• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - BAB I BENI ANDRIA MANAJEMEN'16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - BAB I BENI ANDRIA MANAJEMEN'16"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi bisnis merupakan tempat sejumlah manusia menghimpun

diri, yang memiliki struktur sebagai unsur statis dan unsur dinamis yang

meliputi kerjasama dan tujuan yang bersumber dari manusia sebagai unsur

utamanya. Dengan kata lain semua unsur itu hanya berfungsi karena faktor

atau unsur manusia sebagai sumberdaya yang dalam melaksanakan tugasnya,

karyawan memerlukan sumberdaya material dan finansial sebagai masukan

(Nawawi, 2010).

Kedudukan manusia sebagai sumberdaya yang dimiliki perusahaan

perlu dikelola dengan baik agar dapat menjalankan perusahaan dengan baik

sehingga dapat mencapai tujuannya. Karyawan perlu dipenuhi berbagai

kebutuhannya sehingga mereka merasa puas. Berbagai kebutuhan dari para

karyawan yang dipenuhi tersebut menjadikan karyawan akan memberikan

andilnya secara maksimal kepada perusahaan.

Kepuasan kerja karyawan penting bagi peningkatan kinerja dalam

rangka pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan yang tinggi tingkat

kepuasan kerjanya, akan rendah tingkat kemangkirannya. Tanpa adanya

kepuasan kerja, maka karyawan cenderung untuk tidak bisa memenuhi tugas

dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya atau dengan kata lain

(2)

Kepuasan ialah faktor-faktor atau situasi-situasi yang dibuktikannya

sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari: prestasi, pengenalan,

pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan kemajuan. Menurut Hezrberg

bahwa hadirnya faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak

hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan (As’ad,

2010).

Kepuasan kerja karyawan menjadi faktor yang menentukan

keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, tidak terkecuali di PT.

Nasmoco Purwokerto. PT. Nasmoco adalah perusahaan dagang dan jasa yang

merupakan anak cabang dari PT. New Ratna Motor. Pada tanggal 15 april

1961 merupakan tonggak perusahaan memulai perjalanannya menuju

perusahaan otomotif yang profesional sebagai main dealer Toyota untuk

wilayah Jateng dan DIY. Adanya kesamaan visi dan kebulatan tekad telah

membawa perusahaan memiliki dorongan kuat dalam menapaki tangga

keberhasilan selama bertahun-tahun bergelut di dunia otomotif. Nasmoco

merupakan singkatan dari New Asiatik Motor Company yang mempunyai 12

cabang kantor di wilayah Jateng. Untuk memberikan total pelayanan kepada

pelanggan, PT. Nasmoco Purwokerto saat ini tidak hanya fokus pada

penjualan unit mobil, melainkan juga pada layanan purna jual yaitu jasa

bengkel dan spare part. Perusahaan mempunyai karyawan sebanyak 98

orang.

PT. Nasmoco menawarkan berbagai kemudahan dan kenyamanan

pelanggan dalam bertransaksi atau menikmati kendaraan Toyota dengan

(3)

Persaingan di bidang otomotif yang ketat, menuntut pihak manajemen agar

dapat memberdayakan seluruh karyawannya agar dapat bekerja keras.

Tuntutan terhadap karyawan agar dapat bekerja keras dalam mencapai tujuan

perusahaan, tentunya harus diimbangi dengan memperhatikan aspek kepuasan

kerja karyawan.

Komitmen organisasi merupakan faktor penting yang harus dimiliki

pegawai agar dapat menjalankan tugas yang dibebankan perusahaan dengan

baik. Penelitian Chan (2006) dalam Parwita (2013), menemukan bahwa

komitmen yang tinggi dari anggota kelompok akan memberikan energi dan

memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik. Anggota yang berkomitmen

tinggi akan saling menerima, belajar dari anggota yang lain dan berpartisipasi

penuh dalam setiap kegiatan organisasi. Mereka akan menciptakan norma

mereka sendiri untuk menangani anggota lainnya yang tidak disiplin, seperti

apa yang akan dilakukan jika anggota tidak menghadiri pertemuan atau

bagaimana menangani anggota yang mangkir. Darwish A (2000) dalam

Parwita (2013) menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat dibedakan

menjadi 3 yaitu affective commitment (komitmen afektif), continuance

commitment (komitmen berkelanjutan) dan normative commitment

(komitmen normatif).

Faktor penting yang perlu dipertimbangkan perusahaan agar dapat

mengelola karyawan yang memiliki kepuasan kerja tinggi adalah faktor

komitmen organisasi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rohman

(4)

Kerja Dan Keinginan Berpindah (Studi Pada Karyawan Kantor Akuntan Di

Jawa Tengah),menyimpulkan bahwa komitmen affective memiliki pengaruh

positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja dan komitmen continuance

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Akuntan

dengan tingkat komitmen affective yang tinggi akan mempunyai kepuasan

kerja yang tinggi terhadap organisasi tempat dia bekerja. Sedangkan Akuntan

dengan tingkat komitmen continuance yang rendah akan mempunyai

kepuasan kerja yang rendah terhadap organisasi tempat dia bekerja. Penelitian

lainnya oleh Badjuri (2009), yang berjudul berjudul ”Pengaruh Komitmen

Organisasional dan Profesional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor Dengan

Motivasi Sebagai Variabel Intervening”, membuktikan bahwa komitmen

profesional dan organisasional berpengaruh pada kepuasan kerja, komitmen

profesional dan organisasional berpengaruh pada motivasi, motivasi

berpengaruh pada kepuasan kerja, komitmen profesional dan organisasional

berpengaruh pada kepuasan kerja melalui motivasi.

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang

organisasi mau dan rela untuk menggerakan kemampuan dalam bentuk

keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan

berbagai yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya,

dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah

ditentukan sebelumnya (Siagian, 2009).

(5)

kepuasan kerja mengacu pada penelitian Badjuri (2009). Affective

commitment merupakan keterikatan emosional karyawan terhadap organisasi

dimana karyawan mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan menikmati

keanggotaan dalam organisasi dengan rasa bangga sebagai anggota

organisasi. Komitmen afektif lebih menekankan pada pentingnya kongruensi

antara nilai dan tujuan karyawan dengan nilai dan tujuan organisasi.

Berdasarkan continuance commitment karyawan akan bertahan atau

meninggalkan organisasi karena melihat adanya pertimbangan rasional dari

segi untung dan ruginya. Dimana karyawan akan memilih meninggalkan

organisasi jika karyawan melihat ada peluang atau mendapatkan tawaran dari

organisasi lain yang lebih menguntungkan. Menurut Narmodo (2006) bahwa

suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan,

menggerakkan dan motif itulah yang menggerakkan dan menyalurkan

perilaku, sikap dan tindakan seseorang yang selalu dikaitkan dengan

pencapaian tujuan.

Penelitian ini melanjutkan penelitian Badjuri (2009), dengan

mengembangkan dimensi komitmen organisasi yaitu komitmen afektif dan

kontinuan sebagai variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan dengan

motivasi sebagai variabel intervening. Pada penelitian oleh Badjuri, variabel

komitmen organisasi tidak dibedakan berdasarkan dimensi komitmen

(6)

Purwokerto yang merupakan salah satu dealer dan bengkel resmi Toyota

dalam memberikan pelayanan dan memberi rasa aman berkendara kepada

setiap pemilik Toyota yang beralamat di Jl. Gerilya Timur No. 56

Purwokerto.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diuraikan permasalahan sebagai

berikut :

1. Apakah komitmen afektif dan komitmen kontinuan secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja ?

2. Apakah komitmen afektif dan komitmen kontinuan secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi ?

3. Apakah motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

kerja ?

4. Apakah komitmen afektif dan komitmen kontinuan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kepuasan kerja melalui motivasi sebagai variabel

intervening ?

1.3 Pembatasan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan tidak

hanya komitmen afektif, komitmen kontinuan dan motivasi, tetapi karena

keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini hanya akan mengkaji faktor

komitmen afektif, komitmen kontinuan dan motivasi dalam pengaruhnya

(7)

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh komitmen afektif dan komitmen kontinuan secara

parsial terhadap kepuasan kerja.

2. Mengetahui pengaruh komitmen afektif dan komitmen kontinuan secara

parsial terhadap motivasi.

3. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja.

4. Mengetahui pengaruh komitmen afektif dan komitmen kontinuan terhadap

kepuasan kerja melalui motivasi sebagai variabel intervening.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi PT. Nasmoco Purwokerto, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pada pengembangan SDM terutama dalam

meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

2. Bagi ilmu pengetahuan, merupakan sumbangan untuk pengembangan ilmu

pengetahuan bidang SDM, khususnya dalam hal komitmen dikaitkan

dengan motivasi sebagai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

3. Bagi peneliti, untuk dapat memahami ilmu pengetahuan Sumber Daya

Manusia, baik secara teori maupun praktek dan sebagai syarat untuk

Referensi

Dokumen terkait

Kita tahu bahwa ini adalah sifat dasar manusia: “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” Hal-hal

Kelancaran perjalanan kereta api merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kenyamanan dan keaman bagi penguna kereta api. Sehinga tdak terjadi kesalah pahaman pada jadwal

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan manajemen strategi untuk mengetahui lingkungan perusahaan

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan DBD di Puskesmas Kecamatan Purbalingga

Dalam konstruksi berkelanjutan tidak cukup hanya tiga aspek tersebut, namun harus dipikirkan pula aspek lain yaitu sumberdaya yang digunakan dalam proyek konstruksi, emisi