• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Pesisir dan Pantai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Pesisir dan Pantai"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Pesisir dan Pantai

Dahuri et al. (2004) mendefinisikan kawasan pesisir sebagai suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis pantai (shore line), maka suatu wilayah pesisir memiliki dua macam batas, yaitu : batas yang sejajar garis pantai (long shore) dan batas yang tegak lurus terhadap garis pantai (cross shore). Menurut Soegiarto (1976) in Dahuri et al. (2004) definisi wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat – sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses – proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat yang beragam, di darat maupun di laut, serta saling berinteraksi antara habitat tersebut. Bengen (2001) menyatakan kawasan pesisir dari sudut ekologis sebagai lokasi dari beberapa ekosistem yang unik dan saling terkait, dinamis dan produktif. Ekosistem pesisir mempunyai kemampuan terbatas terhadap masukan limbah. Hal ini sangat tergantung pada volume dan jenis limbah yang masuk. Apabila limbah tersebut melampaui kemampuan asimilasi perairan pesisir, maka kerusakan ekosistem dalam bentuk pencemaran akan terjadi. Dalam suatu kawasan pesisir terdapat satu atau lebih ekosistem dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir dapat bersifat alami ataupun buatan (manmade). Ekosistem alami yang terdapat di kawasan pesisir antara lain : terumbu karang (coral reef), hutan mangrove, padang lamun, pantai berpasir (sandy beach), formasi pescaprae, formasi baringtonia, estuaria, laguna dan delta. Sementara itu, ekosistem buatan antara lain : tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri, agroindustri dan kawasan pemukiman (Dahuri et al.,2004).

Sumberdaya di kawasan pesisir terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih dan sumberdaya alam yang tidak dapat pulih. Sumberdaya yang dapat pulih antara lain meliputi sumberdaya perikanan (plankton, bentos, ikan, moluska,

(2)

krustacea, mamalia laut), rumput laut, padang lamun, hutan mangrove dan terumbu karang. Sumberdaya yang tidak dapat pulih dapat berupa minyak dan gas, bijih besi, pasir, timah, bauksit dan mineral serta bahan tambang lainnya. Pada kelompok sumberdaya yang dapat pulih, hidup dan berkembang berbagai macam biota laut, sehingga dengan keanekaragaman sumberdaya tersebut diperoleh potensi jasa – jasa lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk perkembangan wisata (Dahuriet al.,2004).

Menurut Nybakken (1992), ekosistem laut dapat dilihat dari segi horizontal dan vertikal. Secara horizontal kawasan pelagik terbagi menjadi dua yaitu laut pesisir (zona neritik) yang mencakup daerah paparan benua dan laut lepas (lautan atau zona oseanik). Zonasi perairan laut dapat pula dilakukan atas dasar faktor – faktor fisik dan penyebaran komunitas biotanya. Seluruh daerah perairan terbuka disebut kawasan pelagik dan kawasan bentik adalah kawasan dibawah kawasan pelagik atau dasar laut. Organisme pelagik adalah organisme yang hidup di laut terbuka dan lepas dari dasar laut. Zona dasar laut beserta organismenya disebut daerah dan organisme bentik. Secara vertikal wilayah laut dibagi berdasarkan intensitas cahaya matahari yang masuk ke perairan. Zona fotik adalah bagian kolom perairan laut yang masih mendapat cahaya matahari, disebut juga zona epipelagis. Zona afotik berada dibawah zona fotik, yaitu daerah yang secara terus menerus berada dalam keadaan gelap dan tidak mendapatkan cahaya matahari.

Bagian kawasan pesisir yang paling produktif adalah wilayah dekat pesisir atau pantai. Garis pantai merupakan suatu garis batas pertemuan (kontak) antara daratan dengan air laut. Posisinya bersifat tidak tetap, dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi. Pantai terletak antara garis surut terendah dan air pasang tertinggi (Bengen, 2001). Prasetya et al. (1994), menyatakan bahwa berdasarkan asal mula pembentukannya, pantai di Indonesia dikategorikan menjadi 4 kelompok yaitu :

o Pantai tenggelam (sub-emergence) : terbentuk oleh genangan air laut pada daratan yang tenggelam

o Pantai timbul (emergence) : terbentuk oleh genangan air laut pada daratan yang sebagian terangkat

o Pantai netral : pembentukannya tidak tergantung pada pengangkatan atau penurunan daratan, melainkan pengendapan aluvialnya. Pantai ini dicirikan

(3)

dengan pantai pada ujung delta yang dalam dengan bentuk pantai sederhana atau melengkung

o Pantai campuran (compound): terbentuk oleh proses pengangkatan dan penurunan daratan, yang diindikasikan oleh adanya daratan pantai (emergence) dan teluk - teluk (sub-emergence).

Karakteristik bentuk pantai berbeda – beda antara tempat yang satu dengan tempat lainnya. Ada pantai yang berlumpur, berpasir yang datar dan landai, berbatu dan terjal. Keadaan topografi dan geologi wilayah pesisir mempengaruhi perbedaan bentuk pantai.

o Pantai berpasir

Umumnya pantai berpasir terdapat di seluruh dunia dan lebih dikenal dari pada pantai berbatu. Hal ini disebabkan pantai berpasir merupakan tempat yang dipilih untuk melakukan berbagai aktivitas rekreasi (Nybakken, 1992). Pantai berpasir sebagian besar terdiri atas batu kuarsa dan feldspar, bagian yang paling banyak dan paling keras sisa – sisa pelapukan batu di gunung. Pantai yang berpasir dibatasi hanya di daerah dimana gerakan air yang kuat mengangkut partikel yang halus dan ringan. Total bahan organik dan organisme hidup di pantai yang berpasir jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jenis pantai lainnya (Dahuri et al., 2004). Menurut Islami (2003) peruntukan pantai dengan substrat pasir hitam adalah boating, sedangkan pantai berpasir putih lebih bervariasi, seperti boating, selancar, renang, snorklingdan diving. Parameter utama bagi daerah pantai berpasir adalah pola arus yang akan mengangkut pasir yang halus, gelombang yang akan melepaskan energinya di pantai dan angin yang juga merupakan pengangkut pasir (Dahuriet al., 2004).

o Pantai berbatu

Pantai berbatu merupakan pantai dengan topografi yang berbatu – batu memanjang ke arah laut dan terbenam di air (Dahuri et al., 2004). Pantai berbatu yang tersusun dari bahan yang keras merupakan daerah yang paling padat mikroorganismenya dan mempunyai keragaman terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan. Keadaan ini berlawanan dengan pantai berpasir dan berlumpur yang hampir tandus (Nybakken, 1992). Pantai berbatu menjadi habitat berbagai jenis moluska, bintang laut, kepiting, anemon dan juga ganggang laut (Bengen, 2001).

(4)

o Pantai berlumpur

Pantai berlumpur memiliki substrat yang halus. Pantai berlumpur hanya terbatas pada daerah intertidal yang benar – benar terlindung dari aktivitas laut terbuka. Pantai berlumpur dapat berkembang dengan baik jika ada suatu sumber partikel sedimen yang butirannya halus. Pantai berlumpur terdapat di berbagai tempat, sebagian di teluk yang tertutup, gobah, pelabuhan dan terutama estuaria (Nybakken, 1992).

2.2 Pariwisata dan Ekowisata

Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata (Yulianda, 2007). Pariwisata merupakan kegiatan perpindahan atau perjalanan orang secara temporer dari tempat mereka biasa bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan. (Holloway dan Plant 1989 in Yulianda 2007).

Ekowisata merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan (META 2002 in Yulianda 2007). Ekowisata bahari merupakan ekowisata yang memanfaatkan karakter sumberdaya pesisir dan laut. Kegiatan wisata bahari dapat dilakukan pada bentang laut maupun bentang pantai. Kegiatan yang dapat dilakukan di bentang laut berupa olahraga renang, memancing, menyelam, berlayar dan berselancar. Sedangkan kegiatan yang dapat dilakukan di bentang pantai dalam bentuk kegiatan voli pantai, panjat tebing, bersepeda pantai dan penelusuran gua pantai (Rompas et al. 2008). Kegiatan ekowisata bahari yang dapat dikembangkan adalah wisata pantai. Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim. Pertimbangan perlu dilakukan dalam pengembangan dan perencanaan wisata pantai yang meliputi angin, gelombang laut, arus laut, pasang surut, bentuk pantai, bentuk butir pasir, biota pantai dan bahaya tsunami (Fandeli 2000).

Sumberdaya ekowisata terdiri dari sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dapat diintegrasikan menjadi komponen terpadu bagi pemanfaatan

(5)

wisata. Berdasarkan konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi (Fandelli 2000; META 2002 inYulianda 2007) :

o Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya

o Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan budaya sebagai obyek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan

o Ekowisata (ecotourism, green tourism atau alternative tourism), merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.

Menurut Damanik dan Weber (2006), ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan. Dalam ekowisata, kegiatan wisata yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan sangat ditekankan dan merupakan ciri khas ekowisata. Pihak yang berperan penting dalam ekowisata bukan hanya wisatawan, tetapi juga pelaku wisata lain (tour operator) yang menfasilitasi wisatawan untuk menunjukkan tanggung jawab tersebut.

Bertolak dari rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN-2005-2025), kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan. Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan keragaman pesona keindahan alam dan potensi wilayah wisata secara arif dan berkelanjutan. Oleh sebab itu pariwisata merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi suatu bangsa, karena (Rompaset al. 2008) :

o Pariwisata tidak terlalu memberikan dampak negatif terhadap sumberdaya alam maupun lingkungan sebagaimana industri lainnya

o Pariwisata menghargai kebudayaan setempat serta mempunyai motivasi yang kuat dalam melindungi kebudayaan serta lingkungan.

o Pariwisata internasional ikut memainkan peranan yang besar bagi pembangunan kepariwisataan yang berkesinambungan (sustainable Tourism Development)

o Industri pariwisata memberikan kontribusi yang besar bagi perlindungan nasional terhadap pengembangan Taman Nasional, Daerah/Wilayah yang dilindungi, perlindungan kebudayaan setempat

o Pariwisata juga meningkatkan kesadaran masyarakat setempat akan nilai finansial dan keindahan alam dan tempat-tempat bernilai sejarah.

(6)

Konsep pengembangan ekowisata sejalan dengan misi pengelolaan konservasi yang mempunyai tujuan menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan, melindungi keanekaragaman hayati, menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies ekosistemnya serta memberikan kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, suatu konsep pengembangan ekowisata hendaknya dilandasi pada prinsip dasar ekowisata yang meliputi (Yulianda 2007):

o Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan karakter alam dan budaya setempat

o Pendidikan konservasi lingkungan; mendidik pengunjung dan masyarakat akan pentingnya konservasi

o Pendapatan langsung untuk kawasan; retribusi atau pajak konservasi (conservation tax) dapat digunakan untuk pengelolaan kawasan

o Penghasilan bagi masyarakat; masyarakat mendapat keuntungan ekonomi sehingga terdorong untuk menjaga kelestarian kawasan

o Menjaga keharmonisan alam; kegiatan dan pengembangan fasilitas tetap mempertahankan keserasian dan keaslian alam

o Daya dukung sebagai batas pemanfaatan; daya tampung dan pengembangan fasilitas hendaknya mempertimbangkan daya dukung lingkungan

o Kontribusi pendapatan bagi negara (pemerintah daerah dan pusat).

2.3 Pemanfaatan dan Pengelolaan Pantai

Daya tarik wilayah pesisir untuk wisatawan adalah keindahan dan keaslian lingkungan seperti misalnya kehidupan di bawah air, bentuk pantai (gua-gua, air terjun dan sebaginya) dan hutan-hutan pantai dengan kekayaan jenis tumbuh-tumbuhan, burung dan hewan-hewan lain. Keindahan dan keaslian lingkungan ini menjadikan perlindungan dan pengelolaan merupakan bagian integral dari rencana pengembangan pariwisata, terutama bila didekatnya dibangun penginapan/hotel, toko, pemukiman dan sebagainya yang membahayakan atau mengganggu keutuhan dan keaslian lingkungan pesisir tersbut. Kegiatan di daerah pariwisata dan rekerasi dapat menimbulkan masalah ekologis yang khusus dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lain. Mengingat bahwa keindahan dan keaslian alam

(7)

merupakan modal utama. Bila suatu wilayah pesisir dibangun untuk tempat rekreasi, biasanya fasilitas-fasilitas pendukung lainnya juga berkembang dengan pesat (Dahuriet al. 1996).

Sumberdaya hayati baik secara langsung maupun tidak langsung yang terdapat dalam suatu wilayah pesisir memiliki manfaat yang besar sehingga perlu dilakukan suatu upaya konservasi dalam pengelolaan dan pengembangan yang diarahkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarkat tentang seluruh nilai atau nilai yang sebenarnya (the true value) dari manfaat sumberdaya tersebut. Setiap kebijakan selayaknya diarahkan pada penggunaan keanekaragaman hayati pasisir dan laut secara berkelanjutan, mencegah tindakan yang merusak melalui penyediaan alernatif mata pencaharian yang bersifat lestari, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan pendapatan daerah melalui upaya konservasi, serta melestarikan sumberdaya laut melalui partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan pelestarian (Dahuri 2003).

Menghadapi situasi sekarang dan masa depan, pada prinsipnya terdapat tiga kebijakan pokok dan strategi pengelolaan yang harus ditempuh Indonesia agar dapat memanfaatkan sumberdaya keanekaragaman hayati pesisir dan laut secara berkelanjutan untuk kesejahteraan bangsa. Pertama adalah kebijakan yang berkaitan dengan upaya-upaya penyelamatan keanekaragaman hayati pesisir dan laut, khususnya yang bersifat langka (endangered), endemik (hanya hidup di wilayah Indonesia), hampir punah (extinct) atau dilindungi (protected). kelompok kebjakan ini, dalam konservasi dunia dikenal sebagai To Save Marine Biodiversity. Kedua adalah kebijakan yang berhubungan dengan berbagai kegiatan penelitian dan pengkajian tentang seluruh aspek keanekaragaman hayati pesisir dan lautan atau yang dikenal dengan To Study Marine Biodiversity. Ketiga adalah kebijakan yang bertalian dengan cara-cara memanfaatkan keanekaragaman hayati pesisir dan laut secara optimal dan lestari bagi kesejahteraan bangsa atau yang disebut denganTo Use Marine Biodiversity(Dahuri 2003).

Referensi

Dokumen terkait

mengembangkan dua bidang ilmu, yaitu ilmu pengetahuan yang meliputi teknologi, dan seni, dengan ilmu agama yang meliputi keimanan, ketaqwaan dan akhlak. Hal ini

4. Koiran ominaisuuksia luonnehtiva nimi 5. Esikuvan mukaan annettu nimi 8.. Kuten Lehman, olen katsonut yhdeksi nimenantoperusteeksi koiralla jo käytössä olleen valmiin

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengangkat penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen

Untuk memahami istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian, yaitu Pengaruh Pemberitaan Konflik Etnis Rohingya Pada Harian Serambi Indonesia Online Terhadap

1) tidak menyelesaikan studi sesuai dengan kualifikasi program yang tertera pada Surat Keputusan Penerima Beasiswa tanpa unsur kesengajaan. 2) mengundurkan diri setelah

Saya akan menceritakan bentuk keindahan sebuah seni dari pengalaman saya mengunjungi Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta Barat... Jadi saya bayar lima ribu rupiah,

Sedangkan modul slave ini adalah sebuah kesatuan perangkat dan sistem yang dikontrol oleh master, terdiri dari robot beroda, vacuum motor, mikrokontroler utama, dan

1) Pneumomediastinum, terdapat ruang atau celah hitam pada tepi jantung, mulai dari basis sampai ke apeks. Hal ini terjadi apabila pecahnya fistel mengarah