BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang mulai
menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya diukur dari mesin
industri dan sebagainya tetapi dari ilmu pengetahuan sumber daya manusia
itu sendiri. Untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif
perusahaan dituntut mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas
perusahaannya dengan cara meningkatkan pengetahuan sumber daya
manusianya.
Perusahaan yang mampu bertahan lama dan terus menerus
berkembang bukan hanya karena ukuran dan keberuntungannya saja, tetapi
juga karena perusahaan-perusahaan tersebut mampu menunjukkan
kapasitasnya untuk beradaptasi lebih cepat terhadap tuntutan zaman.
Perusahaan harus secara terus-menerus melakukan inovasi dan mengambil
tindakan yang tepat untuk mengerakkan perusahaannya ke arah yang
diinginkan. Kemampuan tersebut hanya mungkin terwujud jika perusahaan
secara efektif menggunakan sumber daya pengetahuan atau modal intelektual
(Sangkala, 2006 dalam Faradina, 2015).
Dalam dekade terakhir ini, pengungkapan modal intelektual dianggap
penting untuk diungkap dan dibahas, karena mengandung intangible asset
(Nugroho, 2012). Pengungkapan modal intelektual dalam laporan tahunan
akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti membantu
perusahaan dalam merancang strategi, menilai strategi perusahaan, membantu
proses pebuatan keputusan, serta digunakan sebagai dasar untuk menentukan
kompensasi bagi external stakeholders (Jonson dan Susanti, 2015).
Pengungkapan modal intelektual juga diharapkan akan dapat
mengurangi tingkat asimetri informasi antara perusahaan dan pengguna
laporan keuangan (Julindra dan Susanti, 2015). Tingkat pengungkapan modal
intelektual di Indonesia masih rendah yaitu rata-rata sebanyak 34,5%
(Suharjanto dan Wardhani, 2010). Menurut hasil survey global menunjukkan
bahwa modal intelektual adalah salah satu tipe informasi yang paling banyak
dipertimbangkan oleh investor (Bozzolan, et al. dalam Suhardjanto dan
Wardhani, 2010).
Fenomena tentang perkembangan modal intelektual dimulai sejak
PSAK No. 19 yang membahas tentang Aset Tidak Berwujud. Isi dari PSAK
No. 19 paragraf 09 revisi per 1 Juni 2013: Entitas seringkali mengeluarkan
sumber daya maupun menimbulkan liabilitas dalam perolehan, pemeliharaan
atau peningkatan sumber daya tak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan
teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak
kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merk dagang
(termasuk merk produk dan judul publisitas). Akan tetapi, dalam PSAK No.
19 tersebut tidak memberikan penjelasan cara pengukuran modal intelektual.
pengungkapan modal intelektual dalam laporan tahunan (Julindra dan
Susanto, 2015).
Beberapa penelitian yang terkait dengan pengungkapan modal
intelektual seperti penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012) yang
menguji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital
disclosure. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, umur
perusahaan, komisaris independen, leverage, dan konsentrasi kepemilikan.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh variabel ukuran
perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage, dan
konsentrasi kepemilikan terhadap Intellectual Capital Disclosure (ICD) baik
secara simultan maupun parsial.
Lina (2013) menguji faktor-faktor penentu pengungkapan modal
intelektual. Variabel yang digunakan adalah kinerja perusahaan, umur
perusahaan, ukuran perusahaan, dan tingkat pertumbuhan perusahaan. Hasil
penelitian menyatakan bahwa kinerja perusahaan dan tingkat pertumbuhan
perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan modal
intelektual. Sedangkan, umur perusahaan, dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal intelektual.
Mahardika, dkk (2014) menguji pengaruh struktur kepemilikan,
ukuran dan umur perusahaan terhadap kinerja intellectual capital. Variabel
yang digunakan adalah variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan.
asing, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja intellectual
capital. Sedangkan, umur perusahaan berpengaruh terhadap kinerja
intellectual capital. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja intellectual capital.
Stephani dan Yuyetta (2011) menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi intellectual capital disclosure (ICD). Variabel yang
digunakan adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan, leverage,
profitabilitas, dan tipe auditor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan, leverage, dan tipe auditor berpengaruh positif terhadap ICD.
Sedangkan umur perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan ICD.
Setianingrum (2015) menguji pengaruh komponen karakteristik
perusahaan terhadap intellectual capital disclosure. Variabel yang digunakan
adalah ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, basis perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan umur perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan, basis perusahaan, profitabilias, leverage, dan umur
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intellectual capital
disclosure. Sedangkan, struktur kepemilikan berpengaruh secara signifikan
terhadap intellectual capital disclosure.
Jonson dan Susanti (2015) menguji mengenai pengaruh firm size,
profitability, firm age, firm growth, leverage, dan independent commisioner
size, profitability, firm age, firm growth, leverage, dan independent
commisioner. Hasil penelitian menyatakan bahwa firm size, firm age, dan
independent commisioner berpengaruh secara parsial terhadap intellectual
capital disclosure. Sedangkan, profitability, firm growth, dan leverage secara
parsial tidak berpengaruh terhadap intellectual capital disclosure.
Julindra dan Susanto (2015) menguji mengenai analisis pengaruh
ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan umur listing terhadap
pengungkapan modal intelektual. Variabel yang digunakan adalah ukuran
perusahaan, leverage, profitabilitas, dan umur listing. Hasil penelitian
menyatakan bahwa ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan umur
listing berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan modal intelektual.
Suhardjanto dan Wardhani (2010) menguji mengenai praktik
intellectual capital disclosure. Variabel yang digunakan adalah ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan umur listing. Hasil penelitian
menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh
terhadap tingkat intellectual capital disclosure. Sedangkan leverage dan umur
listing tidak berpengaruh terhadap intellectual capital disclosure.
Sutanto dan Supatmi (2010) menguji mengenai pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan informasi
intellectual capital di dalam laporan tahunan. Variabel yang digunakan
adalah ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, basis perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan umur perusahaan. Hasil penelitian menyatakan
intellectual capital. Sedangkan, struktur kepemilikan, basis perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap
tingkat intellectual capital.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Julindra dan Susanto
(2015) yang meneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, leverage,
profitabilitas, dan umur listing terhadap pengungkapan modal intelektual
dengan obyek perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2012-2014.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
terdapat pada variabel independen penelitian, obyek penelitian, dan periode
penelitian yang digunakan sebagai berikut:
1. Variabel independen yang digunakan oleh Julindra dan Susanto (2015)
adalah ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan umur listing.
Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan leverage. Peleitian ini
tidak menggunakan variabel profitabilitas dikarenakan sebagian besar
manajer berasumsi bahwa apabila perusahaan sudah profitable maka
pengungkapan modal intelektual yang diungkapkan cenderung akan lebih
kecil.
2. Obyek penelitian yang digunakan oleh Julindra dan Susanto (2015)
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Bursa Efek Indonesia. Peneliti memilih obyek penelitian tersebut karena
industri dasar dan kimia merupakan industri yang mengasilkan hampir
semua produk yang dibutuhkan dan digunakan oleh masyarakat
sehari-hari, industri dasar dan kimia juga merupakan salah satu perusahaan non
keuangan sehingga mempunyai modal intelektual yang merupakan faktor
utama dalam meningkatkan daya saing perusahaan. Industri dasar dan
kimia diperkirakan akan berkembang, oleh karena itu perusahaan
membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional
perusahaan, salah satunya dengan cara mengungkapkan modal
intelektualnya.
3. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian Julindra dan Susanto
(2015) adalah menggunakan periode 2012-2014. Sedangkan periode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode
2013-2015. Peneliti memilih periode tersebut karena pada tahun 2013 industri
dasar dan kimia diperkirakan mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi
sekitar 6%-7%. Pada tahun 2014 industri dasar dan kimia juga
diperkirakan akan berkembang dengan berkembangnya bisnis properti
yang akan memberikan dampak positif pada sub sektor semen, sub sektor
keramik porselen dan kaca, serta sub sektor kayu dan pengelolahannya.
Sehingga, perusahaan juga pasti akan meningkatkan kepercayaan
konsumen dan penilaian stakeholder dengan cara mengungkapkan modal
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
modal intelektual?
2. Apakah umur perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
modal intelektual?
3. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal
intelektual?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan perumusan yang dikemukakan dalam perumusan
masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan modal intelektual.
2. Untuk menguji pengaruh positif umur perusahaan terhadap
pengungkapan modal intelektual.
3. Untuk menguji pengaruh positif leverage terhadap pengungkapan
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,
antara lain:
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukkan dan tambahan informasi mengenai pengaruh ukuran
perusahaan, umur perusahaan, dan leverage terhadap pengaruh
modal intelektual, serta diharapkan dapat menjadi dasar atau acuan
untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi.
b. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
pengetahuan dan wawasan mengenai pengungkapan modal
intelektual dan praktik pengungkapan yang terjadi di Indonesia.
Sehingga dapat diperoleh solusi masalah yang berkaitan mengenai
penelitian ini dan agar dapat bermanfaat dalam dunia kerja.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
menentukan kebijakan perusahaan dan menjadi tambahan informasi
mengenai pengungkapan modal intelektual, sehingga dapat
membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan.
d. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
pengungkapan modal intelektual merupakan salah satu hal yang