95
UJI DAYA HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH DENGAN
PEMBERIAN PUPUK NITROGEN
MENGIKUTI METODE SRI
Rudy
11
Dosen, Program studiAgroteknologi,
Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur, Sangatta, Indonesia.
E-Mail: azwasativa@gmail.com
ABSTRAK
Uji Daya Hasil Dua Varietas Padi Sawah Dengan Pemberian Pupuk Nitrogen Mengikuti Metode SRI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dua varietas padi sawah dan mengetahui dosis pupuk nitrogen yang meningkatkan pertumbuhan dan daya hasil pada padi sawah serta diperolehnya suatu metode yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi sawah. Penelitian dilakukan pada areal sawah petani di Desa Singa Geweh Kecamatan Sengata Utara Kabupaten Kutai Timur
Penelitianini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) yang diulang sebanyak 3 kali, dengan perlakuan terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah penggunaan pupuk Nitrogen (P) sebagai petak utama yaitu: Tanpa pupuk Nitrogen (P0), pupuk Nitrogen 35 kgha-1 (P1), pupuk Nitrogen 70kg ha-1 (P2), pupuk Nitrogen 105kg ha-1 (P3) pupuk Nitrogen 140kg ha-1 (P4). Faktor perkedua adalah varietas (V) sebagai anak petak, yaitu :Varietas IR – 64 (V1) dan Varietas Ciherang (V2)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk Nitrogen menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan. Gabah kering giling tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P2 (dosis nitrogen70 kgha-1) yaitu 5,99 Mg.ha-1.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan uji varietas tanaman padi menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan. Produksi tertinggi dihasilkan oleh perlakuan V1 (varietas IR 64) yaitu 5,96 Mgha-1
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi perlakuan pupuk Nitrogen dan uji varietas tanaman padi menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap semua parameter. Produksi tertinggi dihasilkan oleh perlakuan interaksi P4 (dosis nitrogen 140 kgha-1) dan perlakuan V1 (varietas IR 64) yaitu 6,64 Mgha-1.
Kata kunci : Pupuk nitrogen, Varietas, SRI, Padi.
ABSTRACT
Test Results of Two Rice Paddies Varieties with Fertilizer Nitrogen Following the Treatment of SRI method. This research aims was determine there sponse of both varieties oflow landandget adosage of nitrogen fertilizer that increases growth and yield in rice fields and obtaineda method which can increase the productivity of paddy fields.The study was conducted on farmers'rice area on Singa Geweh village North Sengata in East Kutai Regency
This research uses a Split Plots Design is repeated 3 replications,with treatment sconsisting of two factors. The first factoris the use of nitrogen fertilizer (P) asmain plots, wich are Without Nitrogen Fertilizer (P0), Nitrogen fertilizers 35kgha-1 (P1), Nitrogen Fertilizers 70 kgha-1 (P2), Nitrogen Fertilizers 105 kgha-1 (P3) Nitrogen Fertilizer 140 kgha-1 (P4). Second factoris the variety (V) as the subplot, which are:IR-64 Variety (V1) and Ciherang Variety (V2)
The results of this research are indicating that the treatment dosage of nitrogen fertilizer showed non significant results to all parameters of the observations. The highest dry milledgrainis produced by treatment of P2(the dosage of nitrogen 70kgha-1) is 5.99 Mg ha-1.
The results of this research indicating that the treatment of varieties test ofrice plants showed non significant results to all parameters of the observations. The highest production produced by treatment of V1 (variety IR64) is 5.96 Mg ha-1 The results of this research indicating that the interaction of nitrogen fertilizer treatment and testing rice varieties showed non significant results to all parameters. The highest production
96
produced by the interaction of P4 treatment (dosage of nitrogen 140kg ha -1
) and V1 treatment (variety IR 64) is 6.64 Mg ha-1.
Key words : Nitrogen Fertilizer, Variety, SRI, Rice.
1.
PENDAHULUAN
Kabupaten Kutai Timur sebagai
daearah baru yang berbasis agribisnis
dimana tanaman pertanian merupakan
komoditas utamanya, tanaman padi
merupakan salah satu komoditas yang
mendapat perhatian. Sampai tahun 2007
luas lahan padi di Kutai Timur 15.661 ha
yang terdiri dari padi ladang seluas
13.436 hektar dan padi sawah seluas
2225 ha, maka diperoleh produksi
sebanyak41.333 Mg GKG yang terdiri
dari padi ladang 32.499 Mg GKG dengan
produktifitas 2,42 Mg GKG dan padi
sawah
8.834
Mg
GKG
dengan
produktifitas 3,97 Mg GKG dimana
angka produktifitas padi di Kutai Timur
masih
lebih
rendah
dari
angka
produktifitas padi Propinsi Kalimantan
Timur yang mencapai 2,49 Mg GKG
untuk padi ladang dan 4,51 Mg GKG
untuk padi sawah (Dinas Pertanian
Kalimantan Timur, 2008). Salah satu
permasalahan rendahnya produktivitas
padi sawah di Kutai Timur adalahbelum
dipergunakanya
bibit
unggul,
dan
rendahnya unsur hara dalam tanah. Tanah
yang miskin akan unsur hara memerlukan
tambahan unsur hara, sebagai alternafif
lain
untuk
memperbaiki
tingkat
kesuburan
tanah
adalah
dengan
pemberian pupuk dalam hal ini adalah
nitrogen.
Dalam upaya memacu peningkatan
produkksi
padi
maka
diperlukan
terobosan teknologi seperti penggunaan
varietas unggul dan pemupukan. Saat ini
telah ditemukan suatu metode budidaya
tanaman padi yang disebut dengan
metode
SRI
(System
of
Rice
Intensification).
Tujuan
Penelitian
adalah: untuk m
engetahui respon kedua
varietas padi sawah terhadap pemberian
pupuk nitrogen, mengetahui dosis pupuk
nitrogen
yang
meningkatkan
pertumbuhan dan daya hasil pada padi
sawah dengan menggunakan metode SRI,
diterapkanya suatu metode yang dapat
meningkatkan produktivitas tanaman padi
sawah.
2. METODA PENELITIAN
2.1. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Desa Singa
Geweh Kecamatan Sengata Utara
Kabupaten Kutai Timur. Pada bulan
Maret-Juli 2009.
2.2.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pupuk urea,
benih padi sawah varietas IR-64 dan
Ciherang, Furadan 3 G. Alat yang
dipergunakan hand tractor, meteran,
cangkul, timbangan, hand sprayer,
arit, papan etiket, calkulator, cauter,
dan alat tulis menulis.
2.3.
Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan
Rancangan Petak Terpisah (RPT)
yang diulang sebanyak 3 kali, dengan
perlakuan terdiri dari 2 faktor.
Faktor pertama adalah penggunaan
pupuk Nitrogen (P) sebagai petak
utama yang terdiri dari 5 taraf yaitu :
a.
Tanpa pupuk Nitrogen (P0)2.
pemberian pupuk Nitrogen 35
kgha
-1(P1)
b.
Pemberian pupuk Nitrogen 70
kg ha
-1(P2)
c.
Pemberian pupuk Nitrogen
105 kg ha
-1(P3)
d.
Pemberian pupuk Nitrogen
140kg ha
-1(P4)
97
Faktor kedua adalah varietas (V)
sebagai anak petak, terdiri dari 2 taraf
yaitu :
a.
Varietas IR – 64 (V
1)
b.
Varietas Ciherang (V
2)
2.4.
Pelaksanaan Penelitian
a.
Persemaian dilakukan dalam bak
perkecambahan dengan ukuran 40
X 40 cm sebanyak 2 bak sesuai
dengan jumlah benih padi sawah
dari varietas yang akan ditanam
yang
sebelumnya
telah
diisi
campuran kompos dan tanah
dengan perbandingan 1 :1 yang
telah dibersihkan
b.
Penyemaian, Benih padi sawah
dari dua varietas sebelum disemai,
terlebih
dahulu
dilakukan
perendaman
dan
pemeraman
dalam karung goni selama 24 jam.
Kemudian dilakukan penirisan
pada tempat teduh selama 1 hari.
c.
Pengolahan Tanah, Pengolahan
tahah sawah dilakukan dengan
hand traktor sampai tanah gembur
dan melumpur, bersamaan dengan
pengolahan
tanah
dilakukan
pembersihan lahan dari gulma
kemudian diratakan
d.
pembuatan petakan penelitian,
Setelah selesai pengolahan tanah,
dilakukan pembuatan petak
penelitian dengan ukuran 4 meter
X 4 meter sebanyak 30 petak
sesuai dengan perlakuan, dimana
jarak antar masing – masing
ulangan 40 cm.
e.
Penanaman, Bibit dipersemaian
yang telah berumur 14 hari
kemudian dicabut dan ditanam
pindah pada tiap petak perlakuan
yang telah disiapkan. Jumlah bibit
yang
ditanam
tiap
lubang
sebanyak 1 anakan dengan jarak
tanam 40X 40 cm.
f.
Pemupukan
,
Perlakuan
pemberian pupuk sebanyak dua
kali yaitu pemupukan pertama 2
hari
setelah
tanam
dan
pemupukan kedua 25 hari setelah
tanam.
Dosis
pupuk
yang
diberkan ½ bagian dari dosis
perlakuan dengan cara ditebar.
g.
Pemeliharaan
Penyulaman
dilakukan
bilamana ada tanaman yang
mati pada setiap perlakuan
penelitian
dan
dilakukan
setelah berumur 7 hari setelah
tanam.
Pengaturan tata air dilakukan
melalui saluran air irigasi
sekunder
yang
tersedia
kepetakan
sawah
yang
ditanami.
Penyiangan terhadap gulma
sebanyak 4 kali, penyiangan
dilakukan pada umur 20, 40,
60 dan 80 hari setelah tanam.
Pengendalian
hama
dan
penyakit
hanya
dilakukan
bilamana
tanaman
menunjukkan gejala terserang.
h.
Panen, Panen dilakukan apabila
gabah pada malai masak penuh,
dengan tanda ruas batang dan
daun berwarna kuning tangkai
malai
menunduk
dan
gabah
apabila ditekan keras dan berisi
penuh.
.
2.5.
Pengambilan Data
a.
Tinggi tanaman pada umur 30 dan
60 hari setelah tanam
b.
Jumlah anakan Produktif fase
masak susu
c.
Jumlah gabah per rumpun
d.
Jumlah gabah isi perumpun (Biji)
e.
Berat gabah 1000 butir
f.
Produksi gabah kering panen
g.
Produksi gabah kering giling
dalam ubinan
98
Data hasil penelitian dianalisa dengan analisi Vaktorial (ANOVA) dan apabila
terdapat perbedaan yang nyata
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 % (Steel dan Torrie, 1980; Gomez dan Gomez, 1995).
3.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
3.1. Tinggi Tanaman Pada Umur 30, 60 Hari Setelah Tanaman (HST)
Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen, Perlakuan uji Varietas serta
interaksi kedua faktor perlakuan
menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman padi pada umur 30 dan 60 HST Tabel 1 dan Tabel 2
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman umur 30 HST (cm)
Perlakuan Pupuk (P) Rataan
Varietas (V) p0 p1 p2 p3 p4
v1 40,08 38,81 38,33 37,82 37,71 38,55
v2 40,26 38,55 38,43 38,58 40,23 39,21
Rataan 40,17 38,68 38,38 38,20 38,97
Tinggi tanaman umur 30 dan 60 berbeda tidak nyata. Hal ini diduga perlakuan pupuk (P0, P1, P2, P3, P4) bukan merupakan
faktor pembatas bagi tanaman padi untuk tumbuh dalam arti dalam penggunaan faktor lain seperti air, CO2 , cahaya dan perebutan
ruang tumbuh, sehingga dalam penyerapan pupuk yang ada masih mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang Karena nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan bagian-bagian vegetasi tanaman sebagaimana dijelaskan Lingga (2003), bahwa unsur nitrogen memberikan pengaruh yang paling cepat dan menonjol yaitu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti akar, batang, cabang, dan daun.
Tinggi tanaman Pada umur 30 dan 60 HST varietas padi berbeda tidak nyata. Hal ini diduga varietas V1 (varietas padi IR-64) dan V2 (varietas padi Ciherang) dimana kedua varietas mempunyai kemampuan yang hampir sama secara genetik dalam kemapuan menyarap faktor lain seperti air, CO2 ,
cahaya, unsur hara dan perebutan ruang tumbuh sehingga dalam pertumbuhan yaitu pertambahan ukuran tinggi berbeda tidak nyata. Pada keadaan alamiah pertumbuhan tanaman, sangat ditentukan oleh faktor genetik dari tanaman itu sendiri terutama kondisi zat pengatur tumbuh (hormon). Hasil
data varietas ciherang menunjukkan
pertumbuhan tanaman lebih tinggi karena secara genetik varietas ciherang lebih tinggi .
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman umur 60 HST (cm)
Perlakuan Pupuk (P) Rataan
Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 95,49 96,34 95,98 92,28 95,60 95,14 v2 96,97 95,49 94,52 92,11 93,78 94,57 Rataan 96,23 95,92 95,25 92,19 94,69
99
3.2. Jumlah Anakan Produktif pada Fase Masak Susu
Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen, Perlakuan uji Varietas padi dan
interaksi kedua faktor perlakuan pada tanaman padi menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah anakan pada saat masak susu Tabel 3
Tabel 3. Rata-rata jumlah anakan produktif fase masak susu (anakan)
Perlakuan Pupuk (P) Rataan
Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 57,67 60,60 60,53 60,47 58,93 59,64 v2 59,47 58,67 57,67 56,67 56,13 57,72 Rataan 58,57 59,63 59,10 58,57 57,53
Jumlah anakan saat masak susu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan pemberian dosis pupuk. Hal ini diduga perlakuan pupuk (P0, P1, P2, P3, P4) bukan
merupakan faktor pembatas bagi tanaman
padi untuk tumbuh sehingga dalam
penyerapan pupuk yang ada masih
mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman dan sangat diperlukan untuk perkembangan
bagian-bagian vegetatif dan generatif dari tanaman.
5.3. Jumlah Gabah Perumpun
Berdasarkan sidik ragam Tabel 4 diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen, Perlakuan uji Varietas padi dan interaksi kedua faktor perlakuan pada tanaman padi menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah gabah perumpun
Tabel 4. Rata-rata jumlah gabah total perumpun (biji)
Perlakuan Pupuk (P) Rataan Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 4287,87 4511,20 4808,07 5083,53 5312,20 4,800,573 v2 4715,13 4215,17 5019,53 3783,93 3732,27 4,293,207 Rataan 4501,50 4363,18 4913,80 4433,73 4522,23
Jumlah gabah perumpun terlihat bahwa semua perlakuan terhadap tanaman yang
diberikan baik perlakuan pemupukan
nitrogen maupun tidak diberikan jumlah gabah perumpun hampir sama saja. Rata rata jumlah gabah perumpun paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (70 kg ha
-1
nitrogen) yaitu 4913,80 biji.
3.4. Jumlah Gabah Isi Perumpun
Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa semua perlakuan menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah gabah isi perumpun baik perlakuan pemberian pupuk, maupun Varietas tanaman padi serta interaksi kedua faktor perlakuan
100
Tabel 5. Rata-rata jumlah gabah isi perumpun (Biji)
Perlakuan Pupuk Rataan
Varietas(V) p0 p1 p2 p3 p4
v1 3890,38 3926,09 4705,65 4708,87 4898,37 4425,88
v2 4073,87 3901,13 4732,92 3274,23 3316,86 3859,81
Rataan 3982,13 391361,7 4719,29 3991,56 4107,63
Jumlah gabah isi perumpun pada semua perlakuan yang diberikan baik perlakuan pemupukan nitrogen maupun tanpa pemberian memperlihatkan jumlah gabah isi perumpun yang hampir sama. Rata-rata jumlah gabah isi perumpun paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (140 kg ha
-1
nitrogen) yaitu 4719,29 biji.
Hal ini dikarenakan kebutuhan akan unsur hara bagi pertumbuhan tanamana tercukupi sehingga dari hasil fotosintesis selain digunakan untuk pertumbuhan tetapi juga disimpan dan dimanfaatkan sebagai cadangan makan berupa karbohidrat untuk pembentukan bunga, buah dan biji. semakin
banyak cadangan makan yang tersimpan maka kemungkinan terjadinya pembentukan gabah pada setiap malai akan semakin besar pula. Sesuai pendapat Gardner, dkk. (1991), bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi jumlah bunga yang berkembang membentuk biji.
3.5. Berat Gabah Isi Per Rumpun
Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa semua perlakuan menunjukkan berbeda nyata terhadap berat gabah isi perumpun baik perlakuan pemberian pupuk, perlakuan Varietas tanaman padi maupun interaksi kedua faktor perlakuan Tabel 6
Tabel 6. Rata-rata berat gabah isi perumpun (gram)
Perlakuan Pupuk (P) Rataan
Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 16,37 18,94 22,74 19,90 19,41 19,47 v2 19,61 21,06 16,81 16,69 16,68 18,17 Rataan 17,99 20,00 19,78 18,29 18,04
Berat gabah isi perumpun pada semua perlakuan yang diberikan baik yang dipupuk dan tidak dipupuk memperlihatkan berat gabah isi perumpun hampir sama saja. Rata- rata berat gabah isi perumpun paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P3 (105
kg ha-1 Nitrogen) yaitu 18,29 gram
3.6. Berat 1000 Butir GKG
Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa perlakuan pupuk , perlakuan Varietas dan interaksi keduanya berbeda tidak nyata terhadap berat seribu butir Tabel 7
101
Tabel 7. Rata-rata berat 1000 butir gabah (gram)
Perlakuan Pupuk (P) Rataan
Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 25,74 25,35 25,67 25,28 25,23 25,45 v2 25,28 25,31 25,51 25,46 25,67 25,45 Rataan 25,51 25,33 25,59 25,37 25,45
Berat seribu butir gabah padi terlihat bahwa semua perlakuan terhadap tanaman yang diberikan baik perlakuan pemupukan nitrogen maupun tidak dipupuk berat seribu butir gabah padi hampir sama saja. Rata rata berat berat seribu butir gabah padi paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (70 kg
ha-1 nitrogen) yaitu 25,59 gram
Ukuran biji yang terbentuk banyak jumlahnya dan mengandung karbohidrat
yang tersimpan sebagai cadangan makanan, selain itu juga dipengaruhi kadar air dalam biji juga akan meningkat dan faktor genetik. 3.7. Produksi Gabah Kering Panen (Dalam Ubinan/ kg)
Perlakuan pupuk, perlakuan Varietas padi dan interaksi keduanya berbeda tidak nyata terhadap produksi gabah kering panen Tabel 8
Tabel 8. Rata-rata produksi gabah kering panen (kg petak-1)
Perlakuan Pupuk (P) Rataan
Varietas p0 p1 p2 p3 p4
(V)
v1 2,07 2,26 2,4 2,54 2,66 2,39
v2 2,36 1,98 2,39 1,89 1,86 2,10
Rataan 2,21 2,12 2,40 2,22 2,26
Produksi gabah kering panen pada tanaman padi terlihat bahwa semua perlakuan yang diberikan baik perlakuan pemupukan nitrogen maupun tanpa pemberian nitrogen produksi gabah kering panen hampir sama
saja. Pada waktu setelah pemupukan
dilakukan lahan penelitian mengalami banjir
sehingga tanaman tergenang hal ini
menyebakan pupuk yang diberikan ada kemungkinan tercampur antar perlakuan. Rata rata produksi gabah kering panen paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (70 kg
ha-1 nitrogen) yaitu 2,40 kg petak-1
Tanaman yang diberi pupuk nitrogen memberikan produksi gabah kering panen lebih berat. Hal ini diduga karena pemberian pupuk nitrogen membantu pertumbuhan dan perkembangan vegetative tanaman lebih baik
dan membuat tanaman lebih hijau karena banyak mengandung butir-butir klorofil sehingga proses fotosintat yang dihasilkan semakin banyak, hasil fotosintat dari fase vegetatif dan vase generatif akan disimpan dan dimanfaatkan sebagai cadangan makanan berupa karbohidrat untuk pembentukan bunga, buah dan biji.
3.8. Potensi Hasil Gabah Kering Giling (Mg ha-1 )
Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk, perlakuan uji varietas tanaman padi dan
interaksi kedua faktor perlakuan
menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap potensi hasil gabah kering giling Tabel 9
102
Tabel 9. Potensi hasil gabah kering giling (Mg ha-1)
Perlakuan Pupuk (P) Rataan
Varietas (V) p0 p1 p2 p3 p4
v1 5,17 5,64 6,01 6,36 6,64 5,96
v2 5,90 4,95 5,98 4,73 4,66 5,24
Rataan 5,53 5,30 5,99 5,55 5,65
Potensi hasil gabah kering giling pada tanaman padi terlihat bahwa semua perlakuan terhadap tanaman yang diberikan baik perlakuan pemupukan nitrogen maupun yang tidak dipupuk, produksi gabah kering panen hampir sama saja. Rata rata produksi gabah kering panen paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (70 kg ha
-1
nitrogen) yaitu 5,99 Mg ha-1
3.9 Interaksi Antara Perlakuan Pemberian Pupuk Nitrogen dan Uji Varietas
Berdasarkan sidik ragam (Tabel 1 sampai dengan 9) diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen dan uji dua varietas tanaman padi memberikan interaksi berbeda tidak nyata terhadap semua variabel. Hal ini dikarenakan antara masing – masing faktor perlakuan baik pemberian pupuk nitrogen dan varietas tanaman
memberikan pengaruh secara terpisah
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sehingga apabila dikombinasikan tidak akan saling mempengaruhi. Sesuai pendapat Steel dan Torrie (1993), bahwa apabila interaksi antara dua faktor berbeda tidak nyata maka disimpulkan faktor-fakotr tersebut bertindak bebas satu dengan lainya.