• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 39 SERI C NOMOR SERI 17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 39 SERI C NOMOR SERI 17"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

TAHUN 2005 NOMOR 39 SERI C NOMOR SERI 17

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 24 TAHUN 2005.

TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN MEDIA ELEKTRONIK MILIK PEMERINTAH DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA,

Menimbang : a.

b.

bahwa media elektronik yang dimiliki Pemerintah Daerah seperti Radio dan Televisi memerlukan biaya pemeliharaan dan operasional, maka guna menutupi biaya operasional dan pemeliharaan tersebut dan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ), maka perlu memungut Retribusi Pemakaian Media Elektronik Milik Pemerintah Daerah;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur dengan membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Media Elektronik Milik Pemerintah Daerah.

(2)

Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 27 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) ;

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252 );

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

(3)

8. 9. 10. 11. 12. 13.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Utara Nomor 8 Tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Utara Tahun 2000 Nomor 38 Seri D Nomor 27);

Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 5 Tahun 1992 tentang Lembaran Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 1992 Nomor 16 Seri D Nomor 14 );

Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2000 Nomor 38 Seri D Nomor 27);

(4)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

Dan

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI

UTARA TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN MEDIA ELEKTRONIK MILIK PEMERINTAH DAERAH

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Hulu Sungai Utara.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai

penyelenggara pemerintahan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara. 3. Bupati adalah Bupati Hulu Sungai Utara.

4. Media elektronik adalah media pemberitaan milik Pemerintah Daerah berupa

Radio Siaran Milik Pemerintah Daerah (RSPD) dan Amuntai Televisi (AMTV).

5. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

(5)

7. Berdaharawan Khusus Penerima atau dengan sebutan lain adalah mereka yang diberi tugas, kewajiban dan tanggung jawab untuk menerima, menyimpan, membukukan dan menyetor pendapatan daerah ke Kas Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara.

8. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

9. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komonditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau bentuk usaha tetap serta badan usaha lainnya. 10. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang-undangan retribusi di wajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

11. Surat Ketetapan Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya di singkat SKORD adalah Surat yang digunakan wajib Retribusi untuk melaporkan data objek retribusi dan kewajiban retribusi untuk melaporkan dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang menurut Perundang-undangan Retribusi Daerah.

12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Ketetapan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.

13. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD atau dokumen yang dipersamakan adalah Surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

14. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan keberatan terhadap SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan yang diajukan oleh Wajib Retribusi.

15. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan

(6)

keputusan pemenuhan kewajiban Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Retribusi Daerah.

16. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pemakaian Media Elektronik Milik Pemerintah Daerah, di pungut retribusi atas pelayanan jasa pemakaian RSPD dan AMTV untuk kegiatan peliputan dan penayangan.

Pasal 3

Objek Retribusi adalah penggunaan RSPD dan AMTV untuk kegiatan peliputan dan penayangan acara tertentu, iklan komersial, termasuk penayangan iklan layanan masyarakat.

Pasal 4

Dikecualikan dari objek retribusi adalah penggunaan RSPD dan AMTV untuk peliputan dan atau penayangan acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 5

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh layanan atas penggunaan RSPD dan AMTV.

(7)

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 6

Retribusi Pemakaian Media Elektronik Milik Pemerintah Daerah digolongkan sebagai jasa usaha.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 7

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan, jenis dan lama peliputan, jenis dan lama penayangan.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 8

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi adalah untuk menutupi biaya penyelenggaraan RSPD dan AMTV serta untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 9

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis penyediaan jasa yang dipakai oleh wajib retribusi yang terdiri dari jasa pemakain AMTV dan RSPD. (2) Struktur dan besarnya tarif retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam

(8)

Pasal 10

Iklan komersial, iklan layanan masyarakat, peliputan dan penayangan acara tertentu hanya dapat dilayani oleh AMTV dan RSPD apabila kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan atau tidak bertentangan dengan hukum agama.

Pasal 11

Pemungutan Retribusi penggunaan AMTV dan RSPD untuk kegiatan acara komersial dan iklan komersial, sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) di atas, baru dapat dilaksanakan setelah AMTV dan RSPD mempunyai izin penyiaran dan mempunyai kanal/frekuensi sendiri.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 12

Retribusi penggunaan media elektronik milik Pemerintah Daerah dipungut dalam wilayah daerah.

BAB VIII

TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI Pasal 13

(1) Pungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Hasil pungutan retribusi disetor ke Kas Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah.

(9)

BAB IX

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 14

(1) Pembayaran Retribusi harus dilunasi sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 6 (enam ) hari sejak diterbitkan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan.

BAB X

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 15

(1) Penagihan Retribusi menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.

(2) Retribusi yang terhutang ditagih dengan menggunakan STRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XI

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 16

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan atau keringan retribusi atas

permohonan wajib retribusi dengan menyebutkan alasan-alasan permintaan pengurangan atau keringan retribusi.

(2) Bupati dapat memberikan pembebasan retribusi atas permohonan wajib retribusi dengan menyebutkan alasan-alasan permintaan pembebasan tersebut.

(10)

BAB XII K E B E R A T A N

Pasal 17

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas Ketetapan Retribusi, Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran Retribusi tersebut. (4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas)

hari sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, kecuali bila wajib retribusi tersebut dapat mengajukan alasan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 18

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya retribusi yang terhutang.

(11)

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberikan keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XIII

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 19

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.

(4) Apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannnya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilaksanakan setelah lewat jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.

Pasal 20

(1) Permohonan pengembalian pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya menyebutkan :

(12)

a. Nama dan alamat wajib retribusi; b. Masa retribusi;

c. Besarnya kelebihan pembayaran;

d. Alasan yang singkat dan jelas.

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan

secara langsung atau melalui Pos Tercatat.

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman Pos Tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.

(4) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan dengan cara

menerbitkan Surat Keputusan Retribusi (SKP / SKR).

(5) Apabila terjadi kelebihan dalam pengembalian pembayaran retribusi

diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya. BAB XIV

KETENTUAN PIDANA Pasal 21

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 ( enam ) bulan atau denda paling tinggi Rp.5.000.000,- ( Lima Juta Rupiah ).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah Pelanggaran.

BAB XV P E N Y I D I K A N

Pasal 22

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah atau retribusi, sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang belaku .

(13)

(2) Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan

berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah dan Retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana bidang perpajakan Daerah dan Retribusi;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana bidang perpajakan Daerah dan Retribusi;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain

berkenaan dengan tindak pidana bidang perpajakan Daerah dan Retribusi; e. Melakukan penggeladahan untuk mendapatkan bahan bukti, pencatatan

dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan

tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi;

g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang meninggalkan ruangan

atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan / atau dokumenh yang dibawa sebagaimanan dimaksud pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan daerah dan retribusi;

i. Memanggil orang untuk didengan keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindakpidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi menurut hukum yang bertanggungjawab.

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan

(14)

yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

B A B XVI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 23

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Bupati dan atau Keputusan Bupati.

Pasal 24

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Ditetapkan di Amuntai

pada tanggal 24 Oktober 2005

BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Cap. TTD,

H. FAKHRUDDIN Diundangkan di Amuntai

pada tanggal 24 Oktober 2005

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA,

Cap. TTD.

H. RISNADI BAHARUDDIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 39 SERI C NOMOR SERI 17.

(15)

Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara

Nomor 24 Tahun 2005

TARIF RETRIBUSI PEMAKAIAN

MEDIA ELEKTRONIK MILIK PEMERINTAH DAERAH

A. RADIO

NO JENIS LAYANAN LAMA PEMAKAIAN TARIF

RETRIBUSI KET

1. Peliputan, Penyiaran dan Produksi Radio GMR

1 Paket 20 % dari biaya

peliputan dan produksi

--

2. Penayangan Iklan

Komersial

Durasi 0 s/d 1 menit Rp. 5.000/Spot Minimal

1 bulan kontrak

3. Penayangan Iklan

Layanan Masyarakat

Durasi 0 s/d 1 menit Rp. 5.000/Spot Minimal

1 bulan kontrak

4. Sponsor Acara

( Kuis / Dialog )

Rp. 750.000/ bulan ( Per 1 Jam Acara )

-- Minimal

1 bulan kontrak.

5. Premium Call / SMS Per Telpon / SMS 50 % dari jasa

yang diberikan --

(16)

B. AMTV

NO JENIS LAYANAN DURASI TARIF

RETRIBUSI KET.

1. PENAYANGAN

IKLAN KOMERSIAL :

A. BERGERAK 0 detik s.d 30 detik Rp. 20.000,- 1 kali

tayang 0 detik s.d 60 detik Rp. 25.000,- 1 kali

tayang 0 detik s.d 3 menit Rp. 30.000,- 1 kali

tayang

B. TAK BERGERAK 0 detik s.d 30 detik Rp. 10.000,- 1 kali

tayang 0 detik s.d 60 detik Rp. 15.000,- 1 kali

tayang 2. PENAYANGAN

IKLAN LAYANAN MASYA-RAKAT :

A. BERGERAK 0 detik s.d 30 detik Rp. 15.000,- 1 kali

tayang 0 detik s.d 60 detik Rp. 20.000,- 1 kali

tayang 0 detik s.d 3 menit Rp. 25.000,- 1 kali

tayang

B. TAK BERGERAK 0 detik s.d 30 detik Rp. 10.000,- 1 kali

tayang 0 detik s.d 60 detik Rp. 15.000,- 1 kali

tayang 0 menit s.d 15 menit Rp. 500.000,- 1 kali

tayang

3. PENAYANGAN

FEATURE, PROFIL dan LAGU

0 menit s.d 30 menit Rp. 750.000,- 1 kali tayang

(17)

4. PENGUMUMAN /PEMBERITAHUAN :

- Pakai Suara 1 – 2 Frame Rp. 50.000,- 1 kali

tayang

- Tidak pakai suara 1 – 2 Frame Rp. 25.000,- 1 kali

tayang

- Running Teks 1 kali jalan Rp. 10.000,- 1 kali

tayang 5. PREMIUM CALL / SMS -- 50 % dari jasa yang diberikan Pertelpon / SMS

TARIF PRODUKSI dan RETRIBUSI PELIPUTAN AMTV

NO JENIS LAYANAN DURASI TARIF PRODUKSI TARIF RETRIBUSI KET 1. PELIPUTAN dan PRODUKSI AMTV A. BERITA ( NEWS) 0 menit s.d. 3 menit Rp. 150.000,- 20% dari biaya produksi 1 kali tayang B. PEMBUATAN FEATURE, PROFIL, dll 0 menit s.d. 15 menit Rp. 2.000.000,- sda 1 kali produksi 0 menit s.d. 30 menit Rp. 2.250.000,- sda 1 kali produksi 2. PEMBUATAN IKLAN KOMERSIAL A. BERGERAK 0 detik s.d. 30 detik Rp. 2.000.000,- sda 1 kali produksi 0 detik s.d. 60 detik Rp. 2.250.000,- sda 1 kali produksi 0 detik s.d. 3 menit Rp. 2.500.000,- sda 1 kali produksi

(18)

NO JENIS LAYANAN DURASI TARIF PRODUKSI TARIF RETRIBUSI KET B. TAK BERGERAK 0 detik s.d. 60 detik Rp. 500.000,- sda 1 – 2 frame 3. PEMBUATAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT A. BERGERAK 0 detik s.d. 30 detik Rp. 1.000.000,- sda 1 kali produk-si 0 detik s.d. 60 detik Rp. 1.500.000,- sda 1 kali produksi 0 detik s.d. 3 menit Rp. 2.000.000,- sda 1 kali produk-si B. TAK BERGERAK 0 detik s.d. 60 detik Rp. 500.000,- sda 1 – 2 frame

BUPATI HULU SUNGAI UTARA Cap. TTD.

H. FAKHRUDDIN

Referensi

Dokumen terkait

Apabila proses sertifikasi sudah selesai, maka Perjanjian Lisensi Penggunaan Tanda SNI yang telah ditandatangani oleh Perusahaan akan diajukan kepada Kepala Balai Besar

Hasil penelitian menunjukkan hubungan faktor karakteristik peternak yakni variabel umur peternak, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama beternak, tujuan

Telah dijelaskan bahwa variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang sebagai variabel dependen yang mana kebijakan hutang diukur dengan

Variabel total pembiayaan perbankan syariah pada lag pertama memiliki hubungan positif terhadap GDP riil dalam jangka panjang, dan signifikan secara statistik pada

Bila pasien pulang diluat jam kerja untuk urusan administrasi akan dilakukan di hari berikutnya. RS SARI ASIH KARAWACI Untuk Jam pulang pasien rawat inap hanya bisa dilakukan di

Para karyawan utama (senior) tidak mampu mengimbangi karyawan yang jauh lebih mudah untuk memahami teknologi baru, sedangkan MedcoEnergi selalu berupaya mendapatkan teknologi

Hal ini merupakan tantangan bisnis ke depan yang dihadapi PDAM Kota Bandung yaitu semakin tingginya permintaan baik penyediaan air bersih maupun pengolahan air kotor

(3) Hasil pemilihan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan DPRD dan selanjutnya diusulkan