• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODUL CAHAYA BERBASIS SALINGTEMAS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODUL CAHAYA BERBASIS SALINGTEMAS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODUL CAHAYA

BERBASIS SALINGTEMAS TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

oleh

Febri Rosela Pratidina 4001412009

JURUSAN IPA TERPADU

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Man jadda wajada, Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan”.

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan.”

(QS. Al Insyirah 94: 5)

Persembahan

1. Untuk mamaku Indah Silvia Lenata dan papaku Abdul Rohmad, kedua orang tuaku tercinta yang begitu sabar dan menyayangiku;

2. Untuk adikku Wahyu Dwi Prasetya dan seluruh keluarga besar;

3. Untuk teman-teman Prodi Pendidikan IPA 2012;

4. Untuk teman-teman PPL SMP Negeri 7 Magelang 2015.

(5)

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat serta hidayah-Nya dan tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Keefektifan Penggunaan Modul Cahaya Berbasis Salingtemas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan IPA Universitas Negeri Semarang.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

4. Stephani Diah Pamelasari., M.Hum. dan Miranita Khusniati., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah tulus dan sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Parmin, M.Pd., sebagai dosen penguji yang dengan penuh rasa kesabaran telah memberikan saran dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen Jurusan IPA Terpadu atas seluruh ilmu yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

7. Budi Wahyono, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Magelang yang telah mengijinkan penulis melaksanakan penelitian.

(6)

vi

8. Hastuti, S.Pd., selaku guru Biologi SMP Negeri 7 Magelang yang telah memberi inspirasi dan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian dan senantiasa memberikan dukungannya.

9. Siswa-siswa SMP Negeri 7 Magelang, khususnya kelas VIII A dan VIII B yang telah membantu kesuksesan jalannya penelitian.

10. Papaku Abdul Rohmad, Mamaku Indah Silvia Lenata, dan Adikku Wahyu Dwi Prasetya yang senantiasa mengiringi langkah penulis dengan doa yang tulus dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, pengorbanan, dukungan dan perjuangan serta kasih sayang yang tiada henti hingga terselesaikannya skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku tersayang (Sonta, Devi, Dian, Ela, Maria, Fhebi, Cindy, Nindy, Pipit, Ulfi, Tutut, Rini, dll), teman-teman penghuni Kost Tiga Pintu, teman-teman PPL di SMP Negeri 7 Magelang, teman-teman KKN di Desa Timbang, dan teman-teman Pendidikan IPA 2012 yang menjadi tempat berbagi cerita, terima kasih telah memberi arti sebuah kehangatan persahabatan dan memberi kenangan terindah kepada penulis.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya demi terselesaikannya skripsi ini.

Tidak ada satupun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, kecuali untaian doa semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang sebaik-baiknya dan berlimpah rahmat serta hidayah-Nya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi bahan kajian dalam bidang ilmu yang terkait. Amin.

Semarang, Juli 2016

(7)

vii

ABSTRAK

Pratidina, F. R. 2016. Keefektifan penggunaan Modul Cahaya Berbasis

Salingtemas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi. Jurusan IPA

Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Stephani Diah Pamelasari, M.Hum. dan Pembimbing Pendamping Miranita Khustiati, M.Pd.

Kata Kunci: modul cahaya, Salingtemas, keterampilan proses sains

Proses pembelajaran IPA tidak hanya belajar bagaimana mengingat materi, tetapi juga menguasai keterampilan proses sains dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan modul cahaya berbasis salingtemas yang dalam pembelajarannya memadukan tema cahaya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (salingtemas) untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa. Dengan menerapkan pendekatan Salingtemas dalam pembelajaran, siswa dapat memahami penerapan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan modul cahaya berbasis salingtemas terhadap keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian quasi experimental design. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 7 Magelang dengan subjek penelitian siswa kelas VIII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan modul cahaya berbasis Salingtemas efektif terhadap keterampilan proses sains siswa dengan hasil thitung 7,813 lebih besar dari

ttabel 1,67. Dengan jumlah siswa yang tuntas atau melampaui KKM pada kelas

(8)

viii

ABSTRACT

Pratidina, F. R. 2016. The Effectiveness of Modules Light Based On SETS Toward

Students Science Process Skills. Thesis. Departement of Integrated Science,

Mathematics and Natural Science Faculty, Semarang State University. First Advisor Stephani Diah Pamelasari, M.Hum. and Second Advisor Miranita Khusniati, M.Pd.

Keywords: modules, SETS, science process skills

Science learning process does not only consist l how to remember the material, but also master the science process skills and apply them in daily life. This research used a module with topic of Light based science, environment, technology and society (SETS) to integrate the theme of Light with SETS approach to improve Science Process Skills (SPS) of students. By applying SETS approach in learning process, students can understand the application of the characteristics of light in everyday life. This research aims to determine the effectiveness of module to students’ science process skills. It was an experimental study with quasi-experimental research design. This research was conducted at SMP 7 Magelang with eighth grade students as research subject. The result showed that the use of modules is effective to improve students’ science process skills where tcount 7.813 is greater than ttable 1.67. Students who pass KKM score in

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... i PERNYATAAN ... ii PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4 1.5 Penegasan Istilah ... 5 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 7 2.1 Modul ... 7 2.2 Pendekatan Salingtemas...11

2.3 Keterampilan Proses sains ...14

2.4 Tema Cahaya ...16

2.5 Kerangka Berpikir ...16

2.6 Hipotesis ...18

3. METODE PENELITIAN ...19

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...19

(10)

x

3.3 Populasi dan Sampel ...21

3.4 Variabel Penelitian ...22

3.5 Prosedur Penelitian ...22

3.6 Data dan Cara Pengumpulan Data ...23

3.7 Metode Pengumpulan Data ...24

3.8 Metode Analisis Data ...25

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...35

4.1 Hasil Penelitian ...35 4.2 Pembahasan...40 5. PENUTUP ...48 5.1 Simpulan ...48 5.2 Saran ...48 DAFTAR PUSTAKA ...49 LAMPIRAN ...52

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains ... 15

3.1 Desain Penelitian ... 20

3.2 Data Jumlah Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2015/2016 SMP N 7 Magelang ... 21

3.3 Data dan Instrumen ... 24

3.4 Hasil Validitas Soal Tema Cahaya... 25

3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 27

3.6 Kategori Daya Pembeda Uji Coba Soal Tema Cahaya ... 27

3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 28

3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes... 28

3.9 Soal Yang Layak Digunakan Untuk Evaluasi Pembelajaran Tema Cahaya ... 29

3.10 Kriteria Kelayakan Modul ... 29

3.11 Uji Homogenitas Data Nilai UTS Kelas VIII A Dan VIII B ... 30

3.12 Kriteria Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa ... 33

3.13 Kriteria Penilaian Tanggapan Siswa ... 34

4.1 Hasil Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 35

4.2 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 36

4.3 Hasil Uji Signifikasnsi Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 36

4.4 Data Observasi Keterampilan Proses Sains Pertemuan 1 ... 37

4.5 Data Observasi Keterampilan Proses Sains Pertemuan 2 ... 37

4.6 Data Observasi Keterampilan Proses Sains Pertemuan 3 ... 37

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Keterkatan Sains, Lingkungan, Teknologi,

dan Masyarakat ... 12 2.2 Keterkaitan Tema Cahaya dengan

Pendekatan Salingtemas ... 13 2.3 Bagan Keterpaduan Tema Cahaya ... 16 2.4 Kerangka Berpikir ... 17

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran ... 52

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 57

3. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ... 77

4. Soal Uji Coba ... 80

5. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Soal Uji Coba ... 89

6. Reliabilitas Soal ... 90

7. Soal Posttest ... 92

8. Uji Homogenitas Data Nilai UTS Antara Kelas VIII A dan VIII B ... 98

9. Validasi Modul Cahaya Berbasis Salingtemas ... 99

10. Daftar Nama dan Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol ...100

11. Daftar Nama dan Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen ...102

12. Uji Normalitas Data ...104

13. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Keterampilan Proses Sains (Posttest) Antara Kelas Kontrol dan Eksperimen ...108

14. Rekapitulasi Hasil Keterampilan Proses Sains ...109

15. Analisis Hasil Angket Tanggapan Siswa ...111

16. Rubrik Lembar Keterampilan Proses Sains ...113

17. Hasil Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ...119

18. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa ...120

19. Rubrik Angket Tanggapan Siswa ...121

20. Hasil Angket Tanggapan Siswa ...122

21. Butir Instrumen Validasi Modul ...123

22. Hasil Validasi Modul ...126

23. Contoh hasil Pretest dan Posttest ...130

24. Surat Penelitian dari SMP N 7 Magelang ...132

25. Surat Keputusan Tentang Dosen Pembimbing ...133

26. Contoh Modul ...134

(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah pembelajaran yang menyenangkan karena siswa dapat belajar melalui alam sekitar yang tentunya sudah tidak asing bagi siswa. Siswa diajak untuk berinteraksi langsung dan mengenal objek belajar di sekitar siswa melalui pengamatan gejala, permasalahan (penerapan proses sains), penelaahan dan penemuan simpulan atau konsep tentang sesuatu yang dipelajarinya.

Pembelajaran IPA seharusnya dapat menumbuh kembangkan kompetensi siswa pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemendikbud, 2014). Dengan demikian, siswa dapat melatih kompetensi yang dimilikinya, dan tidak

hanya berpusat pada ranah pengetahuan saja. Pembelajaran IPA akan lebih bermakna apabila terdapat keselarasan antara materi, dengan aktivitas di

lingkungan tempat tinggal siswa yang digunakan sebagai sumber belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nisa et al., (2015), yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.

Sesuai dengan kurikulum KTSP, salah satu standar kompetensi yang dikembangkan pada mata pelajaran sains di SMP adalah kemampuan melakukan kerja ilmiah. Kemampuan itu dapat dikembangkan melalui pengalaman langsung (hand on) dengan melakukan penyelidikan atau percobaan sains. Penyelidikan atau percobaan dapat melatih siswa untuk memperoleh keterampilan proses sains (Riess, 2000). Keterampilan untuk mengamati, mengukur, merumuskan hipotesis dan mengomunikasikan hasil percobaan merupakan bagian dari keterampilan proses sains (Karar & Yenice, 2012).

(15)

2

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 7 Magelang, proses pembelajaran IPA di kelas belum mampu melatih siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan prosesnya. Hal ini dikarenakan guru menggunakan metode mengajar secara informatif dan konvensional. Guru lebih menitikberatkan pada kemampuan kognitif daripada keterampilan proses yang dimiliki oleh siswanya. Padahal meskipun pembelajaran berpusat pada aspek kognitif, pemahaman konsep siswa masih kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar, rata-rata seluruh siswa hanya 60% yang dinyatakan lulus dari KKM. Keterampilan proses sains seperti mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasi, memprediksi dan menyimpulkan pada siswa tergolong kurang maksimal. Keterampilan proses perlu dimiliki oleh siswa agar dapat membantu siswa memiliki kemampuan lebih aktif, kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah dan menghubungkan pelajaran dengan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep yang diajarkan (Putri et al., 2015). Hal ini, dapat dilihat ketika siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pengamatan atau pemecahan masalah di depan kelas, sebagian besar siswa masih terlihat ragu dan kebingungan. Siswa tidak berani terlibat dalam pembelajaran termasuk mengemukakan pendapat, bertanya dan menanggapi permasalahan. Siswa juga masih kesulitan dalam mengklasifikasikan data hasil percobaan. Sehingga, diperlukan adanya sumber belajar yang dapat membantu siswa melatih keterampilan proses.

Pembelajaran yang berorientasi aplikatif bergantung pada penggunaan sumber belajar atau media yang digunakan selama proses pembelajaran agar dapat mencapai hasil yang optimal (Suparwoto dalam Nourma, 2011). Salah satu sumber belajar yang mendukung pembelajaran adalah penggunaan bahan ajar. Bahan ajar adalah bahan atau materi yang digunakan guru atau siswa dalam pembelajaran. Bahan ajar yang dapat digunakan salah satunya berupa modul. Modul sebagai sejenis satuan terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu (Asfiah, 2013). Pembelajaran dengan modul bertujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri, karena siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya secara individual. Siswa juga dapat

(16)

3

mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya secara individual, sehingga pembelajaran dengan modul dapat mengembangkan keterampilan proses yang tinggi bagi siswa (Sudjana & Rivai, 2009). Salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan modul yang dipadukan dengan pendekatan yang sesuai.

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam modul. Salah satunya dengan pendekatan Salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat). Menurut Binadja et al. (2008), Pendekatan Salingtemas merupakan pendekatan pembelajaran secara terpadu yang diharapkan mampu membelajarkan siswa agar memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegrasi (terpadu) dengan memperhatikan empat unsur yaitu sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Pendekatan Salingtemas diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan siswa untuk memahami hakekat pendidikan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat secara utuh (Nuryanto & Binadja, 2010). Modul berpendekatan salingtemas akan berisi tentang materi, penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari, serta di dalam modul tersebut juga terdapat beberapa percobaan atau praktikum. Adanya penyelidikan atau percobaan dapat melatih siswa untuk memperoleh keterampilan proses sains (Reiss, 2000). Tema cahaya merupakan tema pembelajaran yang terdapat di sekolah menengah pertama. Tema tersebut dalam pembelajarannya seharusnya dapat dipadukan dengan pengaplikasian cahaya untuk teknologi. Meskipun demikian, dalam proses pembelajarannya tema cahaya hanya di sampaikan secara umum, sehingga siswa belum mampu mengaitkan tema cahaya dengan teknologi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian tema cahaya dapat diajarkan dengan pendekatan salingtemas yang dikemas dalam sebuah modul, sehingga siswa akan mendapatkan pemahaman yang mendalaman dan utuh tentang pengetahuan yang dimilikinya. Serta dapat meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pada kesempatan ini diadakan penelitian dengan judul Keefektifan Penggunaan Modul Cahaya Berbasis Salingtemas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa.

(17)

4

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana keefektifan penggunaan modul cahaya berbasis Salingtemas terhadap keterampilan proses sains siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui modul cahaya berbasis Salingtemas efektif digunakan untuk keterampilan proses sains siswa.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pendidikan pengembangan bahan ajar, serta memberikan gambaran tentang peran pembelajaran berbasis Salingtemas sebagai solusi dalam memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah sarana bahan ajar untuk siswa khususnya mata pelajaran IPA, membantu melaksanakan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru lebih terampil dalam menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.

2. Bagi Siswa

Melalui pembelajaran menggunakan modul IPA terpadu berbasis salingtemas dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri dan kreatif, dapat membantu siswa menggunakan pengetahuan ilmiah dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

(18)

5

3. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini dapat memudahkan sekolah untuk menyediakan sarana bahan ajar untuk siswa, memberikan masukan kepada sekolah agar lebih meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sehingga visi, misi, dan tujuan sekolah dapat tercapai.

1.5 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari salah pengertian serta memberikan batas ruang lingkup penelitian. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan penegasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Keefektifan Pembelajaran

Keefektifan pembelajaran pada penelitian ini adalah keberhasilan penggunaan modul cahaya berbasis Salingtemas sebagai salah satu bahan ajar dimana keterampilan proses sains siswa SMP pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Keterampilan proses sains siswa dapat dilihat dari nilai posttest siswa dan nilai observasi pada proses pembelajaran.

1.5.2 Modul

Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia siswa, agar siswa dapat belajar secara mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Prastowo, 2011).

Modul IPA terpadu ini selain terdapat materi dan soal-soal untuk melatih kemampuan kognitif siswa, juga terdapat lembar kerja siswa sederhana untuk melatih keterampilan proses sains siswa.

1.5.3 Pendekatan Salingtemas

Salingtemas merupakan akronim dari Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat. Pendekatan salingtemas ini sama saja dengan pendekatan SETS (Sains, Environment, Technology, and Society). Secara mendasar, dapat diartikan bahwa melalui pendekatan Salingtemas ini diharapkan siswa dapat memandang sesuatu secara terintegrasi dengan memperhatikan keempat unsur Salingtemas, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan

(19)

6

yang dimiliki (Binadja et al., 2008). Dalam Penelitian ini unsur pendekatan salingtemas akan disisipkan pada modul cahaya.

1.5.4 Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains (KPS) adalah keterampilan berpikir para ilmuwan yang digunakan untuk membangun pengetahuan untuk memecahkan masalah dan merumuskan hasil (Ozgelen, 2012). Menurut Dimyati & Mudjiono (2009), berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: Keterampilan proses dasar (basic skill) dan keterampilan terintegrasi (integarted skill). Dalam penelitian ini akan diukur keterampilan proses sains dasar yaitu mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasi, memprediksi dan menyimpulkan percobaan yang ada di dalam modul.

1.5.5 Tema Cahaya

Tema Cahaya sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan tema pada SMP kelas VIII semester 2, yaitu pada standar kompetensi nomor 6 : memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Kompetensi dasar nomor 6.3 : menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Tema cahaya juga akan dipadukan dengan materi fotosintesis dan gerak pada tumbuhan yang di pengaruhi oleh cahaya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa peningkatan padat penebaran pada sistem resirkulasi dari 10 ekor hingga 20 ekor memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap

[r]

Metode yang digunakan salah satunya adalah metode HIRARC ( Hazards Identification, Risk Assessment, and Risk Control ) dimana metode ini merupakan serangkaian

Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang (Middle Brook, 1974) yang dikutip oleh Azwar (2009), mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman pernyataan atau pedoman observasi yang disusun oleh Saputra (2007) tentang keterampilan lokomotor anak. Berikut

Koefisien Korelasi (R) antara Variabel Bebas Panjang Tungkai (X1) dan Power Tungkai (X2 terhadap Variabel Terikat Sepak Mula ( service ) (Y)...953. Uji Hipotesis/Uji

Komplek Perkantoran Payaloting, Panyabungan, Sumatera Utara, Kode Pos 22978

Kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : (a)Ketidak konsistenan dalam pasal 43 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang