• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fisika Kesehatan BIOELEKTRIK. Dosen : Anan Nugroho

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fisika Kesehatan BIOELEKTRIK. Dosen : Anan Nugroho"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Fisika Kesehatan

BIOELEKTRIK

Dosen : Anan Nugroho

Disusun oleh:

USWATUN HASANAH

04.13.3816

B/KP/1

KONSENTRASI INTENSIVE CARE UNIT

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur ke hadirat Alloh SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Fisika Kesehatan yang berjudul “Bioelektrik” dengan baik. Makalah ini dibuat bertujuan untuk tugas Fisika Kesehatan dan juga untuk membentuk atau membangun kreatifitas mahasiswa dalam pembuatan makalah yang akan datang.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Anan Nugroho sebagai dosen Fisika Kesehatan.

2. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar makalah, dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Oktober 2013

(3)

PENGERTIAN BIOELEKTRIK

Bioelektrik adalah ilmu yang mempelajari tentang potensial listrik pada organ tubuh. Aspek yang berperan penting terdiri dari kelistrikan dan kemagnetan yang timbul pada tubuh manusia serta penggunaan listrik dan magnet pada pemukaan tubuh manusia.

Bioelektrik merupakan energi yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah satu bagian sel yakni mitokondria dalam proses respirasi dengan kata lain biolistrik merupakan segala yang berkaitan dengan kelistrikan yang dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Kelistrikan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan muatan-muatan, ion-ion yang terdapat dalam tubuh dan medan listrik yang diasilkan oleh ion-ion dan muatan –muatan tersebut serta tegangan yang dihasilkan.

Sejarah perkembangan biolistrik yaitu Luigi Galavani (1780) mulai mempelajari kelistrikan padatubuh hewan kemudian pada tahun (1786) dia melaporkan hasil eksperimennya bahwa kedua kakikatak terangkat ketika diberi aliran listrik lewat suatu konduktor . Pada tahun (1856) Caldanimenunjukkan kelistrikan pada otot katak yang telah mati, dan pada tahun (1928) melaporkantentang pengobatan penderita dengan menggunakan short wave.

PRINSIP-PRINSIP BIOELEKTRIK

1. Hukum Ohm

Kuat arus dalam suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan hambatannya.

Hukum ohm dapat dinyatakan dengan rumus : I = V/R

dengan I = kuat arus (ampere) V = beda potensial (volt) R = hambatan (ohm)

2. Hukum Joule

Energi listrik yang dihasilkan oleh suatu sumber listrik sebanding dengan kuadratkuat arus , sebanding dengan hambatan penghantar dan sebanding dengan lamanya arus mengalir.

W = 0,2412 Rt I = kuat arus

W = energi listrik (joule) R = hambatan (ohm) t = waktu (sekon

ORGAN TUBUH YANG BERPERAN DALAM BIOELEKTRIK

1. Syaraf 2. Jantung 3. Otot

(4)

ALAT-ALAT BIOELEKTRIK 1. Elektrocardiogram (ECG)

Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan cara memasang electroda pada badan. Rekaman EKG digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kondisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Tetapi , EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.

Prinsip kerja EKG

1. Aktivitas elektrik ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion yang bertukar melewati membrane sel

2. Elektroda yang dapat menghantarkan aktivitas listrik dari jantung ke mesin EKG ditempatkan pada posisi yang strategis di ekstremitas dan precordium dada.

3. Energi elektrik yang sangat sensitive kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan oleh mesin EKG. Tampilan ini disebut elektrokardiogram.

4. Kontraksi jantung direpresentasikan dalam bentuk gelombang pada kertas EKG, dan dinamakan gelombang P, Q, R, S, dan T.

5. Bentuk gelombang ini ditunjukkan pada defleksi terhadap garis isoelektrik (garis yang menunjukkan tidak adanya energi). Garis isoelektrik dapat ditentukan dengan melihat interval dari T hingga P.

(5)

 Gelombang P merupakandefleksi positif yang pertama dan merepresentasikan depolarisasi atrium.

 Gelombang Q merupakan defleksi negative pertama setelah gelombang P.

 Gelombang R merupakan defleksi positif pertama setelah gelombang P.

 Gelombang S merupakan defleksi negative setelah gelombang R.

 Bentuk gelombang QRS biasanya dilihat sebagai satu unit dan merepresentasikan depolarisasi ventrikel.

 Gelombang T mengikuti gelombang S dan bergabung dengan kompleks QRS sebagai segmen ST. Gelombang T merepresentasikan kembalinya ion ke dalam sisi (appropriate) dalam membrane sel. Ini sama dengan relaksasi dari serabut otot dan menggambarkan repolarisasi ventrikel.

 Interfal QT merupakan waktu antara gelombang Q dan gelombang T.

2. Elektroensefalogram (EEG)

Elektroenchelpalograph atau Elektro Enselo Grafi (EEG) adalah suatu alat yang mempelajari gambar dari rekaman aktifitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya. Neuron-neuron di korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang sangat kecil (mV), yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk dapat ditangkap oleh mata

(6)

pembaca EEG sebagai gelombang alfa, beta, theta dan sebagainya. Electroencephalogram (EEG) adalah suatu test untuk mendeteksikelainan aktivitas elektrik otak (Campellone, 2006).

Hans Berger merupakan penemu Electroencephalogram (EEG). Hans Berger adalah seorang profesor psikiater dan direktur Klinik Universitas Psikiater Jena (1919-1938). Akan tetapi, dia terkenal bukan karena hal itu. Dia menjadi tokoh dunia akibat kontribusinya yang besar dalam penelitian aktivitas dan kesadaran otak manusia. Penelitian ini bahkan membawanya pada penemuan suatu alat yang mengubah khazanah ilmu kedokteran. Namanya adalah Electroencephalogram (EEG).

Sejarah Elektroensefalografi

Richard Caton (1842-1926), seorang dokter yang bekerja di Liverpool, memperkenalkan temuan tentang fenomena listrik dari belahan otak kelinci dan monyet dalam British Medical Journal pada 1875. Pada tahun 1890, Adolf Beck, seorang ahli fisiologi,menerbitkan penelitiannya mengenai aktivitas listrik spontan dari otak kelinci dan anjing termasuk tentang perubahan osilasi ritmik dengan bantuan cahaya.

Seorang fisiolog dan psikiater dari Jerman yang bernama Hans Berger (1873-1941), yang bekerja di kota Jena, memulai studinya mengenai EEG pada manusia di tahun 1920. Hans melanjutkan penelitian sebelumnya oleh Richard Caton, Hans Berger kemudian , mengumumkan bahwa sangatlah mungkin untuk merekam arus listrik yang lemah yang dihasilkan oleh otak, tanpa membuka tengkorak, dan hasilnya dapat dilihat di kertas. Hans menamakan format perekaman penemuannya dengan nama elektroensefalogram. Karyanya kemudian dikembangkan oleh Edgar Douglas Adrian. Pada tahun 1934. Fisher dan Lowenback merupakan orang pertama yang menunjukkan gambaran lonjakan epileptiform. Selanjutnya, pada tahun 1936, Jasper Gibbs melaporkan lonjakan interiktal sebagai tanda fokus epilepsi. Pada tahun yang sama, laboratorium EEG pertama dibuka di Massachusetts General Hospital.

Cara Kerja EEG

Transformasi sinyal EEG menjadi suatu model, merupakan suatu cara yang sangat efektif dalam membantu klasifikasi sinyal EEG, mengidentifikasi serta mengestimasi spektrum sinyal EEG. Sinyal EEG mengandung komponen-komponen tertentu, yang dikenal sebagai gelombang alfa (8-13 Hz), beta (14-30 Hz), teta (4-7 Hz), dan delta (0.5-3 Hz), sehingga transformasi sinyal EEG menjadi daerah-daerah frekuensi merupakan hal yang sangat berguna, terutama dalam identifikasi gelombang-gelombang di otak.

1. Alfa 8 – 13 Hz Relaks, mata tertutup 2. Beta > 14 Hz Aktifitas/ berfikir

3. Teta 4 – 7 Hz Tidur ringan/ stres emosional 4. Delta 0,5 – 3 Hz Tidur nyenyak

EEG memeriksa, memonitor, dan merekam frekuensi, sinyal, atau gelombang otak. Getaran atau frekuensi adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan Hz (kHz atau MHz), contoh frekuensi jala-jala listrik PLN untuk perumahan di-Indonesia adalah (50 Hz) pada tegangan 220/380 Volt AC. Berdasarkan riset selama bertahun tahun, terutama di-Amerika,

(7)

Eropa dan juga di Asia bahwa getaran/frekuensi otak (pusat syaraf) pada manusia, berbeda untuk setiap fase (sadar, tidur ringan, tidur lelap/nyenyak, kesurupan/trance, panik), sehingga beberapa ahli (dokter) dalam bidang kejiwaan/psikiater, neurophysiologic dan dokter syaraf membuat suatu komitmen dan perjanjian yaitu sebagai berikut :

Getaran/Frekuensi :

1. Gamma 16 Hz – 100 Hz 2. Beta 14 Hz

3. SMR (SensoriMotor Rhythm) 12 Hz – 16 Hz 4. Alpha (Berger „s wave) 8 Hz – 13 Hz

5. Theta 4 Hz – 7 Hz 6. Delta 0.5 Hz – 3 Hz

Sebenarnya keseluruhan frekuensi tersebut bergabung secara acak (berinterferensi), namun dengan EEG, frekuensi gelombang ini dapat dianalisa dan diuraikan satu persatu dengan catatan bahwa pada saat diukur, frekuensi mana yang paling dominan, serta memiliki amplitudo tertinggi, itulah yang dianggap dan berada pada fase tersebut, apakah fase Beta, Alpha, Theta atau Delta dan seterusnya Amplitudonya diukur dan berkisar antara 1 ~ 50 uVolt (microVolt), sedangkan arus listriknya tidak diperhitungkan.

Persiapan Pasien

Sebelum melakukan tindakan EEG, diperlukan tindakan persiapan pasien yang ditujukan untuk menyiapkan pasien dan mengkaji keadaan pasien sebelum tindakan dilakukan, tahap persiapan pasien yang harus dilakukan adalah:

1. Identitas penderita harus dicatat lengkap

2. Tingkat kesadaran penderita harus dicatat, untuk menghindari salah interpretasi EEG. 3. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus diidentifikasi, karena beberapa

obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi frekuensi maupun bentuk gelombang otak. Saat terbaik perekaman adalah pada saat bebas obat sehingga gelombang otak yang didapat adalah gelombang otak yang bebas dari pengaruh obat.

4. Premedikasi, dosis dan berapa lama sebelum perekaman harus diidentifikasi dengan jelas. 5. Pasien tidak hipoglikemia

6. Pasien dalam keadaan tenang dan rileks.

7. Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas kotoran, debu, minyak dan kulit yang mati. 8. Perhatikan adanya bekas luka, bekas kraniotomi.

9. Penyuluhan penderita sebelum perekaman tentang tujuan dilakukannya EEG, apa yang dilakukan teknisi terhadap dirinya sebelum dan saat perekaman, apa yang harus dilakukan penderita saat perekaman dan apa yang akan dirasakan oleh penderita saat perekaman.

10.Identifikasi hasil neuroimaging yang sudah dilakukan.

(8)

Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG. Elektroda EEG dapat diletakkan secara terpisah pada kulit kepala atau dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat diletakkan pada kepala pasien. Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda yang umumnya digunakan adalah perak klorida. EEG direkam dengan cara membandingkan tegangan antara elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun telinga atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut monopolar. Tetapi tipe merekam bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan antara dua elektroda pada kulit kepala. Berikut ini diperlihatkan blok diagram dari peralatan EEG.

a. Amplifier

Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi dan karakteristik noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah.

b. Kontrol Sensitivitas

Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari amplifier dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai keseluruhan penguatan 20.000 untuk 50 μV sinyal untuk memantulkan untuk menghasilkan nilai penguatan diatas.

c. Filter

Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam kaitannya dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. kerusakannya besar dan tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan interpretasi otomatis EEG.

d. Sistem Penulisan

Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing tipe direct-writing ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz pada 40 mm puncak ke puncak.

e. Noise

Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam kaitan dengan ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan dapat diterima oleh perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua frekuensi dan perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem. Oleh karena itu, penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal.

f. Penggerak Kertas

Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme penggerak kertas yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai beberapa kecepatan kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15, 30, dan 60 mm/s penting. Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di luar daerah ini.

(9)

g. Saluran

EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas banyak elektroda. Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem penulisan. Mesin EEG komersial dapat memiliki sampai 32 saluran, walaupun 8 atau 16 saluran lebih umum.

Hasil

Pada pemeriksaan EEG

Normal a. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola serupa dari aktivitas elektrik

b. Tidak ada gambaran gelombang abnormal dari aktivitas elektrik dan tidak ada gelombang yang lambat

c. Jika pasien dirangsang dengan cahaya (photic) selama test maka hasil gelombang tetap normal.

Abnormal a. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola tidak serupa dari aktivitas elektrik

b. EEG menunjukkan gambaran gelombang abnormal yang cepat atau lambat, hal ini mungkin disebabkan oleh tumor otak, infeksi/peradangan, injuri, strok, atau epilepsi. Ketika seseorang mempunyai epilepsi dengan pemeriksaan EEG ini bisa diketahui daerah otak bagian mana yang aktivitas listriknya tidak normal. Namun pemeriksaan EEG saja tidak cukup, sebab EEG diambil selalu pada saat tidak ada serangan kejang bukan pada saat serangan, karena tidak mungkin orang yang sedang mengalami serangan epilepsi dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa EEG. Maka, pemeriksaan EEG harus ditunjang oleh pemeriksaan otak itu sendiri, yaitu melihat gambaran otaknya dengan teknik foto Magnetic Resonance Imaging (MRI). Jadi EEG dengan sendirinya tidak cukup untuk mendiagnosa penyakit neurology tetapi perlu dengan pemeriksaan yang lain

c. Berbagai keadaan dapat mempengaruhi gambaran EEG. EEG yang abnormal dapat disebabkan kelainan di dalam otak yang tidak hanya terbatas pada satu area khusus di otak, misalnya intoksikasi obat, infeksi otak (ensefalitis), atau penyakit metabolisme (Diabetik ketoasidosis)

d. EEG menunjukkan grlombang delta atau gelombang teta pada orang dewasa yang terjaga. Hasil ini menandai adanya injuri otak

(10)

lurus” ). Menandai fungsi otak telah berhenti, yang mana pada umumnya disebabkan oleh tidak adanya (penurunan) aliran darah atau oksigen di dalam otak. Dalam beberapa hal, pemberian obat penenang dapat menyebabkan gambaran EEG flat. Hal ini juga dapat dilihat di status epilepsi setelah pengobatan diberikan.

3. Elektromiogram (EMG)

Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan menggunakan alat yang disebut Electromyograph, untuk menghasilkan rekaman yang disebut Elektromiogram. Sebuah Electromyograph mendeteksi potensial listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau neurologis diaktifkan. Sinyal dapat dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis,

tingkat aktivasi, perintah rekrutmen atau untuk menganalisa biomekanik gerakan manusia atau hewan.

Sejarah

Didokumentasikan percobaan pertama tentang EMG dimulai dengan karya-karya Francesco Redi pada tahun 1666. Redi menemukan otot yang sangat khusus dari ikan pari listrik (Electric Eel) yang menghasilkan listrik. Pada 1773, Walsh telah mampu menunjukkan bahwa jaringan otot ikan Eel itu bisa menghasilkan percikan listrik.

Prosedur Kerja EMG

Ada dua jenis EMG digunakan secara luas: EMG permukaan dan intramuskular (jarum dan fine-kawat) EMG. Untuk melakukan EMG intramuskular, jarum elektroda atau jarum mengandung dua elektroda-kawat halus dimasukkan melalui kulit ke dalam jaringan otot. Seorang yang sudah terlatih atau profesional (seperti physiatrist, ahli saraf, atau terapis fisik) mengamati aktivitas listrik ketika memasukkan elektroda. Kegiatan insersional memberikan informasi berharga tentang keadaan otot dan saraf yang innervating. Otot normal saat kegiatan istirahat, sinyal-sinyal listrik normal ketika jarum dimasukkan ke dalamnya. Kemudian aktivitas listrik dipelajari ketika otot yang diam. Aktivitas spontan abnormal mungkin menunjukkan beberapa saraf atau kerusakan otot. Kemudian pasien diminta untuk kontrak otot lancar. Bentuk, ukuran, dan frekuensi potensi unit motor yang dihasilkan tentukan. Kemudian elektroda ditarik beberapa milimeter, dan sekali lagi kegiatan ini dianalisa sampai setidaknya 10-20 unit telah dikumpulkan. Setiap lagu elektroda hanya memberikan gambaran yang sangat lokal dari aktivitas seluruh otot. Karena otot berbeda dalam struktur batin, elektroda harus ditempatkan pada berbagai lokasi untuk mendapatkan penelitian yang akurat.

(11)

Intramuscular EMG dapat dianggap terlalu invasif atau tidak perlu dalam beberapa kasus. Sebaliknya, permukaan elektroda dapat digunakan untuk memantau gambaran umum aktivasi otot, sebagai lawan kegiatan hanya beberapa serat seperti yang diamati menggunakan EMG intramuskular. Teknik ini digunakan dalam beberapa jenis, misalnya, di klinik fisioterapi, aktivasi otot dipantau menggunakan EMG permukaan dan pasien memiliki stimulus auditori atau visual untuk membantu mereka tahu kapan mereka mengaktifkan otot (biofeedback).

Sebuah unit motor didefinisikan sebagai satu neuron motor dan semua serat otot itu innervates. Ketika kebakaran unit motor, dorongan (disebut potensial aksi) dilakukan menuruni neuron motor ke otot. Daerah mana kontak saraf otot disebut sambungan neuromuskuler, atau akhir pelat motor. Setelah potensial aksi ditransmisikan di persimpangan neuromuskuler, suatu potensial aksi adalah elicited di semua serat otot diinervasi dari unit motor tertentu. Jumlah dari semua aktivitas elektrik ini dikenal sebagai potensial aksi unit motor (MUAP). Kegiatan ini elektropsikologi dari unit motor multiple sinyal biasanya dievaluasi selama EMG sebuah. Komposisi unit motor, jumlah serat otot per unit motor, jenis metabolisme dari serat otot dan berbagai faktor lainnya mempengaruhi bentuk potensi motor unit di myogram tersebut. Uji konduksi saraf juga sering dilakukan pada waktu yang sama sebagai EMG untuk mendiagnosa penyakit saraf.

Beberapa pasien dapat menemukan prosedur agak menyakitkan, sedangkan yang lain hanya mengalami sedikit ketidaknyamanan ketika jarum dimasukkan. Otot atau otot sedang diuji mungkin sedikit sakit untuk satu atau dua hari setelah prosedur.

Hasil Kerja EMG

1. Hasil Normal

Pada saat istirahat biasanya elektrik aktif. Setelah aktivitas listrik yang disebabkan oleh iritasi subsidi penyisipan jarum, Electromyograph harus mendeteksi ada aktivitas spontan abnormal (yaitu, otot pada istirahat harus elektrik diam, dengan pengecualian daerah sambungan neuromuskuler, yang, dalam keadaan normal , sangat spontan aktif). Ketika otot secara sukarela dikontrak, potensial aksi mulai muncul. Sebagai kekuatan kontraksi otot meningkat, serat otot lebih banyak dan lebih menghasilkan potensial aksi. Ketika otot sepenuhnya dikontrak, ada akan muncul sebuah kelompok teratur potensi tindakan tarif yang bervariasi dan amplitudo (a perekrutan lengkap dan pola interferensi)

1. Hasil Abnormal

EMG digunakan untuk mendiagnosa penyakit yang umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori berikut: neuropati, penyakit sambungan neuromuskuler dan myopathies. Penyakit neuropatik memiliki karakteristik berikut mendefinisikan EMG:

 Sebuah amplitudo potensial aksi yang dua kali normal karena peningkatan jumlah serat per unit motor karena reinervasi dari serat denervasi

(12)

 Penurunan jumlah unit motor di otot (seperti yang ditemukan menggunakan teknik nomor motor unit estimasi

 Penyakit miopati memiliki karakteristik EMG menentukan:

 Penurunan durasi tindakan potensial

 Penurunan di daerah tersebut untuk rasio amplitudo potensial aksi

 Penurunan jumlah unit motor di otot (dalam kasus yang sangat parah saja)

Jenis Electroda

1. Electroda Indwelling

2. Electroda Surface

Cara pemasangan

1. Unipolar

Dilakukan dengan 1 elektroda terpasang pada otot yang diukur dan dibandingkan dengan electroda lain yang diletakkan di otot yang minim gerakan

2. Bipolar

Secara bipolar 2 electroda yang aktif diletakkan secara berdekatan di otot yang akan dikur dan dibandingkan dengan kondisi di ground

(13)

Teknik Pengukuran

Surface Electromograph (SEMG)

Teknik non-invasive untuk mengukur hasil aktifitas elektrik otot dari proses kontraksi dan relaksasi

Fire Wire Electromyogram (intramuscular EMG)

Teknik invasive untuk mengukur hasil aktifitas elektrik otot dari proses kontraksi dan relaksasi

Neuro Electrical Stimulation (NMES)

Burst dari pulsa elektrik merangsang kontraksi otot yang ditargetkan melalui elektrode

KESIMPULAN

1. Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel

2. Prinsip-prinsip bioelektrik adalah hukum Ohm dan hukum Joule.

3. Organ tubuh yang berperan dalam bioelektrik adalah jantung,otot, dan syaraf.

4. Macam-macam alat bioelektrik

1. Elektromiogram (EMG), digunakan untuk mencatat potensial otot selama pergerakan otot

2. Elektroneurogram (ENG), di gnakan untuk mengetahui keadaan lengkungan refleks

dan mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris

3. Elektroretinogram (ERG), digunakan untuk mencatat bentuk kompleks potensial

biolistrik yang terdapat pada retina mata yang dikerjakan mealui rangsangan cahaya pada retina

4. Elektrookulogram (EOG), digunakan untuk mencatat atau mengukur berbagai

(14)

5. Elektroensefalogram (EEG), digunakan ntuk mencatat isyarat listrik pada otak. REFERENSI

http://www.scribd.com/doc/85587200/KONSEP-BIOLISTRIK

http://wacanasains.blogspot.com/2012/01/biolistrik.html

http://yunitakusumahandayani.wordpress.com/category/sumber-biopotensial/ http://www.peralatankedokteran.com/2011/1

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya fungsi hash MD5 yang bersifat satu arah enkripsi dalam penyimpanan variabel session dan cookie menjadi lebih aman. Namun tidak ada keamanan yang

Berdasarkan dari keterangan dari informasi yang telah peneliti dapatkan dilapangan dapat diketahui bahwa peranan guru sebagai pembimbing dalam meningkatkan

Farasya dalam mempengaruhi gaya hidup hedonis mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Mulawarman yang memberikan gambaran umum tentang data

Persyaratan yang pertama untuk sahnya kontrak yaitu kesepakatan, kesepakatan yaitu menyatakan kemauan antara satu pihak dengan pihak lainnya, yang sesuai itu yaitu

Kita harus membawa berita pada dunia dalam gelap tentang kebenaran dan kasih dan damai yang menetap, dan damai yang menetap.. Kar’na g’lap jadi remang pagi, dan remang jadi

Hasil penelitian tersebut menunjukkan (1) Aktivitas Humas Polrestabes Makassar dalam membangun citra polisi baik di dalam intansi ataupun di luar instansi yakni

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi think talk write dalam pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki proses

Berdasarkan fakta lapangan yang telah peneliti secara induktif dapat dimaknai bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi aspek menganalisis diamati dari beberapa