PENGARUH GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR
( Studi Deskriptif di Kelas XI SMK Negeri 9 Padang)
Reni Yuliani1, Ismarianti2, Citra Imelda Usman2
1
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat Reniyuliani037@yahoo.com
ABSTRACT
Background in the study is the presence of learners who have not understood their learning style, less learning process that maximizes the learning outcomes. The purpose of research to: (1) Describe the learning style of learners visual. (2) Describe the learners' auditorial learning style. (3) Describe the kinesthetic learning style of learners. (4) Describe the learning outcomes of learners. (5) Looking at the influence of learning styles of learners to the results of class XI study at SMK N 9 Padang. The type of this research is quantitative descriptive with regression approach. The results revealed that: (1) Visual learning styles contain 104 learners in very appropriate categories. (2) Auditorial learning style there are 116 students in very appropriate category. (3) Kinesthetic learning styles contained 133 learners in very appropriate categories. (4) There is a significant influence of learners' learning styles on learning outcomes, this is indicated by the value of sig = 0,000 <0.05. The results of this study recommend to learners to know the learning style they have.
Keywords: Learning Style,Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan
pendidikan. Negara Indonesia
sebagai negara berkembang dalam
pembangunannya membutuhkan
sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Dalam Undang-Undang no 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa:Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana mewujudkan
suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang
dibutuhkan dirinya, masyarakat,
Proses pendidikan yang diselenggarakan secara formal di sekolah tidak lepas dari kegiatan belajar yang merupakan salah satu kegiatan pokok, oleh karena itu
penyelenggaraan pendidikan
membutuhkan tenaga pendidik untuk mengadakan proses belajar mengajar yang akhirnya akan tercapai hasil belajar atau potensi belajar. Tujuan
pendidikan nasional adalah
membentuk manusia yang beriman dan berkqwa kepada tuhan Y.M.E, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
kreatif, demokratis, bertanggung
jawab.
Setiap manusia memiliki hak
untuk mendapatkan ilmu dan
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Manusia yang mendapatkan ilmu dan belajar dalam proses pembelajaran disebut peserta didik. Menurut Undang-Undang no 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijelaskan
bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Peserta didik
juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan melalui proses pembelajaan yang
sesuai dengan hakikat belajar.
Potensi tersebut tidak akan
berkembang secara optimal jika peserta didik tidak menyadarinya dan
memiliki permasalahan dalam
hidupnya, disanalah peserta didik harus dapat belajar.
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan
berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Slameto (2013:2)
menjelaskan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu
pembahasan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan dan perubahan perilaku. Hasil dari proses belajar adalah dari tidak mengerti menjadi mengerti, tidak mengenal menjadi mengenal, tidak
tahu menjadi tahu, dan perubahan prilaku yang baik.
Sehubungan dengan ini
diperlukan usaha dan kreativitas guru dalam mengembangkan strategi atau media yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Gaya belajar
merupakan cara termudahyang
dimiliki oleh individu dalam
menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima.
Gaya belajar adalah ciri khas yang melekat dalam diri peserta didik. Dengan gaya belajar yang
berbeda, peserta didik
mampumenyerap dan mengolah
informasi danmenjadikan belajar
lebih mudah. Hal ini perlu dipahami dengan baik oleh guru. Suryono dan Hariyanto (2014:149) menjelaskan kebanyakan peserta didik justru
memiliki modalitas belajar
gabungan, biasannya terdiri dari gabungan antara dua atau tiga modalitas belajar sekaligus.
Berdasarkan pengertian di atas gaya belajar merupakan ciri khas dalam diri peserta didik. Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk, terutama yang
bersifat visual atau auditorial,
tentunya dapat menyebabkan adanya
ketimpangan dalam menyerap
informasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar peserta didik perlu
dibantu dan diarahkan untuk
mengenali gaya belajar yaitu visual, audio dan kinestetik yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Gaya belajar merupakan salah satu faktor penentu hasil belajar.
Susanto (2014:5) menyatakan hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Keterlibatan peserta didik dalam
proses belajar mengajar dapat
mempengaruhi prestasinya.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotor yang disampaikan atau
dikuasai peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga dapat mengetahui seberapa pahamnya peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan kepada peserta didik.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 27 Juli 2016 – 2 Februari 2017 ditemukan adanya peserta didik yang belum memahamigaya belajarnya masing-masing, proses pembelajaran yang kurang maksimal. Peserta didik lebih antusias di luar kelas dari pada saat
belajar didalam kelas sehingga
peserta didik kurang bersemangat
dan fokus dalam pembelajaran
didalam kelas. Pemahaman dalam proses belajar peserta didik yang
berbeda-beda dan metode
pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Gaya belajar peserta didik beragam, hasil belajar peserta
didik yang kurang memuaskan
karena peserta didik kurang
mengetahui gaya belajar yang
dimilikinya maka peserta didik kurang mengetahui strategi dalam gaya belajar visual, peserta didik kurang mengetahui strategi dalam gaya belajar audiotorial dan peserta didik kurang mengetahui strategi
dalam gaya belajar kinestetik
sehingga mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Selanjutnya peneliti juga
melakukan wawancara dengan satu orang guru BK pada tanggal 27 Oktober 2016, berdasarkan hasil wawancaranya dimana peserta didik kurang mengetahui gaya belajar yang
dimiliki. Peserta didik kurang
mengetahui kemampuan dan
kekurangan setiap peserta didik
berbeda-beda, dalam menerima
pembelajaran karena tidak
memahami gaya belajarnya
menyebabkan hasil belajar peserta didik kurang maksimal. Peserta didik juga kurang merasa pentingnya mengetahui gaya belajar apa yang mereka miliki pada diri peserta didik masing-masing. Peserta didik hanya mengikuti metode pembelajaran dari guru tanpa menghiraukan apakah
peserta didik nyaman terhadap
metode pembelajaran dengan gaya belajar yang dimiliki peserta didik.
Selanjutnya peneliti juga
melakukan wawancara dengan satu orang peserta didik pada tanggal 23 November 2016 dimana hasilnya
peserta mengungkapkan bahwa
peserta didik tersebut tidak
memahami dirinya sendiri seperti apa itu gaya belajar auditorial, gaya
belajar visual dan gaya belajar kinestetik. Selama ini peserta didik hanya mengikuti pelajaran sesuai dengan mengikuti bagaimana guru mengajar di dalam kelas. Hasil
belajar pun peserta didik
mengungkapkan peserta didik telah
belajar sesuai kapasitas yang
dimilikinya, tanpa mengetahui
bagaimana cara belajar yang efektif sesuai gaya belajar yang peserta didik miliki. Peserta didik merasa
bosan belajar dengan metode
mengajar guru yang tidak berubah sehingga peserta didik kurang fokus terhadap pelajaran.
Berdasarkan uraian
permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Belajar Peserta didik terhadap Hasil Belajar”.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan gaya belajar
visual peserta didik kelas XI di SMK N 9 Padang.
2. Mendeskripsikan gaya belajar
auditorial peserta didik kelas XI di SMK N 9 Padang.
3. Mendeskripsikan gaya belajar
kinestetik peserta didik kelas XI di SMK N 9 Padang.
4. Mendeskripsikan hasil belajar
peserta didik kelas XI di SMK N 9 Padang.
5. Melihat pengaruh gaya
belajar terhadap hasil belajar kelas XI di SMK N 9 Padang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan regresi sederhana yang bertujuan untuk melihat pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Dalam
penelitian ini penulis berupaya
mendeskripsikan, melihat,
menafsirkan data yang berhubungan dengan “Pengarug Gaya Belajar Peserta Didik terhadap Hasil Belajar (studi deskriptif di kelas XI SMK Negeri 9 Padang)”.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di SMK Negeri 9 Padang terdiri dari 12 kelas dengan jumlah peserta
didik 387 orang. Teknik
ini dilakukan dengan purposive
sampling. Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 196 peserta didik dengan ketentuan presisi 50% (Riduwan, 2013:120).
Setelah semua data dari responden terkumpul, maka data yang terkumpul akan dianalisa untuk melihat bagaimana gaya belajar peserta didik, hasil belajar serta pengaruh gaya belajar peserta didik terhadap hasil belajar. Data tersebut
dicari intervalnya skor dengan
rumus:
Setelah itu dilakukan uji asumsi
statistik adapun asumsi-asumsi
umum yang ada pada analisis regresi dan statistik parametrik antara lain, yaitu: uji normalitas, uji linearitas, analisis regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gaya Belajar Visual Peserta
Didik Kelas XI di SMK N 9 Padang
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa dari 196 orang peserta didik kelas XI SMK N 9 Padang, sebanyak 104 peserta didik (53,06%) memiliki kategori gaya belajar visual
sangat sesuai, sebanyak 91 peserta didik (46,42%) memiliki kategori gaya belajar visual sesuai, sebanyak 1 peserta didik (0,51%) memiliki kategori gaya belajar visual cukup sesuai.
Pengertian gaya belajar visual Rusman (2015:42) mengemukakan gaya belajar visual adalah gaya belajar dimana gagasan, konsep, data dan informasi lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan teknik. Peserta didik yang memiliki tipe belajar
visual memiliki interest yang tinggi
ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafis organisatoris, seperti jaring, peta konsep, dan ide peta, plot dan ilustrasi visual lainnya. Beberapa teknik yang digunakan dalam belajar
visual untuk meningkatkan
keterampilan berpikir dan belajar, lebih mengedepankan peran penting mata sebagai penglihatan.
Dapat disimpulkan bahwa gaya belajar visual adalah dimana peserta didik lebih dominan menggunakan mata atau penglihatannya dalam menerima pelajaran dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran dalam kelas.
2. Gaya Belajar Auditorial Peserta Didik Kelas XI di SMK N 9 Padang
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa dari 196 orang peserta didik kelas XI SMK N 9 Padang, sebanyak 116 peserta didik (59,18%)
memiliki kategori gaya belajar
auditorial sangat sesuai, sebanyak 74 peserta didik (37,76%) memiliki kategori gaya belajar auditorial sesuai, sebanyak 6 peserta didik (3,061%) memiliki kategori gaya belajar auditorial cukup sesuai.
Pengertian gaya belajar
berikutnya DePorter, dkk (2009:85) modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima dialog internal, dan suara menonjol disini. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap
melalui pendengaran, kedua
memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis maupun membaca.
Dapat disimpulkan bahwa gaya belajar auditorial adalah dimana
peserta didik lebih dominan
menggunakan telinga atau
pendengaran dalam menerima
pelajaran dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran dalam kelas.
3. Gaya Belajar Kinestetik Peserta
Didik Kelas XI di SMK N 9 Padang
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa dari 196 orang peserta didik kelas XI SMK N 9 Padang, sebanyak 133 peserta didik (67,86%)
memiliki kategori gaya belajar
kinestetik sangat sesuai, sebanyak 60 peserta didik (30,61%) memiliki kategori gaya belajar kinestetik sesuai, sebanyak 3 peserta didik 3,531% memiliki kategori gaya belajar kinestetik cukup sesuai.
Pengertian gaya belajar
kinestetik selanjutnya menurut
Silberman (2013:28) peserta didik kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan.
Mereka cenderung impulsif,
semaugue, dan kurang sabaran. Selama pelajaran, mereka mungkin saja gelisah bila tidak bias leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu. Cara mereka belajar boleh jadi tampak sembarangan dan tidak
karuan. Selanjutnya DePorter, dkk (2009:85) menjelaskan modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan maupun diingat.
Gerakan, koordinasi, irama,
tanggapan emosional, dan
kenyamanan fisik menonjol di sini. Dapat disimpulkan bahwa gaya belajar kinestetik adalah dimana
peserta didik lebih dominan
menggunakan otot, gerakan tubuh dan melakukan kegiatan dalam menerima pelajaran dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran dalam kelas.
4. Pengaruh Gaya Belajar Peserta
Didik terhadap Hasil Belajar Kelas XI SMK N 9 Padang Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa dari 196 orang peserta didik kelas XI SMK N 9 Padang, nilai tertinggi kategori sangat sesuai sebanyak 67,86% pada gaya belajar kinestetik, nilai tertinggi kategori sesuai sebanyak 46,43% pada gaya belajar visual, nilai tertinggi kategori cukup sesuai sebanyak 3,061% pada gaya belajar auditorial. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa gaya belajar yang dimiliki peserta didik di
SMK N 9 Padang, dominan memiliki gaya belajar kinestetik. Pada R yang merupakan korelasi Person nilainya adalah 0,965, jadi hubungan gaya belajar dan hasil belajar sangat tinggi dan searah. R Square merupakan koefiensi determinasi, nilainya 0,931. Jadi gaya belajar dapat menjelaskan 93,1% varian yang terjadi pada hasil belajar. Durbin-Watson merupakan uji autokorelasi yang menunjukkan apakah data random apa tidak. Hasil uji Durbin-Watson (DW) adalah 0,476 sehingga terjadi autokorelasi.
Berdasarkan hasil, nilai t hitung sebesar 51,165 dan t tabel ditentukan dari tabel t dengan df 194 = sebesar 1,97 dengan (α) = 0,05. Maka dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi X terhadap Y dinyatakan signifikan karena t hitung > t tabel (51,165 > 1,97) dengan kata lain hipotesis yang diterima berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar peserta didik dengan hasil belajar (studi di kelas XI SMK N 9 Padang).
Rusman (2015:42) menyatakan
berkenaan dengan interest peserta
didik yang ada di diri peserta didik dalam kegiatan belajar, ada beberapa
tipe gaya belajar yang harus dicermati oleh guru yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar tersebut memiliki penekanan-penekanan masing-masing, meskipun perpaduan dari ketiganya sangatlah baik, tetapi pada saat tertentu peserta didik akan menggunakan salah satu saja dari ketiga gaya belajar tersebut.
Kunandar (2013:61)
menjelaskan dengan penilaian hasil maka dapat diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru. Dengan penilaian hasil belajar yang baik akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. Sebaliknya, kalau terjadi kesalahan dalam penilaian hasil belajar, maka akan terjadi salah informasi tentang kualitas proses belajar mengajar dan pada akhirnya tujuan pendidikan yang sesungguhnya tidak tercapai.
Menurut Chatib (2012:100) gaya belajar adalah respons yang paling peka dalam otak seseorang untuk menerima data atau informasi dari
pemberi informasi dan
lingkungannya. Informasi akan lebih cepat diterima oleh otak apabila sesuai dengan gaya belajar seseorang (penerima informasi). Jika informasi yang berisi materi belajar sudah diterima oleh otak, dapat dikatakan indikator hasil belajar seseorang tersebut telah tuntas. Artinya, peserta didik sebagai penerima informasi
telah memahami materi yang
disampaikan oleh gurunya dengan baik. Jika guru mengajar dengan metode yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik, maka semua materi pelajaran akan dipahami oleh peserta didik. Hal itu membuktikan gaya belajar mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan, nilai t hitung sebesar 51,165 dan t tabel ditentukan dari tabel t dengan df 194 = sebesar 1,97 dengan (α) = 0,05. Maka dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi X terhadap Y dinyatakan signifikan karena t hitung > t tabel (51,165 > 1,97) dengan kata lain hipotesis yang diterima berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar peserta didik dengan hasil belajar. Hasil penelitian ini mendukung teori tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
tentang pengaruh gaya belajar
peserta didik terhadap hasil belajar (studi deskriptif di kelas XI SMK N 9 Padang) semester genap tahun pelajaran 2016/2017, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Gaya Belajar peserta didik di
kelas SMK Negeri 9 Padang yang memiliki kategori sangat sesuai paling besar pada gaya belajar kinestetik setelah itu
gaya belajar auditorial
selanjutnya gaya belajar visual.
2. Hasil belajar peserta didik SMK
Negeri9 Padang yang dilihat
dari nilai rata-rata mid
semesterajaran 2016/2017 juga berada dalam kategori baik.
3. Ada pengaruh yang signifikan
dari gaya belajar peserta didik terhadap hasil belajar di kelas VIISMK Negeri9 Padang. DAFTAR PUSTAKA
Chatib, Munif. 2012. Orangtuanya
Manusia. Bandung: Mizan
Pustaka.
DePorter, Bobbi. 2009. Quantum
Teaching. Bandung: Mizan
Pustaka.
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik
(Penilaian Hasil Belajar
Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Riduwan. 2013. Metode dan Teknik
Menyusun Proposal
Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rusman. 2015. Pembelajaran
Tematik Terpadu Teori,
Praktik dan Penilaian.
Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Silberman, Melvin L. 2013. Active
Learning 101 Cara Belajar
Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia dan Nuansa.
Slameto. 2013. Belajar dan
Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suryono dan Hariyanto. 2014.
Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar
dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Undang-Undang SISDIKNAS
(Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta: Sinar Grafika.