• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pendekatan sains lingkungan teknilogi masyarakat (salingtemas) terhadap hasill belajar fisika siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pendekatan sains lingkungan teknilogi masyarakat (salingtemas) terhadap hasill belajar fisika siswa"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Technology and Society to Students Achievements of Physics Subject. S1 Thesis of Physics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

The research was done in VIII SMP class of State Islamic Junior High School inwrought Islam Al-Qur’aniyah Tangerang. In work and energy material lesson. Defining these classes as sample of research based on purposive sampling technique and homogeneity test of these two classes. The research was done approximately in two months in april. Instrument these were used in the research are test instrument that is multiple choices achievement test. Data that is got from test instrument will be analyzed by comparison statistical test, that is comparison between posttest result both of classes.

Based on result of the analysis, we get conclusion that difference between both of posttest result of classes, is not significant. The conclusion is based on result of statistical test of hypothesis that used t test in both of result form classes. The result is, toprice is2,619, in other side ttableprice in degree of significance 1% is1,67. Can be seen that to> ttable.

Some matter causing this finding that is that study with the approach Science Environment Technology and Society early with the something that known by student so that this matter water down for student to comprehend the concept to be learned the phase eksplorasi in this research is researcher chosen to couple with the this matter discussion method seems student less merespon with the the discussion activity so that study don’t walk better. But at meeting second and three at this phase is researcher join the method demonstrate and also use the media flash in the reality student more likes compared by discussion.

(2)

iii

Teknologi Masyarakat (SALINGTEMAS) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Penelitian ini dilakukan di Kelas VIII SMP IT Al-Qur’aniyah Tangerang. Pada materi Usaha dan Energi. Pemilihan kelas ini berdasarkan teknikpurpossive sampling dan pengujian kehomogenan kedua kelas. Penelitian ini berlangsung sekitar 1 bulan, yaitu pada bulan April. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda. Data hasil instrumen tes, dianalisis dengan uji analisis statistik berupa uji perbandingan nilaiposttestkedua kelas.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh bahwa hasil belajar kedua kelas signifikan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap kedua nilai posttest. Hasilnya adalah nilai thitung = 2,619 sedangkan nilaittabelpada taraf signifikansi 1% adalah 1,67, Terlihat bahwa nilaithitung>ttabel.

Beberapa hal yang menyebabkan temuan ini yaitu bahwa pembelajaran dengan pendekatan salingtemas diawali dengan sesuatu yang diketahui oleh siswa sehingga hal ini mempermudah bagi siswa untuk memahami konsep yang akan dipelajari, tahap eksplorasi dalam penelitian ini peneliti memilih menggabungkan dengan metode diskusi hal ini tampaknya siswa kurang merespon dengan kegiatan diskusi tersebut sehingga pembelajaranpun tidak berjalan dengan baik. Namun pada pertemuan ke-dua dan tiga pada tahap ini peneliti menggabungkan metode demonstrasi serta menggunakan media flash ternyata siswa lebih merespon dan lebih senang dibandingkan dengan diskusi.

(3)

(EksperimenPada Siswa SMP IT Al-Qur’aniyah)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

S U N A R TO 105016300618

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)
(5)
(6)
(7)

ii

Technology and Society to Students Achievements of Physics Subject. S1 Thesis of Physics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

The research was done in VIII SMP class of State Islamic Junior High School inwrought Islam Al-Qur’aniyah Tangerang. In work and energy material lesson. Defining these classes as sample of research based on purposive sampling technique and homogeneity test of these two classes. The research was done approximately in two months in april. Instrument these were used in the research are test instrument that is multiple choices achievement test. Data that is got from test instrument will be analyzed by comparison statistical test, that is comparison between posttest result both of classes.

Based on result of the analysis, we get conclusion that difference between both of posttest result of classes, is not significant. The conclusion is based on result of statistical test of hypothesis that used t test in both of result form classes. The result is, toprice is2,619, in other side ttableprice in degree of significance 1% is1,67. Can be seen that to> ttable.

Some matter causing this finding that is that study with the approach Science Environment Technology and Society early with the something that known by student so that this matter water down for student to comprehend the concept to be learned the phase eksplorasi in this research is researcher chosen to couple with the this matter discussion method seems student less merespon with the the discussion activity so that study don’t walk better. But at meeting second and three at this phase is researcher join the method demonstrate and also use the media flash in the reality student more likes compared by discussion.

(8)

iii

Teknologi Masyarakat (SALINGTEMAS) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Penelitian ini dilakukan di Kelas VIII SMP IT Al-Qur’aniyah Tangerang. Pada materi Usaha dan Energi. Pemilihan kelas ini berdasarkan teknikpurpossive sampling dan pengujian kehomogenan kedua kelas. Penelitian ini berlangsung sekitar 1 bulan, yaitu pada bulan April. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda. Data hasil instrumen tes, dianalisis dengan uji analisis statistik berupa uji perbandingan nilaiposttestkedua kelas.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh bahwa hasil belajar kedua kelas signifikan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap kedua nilai posttest. Hasilnya adalah nilai thitung = 2,619 sedangkan nilaittabelpada taraf signifikansi 1% adalah 1,67, Terlihat bahwa nilaithitung>ttabel.

Beberapa hal yang menyebabkan temuan ini yaitu bahwa pembelajaran dengan pendekatan salingtemas diawali dengan sesuatu yang diketahui oleh siswa sehingga hal ini mempermudah bagi siswa untuk memahami konsep yang akan dipelajari, tahap eksplorasi dalam penelitian ini peneliti memilih menggabungkan dengan metode diskusi hal ini tampaknya siswa kurang merespon dengan kegiatan diskusi tersebut sehingga pembelajaranpun tidak berjalan dengan baik. Namun pada pertemuan ke-dua dan tiga pada tahap ini peneliti menggabungkan metode demonstrasi serta menggunakan media flash ternyata siswa lebih merespon dan lebih senang dibandingkan dengan diskusi.

(9)

iv

penulisan skripsi ini. Dengan ridho dan izin-Nya pula, segala jerih payah yang telah dirasakan tiada lagi berarti, kecuali hanya meninggalkan sebuah kenangan. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada penuntun ummat, utusan terakhir dari segala Rasul Allah, yaitu junjungan Nabi Agung Muhammad SAW. Karena dengan jasa-jasanya, semua umatnya (khususnya penulis) dapat menikmati kehidupan yang lebih cerah dan cemerlang. Semoga kita semua diakui sebagai ummatnya dan mendapat syafa’atnya, kelak di akhirat nanti, amin.

Dengan kerendahan hati, ijinkanlah penulis menyampaikan untaian kata terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini baik dalam bentuk materi, spirit, do’a maupun yang lainnya, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd, Dosen Pembimbing I dan Ibu Diah Mulhayatiah S.Si, M.Pd, Dosen Pembimbing II, yang selalu ada ketika peneliti kesulitan dalam penelitian ini.

4. Ayahanda Daid dan Ibunda Sumeri, yang kasih sayangnya kepada peneliti tak terbatas, semoga Allah selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti.

5. Yang terhormat Pimpinan YPI PON-PES Al-Qur’aniyyah, KH. M. Sobron Zayyan, MA. yang turut memberikan dukungan moril, materil maupun spirituil serta informasi yang akurat dengan segala ketulusan hatinya.

(10)

v

tempat berkeluh kesah serta semangat, bagian kehidupan yang tak tergantikan. 8. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Fisika Angkatan 2005, yang menjadi

keluarga kedua bagi peneliti. Lebih khusus kepada Khaerul Anwar, Samsul Bahri, dan Ade Yusman.

9. Keluarga Besar Alumni 1 PON-PES Al-Qur’aniyah rumah kedua bagi peneliti. Lebih khusus kepada Ustad Ubaidillah Tafsir, Rully Ahmad, Nasrullah dan Abdul Aziz Syatiri.

Penulis tidak dapat membalas segala budi baik, dan penulis serahkan sepenuhnya kepada sang Khalik, Allah SWT. Namun, penulis juga tidak akan melupakan budi baik semua dan selalu berdo’a semoga budi baik menjadi investasi atau bekal di akhirat nanti dalam menuju surga yang didambakan,amin.

Tangerang, Mei 2010 M

(11)

vi

ABSTRAKS iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 3

C. Pembatasan Masalah 3

D. Perumusan Masalah 4

E. Tujuan Penelitian 4

F. Manfaat Penelitian 4

BAB II DESKRIPSI TEOERITIS, KERANGKA PIKIR, dan HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoeritis 5

1. Defenisi Pendekatan 5

2. Pendekatan Salingtemas 6

3. Tujuan Pendekatan Salingtemas 15

4. Tahapan Penerapan Pendekatan Salingtemas

dalam Pembelajaran 17

5. Kelemahan Pendekatan Salingtemas 19

6. Pembelajaran Sains Teknologi dan Literasi 20

7. Hasil Belajar 21

a. Definisi Belajar 21

(12)

vii

C. Perumusan Hipotesis 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 36

B. Metode Penelitian 36

C. Desain Penelitian 36

D. Populasi dan Sampel 37

E. Teknik Pengumpulan Data 37

F. Variabel Penelitian 38

G. Instrumen Penelitian 39

H. Kalibrasi Instrumen 40

1. Pengujian Validitas Alat Ukur 40

2. Pengujian Reliabilitas Alat Ukur 41

3. Pengujian Taraf Kesukaran 43

4. Daya Pembeda 44

I. Teknik Analisis Data 45

1. Pengorganisasian Data 45

2. Hipotesis Statistik 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 51

1. HasilPretest ... 51

2. HasilPosttest ... 52

3. NilaiNormal Gain(N-Gain) ... 54

4. Rekapitulasi ... 54

B. Analisis Data ... 55

(13)

viii

BAB V PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(14)
(15)

x

Pendekatan Salingtemas... 18

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi dan Indikator Instrumen Tes ... 38

Tabel 3.3 Kategori Reliabelitas ... 42

Tabel 3.4 Kategori Derajat Kesukaran ... 43

Tabel 3.3 Kategori Daya Beda ... 44

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi HasilPretest Kelas VIII Kelompok Eksperimen ... 49

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data HasilPretestKelas VIII Kelompok Eksperimen ... 50

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi HasilPretestKelas VIII Kelompok Kontrol ... 51

Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data HasilPretestKelas VIII Kelompok Kotrol ... 52

Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi HasilPosttestKelas VIII Kelompok Eksperimen ... 52

Tabel 4.6 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data HasilPosttestKelas VIII Kelompok Eksperimen ... 53

Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi HasilPosttestKelas VIII Kelompok Kontrol ... 54

Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data HasilPosttestKelas VIII Kelompok Kontrol ... 55

Tabel 4.9 Tabel Distribusi Frekuensi N-Gain Kelas VIII Kelompok Eksperimen ... 55

Tabel 4.10Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data N-Gain Kelas VIII Kelompok Eksperimen ... 56

(16)

xi

Tabel 4.14Kategorisasi N-Gain Kelas VIII Kelompok Kontrol ... 58

Tabel 4.15Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 59

Tabel 4.16Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat ... 60

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pekembangan Sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir semua aspek kehidupan manusia dewasa ini telah tersentuh oleh produk-produk teknologi, yang merupakan penerapan dari konsep-konsep sains. Sains dan teknologi ini banyak sekali memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia. Masyarakat diharapkan mampu memilih dan mengantisipasi dampak dari penerapan suatu teknologi. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pengajaran sains di sekolah harus dikaitkan langsung dengan teknologinya yang ada di sekitar lingkungan siswa.

Tujuan pengajaran IPA (khususnya fisika) jangan hanya ditujukan untuk mempersiapkan pelajaran untuk melanjutkan pelajaran pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun, yang lebih penting adalah pembentukan individu yang memilki litersi sains dan teknologi, dalam arti mampu mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah, memecahkan masalah dalam kehidupanya sehari-hari secara ilmiah, memilih dan memilah teknologi serta mengantisipasi dampak negatifnya, dan mampu mengembangkan karir di masa depan. Dengan demikian, pembelajaran baik formal maupun nonformal diharapkan dapat memberi pengalaman bagi pesertanya.

Masalahnya, pada saat sekarang pembelajaran sains terutama fisika di sekolah-sekolah tidak mengacu pada penyiapan siswa untuk memiliki pengetahuan dasar yang dibutuhkan. Kebanyakan guru sains didalam mengajar hanya memberikan informasi yang ada pada buku teks saja padahal buku teks itu tampaknya lebih cenderung berisi informasi yang abstrak saja. Jarang sekali buku teks yang menekankan pembahasan informasi yang bermanfaat dan penting bagi kehidupan manusia pada umumnya.

(18)

Pembelajaran sains yang demikian itu kurang tepat untuk menyiapkan siswa untuk hidup di dalam masyarakat yang menuntut siswa dapat mengatasi permasalahan sains di lingkungan hidupnya. Di sekolah siswa belajar fisika nyaris tanpa dikembangkan kemampuan berpikirnya, lebih cenderung kehafalan saja, sehingga pendidikan fisika di sekolah perlu adanya peningkatan pembelajaran, sehingga fisika tidak hanya bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya tetapi juga bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.

Dalam rangka mengupayakan agar pendidikan sains/fisika di sekolah semakin bermakna bagi siswa maupun bagi masyarakat, telah diperkenalkan pendekatan pembelajaran sains lingkungan teknologi masyarakat. Pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), banyak informasi ilmiah dalam dunia pendidikan dan nilai-nilai iptek dalam kehidupan masyarakat. Pendekatan ini mendorong siswa untuk memiliki landasan dalam menilai pemanfaatan teknologi baru dan implikasinya terhadap lingkungan. Selain itu siswa dibiasakan untuk bersikap peduli akan masalah-masalah sosial dan lingkungan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(19)

Sasaran pengajaran salingtemas yaitu cara membuat siswa agar dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang berkaitan. Dengan kata lain, siswa dibawa pada suasana yang dekat dengan kehidupan nyata siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul disekitar kehidupannya.

Melihat dasar pijakan pengembangan pendekatan salingtemas tersebut, maka tidak berlebihan jika kiranya peneliti perlu untuk meneliti Pengaruh Pendekatan Salingtemas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi adanya beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tidak diimbangi dengan pengetahuan awal siswa mengenai sains (fisika), sehingga siswa kurang memahami akan fungsi teknologi.

2. Pembelajaran fisika hanya menekankan pada aspek produk, tidak menekankan pada aspek proses untuk membangun konsep fisika yang kuat dalam diri siswa.

3. Pembelajaran fisika belum berkaitan dengan isu/masalah yang terjadi di masyarakat, untuk itu diperlukan pendekaan pembelajaran sains lingkungan teknologi masyaraka sehingga siswa termotivasi dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar fisika.

C. Pembatasan Masalah

(20)

1. Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh penggunaan pendekatan salingtemas terhadap hasil belajar fisika siswa.

2. Tinggi rendahnya hasil belajar dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam meyelesaikan soal-soal tes pada ranah kognitif tingkat pemahaman C1 sampai dengan C4 yang diberikan pada saat pelatihan.

3. Materi yang diajarkan dibatasi pada konsep usaha dan energi yang sedang dipelajari di kelas VIII.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka dapat peneliti kemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran salingtemas terhadap hasil belajar fisika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu; Mengetahui pengaruh pendekatan salingtemas terhadap hasil belajar fisika siswa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

1. Melihat peningkatan hasil belajar fisika siswa dan dapat lebih memahami konsep-konsep fisika serta aplikasinya dalam masyarakat.

2. Menambah metode yang baru dalam pembelajaran dan dapat mengetahui kefektifan penggunaan pendekatan salingtemas dalam pembelajaran. 3. Menigkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam bidang sains

(21)

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis 1. Definisi Pendekatan

Pembelajaran merupakan “proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan ajar”.1 Dengan demikian pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dengan siswa dimana dalam proses tersebut guru memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang mendorong siswa belajar dan memperoleh pengalaman yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahaui dengan melihat hasil belajar siswa yang semakin baik.

Agar siswa dapat memahami materi subjek yang disampaikan guru dengan mudah guru memerlukan persiapan pendekatan dan metode pembelajaran yang cocok untuk materi subjek yang telah diolah secara pedagogi.2Usaha-usaha untuk merancang pembelajaran yang efektif dapat dilakukan dengan cara seperti mengurutkan pokok bahsan, pemberian bahan pengajaran, tugas-tugas belajar komponen pengajaran.

Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan lingkungan. Dalam proses ini siswa termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya, ini berarti peranan pendekatan pembelajaran sangat penting dalam kaitannya dengan keberhasilan belajar.

Dari uraian di atas, dapat diartikan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan kerangka berpikir atau cara pandang dan prosedur kerja secara

1

Anna Poedjiadi,Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2005), h 75.

2 Ibid

(22)

umum dan abstrak yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Penentuan pendekatan dan metode yang dipilih tergantung pada tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan disajikan. Artinya suatu materi tidak hanya dapat disajikan dengan satu pendekatan atau metode saja. Pembelajar an dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pembelajaran yang lebih bermakna.

Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Kemampuan seorang guru memilih pendekatan dan metode yang sesuai untuk suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari penguasaan guru tersebut terhadap materi yang akan diajarkan dan pemahamannya terhadap sifat dari pendekatan dan metode yang akan digunakan.

2. Pendekatan Salingtemas

Kata SETS (Science Environment Technology and Society) dapat dimaknakan sebagai sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, merupakan satu kesatuan yang dalam konsep pendidikan mempunyai implementasi agar anak didik mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Pendidikan SETS dapat diawali dengan konsep-konsep yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar kehidupan sehari-hari peserta didik atau konsep-konsep rumit sains maupun non sains.3

Sains teknologi masyarakat sebagai suatu perubahan yang utama di dalam pendidikan ilmu pengetahuan.4 Jadi, dalam pendidikan ilmu pengetahuan sains teknologi masyarakat merupakan suaru proses pembelajaran yang dapat merubah siswa dalam cara berpikirnya.

3

Pristiadi Utomo, Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan SETS, Artikel diakses pada 2 Juli 2009, Di http://Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan SETS.Ilmuan Muda.htm.

4

(23)

Istilah Sains Teknologi Masyarakat diterjemahkan dari bahasa

Inggris “Science Techology Society (STS)”, yaitu pada awalnya

dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and Lerning about Science and Society. Pembelajaran Science Technology Society berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat.5 jadi, dalam pembelajaran menggunakan sains teknologi masyarakat bahwa teknologi dapat digunakan sebagai penghubung/penerapan antara sains dan masyarakat sehingga siswa dapat memahami apa yang telah dipelajari.

Dengan adanya hal tersebut, siswa diharapkan dapat mempuyai pengalaman dalam bidang sains mapun non sains yang dapat di aplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat setelah mereka keluar dari lingkungan sekolah.

Menurut Joyce yang dikutip oleh Trianto dalam bukunya yang berjudul Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme, model pembelajaran adalah “suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain lain”.6

Model pembelajaran merupakan rencana, pola atau pengaturan kegiatan guru dan peserta didik yang menunjukan adanya interaksi antara unsur-unsur yang terkait dalam pembelajaran yakni guru, peserta didik dan media termasuk bahan ajar atau materi subjeknya.7Dengan adanya model pembelajaran tersebut kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dapat terencana dengan baik dari awal sampai akhir pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran pun dapat tercapai.

5

Anna Poedjiadi,Sains Teknologi . . . . h. 99.

6

Trianto,Model model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 5

7

(24)

Dalam pembelajaran, guru berperan sebagai orang yang mengajar siswa mengenai bahan pelajaran. Guru bukan hanya memberikan materi dari awal hingga akhir jam pelajaran, melainkan siswa juga dituntut aktif dalam proses belajar mengajar, mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di dalam maupun di luar kelas. Sehingga, pada nantinya siswa terbiasa aktif dalam semua kegiatan-kegiatan yang ada pada tempat tinggal mereka.

Sedangkan menurut Suparman8, dkk, model pembelajaran merupakan desain pembelajaran yang didalamnya terdapat proses perancangan metode pembelajaran yang paling optimal untuk menghasilkan perubahan perilaku yang diinginkan dalam menjalankan proses pembelajaran berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, materi yang disajikan, siswa yang belajar, dan situasi pembelajaran yang diciptakan.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku- buku, film, komputer, kurikulum, dan lain- lain.

Setiap guru yang hendak mengajar sebaiknya terlebih dahulu memiliki pengetahuan tentang model pembelajaran yang baik , yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada para siswa. Pengetahuan tentang penggunaan model pembelajaran yang harus dimiliki guru dimaksudkan agar guru memiliki beberapa alternatif pilihan pendekatan dan cara mengajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selain dari pengetahuan tentang model pembelajaran yang harus dimilki guru tersebut, seorang guru juga dituntut kreatif didalam mengemas materi pembelajaran serta menyesuaikan model pembelajaran yang akan disampikan kepada para siswa, agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh.

Menurut Dahlan model mengajar dapat diartikan sebagai ”suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur

8

(25)

materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupunsettinglainya”.9

Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Sahih(valid)10, Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu: (1) apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat; dan (2) apakah terdapat konsintensi internal. b) Praktis. Aspek kepraktisan hanya dipenuhi jika: (1) para ahli

dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan; dan (2) kenyataan menunjukan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan.

c) Efektif. Berkaitan dengan aspek efektivitas, Nieven memberikan parameter sebagai berikut: (1) ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif; dan (2) secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.11

Pembelajaran IPA terutama pada mata pelajaran fisika diharapkan mampu mengaitkan antara sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan lingkungan para siswa tinggal. Karena lingkungan hidup para siswa tinggal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sehingga siswa perlu memiliki pengetahuan dasar yang dapat membentuk sikap positif terhadap lingkungan siswa tinggal karena baik buruknya kehidupan masyarakat sangat tergantung pada keseimbangan lingkungannya. Oleh karena itu dalam menentukan tema dalam pembelajaran fisika diharapkan bernuansa sains-lingkungan-teknologi-masyarakat.

9

Dahlan,Model model Mengajar, (Bandung: CV Diponegoro, 1984), h. 21

10

Ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir iem, dalam mengukur apa yang harus diukur lewat butir item ersebut.

11

(26)

Gambar 2.1

Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat12

Pembelajaran dengan strategi salingtemas merupakan perpaduan dari strategi pembelajaran STS (Science, Technology, and society) dan EE (Environmental Education). Dalam pembelajaran salingtemas siswa dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi diikuti dengan pemikiran untuk mengurangi atau mencegah kemungkinan dampak negatif yang mungkin timbul dari munculnya produk teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat.hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran fisika yaitu meningkatkan kesadaran perlunya kelestarian lingkungan, kebanggaan nasional dan kesadaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa.13

12

Anna Poedjiadi,Op.Cit., h. 126

13

Karhami S. Karim. A,Panduan Pembelajaran Fisika SLTP,(Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998), h. 3

THD SISWA

PEMBENTUKAN/PENGEMBANGAN KONSEP

APLIKASI KONSEP DLM KEHIDUPAN: PENYELESAIAN MASALAH ATAU ANALISIS ISU

PEMANTAPAN KONSEP

PENILAIAN

PEMANTAPA N KONSEP

PEMANTAPAN KONSEP TAHAP2

TAHAP3

TAHAP4

(27)

Teknologi menurut UNESCO yang di kutip dalam buku Panduan Pembelajaran Fisika SLTP adalah “upaya untuk mengaplikasikan atau menerapkan pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat”.14 Sedangkan teknologi menurut S. Karim A. Kartini adalah “suatu upaya untuk melatih siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasainya atau dimilikinya melalui pendekatan pemecahan masalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu terutama yang berkaitan dengan keperluan siswa ataupun masyarakat sehari-hari”.15

Kegiatan teknologi dapat mengembangkan berbagai kemampuan dasar dan sikap positif yang dibutuhkan siswa untuk kehidupannya dimasa depan, terutama masyarakat serta lingkungan dimana siswa tinggal. Sehingga siswa diharapkan mempunyai kemampuan dan sikap yang dapat mendukung kegiatan teknologi tersebut.

Kemampuan dan sikap yang dapat mendukung kegiatan teknologi antara lain sebagai berikut:

a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan.

b. Mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak kreatif sebagai salah satu tuntutan pendidikan nasional.

c. Mendorong gairah belajar.

d. Membiasakan siswa berhdapan dengan masalah sehari-hari yang kasat mata dan sekaligus membiasakan siswa untuk berlatih memecahkanya secara sistematis dan terarah.

e. Sebagai wahana terencana melalui jalur pendidikan sekolah untuk menyiapkan siswa menuju masyarakat melek teknologi sehingga lebih mudah mengikuti perkembangan IPTEK yang begitu pesat.

f. Dapat memperjelas sejumlah konsep fisika yang abstrak seperti onsep gaya dan energy.

g. Dapat meningkatkan berpikir logis, dapat menyediakan kegiatan belajar yang tidak menyediakan perbedaan jenis kelamin sehingga siswa perempuan terbiasa melakukan kegiatan yang bias dikerjakan siswa laki-laki.

h. Meningkatkan kesadaran tentang masyarakt teknologi.16

14

Ibid., h. 15 15

Ibid

16

(28)

Pendekatan salingtemas harus memberikan kepada siswa pengetahuan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Isi pendidikan salingtemas diberikan sesuai dengan hasil pendidikan yang ditargetkan. Hubungan yang tepat antara salingtemas dalam pembahasannya adalah keterkaitan antara topik dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa bahasan yang berkaitan dengan kehidupan siswa harus lebih diutamakan.

Sasaran pengajaran salingtemas yaitu cara membuat siswa agar dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang berkaitan. Dengan kata lain, siswa dibawa pada suasana yang dekat dengan kehidupan nyata siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul disekitar kehidupannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pokok dalam membekali peserta didik, diantaranya :

a. Menghindari ‘materi oriented’ dalam pendidikan tanpa tahu

masalah-masalah di masyarakat secara lokal, nasional, maupun internasional.

b. Mempunyai bekal yang cukup bagi peserta didik untuk menyongsong era globalisasi

c. Peserta didik mampu menjawab dan mengatasi setiap masalah yang berkaitan dengan kelestarian bumi, isu-isu sosial, isu-isu global, misalnya masalah pencemaran, pengangguran, kerusuhan sosial, dampak hasil teknologi dan lain-lainnya hingga pada akhirnya bermuara menyelamatkan bumi.

d. Membekali peserta didik dengan kemampuan memecahkan masalah-masalah dengan penalaran sains, lingkungan, teknologi, sosial secara integral, baik di dalam maupun di luar kelas.17

Salingtemas memberi gambaran kepada kita bahwa sains/IPA terutama fisika dan teknologi mempunyai kaitan yang erat. Selain itu, keduanya juga mempunyai kaitan yang erat dengan respon

17

(29)

masyarakat. Dengan pengertian bahwa adanya suatu perubahan teknologi akan dapat menyebabkan perubahan sosial, begitu pula sebaliknya. Hal ini berarti ada jaringan hubungan antara sains, teknologi dan sistem-sistem sosial yang saling mempengaruhi.

Dengan mengacu pada pendekatan salingtemas, hendaknya suatu pembelajaran fisika itu selalu dikaitkan dengan sains, teknologi dan masyarakat. dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara pembelajaran IPA di dalam kelas dengan kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat yang ada di sekitar peserta didik. Seperti diungkapkan oleh Anna Poedjiadi pada dasarnya pendekatan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran sains maupun pembelajaran bidang sosial, dilaksanakan oleh guru melalui topik yang dibahas dengan jalan menghubungkan antara sains dan teknologi yang terkait kegunaannya dalam masyarakat18.

Melalui pendekatan ini peserta didik juga dilatih untuk membiasakan diri bersikap peduli akan masalah-masalah sosial dan lingkungan yang berkaiatan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sehingga dengan demikian, siswa dapat langsung memahami apa-apa yang terdapat di dalam masyarakat yang terkait demgan materi yang sedang dipelajari di dalam kelas dan ketika kembali ke tempat tinggal mereka dalam masyarakat dapat langsung mengaplikasikannya.

Pendekatan Sains lingkungan Teknologi Masyarakat memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah(oleh siswa) di dalam masyarakat yang memiliki dampak negatif.

2) Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan.

3) Menggunakan sumber daya yang terdapat dalam masyarakat baik materi maupun manusia sebagai nara sumber.

18

(30)

4) Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu engetahuan alam dan teknologi.

5) Mengikutsertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari.19

Selain karakteristik di atas ada enam ranah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan penedekatan salingtemas, yaitu: Ranah konsep, Sikap, Proses, Aplikasi, Kreativitas, dan Hubungan20.

Melihat adanya ranah dalam pengunaan pembelajaran salingtemas diharapkan siswa dapat lebih berkreasi di dalam pembelajaran fisika dan tidak menganggap bahwa pelejaran fisika itu sulit dan membosankan melainkan sebaliknya mudah dan juga menyenangkan. Selain itu siswa dapat menerapkan apa yang telah dipelajarinya di dalam kelas kedalam kehidupan nyata di lingkungan tempat tinggalnya.

Alasan enam ranah perlu dikembangkan pada tiap individu dalam pendidikan di Indonesia yaitu sebagai berikut:

1) Dapat bersaing ditingkat intersasional secara positif karena memilki etos kerja yang tinggi dan dibiasakan untuk berpikir kritis.

2) Terbiasa selalu merancang proses-proses yang perlu dilakukan untuk mencapai produk-produk ilmiah.

3) Membuat siswa merasa bahwa belajar di sekolah bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya.

4) Selalu cepat tanggap pada situasi sekelilingnya.

5) Tidak bersifat egois dan mau membantu orang lain yang betul-betul memerlukannya.

6) Menyadari manfaat yang telah dipelajarinya bagi lingkungannya21.

Dengan adanya alasan perlunya mengembangkan ranah tersebut maka kita berharap konsep-konsep sains yang dipelajari sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah, siswa dapat mengaplikasikan 19

Anang Wahid Muhamad Diah, Pengembangan Model Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Salingtemas dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2004 pada Siswa SMA Di Kota Palu Sulawesi Tenga,Laporan Penelitian, (Jakarta: LIPI, 2007), h. 9

20

Radyatuti Winarno, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Sains Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat,Laporan Penelitian (Jakarta: LIPI, 1999), h. 3

21

(31)

dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama melalui produk-produk teknologi yang terkait dengan konsep-konsep tertentu yang diterima oleh siswa di dalam kelas.

[image:31.612.147.537.117.425.2]

Gambar 2.2

Ranah dalam Sains Teknologi Masyarakat22

3. Tujuan Pendekatan Salingtemas

Tujuan pendekatan salingtemas yaitu untuk membantu peserta didik mengetahui sains, perkembangan sains, teknologi-teknologi yang digunakannya, dan bagaimana perkembangan sains serta teknologi mempengaruhi lingkungan serta masyarakat23. Pendidikan salingtemas berupaya memberikan pemahaman tentang peranan lingkungan terhadap sains, teknologi, masyarakat.

22

Anna Poedjiadi,Op.Cit., 105

23

Pristiadi Utomo, Op. Cit., h. 3

Pandangan Dunia aplikasi

kreativitas

konsep

proses

sikap

keterkaitan

siswa Pandangan

Dunia

(32)

Gambar 2.3

Kaitan Antara Sains Teknologi Masyarakat24

Sebaliknya peranan masyarakat terhadap arah perkembangan sains, teknologi dan keadaan lingkungan. Termasuk juga peranan teknologi dalam penyesuaiannya dengan sains, manfaatnya terhadap masyarakat dan dampak-dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Tidak ketinggalan peranan sains untuk melahirkan konsep-konsep yang berdaya guna positif, keterlibatannya pada teknologi yang dipakai maupun pengaruhnya terhadap masyarakat dan lingkungan secara timbal balik.

Jadi tujuan utama Pendidikan salingtemas ialah bagaimana membuat agar salingtemas dapat menolong manusia membuat surga dunia di muka bumi ini, bukan sebaliknya menciptakan neraka dunia dalam segala aspek kehidupan.25 salingtemas sesungguhnya harus mampu menolong setiap negara di dunia untuk mewujudkan kemakmuran bagi semua warga negaranya.

Dalam memberikan pengantar Pendidikan salingtemas kepada peserta didik, setiap guru harus dapat menciptakan variasi pendekatan atau konsep pembelajaran yang disesuaikan tingkat kemampuan maupun obyektivitas dari pendidikan salingtemas itu sendiri. Perlu 24

Anna Poedjiadi,Op.Cit., 144 25

Ibid

Teknologi

Sains

Masyarakat Studi

(33)

diingat bahwa tidak tertutup kemungkinan seorang siswa memiliki peluang lebih besar untuk mengalami sesuatu topik masalah secara lebih nyata dibanding dengan gurunya. Apabila hal itu terjadi, para guru hendaknya tidak merasa berkecil hati, justru merasa lebih tertantang dengan kondisi yang ada untuk belajar lebih keras dan mencoba mendahului kemampuan muridnya dengan tujuan positif. Jangan sampai terjadi karena muridnya diketahui lebih cepat dapat mengakses pengetahuan yang ada, seorang guru menjadi tidak suka atau antipati kepada muridnya.

Segi baik lainnya adalah setiap murid secara perorangan dapat mengoptimalkan pengetahuan yang dimilikinya untuk bekerja sama dengan temannya dalam proses Pendidikan salingtemas Hal ini mengandung arti murid yang bersangkutan telah belajar bagaimana bersosial masyarakat.

4. Tahapan dan Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan salingtemas Guru mempunyai peranan penting dalam membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diperlukan agar siswa dapat membuat suatu keputusan yang bertanggung jawab mengenai isu-isu sosial, khususnya isu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu cara yang populer untuk memperkenalkan siswa dengan isu-isu sosial itu adalah dengan meminta kepada siswa untuk membawa artikel-artikel tentang sains, teknologi dan penggunaannya dalam masyarakat di dalam kelas sains. Dengan kata lain siswa diberi pengarahan dan kesempatan yang cukup, agar mereka dapat meneliti isu-isu itu dengan cara mengumpulkan fakta-fakta, merumuskan pendapat-pendapat mereka dan menarik suatu kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang ada.

(34)

1) Tahap Invitasi, bertujuan untuk merumuskan masalah dan untuk mengetahui hubungan dengan pengetahuan sebelumnya.

2) Tahap Eksplorasi, berisi tentang eksperimen atau aktivitas fisik, melakukan observasi menggunakan kelima panca indra, interaksi sosial sampai pengambilan keputusan.

3) Tahap Pengenalan Konsep,berisi diskusi yang dipandu oleh guru dengan memberikan suasana sehingga siswa aktif bertanya dengantujuan meluruskan pengetahuan yang dipereroleh secara ilmiah.

4) Tahap Aplikasi,berupa aktifitas tambahan untuk mengaplikasikan konsep yang diperoleh dalam konteks yang berbeda.

[image:34.612.149.526.56.697.2]

5) Tahap Evaluasi, penilaian terhadap hasil yang telah dilakukan selama pendekatan pembelajaran diterapkan26.

Tabel 2.1

Tahapan dan Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Salingtemas

No Tahap Guru Siswa

1 Invitasi Guru memberikan permasalahan atau isu-isu yang ada di dalam masyarakat yang terkait dengan pembelajaran atau jika tidak pembelajaran dapat dimulai dengan sesuatu yang biasa diketahui oleh siswa yang sesuai dengan konsep pembelajaran

 Memperhatikan penjelasan guru  Merumuskan masalah  Mencatat

2 Eksplorasi Pengembangan konsep ini dapat dilaksanakan dengan penggunaan metode dalam

Memperhatikan dan melaksanakan demonstrasi jika menggunakan metode demonstrasi

26

(35)

pembelajaran seperti demonstrasi, eksperimen, diskusi dan lain-lain 3 Pengenalan

konsep

Meluruskan isu atau masalah

Menganalisis isu atau masalah

4 Aplikasi Menekankan/pemantapan masalah

Menyimak

5 Evalusi Memberikan soal Mengerjakan soal

5. Kelemahan Pendekatan Salingtemas

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan salintemas selain banyak mempunyai kelebihan tetapi juga ada kekurangannya atau kelemahannya, diantara kelemahan pendekatan salingtemas yaitu27: persoalan yang kaitanya dengan perkembangan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan isu yang tidak akan pernah selesai. Bahkan akhir-akhir ini banyak masyarakat mengkaitkan perkembangan teknologi yang diterapkan dilingkungan mereka dengan kehidupan sosial budaya mereka, termasuk tingkat pendidikan warga.

Selain persoalan di atas Hasil belajar siswa yang ditunjukan masih terbatas pada ranah kognitif dan kurang menunjukan aspek afektif dan psikomotorik. Tanpa adanya kontrol dari guru siswa masih belum mampu menerapkan apa yang telah dipelajari di sekolah ke dalam lingkungan hidupnya, hal ini dikhawatirkan ketika siswa benar-benar terjun kedalam masyarakat sebenarnya (lulus sekolah) siswa tidak dapat mengaplikasikan konsep yang telah didapatnya ketika belajar.

Penerapan pendekatan salingtemas dalam pembelajaran dapat mengembangkan ketrampilan kognitif, ketrampilan afektif dan ketrampilan psikomotor. Setiap pendekatan yang diterapkan dalam

27

(36)

pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan yang dapat menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaanya.

Menurut Poedjiadi, kesulitan dan kendala yang dihadapi dalam menggunakan pendekatan salingtemas yaitu apabila dirancang dengan baik, memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lain.28 Guru juga tidak mudah mencari isu atau masalah pada tahap pendahuluan yang terkait pada topik yang akan dibahas dan dikaji. Karena hal ini memerlukan wawasan luas dari guru dan melatih tanggap masalah lingkungan. Guru perlu menguasai materi yang terkait dengan konsep dan proses sains yang dikaji selama pembelajaran berlangsung.

6. Pembelajaran Sains, Teknologi, dan Literasi (STL)

Literasi berasal dari kata literacy yang berarti ”melek huruf” atau

gerakan pemberantasan buta huruf. STL merupakan kemampuan mengenal hasil teknologi besera dampaknya, kemampuan menggunakan produk teknologi dan memeliharanya, kemampuan menyelesaikan masalah dengan konsep sains, kemampuan membuat hasil rekayasa teknologi yang disederhanakan, serta kemampuan menganalisis fenomena kejadian berdasarkan konsep IPA

Tujuan dari pendidikan salingtemas adalah untuk menghasilkan individu-individu yang memiliki literasi Sains dan Teknologi.

Adapun ciri-ciri individu yang memiliki literasi sains dan teknlogi adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan konsep-konsep sains, ketrampilan proses dan nilai, apabila mengambil keputusan yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengetahui bagaimana masyarakat mempengaruhi sains dan teknologi serta bagaimana sains dan teknologi mempengaruhi masyarakat.

3. Mengetahui bahwa masyarakat mengontrol sains dan teknologi melalui pengelolaan sumber daya alam.

4. Menyadari keterbatasan dan kegunaan sains dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

28

(37)

5. Memahami sebagian besar konsep-konsep sains, hipotesis dan teori sains dan mampu menggunakanya.

6. Menghargai sains dan teknologi sebagai stimulus intelektual yang dimilikinya.

7. Mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah tergantung pada proses-proses inkuari.

8. Membedakan antara fakta-fakta ilmiah dan opini pribadi. 9. Mengakui asal-usul sains dan mengetahui bahwa pengetahuan

ilmiah adalah tentatif.

10. Mengetahui aplikasi teknologi dan pengambilan keputusan menggunakan teknologi.

11. Memiliki pengetahuan dan pengalaman cukup untuk memberi penghargaan pada penelitian dan pengembangan teknologi. 12. Mengetahui sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi

yang dipercaya dan menggunakan sumber-sumber tersebut dalam pengambilan keputusan29.

Pendekatan salingtemas mengintegrasikan Contextual Teaching Learning (CTL) di dalamnya, dengan pendekatan ini siswa

diharapkan akan menjadi ”melek sains” dan mempunyai jiwa literan

dimana mengambil sains dan teknologi tidak sebagai perangkat konsep tapi bagaimana mampu mengintegrasikan dan menganalisis keterkaitan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, selain itu siswa belajar dengan berbagai sumber dan memanfaatkan teknologi, lingkungan sebagai sumber belajar, serta mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai yang bertanggung jawab.

7. Hasil belajar a. Definisi Belajar

Belajar adalah “perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat”.30.

Belajar adalah “hasil perubahan mental yang terus menerus sebagaimana kita membuat makna dari pengalaman kita”31.

29

Ibid.,h, 102-103

30

(38)

Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang.32 belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.

Dalam psikologi proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu.33 Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Menurut Slameto belajar adalah “peoses memanusiakan manusia, dimana hanya belajarlah manusia menemukan dirinya dalam relasinya dengan sesame, lingkungan dan juga dengan sang pencipta”.34

M. Dalyono mendefinisikan belajar adalah “suatu usaha perbuatan yang dilakukan sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya”.35

31

Depdiknas. Strategi Pembelajaran MIPA.( Direktorat tenaga kependidikan Direktorat jenderal Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Departemen pendidikan nasional, 2008.), h. 24.

32

Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), Cet. 1, h.76

33

Muhibbin Syah,Op.Cit., h.111

34

Slameto,Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semeste,(Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. V

35

(39)

Belajar adalah “kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.36 Dengan demikian berhasil atau tidaknya tujuan dari belajar tesebut sangat tergantung terhadap proses dalam pembelajaran yang dilaksanakn oleh guru.

Dalam bukunya berjudul Psikologi Pengajaran, W. S. Winkel

menyebutkan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis,

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai serta sikap”.

Dengan demikian, perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha seseorang dengan menggunakan potensi yang dimilikinya untuk mengadakan perubahan fisik, mental juga tingkah laku yang harus didukung oleh lingkungannya.

Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena sebagai mahluk sosial dan berbudaya memerlukan perkembangan yang baik antara dirinya dan lingkungannya, sehingga dengan belajar manusia bisa mengembangkan dirinya. Sebelum menguraikan definisi belajar, maka dijelaskan dahulu konsep belajar. Dalam kamus bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian.

Menurut Zikri Neni Iska”belajar adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman”.37

Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini akan membentuk sifat dan juga sikap siswa yang nantinya akan di aplikasikan oleh siswa 36

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). Cet 1, h. 59

37

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkunga, (Kizi Brother’s:

(40)

kedalam masyarakat tempat dimana siswa tinggal dan menjalankan aktifitasnya sehari-hari.

Belajar dapat juga diartikan sebagai proses membangun makna dan pemahaman terhadap informasi atau pengalaman, di mana proses tersebut disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa. Selain itu, sesorang yang semula tidak tahu menjadi tahu dan akan mengalami perkembangan dalam arah kognitif dalam proses belajar.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhsil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan hanya bergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan proses pengumpulan atau suatu fakta dan bentuk informasi atau materi pelajaran, belajar merupakan latihan seperti membaca dan menulis.38

Menurut Sciner yang dikutip dalam buku psikologi umum, belajar adalah suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.39 Hal ini berarti seseorang yang belajar akan mengalami perubahan yang kearah yang lebih baik dari pada sebelumnya. sehingga seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan pada perilakunya.

Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar mengharuskan perubahan pada diri seseorang tersbut, karena belajar merupakan kegiatan yang kompleks dengan melalui proses, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep, sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang tersebut kearah yang lebih baik yang meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan tingkah laku.

b. Definisi Hasil Belajar

38

Muhibin Syah, Psikologi Belajar(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Ed ke 3 h. 64.

39

(41)

Setelah siswa melaksanakan kegiatan atau proses belajar, maka dilaksanakanlah suatu evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar ini dilaksanakan untuk melihat apakah terdapat perubahan atau tidak pada diri siswa, atau pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Bloom yang dikutip oleh Daryanto, Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.40 Sedangkan menurut Muhibin Syah evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.41

Adapun tujuan diadakanya evaluasi hasil belajar yaitu:

1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu.

2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.

3) Untuk mengetahui tigkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.

4) Untuk mngetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar.

5) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar.42

Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.43

Hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

40

H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), h. 1

41

Muhibin Syah,Op.Cit., h. 175 42

Muhibin Syah, Op.Cit., h. 176-177 43

Trimo dan Rusatiningsih. ArtikelMeningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing.22 Januari 2010.

(42)

Menurut Bloom, hasil belajar adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,melainkan komprehensif.

Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil yang dicapai siswa, tentunya mengharapkan bahwa semua hasil yang diperoleh itu membentuk suatu sistem nilai (value sistem) yang dapat membentuk kepribadian siswa, sehingga memberi warna dan arah dalam semua perbuatannya.

Prosedur hasil belajar membantu guru dalam beberapa hal : 1) Menolong siswa dalam memberikan pengetahuan tentang enter

behaviorsiswa.

2) Menolong dalam menetapkan, memperbaiki dan memperjelas tujuan yang realistis bagi tiap siswa.

3) Menolong dalam mengevaluasi tingkat pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

4) Menolong dalam menentukan, mengevaluasi dan memperbaiki teknik-teknik mengajarnya.

5) Membantu memperbaiki informasi tentang kesulitan-kesulitan belajar siswa, kemudian dapat dijadikan petunjuk untuk memperbaikinya.

Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku mencangkup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.44 Menurut hamalik, hasil belajar adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (asses)

44

(43)

keputusan-keputusanyang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor Intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa ssendiri.

2) Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar siswa.45

Menurut Alsuf Sabri yang termasuk kedalam faktor internal yang mempengaruhi perbedaan individual dalam belajar yaitu faktor yang berkaitan dengan fisik, mental, dan faktor psikologis.46

Dari berbagai penjelasan di atas motivasi belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu.

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.47 Zikri Neni dalam bukunya menjelaskan bahwa hasil belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.48

Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kedua faktor tersebut.

45

Muhibin Syah. Op. Cit., h. 165

46

Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 78

47

M. Dalyono,Op.Cit., h. 55

48

(44)

1) Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:49

a) Faktor Fisiologis

Faktor ini ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing- pusing kepala misalnya, dapat menurunkan ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas.

Jadi orang yang sehat akan berbeda dengan pengaruhnya terhadap belajar dibandingkan dengan jasmani yang kurang sehat. Kondisi fisiologi siswa terdiri atas kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta kondisi panca inderanya, terutama sekali indera penglihatan dan pendengaran.

Apabila seseorang siswa memiliki kondisi fisiologi yang kurang baik seperti indera pendengaran dan penglihatannya kurang baik, maka hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajar, sebagaimana telah disebutkan pada awal penulisan. Jika hal tersebut tidak segera di tindak lanjuti maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang akan diperoleh siswa tersebut.

b) Faktor Psikologis

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar menyebutkan, yang termasuk ke dalam faktor psikologis

49

(45)

diantaranya adalah: motivasi, minat, dan bakat. Apabila seseorang memiliki motivasi, minat, dan bakat maka ia akan terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memiliki semangat yang luar biasa untuk terus belajar. Akan tetapi sebaliknya apabila keadaan individunya seperti kurang sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain, maka hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi kegiatan belajarnya.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini terdiri dari faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor Intsrumental.

a) Faktor-Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu50:

(1) Lingkungan Sosial

Faktor linkingan sosial juga bisa berwujud manusia dan reprentasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa. Lingungan sekolah seperti guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Selanjutnya juga yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masarakat dilingkungan kumuh yang serba kekurangan dan 50

(46)

anak-anak penganggur misalnya akan sangat mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat- alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimiliki.

(2) Lingkungan Non Sosial

Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tak terhitung jumlahnya misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang atau malam), gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah yang digunakan siswa untuk belajar, tempat tinggal siswa dan letak tempat tinggal tersebut.

3) Faktor-Faktor Instrumental

Faktor Instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Banyak psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan suatu proses yang asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu rangsang tertentu.

d. Pengertian Hasil Belajar Fisika.

Fisika/IPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.51

51

(47)

Fisika adalah salah satu bagian disiplin ilmu yang terdiri atas komponen-komponen yang saling terkait. Komponen itu dalah objek dari gejala-gejala alam yang sangat luas dan selalu berkembang dari waktu kewaktu yang memberikan konsekuensi pada manusia.

Mengingat hal tersebut, fisika bukanlah ilmu pengetahuan statis, akan tetapi sebagai ilmu pengetahuan dinamis. Fisika merupakan pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru kepikiran siswa, dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi.

Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan mengalaminya secara langsung. Pada pelajaran fisika harus dikembangkan keterampilan proses IPA, sehingga proses belajar harus fokus pada keterampilan intelektual.

Berdasrkan uraian di atas, maka dalam penelitin ini yang dimaksud hasil belajar fisika siswa adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran fisika setelah melalui proses pengajaran disekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melalui proses belajar pada akhir materi. Asumsinya adalah pengetahuan yang diajar oleh guru pada mata pelajaran fisika dapat diserap secara optimal oleh siswa sehingga hasil belajar siswa dapat menggambarkan hasil pengajaran.

8. Hasil Penalitian Releven

Menurut Kashardi dengan artikel ilmiah yang berjudul

“Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di

(48)

dengan adanya kegiatan-kegiatan nyata atau konkrit diskusi dengan kegiatan percobaan sangat disenangi siswa.52

Menurut Sri Irawati dalam laporan penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan Pengajaran IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat Di Sekolah Dasar” menunjukan bahwa respon siswa terhadap

pembelajaran setelah menggunakan pendekatan STM, siswa sangat termotivasi dengan adanya kegiatan-kegiatan yang nyata atau konkrit53

Menurut Rudiana Agustini dalam laporan penelitiannya yang

berjudul “Efektifitas Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Lingkungan Melalui

Pengadaan Alat Peraga dengan Pendekatan Sains Teknologi dan

Masyarakat” menunjukan rancangan kegiatan yang mengarah pada pemecahan masalah mampu mengembangkan kreatifitas mahasiswa54

Menurut Made Wirta dalam penelitian ilmiahnya yang berjudul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilan

Proses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan

Lingkungan” menunjukan terjadi peningkatan kualitas proses

pembelajaran dari siklus pertama hingga siklus ketiga, yang ditandai dengan peningkatan aktifitas, kreatifitas, motovasi, ketrampilan siswa dalam kegiatan belajar, serta kesiapan siswa dalam mengikuiti kegiatan belajar mengajar55

Menurut Rusmansyah dkk dalam Laporan Penelitiannya yang

berjudul “Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam

Pembelajaran Kimia Di SMU Negeri Kotamadya Banjarmasin”

menunjukan bahwa implementasi pendekatan sains teknologi masyarakat 52

Kashardi, Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Sekolah Dasar Negeri Bengkulu,Laporan Penelitian (Jakarta: LIPI, 2002), h. 12

53

Sri Irawati, Pengembangan Pengajaran IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Sekolah Dasar, Laporan Penelitian (Jakarta: LIPI, 1999), h. 65

54

Rudiana Agustini, Efektifitas Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Lingkungan Melalui Pengadaan AlatPeraga Dengan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat, Laporan Penelitian (Jakarta:LIPI, 1999), h. 50

55

(49)

dalam pembelajaran kimia di SMU Negeri 1, SMU N 6, dan SMU N 12 Banjarmasin memberikan dampak positif terhadap hasil belajar56

Merutut Wayan Suja dkk dalam laporan penenitiannya yang

berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilan Proses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat” menunjukan bahwa siswa kelas IV kelompok eksperimen

menunjukan kinerja yang tinggi dalam melakukan observasi, mengintrepretasikan, dan mengklasifikasikan data57

Menurut Anang Wahid Muhamad Diah dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan

salingtemas dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2004 Pada Siswa

SMA Di Kot Palu Sulawesi Tengah” menunjukan dengan pendekatan

salingtemas 50 % responden mengatakan sulit dalam mempelajari kimia58

Menurut Ira Pahitah dalam skripsinya yang berjudul “pengaruh

pendekatan sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar siswa pada

konsep reaksi oksidasi reduksi” hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran dengan pendekatan sains teknologi masyarakat dengan hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi, hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen 71,10 dan rata-rata kelompok kelas control 62,8759

Menurut Feri Wahyuni dalam skripsinya yang berjudul “upaya

meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan model pembelajaran

sains teknologi masyarakat berbasis IMTAQ pada konsep ekosistem” hasil

56

Rusmansyah dkk, Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Kimia Di SMU Negeri Kotamadya Banjarmasin(Jakarta: LIPI, 2001), h. 29

57

Wayan Suja dkk.Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilan Proses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat,Laporan Penelitian (Jakarta: LIPI, 2006), h. 48

58

Anang Wahid Muhammad Diah.Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan salingtemas dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2004 Pada Siswa SMA Di Kot Palu Sulawesi Tengah,Laporan Penelitian (Jakarta:LIPI, 2007), h. 20

59

(50)

penelitian menunjukkan respon positif siswa terhadap model pembelajaran sains teknologi masyarakat, diperoleh sebanyak 89,97% menyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan model sains teknologi masyarakat dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar pada materi ekosistem60

Menurut Yanti Damayanti dalam skripsinya yang berjudul

“pengaruh pendekatan sains teknologi masyarajat terhadap penguasaan

konsep siswa tentang pencemaran lingkungan” hasil penelitian

menunjukkan meskipun tidak

Gambar

Ranah dalam Sains Teknologi MasyarakatGambar 2.222
Tabel 2.1Tahapan dan Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Salingtemas
Tabel. 3.1
Tabel 3.2Kisi-kisi dan Indikator Instrumen Tes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa dengan pendekatan keterampilan proses di SMA Persada Bandar

Berfikir Kreatif dan Sikap Terhadap Sains Siswa SMP Setelah Diterapkan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan Dalam Pembelajaran IPA-Fisika ”

Depdikbud seperti yang dikutip Dimyati mendefinisikan pendekatan keterampilan proses sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual,

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskrispsikan validitas media e-book interaktif berbasis Salingtemas yang dikembangkan pada materi fluida dinamis ditinjau

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa model pendekatan starter eksperimen efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar

Hasil penelitian ini adalah: (1) ada perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran Guided inquiry berbasis salingtemas,

Pendekatan Keterampilan Dasar Proses Sains merupakan bagian dari pendekatan keterampilan proses. Menurut Depdikbud pendekatan keterampilan proses dapat diartikan

“konsep dasar belajar menurut teori konstruktivisme yaitu pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah