KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYAAIR
DIREKTORAT SUNGAI, DANAU DAN WADUK
- .. - 1~- ' 0' *1 fl .. -, LI - - - : Ancol Banjir Kanal ... Barat BaratWaduk Sunter
Saluran Utara Waduk Sunter
Tanjungan SaUuara
Timur III
Saiurarn
Pakin-Cgarg Kali Besar. Waduk Sunter
Cengkar.ng Kali Angke elakeng Kali Selatan Bag. Barat
Hilir Krukut-Cideng Kai Sunter Sentiong. Sunter Kali Ciiiwung.
Grogol - Sekretaris Gn. Sahari Kall Cideng-Thamrin Waduk I
Melati Kali Sunter
Hulu
I , 1 '. - . ... ¯ .. . 1 - . . . ..
Submitted by
PT.PPA Consultants
In joint venture with
PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
s
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah Republik Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa setiap rencana usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Untuk memenuhi kebijaksanaan pemerintah tersebut, Project Management Unit (PMU) Direktorat Sungai, Danau, dan Waduk, Direktorat Jendral Sumberaya Air, Kementrian Pekerjaan Umum RI dan Project Implementarion Unit (PIU) Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta melaksanakan penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang meliputi dokumen ANDAL, RKL dan RPL Pengerukan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara).
Kami ucapkan terima kasih atas saran dan arahan yang telah diberikan Komisi AMDAL DKI
Jakarta, sehingga penyusunan penyusunan dokumen RKL ini dapat memenuhi persyaratan
dan ketentuan perundangan serta sesuai dengan harapan kita bersama.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga
tersusunnya dokumen penyusunan dokumen RKL ini.
Jakarta, Oktober 2010
Project Management Unit (PMU) Direktorat Sungai, Danau, dan Waduk, Direktorat Jendral Sumberaya Air,
Kementrian Pekerjaan Umum RI Project Implementarion Unit (PIU) Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... D a fta r ls i... ii Daftar Tabel ... iv Daftar Gambar... iv BAB 1. PENDAHULUAN ... 1-11.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup ... 1-1
1.2. Kebijakan Lingkungan... 1-1
1.3. Kegunaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 1-6 BAB 2. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ... 2-1
2.1. Pendekatan Teknologi... 2-1
2.2. Pendekatan Sosial Ekonomi... 2-14 2.3. Pendekatan Institusional ... 2-15 BAB 3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ... 3-1 A. W aduk Sunter Selatan Barat... 3-1 3.1. Tahap Persiapan ... 3-1 3.1.1. Persepsi Masyarakat... 3-1 3.2. Tahap Pengerukan ... 3-3
3.2.1. Kabauan... 3-3 3.2.2. Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan... 3-4
3.2.3. Tingkat Kebisingan... 3-5
3.2.4. Kualitas Sedimen
...
3-6 3.2.5. Sampah... 3-7 3.2.6. Kualitas Air Permukaan ... 3-8 3.2.7. Kualitas Udara... 3-93.2.8. Kesempatan Kerja dan Berusaha... 3-10 3.2.9. Persepsi Masyarakat... 3-11 3.3. Tahap Pasca Pengerukan ... 3-12 3.3.1. Mengatasi Banjir... 3-12 3.3.2. Persepsi Masyarakat... 3-14
B. W aduk Sunter Timur 3 ... 3-15
3.1. Tahap Persiapan ... 3-15 3.1.1. Persepsi Masyarakat... 3-15 3.2. Tahap Pengerukan... 3-16 3.2.1. Kebauan... 3-16 3.2.2. Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan... 3-18 3.2.3. Tingkat Kebisingan... 3-19
3.2.4. Kualitas Sedimen... 3-20
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) jj
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMPIJEDI)
Daftar Isi
3.2.5. Sampah... 3-21 3.2.6. Kualitas Air Permukaan... 3-22 3.2.7. Kualitas Udara... ... 3-23 3.2.8. Kesempata Kerja dan Berusaha... 3-24
3.2.9. Persepsi M asyarakat... 3-25 3.3. Tahap Pasca Pengerukan ... 3-26 3.3.1. Mengatasi Banjir... 3-26 3.3.2. Persepsi M asyarakat... 3-27 C . W aduk S unter Utara... 3-29 3.1. Tahap Persiapan ... 3-28 3.1.1. Persepsi M asyarakat... 3-28 3.2. Tahap Pengerukan... 3-29 3 .2 .1. K ebauan ... 3-29 3.2.2. Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan... 3-31 3.2.3. Tingkat Kebisingan... 3-32 3.2.4. Kualitas Sedim en ... 3-33 3.2.5. Sampah... 3-34
3.2.6. Kualitas Air Permukaan ... 3-35 3.2.7. Kualitas U dara... 3-36 3.2.8. Kesempatan Kera dan Berusaha... .3-37 3.2.9. Persepsi M asyarakat... 3-38 3.3. Tahap Pasca Pengerukan ... 3-39 3.3.1. Mengatasi Banjir... 3-39 3.3.2. Persepsi M asyarakat... ... 3-40
D. Organisasi Pelaksana pada Tahap Persiapan, Pengerukan dan
P asca Pengerukan ... 3-4 1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Lampiran 2. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) jij
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMPIJEDI)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ini dimaksudkan untuk
menyediakan pedoman bagi pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan pengerukan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara). Hal-hal yang dikelola adalah bagian yang terkena atau yang diperkirakan akan terkena dampak positif atau negatif dai kegiatan.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup, sehingga pelestarian potensi sumberdaya alam dapat dipertahankan, dan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup dapat dicegah atau dikurangi.
Laporan ini dimaksudkan untuk menyusun suatu rencana pengelolaan lingkungan hidup
kegiatan pengerukan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara) dengan tujuan untuk :
a) Menetapkan suatu arahan tentang kegiatan pengelolaan lingkungan yang tepat sebagai akibat adanya kegiatan pengerukan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara) dalam waktu dan ruang tertentu oleh berbagai pihak yang terkait.
b) Mengelola dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan dalam upaya pencegahan,
penanggulangan, dan pengendalian dampak negatif serta pengembangan dampak positif.
1.2. Kebijakan Lingkungan
Kegiatan pengerukan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara) memiliki manfat untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang disebabkan oleh kandungan sedimen yang tinggi akibat penyalahgunaan tata ruang, selain itu manfaat lainnya adalah mengembalikan peil dasar waduk kepada peil awal.
Laporan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ini dapat digunakan oleh
Departemen Pekerjaan Umum DKI Jakarta dan Pemerintah Daerah, serta instansi terkait dari rencana pengerukan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara) di wilayah Jakarta Utara. Pemda DKI Jakarta khususnya DPU DKI
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) i-i
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendahuluan
Jakarta dalam membuat kebijakan yang berkenaan dengan fungsi waduk dalam
penanggulangan banjir dapat mempertimbangkan RKL ini dengan kata lain :
a) Pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif yang ditimbulkan,
dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan dampak di masa-masa yang akan datang sebagai pedoman untuk menanggulangi, meminimalisasi dampak negatif timbul.
b) Perubahan ekosistem kota DK Jakarta menuntut Pemda DK Jakarta khususnya Departemen Pekerjaan Umum DKI Jakarta terus-menerus melakukan penyempurnaan/
penyesuaian kebijakan berkenaan dengan upaya menanggulangi, meminimalisasi
dampak negatif yang timbul dan mengoptimalkan dampak positif sehingga dapat
memberikan manfaat yang lebih besar kepada warga DKI Jakarta pada umumnya. Adapun penulisan dokumen RKL ini mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Pelaksanaan studi AMDAL kegiatan Pengerukan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat,
Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara) oleh Departemen Pekerjaan Umum DKI
Jakarta dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Beberapa peraturan perundang-undangan dalam upaya pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang relevan sebagai dasar hukum dan acuan Departemen Pekerjaan Umum DKI Jakarta dalam melakukan RKL pengerukkan Waduk
Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara) adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.1. Peraturan dan Perundang-Undangan Undang-Undang
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraluran Dasar Penggunaan lahan kegiatan pengerukan Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia mengacu pada peraturan ini.
Tahun 1960 Nomr 104 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043)
Undang-Undang No. 51 prp Tahun 1960 tentang Larangan Terkait dengan penggunaan/ bantaran Pemakaian Tanah tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya sungai/saluran drainase sebagai rumah-(Lembaran-Negara tahun 1960 No. 158 dan Tambahan rumah liar mengacu pada peraturan ini.
Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor 2106)
Undang-Undang No. 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak- Terkait dengan kepemilikan bantaran hak atas Tanah dan Benda-benda yang ada di Atasnya sungai/saluran drainase yang di atasnya (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1961 No 283, didirikan bangunan-bangunan mengacu pada dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor peraturan ini.
2324)
Undang-Undang No. tahun 1990 tentang Konservasi Terkait dengan konservasi dan ekosistem Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran sumber daya alam di sekitar sungai. Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49 dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419)
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 1 -2
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendahuluan
Undang-undang No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia Berkaitan dengan pengelolaan wilayah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, perairan dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3647)
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Kegiatan pengerukan yang akan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, mempengaruhi sumber daya air harus sesuai Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor dengan peraturan ini.
4377)
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Terkait dengan kebijakan dalam
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 pemerintahan daerah tentang pembangunan
Nomor 125) regional
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terkait dengan rencana tata ruang yang telah
(Lembaran negara Republik Indonesia nomor 68, Tahun ada.
2007)
Undang-Undang No. 29 Tahun 2007 tentang Pemeritah Terkait dengan penyediaan infrastruktur kota
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Jakarta sebagai ibukota Negara termasuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran-Negara saluran sistem drainasenya. Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744)
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Terkait dengan tugas, hak, wewenang dan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun tanggung jawab pemerintah daerah dan hak
2008 No 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia dan kewajiban masyarakat umum untuk
Nomor. 4846) memberikan, memperoleh dan menggunakan
informasi.
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan T b n
Sampah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Terkait kebersihan lingkungan dan Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia kegaan royek
Nomor4851)kegiatan proyek
Nomor 4851)
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Terkait dengan mobilisasi peralatan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun pengerukan dan kegiatan pengakutan 2009 Nomor 96 dan Tambahan Lembaran Negara Republik material keruk ke lokasi penimbunan.
Indonesia Nomor 5025
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Kegiatan yang akan dilakukan harus
Pengelolaan Lingkungan Hidup mengikuti peraturan tentang pengelolaan
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1999 tentang Terkait dengan pengelolaan limbah bahan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun berbahaya dan beracun yang dihasilkan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No 31, kegiatan ini.
Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia No. 3815)
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Terkait dengan dampak penting yang akan Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara ditimbulkan dan perlu dikelola serta dipantau Republik Indonesia Tahun 1999 No 59, Tambahan Lembaran pelaksanaannya
negara Republik Indonesia No. 3838)
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Terkait dengan pengendalian emisi dan
Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik polut yan dsneian engeukan
Indonesia Tahun 1999 No 86, Tambahan Lembaran negara sungai dan pengangkutan material keruk.
Republik Indonesia No 3853)
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 1 -3
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendahuluan
Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Terkait dengan Material keruk dan hasil
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang pengerukan yang dikategorikan sebagai
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun limbah B3 akan mengikuti peraturan ini.
(Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 1999 No 190,
Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia No. 3910)
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Terkait dengan potensi dampak terhadap
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air kualitas air; sehingga harus memenuhi baku (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2001 No. 153, mutu kualitas air yang telah ditentukan di TambahanLembaran negara Republik Indonesia No. 4161) dalam peraturan ini.
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Terkait dengan penggunaan lahan untuk
Penatagunaan Tanah (Lembar Negara No. 45 tahun 2004, kegiatan proyek akan mengikuti peraturan ini
Tambahan Lembar Negara No. 4385)
Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Terkait dengan kewenangan pelaksanaan Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat, dan pengawasan pengelolaan dan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota pemantauan lingkungan
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008, Tentang Rencana Terkait dengan lokasi kegiatan harus sesuai
Tata Ruang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia dengan rencana tata ruang yang telah ada. Tahun 2008 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833
Keputusan/Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP- Kebisingan harus dikelola dan dipantau untuk
48/MENLH/1 1/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. memenuhi baku mutu kebisingan yang
berlaku.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP- Tingkat kebauan harus dikelola dan dipantau
50/MENLH/1 1/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan. untuk memenuhi baku mutu tingkat kebauan yang berlaku.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP- Polusi udara harus dikelola dan dipantau. 45/MENLH/l/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara. Hasil pemantauan harus diklasifikasikan
berdasarkan Indeks Pencemar Udara.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun Pembuangan limbah ke laut akan disesuaikan
2004 tentang Baku Mutu Air Laut. dengan baku mutu air laut.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun Pelaksanaan rencana pengelolaan dan 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan pemantauan lingkungan (RKL-RPL)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana dilaporkan secara berkala megikuti petunjuk
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). yang tertera di peraturan ini
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun Terkait dengan tata ara penyusunan 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai dokumen KA, ANDAL, RKL, RPL dan
Dampak Lingkungan Hidup. Ringkasan Eksekutif.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun Terkait adanya kegiatan pengerukan sungai
2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dalam rangka program JEDI berpotensi
Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak menyebabkan dampak penting terhadap
Lingkungan Hidup. lingkungan, sehingga harus menyiapkan
dokumen AMDAL.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun Dokumen AMDAL harus dinilai oleh Komisi
2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Penilai AMDAL sesuai tata kerja yang
Dampak Lingkungan Hidup berlaku.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 45 tahun 1990 Terkait dengan pengendalian dan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 1 -4
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendahuluan
lentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber-Sumber Air pemantauan kualitas air dan kegiatan proyek
mengacu pada peraturan ini
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 48 tahun1990 Mengingat areal yang dilalui sungai, maka tentang Pengelolaan Atas Air dan atau Sumber Air pada dalam pelaksanaannya harus memperhatikan
Wilayah Sungai. peraturan ini.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 tahun 1993 Pemanfaatan sungai yang ada disekitar harus
tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, memperhatikan peraturan ini.
Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 Air bersih yang digunakan oleh kegiatan
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk kebutuhan sehari-hari pekerja harus
dipantau untuk memenuhi baku mutu yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan ini.
Keputusan Menteri Perhubungan
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 69 Tahun 1993 Terkait dengan aktivitas proyek yang akan
tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan memobilisasi alat-alat berat dan
pengangkutan material keruk dengan menggunakan jalan umum, implementasinya akan merujuk pada peraturan ini.
Keputusan Kepala Bapedal
Keputusan Kepala BAPEDAL No. 056/BAPEDAL/03/1994 Skala ukuran dampak yang dinyatakan tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. dalam Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan mengacu pada peraturan ini.
Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-01/BAPEDAL/09/1995 Limbah berbahaya yang dihasilkan oleh
tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan kegiatan harus disimpan dan dikumpulkan Pengum-pulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. mengacu pada peraturan ini.
Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-05/BAPEDAL/9/1J995 Limbah berbahaya yang dihasilkan kegiatan tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan harus diberi label dan ditandai mengacu pada
Beracun. peraturan ini.
Keputusan Kepala BAPEDAL No. 299/BAPEDAL/1 1/1996 Komponen sosial merupakan bagian yang tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam dikaji dalam penyusunan analisis mengenai
Penyusunan AMDAL dampak lingkungan proyek pengerukan
sungai.
Keputusan Kepala BAPEDAL No. 124 Tahun 1997 tentang Komponen kesehatan masyarakat merupakan
Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam bagian yang dikaji dalam penyusunan analisis Menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan mengenai dampak lingkungan proyek
pengerukan sungai.
Keputusan Kepala BAPEDAL No. 08 Tahun 2000 tentang Proses pelibatan masyarakat dan Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam keterbukaan informasi yang dilaksanakan Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam proses AMDAL harus mengacu kepada
peraturan ini.
Keputusan Dirjen Perhubungan Darat
No. SK. 726/AJ.307/DRJD/2004 tentang Pedoman Teknis Jika aktivitas akan memobilisasi alat-alat Penyelenggaraan Angkutan Alat Berat Di Jalan berat dengan menggunakan jalan umum,
implementa-sinya akan merujuk pada
peraturan ini.
Peraturan Daerah DKI Jakarta
Perda No. 05 Tahun 1988 tentang Kebersihan Lingkungan di Sebagai acuan pengelolaan kebersihan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 1 -5
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendahuluan
Wilayah DKI Jakarta lingkungan selama proyek berjalan
Perda No. 06 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Sebagai acuan Penataan Ruang di Provinsi
Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta DKI Jakarta
Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2005 tentang Peraturan ini digunakan sebagai acuan
Pengendalian Pencemaran Udara; pengelolaan kualitas udara
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Lalu Lintas Peraturan ini digunakan sebagai acuan Angkutan Jalan, Sungai dan Penyeberangan pengelolaan lalu lintas
Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 tentang Ketertiban Peraturan ini digunakan sebagai acuan
Umum pengelolaan kamtibmas
Peraturan Daerah Nomor. 01 Tahun 2008 tentang Rencana Kegiatan pengerukan sungai merupakan
Kerja Jangka Menengah Daerah (RKJMD) Provinsi DKI salah satu kegiatan yang telah tercantum Jakarta Tahun 2007-2012 dalam RPJMD DKI Jakarta
Keputusan Gubernur DKI Jakarta
Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 Peraturan ini digunakan sebagal acuan baku
tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air mutu kualitas air permukaan
Sungai/Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair Di Wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 76 Tahun 2001 Peraturan ini digunakan sebagai acuan
tentang Pedoman Operasional Keterlibatan Masyarakat dan pelaksanaan sosialisasi amdal
Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL
Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 551 Tahun 2001 Peraturan ini digunakan sebagai acuan baku tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara Ambien, dan mutu kualitas udara ambien dan kebisingan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 2863 Tahun 2001 Peraturan ini digunakan sebagai acuan tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib penyusunan dokumen AMDAL
Dilengkapi Dengan AMDAL di Wilayah Provinsi DKI Jakarta
1.3. Kegunaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penyusunan dokumen RKL pada kegiatan pengerukkan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara) adalah :
a) Sebagai acuan bagi Departemen Pekerjaan Umum DKI Jakarta untuk melaksanakan
pengelolaan lingkungan hidup, sehingga dapat mengembangkan sumberdaya
lingkungan secara optimal sekaligus menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup pada lokasi kegiatan pengerukkan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara);
b) Sebagai panduan bagi Instansi Pemerintah terkait dalam melakukan fungsi
pengawasan terhadap kegiatan pengerukkan Waduk Sunter (Waduk Sunter Selatan Barat, Waduk Sunter Timur 3, dan Waduk Sunter Utara);
c) Sebagai sumber informasi bagi pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka mengembangkan kegiatan serupa di daerah lain.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 1 -6
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
BAB 2
PENDEKATAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Untuk menangani dampak besar dan penting yang telah dievaluasi dalam dokumen ANDAL, digunakan pendekatan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi dan pendekatan kelembagaan (institusional), dengan uraian sebagai berikut :
2.1. Pendekatan Teknologi
Pendekatan ini merupakan tata cara atau usaha-usaha yang secara teknis dapat dilakukan untuk menanggulangi, mengurangi atau mencegah dampak negatif yang timbul, serta untuk mengembangkan dampak positif kegiatan, antara lain
A. Waduk Sunter Selatan Barat Tahap Persiapan
Pengelolaan dampak terhadap persepsi masyarakat, antara lain:
• Seminggu sebelum kegiatan pengerukan dilaksanakan, kontraktor pelaksana akan melakukan sosialisasi lebih detail tentang rencana kegiatan kepada masyarakat yang terkena dampak.
• Mengakomodir saran dan tanggapan dari masyarakat sekitar yang disampaikan pada
saat sosialisasi rencana kegiatan.
" Berkoordinasi dengan instansi terkait dan tokoh masyarakat (Lurah, Dekel, dan RT/RW) untuk menindaklanjuti tanggapan, saran dari masyarakat dan berkoordinasi dengan pemilik lahan yang lahannya akan dimanfaatkan sebagai jalan akses kendaraan.
• Memasang papan pengumuman di pintu masuk dan sisi utara, timur, salatan, dan barat waduk tentang informasi kegiatan pengerukan waduk.
" Menyediakan fasilitas pusat informasi terpadu tentang kegiatan pengerukan JEDI yang dapat diakses 24 jam oleh masyarakat.
* Menyediakan fasilitas pelayanan pengaduan (hotline service 24 jam) untuk menerima masukan dan keluhan dari masyarakat sekitar.
* Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan masyarakat sekitar.
Tahap Pengerukan:
a. Pengelolaan dampak terhadap Kebauan, antara lain:
" Pengerukan lumpur hanya dilakukan pada siang hari.
" Melakukan penirisan lumpur dan pemilahan sampah pada lokasi yang bisa dijajaki
dengan syarat, antara lain :
- Jauh dari lokasi pemukiman masyarakat.
- Terdapat barier (antara lain : seng) setinggi 3 meter disekeliling lokasi penirisan dan pemilahan sampah
- Lokasinya cukup luas untuk kendaraan pengangkut lumpur dan sampah.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2-1
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Lumpur ditiriskan sampai kering dengan mengunakan kontainer/wadah yang
diletakkan di atas deck dan di atas badan saluran.
• Setelah kontainer terisi penuh, segera dilakukan penutupan bagian atas dengan
terpal untuk menghindari menyebamya kebauan dan debu.
• Pemasangan rambu/tanda lokasi penirisan lumpur dan pemilahan sampah
• Lumpur hasil keruk yang sudah kering segera diangkut dengan dump truck khusus
yang kedap air (dilengkapi dengan seal) dan tertutup terpal menuju CDF Ancol. • Menyediakan mobil tanki air yang bergerak dibelakang konvoy truck pengangkut
lumpur ke dumping site.
Sampah hasil pemilahan dibawa oleh kendaraan pengangkut sampah sesuai standar
Dinas Kebersihan DKI menuju TPA Bantar Gebang
• Mewajbkan kepada seluruh pekerja kegiatan pengerukan untuk mengunakan
masker.
• Menghentikan sementara kegiatan pengerukan, bila terjadi angin kencang (> 5 knot) dan bila terdapat cukup banyak komplain tentang bau dari masyarakat sekitar.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
b. Pengelolaan dampak terhadap Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan, antara lain:
" Pemasangan rambu-rambu lalu lintas di lokasi pengerukan waduk dan jalan akses ke lokasi CDF Ancol.
" Pemasangan rambu -rambu dan lampu berkedip serta penempatan petugas pada saat pengisian lumpur ke kendaraan pengangkut.
" Berkoordinasi dengan pihak terkait (Sudin Perhubungan Jakarta Utara, dan Polantas) agar jumlah truk dan ritase tidak melebihi kapasitas jalan akses CDF Ancol (34 unit truk pengangkut lumpur/hari dan 2 unit truck pengangkut sampah masing-masing 3
rit/hari).
• Pengangkutan dilakukan pada malam hari (22.00-05.00 WB)
* Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut tidak lebih 40 Km/jam
• Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di lokasi pengerukan dan jalan akses CDF Ancol.
• Pembatasan muatan truk dari hasil kerukan tidak melebihi kapasitas dan beban jalan yang akan dilalui. Untuk lokasi sepanjang rute pengangkutan kerukan kapasitas dan beban maximum truk adalah 25 ton.
* Kontraktor pelaksana wajib menyediakan uang jaminan perbaikan/pemeliharaan jalan ke pemda Jakarta Utara mematuhi ketentuan dari Pemda masing-masing;
contoh : SK Walikota Jakarta Utara No 13 tahun 2000 tentang pembentukan tim
pengendalian pemberian dispensasi penggunan kendaraan angkutan berat/
angkutan tanah diwilayah kota Jakarta Utara.
• Kendaraan pengangkut lumpur dan sampah harus lulus uji KIR.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
c. Pengelolaan dampak terhadap Tingkat Kebisingan, antara lain:
* Menghentikan sementara sejenak aktivitas pengerukan pada saat waktu-waktu ibadah.
* Menggunakan kendaraan dan peralatan yang laik pakai.
• Pengangkutan lumpur dilakukan pada malam hari (pukul 22.00-05.00 WIB).
• Menghentikan sementara kegiatan jka ada cukup banyak komplain dari masyarakat
tentang kebisingan.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
d. Pengelolaan dampak terhadap Kualitas Sedimen, antara lain:
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2-2
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMPIJEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Melakukan pemantauan B3 pada lumpur dengan uji logam berat, sebelum dilakukan kegiatan pengerukan.
a Jika tidak terdapat B3, dapat langsung di angkut ke CDF Ancol dengan mengunakan dump truck yang mengunakan seal dan tertutup.
• Jika terdapat B3:
- Pada segmen tersebut tidak dilakukan pengerukan.
- Bila dilakukan pengerukan tidak dapat di angkut ke CDF Ancol, namun:
a. Harus dikelola oleh pihak ke3 yang memilki izin dari KLH Ri.
b. Bila sedimen tersebut akan dimanfaatkan, harus terlebih dahulu memperoleh
izin pemanfaatan B3 dari KLH RI.
a Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
e. Pengelolaan dampak terhadap Sampah, antara lain:
• Mencegah masuknya sampah dari hulu maupun inlet lainnya ke saluran Waduk Sunter Selatan Barat dengan memasang sarana penyaring sampah di tiap titik masuknya aliran. Untuk antisipasi selanjutnya penyaringan sampah dilakukan secara
permanen.
" Mencegah masuknya sampah dari kegiatan masyarakat di sekitar Waduk Sunter Selatan Barat dengan memasang rambu-rambu dilarang membuang sampah di
waduk dan penegakan hukum terkait dengan kebersihan.
" Melakukan pengawasan dan penempatan petugas kebersihan lingkungan di Waduk Sunter Selatan Barat secara kontinyu setiap hari selama kegiatan pemeliharaan
pengerukan waduk berlangsung dengan menempatkan petugas pemantau khusus.
• Membersihkan permukaan air dari sampah yang mengapung sebelum melaksanakan
kegiatan pengerukan.
• Melakukan pemilahan sampah yang terdapat dalam lumpur dengan masyarakat sekitar.
• Sampah yang telah dipilah diletakan dalam wadah kedap air.
• Sampah hasil keruk diangkut ke lokasi yang ditentukan (TPA Bantar Gebang).
• Pengangkutan Sampah hasil keruk dilakukan dengan menggunakan dump truck sesuai standar Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
f. Pengelolaan dampak terhadap Kualitas Air Permukaan, antara lain:
• Menentukan titik waduk yang akan dikeruk (prioritas awal inlet sebelah barat dekat SPBU Pertamina dan inlet sebelah selatan dekat penyebrangan perahu).
• Melakukan pengerukan saluran-saluran penghubung inlet dan outlet.
• Pengangkatan tumbuhan air.
• Memindahkan keramba jaring apung terlebih dahulu sebelum dilakukan pengerukan
• Menutup intet kolam pemancingan agar sebaran sedimen dan penyakit saat
pengerukan tidak masuk kedalam kolam pemancingan
• Berkoordinasi dengan pemilik keramba dan kolam pemancingan.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2-3
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMPIJEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
g. Pengelolaan dampak terhadap Kualitas Udara, antara lain:
Kendaraan pengangkut harus lulus uji emisi (dibuktikan dengan pemasangan striker).
• Pengangkutan dilakukan pada malam hari (22.00-05.00 WIB).
• Menghentikan sejenak aktivitas pengerukan pada saat waktu-waktu ibadah. Mewajbkan kepada seluruh pekerja kegiatan pengerukan untuk mengunakan masker.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar,
h. Pengelolaan dampak Kesempatan Kerja dan Berusaha, antara lain:
• Memprioritaskan tenaga kerja sekitar dalam kegitan pengerukan
Memberi informasi tentang kebutuhan tenaga kerja kepada masyarakat sekitar melalui kelurahan.
• Masyarakat diberdayakan, disosialisasikan, diikutsertakan, dan pekerja semaksimal mungkin direkrut dari masyarakat sekitar.
* Memberi upah minimal sesuai UMP, tingkat pendidikan dan keterampilan pekerja. Mewajibkan kontraktor pelaksana untuk mengikutsertakan pekerja dalam program asuransi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
i. Pengelolaan dampak terhadap Persepsi Masyarakat, antara lain:
• Mengakomodir saran dan tanggapan dari masyarakat sekitar yang disampaikan
pada saat pengerukan berlangsung .
" Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, dengan instansi terkait dan
tokoh masyarakat sekitar untuk menindaklanjuti tanggapan, saran dari masyarakat.
• Pemasangan rambu-rambu kegiatan pengerukan Waduk Sunter Selatan Barat pada
sisi utara, timur, selatan, dan barat.
• Menyediakan fasilitas pusat informasi terpadu tentang kegiatan pengerukan JEDI yang dapat diakses 24 jam oleh masyarakat.
• Menyediakan fasilitas pelayanan pengaduan (hotline service 24jam) untuk menerima
masukan dan keluhan dari masyarakat sekitar.
• Menyediakan Posko yang melibatkan masyarakat sekitar.
Tahap Paska Pengerukan :
a. Pengelolaan dampak terhadap Mengurangi Banjir, antara lain:
• Pengerukan terhadap inlet dan outlet.
• Membersihkan dan menjaga saluran inlet maupun outlet Waduk Sunter Selatan Barat dari sampah dengan dilakukan penyaringan sampah secara permanen.
• Membangun trash screen (jaring sampah) untuk menanggulangi sampah yang
terbawa dari hulu.
• Melakukan perbaikan embankment dan perbaikan pompa.
• Meletakan pompa diatas level banjir untuk menghindari kerusakan akibat banjir.
• Melakukan program pemeliharaan saluran waduk setiap tahun untuk menjaga
kapasitas Waduk Sunter Selatan Barat.
* Pemeliharaan Cathment Area Waduk Sunter Selatan Barat.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2-4
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Pembuatan jalan inpeksi di sepanjang sisi Waduk Sunter Selatan Barat.
• Melakukan pelatihan capacity building tentang pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang berkaitan dengan proyek JEDI kepada aparat instansi terkait dan masyarkat.
Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
b. Pengelolaan dampak terhadap Persepsi Masyarakat, antara lain:
• Memulihkan kondisi sarana dan prasarana pada kondisi semula, jika terjadi
kerusakan berupa perbaikan atau penggantian disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
* Membangun akses jalan di sisi danau, agar rumah warga bisa menghadap ke danau
serta dibuat jalan antara danau dengan pemukiman warga sehingga dapat menjadi
pembatas.
• Melakukan Inisiasi masyarakat peduli lingkungan untuk menjaga kebersihan waduk
• Memberikan himbauan kepada masyarakat sekitar untuk menjaga kondisi waduk dari
pendangkalan akibat sampah maupun lumpur. Himbauan dilakukan baik secara lisan, tertulis berkoordinasi dengan aparat pemerintah terkait yaitu Kelurahan, maupun berupa papan himbauan di tempat yang mudah terlihat di lokasi - lokasi
pengerukan.
• Melakukan program pemeliharaan saluran waduk setiap tahun untuk menjaga kapasitas Waduk Sunter Selatan Barat.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
B. Waduk Sunter Timur 3 Tahap Persiapan
Pengelolaan dampak terhadap Persepsi Masyarakat, antara lain:
* Seminggu sebelum kegiatan pengerukan dilaksanakan, kontraktor pelaksana akan melakukan sosialisasi lebih detail tentang rencana kegiatan kepada masyarakat yang terkena dampak.
• Mengakomodir saran dan tanggapan dari masyarakat sekitar yang disampaikan pada
saat sosialisasi rencana kegiatan.
• Berkoordinasi dengan instansi terkait dan tokoh masyarakat (Lurah, Dekel, dan RT/RW) untuk menindaklanjuti tanggapan, saran dari masyarakat dan berkoordinasi dengan pemilik lahan yang lahannya akan dimanfaatkan sebagai jalan akses kendaraan.
" Memasang papan pengumuman di pintu masuk dan sisi utara, timur, salatan, dan barat waduk tentang informasi kegiatan pengerukan waduk.
* Menyediakan fasilitas pusat informasi terpadu tentang kegiatan pengerukan JEDI yang
dapat diakses 24 jam oleh masyarakat.
• Menyediakan fasilitas pelayanan pengaduan (hotline service 24
jam)
untuk menerima masukan dan keluhan dari masyarakat sekitar." Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan masyarakat sekitar.
Rencana Pengefolaan Lingkungan (RKL) 2-5
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tahap Pengerukan:
a. Pengelolaan dampak terhadap Kebauan, antara lain:
Pengerukan lumpur hanya dilakukan pada siang hari.
• Melakukan penirisan lumpur dan pemilahan sampah pada lokasi yang bisa dijajaki dengan syarat, antara lain :
• Jauh dari lokasi pemukiman masyarakat.
• Terdapat barier (antara lain : seng) setinggi 3 meter disekeliling lokasi penirisan dan pemilahan sampah
• Lokasinya cukup luas untuk kendaraan pengangkut lumpur dan sampah.
• Lumpur ditiriskan sampai kering dengan mengunakan kontainer/wadah yang
diletakkan di atas deck dan di atas badan saluran.
• Setelah kontainer terisi penuh, segera dilakukan penutupan bagian atas dengan terpal untuk menghindari menyebarnya kebauan dan debu.
• Penumpukan lumpur hasil kerukan tidak boleh lebih tinggi dari 2 meter.
• Pemasangan rambu/tanda lokasi penirisan lumpur dan pemilahan sampah
* Lumpur hasil keruk yang sudah kering segera diangkut dengan dump truck khusus
yang kedap air (dilengkapi dengan seal) dan tertutup terpal menuju CDF Ancol.
• Menyediakan mobil tanki air yang bergerak dibelakang konvoy truck pengangkut
lumpur ke dumping site.
• Sampah hasil pemilahan dibawa oleh kendaraan pengangkut sampah sesuai standar Dinas Kebersihan DKI menuju TPA Bantar Gebang
• Mewajbkan kepada seluruh pekerja kegiatan pengerukan untuk mengunakan
masker.
• Menghentikan sementara kegiatan pengerukan, bila terjadi angin kencang (> 5 knot) dan bila terdapat cukup banyak komplain tentang bau dari masyarakat sekitar.
m Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
b. Pengelolaan dampak terhadap Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan, antara lain:
• Pemasangan rambu-rambu lalu lintas di lokasi pengerukan waduk danjalan akses ke lokasi CDF Ancol.
" Pemasangan rambu-rambu dan lampu berkedip serta penempatan petugas pada
saat pengisian lumpur ke kendaraan pengangkut.
• Berkoordinasi dengan pihak terkait (Sudin Perhubungan Jakarta Utara dan Polantas)
agar jumlah truk dan ritase tidak melebihi kapasitas jalan akses CDF Ancol (34 unit
truk pengangkut lumpur/hari dan 2 unit truck pengangkut sampah masing -masing 3 rit/hari)
• Pengangkutan dilakukan pada malam hari (22.00-05.00 WB)
• Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut tidak lebih 40 Km/jam
• Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di lokasi pengerukan dan jalan akses CDF Ancol.
Pembatasan muatan truk dari hasil kerukan tidak melebihi kapasitas dan beban jalan yang akan dilalui. Untuk lokasi sepanjang rute pengangkutan kerukan kapasitas dan beban maximum truk adalah 25 ton.
• Kontraktor pelaksana wajib menyediakan uang jaminan perbaikan/pemeliharaan
jalan ke pemda Jakarta Utara mematuhi ketentuan dari Pemda masing-masing;
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2-6
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
contoh : SK Walikota Jakarta Utara No 13 tahun 2000 tentang pembentukan tim
pengendalian pemberian dispensasi penggunan kendaraan angkutan berat/ angkutan tanah diwilayah kota Jakarta Utara.
• Kendaraan pengangkut lumpur dan sampah harus lulus uji KIR.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
c. Pengelolaan dampak terhadap Tingkat Kebisingan, antara lain:
• Menghentikan sementara sejenak aktivitas pengerukan pada saat waktu-waktu
ibadah.
• Menggunakan kendaraan dan peralatan yang laik pakai.
• Pengangkutan lumpur dilakukan pada malam hari (pukul 22.00-05.00 WIB).
• Menghentikan sementara kegiatan jka ada cukup banyak komplain dari masyarakat
tentang kebisingan.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
d. Pengelolaan dampak terhadap Kualitas Sedimen, antara lain:
e Melakukan pemantauan B3 pada lumpur dengan uji logam berat, sebelum dilakukan
kegiatan pengerukan.
• Jika tidak terdapat B3, dapat langsung di angkut ke CDF Ancol dengan mengunakan
dump truck yang mengunakan seal dan tertutup.
• Jika terdapat B3 :
- Pada segmen tersebut tidak dilakukan pengerukan.
- Bila dilakukan pengerukan tidak dapat di angkut ke CDF Ancol, namun: a. Harus dikelola oleh pihak ke3 yang memilki izin dari KLH RI.
b. Bila sedimen tersebut akan dimanfaatkan, harus terlebih dahulu memperoleh izin pemanfaatan B3 dari KLH RI.
* Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
e. Pengelolaan dampak terhadap Sampah, antara lain:
• Mencegah masuknya sampah dari hulu maupun inlet lainnya ke saluran Waduk Sunter Timur 3 dengan memasang sarana penyaring sampah di tiap titik masuknya aliran. Untuk antisipasi selanjutnya penyaringan sampah dilakukan secara permanen.
• Mencegah masuknya sampah dari kegiatan masyarakat di sekitar Waduk Sunter Timur 3 dengan memasang rambu-rambu dilarang membuang sampah di waduk
dan penegakan hukum terkait dengan kebersihan.
* Melakukan pengawasan dan penempatan petugas kebersihan lingkungan di Waduk Sunter Timur 3 secara kontinyu setiap hari selama kegiatan pemeliharaan
pengerukan waduk berlangsung dengan menempatkan petugas pemantau khusus. Membersihkan permukaan air dari sampah yang mengapung sebelum melaksanakan
kegiatan pengerukan.
* Melakukan pemilahan sampah yang terdapat dalam lumpur dengan memberdayakan masyarakat sekitar.
• Sampah yang telah dipilah diletakan dalam wadah kedap air.
• Sampah hasil keruk diangkut ke lokasi yang ditentukan (TPA Bantar Gebang).
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2-7
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
a Pengangkutan Sampah hasil keruk dilakukan dengan menggunakan dump truck sesuai standar Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
a Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
f. Pengelolaan dampak terhadap Kualitas Air Permukaan,antara lain:
• Menentukan titik waduk yang akan dikeruk (prioritas awal inlet sebelah timur dekat stadion Rawa Badak)
• Melakukan pengerukan saluran-saluran penghubung inlet dan outlet.
• Pengangkatan tumbuhan air.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
g. Pengelolaan dampak terhadap Kualitas Udara, antara lain:
• Kendaraan pengangkut harus lulus uji emisi (dibuktikan dengan pemasangan striker).
• Pengangkutan dilakukan pada malam hari (22.00-05.00 WIB).
• Menghentikan sejenak aktivitas pengerukan pada saat waktu-waktu ibadah.
• Mewajbkan kepada seluruh pekerja kegiatan pengerukan untuk mengunakan masker.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
h. Pengelolaan dampak Kesempatan Kerja dan Berusaha, antara lain:
m Memprioritaskan tenaga kerja sekitar dalam kegitan pengerukan
* Memberi informasi tentang kebutuhan tenaga kerja kepada masyarakat sekitar
melalui kelurahan.
• Masyarakat diberdayakan, disosialisasikan, diikutsertakan, dan pekerja semaksimal mungkin direkrut dari masyarakat sekitar.
• Memberi upah minimal sesuai UMP, tingkat pendidikan dan keterampilan pekerja.
• Mewajibkan kontraktor pelaksana untuk mengikutsertakan pekerja dalam program asuransi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan masyarakat sekitar
i. Pengelolaan dampak terhadap Persepsi Masyarakat, antara lain:
• Mengakomodir saran dan tanggapan dari masyarakat sekitar yang disampaikan
pada saat pengerukan berlangsung .
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, dengan instansi terkait dan tokoh masyarakat sekitar untuk menindaklanjuti tanggapan, saran dari masyarakat.
" Pemasangan rambu-rambu kegiatan pengerukan Waduk Sunter Timur 3 pada sisi
utara,timur, selatan dan barat.
• Menyediakan fasilitas pusat informasi terpadu tentang kegiatan pengerukan JEDI yang dapat diakses 24 jam oleh masyarakat.
• Menyediakan fasilitas pelayanan pengaduan (hotline service 24jam) untuk menerima masukan dan keluhan dari masyarakat sekitar.
* Menyediakan Posko yang melibatkan warga sekitar.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2-8
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tahap Paska Pengerukan:
a. Pengelolaan dampak terhadap Mengurangi Banjir, antara lain: Pengerukan terhadap inlet dan outlet.
• Membersihkan dan menjaga saluran inlet maupun outlet Waduk Sunter Timur 3 dari sampah dengan dilakukan penyaringan secara permanen.
• Membangun trash screen (jaring sampah) untuk menanggulangi sampah yang terbawa dari hulu.
• Melakukan perbaikan embankment dan perbaikan pompa.
• Meletakan pompa diatas level banjir untuk menghindari kerusakan akibat banjir.
• Melakukan program pemeliharaan saluran waduk setiap tahun untuk menjaga
kapasitas Waduk Sunter Timur 3
* Pemeliharaan Cathment Area Waduk Sunter Timur 3.
Pembuatan jalan inpeksi di sepanjang sisi Waduk Sunter Timur 3.
• Melakukan pelatihan capacity building tentang pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang berkaitan dengan proyek JEDI kepada aparat instansi terkait dan masyarkat.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
b. Pengelolaan dampak terhadap Persepsi Masyarakat yaitu dilakukan:
• Memulihkan kondisi sarana dan prasarana pada kondisi semula, jika terjadi kerusakan berupa perbaikan atau penggantian disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
• Melakukan Inisiasi masyarakat peduli lingkungan untuk menjaga kebersihan waduk
• Memberikan himbauan kepada masyarakat sekitar untuk menjaga kondisi waduk dari pendangkalan akibat sampah maupun lumpur. Himbauan dilakukan baik secara lisan, tertulis berkoordinasi dengan aparat pemerintah terkait yaitu Kelurahan, maupun berupa papan himbauan di tempat yang mudah terlihat di lokasi-lokasi pengerukan.
Melakukan program pemeliharaan saluran waduk setiap tahun untuk menjaga kapasitas Waduk Sunter Timur 3.
Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
C. Waduk Sunter Utara Tahap Persiapan
Pengelolaan dampak terhadap persepsi masyarakat, antara lain:
" Seminggu sebelum kegiatan pengerukan dilaksanakan, kontraktor pelaksana akan melakukan sosialisasi lebih detail tentang rencana kegiatan kepada masyarakat yang
terkena dampak.
• Mengakomodir saran dan tanggapan dari masyarakat sekitar yang disampaikan pada
saat sosialisasi rencana kegiatan.
" Berkoordinasi dengan instansi terkait dan tokoh masyarakat (Lurah, Dekel, dan RT/RW) untuk menindaklanjuti tanggapan, saran dari masyarakat dan berkoordinasi dengan
pemilik lahan yang lahannya akan dimanfaatkan sebagai jalan akses kendaraan.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2-9
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
a Memasang papan pengumuman di pintu masuk dan sisi utara, timur, salatan, dan barat
waduk tentang informasi kegiatan pengerukan waduk.
• Menyediakan fasilitas pusat informasi terpadu tentang kegiatan pengerukan JEDI yang dapat diakses 24 jam oleh masyarakat.
m Menyediakan fasilitas pelayanan pengaduan (hotline service 24jam) untuk menerima
masukan dan keluhan dari masyarakat sekitar.
* Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan masyarakat sekitar.
Tahap Pengerukan:
a. Pengelolaan dampak terhadap Kebauan, antara lain: • Pengerukan lumpur hanya dilakukan pada siang hari.
• Melakukan penirisan lumpur dan pemilahan sampah pada lokasi yang bisa dijajaki
dengan syarat, antara lain :
• Jauh dari lokasi pemukiman masyarakat.
• Terdapat barier (antara lain : seng) setinggi 3 meter disekeliling lokasi penirisan dan pemilahan sampah
• Lokasinya cukup luas untuk kendaraan pengangkut lumpur dan sampah
• Lumpur ditiriskan sampai kering dengan mengunakan kontainer/wadah yang
diletakkan di atas deck dan di atas badan saluran.
• Setelah kontainer terisi penuh, segera dilakukan penutupan bagian atas dengan terpal untuk menghindari menyebarnya kebauan dan debu.
• Penumpukan lumpur hasil kerukan tidak boleh lebih tinggi dari 2 meter.
• Pemasangan rambu/tanda lokasi penirisan lumpur dan pemilahan sampah
* Lumpur hasil keruk yang sudah kering segera diangkut dengan dump truck khusus yang kedap air (dilengkapi dengan seal) dan tertutup terpal menuju CDF Ancol,
• Sampah hasil pemilahan dibawa oleh kendaraan pengangkut sampah sesuai standar Dinas Kebersihan DKI menuju TPA Bantar Gebang
* Mewajbkan kepada seluruh pekerja kegiatan pengerukan untuk mengunakan
masker.
Menghentikan sementara kegiatan pengerukan, bila terjadi angin kencang (> 5 knot) dan bila terdapat cukup banyak komplain tentang bau dari masyarakat sekitar.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan masyarakat sekitar.
b. Pengelolaan dampak terhadap Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan, antara lain:
• Pemasangan rambu-rambu lalu lintas di lokasi pengerukan waduk dan jalan akses ke
lokasi CDF Ancol.
• Pemasangan rambu-rambu dan lampu berkedip serta penempatan petugas pada
saat pengisian lumpur ke kendaraan pengangkut.
a Berkoordinasi dengan pihak terkait (Sudin Perhubungan Jakarta Utara dan Polantas)
agar jumlah truk dan ritase tidak melebihi kapasitas jalan akses CDF Ancol (34 unit
truk pengangkut lumpur/hari dan 2 unit truck pengangkut sampah masing-masing 3
rit/hari).
* Pengangkutan dilakukan pada malam hari (22.00-05.00 WB)
* Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut tidak lebih 40 Km/jam
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2 - 10
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMPIJEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di lokasi pengerukan dan jalan akses CDF
Ancol.
a Pembatasan muatan truk dari hasil kerukan tidak melebihi kapasitas dan beban jalan yang akan dilalui. Untuk lokasi sepanjang rute pengangkutan kerukan kapasitas dan
beban maximum truk adalah 25 ton.
a Kontraktor pelaksana wajib menyediakan uang jaminan perbaikan/pemeliharaan
jalan ke pemda Jakarta Utara mematuhi ketentuan dari Pemda masing-masing ;
contoh : SK Walikota Jakarta Utara No 13 tahun 2000 tentang pembentukan tim
pengendalian pemberian dispensasi penggunan kendaraan angkutan berat/angkutan tanah di wilayah kota Jakarta Utara.
• Kendaraan pengangkut lumpur dan sampah harus lulus uji KIR.
* Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan masyarakat sekitar.
c. Pengelolaan dampak terhadap Tingkat Kebisingan, antara lain:
* Menghentikan sementara sejenak aktivitas pengerukan pada saat waktu-waktu
ibadah.
* Menggunakan kendaraan dan peralatan yang laik pakai.
* Pengangkutan lumpur dilakukan pada malam hari (pukul 22.00-05.00 WIB). * Menghentikan sementara kegiatan jka ada cukup banyak komplain dari masyarakat
tentang kebisingan.
* Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
d. Pengelolaan dampak terhadap Kualitas Sedimen, antara lain:
a Melakukan pemantauan B3 pada lumpur dengan uji logam berat, sebelum dilakukan
kegiatan pengerukan.
• Jika tidak terdapat B3, dapat langsung di angkut ke CDF Ancol dengan mengunakan dump truck yang mengunakan seal dan tertutup.
a Jika terdapat B3 :
- Pada segmen tersebut tidak dilakukan pengerukan.
- Bila dilakukan pengerukan tidak dapat di angkut ke CDF Ancol, namun:
a. Harus dikelola oleh pihak ke3 yang memilki izin dari KLH RI.
b. Bila sedimen tersebut akan dimanfaatkan, harus terlebih dahulu memperoleh izin pemanfaatan B3 dari KLH RI.
a Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
e. Pengelolaan dampak terhadap Sampah, antara lain:
a Mencegah masuknya sampah dari hulu maupun inlet lainnya ke saluran Waduk Sunter Utara dengan memasang sarana penyaring sampah di tiap titik masuknya
aliran. Untuk antisipasi selanjutnya penyaringan sampah dilakukan secara permanen.
a Mencegah masuknya sampah dari kegiatan masyarakat di sekitar Waduk Sunter Utara dengan memasang rambu-rambu dilarang membuang sampah di waduk dan penegakan hukum terkait dengan kebersihan.
• Melakukan pengawasan dan penempatan petugas kebersihan lingkungan di Waduk Sunter Selatan Barat secara kontinyu setiap hari selama kegiatan pemeliharaan
pengerukan waduk berlangsung dengan menempatkan petugas pemantau khusus.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2 - 11
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMPIJEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Membersihkan permukaan air dari sampah yang mengapung sebelum melaksanakan
kegiatan pengerukan.
a Melakukan pemilahan sampah yang terdapat dalam lumpur dengan masyarakat
sekitar.
m Sampah yang telah dipilah diletakan dalam wadah kedap air.
Sampah hasil keruk diangkut ke lokasi yang ditentukan (TPA Bantar Gebang).
* Pengangkutan Sampah hasil keruk dilakukan dengan menggunakan dump truck sesuai standar Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
f. Pengelolaan dampak terhadap kualitas air permukaan, antara lain:
* Sosialisasi kepada warga sekitar yang memiliki Keramba Jaring Apung (KJA) untuk memindahkan KJA dan pemilik pemancingan
* Menentukan titik pengerukan
• Pengangkatan tumbuhan air.
• Menutup inlet kolam pemancingan agar sebaran sedimen dan penyakit saat
pengerukan tidak masuk kedalam kolam pemancingan
• Ketika akan dilakukan pengerukan, KJA digeser terlebih dahulu.
• Melakukan pengerukan saluran-saluran penghubung inlet dan outlet.
• Berkoordinasi dengan pemilik keramba dan kolam pemancingan
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
g. Pengelolaan dampak terhadap kualitas udara, antara lain:
Kendaraan pengangkut harus lulus uji emisi (dibuktikan dengan pemasangan striker).
• Pengangkutan dilakukan pada malam hari (22.00-05.00 WIB).
* Menghentikan sejenak aktivitas pengerukan pada saat waktu-waktu ibadah.
• Mewajbkan kepada seluruh pekerja kegiatan pengerukan untuk mengunakan
masker.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan masyarakat sekitar.
h. Pengelolaan dampak Kesempatan Kerja dan Berusaha, antara lain:
* Memprioritaskan tenaga kerja sekitar dalam kegitan pengerukan
* Memberi informasi tentang kebutuhan tenaga kerja kepada masyarakat sekitar melalui kelurahan.
• Masyarakat diberdayakan, disosialisasikan, diikutsertakan, dan pekerja semaksimal mungkin direkrut dari masyarakat sekitar.
• Memberi upah minimal sesuai UMP, tingkat pendidikan dan keterampilan pekerja.
• Mewajibkan kontraktor pelaksana untuk mengikutsertakan pekerja dalam program asuransi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
. Pengelolaan dampak terhadap Persepsi Masyarakat, antara lain:
• Mengakomodir saran dan tanggapan dari masyarakat sekitar yang disampaikan
pada saat pengerukan berlangsung.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2 - 12
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, dengan instansi terkait dan
tokoh masyarakat sekitar untuk menindaklanjuti tanggapan, saran dari masyarakat.
• Pemasangan rambu-rambu kegiatan pengerukan Waduk Sunter Utara pada sisi
utara, timur, selatan dan barat.
• Menyediakan fasilitas pusat informasi terpadu tentang kegiatan pengerukan JEDI
yang dapat diakses 24 jam oleh masyarakat.
• Menyediakan fasilitas pelayanan pengaduan (hotline service 24jam) untuk menerima
masukan dan keluhan dari masyarakat sekitar.
• Menyediakan Posko yang melibatkan warga sekitar. Tahap Paska Pengerukan :
a. Pengelolaan dampak terhadap Mengurangi Banjir yaitu dilakukan:
• Pengerukan terhadap 4 inlet dan louttet Waduk Sunter Utara
• Membersihkan dan menjaga saluran inlet maupun outlet Waduk Sunter Utara dari
sampah dengan dilakukan penyaringan secara permanen.
• Membangun trash screen (jaring sampah) untuk menanggulangi sampah yang terbawa dari hulu.
• Melakukan perbaikan embankment dan perbaikan pompa.
* Melakukan program pemeliharaan saluran waduk setiap tahun untuk menjaga
kapasitas Waduk Sunter Utara.
* Pemeliharaan Cathment Area Waduk Sunter Utara.
* Pembuatan jalan inpeksi di sepanjang sisi Waduk Sunter Utara.
• Melakukan pelatihan capacity building tentang pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang berkaitan dengan proyek JEDI kepada aparat instansi terkait
dan masyarkat.
• Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan masyarakat sekitar.
b. Pengelolaan dampak terhadap Persepsi Masyarakat yaitu dilakukan:
• Memulihkan kondisi sarana dan prasarana pada kondisi semula, jika terjadi kerusakan berupa perbaikan atau penggantian disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
• Melakukan Inisiasi masyarakat peduli fingkungan untuk menjaga kebersihan waduk
• Memberikan himbauan kepada masyarakat sekitar untuk menjaga kondisi waduk dari
pendangkalan akibat sampah maupun lumpur. Himbauan dilakukan baik secara
lisan, tertulis berkoordinasi dengan aparat pemerintah terkait yaitu Kelurahan, maupun berupa papan himbauan di tempat yang mudah terlihat di lokasi - lokasi pengerukan.
• Melakukan program pemeliharaan saluran waduk setiap tahun untuk menjaga
kapasitas Waduk Sunter Utara.
" Berkoordinasi/melakukan pendekatan terhadap aparat, instansi terkait dan
masyarakat sekitar.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2 - 13
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2.2. Pendekatan Sosial Ekonomi
Pendekatan ini merupakan langkah-langkah yang ditempuh pemrakarsa dalam menanggulangi
dampak penting melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial dan bantuan peran pemerintah. Pendekatan ini antara lain meliputi:
A. Waduk Sunter Selatan Barat
a. Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki.
b. Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna mencegah
timbulnya kecemburuan sosial.
c. Memberikan informasi tentang rencana pembangunan dan pengelolaan yang telah dan akan dilakukan
d. Mengakomodasikan saran, tanggapan dan keluhan masyarakat dan
mempertim-bangkannya untuk kegiatan yang selanjutnya
e. Melibatkan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan
f. Melaksanakan program Community Development atau Corporate Social Responsible (CSR) seperti : bantuan sosial kepada masyarakat sekitar seperti sumbangan, berperan
serta dalam perayaan hari-hari besar agama, perayaan hari kemerdekaan, berperan serta dalam kegiatan fasos fasum, semua kegiatan ini disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan dari pemrakarsa. Juga dengan menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi pemerintah terkait di DKI Jakarta, disamping membuka layanan pengaduan untuk menampung saran, tanggapan dan keluhan masyarakat.
B. Waduk Sunter Timur 3
a. Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki
b. Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna mencegah
timbulnya kecemburuan sosial.
c. Memberikan informasi tentang rencana pembangunan dan pengelolaan yang telah dan akan dilakukan
d. Mengakomodasikan saran, tanggapan dan keluhan masyarakat dan
mempertim-bangkannya untuk kegiatan yang selanjutnya
e. Melibatkan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan
f. Melaksanakan program Community Development atau Corporate Social Responsible (CSR) seperti : bantuan sosial kepada masyarakat sekitar seperti sumbangan, berperan
serta dalam perayaan hari-hari besar agama, perayaan hari kemerdekaan, berperan serta dalam kegiatan fasos fasum, semua kegiatan ini disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan dari pemrakarsa. Juga dengan menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi pemerintah terkait di DKI Jakarta, disamping membuka layanan pengaduan untuk menampung saran, tanggapan dan keluhan masyarakat.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 2 - 14
Kegiatan Pengerukan Sungai, Waduk dan Danau Fase 2 (JUFMP/JEDI)