• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 5 Ringkasan

Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang – orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama remaja putri Jepang yang pada dasarnya sangat senang mengikuti atau menciptakan suatu trend mode dan bahkan suatu budaya baru sejak puluhan tahun yang lalu.

Trend apapun yang muncul, seringkali berasal dari maraknya media massa seperti televisi dan majalah yang pada akhirnya dapat mempengaruhi apapun yang mereka makan dan pakai dalam kehidupan sehari – hari, khususnya di Tokyo, yang merupakan kota tersibuk di Jepang sekaligus pusat dari kehidupan metropolitan, sarat akan timbul tenggelamnya begitu banyak trend mode yang unik dan juga ekstrim. Salah satu alasan mengapa remaja Jepang sarat akan penampilan yang aneh dan mencolok adalah karena kebanyakan dari mereka adalah remaja yang ingin mencari keunikan dan ingin terus mengubah penampilan.

Trend ganguro merupakan salah satu trend mode khas remaja Jepang yang sangat tersohor. Ganguro adalah sejenis trend mode yang berkembang pesat di kalangan remaja Jepang mulai dari akhir tahun 1990 – an hingga awal tahun 2000 – an. Selama trend mode tersebut berkembang, jumlah gadis remaja yang mewarnai rambutnya pirang pun meningkat tajam. Pusat mode ganguro terletak di daerah Harajuku, Shibuya dan Ikebukuro di Tokyo. Secara etimologi istilah ganguro memiliki arti muka hitam, namun para pengikut trend ganguro sendiri menyatakan bahwa istilah ganguro merupakan kependekan dari kata ganganguro yang artinya amat sangat gelap. Gadis – gadis ganguro seringkali mendapat kesan negatif dari berbagai media di Jepang dikarenakan

(2)

oleh fakta bahwa kebanyakan dari mereka cenderung malas belajar dan tidak pernah mencapai prestasi apapun di sekolah. Gaya hidup mereka bebas dan sering berperilaku sesukanya dan tidak memiliki ambisi untuk masa depan. Kehidupan sehari – harinya dipakai untuk bersenang – senang dan tentunya hal ini membuat risih pihak – pihak tertentu yang memiliki sifat konservatif. Gaya hidup para gadis ganguro rata – rata terpengaruh dari budaya Barat yang sarat akan seks bebas.

Rumusan permasalahan skripsi ini adalah mengenai latar belakang remaja putri di Jepang mengikuti trend ganguro dan ruang lingkup permasalahannya adalah penulis akan meneliti latar belakang remaja putri di Jepang mengikuti trend ganguro dihubungkan dengan unsur psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan kepada para pembaca mengenai latar belakang kaum remaja putri di Jepang mengikuti trend ganguro yang dihubungkan dengan unsur psikologis. Manfaat penelitian ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dengan lebih jelas mengenai trend ganguro serta sebab – sebab mengapa kaum remaja putri mengikuti trend tersebut dilihat dari sudut psikologis. Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan deskriptif analitis melalui buku, internet, jurnal dan juga menganalisis kasus – kasus. Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, analisis data, simpulan dan saran, serta ringkasan skripsi.

Landasan teori yang dipakai adalah teori tentang trend mode, konsep trend ganguro, konsep groupisme, dan juga konsep psikologis remaja Jepang.

Trend mode adalah suatu bentuk kebebasan untuk mengungkapkan pikiran, isi hati dan juga merupakan bahasa isyarat dan simbol yang secara non – verbal mengkomunikasikan tentang suatu individu maupun kelompok. Sedangkan, mode adalah salah satu hal yang membedakan satu individu dengan individu lainnya, karena

(3)

pakaian, aksesoris dan penghias tubuh lainnya sehingga sangatlah mudah untuk diketahui oleh orang lain dalam seketika. Sesuai dengan artinya, mode itu akan terus berubah. Mode merupakan hal yang paling cepat berubah dibandingkan unsur kegiatan lainnya yang dilakukan manusia seperti bahasa, budaya, dan sebagainya (Sprigman, 2006:18).

Ciri khas penampilan gadis ganguro adalah kulit digelapkan dan kalau perlu sampai benar – benar berwarna coklat, tingkat ketebalan make-up mereka dapat mencapai tingkat nega-make atau make-up bak warna negatif film dan juga disebut panda-make, saking gelapnya kulit mereka. Untuk memperoleh kulit gelap, mereka mengunjungi salon khusus tanning atau mengenakan tanning lotion yang dapat bertahan sampai tiga hari. Bagi mereka yang tidak sanggup membiayai fasilitas tanning, mereka bahkan sampai memaksakan diri untuk menghitamkan kulitnya dengan spidol coklat (Kinsella, 2005:143).

Selain kulit hitam, ciri khas penampilan mereka adalah rambut yang diwarnai coklat, pirang bahkan oranye dan perak, serta dandanan yang sangat menor yakni dengan mengenakan pemulas mata warna putih di sekeliling mata ditambah dengan warna pemulas mata warna warni, lalu lipstick putih pun tak luput sebagai pelengkap dandanan para gadis ganguro supaya kontras dengan warna kulit mereka. Ciri khas ganguro adalah sepatu bersol sangat tebal hingga ada yang ketebalannya mencapai dua belas inci dan juga memakai aksesoris seperti gelang, anting dan kalung yang beraneka ragam dan menumpuk. Mereka juga sangat menyenangi hiasan bunga sepatu dan di kepala mereka dan juga motif bunga sepatu pada pakaian sehingga tampak seperti gadis – gadis musim panas di California. Pakaian yang dikenakannya juga selalu ketat dan minim, seperti rok yang sangat mini dan hotpants. Para pengikut ganguro juga seringkali dianggap identik

(4)

dengan para para dan purikura. Para para adalah tarian yang merupakan serangkaian gerakan tangan dan kaki yang mengikuti irama musik, dan tarian tersebut membutuhkan konsentrasi dan ketekunan yang tinggi. Purikura (gambar 2.9) adalah istilah untuk foto stiker yang biasa dikoleksi oleh para gadis ganguro, kemudian menempelkannya pada handphone atau album foto mereka.

Penampilan merupakan hal yang sangat penting di kalangan remaja putri dan semua pertanyaan tentang bagaimana caranya berpenampilan maksimal, telah muncul sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan terkadang mereka memiliki pandangan bahwa penampilan luar seseorang mendominasi kualitas keseluruhan orang tersebut. Suatu pakaian atau trend mode dapat menjadi sarana bagi seorang remaja untuk dapat lebih diterima oleh teman – teman sebayanya dan seseorang yang pakaiannya tidak sesuai dengan trend atau tidak sejalan dengan pakaian yang sedang trend dikenakan oleh teman – temannya, maka tidak akan dianggap mampu untuk bersosialisasi. Seorang remaja juga memiliki suatu kebutuhan untuk memiliki suatu kelompok teman dekat tersendiri dan mengenakan pakaian yang sesuai sebagai salah satu bentuk mengekspresikan dirinya. Banyak kaum remaja putri yang berpandangan bahwa benda – benda atau pakaian terkini merupakan sarana untuk dapat mengakrabkan diri dengan teman – temannya yang populer di sekolah dan agar mereka dapat diterima oleh teman – teman sebayanya.

Kaum remaja Jepang selalu menemukan kepuasan batin bila sedang bersama dengan teman – temannya, oleh karena itu remaja Jepang rata – rata memiliki kelompok sahabat dekat yang cukup besar sehingga kehidupan sehari – harinya jadi lebih menyenangkan. Seorang remaja tentunya sangat takut bila dikucilkan oleh teman – teman kelompoknya, oleh karena itu dia menjadi sangat intim dan terikat dengan teman – teman

(5)

kelompoknya. Selama masa remaja terbentuk berbagai kelompok, yaitu sahabat karib, komplotan sahabat, kelompok banyak remaja, kelompok yang terorganisir, dan geng. Bagi remaja, sikap setia kawan terhadap sesama teman di kelompoknya merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak boleh dilanggar kecuali jika terpaksa. Seorang remaja selalu berusaha bersikap sesuai dengan norma – norma kelompoknya. Sikap setia kawan itu selalu berusaha dipertahankan meskipun seorang remaja dapat menghadapi konflik dengan orang tua maupun dengan guru. Pengaruh teman – teman sebaya terhadap sikap, perilaku, penampilan, gaya bicara dan kebiasaan seorang remaja lebih besar daripada pengaruh keluarganya. Karena remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman – teman kelompoknya dibandingkan keluarganya, oleh karena itu agar tidak dijauhi teman – temannya maka mau tidak mau seorang remaja akan mengikuti gaya penampilan, tingkah laku maupun minat teman – teman kelompoknya. Kaum remaja di Jepang juga tidak berbeda jauh dengan kaum remaja di negara lainnya dalam hal sifat kekanak – kanakan, kurang berkomitmen atau termotivasi dalam melakukan hal – hal tertentu, terutama dalam hal pelajaran.

Seperti kaum remaja pada umumnya, tentunya remaja Jepang juga terkadang merasakan ketidak inginan untuk beranjak dewasa dan tetap ingin selamanya menikmati masa remaja mereka yang penuh kebebasan tanpa beban tanggung jawab selayaknya orang dewasa. Kaum remaja Jepang masa kini juga cenderung kurang memperhatikan tata krama dan norma moral di kalangan masyarakat. Selain itu, meskipun kaum remaja Jepang menyita sebagian besar hidupnya untuk bersekolah dan menuntut ilmu, namun banyak di antara mereka yang sesungguhnya tidak menyukai kehidupan di sekolah yang penuh dengan peraturan dan mengharuskan mereka untuk belajar serta membatasi ruang gerak mereka.

(6)

Untuk analisis data, penulis menganalisis kasus – kasus yang menunjukkan latar belakang remaja putri di Jepang mengikuti trend ganguro. Banyak dari kasus tersebut diambil dari wawancara dan jurnal yang berisi penelitian tentang ganguro dan latar belakangnya.

Penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar remaja putri mengikuti trend ganguro dikarenakan oleh tekanan kelompok, ingin diterima dan juga diakui sebagai anggota teman – teman kelompoknya, rasa kurang percaya diri dengan penampilan terdahulunya, keinginan untuk menarik perhatian orang lain, dan juga karena terinspirasi oleh media massa, seperti majalah dan televisi serta artis idola.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 4.14 tersebut, diketahui bahwa indikator tingkat kemudahan melakukan penawaran mata kuliah dapat dilakukan sesuai dengan kesempatan Mahasiswa

user KPTA akan mencetak form nilai dimana akan dikirim ke perusahaan yang bersangkutan untuk memberi nilai pada setiap kinerja mahasiswa yang melakukan KP.. Gambar 5

al (2013) telah membangunkan model pengukuran dalam pembuatan Lean di dalam kajiannya yang mana bertujuan untuk mengukur dan menilai amalan Lean di dalam

Tesis berjudul Pengaruh Jenis Kelamin dan Perbedaan Usia Terhadap Product, Purchase Decision, Consumption, dan Advertising Involvement Dalam Industri Fashion di

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat efek lebih kecil pada perendaman dalam rebusan daun sirih merah terhadap kekerasan permukaan resin komposit bila

Secara keseluruhan hasil analisis kepuasan pelanggan dengan menggunakan metode IPA pada 27 atribut secara umum rata-rata tingkat kesesuaian dari seluruh dimensi belum ada

Pertama, dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 yang secara khusus mengatur tentang perbankan syariah, sehingga telah memberikan landasan atau dasar

Penelitian tentang kesehatan fisik pada mahasiswa Akademi Keperawatan Makassar menunjukkan hasil sebagian besar responden memiliki kesehatan fisik dalam keadaan sehat