i
Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Periode
Pengamatan Tahun 2002 – 2004
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Nursintha Elisabeth Panjaitan
NIM : 0222 14 046
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaiman layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Oktober 2006
v
Dalam segala perkara
Tuhan punya rencana yang lebih besar dari semua yang terpikirkan
Apapun yang ku perbuat
Tak ada maksud jahat sebab itu kulakukan semua dengan-Mu Tuhan
Ku tak akan menyerah
Pada apapun juga sebelum kucoba semua yang kubisa
Tetapi kuberserah kepada kehendak-Mu
vi
Skrip si ini kup e rse m b a hka n untuk :
v
Buat
Tuhanku Yesus Krist usyang selalu ada buat aku
v
Bapak dan Mamasebagai or ang t uaku yang t er cint a yang
selalu mencint ai dan menyayangi aku selalu. “
You’r e t he best par ent s t hat GOD give f or me”
v
Adekku t er cint a
J onat an Roni Candra Panj ait anyang
selalu mendukung aku.
v
Buat semua t eman- t emanku dan sahabat ku yang selalu ada
vii
PENGARUH PENGUMUMAN PEMECAHAN SAHAM
(
STOCK SPLIT
) TERHADAP
ABNORMAL RETURN
Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2002-2004
Nursintha Elisabeth Panjaitan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2006
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
pengumuman pemecahan saham (
stock split
) terhadap
abnormal return
. Variabel
yang digunakan yaitu
abnormal return
dan
trading volume activity
. Jenis penelitian
ini merupakan studi kasus terhadap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) yang melakukan pengumuman pemecahan saham selama periode tahun
2002-2004.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan
pengumuman pemecahan saham selama periode tahun 2002-2004 yaitu sebanyak 31
perusahaan. Pengumpulan data dilakukan secara dokumentasi terhadap data yang
sudah dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta. Teknik analisis data yang digunakan
adalah dengan menghitung variabel
abnormal return
selama 10 hari di seputar
tanggal pengumuman pemecahan saham dan menghitung variabel
trading volume
activity
untuk melihat apakah terdapat perbedaan rata-rata
trading volume activity
sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham selama 10 hari di seputar
tanggal pengumuman.
viii
THE EFFECT OF STOCK SPLIT ANNOUNCEMENT TO
ABNORMAL RETURN
The case study at the companies listed at the Jakarta Stock Exchange in period 2002-2004
Nursintha Elisabeth Panjaitan
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2006
The purpose of the research was to find out the effect of stock split to
abnormal return. The variables of the research were abnormal return and trading
volume activity. The research was a case study on the companies listed at Jakarta
Stock Exchange and the event was the stock split during 2002 to 2004.
The sample of the research were the firms that was performing the stock split
for 2002 to 2004 as much as 31 firms. The data gathering was conducted by recording
the data which had been published by Jakarta Stock Exchange. The data analysis
technique conducted by counting abnormal return variable for 10 days around the
date of stock split and counting trading volume activity variable to find out the
differences between trading volume activity before and after announcement of the
stock split in 10 days around the date of announcement.
ix
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan
melimpahkan segala berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengumuman Pemecahan Saham (
Stock Split
)
Terhadap
Abnormal Return
” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak baik itu yang berupa sumbangan pikiran, petunjuk,
atau saran yang berguna dan diperlukan oleh penulis. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M. S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2.
Bapak Drs. Hendra Purwanto, M. Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
x
yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat selesai.
5.
Buat Perpustakaan Magister Manajemen Universitas Gajah Mada Yogyakarta
terima kasih penulis ucapkan karena telah membantu penulis dalam memperoleh
data yang diperlukan untuk penyelesaian skripsi ini.
6.
Buat kedua orang tuaku tercinta, Bapak dan Mama thanx ya udah mau sabar dan
selalu mengingatkan penulis supaya bimbingan terus dan selalu sabar menghadapi
sikap keras kepala penulis. Penulis sayang banget ma kalian. Kalian berdua
merupakan anugerah Tuhan yang sangat berharga dalam kehidupan penulis,
penulis juga minta maaf karena belum bisa membalas semua yang telah Bapak
dan Mama berikan sepanjang hidup penulis.
7.
Buat saudaraku tercinta Jonatan Roni Candra Panjaitan thanx ya dek atas semua
yang kita lalui bersama selama ini walaupun terkadang kita sering bertengkar
karena mempertahankan pendirian masing- masing tetapi itulah seni dalam
bersaudara. Penulis sayang adek..ayo semangat ya dalam kuliahnya cepet
tamat..dan jangan terlalu cuek sama lingkungan sekitar.
xi
mungkin penulis akan bingung banget. Sukses ya dalam pekerjaanya dan kapan
neh dikenalin calon kakak itu….
10.
Buat saudara-saudaraku yang tergabung dalam TDB (Tuan DiBangarna) terima
kasih atas bantuan kalian selama ini (terutama buat bang Sudunk thanx ya bang
mau dengerin cerita-cerita penulis selama ini, bang Fredy thanx juga bang sudah
buat penulis ketawa dengan cerita-cerita abang yang lucu..ayo bang kita wisuda
bareng ya..buat elis dan maya sianipar thanx ya udah jadi saudaraku yang mau
bantuin penulis selama ini kalian saudaraku yang terbaik yang pernah penulis
miliki). Maju terus N-TDB Yogyakarta…
11.
Buat teman-teman angkatan ’02 Manajemen Sanata Dharma thanx telah menjadi
teman seperjuangan penulis selama ini kita sama-sama berjuang maju terus
almamater’02 (khusus buat Man kelas AB kita selalu berjuang bersama maju
terus…)
12.
Buat sahabatku Olive thanx ya Liv udah mau menjadi temen penulis di saat suka
dan duka dan mau mendengarkan semua keluh kesah penulis selama ini… biarlah
pengalaman kemaren menjadi pelajaran hidup untuk menjadi yang lebih baek di
masa depan…maju terus ya Liv.
xii
cepetan digarap skripsinya jangan terlalu santai dan menikmati jadi mahasiswa…)
dan Windu Abang “Naipz” thanx udah mau menj adi kakak bagi penulis selama
KKP dan setelah KKP, M’Santi (thanx udah mau nganterin penulis waktu mesan
data…salam buat Yery)dan M’Daning (thanx ya mba atas pinjaman printer dan
komputernya jangan kapok ya minjemin penulis…) thanx ya udah jadi mba yang
baek dan mau mendengarkan keluh kesah penulis selama ini, penulis minta maaf
kalo sering merepotkan dan terkadang menjengkelkan. Tetap jadi saudaraku yang
terbaek ya walaupun kita udah pada lulus…OK!!!
15.
Buat keluarga Pak Sugito dan Pak Agus yang telah membant u penulis selama
berada di Pundong dalam rangka KKP dan masyarakat Pundong, Bantul.
16.
Buat M’Heny than ya mba udah membantu penulis waktu mengambil data dan
mau memperkenalkan daerah-daerah di Yogyakarta yang belum pernah penulis
tahu sebelumnya dan thanx juga udah mau dengerin cerita-cerita penulis.
17.
Buat keluarga besar kost Puri Agung Lestari (PAL) thanx buat teman-teman
kostku, kalian adalah keluarga keduaku selama di Jogja karena kita sama-sama
jauh dari orang tua. Buat M’Marsih, Pak’e thanx ya udah ngejaga kami anak-anak
kost dan buat Fajar thanx udah menghibur penulis selama penulis kost di PAL
walaupun kadang suka rewel tapi tetap aja menghibur.
xiii
yang baik dan teman selama penulis kost di PAL ayo cepat diselesaikan kuliahnya
biar cepat tamatnya jangan terlalu sibuk ma Fredy.
19.
Buat K’Dita thanx ya Ka’karena udah membantu penulis selama ini dan mau
memberikan solusi waktu penulis ada masalah dan juga penulis mengucapkan
terima kasih karena penulis diperbolehkan ngeprint skripsi waktu penulis
megalami trouble dalam hal ngeprint. Ayo ka’cepetan diselesaikan skripsinya
udah lama nih…jangan ditunda-tunda lagi.
20.
Buat teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya selama ini.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan masukan dan saran dari pembaca yang berguna bagi penyempurnaan
skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.
Yogyakarta, November 2006
xiv
Halaman
HALAMAN JUDUL ………...
i
HALAMAN PENGESAHAN ………...
ii
HALAMAN KEASLIAN KARYA ……… iii
HALAMAN MOTTO ……….
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………..
v
ABSTRAK ……… vi
ABSTRACT ...
vii
KATA PENGANTAR ………. viii
DAFTAR ISI ………...
xiii
DAFTAR TABEL ……….. xvi
DAFTAR GRAFIK ………. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii
BAB I
PENDAHULUAN ………
1
A.
Latar Belakang Masalah ……….
1
B.
Rumusan Masalah ………...
5
C.
Batasan Masalah ………..
5
D.
Tujuan penelitian ………....
5
E.
Manfaat Penelitian ……… 6
xv
B.
Saham ……….
9
C.
Pemecahan Saham (
Stock Split
) ……….
10
1. Pengertian Pemecahan Saham ……….
10
2. Teori Pemecahan Saham ………..
11
3. Jenis-jenis Pemecahan Saham ………..
13
4. Alasan Pemecahan Saham ………
15
D.
Tingkat Keuntungan Tidak Normal (
Abnormal Return
)….
17
E.
Aktivitas Volume Perdagangan (
Trading Volume Activity
)
22
F.
Studi Peristiwa (
Event Study
) ……….
23
G.
Review Penelitian Terdahulu ……….
24
H.
Hipotesis ……….
27
BAB III
METODA PENELITIAN …….………..
29
A.
Jenis Penelitian ………..
29
B.
Populasi dan Sampel ………..
29
C.
Subjek dan Objek Penelitian ………..
30
D.
Tempat dan Waktu Penelitian ……… 30
E.
Periode Pengamatan ………..
31
F.
Teknik Pengumpulan Data ………
31
G.
Data yang Diperlukan ………
32
xvi
2. Pengujian Hipotesis II ……….
39
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………
43
A.
Bursa Efek Jakarta ……….
43
B.
Data Perusahaan ………
44
BAB V
ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN ………... 61
A.
Deskripsi Data ………
61
B.
Analisis Data ……….. 63
C.
Pembahasan ……… 73
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN……… 78
A.
Kesimpulan ………. 78
B.
Keterbatasan Penelitian ……….. 78
C.
Saran ……… 79
xvii
Halaman
Tabel
1.
Nama perusahaan yang menjadi sampel ………...
62
Tabel
2.
Hasil perhitungan Rata-rata
Abnormal Return
, Kesalahan
xviii
Grafik 1.
Rata-rata
Abnormal Return
………
65
xix
Lampiran
1. Harga Saham
Lampiran
2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Lampiran
3. Return Saham Individual
Lampiran
4. Return Indeks Pasar
Lampiran
5.
Abnormal Return
dan Rata-rata
Abnormal Return
Lampiran
6. Tabel T
Lampiran
7. Jumlah Saham yang Beredar
Lampiran
8. Jumlah Saham yang Diperdagangkan
Lampiran
9. TVA dan Rata-rata TVA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar Modal adalah salah satu kekuatan bagi perusahaan untuk
memobilisasi dana masyarakat, di samp ing itu pasar modal juga menjadi
alternatif bagi perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan. Pasar Modal
adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri baik oleh
pemerintah maupun perusahaan swasta. Instrumen keuangan yang dimaksud
adalah sekuritas. Sekuritas adalah selembar kertas yang menunjukkan hak
pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dan prospek atau kekayaan
lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut.
Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi aktivitas
keuangan, memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan
oleh masyarakat sebagai media alternatif investasi dan penghimpunan dana.
Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas
untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana
( lender ) ke pihak yang memerlukan dana ( borrower ). Sedangkan fungsi
keuangan pasar modal adalah menyediakan dana yang diperlukan oleh para
borrowers dan para lenders tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan
Selain memiliki fungsi ekonomi dan keuangan, pasar modal juga
mempunyai beberapa daya tarik bagi lenders maupun borrowers. Adapun
daya tarik pasar modal tersebut, antara lain adalah ( Suad Husnan, 1998 : 4-5) :
1. Pasar modal diharapka n mampu menjadi alternatif penghimpun dana
selain sistem perbankan.
2. Pasar Modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan
investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka.
Dengan adanya pasar modal, memungkinkan para pemodal unt uk
melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio ( yaitu gabungan
dari berbagai investasi ) sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung
dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan.
Selain kedua aspek yang menjadi daya tarik tersebut, faktor lain yang
mempengaruhi permintaan maupun penawaran adalah harga saham. Bila
harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaan akan
saham tersebut akan berkurang. Hukum permintaan dan penawaran kembali
akan berlaku dan sebagai konsekuensinya harga saham yang tinggi tersebut
akan menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru. Cara yang
dilakukan oleh emiten untuk mempertahankan agar sahamnya berada dalam
rentang perdagangan yang optimal, adalah dengan melakukan pemecahan
saham (stock split), sehingga diharapkan daya tarik investor meningkat
terutama untuk investor kecil( Ewijaya, 1999 : 54 ).
Meskipun secara teoritis pemecahan saham (stock split) ini tidak
pengambilan keputusan para investor, namun karena manajer memiliki tujuan
tertentu dalam melakukan pemecahan saham, maka informa si tersebut dapat
digunakan sebagai pertimbangan bagi para investor dalam mengambil
keputusan. Sebagian besar manajer perusahaan yang melak ukan pemecahan
saham akan mengembalikan harga saham pada kisaran perdagangan yang
selanjutnya dapat meningkatkan daya tarik investor untuk memiliki saham
tersebut sehingga membuat saham lebih likuid untuk
diperdagangkan( Marwata, 2001 : 152 ).
Laba merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja perusahaan
semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi kinerja
perusahaan tersebut. Apabila perusahaan memiliki kemampuan memperoleh
laba yang semakin baik atau meningkat maka akan mengakibatka n para
investor tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut,
sehingga harga saham perusahaan yang bersangkutan akan semakin meningkat.
Saham yang harganya terlalu tinggi akan menyebabkan likuiditas perdagangan
saham tersebut menurun atau dengan kata lain investor kurang tertarik pada
saham yang terlalu mahal. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan
pemecahan saham, untuk menurunkan nilai nominal sekaligus harga saham.
Nilai perdagangan mencerminkan volume perdagangan saham serta
harga saham. Semakin tinggi volume perdagangan dan harga saham, maka
semakin besar nilai perdagangan yang bisa dicapai. Apabila nilai perdagangan
terlalu besar dan tidak diikuti oleh kenaikan volume yang signifikan berarti
untuk menginvestasikan dananya dan likuiditas perdagangan saham tersebut
akan semakin menurun. Perubahan harga saham merupakan perubahan yang
meningkat. Apabila harga saham suatu perusahaan terus meningkat akan
menyebabkan likuiditas saham yang bersangkutan menurun, upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan melakukan pemecahan
saham (stock split).
Kebijakan pemecahan saham yang merupakan bagian dari peristiwa
ekonomi, ekonomi lingkungan mikro yang pada akhirnya juga menuntut
reaksi dari para pelaku pasar akibat fluktuasi harga dan volume perdagangan
di pasar modal. Pemecahan saham (stock split) itu sendiri sebenarnya
merupakan peristiwa (event) yang dipublikasikan. Sedangkan studi yang
mempelajari reaksi pasar akibat suatu peristiwa yang informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman disebut studi peristiwa (event
study). Studi ini juga akan meneliti apakah pengumuman pemecahan saham
(stock split) dapat berpengaruh terhadap keputusan investasi pada periode
sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham (stock split) yang
dicerminkan dari Abnormal Return.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mengambil judul
penelitian “Pengaruh Pengumuman Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengumuman pemecahan saham ( stock split ) mempengaruhi
abnormal return ?
2. Apakah ada perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading
Volume Activity)sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan sa ham
(stock split)?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas
yaitu pemecahan saham yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
pemecahan saham naik (split up) karena di Indonesia belum pernah ada kasus
pemecaha n saham turun (split down), pemecahan saham dilakukan oleh
perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002, 2003 dan 2004.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
pengumuman pemecahan saham (stock split) berpengaruh terhadap
Abnormal Return dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata -rata
aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan bagi
investor dalam proses pengambilan keputusan investasi atas saham yang
dimiliki oleh perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split)
yaitu apakah tindakannya untuk memecah saham mendapat respon positif
dari pasar dan mempengaruhi terhadap prospek perusahaan ke depan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan mampu menambah
wacana bagi pengembangan ilmu dan penelitian bidang keuangan
khususnya pasar modal.
3. Bagi Penulis
Kegiatan penelitian merupakan salah satu penerapan teori yang diperoleh
selama kuliah terutama mengenai teori portfolio dan analisis sekuritas.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan mengenai hasil kajian pustaka
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan
data dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menyajikan pengertian Bursa Efek Jakarta, sejarah
Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan perkembangan Bursa Efek
Jakarta (BEJ).
BAB V ANALISIS DATA
Dalam bab ini disajikan deskripsi data, pengujian hipotesis,
serta pembahasan-pembahasannya.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Dalam bab ini disajikan kes impulan dari analisa data, saran
berdasarkan hasil analisis data, dan keterbatasan hasil
BAB II
LANDASAN TEORI
A Pasar Modal
1. Menurut Suad Husnan (1998 : 3)
Pasar Modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan
(sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk
hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public
authorities, maupun perusahaan swasta.
2. Menurut Sunariah (2003 : 3)
Pasar Modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di
dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di
bidang keuangan serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
3. Pasar Modal secara umum yang dikutip oleh Hardanti (2002 : 87)
Pasar Modal adalah merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal.
Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit
dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, semua yang
diperdagangkan dalam bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka
B Saham
Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perseroan terbatas (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001:5). Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Berdasarkan hak kepemilikannya yaitu hak tagih atau klaim, saham
dapat dibagi menjadi 2 jenis (Darmadji dan Fakhruddin, 2001 : 6) :
1. Saham biasa
Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling
yunior dalam pembagian dividen dan hak harta kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham preferen
Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara saham dan obligasi,
baik saham preferen maupun saham biasa memiliki kepemilikan ekuitas
dan diterbitkan tanpa jatuh tempo, sama halnya dengan obligasi yang
memperoleh penghasilan bunga secara tetap saham preferen juga
memperoleh dividen secara tetap, saham preferen juga mendapat prioritas
C Pemecahan saham (stock split)
1. Pengertian pemecahan saham (stock split)
Berikut ini adalah pengertian pemecahan saham dari berbagai sumber :
a. Halim dan Sarwoko (1995)
Pemecahan saham adalah perubahan jumlah lembar saham yang beredar
atas saham biasa yang diperoleh dari pengurangan atau penambahan
secara proporsional dari nilai saham biasa tersebut.
b. Menurut Jogiyanto (2003 : 415 )
Pemecahan saham(stock split) adalah memecah selembar saham menjadi
n lembar saham. Harga saham baru setelah pemecahan saham adalah 1/n
dari harga sebelumnya. Pemecahan saham biasanya dilakukan pada saat
harga saham dinilai terlalu tinggi, sehingga akan mengurangi
kemampuan para investor untuk membelinya.
c. Menurut Sartono (1997)
Pemecahan saham adalah pemecahan nilai saham ke dalam nominal
yang leb ih kecil, sehingga jumlah lembar saham yang beredar meningkat.
d. Menurut Riyanto (1994)
Pemecahan saham adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi
jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal
e. Menurut Marwata (2001)
Pemecahan saham adalah memecah selembar saham menjadi n lembar
saham yang beredar, tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya
modal.
f. Menurut Khomsyiah dan Sulistyo (2001 : 388)
Pemecahan saham adalah perubahan nilai nominal per lembar saham dan
menambah jumlah lembar saham yang beredar sesuai dengan faktor
pemecahan.
2. Teori Tentang Pemecahan Saham
Pemecahan saham telah menjadi salah satu alat yang digunakan oleh
manajemen untuk membentuk harga pasar saham perusahaan, karena itu
tidaklah mengherankan banyak teori dan riset empiris yang dikembangkan
untuk membahas tentang praktek pemecahan saham di pasar modal.
Berbagai teori yang menjelaskan tentang motivasi pemecahan saham telah
muncul dalam literatur pemecahan saham. Dua teori utama yang
mendominasi literatur pemecahan saham adalah (Khomsyiah dan Sulistyo,
2001 : 389) :
a. Signaling Theory
Menurut teori ini, pemecahan saham (stock split) merupakan upaya
untuk memberikan sinyal yang informatif kepada investor mengenai
prospek perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat dikatakan
bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham memiliki kinerja
perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal bahwa
manajeme n memiliki informasi yang menguntungkan, ditunjukkan dengan
abnormal return yang positif di sekitar pengumuman pemecahan saham.
Ikenbery et al.(dikutip Khomsiyah dan Sulistyo, 2001: 390),
menjelaskan Signaling Theory pemecahan saham dengan menggunakan
penjelasan informasi asimetri. Manajemen memiliki informasi lebih
tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan pihak luar (investor).
Pemecahan saham merupakan upaya untuk menarik perhatian investor,
dengan memberi sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi bagus.
Berdasarkan Signaling Theory, kinerja perusahaan merupakan faktor yang
memotivasi perusahaan untuk melakukan keputusan pemecahan saham.
b. Trading Range Theory
Trading Range Theory menyatakan bahwa pemecahan saham (stock
split) akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini,
harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya
saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan saham, harga
saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor
yang mampu bertransaksi (Khomsiyah dan Sulistyo 2001 : 389).
Mc Nichols dan Dravid, 1990 (dikutip dalam Marwata 2001:153)
mendukung teori ini. Mereka menyatakan bahwa pemecahan saham
merupakan upaya manajemen untuk menata kembali harga saham pada
rentang tertentu. Dengan mengarahkan harga saham pada rentang tertentu,
perdagangan. Makin banyaknya partisipan pasar akan meningkatkan
likuiditas saham di bursa. Jadi menurut trading range theory, perusahaan
melakukan pemecahan saham karena memandang bahwa harga sahamnya
terlalu tinggi. Dengan kata lain, harga saham yang terlalu tinggi
merupakan pendorong bagi perusahaan untuk melakukan pemecahan
saham.
3. Jenis-jenis pemecahan saham
Menurut kenaikan nilai nominal atau jumlah lembar saham (Ewijaya dan
Indriantoro, 1999 : 56) pemecahan saham dapat dibedakan dalam dua bentuk
yaitu :
a. Pemecahan saham naik (split-up)
Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal saham per lembar
saham yang mengakibatkan be rtambahnya jumlah saham yang beredar,
misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3, dan 1:4.
Tujuannya adalah untuk menurunkan harga pasar saham per lembar
saham.
b. Pemecahan saham turun (split down atau reverse split)
Pemecahan saham turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar
saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar,misalnya pemecahan
saham turun dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1 dan 4:1. Tujuannya
Di Indonesia, para emiten sampai saat ini hanya melakukan pemecahan
saham naik (stock split-up ) dan belum pernah melakukan pemecahan
saham turun (stock split -down ).
McGough, 1993 (dikutip dalam Ewijaya dan Indriantoro,1999:55)
mengatakan bahwa pasar modal Amerika yang diwakili oleh New York
Stock Exchange (NYSE) juga mengatur kebijakan mengenai pemecahan
saham. NYSE membedakan pemecahan saham menjadi dua yaitu :
a. Pemecahan saham sebagian (partial stock split)
Pemecahan saham sebagian adalah tambahan distribusi saham beredar
sebesar 25 % atau lebih tetapi kurang dari 100 % dari jumlah saham
beredar yang lama.
b. Pemecahan saham penuh (full stock split)
Pemecahan saham penuh adalah tambahan distribusi saham yang beredar
sebesar 100 % atau lebih dari jumlah saham beredar yang lama.
Bagi sebagian pihak khususnya para emiten, pemecahan saham
diyakini dapat memberikan berbagai manfaat bagi mereka.
Manfaat pemecahan saham :
a. Menurunnya harga saham yang kemudian akan membantu meningkatkan
daya tarik investor.
b. Membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan.
c. Mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata -rata saham kepada
d. Mengubah para investor odd lot (investor yang membeli saham di bawah
500 lembar atau satu lot ) menjadi investor round lot (investor yang
membeli saham minimal 500 lembar).
4. Alasan pemecahan saham
Adapun alasan-alasan di balik pemecaha n saham menurut Jogiyanto
(2003 : 416) :
a. Supaya harga saham tidak terlalu tinggi, sehingga dengan harga saham
yang tidak terlalu tinggi akan meningkatkan likuiditas perdagangannya.
b. Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal yang positif karena
manajemen perusahaan akan menyampaikan prospek masa depan yang
baik dari perusahaan ke publik yang belum mengetahuinya. Alasan
sinyal ini didukung dengan kenyataannya bahwa perusahaan yang
melakukan stock split merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja
yang baik.
Sementara itu, menurut Abdul Halim dan Sarwoko (1995), alasan
mengapa suatu perusahaan melakukan pemecahan saham (stock split)
adalah :
a. Pengurangan harga pasar saham biasa
Tujuan utama pemecahan saham adalah mengurangi harga per lembar
saham. Dengan pengurangan harga, perusahaan itu mendorong lebih
banyak investor untuk membeli saham, sehingga dengan demikian
b. Indikasi pertumbuhan
Manajemen menggunakan stock split untuk memberitahu pasar bahwa
pertumbuhan tinggi telah dilanjutkan oleh masa depan perusahaan yang
baik. Saham dari perusahaan yang mempunyai pertumbuhan tinggi akan
terjual untuk beberapa ribu rupiah tiap lembarnya. Dengan demikian
stock split sering diambil sebagai sinyal yang positif dan mendorong
harga saham pada range yang dikehendaki (Brigham dan Gapenski,
1991 : 480 ).
Menurut Khomsiyah dan Sulistyo (2001 : 389) alasan perusahaan
melakukan pemecahan saham adalah adanya optimal range yang berkaitan
dengan likuiditas perdagangan saham dan menciptakan pasar yang lebih luas.
Menurut Scott, Martin, Patty, Keown (1999) seperti dikutip
Margaretha Harsono K (2004 : 74) alasan perusahaan melakukan pemecahan
saham adalah :
a. Agar harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan
jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan
saham.
b. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata -rata saham
kepada kisaran yang telah ditargetkan.
c. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa
peningkatan laba dan dividen kas.
Sementara itu menurut Fatmawati dan Asri (1999 : 106) seperti dikutip
adalah keinginan ma najemen perusahaan untuk meningkatkan likuiditas
perdagangan saham didukung oleh adanya pandangan bahwa perusahaan
yang melakukan pemecahan saham akan menambah daya tarik investor
akibat penurunan harga saham pada saat pemecahan saham.
D Tingkat Keuntungan Tidak Normal (Abnormal Return )
Studi peristiwa menganalisis abnormal return dari sekuritas yang
mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal return
atau excess return adalah kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi
terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (expected
return) atau return yang diharapkan.
Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara
return sesungguhnya yang terjadi (actual return) dengan return ekspektasi
(expected return), yang dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003 : 434 ) :
AR i,t = Ri,t - E ( Ri,t )
Dimana : ARi,t = abnormal return sekuritas ke- i pada peristiwa ke-t
Ri,t = return sesungguhnya sekuritas ke- i pada periode
peristiwa ke-t
E(Ri,t) = return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa
ke-t
Return adalah suatu indikator yang mengindikasikan tingkat
pengembalian suatu investasi setelah jangka waktu tertentu. Bila return suatu
investor akan cepat pula menikmati keuntungan atas modal yang ditanamkan,
minimal memperoleh kembali modal yang diinvestasikan. Return merupakan
hasil yang diperoleh dari suatu investasi.
Actual return atau return sesungguhnya merupakan return yang terjadi
pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sebelumnya dan dihitung
berdasarkan data historis. Dapat dinyatakan dengan :
Pi,t – Pi,t -1 Ri,t =
Pi,t-1
Keterangan : Ri,t = return yang terjadi untuk saham ke-i pada
periode peristiwa ke-t
Pi,t = harga saham sekarang
Pi,t-1 = harga saham sebelumnya
Expected return merupakan return yang harus diestimasi dan
diharapkan investor di masa ya ng akan datang. Kenyataan menghitung hasil
masa depan dan probabilitasnya merupakan hal yang tidak mudah dan bersifat
subyektif. Akibat perkiraan yang subyektif inilah, ketidakakuratan akan terjadi.
Untuk mengurangi ketidakakuratan ini, data historis dapat digunakan sebagai
dasar mengestimasi expected return.
Brown dan Warner mengestimasi expected return dengan
1. Model disesuaikan rata -rata ( mean-adjusted model)
Model ini menganggap bahwa expected return bernilai konstan yang sama
dengan rata-rata actual return sebelumnya selama periode estimasi. Dapat
dinyatakan dengan :
t2 ? Ri,t
j=t1 E(Ri,t) =
T
Notasi : E(Ri,t) = expected return sekuritas ke- i pada periode peristiwa
ke-t
Ri,j = actual return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-
j
T = lamanya periode estimasi
2. Model Pasar (market model)
Perhitungan expected return dengan model pasar ini dilakukan dengan dua
tahap yaitu : (a) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data
realisasi selama periode estimasi dan (b) menggunakan model ekspektasi
ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi
dengan persamaan sebagai berikut :
Ri,j = ai + ßi RM,j + e i,j
Keterangan : Ri,j = return realisasi saham ke-i pada periode estimasi
ke-j
ßi = koefisien slope yang merupakan beta dari saham
ke-i
RM,j = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j
e i,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode
estimasi ke-j
3. Model disesuaikan pasar (market-adjusted model )
Model ini dianggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi
return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.
Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode
estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang
diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
Elemen pasar yang digunakan sebagai pengukur beta adalah angka
indeks saham-saham yang di Indonesia dikenal sebagai Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). IHSG di Bursa Efek Jakarta meliputi pergerakan
harga-harga untuk harga-harga saham preferen dan harga-harga saham biasa. IHSG mencakup
semua saham yang tercatat yang sebagian besar aktif diperdagangkan. Dapat
dikatakan bahwa IHSG merupakan return pasar yang dapat menggambarkan
keadaan pasar. Angka IHSG adalah angka-angka yang menjadi ukuran situasi
pasar modal yang dapat digunakan untuk membandingkan peristiwa dan
Jika digunakan IHSG sebagai indeks pasar, maka return pasar untuk
waktu ke-j dapat dihitung yaitu sebesar :
IHSGj – IHSGj-1 RMj =
IHSGj-1
Keterangan : RMj = return indeks pasar pada periode estimasi
ke-j
IHSGj = Indeks Harga Saham Gabungan j
IHSGj-1 = Indeka Harga Saham Gabungan j-1
Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap
sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat (bersama-sama) dengan menguji
rata-rata abnormal return seluruh sekurita s untuk tiap-tiap hari di periode
peristiwa. Dapat dirumuskan sebagai berikut :
k ? ARit
i=1 ARt =
k
Keterangan : ARt = rata-rata return tidak normal (average
abnorm al return) pada hari ke-t
ARi,t = return tidak normal (abnormal return) untuk
saham ke- i pada hari ke-t
k = jumlah saham yang terpengaruh oleh
pengumuman sekuritas
Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa juga menggunakan
akumulasi return tidak normal atau Cummulative Abnormal Return (CAR),
periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas. Dapat dirumuskan sebagai
berikut :
t
ARTN i,t = ? RTNi,a a=t
Keterangan : ARTN i,t = akumulasi return tidak normal (cummulative
abnormal return) sekuritas i pada hari
ke-t
RTNi,a = return tidak normal untuk sekuritas ke-i pada
hari ke-a
E Aktivitas Volume Perdaganga n (Trading Volume Activity)
Trading Volume Activity (aktivitas volume perdagangan) menurut
Suryawijaya dan Setiawan (1998) merupakan suatu instrumen yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui
parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar. Menurut Bandi
dan Hartono (2000) volume perdagangan merupakan jumlah tindakan atau
pandangan investor individual. Sedangkan menurut Hastuti dan Sudibyo (1998)
aktivitas perdagangan saham yang merupakan gambaran likuiditas saham
dapat diketahui melalui volume perdagangan suatu saham dalam periode
tertentu. Volume perdagangan merupakan suatu fungsi peningkatan dari
perubahan harga absolut dimana harga merefleksikan tingkat informasi.
relatif (Relative Trading Volume Activity, TVA) yang dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :
? saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAi,t =
? saham perusahaan i yang beredar pada waktu t
Dimana :
TVAi,t = Trading Volume Activity perusahaan i pada waktu t
i = nama perusahaan sampel
t = waktu tertentu
F Studi Peristiwa (Event study)
Menurut Jogiyanto ( 2003 : 410 – 411) studi peristiwa (event study)
merupakan stud i yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
(event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event
study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information
content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji
efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk
setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan
informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika
pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas
Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai
perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan
abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang
mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada
pasar. Sebaliknya, jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi, maka
tidak memberikan abnormal return kepada pasar.
G Review Penelitian Terdahulu
Studi peristiwa telah banyak dilakukan dalam perkembangan pasar
modal dewasa ini, baik yang menggunakan faktor- faktor ekonomi maupun
faktor non ekonomi seperti politik, teknologi, dan sebagainya. Beberapa hasil
kajian studi peristiwa dalam lingkup ekonomi diantaranya, studi tentang
pemecahan saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Fama et al pada tahun 1969 (dikutip
oleh Julita, 2001 : 12), yang berhasil mendokumentasikan abnormal return
yang mengiringi pemecahan saham. Dengan menggunakan market model yang
sederhana, mereka mempelajari 940 pemecahan saham yang terjadi antara
tahun 1927 – 1959 selama 60 bulan yaitu 30 bulan sebelum dan 30 bulan
sesudah pemecahan saham. Mereka menemukan abnormal return positif
sebelum dilakukannya pemecahan saham tetapi tidak terjadi pada saat
pengumuman pemecahan saham dan hari-hari setelahnya.
Charest (1978) yang dikutip Julita (2001: 12) mengembangkan
harian dan mengamati tidak hanya hari pada waktu pemecahan saham
diusulkan oleh manajemen dan pada hari waktu pemecahan saham disetujui
oleh pemegang saham. Dia menemukan abnormal return hanya terjadi pada
hari setelah pemecahan saham diusulkan, tetapi secara umum pasar efisien
terhadap pemecahan saham.
Reilly dan Drzycimski (1981), yang dikutip Julita (2001:13), menguji
perubahan volume dan harga saham harian untuk per iode 15 hari sebelum
hingga 20 hari setelah pengumuman pemecahan saham menggunakan 10
saham yang dipilih secara random yang melakukan pemecahan saham dengan
split factor 2:1 setiap tahun dari 1969 sampai 1975. Mereka menemukan
bahwa investor yang membeli saham perusahaan yang melakukan pemecahan
saham akan memperoleh abnormal return segera setelah pengumuman
pemecahan saham. Namun pada banyak investor, biaya transaksi normal akan
mengeliminasi profit ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Johnson (1969), Bar dan Brown (1977),
yang dikutip Ewijaya dan Indriantoro (1999:54), membuktikan bahwa
pengumuman pemecahan saham akan memberikan reaksi positif terhadap
harga saham dan biasanya harga saham akan mengalami kenaikan yang cukup
signifikan (berpengaruh).
Di Indonesia penelitian serupa telah dilakukan oleh Ewijaya dan
Indriantoro (1999), mereka melakukan penelitian mengenai pengaruh
pemecahan saham terhadap perubahan harga saham. Menggunakan sampel
ditemukan bahwa pemecahan saham berpengaruh negatif signifikan terhadap
perubahan harga saham relatif. Mereka juga menemukan bahwa 4,5 bulan
setelah pemecahan saham, harga saham akan menurun.
Vianey Jago (2002) melakukan penelitian mengenai abnormal return
akibat peristiwa pemecahan saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
peristiwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap
abnormal return yang diterima investor dan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa
pemecahan saham.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Indarwati (2001) yang meneliti
reaksi pasar modal Indonesia terhadap pengumuman pemecahan saham
menggunakan parameter abnormal return dan trading volume activ ity. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pasar modal tidak bereaksi dengan adanya
pengumuman pemecahan saham yang ditandai dengan tidak signifikannya
seluruh abnormal return yang dihasilkan serta tidak terdapat perbedaan antara
total aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan
saham.
Beberapa penelitian sebelumnya yang dikutip oleh Marwata (2001:153)
yaitu penelitian Copeland yang menemukan bahwa setelah pemecahan saham
berakibat likuiditas saham mengalami penurunan yaitu volume perda gangan
menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya, biaya transaksinya meningkat.
Hasil penelitian dari Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999)
ini menunjukkan terjadinya penurunan likuiditas saham seperti yang
dikemukakan Copeland.
Sementara itu hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Indah
Kurniawati (2003) pada likuiditas saham menunjukkan bahwa terjadi
perbedaan volume perdagangan tetapi tidak signifikan pada saat sebelum dan
setelah pemecahan saham. Kenaikan volume perdagangan tersebut
dikarenakan investor round lot lebih banyak dan investor kecil bertambah.
H Hipotesis
Hipotesis seringkali digunakan untuk mengambil keputusan.
Hipotesis harus diuji berdasarkan data penelitian agar keputusan yang diambil
tidak keliru. Dalam penelitian ini, hipotesis dirumuskan untuk menjawab
rumusan masalah pada bab I adalah sebagai berikut :
1. HO = Pengumuman pemecahan saham (stock split) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap abnormal return
HA = Pengumuman pemecahan saham (stock split) berpengaruh
2. HO = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata -rata
aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity)
sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham (stock
split)
HA = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas
volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan
BAB III
METOD E PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris dengan
melakukan studi peristiwa (event study) terhadap perusahaan-perusahaan yang
listed dan melakukan pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman (Jogiyanto, 2003 : 410 – 411).
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek penelitian yang
karakteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada periode
pengamatan tahun 2002-2004.
Sampel adalah himpunan objek pengamatan yang dipilih dari populasi.
Pemilihan sampel yang dilakukan yaitu secara purposive sampling. Purposive
Sampling adalah pemilihan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria
tertentu (Jogiyanto, 2004 : 79). Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan
menggunakan beberapa kriteria yaitu :
1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode
2. Perusahaan melakukan kegiatan pemecahan saham (stock split) selama
periode 2002-2004.
3. Sampel saham perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split)
dipilih saham yang aktif diperdagangkan.
4. Perusahaan yang melakukan pengumuman stock split sedang tidak
melakukan kegiatan yang lain pada saat yang bersamaan.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah emiten yang listed di Bursa Efek Jakarta pada
periode tahun 2002 sampai dengan 2004.
2. Objek Penelitian
Objek yang diamati dalam penelitian ini yaitu semua perusahaan yang
terdaftar (listed) di Bursa Efek Jakarta serta melakukan pemecahan saham
selama tahun 2002 sampai dengan tahun 2004.
D. Tempat dan Waktu Pene litian
1. Tempat penelitian ini dilaksanakan di pojok Bursa Efek Jakarta yang ada di
Yogyakarta.
E. Periode pengamatan
1. Penelitian ini berbentuk studi peristiwa (event study), sehingga periode
pengamatan yang digunakan yaitu :
Periode kejadian (event period)
Periode kejadian atau peristiwa disebut juga jendela peristiwa (event
window) atau periode pengamatan di sekitar kejadian atau event.
2. Periode kejadian selama 21 hari, yaitu 10 hari sebelum event, 10 hari
sesudah event dan saat event terjadi.
3. Gambar Periode kejadian
Periode kejadian
t-10 t0 t+10
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan cara dokumentasi yaitu mengumpulkan,
mencatat, mendokumentasikan data-data yang dibutuhkan. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh di Bursa Efek Jakarta maupun
sumber-sumber lain. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk
sudah jadi atau dalam bentuk publikasi dan sudah dik umpulkan serta diolah
G. Data Yang Diperlukan
Penelitian ini menggunakan data sekunder . Data yang diperlukan terdiri
dari :
a. Data tanggal dan nama perusahaan yang melakukan pemecahan saham
(stock split) selama periode 2002-2004.
b. Harga saham harian perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock
split) selama periode 2002 sampai dengan 2004.
Data informasi ini digunakan untuk menghitung return saham individual
selama periode seputar tanggal pemecahan saham.
c. Data harian harga indeks pasar, yang diwakili dengan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) harian selama periode tahun 2002-2004. Data ini
digunakan untuk menghitung besarnya abnormal return. Perhitungan
abnormal return dilakukan dengan melihat apakah pemodal memperoleh
return tidak normal positif maupun negatif dengan adanya pengumuman
pemecahan saham (stock split).
d. Data yang berkaitan dengan aktivitas volume perdagangan di pasar modal.
Data yang dibutuhkan adalah data volume saham yang diperdagangkan
dan jumlah saham perusahaan yang beredar sebelum dan sesudah
H. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengumuman pemecahan
saham (stock split).
2. Variabel dependen
a. Variabel dependen dalam pe nelitian ini adalah tingkat keuntungan tidak
normal (abnormal return). Abnormal return digunakan untuk melihat
apakah pemodal memperoleh return tidak normal positif maupun negatif
dengan adanya pemecahan saham.
b. Aktivitas volume perdagangan (Teori Volume Activity)
Digunakan untuk melihat besarnya aktivitas volume perdagangan yang
terjadi di pasar modal saham-saham yang melakukan pemecahan saham.
I. Teknik Analisis Data
Pengujian Hipotesis I
Langkah-langkah dalam pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Analisis data
Langkah- langkah yang digunakan dalam analisis data adalah sebagai
berikut :
a. Menghitung return saham sesungguhnya (actual return)
Return saham sesungguhnya (actual return) dihitung dengan rumus
Pi,t – Pi,t -1 Ri,t =
Pi,t-1
Keterangan : Ri,t = return yang terjadi untuk saham ke-i pada
periode peristiwa ke-t
Pi,t = harga saham sekarang
Pi,t-1 = harga saham sebelumnya
b. Menghitung return pasar sekitar tanggal pengumuman pemecahan saham
(stock split)
Return pasar dihitung dengan rumus sebagai berikut (Jogiyanto, 2003 :
440) :
IHSGj – IHSGj-1 RMj =
IHSGj-1
Keterangan : RMj = return indeks pasar pada periode estimasi
ke-j
IHSGj = Indeks Harga Saham Gabungan j
IHSGj-1 = Indeka Harga Saham Gabungan j-1
c. Menghitung return yang diharapkan (expected return) E(Ri) untuk setiap
saham yang diamati. Rumus yang digunakan :
E(Ri) = Rm
d. Menghitung abnormal return untuk tiap-tiap saham yang diamati
Abnormal return dihitung dengan rumus :
Keterangan : ARi,t = Abnormal return saham ke-i pada periode
peristiwa ke-t
Ri,t = Actual return untuk saham ke-i pada periode
peristiwa ke-t
E(Ri,t) = Expected return saham ke-i untuk periode
peristiwa ke-t
e. Menghitung rata-rata abnormal return seluruh saham pada waktu tertentu
Setelah menghitung abnormal return, langkah selanjutnya yaitu
menghitung rata-rata abnormal return seluruh saham pada waktu tertentu
dengan rumus :
k ? ARit
i=1 ARt =
k
Keterangan : ARt = rata-rata return tidak normal (average
abnormal return) pada hari ke-t
ARi,t = return tidak normal (abnormal return) untuk
saham ke- i pada hari ke-t
k = jumlah saham yang terpengaruh oleh
pengumuman sekuritas
f. Melakukan pengujian statistik
Pengujian statistik terhadap return tidak normal mempunyai tujuan
untuk melihat signifikansi return tidak normal yang ada di periode
peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return
kabar baik dan negatif untuk kabar buruk). Pengujian statistik terhadap
abnormal return menggunakan pengujian-t (t-test).
Menurut Jogiyanto (2003 : 454), pengujian statistik terhadap
abnormal return dengan t-test dapat dilakukan dengan 3 cara berikut, yaitu:
1. Berdasarkan rata -rata return periode estimasi
Cara ini berdasarkan deviasi standar return-return selama periode esti
masi dengan nilai standar yang digunakan adalah nilai rata -rata
returnnya.
2. Berdasarkan prediksi return periode estimasi
Cara ini berdasarkan deviasi standar return-return selama periode
estimasi dengan nilai standar yang digunakan adalah nilai prediksi
returnnya.
3. Secara cross-section
Cara ini berdasarkan deviasi standar return-return hari ke-t secara
cross section selama periode peristiwa.
Pengujian dengan menggunakan cara pertama dan kedua
membutuhkan periode estimasi, sehingga hanya dapat diterapkan untuk
model pasar (market model) dan model disesuaikan rata -rata (mean
adjusted model). Perbedaan antara kedua pengujian ini yaitu dalam
menghitung Kesalahan Standar Estimasi (KSE), terletak pada standar yang
digunakan dalam mengukur penyimpangan return-returnnya selama
nilai rata-rata returnnya. Sedangkan untuk cara kedua, nilai standar yang
digunakan adalah nilai estimasi atau prediksi return-nya.
Pengujian dengan cara ketiga yaitu secara cross section sangat cocok
untuk model disesuaikan pasar (market adjusted model) karena model ini
tidak membutuhkan periode estimasi .
Dalam penelitian ini, pengujian statistik terhadap abnormal return
dilakukan secara cross section untuk setiap hari di periode peristiwa. Cara
ini, menghitung Kesalahan Standar Estimasi (KSE) langsung di periode
peristiwa karena tidak menggunakan periode estimasi. KSE dapat dihitung
dengan rumus berikut :
KSEt =
(
)
(
k)
k RTN RTN k i t it 1 1 1 2 • − −∑
= Notasi :RTNi,t = return tidak normal sekuritas ke-i pada hari ke-t di periode
peristiwa
RTNt = rata -rata return tidak normal (average abnormal return)
pada hari ke-t
KSEt = kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di periode
peristiwa
k = jumlah saham yang diamati
g. Mencari nilai t- hitung dengan rumus sebagai berikut :
RTNt t-hitung =
Keterangan :
RTNt = rata-rata abnormal return sekur itas untuk hari ke-t di periode
peristiwa
KSEt = kesalahan standar estimasiuntuk hari ke-t di periode peristiwa
2. Pengujian hipotesis
Langkah- langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan hipotesis
HO : Pengumuman pemecahan saham (stock split) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap abnormal return
HA : Pengumuman pemecahan saham (stock split) berpengaruh secara
signifikan terhadap abnormal return
b. Menentukan level of significance (a)
Level of significance yang dipakai dalam penelitian ini sebesar 5 %, level
of confidence sebesar 95% dan degree of freedom n-1.
c. Menentukan t-tabel
t-tabel ditentukan dengan menggunakan dasar a dan degree of freedom n-1.
d. Menentukan kriteria pengujian hipotesis
HO diterima jika : - ttabel = thit = ttabel
HO ditolak jika : thit < -ttabel atau thit > ttabel
e. Mengambil keputusan
HO diterima apabila – t (a/2, n-1) < t-hitung < t(a/2, n-1)
f. Menarik kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengujian ini adalah jika Ho diterima,
maka pengumuman pemecahan saham (stock split) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap abnormal return. Jika Ho ditolak, maka
pengumuman pemecahan saham (stock split) berpengaruh secara
signifikan terhadap abnormal return.
Pengujian hipotesis II
1. Menghitung aktivitas volume perdagangan saham i pada periode t
? saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAi,t =
? saham perusahaan i yang beredar pada waktu t
Dimana :
TVAi,t = Trading Volume Activity perusahaan i pada waktu t
i = nama perusahaan sampel
t = waktu tertentu
2. Menghitung rata -rata aktivitas volume perdagangan seluruh saham pada
waktu tertentu
TVAi,t T VAt =
n
Keterangan :
TVAt = rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume
Activity) saham sesungguhnya pada saat t
TVAi,t = Trading Volume Activity saham i pada saat t
3. Menghitung rata-rata aktivitas volume perdagangan seluruh saham
? TVAbefore
TVAbefore =
n
? TVAafter
TVAafter = n
Dimana :
TVAbefore = rata-rata TVA sebelum adanya pengumuman stock
split
TVAafter = rata-rata TVA sesudah adanya pengumuman stock
split
TVAbefore = TVA sesungguhnya sebe lum adanya pengumuman
stock split
TVAafter = TVA sesungguhnya sesudah adanya pengumuman
stock split
n = jumlah saham yang diamati
4. Menghitung standar deviasi rata-rata aktivitas volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham.
? (TVA - TVAbefore) σ before =
n – 1
? (TVA - TVAafter) σ after =
Dimana :
TVA = TVA sesungguhnya saham i
TVAbefore = TVA sesungguhnya sebelum adanya pengumuman stock
split
TVAafter = TVA sesungguhnya sesudah adanya pengumuman stock
split
σ before = deviasi rata-rata TVA sebelum ada pengumuman stock
split
σ after = deviasi rata-rata TVA sesudah ada pengumuman stock
split
n = jumlah saham yang diamati
5. Membuat formula uji hipotesis
HO : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas
volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan
sesudah pengumuman pemecahan saham (stock split)
HA : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata -rata aktivitas
volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan
sesudah pengumuman pemecahan saham (stock split)
6. Menentukan kriteria pengujian hipotesis
HO diterima jika : - ttabel = thit = ttabel
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Ho diterima, jika – t(0,025)≤ thitung ≤ t(0,025)
Ho ditolak, jika thitung < - t(0,025) atau thitung > t(0,025)
7. Mencari nila i t- hitung dengan rumus :
TVAafter - TVAbefore t =
n before
after 2
2 σ
σ +
8. Mencari nilai t-tabel
t-tabel ditentukan dengan menggunakan dasar a dan degree of freedom n-1.
9. Mengambil keputusan sesuai dengan kriteria yang dihasilkan pada pengujian
hipotesis.
10.Menarik kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengujian ini adalah jika Ho diterima,
maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas
volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan sesudah
pengumuman pemecahan saham (stock split). Jika Ho ditolak, maka
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas volume
perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan sesudah
pengumuman pemecahan saham (stock split).
Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0 Daerah Penerimaan H0
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Bursa Efek Jakarta
Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat
memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya
mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan
juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk
menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di
Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah
kolonial Belanda, Bursa Efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat
pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutupselama periode Perang Dunia pertama
dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah
kolonial juga mengoperasikan Bursa Paraler di Surabaya dan Semarang.
Namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh
tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan
memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham kemudian
berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun
Pada tahun 1977 bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen
Keuangan, kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai
meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan
pasar finansial dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Saham diswastanisasi menjadi PT
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastanisasi bursa saham menjasi PT BEJ ini
mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM).
Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei
1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah
sistem perdagangan otomasi yang menggantikan sistem perdagangan manual.
Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi
yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan tranparan
dibanding sistem perdagangan manual.
B. Data Perusahaan
Berikut ini data perusahaan mengenai nama perusahaan, kode saham,
bidang bisnis dan susunan pemegang saham :
1. PT. Berlian Laju Tanker
Kode Saham : BLTA
Bisnis : Transportation
Susunan Pemegang Saham : PT. Berlian Laju Tanker 6 %
Public 49 %
Sejarah singkat :
PT. Berlian Laju Tanker Tbk merupakan perusahaan leader yang bergerak
dalam bidang operator muatan zat cair dengan kapasitas yang besar
termasuk minyak mentah dan minyak tanah, minyak pelumas, zat kimia, gas
cair, minyak sayur dan lemak hewan, sirop gula dan aspal.
2. PT. Voksel Electric
Kode Saham : VOKS
Bisnis : Cables
Susunan Pemegang Saham : Agus Gunawan 6,78 %
PT. Tunas Sugih Lestari 12,12 %
SHOWA ELECTRIC WIRE & CABLE
CO LTD 14,01 %
Public 67,09 %
Sejarah Singkat :
PT. Voksel Electric Tbk adalah salah satu perusahaan manufaktur yang
memproduksi kabel di Indonesia. Dengan dukungan Showa (Jepang),
perusahaan ini telah mendiversifikasi produknya termasuk kabel yang
dilapisi (enameled wire), kabel berkekuatan XLPE, kabel telekomunikasi
3. PT. Jaka Artha Graha
Kode Saham : JAKA
Bisnis : Real estate, Developer and Contractor
Susunan Pemegang Saham : PT. Duamitra Sukses Sentosa 68,54 %
Public 31,46 %
Sejarah Singkat :
PT. Jaka Artha Graha Tbk.