• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Mas - PENGGUNAAN PELET KOMBINASI AMPAS TAHU, DEDAK HALUS, DAN RUCAH IKAN TERI TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus ca r p io L . ) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Mas - PENGGUNAAN PELET KOMBINASI AMPAS TAHU, DEDAK HALUS, DAN RUCAH IKAN TERI TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus ca r p io L . ) - repository perpustakaan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Mas

Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) dikelompokkan ke dalam: Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata Class : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio L. 2.2 Morfologi Ikan Mas

(2)

Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran). Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Amri, 2008).

Alat pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dankelenjar pencernaan. Alat pencernaan pada ikan mas terdiri atas lambung. Saluran pencernaan pada ikan terdiri atas segmenmulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus,rektum dan anus (Fajri, 2009).

(3)

Sutini (2006) Mengatakan, Alat-alat pencernaan makanan secara berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut dapat dikemukakan sebagai berikut: mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus dan anus. Dalam beberapa hal terdapat adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan kebiasaan makannya. Organ pencernaan ini dilengkapi dan dibantu oleh hati dan pancreas.

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus (Andri, 2001).

(4)

membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin (Rianto, 2002).

2.3 Habitat Ikan Mas

(5)

2.4 Jenis – Jenis Ikan Mas 2.4.1. Ikan Konsumsi

a. Ikan Mas Punten

Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di desa Punten, Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatife pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3 – 2,4 : 1. Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerak tubuhnya lambat, dan bersifat jinak (Khairuman, 2013)

b. Ikan Mas Sinyonya

(6)

c. Ikan Mas Taiwan

Ikan mas Taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas Taiwan sangat responsif terhadap pakan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia (Khairuman, 2013)

d. Ikan Mas Merah

Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol. (Khairuman, 2013)

e. Ikan Mas Majalaya

(7)

f. Ikan Mas Yamato

Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang (Khairuman, 2013)

g. Ikan Mas Lokal

Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat (Khairuman, 2013)

2.4.2. Ikan Hias

a. Ikan Mas Kumpay

Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya (Amri , 2008)

b. Ikan Mas Kancra Domas

(8)

c. Ikan Mas Fancy

Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada tubuhnya terdapat totol - totol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacam-macam itulah ikan mas ini disebut fancy (Amri , 2008)

d. Ikan Mas Kaca

Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam (Amri , 2008).

e. Ikan Mas Koi

Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut (Amri , 2008)

2.5 Perkembangbiakkan

Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas sering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air (Agus Rochdianto, 2005).

(9)

yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan (Agus Rochdianto, 2005).

Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrioakan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa (Agus Rochdianto, 2005).

Antara 2 - 3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2 - 4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,5-0,6 mm dan bobotnya antara 18 - 20 mg (Agus Rochdianto, 2005).

Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4 - 5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan dapHnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60 - 70% dari bobotnya (Agus Rochdianto, 2005).

(10)

berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram (Agus Rochdianto, 2005).

Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk - aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan. Tetapi Para petani yang membudidayakan ikan ini biasanya memindahkan telur - telur yang telah menempel pada medianya ke kolam lain agar didapat hasil yang maksimal. Beberapa bulan kemudian ikan mas sudah layak dikonsumsi beratnya lebih kurang 250 gram (Amri, 2008).

2.6 Lingkungan yang Cocok untuk Pembudidayaan Ikan Mas

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pembudidayaan ikan mas, kita harus memperhatikan juga faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan mas. Dengan lokasi yang mendukung diharapkan dapat meningkatkan hasil yang maksimal dalam pembudidayaan ikan mas.

Faktor keberhasilan usaha dalam budidaya ikan mas menurut Herlina (2002) antara lain .

1. Tersedia tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. 2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3 - 5%

(11)

3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150 - 1000 m dpl.

4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/ limbah pabrik. 5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air

deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8 - 15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.

6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7 - 8. 7. Suhu air yang baik berkisar antara 20 - 25°C. 2.7 Pakan

Pakan adalah nama umum yang digunakan untuk menyebut makanan-makanan yang dimanfaatkan atau dimakan hewan, termasuk ikan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan tubuhnya. Pakan yang dimakan ikan berasal dari alam (disebut pakan alami) dan dari buatan manusia (disebut pakan buatan) (Amri & Khairuman, 2002).

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan pakan buatan adalah sebagai berikut (Afrianto & Liviawaty, 2005).

(12)

2. Bahan baku pakan yang dapat berupa limbah industri pertanian, perikanan, peternakan dan makanan yang bernilai ekonomi rendah tetapi masih mengandung nilai gizi tinggi.

3. Pakan buatan dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama tanpa terjadi pertumbuhan kualitas yang drastis. Dengan demikian, kebutuhan pakan akan terpenuhi tiap saat.

4. Pemberian pakan buatan dapat mengubah warna dan rasa daging ikan, disesuaikan dengan selera konsumen.

2.7.1. Ampas Tahu

Ampas tahu merupakan bahan buangan dalam proses pembuatan tahu yang dapat mengganggu lingkungan karena baunya dan belum banyak dimanfaatkan. Maka, dapat dikembangkan suatu bentuk usaha baru yang memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan subtitusi dengan tujuan selain sebagai salah satu upaya mengurangi pencemaran dari limbah atau ampas tahu khususnya di daerah perairan, tapi juga mampu memberikan alternatif gizi sebagai sumber protein pada ikan. Pada proses pembuatan tahu sebagian protein kedelai diserap oleh tahu dan sisanya tertinggal dalam ampas tahu (Wiramiharja, 2001).

(13)

segala sesuatu yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu ini, otomatis akan memberikan nilai tambah bagi produk tersebut dan lebih ramah Iingkungan.

Tahu diproduksi dengan memanfaatkan sifat protein, yaitu akan menggumpal bila bereaksi dengan asam. Penggumpalan protein oleh asam cuka akan berlangsung secara cepat dan bersamaan di seluruh bagian cairan sari kedelai, sehingga sebagian besar air yang semula tercampur dalam sari kedelai akan terkumpul di dalamnya. Pengeluaran air yang terkumpul tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tekanan. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin banyak air dapat dikeluarkan dari gumpalan protein. Gumpalan protein itulah yang disebut dengan tahu (Suprapti, 2005).

2.7.2. Dedak Halus

(14)

2.7.3. Rucah Ikan Teri

Ikan teri (Stolephorus spp.) adalah ikan yang termasuk kedalam kelompok ikan pelagis kecil, yang diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan paling melimpah di perairan Indonesia. Sumberdaya ini merupakan sumberdaya neritik, karena penyebarannya terutama adalah di perairan dekat pantai. Pada wilayah dimana terjadi proses penaikkan massa air (upwelling), sumberdaya ini dapat membentuk biomassa yang besar (Csirke 1988).

Gambar 2.2 Rucah ikan teri

(15)

aktivitas gerak yang cukup tinggi yang ditunjukkan oleh bentuk badan menyerupai cerutu atau torpedo (Keenleyside 1979 & Balitbang Perikanan 1994). 2.8 Pertumbuhan

parameter yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan adalah sebagai faktor kondisi yang menggambarkan kegemukan ikan (Effendi, 2002).

menurut Fitriah (2004) pertumbuhan adalah pertambahan ukuran baik panjang maupun berat. Perumbuhan dipengaruhi oleh faktor genetik, hormon dan lingkungan.

Aspek fisiologi pencernaan dan pakan merupakan faktor penting untuk memacu pertumbuhan, karena menurut Widya et al. (2000), lambatnya pertumbuhan diduga disebabkan dua faktor utama, yaitu :

a. kondisi internal ikan sehubungan dengan kemampuan ikan dalam mencerna dan memanfaatkan pakan untuk pertambahan bobot tubuh. Benih ikan nila gift merupakan ikan yang termasuk hasil perbaikan genetika dari ikan mujair dan ikan nila, sehingga potensi tumbuhnya lebih baik;

b. kondisi eksternal pakan, yang formulasinya belum mengandung sumber nutrien yang tepat dan lengkap bagi ikan sehingga tidak dapat memacu pertumbuhan pada tingkat optimal.

2.9 Efisiensi Pakan

(16)

kotor menggambarkan energi (nilai parameter dalam bahan kering) dari pertumbuhan berat badan, dan menunjukkan energi yang termanfaatkan dari pakan yang diberikan. Adapun efisiensi bersih merupakan pertumbuhan relatif dari jumlah energi yang tercerna, kadar energi tersebut dihasilkan dari makanan yang dicerna setelah mengurangi kadar energi feses dan hasil ekskresi. Menurut NCR (1983) dalam Hariyadi et al. (2005), efisiensi pakan bergantung pada cukupnya nutrisi dan energi pakan. Apabila pakan yang diberikan nutrisinya tidak mencukupi (seperti energi tinggi atau rendah), pertambahan bobot yang dihasilkan akan rendah juga.

Efisiensi setiap jenis ikan untuk memenfaatkan sumber nutrisi juga berbeda - beda. Faktor utama yang menentukan tinggi rendahnya efisiensi ini adalah macam sumber nutrisi dan jumlah dari tiap - tiap komponen sumber nutrisi dalam pakan ikan. Istilah yang biasa digunakan untuk mengetahui macam dan jumlah sumber nutrisi dalam pakan ikan adalah kualitasnya. Untuk mengetahui kualitas pakan ikan ditentukan berdasarkan pertumbuhan ikan yang memakannya (Djarijah, 1995).

2.10 Sintasan

(17)

2.11 Kualitas Air

Air merupakan kebutuhan dasar manusia dan sumber daya yang perlu di jaga kelestariannya untuk kepentingan manusia dan lingkungan pemeliharaannya secara kualitas dan kuantitas secara berkelanjutan memerlukan perhatian dan penanganan yang serius. Salah satu permasalahannya antara ketersediaan air dengan kebutuhan dan penggunaannya (Safitri, 2009)

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan bagi pemenuhan tertentu kehidupan manusia. Pencemaran air merupakan segala pengotoran atau penambahan organisme atau zat - zat lain ke dalam air, sehingga mencapai tingkat yang mengganggu penggunaan dan pemanfaatan serta kelestarian perairan tersebut. Masalah pencemaran air berhubungan erat dengan kualitas air. ( Direktorat Pengendalian Masalah Air, 1975 dalam Wardhani, 2002)

(18)

Kualitas penampilan dari ikan mas sangat dipengaruhi oleh kualitas airnya juga, karena kualitas air merupakan faktor terpenting unuk pertumbuhan ikan mas. Kualitas air untuk ikan mas harus selalu dijaga kebersihannya dengan selalu dirawat kondisi air yang ada pada kolam. Karena apabila kualitas air untuk ikan mas terjaga dengan baik, akan berpengaruh pada kualitas dari ikan mas tersebut. Terutama warna dari ikan mas yang lebih bagus.

A. Suhu

Suhu merupakan salah satu sifat fisik yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan badan ikan (Susanto, 2008). selain itu suhu dapat mempengaruhi pertukaran zat-zat atau metabolisme dari makhluk hidup dan dapat mempengaruhi kadar oksigen yang terlarut dalam air. Semakin tinggi suhu atau perairan, maka semakin sedikit oksigen yang dapat terlarut di dalamnya. Suhu air yang dapat ditolelir oleh ikan mas berkisar antara 20 – 250C (Susanto & Rochdianto, 2000; Pasaribu & Somantri, 2004).

B. Derajat Keasaman (pH)

Selain suhu, derajat keasaman (pH) juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan tumbuh – tumbuhan dan binatang air serta toksisitas suatu senyawa kimia (Effendi, 2002).

(19)

C. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan sebagai pilihan utama untuk menentukan layak atau tidaknya air untuk digunakan dalam kegiatan pembesaran ikan. (Sucipto & Prihartono, 2005)

Gambar

Gambar 2.1 Ikan Mas
Gambar 2.2 Rucah ikan teri

Referensi

Dokumen terkait

Kekurangan energi dalam pakan akan menyebabkan pertumbuhan rendah karena ikan akan mengubah protein pakan menjadi sumber energi, sehingga protein untuk pertumbuhan akan

Benih ikan mas yang diberi pakan dengan dengan dosis 5% memiliki pertumbuhan mutlak yang terbaik, akan tetapi untuk pertumbuhan harian dan pertumbuhan nisbi

Ikan yang diberi pakan dengan penambahan minyak cengkeh pada dosis 100 mg 100 g -1 pakan secara signifikan memiliki ki- nerja pertumbuhan dan status kesehatan terbaik, termasuk

Masalah yang timbul dalam budidaya ikan mas adalah harga pakan ikan mas yang relatif mahal, sehingga diperlukan bahan alternatif sebagai upaya untuk

Tujuan dari penelian ini adalah untuk mengkaji pengaruh ekstrak buah nanas dalam pakan buatan terhadap tingkat pemanfaatan protein pakan, dan pertumbuhan ikan mas,

Pertumbuhan terjadi apabila terdapat kelebihan energi bebas setelah energi dari pakan yang dimakan ikan dipakai untuk kelangsungan hidup, seperti.. pemeliharaan tubuh, metabolisme,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai LC 50 deterjen cair serta pengaruh deterjen cair terhadap kelangsungan hidup, laju pertumbuhan dan efisiensi benih ikan mas (Cyprinus

Tujuan dari penelian ini adalah untuk mengkaji pengaruh ekstrak buah nanas dalam pakan buatan terhadap tingkat pemanfaatan protein pakan, dan pertumbuhan ikan mas,