• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI DAYA HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK NITROGEN MENGIKUTI METODE SRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI DAYA HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK NITROGEN MENGIKUTI METODE SRI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

95

UJI DAYA HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH DENGAN

PEMBERIAN PUPUK NITROGEN

MENGIKUTI METODE SRI

Rudy

1

1

Dosen, Program studiAgroteknologi,

Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur, Sangatta, Indonesia.

E-Mail: azwasativa@gmail.com

ABSTRAK

Uji Daya Hasil Dua Varietas Padi Sawah Dengan Pemberian Pupuk Nitrogen Mengikuti Metode SRI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dua varietas padi sawah dan mengetahui dosis pupuk nitrogen yang meningkatkan pertumbuhan dan daya hasil pada padi sawah serta diperolehnya suatu metode yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi sawah. Penelitian dilakukan pada areal sawah petani di Desa Singa Geweh Kecamatan Sengata Utara Kabupaten Kutai Timur

Penelitianini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) yang diulang sebanyak 3 kali, dengan perlakuan terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah penggunaan pupuk Nitrogen (P) sebagai petak utama yaitu: Tanpa pupuk Nitrogen (P0), pupuk Nitrogen 35 kgha-1 (P1), pupuk Nitrogen 70kg ha-1 (P2), pupuk Nitrogen 105kg ha-1 (P3) pupuk Nitrogen 140kg ha-1 (P4). Faktor perkedua adalah varietas (V) sebagai anak petak, yaitu :Varietas IR – 64 (V1) dan Varietas Ciherang (V2)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk Nitrogen menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan. Gabah kering giling tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P2 (dosis nitrogen70 kgha-1) yaitu 5,99 Mg.ha-1.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan uji varietas tanaman padi menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan. Produksi tertinggi dihasilkan oleh perlakuan V1 (varietas IR 64) yaitu 5,96 Mgha-1

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi perlakuan pupuk Nitrogen dan uji varietas tanaman padi menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap semua parameter. Produksi tertinggi dihasilkan oleh perlakuan interaksi P4 (dosis nitrogen 140 kgha-1) dan perlakuan V1 (varietas IR 64) yaitu 6,64 Mgha-1.

Kata kunci : Pupuk nitrogen, Varietas, SRI, Padi.

ABSTRACT

Test Results of Two Rice Paddies Varieties with Fertilizer Nitrogen Following the Treatment of SRI method. This research aims was determine there sponse of both varieties oflow landandget adosage of nitrogen fertilizer that increases growth and yield in rice fields and obtaineda method which can increase the productivity of paddy fields.The study was conducted on farmers'rice area on Singa Geweh village North Sengata in East Kutai Regency

This research uses a Split Plots Design is repeated 3 replications,with treatment sconsisting of two factors. The first factoris the use of nitrogen fertilizer (P) asmain plots, wich are Without Nitrogen Fertilizer (P0), Nitrogen fertilizers 35kgha-1 (P1), Nitrogen Fertilizers 70 kgha-1 (P2), Nitrogen Fertilizers 105 kgha-1 (P3) Nitrogen Fertilizer 140 kgha-1 (P4). Second factoris the variety (V) as the subplot, which are:IR-64 Variety (V1) and Ciherang Variety (V2)

The results of this research are indicating that the treatment dosage of nitrogen fertilizer showed non significant results to all parameters of the observations. The highest dry milledgrainis produced by treatment of P2(the dosage of nitrogen 70kgha-1) is 5.99 Mg ha-1.

The results of this research indicating that the treatment of varieties test ofrice plants showed non significant results to all parameters of the observations. The highest production produced by treatment of V1 (variety IR64) is 5.96 Mg ha-1 The results of this research indicating that the interaction of nitrogen fertilizer treatment and testing rice varieties showed non significant results to all parameters. The highest production

(2)

96

produced by the interaction of P4 treatment (dosage of nitrogen 140kg ha -1

) and V1 treatment (variety IR 64) is 6.64 Mg ha-1.

Key words : Nitrogen Fertilizer, Variety, SRI, Rice.

1.

PENDAHULUAN

Kabupaten Kutai Timur sebagai

daearah baru yang berbasis agribisnis

dimana tanaman pertanian merupakan

komoditas utamanya, tanaman padi

merupakan salah satu komoditas yang

mendapat perhatian. Sampai tahun 2007

luas lahan padi di Kutai Timur 15.661 ha

yang terdiri dari padi ladang seluas

13.436 hektar dan padi sawah seluas

2225 ha, maka diperoleh produksi

sebanyak41.333 Mg GKG yang terdiri

dari padi ladang 32.499 Mg GKG dengan

produktifitas 2,42 Mg GKG dan padi

sawah

8.834

Mg

GKG

dengan

produktifitas 3,97 Mg GKG dimana

angka produktifitas padi di Kutai Timur

masih

lebih

rendah

dari

angka

produktifitas padi Propinsi Kalimantan

Timur yang mencapai 2,49 Mg GKG

untuk padi ladang dan 4,51 Mg GKG

untuk padi sawah (Dinas Pertanian

Kalimantan Timur, 2008). Salah satu

permasalahan rendahnya produktivitas

padi sawah di Kutai Timur adalahbelum

dipergunakanya

bibit

unggul,

dan

rendahnya unsur hara dalam tanah. Tanah

yang miskin akan unsur hara memerlukan

tambahan unsur hara, sebagai alternafif

lain

untuk

memperbaiki

tingkat

kesuburan

tanah

adalah

dengan

pemberian pupuk dalam hal ini adalah

nitrogen.

Dalam upaya memacu peningkatan

produkksi

padi

maka

diperlukan

terobosan teknologi seperti penggunaan

varietas unggul dan pemupukan. Saat ini

telah ditemukan suatu metode budidaya

tanaman padi yang disebut dengan

metode

SRI

(System

of

Rice

Intensification).

Tujuan

Penelitian

adalah: untuk m

engetahui respon kedua

varietas padi sawah terhadap pemberian

pupuk nitrogen, mengetahui dosis pupuk

nitrogen

yang

meningkatkan

pertumbuhan dan daya hasil pada padi

sawah dengan menggunakan metode SRI,

diterapkanya suatu metode yang dapat

meningkatkan produktivitas tanaman padi

sawah.

2. METODA PENELITIAN

2.1. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Desa Singa

Geweh Kecamatan Sengata Utara

Kabupaten Kutai Timur. Pada bulan

Maret-Juli 2009.

2.2.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pupuk urea,

benih padi sawah varietas IR-64 dan

Ciherang, Furadan 3 G. Alat yang

dipergunakan hand tractor, meteran,

cangkul, timbangan, hand sprayer,

arit, papan etiket, calkulator, cauter,

dan alat tulis menulis.

2.3.

Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan

Rancangan Petak Terpisah (RPT)

yang diulang sebanyak 3 kali, dengan

perlakuan terdiri dari 2 faktor.

Faktor pertama adalah penggunaan

pupuk Nitrogen (P) sebagai petak

utama yang terdiri dari 5 taraf yaitu :

a.

Tanpa pupuk Nitrogen (P0)2.

pemberian pupuk Nitrogen 35

kgha

-1

(P1)

b.

Pemberian pupuk Nitrogen 70

kg ha

-1

(P2)

c.

Pemberian pupuk Nitrogen

105 kg ha

-1

(P3)

d.

Pemberian pupuk Nitrogen

140kg ha

-1

(P4)

(3)

97

Faktor kedua adalah varietas (V)

sebagai anak petak, terdiri dari 2 taraf

yaitu :

a.

Varietas IR – 64 (V

1

)

b.

Varietas Ciherang (V

2

)

2.4.

Pelaksanaan Penelitian

a.

Persemaian dilakukan dalam bak

perkecambahan dengan ukuran 40

X 40 cm sebanyak 2 bak sesuai

dengan jumlah benih padi sawah

dari varietas yang akan ditanam

yang

sebelumnya

telah

diisi

campuran kompos dan tanah

dengan perbandingan 1 :1 yang

telah dibersihkan

b.

Penyemaian, Benih padi sawah

dari dua varietas sebelum disemai,

terlebih

dahulu

dilakukan

perendaman

dan

pemeraman

dalam karung goni selama 24 jam.

Kemudian dilakukan penirisan

pada tempat teduh selama 1 hari.

c.

Pengolahan Tanah, Pengolahan

tahah sawah dilakukan dengan

hand traktor sampai tanah gembur

dan melumpur, bersamaan dengan

pengolahan

tanah

dilakukan

pembersihan lahan dari gulma

kemudian diratakan

d.

pembuatan petakan penelitian,

Setelah selesai pengolahan tanah,

dilakukan pembuatan petak

penelitian dengan ukuran 4 meter

X 4 meter sebanyak 30 petak

sesuai dengan perlakuan, dimana

jarak antar masing – masing

ulangan 40 cm.

e.

Penanaman, Bibit dipersemaian

yang telah berumur 14 hari

kemudian dicabut dan ditanam

pindah pada tiap petak perlakuan

yang telah disiapkan. Jumlah bibit

yang

ditanam

tiap

lubang

sebanyak 1 anakan dengan jarak

tanam 40X 40 cm.

f.

Pemupukan

,

Perlakuan

pemberian pupuk sebanyak dua

kali yaitu pemupukan pertama 2

hari

setelah

tanam

dan

pemupukan kedua 25 hari setelah

tanam.

Dosis

pupuk

yang

diberkan ½ bagian dari dosis

perlakuan dengan cara ditebar.

g.

Pemeliharaan

Penyulaman

dilakukan

bilamana ada tanaman yang

mati pada setiap perlakuan

penelitian

dan

dilakukan

setelah berumur 7 hari setelah

tanam.

Pengaturan tata air dilakukan

melalui saluran air irigasi

sekunder

yang

tersedia

kepetakan

sawah

yang

ditanami.

Penyiangan terhadap gulma

sebanyak 4 kali, penyiangan

dilakukan pada umur 20, 40,

60 dan 80 hari setelah tanam.

Pengendalian

hama

dan

penyakit

hanya

dilakukan

bilamana

tanaman

menunjukkan gejala terserang.

h.

Panen, Panen dilakukan apabila

gabah pada malai masak penuh,

dengan tanda ruas batang dan

daun berwarna kuning tangkai

malai

menunduk

dan

gabah

apabila ditekan keras dan berisi

penuh.

.

2.5.

Pengambilan Data

a.

Tinggi tanaman pada umur 30 dan

60 hari setelah tanam

b.

Jumlah anakan Produktif fase

masak susu

c.

Jumlah gabah per rumpun

d.

Jumlah gabah isi perumpun (Biji)

e.

Berat gabah 1000 butir

f.

Produksi gabah kering panen

g.

Produksi gabah kering giling

dalam ubinan

(4)

98

Data hasil penelitian dianalisa dengan analisi Vaktorial (ANOVA) dan apabila

terdapat perbedaan yang nyata

dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 % (Steel dan Torrie, 1980; Gomez dan Gomez, 1995).

3.

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN

3.1. Tinggi Tanaman Pada Umur 30, 60 Hari Setelah Tanaman (HST)

Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen, Perlakuan uji Varietas serta

interaksi kedua faktor perlakuan

menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman padi pada umur 30 dan 60 HST Tabel 1 dan Tabel 2

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman umur 30 HST (cm)

Perlakuan Pupuk (P) Rataan

Varietas (V) p0 p1 p2 p3 p4

v1 40,08 38,81 38,33 37,82 37,71 38,55

v2 40,26 38,55 38,43 38,58 40,23 39,21

Rataan 40,17 38,68 38,38 38,20 38,97

Tinggi tanaman umur 30 dan 60 berbeda tidak nyata. Hal ini diduga perlakuan pupuk (P0, P1, P2, P3, P4) bukan merupakan

faktor pembatas bagi tanaman padi untuk tumbuh dalam arti dalam penggunaan faktor lain seperti air, CO2 , cahaya dan perebutan

ruang tumbuh, sehingga dalam penyerapan pupuk yang ada masih mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang Karena nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan bagian-bagian vegetasi tanaman sebagaimana dijelaskan Lingga (2003), bahwa unsur nitrogen memberikan pengaruh yang paling cepat dan menonjol yaitu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti akar, batang, cabang, dan daun.

Tinggi tanaman Pada umur 30 dan 60 HST varietas padi berbeda tidak nyata. Hal ini diduga varietas V1 (varietas padi IR-64) dan V2 (varietas padi Ciherang) dimana kedua varietas mempunyai kemampuan yang hampir sama secara genetik dalam kemapuan menyarap faktor lain seperti air, CO2 ,

cahaya, unsur hara dan perebutan ruang tumbuh sehingga dalam pertumbuhan yaitu pertambahan ukuran tinggi berbeda tidak nyata. Pada keadaan alamiah pertumbuhan tanaman, sangat ditentukan oleh faktor genetik dari tanaman itu sendiri terutama kondisi zat pengatur tumbuh (hormon). Hasil

data varietas ciherang menunjukkan

pertumbuhan tanaman lebih tinggi karena secara genetik varietas ciherang lebih tinggi .

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman umur 60 HST (cm)

Perlakuan Pupuk (P) Rataan

Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 95,49 96,34 95,98 92,28 95,60 95,14 v2 96,97 95,49 94,52 92,11 93,78 94,57 Rataan 96,23 95,92 95,25 92,19 94,69

(5)

99

3.2. Jumlah Anakan Produktif pada Fase Masak Susu

Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen, Perlakuan uji Varietas padi dan

interaksi kedua faktor perlakuan pada tanaman padi menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah anakan pada saat masak susu Tabel 3

Tabel 3. Rata-rata jumlah anakan produktif fase masak susu (anakan)

Perlakuan Pupuk (P) Rataan

Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 57,67 60,60 60,53 60,47 58,93 59,64 v2 59,47 58,67 57,67 56,67 56,13 57,72 Rataan 58,57 59,63 59,10 58,57 57,53

Jumlah anakan saat masak susu berbeda tidak nyata terhadap perlakuan pemberian dosis pupuk. Hal ini diduga perlakuan pupuk (P0, P1, P2, P3, P4) bukan

merupakan faktor pembatas bagi tanaman

padi untuk tumbuh sehingga dalam

penyerapan pupuk yang ada masih

mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman dan sangat diperlukan untuk perkembangan

bagian-bagian vegetatif dan generatif dari tanaman.

5.3. Jumlah Gabah Perumpun

Berdasarkan sidik ragam Tabel 4 diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen, Perlakuan uji Varietas padi dan interaksi kedua faktor perlakuan pada tanaman padi menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah gabah perumpun

Tabel 4. Rata-rata jumlah gabah total perumpun (biji)

Perlakuan Pupuk (P) Rataan Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 4287,87 4511,20 4808,07 5083,53 5312,20 4,800,573 v2 4715,13 4215,17 5019,53 3783,93 3732,27 4,293,207 Rataan 4501,50 4363,18 4913,80 4433,73 4522,23

Jumlah gabah perumpun terlihat bahwa semua perlakuan terhadap tanaman yang

diberikan baik perlakuan pemupukan

nitrogen maupun tidak diberikan jumlah gabah perumpun hampir sama saja. Rata rata jumlah gabah perumpun paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (70 kg ha

-1

nitrogen) yaitu 4913,80 biji.

3.4. Jumlah Gabah Isi Perumpun

Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa semua perlakuan menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah gabah isi perumpun baik perlakuan pemberian pupuk, maupun Varietas tanaman padi serta interaksi kedua faktor perlakuan

(6)

100

Tabel 5. Rata-rata jumlah gabah isi perumpun (Biji)

Perlakuan Pupuk Rataan

Varietas(V) p0 p1 p2 p3 p4

v1 3890,38 3926,09 4705,65 4708,87 4898,37 4425,88

v2 4073,87 3901,13 4732,92 3274,23 3316,86 3859,81

Rataan 3982,13 391361,7 4719,29 3991,56 4107,63

Jumlah gabah isi perumpun pada semua perlakuan yang diberikan baik perlakuan pemupukan nitrogen maupun tanpa pemberian memperlihatkan jumlah gabah isi perumpun yang hampir sama. Rata-rata jumlah gabah isi perumpun paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (140 kg ha

-1

nitrogen) yaitu 4719,29 biji.

Hal ini dikarenakan kebutuhan akan unsur hara bagi pertumbuhan tanamana tercukupi sehingga dari hasil fotosintesis selain digunakan untuk pertumbuhan tetapi juga disimpan dan dimanfaatkan sebagai cadangan makan berupa karbohidrat untuk pembentukan bunga, buah dan biji. semakin

banyak cadangan makan yang tersimpan maka kemungkinan terjadinya pembentukan gabah pada setiap malai akan semakin besar pula. Sesuai pendapat Gardner, dkk. (1991), bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi jumlah bunga yang berkembang membentuk biji.

3.5. Berat Gabah Isi Per Rumpun

Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa semua perlakuan menunjukkan berbeda nyata terhadap berat gabah isi perumpun baik perlakuan pemberian pupuk, perlakuan Varietas tanaman padi maupun interaksi kedua faktor perlakuan Tabel 6

Tabel 6. Rata-rata berat gabah isi perumpun (gram)

Perlakuan Pupuk (P) Rataan

Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 16,37 18,94 22,74 19,90 19,41 19,47 v2 19,61 21,06 16,81 16,69 16,68 18,17 Rataan 17,99 20,00 19,78 18,29 18,04

Berat gabah isi perumpun pada semua perlakuan yang diberikan baik yang dipupuk dan tidak dipupuk memperlihatkan berat gabah isi perumpun hampir sama saja. Rata- rata berat gabah isi perumpun paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P3 (105

kg ha-1 Nitrogen) yaitu 18,29 gram

3.6. Berat 1000 Butir GKG

Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa perlakuan pupuk , perlakuan Varietas dan interaksi keduanya berbeda tidak nyata terhadap berat seribu butir Tabel 7

(7)

101

Tabel 7. Rata-rata berat 1000 butir gabah (gram)

Perlakuan Pupuk (P) Rataan

Varietas p0 p1 p2 p3 p4 (V) v1 25,74 25,35 25,67 25,28 25,23 25,45 v2 25,28 25,31 25,51 25,46 25,67 25,45 Rataan 25,51 25,33 25,59 25,37 25,45

Berat seribu butir gabah padi terlihat bahwa semua perlakuan terhadap tanaman yang diberikan baik perlakuan pemupukan nitrogen maupun tidak dipupuk berat seribu butir gabah padi hampir sama saja. Rata rata berat berat seribu butir gabah padi paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (70 kg

ha-1 nitrogen) yaitu 25,59 gram

Ukuran biji yang terbentuk banyak jumlahnya dan mengandung karbohidrat

yang tersimpan sebagai cadangan makanan, selain itu juga dipengaruhi kadar air dalam biji juga akan meningkat dan faktor genetik. 3.7. Produksi Gabah Kering Panen (Dalam Ubinan/ kg)

Perlakuan pupuk, perlakuan Varietas padi dan interaksi keduanya berbeda tidak nyata terhadap produksi gabah kering panen Tabel 8

Tabel 8. Rata-rata produksi gabah kering panen (kg petak-1)

Perlakuan Pupuk (P) Rataan

Varietas p0 p1 p2 p3 p4

(V)

v1 2,07 2,26 2,4 2,54 2,66 2,39

v2 2,36 1,98 2,39 1,89 1,86 2,10

Rataan 2,21 2,12 2,40 2,22 2,26

Produksi gabah kering panen pada tanaman padi terlihat bahwa semua perlakuan yang diberikan baik perlakuan pemupukan nitrogen maupun tanpa pemberian nitrogen produksi gabah kering panen hampir sama

saja. Pada waktu setelah pemupukan

dilakukan lahan penelitian mengalami banjir

sehingga tanaman tergenang hal ini

menyebakan pupuk yang diberikan ada kemungkinan tercampur antar perlakuan. Rata rata produksi gabah kering panen paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (70 kg

ha-1 nitrogen) yaitu 2,40 kg petak-1

Tanaman yang diberi pupuk nitrogen memberikan produksi gabah kering panen lebih berat. Hal ini diduga karena pemberian pupuk nitrogen membantu pertumbuhan dan perkembangan vegetative tanaman lebih baik

dan membuat tanaman lebih hijau karena banyak mengandung butir-butir klorofil sehingga proses fotosintat yang dihasilkan semakin banyak, hasil fotosintat dari fase vegetatif dan vase generatif akan disimpan dan dimanfaatkan sebagai cadangan makanan berupa karbohidrat untuk pembentukan bunga, buah dan biji.

3.8. Potensi Hasil Gabah Kering Giling (Mg ha-1 )

Berdasarkan sidik ragam diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk, perlakuan uji varietas tanaman padi dan

interaksi kedua faktor perlakuan

menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap potensi hasil gabah kering giling Tabel 9

(8)

102

Tabel 9. Potensi hasil gabah kering giling (Mg ha-1)

Perlakuan Pupuk (P) Rataan

Varietas (V) p0 p1 p2 p3 p4

v1 5,17 5,64 6,01 6,36 6,64 5,96

v2 5,90 4,95 5,98 4,73 4,66 5,24

Rataan 5,53 5,30 5,99 5,55 5,65

Potensi hasil gabah kering giling pada tanaman padi terlihat bahwa semua perlakuan terhadap tanaman yang diberikan baik perlakuan pemupukan nitrogen maupun yang tidak dipupuk, produksi gabah kering panen hampir sama saja. Rata rata produksi gabah kering panen paling banyak dihasilkan oleh perlakuan P2 (70 kg ha

-1

nitrogen) yaitu 5,99 Mg ha-1

3.9 Interaksi Antara Perlakuan Pemberian Pupuk Nitrogen dan Uji Varietas

Berdasarkan sidik ragam (Tabel 1 sampai dengan 9) diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen dan uji dua varietas tanaman padi memberikan interaksi berbeda tidak nyata terhadap semua variabel. Hal ini dikarenakan antara masing – masing faktor perlakuan baik pemberian pupuk nitrogen dan varietas tanaman

memberikan pengaruh secara terpisah

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sehingga apabila dikombinasikan tidak akan saling mempengaruhi. Sesuai pendapat Steel dan Torrie (1993), bahwa apabila interaksi antara dua faktor berbeda tidak nyata maka disimpulkan faktor-fakotr tersebut bertindak bebas satu dengan lainya.

4.

KESIMPULAN

Pengaruh pemberian pupuk urea

dalam budidaya tanaman padi dengan

mengikuti metode SRI berpengaruh tidak

nyata

terhadap

semua

parameter

pengamatan. Produksi gabah kering

giling tertinggi dihasilkan oleh perlakuan

P

2

(dosis nitrogen 70 kgha

-1

) yaitu 5,99

tonha

-1

.

Perlakuan uji varietas tanaman padi

berpengaruh tidak nyata terhadap semua

parameter pengamatan. Produksi gabah

kering giling tertinggi dihasilkan oleh

perlakuan V

1

(varietas IR 64) yaitu 5,96

Mg ha

-1

.

Pemberian dosisi pupuk urea dan uji

varietas

padi

dengan metode SRI

berpengaruh tidak nyata terhadap semua

parameter pengamatan. Produksi gabah

kering giling tertinggi dihasilkan oleh

perlakuan P

4

(dosis pupuk nitrogen 140

kgha

-1

) dan perlakuan V

1

(varietas IR 64)

yaitu 6,64 Mg ha

-1

.

Tidak terdapat interaksi antara perlakuan

tingkat dosis pupuk urea dan uji varietas

padi dengan mengikuti metode SRI.

.

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Dinas Pertanian Kalimantan Timur,

2008. Angka Tetap Musim

Tanam Tahun 2007

[2]

Gardner, Frangklin P., R. Brent.

Pearce,

dan

Roger

L.

Mitchell. 1985. Physiologi of

crop

plant.

Terjemahan

Herawati

Susilo.

1991.

Fisiologi tanaman budidaya

tropik.

University

Press.

Jakarta.

[3]

Lingga,

P,

2003.

Petunjuk

Penggunaan Pupuk. Penebar

Swadaya. Jakarta.

[4]

Steel,R.G.D dan Torrie,J.H. 1980.

Principles and Procedures of

Statistical. Mac. Grow Hill

Book Co Inc. New York.

Gambar

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman umur 60 HST (cm)
Tabel 3. Rata-rata jumlah anakan produktif fase masak susu (anakan)
Tabel 6. Rata-rata berat gabah isi perumpun (gram)
Tabel 8. Rata-rata produksi gabah kering panen (kg petak -1 )
+2

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Drawing Sistem Gugur pada Liga Mahasiswa Taekwondo Berbasis Web bertujuan mempermudah panitia penyelenggara dalam melakukan pengolahan data atlet

Proses Pengembangan Masyarakat pada dasarnya mencakup tiga tahapan utama: (a) Memahami komponen-komponen penting yang akan dikenai perubahan sosial, yaitu masalah,

Baik WT Ill dan PRRBN dapat didudukkan sebagai sumber sekunder dalam "penulisan sejarah" (khususnya raja-raja Mataram Kuna), yakni ada keterpisahan antara

Dalam bab ini akan dibahas mengenai contoh penggunaan model regresi logistik 2-level dengan random intercept pada data survei mengenai penggunaan hak memilih pada saat pemilu

Penulis berharap hasil yang diperoleh dari penelitian ini mampu berkontribusi dalam praktik administratif yaitu sebagai bahan evaluasi bagi manajer untuk mengetahui

Untuk meng-update data pricelist ini, user cukup mengganti harga minimum penjualan dan harga jual barang pada kolom harga_min dan kolom harga, kemudian menekan tombol

tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh indikator keyakinan terhadap kemampuan belajar matematika yang dimiliki siswa, rasa ingin mencoba mengerjakan soal-soal matematika,

Hal tersebut ditunjukkan dari bagaimana warga mengatasi atau mencari pengobatan bila anak terjadi diare, tetap memberikan ASI pada bayi yang masih menyusu, memasak air