• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang

Arti pembangunan masyarakat yang sebenarnya adalah pembangunan masyarakat dari bawah (bottom up), di mana masyarakat sebagai subyek pembangunan memiliki hak untuk berperan serta atau pun terlibat dalam pengembangan lingkungannya. Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan ini meliputi keterlibatan baik dalam proses tahap penentuan tujuan maupun dalam pelaksanaan tindakan perubahan (Hikmat, 2001). Untuk konteks Indonesia, konsep pembangunan masyarakat lebih memungkinkan dengan menerapkan model pendekatan locality development (pembangunan lokal) yang bertumpu pada lokal geografis. Pendekatan pembangunan lokal ini diharapkan lebih mampu menggerakkan masyarakat yang memiliki kesamaan kebutuhan dan kepentingan dibandingkan dengan konsep wilayah yang lebih luas. Namun demikian, tidak semua masalah dapat diatasi di tingkat lokal sehingga perlu diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat di tingkat yang lebih luas (regional atau nasional). Kendala yang terjadi adalah peran pemerintah yang terkadang terlalu dominan dalam perencanaan pembangunan masyarakat sampai di tingkat lokal, sehingga tidak membawa titik temu antara program pembangunan masyarakat dan kebutuhan aktual masyarakat itu sendiri.

Jack Rothman, yang dikutip oleh Hikmat (2001), menuliskan bahwa pembangunan di tingkat desa bersumber pada satu pandangan bahwa perubahan-perubahan masyarakat dapat dicapai secara optimal bila ditempuh melalui partisipasi aktif yang luas dari seluruh masyarakat tingkat paling bawah (grassroot) dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tindakan-tindakan. Hasil yang ingin dicapai tidak hanya tujuan akhir, tetapi juga proses untuk mencapai tujuan akhir tersebut sehingga tujuan utamanya yakni mengembangkan kemampuan masyarakat dapat berfungsi secara integratif.

Sumartono (1984) mengemukakan bahwa, struktur dan kondisi permasalahan yang selalu ada di masyarakat salah satunya adalah kurang aktifnya partisipasi dari warga masyarakat. Hal-hal yang mempengaruhi keaktifan masyarakat dalam berpartisipasi di antaranya adalah adanya tradisi-tradisi yang

(2)

mengikat mereka, yang sifatnya cenderung tertutup dari pengaruh luar, adanya sikap kepatuhan pada pimpinan yang berlebih sedangkan pimpinan itu sendiri kurang memiliki sikap perubahan atau tidak responsif terhadap perubahan yang datang dari luar. Secara umum menurut Sumartono (1984), masyarakat memiliki pendidikan yang rendah sehingga hal ini berpengaruh terhadap kemampuan memahami berbagai persoalan yang ada di lingkungannya, dan berimbas pada kurangnya kemampuan dan kemauan untuk memecahkan persoalannya.

Pemerintah Kabupaten Bogor menekankan percepatan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat sebagai pendekatan operasional, yang sekaligus merupakan bagian penting dari latar belakang yang ada dalam Pedoman Umum Pelaksanaan Program Pembangunan Prasarana dan Sarana Desa Pola Imbal Swadaya (P3SD-PIS). Wujud nyata dari komitmen tersebut adalah, digulirkannya P3SD-PIS yang selanjutnya disebut dengan Program Imbal Swadaya (PIS).

Hal lain yang melatarbelakangi digulirkannya program dimaksud adalah kemampuan anggaran yang sangat terbatas dan begitu besarnya jumlah prasarana dan sarana yang harus dibangun. Dalam buku Pedoman P3SD-PIS disebutkan bahwa dalam rangka otonomi daerah dan otonomi desa, PIS diharapkan menjadi media pembelajaran dan pengembangan kemampuan aparat pemerintah dan masyarakat, membangun kesadaran terhadap perubahan arah dan nafas pembangunan, serta mewujudkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. Disebutkan pula di dalamnya bahwa salah satu tujuan dari program ini adalah menekankan pada peningkatan partisipasi dan kemampuan masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan.

Sebagai salah satu penyandang status desa yang berada di pinggiran kota Jakarta, Desa Curug mempunyai komposisi penduduk yang heterogen. Adanya kecenderungan sikap masyarakat yang bergeser menjadi kurang atau tidak peduli terhadap pembangunan di lingkungan adalah merupakan fenomena yang ada di setiap wilayah di pinggiran Kota Jakarta.

Keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di Desa Curug selalu diharapkan, namun pada program pembangunan desa

(3)

sebelumnya, berdasarkan hasil laporan perrtanggungjawaban kepala Desa Curug tahun 2002 disebutkan bahwa Daftar Usulan Rencana Proyek/kegiatan dari RW/RT melalui kepala dusun yang bersangkutan, belum berjalan dengan tertib sehingga menyulitkan penyusunan proyek/kegiatan pembangunan dalam APB-Desa. Beberapa program/proyek/kegiatan telah diupayakan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat yakni dengan memberikan stimulan dalam rangka menggali swadaya masyarakat.

PIS mengalami keberhasilan dalam pelaksanaan programnya. Artinya sesuai dengan tujuan PIS yakni menumbuhkan partisipasi dan swadaya masyarakat yang ada, maka dalam pelaksanaan PIS di Desa Curug ini memunculkan swadaya murni masyarakat yang apabila dinominalkan ternyata berjumlah besar.

Partisipasi masyarakat dalam konteks pembangunan desa mencakup keikutsertaan warga dalam proses pengambilan keputusan dan dalam penerapan program yaitu adanya pembagian keuntungan atau manfaat dari hasil pelaksanaan kegiatan serta keterlibatan warga dalam mengevaluasi kegiatan tersebut. Menurut Sumarjo dan Saharudin (2004) seseorang untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan ada tiga prasyarat, yaitu adanya kesadaran pada diri yamg bersangkutan tentang adanya kesempatan, dan adanya kemauan (sikap positif terhadap sasaran partisipasi), serta didukung oleh kemampuan (inisiatif untuk bertindak dengan komitmen dan menikmati hasilnya). Kemauan dan kemampuan merupakan potensi yang dimiliki oleh pelaku secara individu maupun kelompok. Kesempatan dipengaruhi oleh lingkungan dimana pelaku tinggal. Kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dipengaruhi oleh faktor tertentu terutama ketersediaan sarana dan prasarana fisik, kelembagaan (formal dan lokal), kepemimpinan (formal dan lokal), pengaturan dan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah desa. Dari potensi-potensi yang ada dalam masyarakat yang serba terbatas digalang dan dihimpun dalam suatu wadah kebersamaan yang mereka percaya dan hormati yaitu kelompok-kelompok swadaya usaha bersama, maka mereka akan mampu mengatasi masalah-masalah dengan kekuatan mereka sendiri.

(4)

Urgensi penguatan partisipasi di Desa Curug pada intinya adalah semakin bergesernya rasa kebersamaan warga dalam hal pembangunan di desanya. Kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk kepentingan bersama selama ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang sama. Sedangkan kebanyakan orang lainnya selama ini hanya di sibukkan oleh kepentingan dirinya masing-masing. Keadaan yang demikian apabila dibiarkan berlarut-larut akan menjadikan kebersamaan yang sudah melembaga selama ini akan semakin terkikis. Faktor lain yang mempengaruhi partisipasi warga desa Curug adalah karena selama ini kesempatan yang diberikan untuk ikut terlibat dalam kegiatan pembangunan adalah sangat terbatas, hal ini didukung dengan kebiasaan masyarakat yang hanya selalu menurut atau tunduk kepada tokoh-tokoh di desanya.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, secara terperinci masalah-masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat Desa Curug pada pelaksanaan PIS ? 2. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat Desa Curug pada pelaksanaan

PIS ?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada pelaksanaan PIS tersebut ?

4. Bagaimana peran modal sosial dan modal fisik terhadap penguatan partisipasi warga yang sudah ada di Desa Curug ?

Tujuan Kajian

Tujuan pokok dari kajian ini adalah merumuskan strategi peningkatan partisipasi masyarakat melalui komunikasi antar stakeholder yang ada di Desa Curug dengan mengkaji model mediasi dan penyelesaian persoalan-persoalan masyarakat, yang biasa dilakukan oleh warga masyarakat, mengkaji tantangan dan hambatan pembangunan kapasitas diri masyarakat dalam berpartisipasi dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya, mengkaji arah penggalian informasi yang berujung pada rekonstruksi model dan strategi penguatan

(5)

masyarakat melalui partisipasi. Secara rinci tujuan yang akan dicapai adalah untuk :

1. Mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PIS. 2. Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PIS.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat dalam PIS.

4. Mengetahui peran modal sosial dan modal fisik sebagai bentuk penguatan partisipasi warga yang sudah ada di Desa Curug.

5. Bersama-sama masyarakat merancang program pengembangan kemampuan masyarakat.

Kegunaan Kajian

Hasil dari kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi upaya pemberdayaan masyarakat, yaitu :

1. Bagi masyarakat, hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi aktifitas warga dalam mengelola suatu kegiatan yang bersifat partisipatif. 2. Bagi pemerintah pusat dan daerah, hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai

bahan dalam penyusunan dan penyempurnaan kebijakan, misalnya tentang kondisi awal partisipasi masyarakat sebelum masuknya suatu program pembangunan.

3. Bagi akademisi dan praktisi pengembangan masyarakat, hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk kepentingan penelitian atau kajian lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan (1) pengelolaan BOS diawali dengan pembentukan Tim BOS dan penyusunan RKAS (2) pelaksanaan BOS SMP Negeri dan Swasta

Dapat dilakukan oleh masing-masing SKPD atau secara bersama-sama dengan koordinator, ULP dan/atau penyedia, bila perlu mengundang

Tampak edema retina, spasme setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri. Jarang terjadi perdarahan atau eksudat atau spasme. Retinopatia arteriosklerotika pada

Penyebab terjadi perubahan perilaku beragama alumni Pesantren di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry adalah karena faktor lingkungan dan budaya baru, yang

Backpropagation untuk penentuan kelulusan sidang skripsi”. Pelita Informatika Budi Darma, Volume:IV, Nomor:1.. 3) Lapisan tersembunyi ( hidden layer ): lapisan yang

Setelah itu Teller Service Head harus meneliti nama dan tanda tangan Pejabat Bank Penerima dalam formulir konfirmasi transaksi penawaran /permintaan uang layak edar antar

Ratio Setiap pemegang 69 saham lama berhak atas 41 HMETD, dimana setiap 1 HMETD memberikan hak untuk membeli 1 saham baru, dan setiap 41 saham hasil Pelaksanaan HMETD melekat

Sumber data yang digunakan adalah teori yang berkaitan dengan kasus tindak pidana Narkotika, Psikotropika yang diatur sesuai dengan UU RI No.35 tahun 2009