual sebesar 6.489 m3.
Sistem transmisi yang digunakan sumber air yang berupa sumur bor tersebut menggunakan
sistem pemompaan. Pemompaan dari sumur bor langsung masuk ke jaringan distribusi yang
ada dengan operasional produksi sekitar 10 jam. Jaringan distribusi menggunakan sistem
pemompaan dengan menggunakan pipa distribusi PVC berdiameter 45-75 mm.
PDAM unit Galis melayani 5 desa dari 10 desa yang ada di wilayah Kecamatan Galis. Jumlah
penduduk yang terlayani oleh PDAM unit Galis sekitar 8,86% dari jumlah total penduduk atau
sekitar 2.600 jiwa terlayani oleh PDAM unit Galis dari 29.352 jiwa jumlah total penduduk
Kecamatan Galis. Total jumlah pelanggan yang ada di Unit Galis adalah sebanyak 339
pelanggan, pelanggan tersebut terdiri dari jenis sambungan domestik dan non domestik.
Jumlah pelanggan terbesar adalah pelanggan domestik (rumah tangga) mencapai 97,3% dan
sambungan non domestik mencapai 2,7%. Sedangkan selama kurun waktu 4 tahun terakhir
(tahun 2012-2015), jumlah pelanggan yang dilayani IKK Galis mengalami fluktuasi, terutama
pada pelanggan domestik/rumah tangga. Untuk jumlah pelanggan non domestik selama tiga
tahun terakhir tidak mengalami perubahan dengan jumlah sebanyak 9 sambungan.
Tingkat kehilangan air pada Unit Galis berdasarkan laporan Operasional Produksi dan
VII - 31
Laporan Akhir
distribusi sampai saat ini belum pernah dilakukan dan laporan kebocoran saat ini masih
berdasarkan laporan penduduk.
Tingkat konsumsi air pada Unit Galis dapat ditentukan dengan mengekivalensikan volume air
yang terjual per bulan (m3/bulan) ke dalam volume liter air yang terjual tiap orang per hari
(liter/orang/hari). Volume air yang terjual tiap bulan pada jenis sambungan domestik yang
terlayani oleh unit Galis sebesar 6.489 m3/bulan. Jumlah jiwa yang telayani oleh unit Galis
sebanyak 2.600 orang. Maka volume air yang terjual tiap orang per bulan dapat diperoleh
dengan pembagian antara nilai volume air per bulan dangan jiwa terlayani, dan diperoleh nilai
sebesar 2,50 m3/orang/bulan. Lalu tingkat konsumsi air tersebut diekivalensikan ke dalam
satuan liter/orang/hari dan diperoleh nilai tingkat konsumsi sebesar 83,19 liter/orang/hari (loh).
5. IKK Larangan-Blumbungan
Sumber air yang digunakan PDAM unit Larangan adalah sumur bor yang berada di Desa
Tentenan, Kecamatan Larangan. Kapasitas terpasang sumur bor sebesar 10 L/detik.
Sedangkan pada PDAM unit Blumbungan, sumber air yang digunakan berasal dari mata air
blumbungan yang terletak di Desa Blumbungan Kecamatan Larangan. Mata air Blumbungan
ini mempunyai kapasitas produksi 10 L/detik.
Pada PDAM unit Larangan-Blumbungan ini tidak menggunakan unit/bangunan pengolahan. Air
baku yang berasal dari sumur bor dan mata air langsung ditransmisikan dengan pemompaan.
Kemudian air tersebut langsung masuk ke jaringan distribusi yang ada. Berdasarkan laporan
Operasional Produksi dan Distribusi PDAM Bulan Juni 2015, unit Larangan dapat
memproduksi air sebesar 1.080 m3 dan air terjual sebesar 672 m3. Sedangkan pada Unit
Blumbungan memproduksi air sebesar 10.530 m3 dan air terjual sebesar 7.889 m3.
Sistem transmisi yang digunakan sumber air yang berupa sumur bor dan mata air tersebut
menggunakan sistem pemompaan. Pemompaan dari sumur bor langsung masuk ke jaringan
distribusi yang ada dengan operasional produksi sekitar 13 jam. Jaringan distribusi
menggunakan sistem pemompaan dengan menggunakan pipa distribusi PVC berdiameter
40-100 mm, GI diameter 45-150 mm.
PDAM Unit Larangan dan Unit Blambangan melayani 6 desa dari 14 desa yang ada di wilayah
Kecamatan Larangan. Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM Unit Larangan dan Unit
Blambangan sekitar 7,87% dari jumlah total penduduk atau sekitar 4.350 jiwa terlayani oleh
VII - 32
Laporan Akhir
Total jumlah pelanggan yang ada di Unit Larangan adalah sebanyak 34 pelanggan, pelanggan
tersebut terdiri dari jenis sambungan domestik dan non domestik. Jumlah pelanggan terbesar
adalah pelanggan domestik (rumah tangga) mencapai 79,4% dan sambungan non domestik
mencapai 20,6%. Sedangkan selama kurun waktu 4 tahun terakhir (tahun 2012-2015), jumlah
pelanggan yang dilayani IKK Unit Larangan tetap stabil.
Total jumlah pelanggan yang ada di Unit Blumbungan adalah sebanyak 353 pelanggan,
pelanggan tersebut terdiri dari jenis sambungan domestik dan non domestik. Jumlah
pelanggan terbesar adalah pelanggan domestik (rumah tangga) mencapai 92,9% dan
sambungan non domestik mencapai 7,1%. Sedangkan pada tahun 2012 hingga 2014, jumlah
pelanggan yang dilayani IKK Unit Blumbungan mengalami penurunan
Tingkat kehilangan air pada Unit Larangan berdasarkan laporan Operasional Produksi dan
Distribusi PDAM Bulan Juni 2015 sebesar 37,8% atau 408 m3. Sedangkan tingkat kehilangan
air pada Unit Blumbungan sebesar 25,1% atau 2.641 m3. Deteksi kebocoran di jaringan
distribusi sampai saat ini belum pernah dilakukan dan laporan kebocoran saat ini masih
berdasarkan laporan penduduk.
Tingkat konsumsi air pada Unit Larangan dapat ditentukan dengan mengekivalensikan volume
air yang terjual per bulan (m3/bulan) ke dalam volume liter air yang terjual tiap orang per hari
(liter/orang/hari). Volume air yang terjual tiap bulan pada jenis sambungan domestik yang
terlayani oleh unit Larangan sebesar 672 m3/bulan. Jumlah jiwa yang telayani oleh unit
Larangan sebanyak 935 orang. Maka volume air yang terjual tiap orang per bulan dapat
diperoleh dengan pembagian antara nilai volume air per bulan dangan jiwa terlayani, dan
diperoleh nilai sebesar 0,72 m3/orang/bulan. Lalu tingkat konsumsi air tersebut diekivalensikan
ke dalam satuan liter/orang/hari dan diperoleh nilai tingkat konsumsi sebesar 23,96
liter/orang/hari (loh).
Tingkat konsumsi air pada Unit Blumbungan dapat ditentukan dengan mengekivalensikan
volume air yang terjual per bulan (m3/bulan) ke dalam volume liter air yang terjual tiap orang
per hari (liter/orang/hari). Volume air yang terjual tiap bulan pada jenis sambungan domestik
yang terlayani oleh unit Blumbungan sebesar 7.889 m3/bulan. Jumlah jiwa yang telayani oleh
unit Blumbungan sebanyak 3.415 orang. Maka volume air yang terjual tiap orang per bulan
dapat diperoleh dengan pembagian antara nilai volume air per bulan dangan jiwa terlayani, dan
VII - 33
Laporan Akhir
ke dalam satuan liter/orang/hari dan diperoleh nilai tingkat konsumsi sebesar 77 liter/orang/hari
(loh).
6. IKK Pademawu
Sumber air yang digunakan PDAM unit Pademawu adalah sumur bor Peltong I yang berada di
Desa Peltong, Kecamatan Larangan yang dibangun pada tahun 2003. Kapasitas terpasang
sumur bor sebesar 20 L/detik. Pada Sumur Bor Peltong I digunakan pompa submersible tipe
SP. 77-6 dengan spesifikasi debit/ kapasitas produksi 20 L/detik dan kedalaman 106 m.
Pada PDAM unit Pademawu ini tidak menggunakan unit/bangunan pengolahan. Air baku yang
berasal dari sumur bor langsung ditransmisikan dengan menggunakan pompa submersible.
Kemudian air tersebut langsung masuk ke jaringan distribusi yang ada. Berdasarkan laporan
Operasional Produksi dan Distribusi PDAM Bulan Juni 2015, unit Pademawu dapat
memproduksi air sebesar 50.016 m3 dan air terjual sebesar 32.347 m3.
Sistem transmisi yang digunakan sumber air yang berupa sumur bor tersebut menggunakan
sistem pemompaan. Pemompaan dari sumur bor langsung masuk ke jaringan distribusi yang
ada dengan operasional produksi sekitar 21 jam. Jaringan distribusi menggunakan sistem
pemompaan dengan menggunakan pipa distribusi ACP berdiameter 200 mm, GI diameter 65
mm, PVC diameter 50-200 mm.
PDAM unit Pademawu melayani 11 desa dari 22 desa yang ada di wilayah Kecamatan
Pademawu. Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM unit Pademawu sekitar 23,42% dari
jumlah total penduduk atau sekitar 18.680 jiwa terlayani oleh PDAM unit Pademawu dari
79.747 jiwa jumlah total penduduk Kecamatan Pademawu. Total jumlah pelanggan yang ada di
Unit Pademawu adalah sebanyak 2.242 pelanggan, pelanggan tersebut terdiri dari jenis
sambungan domestik dan non domestik. Jumlah pelanggan terbesar adalah pelanggan
domestik (rumah tangga) mencapai 96,1% dan sambungan non domestik mencapai 3,9%.
Sedangkan selama kurun waktu 3 tahun terakhir (tahun 2013-2015), jumlah pelanggan yang
dilayani IKK Pademawu mengalami kenaikan dengan jumlah pelanggan terbanyak pada tahun
2015.
Tingkat kehilangan air pada Unit Pademawu berdasarkan laporan Operasional Produksi dan
Distribusi PDAM Bulan Juni 2015 sebesar 35,3% atau 17.669 m3. Deteksi kebocoran di
jaringan distribusi sampai saat ini belum pernah dilakukan dan laporan kebocoran saat ini
VII - 34
Laporan Akhir
Tingkat konsumsi air pada Unit Pademawu dapat ditentukan dengan mengekivalensikan
volume air yang terjual per bulan (m3/bulan) ke dalam volume liter air yang terjual tiap orang
per hari (liter/orang/hari). Volume air yang terjual tiap bulan pada jenis sambungan domestik
yang terlayani oleh unit Pademawu sebesar 32.347 m3/bulan. Jumlah jiwa yang telayani oleh
unit Pademawu sebanyak 18.680 orang. Maka volume air yang terjual tiap orang per bulan
dapat diperoleh dengan pembagian antara nilai volume air per bulan dangan jiwa terlayani, dan
diperoleh nilai sebesar 1,73 m3/orang/bulan. Lalu tingkat konsumsi air tersebut diekivalensikan
ke dalam satuan liter/orang/hari dan diperoleh nilai tingkat konsumsi sebesar 57,72
liter/orang/hari (loh).
7. IKK Pasean
Sumber air yang digunakan PDAM unit Pasean adalah sumur bor Tlontoraja yang berada di
Desa Tlontoraja, Kecamatan Pasean. Kapasitas terpasang sumur bor sebesar 9 L/detik.
Pada PDAM unit Pasean ini tidak menggunakan unit/bangunan pengolahan. Air baku yang
berasal dari sumur bor langsung ditransmisikan dengan menggunakan pompa submersible.
Kemudian air tersebut langsung masuk ke jaringan distribusi yang ada. Berdasarkan laporan
Operasional Produksi dan Distribusi PDAM Bulan Juni 2015, unit Pasean dapat memproduksi
air sebesar 3.240 m3 dan air terjual sebesar 2.325 m3.
Sistem transmisi yang digunakan sumber air yang berupa sumur bor tersebut menggunakan
sistem pemompaan. Pemompaan dari sumur bor langsung masuk ke jaringan distribusi yang
ada dengan operasional produksi sekitar 5 jam. Jaringan distribusi menggunakan sistem
pemompaan dengan menggunakan pipa distribusi PVC berdiameter 25-75 mm.
PDAM unit Pasean melayani 1 desa dari 9 desa yang ada di wilayah Kecamatan Pasean.
Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM unit Pasean sekitar 2.16% dari jumlah total
penduduk atau sekitar 1.125 jiwa terlayani oleh PDAM unit Pasean dari 52.132 jiwa jumlah
total penduduk Kecamatan Pasean. Total jumlah pelanggan yang ada di Unit Pasean adalah
sebanyak 115 pelanggan, pelanggan tersebut terdiri dari jenis sambungan domestik dan non
domestik. Jumlah pelanggan terbesar adalah pelanggan domestik (rumah tangga) mencapai
95,7% dan sambungan non domestik mencapai 4,3%. Sedangkan selama kurun waktu 4 tahun
terakhir (tahun 2012-2015), jumlah pelanggan yang dilayani IKK Pasean mengalami kenaikan
dari tahun 2014 ke tahun 2015. Sedangkan jumlah pelanggan pada tahun 2012 hingga 2014