• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONSENTRASI GAS CO, NOX, DAN SO2 DARI PROSES PEMANFAATAN BATUBARA, BRIKET BATUBARA DAN BRIKET BIOARANG SEBAGAI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KONSENTRASI GAS CO, NOX, DAN SO2 DARI PROSES PEMANFAATAN BATUBARA, BRIKET BATUBARA DAN BRIKET BIOARANG SEBAGAI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONSENTRASI GAS CO, NOX, DAN SO2 DARI PROSES PEMANFAATAN BATUBARA, BRIKET BATUBARA DAN BRIKET BIOARANG SEBAGAI BAHAN

BAKAR RUMAH TANGGA.

Oleh :

Hafidawati, Esmiralda

No. Kontrak : 089/J.16/PL/DIPA/IV/2005.

ABSTRAK

Batubara dan olahannya berupa briket dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternative untuk mengatasi kelangkaan minyak dan gas terutama untuk konsumsi rumah tangga. Selain kedua alternative tersebut sumber energi lain yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah briket bioarang yang berasal dari kotoran ternak. Pada pembakaran bahan bakar sebanyak 700

gram selama 5 menit, untuk batubara dihasilkan gas CO 13, 74 ppm, NOx 3,65 ppm dan SO2

8,28 ppm.. Selama pembakaran batubara mengeluarkan bau, berasap hitam dan relatif lama untuk dinyalakan yaitu: 14,3 menit.. Briket batubara dari proses pembakaran mengemisikan gas CO 9,2 ppm, NOx 2,29 ppm dan SO2 0,1667 ppm, serta tidak berbau dan berasap, lama untuk dinyalakan yaitu 10,45 menit. Briket batubara memang ditujukan untuk konsumsi rumah tangga. Pembakaran briket bioarang dihasilkan gas CO 10,86 ppm, NOx 8,5 ppm dan SO2 10,887 ppm.. Pembakaran briket bioarang berbau rumput terbakar dan berasap putih. Penyalaannya relatif cepat yaitu sekitar 4,28 menit, penyalaan yang cepat umumnya lebih disukai.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tabulasi silang antara keluhan responden terhadap asap dari industri makanan ringan yang menggunakan briket batubara di desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis kabupaten

Tugas akhir dengan judul “ Pengaruh Variasi Jumlah Lubang dan Susunan Lubang Secara Zig-Zag dan Teratur Pada Tungku Briket Batubara Terhadap Temperatur dan Gas CO Hasil Pembakaran ”

Batubara sebagai energi alternatif dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik di masa yang akan datang dan dalam kaitannya dengan usaha untuk menjaga kebersihan

Dengan produksi hanya terbatas 20% dari produksi yang sudah ada (existing). Selanjutnya pada Tahun 2010, produksi LPG, listrik, briket batubara, dan gas kota menjadi 140%

Distribusi Responden Yang Mengalami Keluhan Saluran Pernafasan Dalam Waktu 3 Bulan Terakhir di Sekitar Industri Makanan Ringan yang Menggunakan Briket Batubara di Desa Bakaran