• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. ”D” G 1 P 1 A 0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd. Keb, DESA SUMBERJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. ”D” G 1 P 1 A 0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd. Keb, DESA SUMBERJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG - STIKES Insan Cendekia Medika Repository"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

i

KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

NA’IMATUN HASANAH

141110027

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(2)

i

KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma-III Kebidanan

Oleh :

NA’IMATUN HASANAH

141110027

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(3)

ii

Ny. ”D”

G1P1A0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN

NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd.Keb, DESA SUMBERJO

KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG

Di persiapkan dan disusun oleh : Nama : Na’imatun Hasanah Nim :14.111.00.27

Telah Disetujui sebagai Laporan Tugas Akhir untuk memenuhi persyaratan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada

Program Studi D III Kebidanan

Menyetujui, Pembimbing I

Siti Rokhani, SST., M.Kes.

NIK. 02.07.083

Pembimbing II

Yeti Mareta U., SST., S.Psi., M.Kes.

(4)

iii

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA

Ny. ”D”

G1P1A0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN

NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd.Keb, DESA SUMBERJO

KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG

Di persiapkan dan disusun oleh : Nama : Na’imatun Hasanah Nim :14.111.00.27

Telah dipertahankan dan didepan penguji pada tanggal : 26 Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat dapat diterima

Mengesahkan,

TIM PENGUJI

NAMA TANDA TANGAN

Penguji Utama

: Lilis Suryawati, SST., S.Psi., M.Kes. NIK. 02.05.045

Bambang Tutuko, S.H., S.Kep Ns., MH NIK 01.06.054

Ketua Program Studi D3 Kebidanan

(5)

iv Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Na’imatun Hasanah

NIM : 14.111.00.27

Tempat, tanggal lahir : Bangkuang, 20 Desember 1995

Institusi : Prodi DIII Kebidanan STIKes ICME Jombang Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini asli dengan judul “Asuhan Kebidanan Koprehensif Pada Ny “D” Dengan Kehamilan Normal Di BPM Maria

Ulfa, Amd.Keb Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang”. Adapun Laporan Tugas Akhir ini bukan milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumber. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Jombang, Juli 2017 Yang Menyatakan

(6)

v

Penulis dilahirkan di Bangkuang pada tanggal 20 Desember 1995 dari Bapak Muzakir dan ibu Rusmawati. Penulis merupakan putri ke 6 dari 8 bersaudara..

Tahun 2006 penulis lulus dari SD Negeri 2 Bangkuang, tahun 2009 penulis lulus dari Mts Darul Ulum Bangkuang, pada tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Karau Kuala dan pada tahun 2014 masuk perguruan tinggi STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih studi DIII Kebidanan dari lima pilihan program studi yang ada di “STIKesICME ” Jombang.

Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Penulis, Juli 2017

(7)

vi

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan RahmatNya sehingga dapat terselesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Laporan Asuhan Kebidanan pada Ny “D” G1P0A0 31 minggu dengan keluhan

Flour Albus, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.

Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bambang Tutuko, SH., S.Kep Ns., MH, selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

2. Lusiana Meinawati, SST., S.Psi., M.Kes, selaku ketua program studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

3. Siti Rokhani, SST., M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Yeti Mareta U, SST., S.Psi., M.Kes, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini Terselesaikan. 5. Lilis Suryawati, SST., S.Psi., M.Kes, selaku penguji utama yang telah

memberikan masukan dan arahan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

(8)

vii

kakak Mami, Adik Alif, Adik Sri, terimakasih atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Jombang, Juli 2017

(9)

viii

Ny. ”D”

G1P1A0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN

NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd. Keb, DESA SUMBERJO

KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG

Oleh : Na’imatun Hasanah

141110027

Flour albus merupakan masalah kesehatan yang berhubungan dengan organ kewanitaan yang memerlukan perhatian khusus karena flour albus jika tidak ditangani dengan baik akan berbahaya pada ibu dan janin.

Tujuan dari kebidanan ini adalah memberikan Asuhan Kebidanan secara continue of care (COC) pada Ny “D” dengan Flou Albus Di BPM Maria Ulfa Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang dalam bentuk asuhan kebidanan kepada ibu dan bayi mulai dari kehamilan sampai keluarga berencana menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.

Penatalaksanaan mengatasi masalah flour albus adalah dengan peran mandiri yaitu ANC terpadu, konseling personal hygiene, memberikan dukungan emosional untuk mengurangi kecemasan pasien.

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “D” selama trimester III dengan flour albus, persalinan spontan tanpa penyulit tetapi pada kala I terjadi fase laten memanjang, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan normal, pada masa neonatus dengan neonatus normal, dan menjadi akseptor baru KB suntik 3 bulan.

Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini, pada persalinan tidak ada penyulit tetapi pada kala I fase laten memanjang, nifas, BBL, neonatus dan KB tidak ditemukan adanya penyulit. Disarankan kepada bidan untuk melakukan scrining secara teratur pada semua ibu hamil disetiap kunjungan dan melakukan asuhan kebidanan secara kolaborasi bila ditemukan kasus flour albus.

(10)

ix

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III ... 7

2.2 Konsep Dasar Persalinan... 17

2.3 Konsep Dasar Nifas... 31

2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir ... 40

2.5 Konsep Dasar Neonatus ... 46

(11)

x

3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ... 66

3.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ... 73

3.4 Asuhan Kebidanan Nifas ... 75

3.5 Asuhan Kebidanan Neonatus ... 83

3.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ... 87

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ... 91

4.2 Asuhan Kebidanan Persalinan... 99

4.3 Asuhan Kebidanan Nifas... 109

4.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ... 113

4.5 Asuhan Kebidanan Neonatus ... 116

4.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ... 118

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 121

5.2 Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA

(12)

xi

Tabel 2.1 Jadwal kunjungan Nifas ... 35 Tabel 2.2 Perubahan-perubahan normal pada uterus selama post partum 36 Tabel 2.3 Nilai apgar ... 41 Tabel 4.1 Distribusi data subjektif dan obyektif dari variable ANC

Ny”D” di BPM Maria Ulfa Amd,keb Ds. Sumberejo ... 92 Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC

(Intra Natal Care) Ny “D” di BPM, Maria Ulfa Amd.Keb

Wonosalam-Jombang. ... 96

Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC

(Post Natal care) Ny “D” di BPM Maria Ulfa, Amd. Keb.

Wonosalam-Jombang ... 100 Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Bayi

Baru LahirNy “D” di BPM Maria Ulfa, Amd.Keb Wonosalam-Jombang ... 109 Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel

Neonatus Bayi Ny “D” di BPM Maria Ulfa, Amd.Keb Wonosalam-Jombang ... 113 Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel

(13)

xii Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian BPM Lampiran 2 Surat ijin penelitian ke dinkes Lampiran 3 Surat Balasan Dinkes

Lampiran 4 Surat persetujuan Bidan Lampiran 5 Surat persetujuan pasien Lampiran 6 KSPR

Lampiran 7 Buku KIA

Lampiran 8 Hasil Laboratorium Lampiran 9 Hasil USG

Lampiran 10 Lembar Observasi Lampiran 11 Lembar Partograf Lampiran 12 Surat Rujukan Lampiran 13 Data Rekam Medis Lampiran 14 Kartu KB

(14)

xiii

DMPA : Depo Medroksiprogesteron Asetat

DTT : Dekontaminasi Tingkat Tinggi FO : Fronto Occipito

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KN : Kunjungan Neonatal

LILA : Lingkar Lengan Atas MO : Mento Occipito

MOP : Metode Operasi Pria MOW : Metode Operasi Wanita

MSH : Melanphore Stimulating Hormone

N : Nadi

(15)

xiv RR : Respiration Rate

S : Suhu

SOB : Sub Occipito Bregmatica

(16)

1

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahir. Lamanya kehamilan normal 280 hari(40 Minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahir.Kehamilan di bagi dalam 3 smester, yaitu trimester pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan ke 4 sampai ke 6 bulan, trimester ketiga dari 7 bulan sampai 9 bulan (Khumaira, 2012). Wanita hamil rentan herhadap infeksi, sebab daya tahan tubuh pada wanita hamil biasanya akan menurun. Salah satunya pada daerah kewanitaan, kebanyakan wanita hamil mengalami pengeluaran cairan dari vagina yang fisiologis yaitu tidak berbau, tidak berwarna, tidak gatal dan yang patologis yaitu berbau, berwarna serta gatal.

Keputihan atau flour albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Flour albus disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan disekitar bibir pagina dibagian luar. Diketahui yang sering menimbulkan flour albus ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Penyebab terjadinya flour albus yaitu infeksi kencing nanah, yang menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan, parasit

(17)

Menurut WHO 2013 hampir seluruh wanita dan remaja mengalami flour albus60% pada remaja (15-22) dan 40% pada wanita (23-45). Berdasarkan penelitian di Indonesia dengan mengambil sampel sebanyak 1000 ibu hamil ditemukan 823 orang (82,3%) yang mengalami Flour Albus. Di Jawa Timur menunjukan 75% menderita keputihan paling sekali seumur hidup, 45% biasa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (Ubay, 2012). Diketahui dari data yang diperoleh di BPM Maria Ulfa Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang pada tahun 2016 jumlah ibu hamil 75 dengan 3 ibu hamil yang mengalami flour albus (5%) .

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan penulis di BPM Maria Ulfa Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang kepada Ny. ”D” umur 21 tahun, hamil anakpertama dengan usia kehamilan 32 minggu,

ibu menjelaskan bahwa pada kehamilan 31 minggu mengalami keputihan yang berlebihan selama 8 hari dan merasa tidak nyaman.

(18)

2008). Flour Albus pada kehamilan adalah fisologis dan tidak akan berdampak buruk pada Persalinan, nifas, dan KB. (Firda, 2013).

Penatalaksanaan keputihan dilakukan tergantung pada penyebabnya. Umumnya obat-obatan untuk mengatasi penyebab dan mengurangi keluhan.Pencegahan dari flour albus adalalah pola hidup sehat meliputi diet seimbang, waktu istirahat yang cukup, mengendalikan stress, dan menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang (Handayani, 2011). Menjelaskan cara mengatasi keputihan dengan menjaga alat genetalia selalu bersih, selalu kering dan memakai celana dalam yang terbuat dari katun. Peran bidan dalam menangani ibu hamil dengan flour albus fisiologi dapat melakukan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) yaitu Membangun hubungan saling percaya antara pasien dan bidan, memberikan dukungan emosional untuk mengurangi kecemasan pasien.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis pada kesempatan ini menerapkan asuhan kebidanan pada pasien secara langsung dan mendokumentasikan dengan judul “Asuhan kebidanan komprensif pada Ny.

”D” dengan flour albus di BPM Maria Ulfa. Amd.Keb Desa Sumberjo

Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Tahun 2017.

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny.“D” dengan flour albus di BPM Maria Ulfa. Amd.Keb

(19)

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny”D” dengan flour albus

BPM Maria Ulfa Amd,keb di desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Melakukan asuhan kebidanan trimester III pada Ny. “D” dengan flour albus di BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

2. Melakukan asuhan kebidan ibu bersalin pada Ny. ”D” dengan di BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. ”D” dengan di BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

4. Melakukan asuhan kebidan pada BBL Ny. ”D” di BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

(20)

6. Melakuan asuhan kebidanan KB pada Ny. ”D” di BPM Maria UlfaAmd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

1. Bagi institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian terhadap Asuhan Pelayanan Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus, dan KB di STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi BPM

Dapat dijadikan bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidan asuhan kebidanan yang komprehensif pada ibu hamil, nifas, BBL, serta KB.

2. Bagi klien

Mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif dari masa kehamilan, persalinan, BBL, neonatus dan KB secara Contuinty Of Care (COC) dan mengetahui dini resiko tinggi pada ibu hamil serta penanganan yang tepat.

3. Bagi penulis

(21)

Kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, serta KB dengan flour albus.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Sasaran

Sasaran dalam asuhan kebidanan komprehensif ini adalah Ny. ”D” dengan flour albus di BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL, neonatus dan KB yang dilakukan standart asuhan kebidanan.

1.5.2 Tempat

Lokasi yang digunakan untuk memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu adalah di BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

1.5.3 Waktu

(22)

7

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, BBL,

Neonatus, KB) yang menggambarkan contuinuty of care

2.1.1 Konsep Kehamilan Trimester III 1. Pengertian Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu kelahiran bayinya dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari keberadaan bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu (Hani, 2010). Minggu ke-28 sampai dengan minggu ke 38-42 Karakteristik utama perkembangan intra uterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ khusus / detail dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ.

2. Kebutuhan ibu hamil trimester III a. Kebutuhan fisik

1) Kebutuhan Gizi a) Kebutuhan energi

(23)

Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu 285 Kkal perhari.

b) Karbohidrat

Kabohidrat berfungsi sebagai sumber energi, menurut Glade B. Curtis mengatakan bahwa tidak ada suatu rekomendasi yang mengatur berapa sebenarnya kebutuhan karbohidrat untuk ibu hamil.Namun, beberapa ahli gizi sepakat sekitar 60% dari kalori yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat. Jadi, ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1.500 kalori.Penambahan berat badan dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 10-12 kg.

c) Protein dan Asam amino

(24)

d) Senam hamil

Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik dan tidur menjadi lebih nyenyak. Bidan hendaknya menyarankan agar ibu hamil melakukan masing-masing gerakan sebanyak dua kali pada awal latihan dan dilanjurkan dengan kecepatan dan frekuensi menurut kemampuan dan kehendak mereka sendiri minimal lima kali tiap gerakan.

e) Pakaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini.

1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut

2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

3) Pakailah bra yang menyokong payudara. 4) Mamakai sepatu dengan hak yang rendah. 5) Pakaian dalam yang selalu bersih.

( Sulistyawati, 2009). 3. Tanda bahaya kehamilan trimester III

(25)

d. Bengkak di wajah dan jari tangan e. Keluar cairan pervaginam

f. Gerakan janin tidak terasa

g. Nyeri perut yang hebat (Hani, 2010). 4. Persiapan menjelang persalinan

a) Menyiapkan tempat persalianan di bidan atau RS sesuai keinginan atau jika tidak ada komplikasi.

b) Menyiapkan tas yang berisi keperluan ibu dan bayi baju tidur dengan kancing baju didepan (untuk menyusui) dan baju untuk pulang.

c) Pakaian dalam, bra menyusui dan breast pad. d) Gurita atau korset, dan alat pompa ASI. e) Pembalut khusus untuk melahirkan. f) Keperluan mandi dan make up seperlunya.

g) Popok kain atau popok sekali pakai ukuran newaborn. h) Baju, celana dan topi bayi.

i) Kaus kaki, sarung tangan dan selimut. j) Menyiapkan diri untuk proses persalinan

(26)

1) Keluar lendir bercampur darah dari vagina. 2) Kontraksi yang jaraknya semakin berdekatan. 3) Pecahnya air ketuban.

5. Dampak Flour Albus bagi Kehamilan

Flour Albus merupakan gejala yang paling sering dijumpai dalam ginekologi, flour albus adalah cairan yang keluar dari vagina yang berlebihan dan bukan merupakan darah. Secara normal seseorang wanita mengeluarkan cairan dari vagina yang berasal dari transudat dinding vagina, lendir serviks dan kelenjar bartholini dan skene (frisca, 2012).

Flour albus adalah kondisi saat vagina mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai nanah. Flour albus tidak selamanya merupakan penyakit karena ada juga flour albus yang normal (Bahari, 2012).

(27)

6. Etiologi Flour Albus

Flour Albus ini disebabkan oleh :

a. Flour Albus saat hamil terjadi karena peningkatan pengeluaran cairan vagina dari biasanya, yang disebabkan oleh adanya perubahan hormonal selama kehamilan. Adapun bentuk cairan vagina selama kehamilan berwarna bening atau putih susu, encer dan tidak berbau (Triyana, 2013).

b. Flour Albus terjadi karena perubahan hormon tubuh selama kehamilan yang akan meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan. Jadi dari sisi hormonal, flour albus saat hamil itu wajar. Flour Albus selama kehamilan tidak perlu diobati melainkan cukup sering kali dibersihkan. Bila wanita hamil mengalami flour albus tetap harus berhati-hati dan waspada (Triyana, 2013).

6. Tingkat Flour Albus

Flour Albus normal (fisiologis)

(28)

7. Penyebab Flour Albus Pada Wanita Hamil

Penyebab flour albus pada kehamilan yaitu hormon yang meningkat yang berakibat pada pengeluaran sekresi vagina dan personal hygiene yang kurang. Hormon esterogen dalam bentuk estradiol dan progesteron menjadi faktor lain yang meningkatkan resiko ibu mengalami fluor albus pada masa kehamilan. Progesteron mengalami peningkatan signifikan yang disebabkan oleh adanya corpus luteum yang dipertahankan hingga usia kehamilan mencapai trimester II akhir, sehingga progesteron kadar terus meningkat(Brett, 2010).

8. Pengobatan Flour Albus Pada Wanita Hamil

Pada flour albus yang dikategorikan normal tidak perlu ada terapi khusus yang penting adalah membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Umumnya cukup dengan membasuh air bersih yang mengalir serta menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih setiap saat. Penanganan atau pengobatan untuk keputihan pada ibu hamil tergantung penyebab keputihan itu sendiri.

Konsep SOAP Ibu Hamil Dengan Flour Albus

Data Subjektif

Apa yang telah dirasakan ibu saat ini: ibu mengeluhkan keluar cairan berwarna putih

Data Objektif

(29)

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik,

Kesadaran : composmentis, somnolen, koma TTV :

a) Tekanan darah : 110/70-130/90 mmHg b) Nadi : 80-120x/menit

c) Pernapasan : 16-24 x/menit d) Suhu : 36,5-37,5oC

e) Tinggi badan : 145 cm atau kurang f) Berat badan

Pada akhir kehamilan pertambahan berat badan total 10-12 kg.

2. Pemeriksaan Fisik Khusus

Muka : Tampak cloasma gravidarum sebagai akibat pigmen yang berlebihan, tidak sembab

Mata : bentuk simetris, konjungtiva normal warna merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan ibu terinfeksi hepatitis, bila merah ada kemungkinan kunjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak kemungkinan pre eklamsi.

(30)

berdarah, maka perlu perawatan mulut. Adakah caries gigi yang menandakan ibu kurang kalsium. Saat hamil sering terjadi canes gigi yang berhubungan dengan emesis dan hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi infeksi.

Dada : normal bentuk simetris, hiperpigmentasi areola, putting susu bersih dan menonjol, keluar cairan kuning kental/kolostrum pada usia kehamilan 32 minggu akibat perubahan anatomi dan fisiologi yang normal pada kehamilan.

Abdomen : mengetahui tidak terdapat luka bekas operasi atau tidak, terdapat linea nigra, dan pembesaran abdomen, menentukan TFU dan bagian apa yang teraba pada fundus, menentukan batas kiri atau kanan pada uterus ibu, menetukan bagian bawah janin dan memastikan sudah masuk PAP atau belum.

DJJ : memastikan DJJ janin ada, normal 120- l60x/menit.

TBJ : memastikan TBJ sesuai usia kehamilan, melihat resiko BBLR atau tidak.

(31)

Genetalia : normalnya tidak ada varises pada vulva dan vagina, dan tidak odem.

Anus : normalnya tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus.

Ekstremitas : normalnya simetris dan tidak odem (Romauli 2011)

3. Pemeriksaan penunjang (jika ada atau diperlukan)

Hasil USG : Menentukan gambaran yang terlihat yaitu rangka janin dan kantong kehamilan (Suwanti, 2014).

Darah : menentukan golongan darah kadar hemoglobin untuk mengetahui anemia tau tidak, dan Hbs Ag untuk mendeteksi hepatitis atau tidak. Normalnya Hemoglobin ibu hamil adalah 11 gr/dl dan hepatitis negatif .

Urin : menentukan adanya penyakit diabetres atau pre eklamsi jika di temukan protein urin.

Analisa Data

“G…P…A…UK…Minggu dengan Flour Albus”.

Penatalaksanaan

(32)

2. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya trimester III dan masalah keputihan yang fisiologis karena perubahan hormone selama kehamilan

3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan organ genetalia eksterna dengan cara membasuhnya menggunakan air bersih, terutama setelah BAB dan BAK.

4. Memberitahu untuk mengganti celana dalam secara teratur dan menggunakan bahan yang menyerap keringat.

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu paling sedikit 6-7 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang hari, ibu mengerti.

6. Menganjurkan ibu untuk konntol ulang 2 minggu lagi dan atau jika ada keluhan, ibu mengerti dan mau melakukan control ulang (Triyana 2013).

Teori Post Date

(33)

kekurangan zat makanan dan oksegen. Kehamilan post date mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas perinatal ataupun makrosomia. Sementara itu, risiko bagi ibu dengan kehamilan post date dapat berupa perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetric yang meningkat.

Pemberian oksitosin

Pemberian oksitosin untuk induksi kehamilan postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan selanjutnya diduga sebagai salah satu factor penyebab kehamilan postterm. ( Prawiraharjo, 2013 : 686).

(34)

regimen yang lebih baik dari pada terapi yang lain untuk memperpendek waktu persalinan. (Cunningham, 2013)

Oksitosin digunakan secara hati-hati karena gawat janin dapat terjadi dari hiperstimulasi. Walaupun jarang, rupture uteri dapat pula terjadi, lebih-lebih pada multipara. Untuk itu senantiasa lakukan observasi yang ketat pada ibu yang mendapat oksitosin.

Dalam pemberian infuse oksitosin, selama pemberian ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan yaitu:

a) Observasi ibu selama mendapatkan infuse oksitosin secara cermat.

b) Jika infuse oksitosin menghasilkan pola persalinan yang baik, pertahankan kecepatan infuse yang sama sampai pelahiran.

c) Ibu yang mendapat oksitosin tidak boleh ditinggal sendiri d) Jangan menggunakan oksitosin 10 unit dalam 500 ml (20 mIU/ml) pada multigravida dan pada ibu dengan riwayat section caesar.

(35)

2.1.2 Konsep Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Asri, 2010).

2. Fase Laten Memanjang

(36)

Menurut Prawirohardjo (2013) fase laten memanjang fridmennya mengembangkan tiga tahap, tahap persiapan (preparatory division), hanya terjadi sedikit pembukaan serviks. Tahap pembukaan/dilatasi (dilatational division), saat pembukaan berlangsung paling cepat, tidak dipengaruhi sedasi atau anastesia regional. Tahap panggul (pelvic division), berawal dari fase deselarasi pembukaan serviks. Faktor-faktor yang mempengaruhi durasi fase laten adalah anesthesia regional atau sedasi yang berlebihan,, keadaan serviks yang buruk ( missal tebal, tidak mengalami pendataran, ,atau tidak membuka), dan persalinan palsu.

3. Teori Terjadinya Persalinan

Saat persalinan akanterjadikekuatan his pada uterus ibu dan penurunan hormon progesteron menjelang persalinan yang mengakibatkan kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan: a. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama

primigravida minggu ke-36.

b. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun

c. Muncul saat nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksus Frankenhauser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu)

(37)

4. Tanda persalinan

a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarakkontraksi yang makin pendek.

b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir, lendir campur darah).

c. Dapat disertai ketuban pecah.

d. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks (pelunakan serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks). 5. Perubahan fisiologis dalam persalinan

a. Perubahan tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata – rata sebesar 10 – 20 mmHg dan kenaikan diastolik rata – rata 5 – 10 mmHg. Diantara kontraksi – kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum

masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi kontraksi. 1) Perubahan metabolisme

Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan karena oleh kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.

2) Perubahan suhu badan

(38)

kelahiran. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5 – 10C.

3) Denyut jantung

Perubahan yang menyolok selama kontraksi dengan kenaikan denyut jantung, penurunan selama acme sampai satu angka yang lebih rendah dan angka antara kontraksi.Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode persalinan atau sebelum masuk persalinan. 4) Pernafasan

Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibanding dengan sebelum persalinan, kenaikan pernafasan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta penggunaan tehnik pernafasan yang tidak benar.

5) Perubahan renal

Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh kardiak output yang meningkat, serta disebabkan karena filtrasi glomelurus serta aliran plasma ke renal.

6) Perubahan gastrointestinal

(39)

7) Perubahan hematologis

Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/ 100 ml selama persalinan dan kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah selama persalinan, waktu koagulasi berkurang dan akan mendapat tambahan plasma selama persalinan.

8) Kontraksi uterus

Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormon progesteron yang menyebabkan keluarnya hormone oksitosin.

9) Pembentukan segmen atas Rahim dan segmen bawah Rahim Segmen Atas Rahim (SAR) terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot yang lebih tebal dan kontraktif. Segmen Bawah Rahim (SBR) terbentang di uterus bagian bawah antara ishmus dengan serviks, dengan sifat otot yang tipis dan elastis, pada bagian ini banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang.

10) Perkembangan retraksi ring

(40)

11) Penarikan serviks

Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi Ostium Uteri Internum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR.

12) Pembukaan ostium uteri interna dan ostium uteri externa Pembukaan serviks disebabkan oleh karena membesarnya OUE karena otot yang melingkar di sekitar ostium meregang untuk dapat dilewati kepala.Pembukaan uteri tidak saja karena kepala dan kantong amnion.

13) Show

Show adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dan sedikit lendir yang bercampur darah, lendir ini berasal dan ekstruksi lendir yang menyumbat canalis servikalis sepanjang kehamilan, sedangkan darah berasal dan desidua vera yang lepas.

14) Tonjolan kantong ketuban

Tonjolan kantong ketuban ini disebabkan oleh adanya regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput korion yang menempel pada uterus, dengan adanya tekanan maka akan terlihat kantong yang berisi cairan yang menonjol ke ostium uteri internum yang terbuka.

15) Pemecahan kantong ketuban

(41)

serta desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban pecah, diikuti dengan proses kelahiran bayi.

6. Perubahan Psikologis Pada Persalinan a. Perasaan tidak enak

b. Takut dan ragu – ragu akan persalinan yang akan dihadapi c. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain

apakah persalinan akan berjalan normal d. Menganggap persalinan sebagai cobaan

e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya.

7. Tahapan Persalinan a. Kala I

(42)

Disproporsi fetopelvik, Persalinan disfungsional, Pemberian sidatif yang berlebihan konsep persalinan, Pemberian sidatif yang berlebihan konsep persalinan.

b. Kala II

Kala II atau kala pengusiran, gejala utama:

1) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, durasi 50-100 detik.

2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai pengeluaran cairan secara mendadak.

3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan.

4) Kedua kekuatan, his dan mengajan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, ahi, hidung dan muka, serta kepala.

5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar. 6) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan

bayi ditolong.

7) Lamanya kala II untuk primigrvida 50 menit dan multigravida 30 menit.

c. Kala III (pelepasan uri)

(43)

Lepasnya plasenta, tanda-tandanya: uterus menjadi bundar, uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas kesegmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan (Hidayat, 2010).

d. Kala IV (observasi)

Dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum sering terjadi 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan). Perdarahan normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc (Manuaba, 2010). 8. Proses perubahan kebutuhan dengan 60 langkah APN Tatalaksana

pada kala II, III, IV tergabung dalam 60 langkah APN yaitu: Mengenali tanda dan gejala kala dua

1. Memeriksa tanda berikut

a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum vagina.

c. Perenium menonjol dan menipis.

d. Vulva, vagina dan sfingter ani membuka. Menyiapkan pertolongan persalinan

(44)

3. Kenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih, sepatu tertutup kedap air, tutp kepala, masker, dan kacamata.

4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

5. Pakai sarung tangan steril atau DTT untuk pemeriksaan dalam. 6. Ambil spuit isi dengan oksitosin 10 unit dan letakkan kembali

spuit tersebut di partus set/ wadah DTT atau steril tanpa mengonntaminasi spuit.

Memastikan pembukaan lengkap dan keaadaan janin baik 7. Bersihkan vulva dan perenium, dari depan ke belakang dengan

kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.

8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%.

10.Periksa denyut jantung janin (DJJ), batas normal (120 – 160 kali/menit).

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran.

11.Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. 12.Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

(45)

13.Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

14.Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman.

Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi

15.Jika kepala bayi tela membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 16.Letakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong

ibu.

17.Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.

18.Pakai sarung tangan DTT atau steril pada ke dua tangan. Membantu lahirnya kepala

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi perenium

dengan satu tangan yang di lapisi kain bersih.

20. Periksa lilitan tali pusaat dan lakukan tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi.

21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spntan.

Membantu lahirnya bahu

(46)

23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah kea rah perenium ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.

24. Setelah tubuh lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi. Penanganan bayi baru lahir

25. Lakukan penilaian selintas.

26. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan menejemen bayi baru lahir.

27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain.

28. Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntkan oksitosin.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitoksin 10 unit IM sepertiga paha atas.

30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat pada sekitar 3 cm dari pusat ( umbilicus) .

31. Potong dan ikat tali pusat.

32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontakk kulit ibu ke kulit bayi.

Managemen aktif kala III persalinan ( MAK III )

33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

(47)

35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus.

36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial.

37. Saat plasenta trlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan.

38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus.

Menilai perdarahan

39. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh.

40. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perenium. Melakukan asuhan pasaca persalinan ( Kala IV )

41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervagina.

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervagina.

Evaluasi

43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%.

(48)

47. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas denagn baik.

48. Tempatkan semua peralatan bekas pakia dalam larutan kloron 0,5% untuk dekontamunasi ( 10 menit).

49. Buang bahan-bahan yang terkontainasi ke tempat sampah yang sesuai.

50. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. 51. Pastikan ibu mersa nyaman.

52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%. 53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

selama 10 menit.

54. Cuci ke dua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir. 55. Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk melakukan

pemeriksaan fisik bayi.

56. Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.

57. Etelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan hepatitis B dip aha kanan bawah lateral.

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Cuci ke dua tangan dengan sabun dan air mengalir ke mudian keringkan

Dokumentasi

(49)

2.1.3 Konsep Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (post partum/peurperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti

melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungannya kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlalngsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. (Ambarwati, 2010).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Handayani,2011). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Ambarwanti,2010).

2. Tahapan dalam Masa Nifas

Menurut Rukiyah (2010), adapun proses masa nifas (post partum puerperium) adalah:

a. Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam post partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

(50)

c. Remot puerperium (later puerperium) : waktu 1-6 minggu postpartum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terauma apabila ibu selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi.

3. Adaptasi Psikologis Masa Nifas

a. Penyesuaian psikologis pada masa post partum. Menurut Rukiyah (2010), penyesuaian psikologis dalam masa post partum dibagi menjadi 3 tahap :

1) Taking in (1-2 hari post partum)

Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada dirinya, tubuhnya sendiri.Mengulang-ulang menceritakan pengalaman bersalin yang dialami. Wanita yang baru melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk mencegah gejala kurang tidur dengan gejala lelah, cepat tersinggung, campur baur dengan proses pemulihan.

2) Taking hold (2-4 hari post partum)

(51)

atau perawat sebagai teguran, maka berhati-hati dalam berkomunikasi dengan wanita ini perlu memberi support. 3) Letting go

Pada masa ini umumnya ibu sudah pulang dari RS. Ibu mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dari ketergantungan bayinya,begitu juga adanya grefing karena dirasakan sebagai mengurangi interaksi sosial tertentu. Depresi post partum sering terjadi pada masa ini.

a. Post Partum blues

Kemurungan masa nifas umumnya terjadi pada ibu baru. Hal ini disebabkan perubahan dalam tubuh seorang wanita selama kehamilannya serta perubahan-perubahan irama dan cara hidupnya sesudah bayinya lahir. Post partum blues adalah depresi yang paling ringan, biasanya timbul antara hari ke-2 smpai 2 minggu. Post partum blues dialami hingga 50%-80% ibu yang baru melahirkan. Hal ini disebabkan perubahan hormonal pada pertengahan masa post partum. 1) Faktor –faktor yang mungkin menyebabkan post partum blues

meliputi :

a) Pengalaman melahirkan, biasanya pada ibu dengan melahirkan yanng kurang menyenangkan dapat menyebabkan ibu sedih

(52)

c) Tingkah laku bayi, bayiyang rewel dapat membantu ibu tidak mampu merawat bayinya dengan baik

d) Kesulitan dalam mengalami kewajiban setelah melahirkan, ibu memberi makan pada bayi, aktifitas perawatan bayi konflik dengan staf.

2) Gejala-gejala post partum blues yaitu : a) Menangis

b) Perubahan prasaan c) Cemas

d) Kesepian

e) Penurunan nafsu sex

f) Khawatir mengenai sang bayi

g) Kurang percaya diri mengenai kemampuan menjadi seorang ibu (Anggraini, 2009).

Tabel 2.1 Program kunjungan ibu nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

Pertama 6-8 jam persalinan

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain, perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut c. Memberikan konseling pada ibu atau salah

satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri d. Pemberian ASI awal, 1 jam setelah IMD

berhasil dilakukan

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama sudah kelahiran atau sampai bayi dan ibu dalam keadaan stabil

Kedua 6 hari

setelah persalinan

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau

(53)

atau perdarahan abnormal

c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu.

d. Memberikan konseling pada ibumengenai asuhan pada bayitali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari Ketiga 2 minggu

setelah persalinan

a. Memastikan involusi uterus, berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilkus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit e. Memberikan konseling pada ibumengenai

asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari Keempat 6 minggu

setelah persalinan

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayinya alami.

b. Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini

4. Perubahan fisiologis masa nifas 1) Perubahan sistem reproduksi

a. Uterus

Involusi uterus merupakan suatu porses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot – otot polos uterus

Tabel 2.2

Perubahan uterus masa nifas

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram 1 minggu Pertengahan pusat-symphisis 500 gram 2 minggu Tidak teraba di atas

symphisis

350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

(54)

b. Lochea

Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina selama puerperium

1) Lochea Rubra

Lochea ini muncul pada hari ke 1-4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa – sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan mekonium.

2) Lochea Sanguinolenta.

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai ke 7 post partum.

3) Lochea Serosa

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 post partum.

4) Lochea Alba

(55)

c. Vagina

Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap seperti ukuran sebelum hamil pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan. Rugae akan terlihat kembali pada minggu ke 3 atau ke 4.

d. Perubahan sistem perkemihan

Kandung kemih dalam puerperium sangat kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih tertinggal urine residual (Rukiyah, 2010).

1) Perubahan Gastrointestinal

Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium awal karena kurangnya makanan padat selama persalinan dan karena wanita menahan defekasi. Wanita mungkin menahan defekasi karena perineumnya mengalami perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau merusak jahitan jika melakukan defekasi Perubahan musculoskeletal (Rukiyah, 2010). 2)Perubahan endokrin

a. Hormon plasenta

(56)

partumdan sebagai onset pemenuhan mamae pasca hari ke-3 post partum.

b. Hormon pituitary

Prolaktin darah akan mengikat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusi, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada

fase konsentrasi folikuler (minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c. Hypotalamik pituitary ovarium

Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh faktor menyusui. Seringkali menstruasi per-tama ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar esterogen dan progesterone.

d. Kadar esterogen

Seleteh persalinan, terjadi penurunan kadar esterogen yang bermakna sehingga aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI (Rukiyah, 2010). 3) Perubahan tanda – tanda vital

a. Suhu

(57)

b. Nadi

Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir, kembali normal setelah beberapa jam pertama pascapartum.Apabila denyut nadi diatas 100 selama puerpurium, hal tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan adanya infeksi/hemoragi pascapartum lambat.

c. Tekanan darah

Hasil pengukuran tekanan darah seharusnya tetap stabil setelah melahirkan.Penurunan takanan darah bisa mengindikasikan adanya hipovolemia yang berkaitan dengan hemorhagi uterus.Peningkatan sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg yang disertai dengan sakit kepala dan gangguan penglihatan, bisa menandakan ibu mengalami preeklamsia.

d. Pernafasan

Fungsi pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti saat sebelum hamil pada bulan ke enam setelah melahirkan (Rukiyah, 2010).

2.1.4 Konsep BBL

1. Definisi BBL (Bayi Baru Lahir)

(58)

Ciri – ciri bayi baru lahir normal :

a. Berat badan 2500 – 4000 gr b. Panjang badan 48 – 52 cm c. Lingkar kepala 33 – 35 cm

a. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit b. Pernapasan 60 – 40 kali/menit

c. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup

d. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

e. Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada f. Refleks Kuku agak panjang dan lemas

g. Genitalia : perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.

h. isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

i. Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik j. Refleks graps atau menggenggam sudah baik

k. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010). 2. Penilaian bayi baru lahir

Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan diatas perut ibu, keringkan bayi terutama pada muka dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih. Kemudian lakukan 2 penilaian awal yaitu :

(59)

b. Apakah bergerak dengan aktif atau lemas.

Jika bayi tidak bernapas, megap-megap atau lemah maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR,2007).

Tabel 2.3 Nilai Apgar

Tanda Nilai : 0 Nilai : I Nilai : 2

Tidak ada Eksterminitas sedikit fleksi

Gerakan aktif

2) Ada 11 Refleks Pada Bayi Yang Harus Dikenali Sejak Lahir: a. Refleks menghisap (sucking reflex),Bayi akan melakukan

gerakan menghisap ketika Anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi.

b. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex), Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf berkembang normal hilang setelah 3-4 bulan Bayi akan menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya.

(60)

ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap.

d. Refleks moro (moro reflex), adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.

e. Babinski Reflex, Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.

f. Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.

g. Eyeblink Reflex, Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata. Fungsi : melingdungi mata dari cahaya dan benda-benda asing permanen dalam kehidupan. Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup atau dia akan mengerjapkan matanya.

h. Puppilary Reflex, Refleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap lingkungan gelap. Fungsi : melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap.

(61)

lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek initerus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonickneck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar.

j. Refleks tonic Labyrinthine/labirin, Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkan tungkai bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat, kemudian jatuh dan hilang pada usia 6 bulan. k. Refleks yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanya kemudian disertai dengan tangisan. Reflek Plantar Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapat diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jari kakinya akan melekuk secara erat.

5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

(62)

bayi itu dibersihkan.Sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam di antara ibu dan anak. Penelitian membuktikan bahwa ASI ekslusif selama bulan memang baik bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnya saat bayi lahir. Satu jam pertama setelah bayi dilahirkan, insting bayi membawanya untuk mencari puting sang bunda. Perilaku bayi tersebut dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) (Info-Sehat, 2007).

6. Refleks – refleks fisiologis a. Mata

1) Berkedip atau refleks corneal. Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau objek ke arah kornea.

2) Pupil. Pupil akan berkontraksi bila sinar terang diarahkan padanya.

3) Glabela. Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.

b. Mulut dan Tenggorokan

1) Mengisap. Bayi harus memulai gerakan mengisap kuat pada area sirkumoral sebagai respons terhadap rangsangan.

(63)

3) Rooting. Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala ke arah sisi tersebut, dan mulai mengisap.

4) Menguap. Respons spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan jumlah udara inspirasi.

5) Ekstrusi. Jika lidah disentuh atau ditekan maka bayi akan merespon dengan mendorongnya keluar.

6) Batuk. Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk. Biasanya ada setelah hari pertama lahir.

c. Ekstremitas

1) Menggenggam. Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari. 2) Babinski. Tekanan di telapak kaki bagian luar ke arah atas dari

tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi.

3) Masa tubuh, ada beberapa refleks pada masa tubuh. Di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Refleks moro b. Startles c. Tonik leher d. Neck-righting

e. Inkurvasi batang tubuh (gallant) (Dewi, 2010).

(64)

1. Kulit menunjukan kehilangan verniks kaesosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas

2. Pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit

3. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat. Pengaruh pada janin berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, dan ada juga yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu, ada pula bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.

2.1.5 Konsep Neonatus

1. Pengertian Neonatus

Neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah melahirkan. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari (Rahardjo, 2014).

2. Kebutuhan Dasar Neonatus

a. Nutrisi

Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara sama teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI

(65)

Pedoman menyusui ASI antara lain:

1)Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.

2)Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat (Wafi Nur Muslihatun, 2010).

b. Eliminasi

1) Buang Air Kecil (BAK)

Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi ritasi didaerah genetalia. 2) Buang Air Besar (BAB)

(66)

3) Istirahat dan tidur

Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimut bayi.

4) Personal Hygiene

Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan tutpi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam.Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan dengan air hangat dan di tempat yang hangat.

5) Kenyamanan Bayi

Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan (Hidayat, 2009)

3. Kebutuhan Kesehatan Neonatus Bounding attachment

a. Definisi

(67)

b. Manfaat

Bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, berani mengadakan eksplorasi; hambatan kurangnya support system, ibu dengan risiko, bayi dengan risiko, kehadiran bayi tidak diinginkan.

c. Kondisi yang mempengaruhi bounding attactment a. Kesehatan emosional orang tua

b. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak

c. Dukungan social seperti keluarga, teman, dan pasangan d. Kedekatan orang tua ke anak

e. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin) (Putri, 2009).

d. Mendeteksi Tanda-Tanda bahaya bayi 1) Sulit bernafas

2) Hipotermi dan Hipertermi

3) Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar

4) Hisapan melemah, rewel, muntah dan mengantuk

5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah

6) Tanda-tanda infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, sulit bernafas

(68)

9) Menggigil, rewel, lrmas, ngantuk, kejang (Putri, 2009). 4. Imunisasi Pada Neonatus

Imunisasi adalah usaha memberiakn kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membeuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Tujuan pemberian imunisasi :

a. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang. b. Menghilangkan penyakit tertentu pada seseorang atau

sekelompok masyarakat.

c. Menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (Putra, 2012). Imunisasi dasar lengkap :

a. Umur < 7 hari : Hepatitis B (HB) 0. b. Umur 1 bulan : BCG, Polio 1. c. Umur 2 bulan : DPT/HB 1, Polio 2. d. Umur 3 bulan : DPT/HB 2, Polio 3. e. Umur 4 bulan : DPT/HB 3, Polio 4. f. Umur 9 bulan : campak

5. Asuhan pada Neonatus Usia 0-2 hari a. Pencegahan infeksi

b. Melakukan penilaian

c. Pencegahan kehilangan Panas 1) Evaporasi

(69)

4) Radiasi

d. Memandikan bayi baru lahir

e. Pemotongan dan perawatan tali pusat

f. Membebaskan atau membersihkan jalan napas g. Mempertahankan suhu tubuh bayi

h. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan fisik bagian kulit 2) Pemeriksaan fisik bagian kepala

3) Pemeriksaan fisik bagian jantung dan paru – paru 4) Pemeriksaan fisik bagian saraf

5) Pemeriksaan fisik bagian perut

6) Pemeriksaan fisik bagian kelamin / genetalia i. Identifikasi Bayi (Putra, 2012).

6. Asuhan neonatus usia 2-6 hari a. Kebutuhan Minum

Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikkan Berat badan yang optimum, berbeda-beda oleh sebab pemberian cairan hendaknya on demand (sesuai keinginan bayi).

b. BAB

Pada hari pertama dan ketiga tinja berwarna hijau tua

(70)

minum PASI tinja berwarna kuning ke abu-abuan dengan sedikit bau menusuk.Frekwensi 1-8 kali sehari.

Warna-warni tinja bayi ASI : 1) Hitam lengket dan seperti aspal

Tinja ini disebut mekonium yang akan keluar saat BAB pertama bayi baru lahir.

2) Kuning kehijauan atau kuning kecoklatan. Lunak seperti bubur. Kadang seperti berbiji.Begitu ASI matang keluar (ASI yang keluar setelah kolostrum, sekitar hari ke-4 pasca bayi lahir), maka tinja bayi akan berwarna kekuningan. Warna kuning ini disebabkan oleh bilirubin yang tak terpakai.

3) Kuning dan sedikit warna merah darah

Jika sesekali terjadi, maka hal ini bukanlah sebuah alarm. Perhatikan apakah putting payudara mengalami lecet atau anus bayi terluka ataupun bayi mengalami sembelit. Apabila selalu dan sering ditemukan darah dalam tinja, maka konsultasikan pada dokter.

(71)

5) Kehijauan

Umumnya disebabkan oleh makanan yang ibu konsumsi.Dapat juga disebabkan oleh asupan ASI yang tidak seimbang, yaitu bayi relatif hanya mendapatkan asupan ASI awal (foremilk) daripada ASI akhir (hindmilk). Terutama jika tinja bayi sering sekali berwarna hijau.Karena itu berikan ASI di satu payudara hingga bayi selesai menyusu ataupun payudara terasa kosong.

Ibu paham pola BAB dan karakteristik dari tinja bayi, keraguan danketakutan dapat dihindari  ibu menjadi tenang semakin lancar hormon oksitosin bekerja memproduksi ASI.

c. BAK

Sistem ginjal terbentuk sejak masa janin tetapi kemampuan setelah lahir masih terbatas, kemampuan mensekresi obat dan memekat atau mengencerkan urin belum sempurna.Urin pertama dihasilkan dalam 24 jam pertama serta meningkat seiring asupan cairanYang perlu diperhatikan/ dicatat : kencing pertama, frekwensi kencing berikutnya, warna. Frekwensi minimal bayi berkemih 6-10 kali/ hari.

d. Tidur/ istirahat

(72)

lainnya.Gerakan mata yang cepat dapat terlihat melalui kelopak mata. Keadaan istirahat bayi :

1) Keadaan sadar-aktif, bayi memperlihatkan gerakan tubuh yang aktif, dengan ekspresi tenang atau meringis pada wajahnya.

2) Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tetapi relaks, matanya terbuka dan terfokus, dan bayi mungkin memperlihatkan ekspresi mimik wajah.

3) Keadaan transisional, bayi mengalami dari satu keadaan sadar lainnya.Lama tidur BBL antara 16-20 jam sehari dengan masing-masing periode antara 1,5 jam-5/ 6 jam. Tahapan istirahat bayi:

1) Tidur dan Bangun

Semenjak aktif pernapasan bayi tetap terjaga dan reaktif terhadap rangsang dalam jangka waktu 1jam lalu relaks dan tidur.Lama tidur pertama berlangsung berapa menit hingga berapa jam. Selama masa itu terjadi akumulasi sekret di orofaring yang menyebabkan tersedak atau muntah.

2) Tahap Tidur a) Tidur Dalam

(73)

b) Tidur Dangkal

Pergerakan mata yang cepat teramati pada kelopak yangtertutup. Pernapasan tidak teratur,respon mengisap terjadi intermiten,respon pada stimulus cepat. c) Tahap Terjaga

Tahap mengantuk:mata bayi membuka,menutup,bayi dapat tersenyum,gerakan halus dan bervariasi.

d) Tahap terjaga tenang :tanggap terhadap stimulus visual dan auditorik

e) Tahap terjaga aktif : aktif dan reaktif terhadap sekeliling.

f) Tahap menangis aktif : bayi menangis keras (Myles, 2009).

e. Kebersihan kulit

(74)

f. Keamanan

1) Jangan sekali-kali meninggalkan bayi sendirian dikursi, meja, tempat tidur.

2) Hindari pemberian apapun, kecuali ASI Ekslusif.

3) Hindari penggunaan bantal pada belakang kepala bayi dan tempat tidur karena bantal dapat menutupi muka bayi. 4) Menjauhi orang-orang yang menderita infeksi.

5) Menjauhi lingkungan yang banyak asap dan orang merokok.

6) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani bayi (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 ).

g. Penyuluhan sebelum bayi pulang 1) Perawatan BBL sehari-hari. 2) Imunisasi.

3) Tanda-tanda bahaya. 4) Pencegahan infeksi. 5) ASI Eksklusif.

6) Jaga Kehangatan Bayi.

h. Ketika pasien mau pulang, sebaiknya bidan melakukan evaluasi sebagai berikut :

1) Tanda – tanda vital bayi, tangisan, warna kulit, tonus otot dan tingkat aktifitas.

2) Apakah bayi sudah BAB.

(75)

4) Apakah ibu menunjukkan bahwa ia sudah dapat menangani neonatal dengan benar.

5) Apakah suami dan keluarga sudah dilibatkan dalam hal perawatan neonatal.

6) Apakah sudah cukup persediaan pakaian/perlengkapan bayi di rumah.

7) Apakah keluarga memiliki rencana tindak lanjut kunjungan.

8) Apakah memiliki rencana transportasi ke rumah. g. Asuhan neonatus usia 14 hari

a. Menganjurkan ibu untuk menyusukan bayinya 6 bulan pertama tanpa memberikan makanan pendamping namun pemberian ASI harus sesering mungkin sesuai dengan kemauan bayi. b. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru

lahir yaitu tidak dapat menyusu, kejang, mengantuk atau tidak sadar, nafas cepat (>60 per menit), merintih, retraksi dinding dada bawah, sinaosis sentral. Jika ada tanda-tanda bahaya yang telah dijelaskan ibu secepatnya memeriksakan bayinya pada tenaga kesehatan.

Gambar

Tabel 2.1 Jadwal kunjungan Nifas ...............................................................
Tabel 2.1 Program kunjungan ibu nifas
Tabel 2.2 Perubahan uterus masa nifas
Tabel 2.3 Nilai Apgar
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ucapan dan rasa sukur kepada Allah SWT atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Pengaruh

Penelitian yang dilakukan oleh Rindawati, (2015), Santioso (2012) dan Indraswari (2015) memberikan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan

Leverage , ukuran perusahaan dan voluntary diclosure saling berkaitan sebagai indikator untuk mengetahui pengaruh terhadap manajemen laba pada

Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan Sampel dan Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011 Hasil penelitian

Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Vidyantie dan Ratih (2006), yang menemukan bahwa kepemilikan institusional (INST) tidak berpengaruh

Pondok Pujian Sejahtera adalah cara penjualan tradisional dimana pembeli harus datang langsung untuk membeli produk yang ada.. Skripsi ini bertujuan untuk membahas pembuatan

Secara garis besar buku ajar ini disusun dalam 5 bagian utama dalam mata kuliah Perancangan Percobaan, yaitu 1) Prinsip dasar perancangan percobaan, yang merupakan pengetahuan

Jumlah data yang tidak tersedia data kepemilikan manajerial dan institusional tahun 2008-2010.. Jumlah data yang mempunyai komisaris independen kurang