• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

K E P U T U S A N

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 87/Dik-1/2010

T e n t a n g KURIKULUM DIKLAT

ToT PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN DAN IURAN KEHUTANAN KEPALA PUSAT,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kualitas diklat penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan di Balai Diklat Kehutanan/Balai Latihan Kehutanan diperlukan peningkatan kemampuan dalam mempersiapkan metodologi dan materi pembelajaran bagi widyaiswara yang menjadi pengampu diklat tersebut;

b. bahwa untuk meningkatkan kemampuan widyaiswara sebagaimana diktum a, diperlukan pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta penyamaan persepsi tentang diklat penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan;

c. bahwa untuk tercapainya tujuan pada diktum a dan b, perlu ditetapkan kurikulum diklat dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. UU RI No. 19 tahun 2004 tentang penetapan Perppu No. 1 tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 tahun 1999;

2. PP No 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan;

3. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.51/Menhut-II/2006 tentang

Penggunaan SKAU untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Hak, jo Permenhut P.62/Menhut-II/2006 tentang perubahan Permenhut P.51/Menhut-II/2006;

4. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.13/Menhut-II/2004 tanggal

6 Mei 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan serta peraturan-peraturan tentang perubahannya;

KEMENTERIAN KEHUTANAN

SEKRETARIAT JENDERAL

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

(2)

Kepmenhut ...

5. Kepmenhut No. 128/Kpts-II/2003 tentang Petunjuk Teknis Tata

Cara Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran dan Penyetoran Dana Reboisasi (DR).

M E M U T U S K A N

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEHUTANAN TENTANG KURIKULUM DIKLAT ToT

PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN DAN IURAN KEHUTANAN

PERTAMA : Kurikulum Diklat ToT Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran

Kehutanan sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA : Kurikulum sebagaimana diktum PERTAMA digunakan sebagai

acuan dalam menyelenggarakan Diklat ToT Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan di lingkup Kementerian Kehutanan.

KETIGA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka keputusan Kepala

Pusat Diklat Kehutanan Nomor SK. 45/DIK-2/2007 tanggal 20 Maret 2007 tentang Kurikulum Diklat Lokalatih Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan dinyatakan tidak berlaku lagi;

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di

kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bogor

(3)

Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan

Nomor : SK. 87/DIK-1/2010

Tanggal : 31 Mei 2010

1. Nama Diklat : ToT Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan

2. Jenjang Diklat : Lanjutan 3. Latar Belakang

Sesuai dengan perkembangan waktu dan zaman, perkembangan mekanisme penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan juga semakin dinamis. Dalam hal ini, Kementerian Kehutanan senantiasa mengikuti dinamisme perkembangan di atas. Pola self assesment dan official assesment secara bergantian telah dicoba Kementerian Kehutanan pada masa-masa lampau, tentu saja dengan memperhatikan kelemahan dan keunggulan kedua sistem di atas.

Dewasa ini, dengan mengusung semangat deregulasi birokrasi, Kementerian Kehutanan telah mengeluarkan Peraturan Menteri baru berkenaan dengan penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan yaitu Permenhut No. P.51/Menhut-II/2006 tentang Penggunaan SKAU untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Hak, jo Permenhut P.62/Menhut-II/2006 (perihal sama) dan Permenhut No. P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Negara jo Permenhut P.63/Menhut-II/2006 (perihal sama). Berdasarkan peraturan tersebut maka Kementerian Kehutanan dengan dokumen sahnya hasil hutan berupa Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) dan turunannya, memisahkan kayu yang berasal dari hutan negara sebagai barang milik negara (hutan alam dan hutan tanaman) dan sesudah kayu tersebut secara sah dipungut PSDH & DR menjadi barang milik swasta yang tidak perlu lagi diatur administrasi legalitasnya. Pada hutan hak di antaranya hutan rakyat, Kementerian Kehutanan mencoba mengatur penatausahaan hasil hutan pada jenis-jenis tertentu dengan dokumen Surat Keterangan Asal Usul (SKAU). Petugas penerbitnyapun bukan dari instansi kehutanan pemerintah

(pola official assesment) atau badan usaha swasta kehutanan (pola self

assesment), tetapi adalah para kepala desa/lurah dimana hasil hutan tersebut akan diangkut. Ketentuan-ketentuan di atas perlu disosialisasikan ke berbagai stakeholders.

Berkaitan dengan hal-hal di atas, penyelenggaraan ToT ini dimaksudkan sebagai salah satu langkah sosialisasi dan penyamaan persepsi users (dalam hal ini Bina Produksi Kehutanan) bersama Pusat Diklat Kehutanan melalui jalur pendidikan dan pelatihan, dimana didahului dengan pembekalan pengetahuan tentang

(4)

PUHH dan Iuran Kehutanan bagi para Widyaiswara bidang Pemanfaatan Hutan dan kemudian secara bersama-sama menyusun kurikulum dan silabus, GBPP & SAP serta bahan ajar untuk diklat substansi dimaksud. Para widyaiswara peserta lokalatih ini kelak diharapkan dapat menjadi tenaga fasilitator pada diklat Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan.

4. Deskripsi Singkat Diklat

Diklat Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan, dan sikap di bidang penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan, terutama dengan diundangkannya Permenhut-permenhut di bidang penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan yang baru dimana peraturan-peraturan tersebut merupakan implementasi deregulasi birokrasi pemerintah di bidang kehutanan dengan meminimalisasi peran dan campur tangan birokrat (petugas kehutanan) dalam penyelenggaraan penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan.

Diklat ini juga dimaksudkan sebagai media pembelajaran para fasilitator di bidang PH untuk dapat mensosialisasikan permenhut-permenhut di atas dan pada gilirannya melalui diklat substansi teknis serupa pada masing-masing BDK/BLK/Pusat Diklat Kehutanan pada tahun-tahun mendatang yang akan diikuti oleh para staf yang menangani penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan di Dinas-Dinas Kehutanan Propinsi/Kabupaten/Kota, Balai Sertifikasi Penguji Hasil Hutan (BSPHH) serta masyarakat/stakeholders yang berkepentingan. Di dalam ToT ini para peserta diharapkan dapat secara bersama-sama menyusun draft final kurikulum dan silabus Diklat Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan beserta GBPP & SAP serta bahan ajar untuk masing-masing mata diklatnya.

5. Tujuan Diklat

Setelah mengikuti Diklat ini diharapkan peserta dapat menjelaskan penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan sesuai peraturan menteri kehutanan terbaru, serta mampu menyusun draft kurikulum dan silabus, GBPP & SAP, serta bahan ajar untuk diklat substansi penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan.

6. Sasaran Diklat

Setelah selesai mengikuti diklat ini peserta dapat :

a. Menjelaskan tentang kebijakan penatausahaan hasil hutan dan iuran

kehutanan.

b. Menjelaskan tentang penatausahaan hasil hutan pola terpisah

(5)

d. Melaksanakan pembahasan kurikulum dan silabus serta GBPP/SAP Diklat Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan

e. Menyusun bahan ajar PUHH Pola Terpisah dan Penatausahaan Iuran

Kehutanan

f. Mempresentasikan hasil penyusunan bahan ajar Diklat PUHH dan Iuran

Kehutanan.

7. Kelompok Sasaran Diklat

a. Jumlah Peserta : Maksimum 20 orang per kelas

b. Asal Peserta : Pusdiklat Kehutanan, Balai Diklat Kehutanan/Balai

Latihan Kehutanan

c. Status Kepegawaian : PNS

d. Persyaratan Peserta : - Widyaiswara Kelompok Pemanfaatan Hutan

- Sehat jasmani dan rohani (surat keterangan dokter) - Belum pernah mengikuti diklat sejenis

8. Fasilitator/Instruktur

a. Fasilitator/instruktur

 Pejabat di Ditjen BPK yang menangani PUHH dan Iuran Kehutanan

 Widyaiswara sesuai keahliannya (bidang Pemanfaatan Hutan/

Penatausahaan Hasil Hutan & Iuran Kehutanan

 Instruktur praktek di lapangan/ petugas pengisi blanko-blanko PUHH & Iuran Kehutanan

b. Persyaratan Fasilitator/Instruktur

 Menguasai materi dan pengalaman yang cukup terhadap bidang yang

diajarkan

 Memiliki kemampuan melatih/mengajar berdasar proses pembelajaran

orang dewasa (andragogi).

 Memiliki kemampuan menilai atau mengevaluasi hasil belajar peserta

9. Tempat Diklat

Diklat dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan, Balai Diklat/Latihan Kehutanan dan tempat lain yang memenuhi persyaratan.

10.Lama Diklat

Diklat dilaksanakan selama 15 (lima belas) hari setara dengan 100 jam pelajaran @ 45 menit (40 jam pelajaran teori dan 60 jam pelajaran praktek).

(6)

11. Peralatan dan Bahan Diklat a. Kebutuhan peserta  ATK  Panduan Lokalatih  Diktat/hand out  Fasilitas praktek

b. Kebutuhan belajar mengajar

 White board

 Spidol

 Flipchart

 OHP / LCD

 Computer/Lap top

 Alat dan bahan praktek (contoh blanko-blanko PUHH dan Iuran

Kehutanan) 12. Daftar Mata Diklat

No. MATA DIKLAT JPL

I. TEORI 40

1. Bina Suasana Pelatihan 2

2. Kecerdasan Emosional dan Spiritual 4

3. Kebijakan Penatausahaan Hasil Hutan (PUHH) dan Iuran Kehutanan

4

4. Penatausahaan Hasil Hutan (PUHH) 12

5. Penatausahaan Iuran Kehutanan 10

6. Pembahasan Draft Kurikulum dan Silabus, GBPP/SAP Diklat Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan

8

II. PRAKTEK 60

1. Penatausahaan Hasil Hutan 12

2. Penatausahaan Iuran Kehutanan 12

3. Penyusunan Materi Diklat PUHH dan Iuran Kehutanan 30

4. Presentasi Hasil Praktek Penyusunan Bahan Ajar 6

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem informasi yang dapat mendukung kegiatannya, dengan menggunakan teknologi informasi semua kegiatan menjadi lebih mudah

munikasi yang semakin terbuka dan teknologi yang canggih di era globalisasi ternyata tidak selalu mampu dimanfaatkan untuk mengejar kepentingan dan kesenan- gan

Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan dari aspal emulsi dan RAP , penelitian dari campuran kedua bahan tersebut diperlukan untuk memberikan evaluasi mengenai

Penelitian dengan judul “Sikap Warga Kampung Keputih Tegal Timur Baru Sukolilo Surabaya Mengenai Program Corporate Social Responsibility “Penghijauan” oleh PT Astra

berhitung, dengan alasan kegiatan keterampilan membaca dan menulis serta berhitung adalah salah satu tuntutan untuk jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu ketika

positif tentang produk susu kedelai Sehelai, sehingga UMKM “Sehelai” dapat mendapat pelanggan baru dan tingkat produksi dapat dinaikkan sehingga penjualan. akan bertambah

Memungkinkan Anda untuk mengaktifkan atau menonaktifkan peringatan pengaturan sistem (BIOS) saat menggunakan adaptor daya tertentu. Pengaturan Bawaan: Enable Adapter Warnings

tidak dapat menghadiri Rapat, ia dapat menunjuk seorang anggota lain dari Dewan Komisaris untuk mewakilinya dalam menghadiri Rapat berdasarkan surat kuasa khusus yang