• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAJI DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SERBA MULIA AUTO DI KABUPATEN KUTAI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GAJI DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SERBA MULIA AUTO DI KABUPATEN KUTAI BARAT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2016

PENGARUH GAJI DAN INSENTIF TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PADA PT. SERBA MULIA AUTO

DI KABUPATEN KUTAI BARAT

Marianus Subianto 1

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Gaji dan Insentif terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat. Adapun alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Sedangkan pengambilan sampel penulis menggunakan secara sensus atau keseluruhan populasi. Adapun analisis data yang digunakan adalah multiregresi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Gaji dan Insentif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan, artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel independent (Gaji dan Insentif) terhadap variabel dependent (Kinerja Karyawan) pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat. Dari hasil perhitungan variabel Gaji sebesar 3,065 t tabel sebesar 1,7011 sedangkan Insentif (X) t hitung sebesar 3,462 dan t tabel sebesar 1,7011 Ho di tolak dan Ha di terima.

Kata Kunci : Gaji, Insentif, Kinerja

Pendahuluan

Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi. Hal ini disebabkan manajemen sumber daya manusia mengatur tenaga kerja yang ada di dalam organisasi, sehingga terwujudnya tujuan organisasi dan kepuasan kerja karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga dapat menghasilkan kinerja yang baik dalam sebuah perusahaan dengan cara penilaian, pemberian balas jasa dalam setiap individu anggota organisasi sesuai dengan kemampuan kerjanya.

Setiap anggota dari suatu organisasi mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri ketika ia bergabung pada organisasi tersebut. Bagi sebagian karyawan, harapan untuk mendapatkan uang adalah satu-satunya alasan untuk bekerja, namun yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Seseorang yang bekerja akan merasa lebih dihargai oleh masyarakat di sekitarnya, dibandingkan yang tidak bekerja. Untuk menjamin tercapainya keselarasan tujuan, pimpinan organisasi bisa memberikan perhatian dengan memberikan kompensasi, karena kompensasi

1

(2)

merupakan bagian dari hubungan timbal balik antara organisasi dengan sumber daya manusia.

Kompensasi juga merupakan penghargaan yang diberikan karyawan baik langsung maupun tidak langsung, financial maupun non financial yang adil kepada karyawan atas kinerja mereka dalam mencapai tujuan organisasi, sehingga pemberian kompensasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan manapun guna meningkatkan kinerja karyawannya. Adapun bentuk kompensasi financial adalah gaji, tunjangan, bonus (insentif), dan komisi. Sedangkan untuk kompensasi non-financial diantaranya pelatihan, wewenang dan tanggung jawab, penghargaan atas kinerja serta lingkungan kerja yang mendukung. Jadi untuk mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kinerja karyawan maka dibutuhkan pula karyawan-karyawan yang memiliki potensi yang baik guna tercapainya tujuan bersama. Oleh karena itu, di dalam sebuah kompensasi terdapat beberapa kompensasi berupa kompensasi financial yaitu insentif. Dalam pencapaian guna memenuhi kebutuhannya maka karyawan harus memiliki kinerja yang baik agar tercapainya tujuan bersama.

Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik mungkin maka dibutuhkan kinerja yang baik sehingga terciptanya hasil kerja yang baik juga bagi perusahaan. Dari kinerja yang baik, karyawan dapat meningkatkan penjualan yang mungkin melampaui target. Dari hasil penjualan yang telah melampaui target membuat karyawan mendapatkan insentif dari hasil penjualan tersebut. Sehingga dengan adanya pemberian insentif yang diberikan kepada karyawan membuat kinerja yang dihasilkan pun sangat baik bagi kepentingan perusahaan.

Pemberian insentif merupakan salah satu hal pokok yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Semangat tidaknya karyawan bisa juga disebabkan oleh besar kecilnya insentif yang diterima. Apabila karyawan tidak mendapatkan insentif yang sesuai dengan besarnya pengorbanan dalam bekerja, maka karyawan tersebut cenderung malas bekerja dan tidak bersemangat yang ada akhirnya mereka bekerja semaunya tanpa ada motivasi yang tinggi. Dengan adanya pemberian insentif yang tepat serta cara kerja yang baik Sehingga ke depannya, proses kerja organisasi dapat berjalan sesuai tujuan organisasi. Kinerja karyawan sangat erat kaitannya dengan Gaji dan Insentif yang mereka terima, karena dapat berdampak positif maupun negatif terhadap semangat kerjanya yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu organisasi. Optimalisasi kinerja karyawan sebagai wujud kesungguhan dari pihak Perusahaan, agar omzetnya dapat meningkat.

Kerangka Dasar Teori Pengertian Gaji

Tulus, (2011:140) “ Gaji adalah sejumlah uang yang diterima oleh tenaga-tenaga majerial dan tata usaha atas sumbangan jasanya, yang menerima uang dengan jumlah yang tetap berdasarkan tarif bulanan“. Selanjutnya

(3)

menurut Moeheriono (2012:87) di dalam bukunya menjelaskan bahwa : “Besarnya gaji pokok ataupun tunjangan yang diberikan kepada karyawan, pada saat-saat tertentu akan dievaluasi. Ada kemungkinan bahwa besarnya tunjangan ataupun fasilitas yang diberikan kepada karyawan, akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karyawan yang bersangkutan mungkin sudah tidak menjabat pada posisi tersebut lagi, sehingga karyawan yang bersangkutan tidak berhak lagi untuk menerimanya. Dengan demikian, selain menerima gaji pokok yang besarnya telah ditentukan, pada umumnya setiap karyawan juga akan menerima berbagai macam tunjangan serta dikurangi dengan berbagai macam kewajiban yang harus dibayarkan kepada perusahaan. Secara umum dapatlah dikatakan, bahwa komponen gaji yang diterima seseorang, pada umumnya terdiri atas : Gaji Pokok, Aneka tunjangan, aneka Potongan.

Pengertian Insentif

Mangkunegara, (2004:89) Mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Intensif adalah Suatu penghargaan dalam bentuk material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisai kepada pegawai agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Kemudian teori lain mengenai insentif adalah seperti yang dinyatakan oleh Manullang, (2004:147) sebagai berikut : Pemberian insentif kepada para karyawan (baik bekerja dalam lingkungan pemerintah atau swasta maupun sebagai anggota dari suatu badan lembaga) mempunyai maksud antara lain sebagai suatu perangsang untuk bertindak, melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Kinerja Karyawan

Agar dapat lebih jelas lagi dalam penjelasan mengenai kinerja berikut ini ada beberapa pengertian kinerja menurut para ahli. Menurut Mangkunegara (2004:67) mengemukakan bahwa " hasil kinerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya". Sedangkan menurut Hasibuan (2002:94) mengemukakan bahwa " pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran untuk menghasilkan barang - barang dan Jasa - jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu".

Menurut Sedarmayanti (2001:50) mengemukakan bahwa " performance

atau kinerja adalah output drive from processes, human or ouherwise, jadi dikatakannya bahwa kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses". Begitu juga menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:224) mengemukakan bahwa "Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Sedang kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata - rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan".

Jadi menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja mempunyai hubungan erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indikator dalam penentuan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat

(4)

a b c

produktivitas yang tinggi dalam suatu perusahaan. Menurut Mathis dan Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1. Kemampuan mereka,

2. Motivasi,

3. Dukungan yang diterima,

4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan

5. Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari hasil kerja individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

Kerangka Pikir

Berdasarkan telaah dilatar belakang dan teori yang telah diungkapkan sebelumnya maka dapat disusun kerangka konseptual sebagai acuan dalam melakukan analisis, seperti gambar berikut :

Gambar

Kerangka Pikir Penelitian

a

Sumber: Data diolah

a. Garis yang menghubungkan antara variabel gaji ke kinerja adalah garis parsial.

b. Garis yang menghubungkan antara variabel insentif ke kinerja adalah garis parsial

c. Garis yang menghubungkan antara Gaji dan insentif secara bersamaan adalah garis simultan.

Metode Penelitian Jenis Penelitian

Jenis penelitian data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode analisis data secara deskriptif kuantitatif, yaitu mengumpulkan data yang berisi uraian, paparan, tentang objek sebagaimana adanya pada suatu waktu.Untuk menganalisa data secara deskriptif peneliti menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu data yang diperoleh dipilih dan disusun secara sistematis kemudian dianalisa berdasarkan kajian teori untuk mendapatkan

Gaji

( )

Kinerja (Y) Insentif

(5)

deskripsi tentang pengaruh gaji dan insentif terhadap kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto Kabupaten Kutai Barat kemudian menguji data dalam bentuk angket berdasarkan skala likert dengan metode analisis regresi linear berganda.

Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk menganalisis data penelitian yang mempunyai variabel lebih dari satu, maka digunakan alat analisis regresi berganda dari Supranto (2001:38) dengan formulasi sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2 X2 + e Dimana : Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta e = ramalan error b1, b2 = Koefisien regresi X1 = Gaji X2 = Insentif

Rumus tersebut di atas dioperasionalkan melalui program SPSS for Windows versi 20.0. sedangkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel Gaji (X1) dan Insentif (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y), maka digunakan koefisien korelasi berganda sebagaimana yang dikemukan oleh J.J. Supranto (2000:67) dalam buku Statistik Teori dan Aplikasi dengan rumus :

SS Total

SSR R2  Dimana :

SSR : Sum of Squares Regression

Total SS : Total Sum Of Squares

Selanjutnya Ari Ananta (2005:10) dalam buku Landasan Ekonometrika, mengatakan koefisien Korelasi Berganda (R) dapat dihitung dengan cara :

2

R R

Semakin deka tnilai R2dengan 1, semakin kuat model itu dalam menerangkan variasi variabel terikat, dan semakin dekat nilai R2dengan 0 maka semakin lemah model itu dalam menerangkan variabel terikat.

Selanjutnya J.J. Supranto (2000:67) dalam buku Statistik Teori dan Aplikasi, untuk melihat kebermaknaan nilai koefisien korelasi tersebut yaitu dengan menggunakan uji F.Nilai F hitung dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut : ) 1 )( 1 ( / 2 2     k n R k R F Dimana :

R2 : Koefisien regresi berganda K : Jumlah variabel bebas

(6)

N : Jumlah responden

F : F hitung yang akan dibandingkan dengan F tabel

Langkah-langkah berikutnya adalah melihat Fhitung (dengan α = n-k-1) pada level of significant (α = 0,05) yang telah ditentukan dan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Nilai koefisien korelasi berganda dikatakan bermakna atau sangat bermakna jika Fhitung ≥ F tabel (n-k-1) maka H0 ditolak.

Hi : βi = 0 artinya tidak terdapat pengaruh nyata. H0 : β0 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh nyata

Selanjutnya Koefisien determinasi (R2) yaitu untuk melihat variabel bebas secara parsial dalam menjelsakan variasi variabel terikat.Sedangkan koefisien korelasi parsial (R) yaitu untuk melihat derajat atau kuat tidaknya hubungan antara satu variabel bebas dengan variabel terikatnya, diasumsikan variabel lain konstan.

Koefisien determinasi (R2) ini dapat dihitung melalui koefisien regresinya menurut J.J Supranto (2000:46) dalam buku Statistik Teori dan Aplikasi, dengan rumus sebagai berikut :

1 2 2 2     k n tb tb rb

Dimana tb adalah statistik t koefisien Xb

Dengan demikian koefisien korelasi parsialnya (R) adalah :

2

rb rb

Selanjutnya untuk melihat signifikan tidaknya koefisien itu digunakan t test (uji t) dari Aris Ananta (2005:26) dengan α = 0,05 dihitung dengan cara :

Sbi bi hitung

t

Berdasarkan nilai koefisien korelasi parsial ini dikatakan bermakna bila thitung> ttabel (n-k-1).

Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini dilakukan proses pengolahan data yang berupa hasil kuisioner untuk kemudian dikuantitatifkan berdasarkan skala interval, dan dihitung atas dasar nilai rata-rata untuk kemudian ditentukan tingkat validitas dan reliabilitasnya.

Dari data yang telah dihitung rata-ratanya, kemudian dimasukkan dalam satu tabel matrix tanggapan responden, untuk selanjutnya dapat dianlisis dengan regresi berganda, yang secara keseluruhan menggunakan sistem c komputer melalui Program SPSS versi 20.0.

Hasil pengolahan SPSS tersebut akan menghasilkan print out regresi berganda, kemudian dengan teknik program yang sama diuji menggunakan uji F untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh secara simultan variabel independent terhadap variabel dependent, maupun uji t untuk pengaruh secara parsial antara variabel independent terhadap variabel dependent, sehingga dapat dibuktikan apakah hipotesis penelitian yang diajukan diterima atau ditolak.

(7)

Jika dalam perhitungan, hasil uji F pada tingkat signifikansi 5 % (α = 0,05) atau level of confidence diperoleh Fhitung > Ftabel, ini berarti bahwa variabel independent secara simultan atau secara bersama-sama memberikan pengaruh yang berarti pada variabel dependent. Sedangkan untuk menguji hipotesis apakah salah satu variabel independent mempunyai pengaruh yang dominan terhadap variabel dependent (secara parsial) digunakan uji t, maka hipotesis kedua diterima kalau dalam tingkat signifikansi 5 % thitung>ttabel.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, karena Uji-T dan Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. (Ghozali, 2010 : 110). Pengujian normalitas dilakukan terhadap nilai

unstandardized residual dari model regresi dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-SmirnovTest, data dikategorikan berdistribusi normal jika menghasilkan nilai asymptoticsignificance > α = 5%.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel independen dalam model regresi. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10 menunjukkan tidak dijumpainya gejala multikolinearitas pada model regresi.

Uji Autokorelasi

Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara kesalahan-kesalahan yang muncul (error term) pada data runtun waktu (time series). Apabila terjadi gejala autokorelasi maka estimator least square (BLUE) menjadi tidak efisien, sehingga koefisien estimasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test).Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi yang tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.

Tabel Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson (DW)

HipotesisNol Keputusan Jika

Tidak ada auto korelasi positif Tidak ada auto korelasi positif Tidak ada korelasi negative Tidak ada korelasi negative

Tidak ada auto korelasi, positifatau negative

Tolak No decision Tolak No decision Tidakditolak 0 < d < dl dl < d < du 3 - dl < d < 4 4 - du < d < 4 – dl du < d < 4-du Sumber : Ghozali (2010 : 98) Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terdapat perbedaan varians, maka dijumpai gejala

(8)

heteroskedastisitas. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glesjer.

Uji Glesjer dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. (Gujarati dan Ghozali, 2010 : 110). Suatu model regresi dinyatakan bebas dari gejala heteroskedastisitas apabila keseluruhan variabel independen secara statistik tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Analisis dan Pembahasan Analisis

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan dengan menggunakan model regresi linear ganda. Sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk mendukung dan atau menjelaskan hasil pembuktian analisa kualitatif.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini, seperti yang dirumuskan di dalam bab II, maka dipergunakan metode analisis regresi berganda. Analisis ini dipergunakan untuk menguji hubungan antar variabel dalam model sebab akibat yang telah dirumuskan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teoritis. Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi progaram SPSS 20.0 for, Windows dapat diketahui bahwa secara simultan gaji dan Insentif, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan disesuaikan dengan variabel-variabel yang diteliti selanjutnya diolah dengan menggunakan paket program komputer statistik SPSS 20,0 for windows dengan menggunakan metode regresi linear berganda, maka diperoleh hasil analisis data seperti pada tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda sebagai berikut :

Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Sumber : Data Hasil Uji SPSS

Berdasarkan angka-angka hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows seperti terlihat pada tabel 4.10 tersebut di atas, maka dapat diketahui variabel Gaji dan insentif berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat sebesar R =

(9)

0,761 mendekati nilai 1 dengan koefisien deteminasi sebesar 0,579 atau 57,9 %. Artinya variabel independen menerangkan perubahan variabel dependen adalah sebesar 57,9 % sedangkan sisanya 42,1 % diterangkan oleh variabel lain yang tidak dikemukakan dalam penelitian ini. Standar kesalahan estimasi sebesar 1.23147. Selanjutnya dapun Nilai Durbin Watson yang diperoleh adalah sebesar 2,171.

Uji F (Hipotesis Utama)

Berdasarkan hasil analisis regresi ganda, maka hipotesis utama yang diajukan dalam penelitian ini mengatakan bahwa : ”diduga secara bersama-sama ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Gaji (X1) dan insentif (X2)terhadap kinerja (Y) pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat dapat diterima atau terbukti kebenarannya, karena secara statistik dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 (5%) nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (F hitung = 18,547 > F tabel = 3,3404) atau dapat pula dilihat dari uji F dari nilai P = 0,000. Berdasarkan hasil uji F dan nilai P tersebut, dapat dikatakan bahwa ada pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel bebas yaitu Gaji (X1) dan Insentif (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Hasil perhitungan uji F melalui program SPSS, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Uji Anova (Uji Simultan)

Sumber : Data Hasil Uji SPSS

Pada hasil analisis perhitungan dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS versi 20.0, melalui tabel ANOVA (Analisis of Variance) di atas, diketahui nilai Fhitung diperoleh sebesar 18,547. Perhitungan

Ftabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (DK) dengan

ketentuan numerator; jumlah kasus (n-k) = 30-2 = 28. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh Ftabel sebesar 3,3404.

Berdasarkan dari hasil perhitungan di dapatkan angka Fhitung sebesar 18,547 > Ftabel sebesar 3,3404 sehingga Ho ditolak dan menerima Hi. Artinya hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang linier antara variabel Gaji (X1) dan Insentif (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Uji t (Hipotesis Kedua)

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara parsial, yaitu untuk menguji pengaruh variabel bebas tersebut, digunakan uji t. Uji t dilakukan dengan

(10)

membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel, jika thitung < ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya tidak terdapat pengaruh variabel independen yang cukup signifikan terhadap variabel dependen dan apabila thitung > ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya terdapat pengaruh antara variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat).

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t hitung seperti yang terlihat pada tabel Nilai Uji t Masing-Masing Variabel maka dapat diketahui kemaknaan pengaruh untuk masing-masing variabel terhadap kinerja karyawan setelah dibandingkan dengan nilai t tabel sebagai berikut :

Tabel Nilai Uji t Masing-Masing Variabel

Sumber : Data Hasil Uji SPSS

Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat diinterpretasikan atau penganlisisan secara parsial antara variabel independen yang terdiri dari : gaji (X1) dan insentif (X2) terhadap variabel dependent yaitu kinerja karyawan (Y), guna untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh dan variabel independent yang berpengaruh dominan, dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Menentukan hipotesis

H0 = Tidak ada pengaruh linier antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Hi = Ada pengaruh linier antara variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Menghitung besarnya angka thitung menurut hasil SPSS, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Gaji (X1) = 3,065

2. Insentif (X2) = 3,462

c. Menghitung besarnya angka ttabel sebagai berikut :

Taraf signifikansi sebesar 0,05 dan derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan DK = n- k = 30-2 = 28. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel sebesar 1,7011.

d. Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut : Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Hi diterima Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Hi ditolak

(11)

Didasarkan pada hasil perhitungan, diperoleh angka thitung yang dibandingkan dengan ttabel serta dengan tingkat signifikansi sebesar α = 0,05 (α = 5 %) dan kesimpulannya, serta variabel yang berpengaruh dominan dapat diuraikan didalam tabel Pengujian Pengaruh Secara Parsial berikut ini :

Tabel Pengujian Pengaruh Secara Parsial

Variabel thitung ttabel

Sig. t (α=0,05) Standarized Coefficients Kesimpulan Gaji (X1) 3,065 1,7011 0,005 ,423 Signifikan Insentif 3,462 1,7011 0,002 ,478 Signifikan

Sumber : Lampiran Hasil Uji SPSS

1. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel gaji (X1) memiliki nilai t hitung sebesar 3,065 yang mana jika dibandingkan dengan t tabel (tingkat kepercayaan 95% uji dua sisi) sebesar 1,7011 sehingga dapat diterangkan bahwa variabel gaji berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

2. Hasil uji t menunjukkan bahwa insentif (X2) memiliki nilai t hitung sebesar 3,462 yang mana jika dibandingkan dengan t tabel (tingkat kepercayan 95% uji dua sisi) sebesar 1,7011 sehingga dapat diterangkan bahwa variabel insentif berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Pembuktian hipotesis ini digunakan uji t, yakni dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel untuk masing-masing variabel bebas. Adapun variabel yang dominan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat adalah variabel insentif, dimana variabel ini memiliki nilai thitung terbesar dan nilai Standardized Coefficients (beta) sebesar 0,478.

Pembahasan

Sesuai dengan hasil analisis yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, mengemukakan bahwa secara simultan variabel gaji dan insentif secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji Fhitung sebesar 18,547 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil ini juga didukung oleh nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel seperti yang terlihat pada tabel 5.3. di atas, yang dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan regresi berganda seperti berikut :

Y = 2,372 + 0,385 X1 + 0,492 X2

Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel gaji dan insentif berpengaruh terhadap perubahan Y (kinerja karyawan). Dampak hubungan atau pengaruh perubahan X1 dan X2 masing-masing variabel yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai

(12)

hubungan fungsional yang dapat meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Hasil persamaan di atas juga didukung oleh hasil koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2). Besarnya koefisien korelasi (R) yang diperoleh adalah 0,761 yang berarti keeratan pengaruh antara kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat dengan variabel gaji dan insentif sebesar 76,1%. Sedangkan nilai R Square (R2) sebesar 0,579 yang berarti kinerja karyawan ditentukan oleh variabel gaji dan insentif sebesar 57,9% dan selebihnya 42,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam Penelitian ini.

Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa variabel yang

mempengaruhi kinerja karyawan tidak terbatas pada variabel yang dimasukkan dalam model penelitian ini saja, akan tetapi masih ada variabel lain yang secara bersama-sama dapat mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Agar kinerja kerja karyawan dapat tercapai dengan baik, maka hendaknya pimpinan organisasi dalam hal ini PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat tetap memperhatikan variabel tersebut dalam melaksanakan pola kebijakannya.

Selanjutnya uji parsial atau uji sendiri-sendiri yang dikenal dengan uji t yang digunakan untuk menguji pengaruh dari masing – masing variabel bebas yaitu gaji (X1) dan insentif (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y), hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Gaji (X1) menunjukkan pengaruh yang signifikan, artinya ada pengaruh yang kuat terhadap variabel (Y) kinerja karyawan pada PT.Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan regresi ganda, diperoleh nilai t hitung = 3,065 t tabel = 1,7011 pada taraf nyata 5 persen. Ini berarti variabel gaji secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Koefisien ini menunjukkan pengaruh yang disumbangkan oleh variabel gaji terhadap kinerja karyawan (Y). Karena dengan meningkatnya variabel gaji yang ada pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat akan mampu mendorong atau meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Gaji dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi karyawan dalam rangka untuk meningkatkan kinerja mereka dan merangsang para karyawan untuk berperan aktif dalam peran pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu, gaji merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Gaji ialah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dan pemberian kerja kepada penerimaan kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, Undang-undang dan peraturan

(13)

dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja (Heidjrahman dan Husnan, 2006: 61).

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Kadarisman (2012:123) mengemukakan “Upah adalah sejenis balas jasa yang diberikan perusahaan/organisasi kepada pekerjaan harian (pekerja tidak tetap) yang besarnya disepakati oleh ke dua belah pihak”. Oleh karena itu Upah karyawan dapat dikatakan sebagai dorongan, dorongan tersebut bertujuan untuk memberikan semangat yang dapat meningkatkan suatu kinerja seseorang, sehingga untuk kedepannya dapat memiliki tingkat kinerja yang tinggi dan dapat membawa perusahaan atau organisasi pada suatu tujuan yang baik.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan pendapat Arep (2003:51) mengatakan bahwa bagi seorang karyawan gaji mempunyai arti yang mendalam, yakni sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkat kehidupan karyawan yang bersangkutan bersama keluarganya. Pemberian gaji merupakan salah satu pelaksanaan fungsi SDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian.

2. Insentif (X2) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel (Y) kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Secara statistik menunjukkan bahwa variabel insentif berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari nilai t hitung = 3,462 > t tabel = 1,7011 pada taraf nyata 5 persen. Ini berarti variabel insentif berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Pengaruh yang disumbangkan variabel insentif terhadap kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat mempunyai nilai positif, karena semakin tinggi nilai variabel insentif akan memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.

Pemberian insentif merupakan salah satu hal pokok yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Semangat tidaknya karyawan bisa juga disebabkan oleh besar kecilnya insentif yang diterima. Apabila karyawan tidak mendapatkan insentif yang sesuai dengan besarnya pengorbanan dalam bekerja, maka karyawan tersebut cenderung malas bekerja dan tidak bersemangat yang ada akhirnya mereka bekerja semaunya tanpa ada kepuasan kerja yang memadai, yaitu sebagaimana diharapkan oleh karyawan tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rivai (2004:387) yang mengatakan bahwa “Salah satu alasan pentingnya pembayaran insentif karena adanya ketidaksesuaian tingkat kompensasi yang dibayarkan kepada eksekutif dengan pekerja lain. Program insentif adalah salah satu cara untuk memungkinkan seluruh pekerja merasakan bersama kemakmuran perusahaan. Selain itu, ada

(14)

kesadaran yang tumbuh bahwa program pembayaran tradisional seringkali tidak bagus dalam menghubungkan pembayaran dengan kinerja.

Hasil dengan penelitian yang dilakukan oleh Arindiah (2010) terdapat pengaruh secara tidak langsung yang signifikan pemberian insentif terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Nafrizal, dkk (2012) dalam penelitian yang dilakukan mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa sistem insentif memiliki peran tidak langsung terhadap kinerja melalui kepuasan kinerja.

Selain penelitian diatas, penelitian lain yang digunakan sebagai dasar adalah penelitian yang dilakukan oleh Zaputri, dkk (2012) yang menemukan bahwa insentif yang memadai dengan harapan karyawan berpotensi positif bagi peningkatan kepuasan kerja karyawan. Oleh karena, itu salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan memberikan insentif kepada karyawan agar dapat memotivasi sehingga karyawan lebih meningkatkan lagi kinerjanya, sehingga kinerjanya meningkat dan perusahaan pun mampu menghasilkan prestasi kerja yang tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2009) juga menyebutkan bahwa insentif materiil dan insentif non materiil berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Jadi di dalam memberikan insentif perusahaan harus mengetahui kebutuhan karyawan masing-masing. Dengan adanya kebutuhan, seseorang akan termotivasi melakukan pekerjaan dan berarti dapat membantu

dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Apabila karyawan merasa

kebutuhannya dapat terpenuhi dengan melakukan suatu pekerjaan, maka ia dapat termotivasi untuk bekerja lebih baik dan secara otomatis berarti kinerjanya meningkat. pada hakekatnya insentif dapat mendorong karyawan bekerja lebih baik dengan memanfaatkan unsur-unsur kerja yang lebih optimal, karena terdorong keinginan untuk memperoleh insentif yang lebih tinggi. Hal ini dapat diperoleh apabila karyawan mampu memenuhi target yang ditetapkan perusahaan.

Penutup

Dari hasil yang diperoleh Variabel Gaji memberi pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat, hal tersebut terlihat dari nilai t hitung lebih besar dari nilai ttabel atau nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05.Dan terlihat dari Variabel Insentif juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat, hal tersebut terlihat dari nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel atau nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05.

Hasil pengujian regresi berganda dari kedua variable antara Gaji dan Insentif dengan menggunakan SPSS 20.0, disimpulkan bahwa: Gaji dan Insentif secara simultan maupun secara parsial memberikan pengaruh yang

(15)

signifikan terhadap terhadap kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat.

Variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat adalah variabel insentif terbulkti dari nilai t hitung lebih besarnilai t hitung variabel gaji.

Gaji dan Insentif yang diberikan untuk karyawan harus lebih baik lagi dalam arti sesuai dengan Kinerja Karyawan itu sendiri dimana suatu pekerjaan haruslah diimbangi dengan pendapatan sehingga karyawan menerapkan segala kemampuannya.

Dalam meningkatkan kinerja karyawanperusahaan hendaknya lebih memperhatikan besarnya pemberian komisi yaitu imbalan yang diberikan berdasarkan pada persentase penjualan, agar hasil kerja karyawan dalam menjual produk dapat dihargai dan mampu meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

Disarankan Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat menganalisis faktor- faktor lain yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan bagian departemen penjualan PT. Serba Mulia Auto di Kabupaten Kutai Barat seperti kemampuan karyawan, disiplin dan motivasi karyawan agar penelitian ini dapat lebih baik.

Daftar Pustaka

Gomes, Faustino Cardoso. 200). Manajemen Sumberdaya

Manusia.Yogyakarta: ANDI.

Hasibuan, Malayu. 2003. Organisasi & Motivasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Hani Handoko,2006, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia

(Edisi 2), Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Luthans, F. (2006).Perilaku Organisasi. Yogyakarta : ANDI

Mangkunegara. Anwar Prabu.(2005). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Manullang, M, 2005. Dasar-Dasar Manajemen, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Cetakan Ke 1. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Prabu Anwar. 2007. Evaluasi Kinerja SDM . PT. Refika Aditama. Bandung Poltak Lijan. 2012. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi.

Tulus Agus, Moh. et al, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku Panduan Mahasiswa (edisi kelima). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, 2010. Manajemen Kinerja – Edisi Ketiga. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel  Nilai Uji t Masing-Masing Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Konsumsi sayur yang kurang pada anak prasekolah kemungkinan dapat terjadi karena sayur tidak dimodifikasi sehingga penampilan sayur yang disajikan terlihat biasa

Pendidikan karakter terjadi di mana-mana disertai berbagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter pada seseorang (Gede Raka, dkk., 2002:43). Berkaitan dengan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Citra adalah rupa, gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk. 30 Citra adalah produk

Dan nishab zakat perak adalah 200 Dirham = 595 gram perak (Ibn Utsaimin, 6/104) Termasuk dalam hukum emas dan perak juga adalah mata uang karena uang pada zaman sekarang menduduki

Hasil analisis dari penelitian menunjukkan bahwa Insentif dan Lingkungan Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan divisi penjualan pada

Kromatogram minyak Asaron sebelum dilakukan pemurnian menggunakan distilasi pengurangan tekanan menunjukkan terdapat 19 puncak dengan waktu retensi yang berbeda dan

Sedangkan, (2) Hasil analisis dengan Kromatografi gas-spektroskopi massa senyawa yang dihasilkan dari minyak biji kelor basah antara lain asam palmitoleat, asam

Dragana Aleksića (Institut za noviju istoriju Srbije, Beograd). Autor objašnjava kako je tekla, na koji način se odvijala i koje je razmjere i metode imala nacistička